Proposal Skripsi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 30

PROPOSAL SKRIPSI

STUDI SUMUR RESAPAN PADA DRAINASE JALAN


DALAM UPAYA PELESTARIAN KESTABILAN AIR TANAH
DI WILAYAH 15A IRING MULYO METRO TIMUR KOTA METRO

OLEH
MUHAMAD DESMAWAN
NPM. 10510496

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
2012

KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah tuhan semesta alam yang
maha pengasih lagi maha penyayang, puji syukur penulis
penjatkan atas rahmat-Nya dan atas segala karunia-Nya, yang
karena semua nikmat yang Dia berikan sehingga penulis mampu
menyelesaikan penulisan proposal skripsi ini. Dan juga shalawat
beserta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi agung
Muhammad
penyusun

SAW,

yang

mengenal

atas

agama

perjuangannyalah
sempurna,

sehingga

agama

yang

mengajarkan keseimbangan, agama yang begitu indah, adil,


bukan agama yang mengadili.
Penulisan Proposal Skripsi ini adalah salah satu bagian dari persyaratan
untuk menyelesaikan tugas akhir dalam bentuk penulisan skripsi, adapun judul
dari proposal skripsi ini adalah Studi sumur resapan pada drainase
jalan dalam upaya pelestarian kestabilan air tanah di wilayah
15A Iring Mulyo Metro Timur Kota Metro.
Penulis

mengucapkan

terima

kasih

kepada

rektor

Universitas

Muhammadiyah Metro selaku pembimbing I dan Dekan serta Kajur dan dewan
dosen selaku Pembimbing II yang senantiasa memberikan bimbingan dan
pengarahan. Serta kepada ayah dan bunda serta kerabat dan sahabat yang selalu
memberikan doa dan dukungan dalam menyelesaikan studi.
Kritik dan saran penulis harapkan guna perbaikan proposal skripsi ini. Dan
hanya kepada Allah SWT penulis memohon taufik dan hidayah-Nya. Akhirnya
semoga apa yang penulis buat ini bermanfaat, Aammiin.
Metro, 04 Mei 2012
Penulis
Muhamad Desmawan
NPM. 10510498

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Air merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi manusia dan mahkluk
hidup lainnya (Danang Endarto. 2009). Kebutuhan terhadap sumber daya air
tidak akan bisa digantikan oleh sumber daya alam lainnya. Semisal bagi manusia
dalam setiap perjalanan hidupnya dari zaman Nabi Adam hingga saat ini
menunjukkan dengan jelas bahwa peran air seperti untuk mandi, minum tidak
akan pernah bisa digantikan oleh yang lain, begitupun pula pada hewan. Hal ini
menunjukkan peran air yang sangatlah vital bagi kita sebagai makhluk hidup.
Air tanah yang dikeluarkan dari dalam bumi pada dasarnya
sama saja dengan pengeluaran bahan/material berharga yang
lain seperti : mineral, emas, batu bara, minyak atau gas. Air
biasanya mempunyai batasan yang istimewa, yaitu sebagai
sumber daya alam yang dapat diperbaharui. Tetapi jika ditinjau
secara qualitas air termasuk ke dalam sumber daya alam yang mudah tercemar.
Hal ini yang mengakibatkan jumlah volume air yang dapat dimanfaatkan manusia
semakin sedikit. Sehingga pemikiran awal bahwa air merupakan
sumberdaya alam yang dapat diperbaharui ini perlu kiranya
untuk dikoreksi. Karena sebenarnya anggapan ini hanya dapat
berlaku jika terdapat keseimbangan diantara imbuhan air
dengan exploitasi didalam kawasan tangkapan/tadahan air.

