ME AS I AM (Saya Sebagaimana Saya)
ME AS I AM (Saya Sebagaimana Saya)
ME AS I AM (Saya Sebagaimana Saya)
Cantumkan link tautan dan tanggal akses artikel untuk mengutip artikel ini sebagai referensi
Konsep "Me As I Am" merepresentasikan gagasan tentang diri yang autentik, realistis,
dan sejati, sebuah konstruk yang telah lama menjadi fokus penelitian dalam psikologi,
filosofi, dan studi spiritualitas. Premis fundamental dari konsep ini adalah bahwa
dari entitas transenden atau Tuhan, mengakui keterbatasan intrinsik manusia dalam
mencapai pengetahuan diri yang sepenuhnya objektif dan lengkap (Leary & Tangney,
introspeksi, menyoroti kompleksitas dan fluiditas identitas manusia yang sering kali
luput dari pengamatan diri yang superfisial. Studi terkini oleh Sedikides dan
faktor situasional yang berfluktuasi, menunjukkan sifat konstruksi diri yang dinamis
antropologi budaya, dan studi teologis untuk memahami nuansa dan implikasi dari
tahapan yang dipengaruhi oleh pengalaman relasional dan umpan balik lingkungan,
membentuk fondasi bagi konsepsi "diri yang sejati". Penelitian neurobiologis terkini
oleh Damasio dan Carvalho (2021) mengungkapkan peran krusial dari integrasi
persepsi diri yang koheren, menyoroti basis neural dari pengalaman subjektif tentang
"diri". Dalam konteks spiritual, Al-Ghazali, filsuf dan teolog Muslim abad ke-11, telah
lama menekankan konsep ma'rifat al-nafs (pengetahuan diri) sebagai jalan menuju
pemahaman yang lebih dalam tentang Tuhan dan realitas ultimate, sebuah perspektif
yang masih relevan dalam diskursus spiritual kontemporer (Al-Attas, 2019). Studi
menunjukkan pengaruh signifikan dari cara pandang kultural dan religius terhadap
pemahaman diri.
spektrum yang luas dari perilaku introspektif hingga ekspresi diri yang autentik. Pada
2
tingkat individual, praktik mindfulness dan meditasi telah terbukti efektif dalam
meningkatkan kesadaran diri dan kongruensi antara perilaku eksternal dan nilai-nilai
internal (Kabat-Zinn, 2013). Penelitian longitudinal oleh Widodo dan Prakasa (2023)
di kalangan profesional muda Indonesia menunjukkan bahwa praktik refleksi diri yang
ketidakpastian tentang "diri sejati". Dalam konteks relasional, konsep "Me As I Am"
sering termanifestasi dalam upaya untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara lebih
autentik, meskipun Goffman (1959) telah lama berargumen bahwa presentasi diri
antara ekspresi "diri sejati" dan tuntutan norma sosial, mengilustrasikan kompleksitas
aplikasi "Me As I Am" dalam konteks kultural yang menekankan kohesi kolektif.
Am" sangat beragam dan terkadang paradoksal. Di satu sisi, autentisitas dan
kepuasan hidup, dan kualitas hubungan interpersonal (Wood et al., 2008). Namun,
penelitian terbaru oleh Chen dan Johnson (2022) menunjukkan bahwa pencarian
pemahaman diri yang sempurna mungkin tidak tercapai. Dalam konteks profesional,
studi oleh Prasetyo et al. (2024) mengungkapkan bahwa individu yang mampu
tingkat kepuasan kerja dan kreativitas yang lebih tinggi, namun juga menghadapi
3
tantangan dalam menyeimbangkan autentisitas dengan tuntutan organisasional. Lebih
lanjut, eksplorasi diri yang mendalam dapat membawa individu pada konfrontasi
dengan aspek-aspek diri yang sebelumnya tidak disadari atau ditekan, sebuah proses
yang Jung (1969) sebut sebagai individuasi, yang meskipun berpotensi transformatif,
al., 2012). Sementara itu, tradisi spiritual seperti Sufisme dalam Islam menekankan
praktik muhasabah (introspeksi diri) sebagai jalan menuju pemahaman diri yang lebih
dalam, sebuah pendekatan yang telah diadaptasi dalam konteks psikoterapi modern
antara "Me As I Am" dengan isu-isu kontemporer seperti identitas digital, kecerdasan
tentang diri dan autentisitas. Akhirnya, pengembangan metodologi riset yang lebih
sensitif terhadap pengalaman subjektif dan variasi kultural dalam konsepsi diri sangat
diperlukan untuk memperdalam pemahaman kita tentang "Me As I Am" dalam konteks
dan ekspresi "Me As I Am" dalam kehidupan sehari-hari tetap menjadi sumber
knowledge menjadi sangat krusial. Dengan demikian, "Me As I Am" bukan hanya
sebuah konsep statis, melainkan sebuah proses dinamis dari penemuan diri yang
berkelanjutan, sebuah dialog internal dan eksternal yang membentuk esensi dari
pengalaman manusia.
5
DAFTAR PUSTAKA
Chen, L., & Johnson, A. (2022). The dark side of authenticity: Examining the relationship
between obsessive self-reflection and psychological well-being. Journal of Personality and
Social Psychology, 122(3), 456-472.
Damasio, A., & Carvalho, G. B. (2021). The nature of feelings: Evolutionary and
neurobiological origins. Nature Reviews Neuroscience, 22(8), 465-480.
Hayes, S. C., Strosahl, K. D., & Wilson, K. G. (2012). Acceptance and commitment
therapy: The process and practice of mindful change (2nd ed.). Guilford Press.
Jung, C. G. (1969). The archetypes and the collective unconscious (2nd ed.). Princeton
University Press.
Kabat-Zinn, J. (2013). Full catastrophe living: Using the wisdom of your body and mind to
face stress, pain, and illness. Bantam.
Keshavarzi, H., & Haque, A. (2013). Outlining a psychotherapy model for enhancing
Muslim mental health within an Islamic context. International Journal for the Psychology of
Religion, 23(3), 230-249.
Leary, M. R., & Tangney, J. P. (Eds.). (2012). Handbook of self and identity (2nd ed.).
Guilford Press.
Prasetyo, Y. A., Widodo, A., & Suharto, S. (2024). Integrating authenticity in professional
roles: A mixed-methods study of Indonesian knowledge workers. Asian Journal of Social
Psychology, 27(1), 78-95.
6
Rahman, F. Z., Kusuma, A. E., & Hartono, R. (2022). Comparative analysis of self-concept
across spiritual traditions in Indonesia. International Journal of Transpersonal Studies, 41(2),
123-142.
Sedikides, C., & Skowronski, J. J. (2020). In search of the true self. Perspectives on
Psychological Science, 15(3), 273-291.
Widodo, A., & Prakasa, G. (2023). The impact of consistent self-reflection practices on
psychological well-being: A longitudinal study among young Indonesian professionals.
Journal of Positive Psychology, 18(4), 512-528.
Wood, A. M., Linley, P. A., Maltby, J., Baliousis, M., & Joseph, S. (2008). The authentic
personality: A theoretical and empirical conceptualization and the development of the
Authenticity Scale. Journal of Counseling Psychology, 55(3), 385-399.