Di Indonesia pertumbuhan penduduk, ekonomi, maupun


industri telah menyebabkan peningkatan kebutuhan terhadap
pemukiman dan kawasan industri. Hal tersebut mengakibatkan
terjadinya perubahan fungsi penggunaan lahan, khususnya alih
fungsi lahan kehutanan. Pada tahun 2011, jumlah lahan kritis
semakin meningkat dengan bertambahnya pengalihan fungsi
lahan hutan menjadi lahan pemukiman sehingga penutupan
lahan berkurang dan hutan gundul (Anonim. 2007). Proses
pembangunan kawasan perkotaan dan perumahan sungguh
merupakan hal yang kontradiksi jika ditinjau dari ketersediaan
air tanah dan peningkatan puncak limpasan air permukaan.
Perubahan ini disebabkan oleh terjadinya penurunan imbuhan
air tanah dan pertambahan pengeluaran air dari dalam tanah,
sehingga mengganggu keseimbangan sistem hidrologi air bawah
permukaan, dan menghasilkan penurunan paras air tanah.
Dinegara

yang

telah

maju,

peningkatan

kuantitas

penduduk tidak mengganggu ketersediaan air tanah, hal ini


disebabkan oleh beralihnya atau ditinggalkannya sumur-sumur
individu dan ditukar atau berganti kepada sumur umum dalam
yang disediakan oleh instansi tertentu seperti PDAM atau
semacamnya yang merupakan bagian dari pemerintah local
setempat. Hal ini bertolak belakang dengan kondisi yang terjadi
di Indonesia, karena kecenderungan apabila jumlah penduduk

makin bertambah, maka jumlah sumur-sumur yang dibuat oleh


individu pun makin banyak.
Wilayah Indonesia yang terletak di garis khatulistiwa yang
mendapat cahaya matahari secara tetap setiap tahunnya hanya
memiliki dua tipe musim yaitu musim penghujan dan kemarau.
Dominasi

kedua

musim

tersebut

sangat

mempengaruhi

ketersediaan air, namun dampak negatif dari semua itu adalah


merosotnya

kualitas

lingkungan

yang

akhirnya

dapat

mengakibatkan kekurangan air bersih ketika musim kemarau


dan meningkatnya aliran permukaan pada saat musim hujan.
Penerapan teknologi tepat guna saat ini diharapkan dapat
membantu

memecahkan

masalah

sistem

ini

dengan

mengantisipasi tingkat pemulihan lahan kritis yang memerlukan


waktu relatif panjang selama 25 tahun (Marbun. 2008) dan
keadaan iklim indonesia yang terletak di iklim tropika dimana
tiap tahun terjadi musim kemarau dan musim hujan dengan
curah hujan tiap tahun sebesar 100-340 mm sehingga banjir
akan terus terjadi tiap tahun (Atmakusuma. 2009).
Banyak manfaat apabila air tanah di lingkungan kita
melimpah. Persediaan air tanah kita juga akan melimpah,
sehingga pada waktu musim kemarau manusia tidak perlu
khawatir akan kekurangan pasokan air. Dengan cara membuat
sumur resapan dapat banyak mengambil banyak keuntungan.

Sekarang tinggal bagaimana manusia mengambil langkah untuk


dapat selalu dapat menikmati air yang merupakan kebutuhan
pokok manusia.
Menurut Departemen Kehutanan (1995), manfaat yang
dapat diperoleh dengan pembuatan sumur resapan air antara
lain: (1) mengurangi aliran permukaan dan mencegah terjadinya
genangan air, sehingga memperkecil kemungkinan terjadinya
banjir dan erosi; (2) mempertahankan tinggi muka air tanah dan
menambah persediaan air tanah mengurangi atau menahan
terjadinya intrusi air laut bagi daerah yang berdekatan dengan
wilayah pantai mencegah penurunan atau amblasan lahan
sebagai

akibat

pengambilan

air

tanah

yang

berlebihan

mengurangi konsentrasi pencemaran air tanah.


Sumur resapan air ini berfungsi untuk menambah atau
meninggikan
mencegah

air

tanah,

instrusi

air

mengurangi
laut,

dan

genangan

air

banjir,

melestarikan

serta

menyelamatkan sumberdaya air untuk jangka panjang (Pasaribu.


1999). Dimana hal tersebut tidak bisa dilakukan hanya sekedar
dengan memanfaatkan Drainase. Sebagaimana yang disebutkan
oleh Dr. Ir. Suripin, M. Eng. (2004; 7) Drainase adalah suatu
sistem mengalirkan, menguras, membuang, atau mengalihkan
air. Secara umum, drainase didefinisikan sebagai serangkaian
bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi dan/atau

membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan,


sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal. Drainase juga
diartikan sebagai suatu cara pembuangan kelebihan air yang
tidak

diinginkan

pada

suatu

daerah,

serta

cara-cara

penanggulangan akibat yang ditimbulkan oleh kelebihan air


tersebut. Atau secara seerhana penulis sebut bahwa drainase
merupakan jalan utama bagi air (air limpasan).
Oleh

karena

itu,

pembuatan

sumur

resapan

perlu

dilakukan terutama pada pembangunan gedung, perumahan


maupun pertokoan. Manfaat yang dirasakan dari sumur resapan
bisa menjadi budaya Indonesia.
Pada umumnya masyarakat Metro dalam pemenuhan
kebutuhan air bersih masih bersumber pada sumur dangkal,
sumur pompa biasa, dan pompa listrik. Sedangkan pemenuhan
kebutuhan air bersih oleh PDAM yaitu PDAM Way Irang pada
tahun 2001 sebesar 29% dari jumlah penduduk Kota Metro, dan
itupun hanya berpusat pada wilayah pusat kota metro.

Tabel 1.1. Data Kebutuhan Air Bersih di Kota Metro (Dinas PU


Metro: 2005)
Jumlah
Penduduk
(Jiwa)
118.448

Kapasitas
Produksi Eksisting
Lt/dt

Lt/hr

50

43.20.00

Kebutuha
n Ideal
Kota
Sedang
100

Kebutuha
n Total
(Lt/Org/hr)

Selisih
(Lt/hr)

11.844.80

7.524.80

Sedangkan untuk Wilayah 15A Iring Mulyo Metro Timur kebutuhan akan
air bersih ditopang oleh adanya sumur dangkal yaitu berkisar 75% dari total
kebutuhan warga. Wilayah 15A Iring Mulyo Kota Metro ini merupakan lokasi
pusat pendidikan di Kota Metro. Hal ini menjadikan lokasi tersebut sebagai
wilayah yang padat huni dikarnakan banyaknya pelajar dan mahasiswa yang
berasal dari luar wilayah metro. Sehingga dapat dipastikan di wilayah ini
khususnya lokasi-lokasi asrama maupun kos-kosan menjadi begitu tinggi.
Banyaknya

pembangunan

konstruksi

pendukung

pendidikan serta meningkatnya jumlah bangunan tinggal yang


mengubah fungsi lahan perkebunan menjadikan volume air
limpasan permukaan meningkat sedangkan volume pengeluaran
air tanah semakin tinggi akibat wilayah tersebut merupakan
wilayah padat huni. Maka, dapat dipastikan volume air tanah
semakin menurun, kejadian seperti ini bukan hanya terdapat di
satu wilayah di Indonesia sebagaimana penelitian yang telah
dilakukan oleh Syampadzi Nurroh diwilayah Jakarta Barat yang
menyimpulkan:
Pembuatan sumur resapan merupakan solusi yang tepat
untuk pencegahan banjir di daerah yang resapan air sedikit
khususnya di Jakarta Barat, karena pemulihan lahan kritis
memerlukan waktu yang relatif lama untuk daerah tangkapan air.
Akan tetapi partisipasi masyarakat terhadap pembuatan sumur

resapan dirumah sendiri belum antusias walaupun manfaat dari


sumur resapan efektif untuk pencegahan banjir dan membantu
ketersediaan

air

pada

musim

kemarau.

Sehingga

dengan

kegiatan ini masyarakat dapat merasakan secara langsung


manfaat dari sumur resapan dan menjadikan sumur resapan
sebagai
Pengaruh

budaya
sumur

keluarga
resapan

Indonesia.
terhadap

(Syampadzi
sistem

Nurroh.

hidrologi

dan

aplikasinya terhadap pemukiman di jakarta barat. 2009)


Sehingga, hal ini menjadi hal yang menarik bagi penulis untuk melakukan
penelitian mengenai Sumur Resapan pada Drainase jalan di wilayah 15A Iring
Mulyo Metro Timur Kota Metro sebagai upaya pelestarian Sumber Daya Air.
Penempatan sumur resapan pada drainase diambil mengingat fungsi drainase
sebagai jalan utama bagi air limpasan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah penulis mengajukan rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Apa pengaruh sumur resapan pada drainase jalan terhadap kelestarian air?;
2. Faktor apa saja yang mempengaruhi kestabilan air tanah?;
3. Dimana lokasi yang tepat untuk sumur resapan di wilayah 15A Iring
mulyo Metro Timur ?;
4. Bagaimana desain sumur Resapan yang ideal bagi wilayah metro
khususnya wilayah 15A Iring Mulyo Metro Timur ?;
5. Berapa jumlah sumur resapan yang tepat untuk setiap meter persegi
wilayah yang mengalami alih fungsi diwilayah 15A Iring Mulyo Metro
Timur?.
C. Tujuan penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:


1. Diketahuinya pengaruh sumur resapan terhadap qualitas sumur resapan.
2. Diketahuinya faktor-faktor yang mempengaruhi kestabilan air tanah di
wilayah 15A Iring Mulyo Metro timur.
3. Diketahuinya lokasi serta desain sumur resapan yang ideal untuk wilayah
15A Iring Mulyo Kota Metro.
4. Diketahuinya hubungan antara luas wilayah yang mengalami alih fungsi
dengan jumlah sumur resapan.
D. Manfaat penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Berguna sebagai pengembangan khasanah ilmu pengetahuan. Terutama
yang berkaitan dengan teknik sipil.
2. Berguna sebagai solusi dari permasalahan masyarakat Kota Metro
terhadap ketersediaan Air bersih yang terganggu oleh upaya pembangunan
kota dan kawasan pemukiman khususnya di wilayah 15A Iring Mulyo
Metro timur Kota Metro.
5. Memperkenalkan teknologi sumur resapan terhadap masyarakat yang
akhirnya mampu meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya
melestarikan Sumber Daya Air.
6. Untuk Meningkatkan kualitas dan kuantitas air tanah di wilayah 15A Iring
Mulyo Metro timur Kota Metro yaitu dalam upaya memberikan salah satu
solusi dalam pelestarian Sumber Daya Air tanah.
7. Berguna bagi penulis sebagai seorang calon Sarjana Teknik Sipil yang
tentunya akan berhadapan dengan pembangunan infrastruktur didalam
masyarakat. Bahwa pembangunan infrastruktur-infrastruktur harus tetap
memikirkan upaya menjaga kestabilan dari Sumber Daya Alam.
E. Ruang Lingkup

Studi sumur resapan pada drainase jalan dalam upaya


pelestarian kestabilan air tanah ini di laksanakan di wilayah 15A
Iring Mulyo Metro Timur Kota Metro. Yang akan dilaksanakan
pada tanggal 30 Juni 2012 15 Juli 2012. Studi ini dilaksanakan
oleh Penulis serta di bantu oleh beberapa Dosen Pembimbing.
Penelitian

ini

perlu

dilakukan

karena

mengingat

keadaan

quantitas dan qualitas air tanah di wilayah 15A Iring Multo Kota
Metro yang terlihat berkurang. Penelitian dilakukan dengan cara
pelaksanaan survey dan pembuatan solusi dari permasalahan air
tanah yaitu dengan pembuatan

sumur resapan pada drainase

jalan.
F. Asumsi dan Keterbatasan Penelitian
Penulis mengasumsikan bahwa konstruksi bangunan diwilayah metro
tidak memberikan celah pada tanah sebagai jalan masuknya air kedalam tanah dan
diasumsikan drainase air dari pemukiman berpusat pada drainase jalan. Sehingga
penulis membatasi penelitian yaitu sebagai berikut:
a. Perhitungan jumlah volume air limpasan hanya akibat bangunan
konstruksi. Yaitu berupa bangunan sekolah, pemukiman, perkantoran, dan
jalan di wilayah 15A Iring Mulyo Metro timur Kota Metro.
b. Perhitungan air limpasan yang merupakan air imbuhan akibat terjadinya
hujan.

BAB II
STUDI PUSTAKA
A. UMUM
Siklus hidrologi adalah proses perputaran air, dari air
menguap menjadi awan, dan apabila sudah mencapai titik jenuh
awan tersebut akan jatuh dalam bentuk air hujan begitu
seterusnya (Danang Endarto, Geografi 1:2009, Hal 159). Dalam
siklus hidrologi air mengalami perubahan bentuk. Berbagai
perubahan bentuk air dalam siklus hidrologi diuraikan sebagai
berikut.
1. Proses penguapan air permukaan, seperti air laut, sungai,
danau, sawah, dan air yang terkandung dalam tumbuhan
menguap

karena

terkena

sinar

matahari.

Proses

penguapan tersebut disebut dengan evaporasi, di mana


dalam proses ini terjadi perubahan bentuk air dari cair
menjadi uap air atau awan.
2. Uap air dari hasil penguapan pada ketinggian tertentu
berubah menjadi awan dan ada yang terbawa angin naik
ke pegunungan, karena pengaruh udara dingin air berubah
menjadi awan. Dalam proses ini terjadi perubahan bentuk
air dari cair menjadi gas (uap) dan berubah lagi menjadi
embun bahkan menjadi kristal-kristal es (benda padat).
3. Awan sampai pada suhu dan ketinggian tertentu akhirnya
jatuh ke bumi dalam bentuk hujan. Dalam proses ini air

yang berbentuk padat (kristal es) jatuh ke permukaan bumi


menjadi air. Air hujan yang jatuh di permukaan bumi ada
yang mengalir di permukaan tanah (mengalir ke sungai,
danau, dan laut) dan ada pula yang meresap ke dalam
tanah yang menjadi air tanah. Air yang berada di
permukaan tanah akan menguap lagi menjadi uap air dan
awan, kemudian
4. Turun menjadi hujan, begitu seterusnya. Untuk lebih
jelasnya perhatikan gambar siklus hidrologi berikut ini.

Gambar 2.1 :Siklus Hidrologi (Sumber: Danang Endarto, Geografi 1 untuk SMA,
2009:160)
Dari gambar dan penjelasan siklus hidrologi diatas dapat
disimpulkan bahwa bertambahnya jumlah bangunan beton yang
ada dipermukaan bumi membuat keadaan air tanah tidak
seimbang antara pengeluaran dan pemasukan sedangkan jumlah
air limpasan di permukaan tanah akan semakin meningkat. Hal

tersebut yang akhirnya membuat banjir menjadi tradisi disetiap


tahunnya.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah lalu yang dilakukan
oleh

Syampadzi

Nurroh

diwilayah

Jakarta

Barat

yang

menyimpulkan:
Pembuatan sumur resapan merupakan solusi yang tepat
untuk pencegahan banjir di daerah yang resapan air sedikit
khususnya di Jakarta Barat, karena pemulihan lahan kritis
memerlukan waktu yang relatif lama untuk daerah tangkapan air.
Akan tetapi partisipasi masyarakat terhadap pembuatan sumur
resapan dirumah sendiri belum antusias walaupun manfaat dari
sumur resapan efektif untuk pencegahan banjir dan membantu
ketersediaan

air

pada

musim

kemarau.

Sehingga

dengan

kegiatan ini masyarakat dapat merasakan secara langsung


manfaat dari sumur resapan dan menjadikan sumur resapan
sebagai
Pengaruh

budaya
sumur

keluarga
resapan

Indonesia.
terhadap

(Syampadzi
sistem

Nurroh.

hidrologi

dan

aplikasinya terhadap pemukiman di jakarta barat: 2009)


Sumur resapan secara istilah memiliki pengertian yaitu
sumur atau lubang pada permukaan tanah yang dibuat untuk
menampung air hujan agar dapat meresap ke dalam tanah. Susmur resapan
merupakan kebalikan dari sumur air minum. Sumur resapan berfungsi
memasukkan air kedalam tanah, sedangkan sumur air minum berfungsi untuk

menaikkan air tanah ke permukaan (Kusnaedi, Sumur Resapan, Penebar Swadaya:


2011. Hal 6)
Sedangkan drainase adalah suatu sistem mengalirkan, menguras,
membuang, atau mengalihkan air (Dr. Ir. Suripin, M. Eng: 2004). Secara umum,
drainase didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk
mengurangi dan/atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan,
sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal.
Sehingga pembuatan Sumur Resapan yang terletak pada Drainase jalan
dianggap sebagai suatu ide yang ideal. Dimana disebutkan diatas fungsi drainase
adalah mengalirkan, membuang, atau mengalihkan air sedangkan fungsi sumur
resapan adalah memasukkan air kedalam tanah, maka dapat disimpulkan bahwa
pengertian sumur resapan pada drainase jalan adalah mengalirkan, membuang,
atau mengalihkan air kedalam permukaan tanah sehingga mampu menstabilkan
keadaan air tanah.
B. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pembuatan sumur
resapan.
Dalam perencanaan pembuatan sumur resapan perlu dipertimbangkan
faktor iklim, kondisi air tanah, kondisi tanah, tata guna lahan, dan kondisi sosial
ekonomi masyarakat.
1. Faktor Iklim
Iklim

merupakan

faktor

yang

perlu

dipertimbangkan

dalam

perencanaan sumur resapan. Faktor yang perlu mendapat perhatian adalah

besarnya curah hujan. Semakin besar curah hujan disuatu wilayah berarti
semakin besar atau banyak sumur resapan yang diperlukan. Besarnya curah
hujan dapat dibedakan menjadi tiga kelas, yaitu curah hujan rendah (<1.500
mm/tahun), curah hujan sedang (1.500-2.500 mm/tahun), dan curah hujan
tinggi (>2.500 mm/tahun) (Kusnaedi, Sumur Resapan, Penebar Swadaya:
2011. Hal 21). Dan pada wilayah 15A Iring mulyo Kota metro memiliki
intensitas curah hujan 2.264-2.868 mm (BPS Metro, Metro In Figure: 2011).
2. Kondisi air tanah
Pada kondisi permukaan air tanah yang dalam, sumur resapan perlu
dibuat secara besar-besaran karena tanah benar-benar memerlukan suplai air
melalui sumur resapan. Sebaliknya, pada lahan yang muka airnya dangkal,
sumur resapan ini kurang efektif dan tidak akan berfungsi dengan baik
terutama pada daerah rawa dan pasang surut.
Tabel 2.1 Jumlah sumur resapan yang harus dibuat berdasarkan kondisi
permeabilitas dan luas bidang tanah (Kusnaedi, Sumur Resapan,
Penebar Swadaya: 2011. Hal 21).
N
o

Luas Bidang
Tadah (m2)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

20
30
40
50
60
70
80
90
100
200

Permeabilitas
sedang
80 cm 140 cm
1
1
2
1
2
1
2
1
3
1
3
2
3
2
4
2
8
3

Jumlah Sumur (buah)


Permeabilitas
Permeabilitas
agak sedang
cepat
80cm 140 cm 80 cm 140 cm
1
1
1
1
1
1
2
1
1
2
1
1
2
1
2
1
2
1
2
1
4
2
3
2

11
12
13

300
12
5
400
15
6
500
19
8
Untuk kondisi air tanah diwilayah

7
3
5
2
9
4
6
3
11
5
7
4
metro termasuk kedalam kategori

sedang dikarnakan bukan merupakan daerah rawa dan juga tidak memiliki
permukaan air tanah yang dalam.
3. Kondisi Tanah
Kondisi tanah diwilayah metro bertekstur tanah lempung dan liat
berdebu (www.metrokota.go.id: diakses pada tanggal 20 Mei
2012). Kondisi tanha berpengaruh terhadap daya resap tanah
terhadap air hujan. Oleh karenanya konstruksi sumur resapan
harus mempertimbangkan sifat fisik tanah.
Tabel 2.2 Hubungan kecepatan infiltrasi dan tekstur tanah
(Sitanala Arsyad: 1976)
Tekstur tanah
Pasir berlempung
Lempung
Lempung berdebu
Lempung berliat
Liat
4. Tata guna lahan

Kecepatan infiltrasi
(mm/Jam)
25 - 50
12,5 - 25
7,5 - 15
0,5 2,5
<0,5

Kriteria
Sangat cepat
Cepat
Sedang
Lambat
Sangat lambat

Berdasarkan pengamatan penulis wilayah 15A Iring Mulyo Kota Metro


merupakan wilayah dengan kategori sedang dalam hal padat huni, namun
memiliki potensi pertambahan wilayah padat huni yang cukup tinggi. Hal ini
mempengaruhi persentase air yang meresap ke dalam tanha dengan aliran
permukaan. Karena pada tanah yang banyak tertutup beton bangunan, air
hujan yang mengalir pada permukaan tanah akan lebih besar dibandingkan

dengan air yang meresap kedalam tanah. Dengan demikian semakin tinggi
persentase wilayah huni maka semakin banyak jumlah sumur resapan yang
diperlukan.
Tabel 2.3 Perbedaan daya resap tanah pada berbagai kondisi permukaan tanah
(Fajar Hadi: 1979)
N
o
1

Tata guna tanah (Land Use)

Daerah hutan, pekarangan lebat, kebun,


ladang, berumput
2
Daerah taman kota
3
Jalan tanah
5
Daerah dengan bangunan terpencar
6
Daerah pemukiman agak padat
7
Daerah pemukiman padat
5. Kondisi sosial ekonomi masyarakat

Daya resap tanah terhadap


air hujan (%)
80-100
75-95
40-85
30-70
5-30
0-5

Perencanaan sumur resapan harus memperhatikan kondisi sosial


perekonomian masyarakat. Misalnya, pada kondisi perekonomian yang baik,
biaya untuk sumur resapan dapat dibebnkan kepada masyarakat dan
kontruksinya dapat dibuat dari bahan yang benar-benar kuat. Sebaliknya pada
kondisi sosial ekonomi masyarakat yang rendah, sumur resapan harus terbuat
dari bahan-bahan yang murah dan mudah didapat serta kontruksinya
sederhana. Selain itu, pendanaan sumur resapan pada daerah minim sebaiknya
beruapa bantuan dari pemerintah melalui proyek APBD dan APBN.
C. Faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih lokasi drainase yang
tepat untuk lokasi sumur Resapan
Drainase yang dipilih sebagai lokasi pembuatan sumur resapan hendaknya
memenuhi kriteria sebagai berikut:

1. Terletak di wilayah yang memiliki hunian penduduk terpadat diwilayah


tersebut, hal ini disebabkan agar manfaat sumur resapan dapat langsung
dirasakan oleh masyarakat;
2. Konstruksi drainase disekitarnya dalam kondisi baik, hal ini agar anggaran
dana dapat lebih efisien dikarnakan tidak perlu merenovasi drainase lagi;
3. Memiliki elevasi yang rendah, sehingga memungkinkan air terkumpul
pada lokasi tersebut.
D. Prinsip kerja Sumur Resapan
Prinsip kerja sumur resapan adalah menyalurkan dan menampung air
hujan kedalam lubang atau sumur agar air dapat memiliki waktu tinggal di
permukaan tanah, sehingga sedikit demi sedikit air dapat meresap kedalam tanah.
Dari prinsip kerja tersebut dapat diketahui bahwa tujuan utama dari sumur resapan
adalah memperbesar masuknya air kedalam akuifer tanah sebagai air resapan
(infiltrasi). Dengan demikian, air akan lebih banyak masuk kedalam tanah dan
sedikit yang mengalir sebagai aliran permukaan (run off).

Sumur
Resapan

Sumur
Resapan

Permukaan Tanah

Permukaan Tanah
2 rw
2 rw

Permukaan
Plazometri

Akuifer
Bebas

Permukaan
Plazometri

ro

ro

hw
ho

hw

Akuifer
Bebas

ho

Akuifer
Tertekan

Akuifer
Tertekan

Gambar 2.2 :Proses masuknya air kedalam akuifer bebas (Sumber:


http://architectaria.com/sistem-drainase-sumur-resapan-part-i.html. di download
tgl 25 April 2012)

Sumur
Resapan

Sumur
Resapan

Permukaan Tanah

Permukaan Tanah
2 rw
2 rw

Permukaan
Plazometri

Akuifer
Bebas

Permukaan
Plazometri

ro

ro

hw
ho

hw

Akuifer
Bebas

ho

Akuifer
Tertekan

Akuifer
Tertekan

Gambar 2.2 :Proses masuknya air kedalam akuifer bebas (Sumber:


http://architectaria.com/sistem-drainase-sumur-resapan-part-i.html. di download
tgl 25 April 2012)
Dari gambar 2.2 diatas berlaku persamaan sbb:
2

Q=

. K (hw ho )
ln (ro/ rw)

Sedangkan untuk gambar 2.3 berlaku persamaan:


Q=

. K (hwho)
ln(ro /rw )

Dimana :
Q = Debit Aliran
K = Koefisien Permeabilitas Tanah
rw = Jari-jari sumuran

ro = Jari-jari pengaruh aliran


ho = Tinggi muka air tanah
hw = Tinggi muka air setelah imbuhan
Semakin banyak air yang mengalir kedalam tanah berarti akan banyak
tersimpan air tanah dibawah permuakaan bumi. Air tersebutdapat dimanfaatkan
kembali melalui sumur-sumur atau mata air yang dapat dieksploitasi setiap saat.
Jumlah aliran permukaan akan menurun karena adanya sumur resapan.
Pengaruh positifnya bahaya banjir dapat dihindari karena terkumpulnya air
permukaan yang berlebihan disuatu tempat dapat dihindarkan.

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Penentuan Lokasi Penelitian
Penentuan drainase jalan yang digunakan dalam penelitian
ditentukan melalui survei wilayah, dengan ketentuan sebagai
berikut:
1. Lokasi drainase jalan harus berada di sekitar rumah warga,
hal ini agar fungsi dari sumur resapan pada drainase jalan
dapat langsung dirasakan oleh masyarakat.
2. Lokasi drainase harus merupakan titik kumpul aliran,
sehingga

sumur

resapan

pada

drainase

jalan

dapat

berfungsi secara maximal.


3. Lokasi drainase jalan memiliki kondisi struktur yang baik,
sehingga mampu meminimalis dana yang digunakan.
4. Lokasi drainase dipilih berdasarkan jalan dari rumah warga,
hal ini dikarnakan agar tidak mengganggu kebersihan dari
air tanah.
Berdasarkan ketentuan-ketentuan diatas, maka lokasi yang
dipilih untuk melakukan penelitian adalah jalan pada Gg. Terong
sepanjang 500 m kearah barat dimulai dari pertigaan dibarat
lapangan Kampus 15A Iring Mulyo Kota Metro.
B. Peralatan Penelitian
1. Alat pengukur debit air

Alat yang digunakan untuk mengukur debit air adalah


(.........................) seperti gambar dibawah ini.

Gambar 3.1 : Alat pengukur debit air (Sumber: Syampadzi


nurroh, Pengaruh Sumur Resapan terhadap Sistem Hidrologi dan
Aplikasinya terhadap Pemukiman di Jakarta Barat, Program
Kreatif Mahasiswa, 2009 )
Penggunaan alat ini berfungsi agar debit air dilokasi
tersebut dapat diketahui. Dikarenakan hal tersebut sangat
mempengaruhi design sumur resapannya.
2. Alat pengukur ketinggian air
Alat

yang

digunakan

adalah

(..............................)

dengan alat tersebut dapat diketahui ketinggian permukaan


plazionometri (permukaan air tanah).

Gambar 3.2 : Alat pengukur ketinggian air (Sumber: Syampadzi


nurroh, Pengaruh Sumur Resapan terhadap Sistem Hidrologi dan
Aplikasinya terhadap Pemukiman di Jakarta Barat, Program
Kreatif Mahasiswa, 2009 )
3. Alat pengukur curah hujan
Dengan alat (.........................) maka kita akan dapat
mengetahui

curah

hujan

dilokasi

tersebut.

Sehingga

pemodelan dari sumur resapan bisa ditentukan.

Gambar 3.3: Alat pengukur curah hujan (Sumber: Syampadzi


nurroh, Pengaruh Sumur Resapan terhadap Sistem Hidrologi dan
Aplikasinya terhadap Pemukiman di Jakarta Barat, Program
Kreatif Mahasiswa, 2009 )
C. Metode Pengambilan Data
1. Data Primer

Data primer yang dibutuhkan pada penelitian ini adalah


intensitas curah hujan, debit aliran air pemukaan, luas wilayah
alih fungsi, kedalaman permukaan air, panjang drainase jalan,
perhitungan volume air limpasan. Data-data primer tersebut
didapat melalui penelitian secara ilmiah dan juga dengan cara
mencari referensireferensi terkait.
2. Data Sekunder
Sedangkan data sekunder yang dibutuhkan dalam
penelitian

ini

adalah

persentase

jumlah

warga

yang

menggunakan sumur dangkal sebagai sumber air bersih,


manfaat dari sumur dangkal secara umum bagi masyarakat
15A Iring Mulyo Kota Metro, durasi rata-rata hujan yang terjadi
di wilayah 15A Iring Mulyo Kota Metro. Data ini diperoleh
melalui wawancara.
D. Pengolahan Data
Beberapa alat dan bahan yang digunakan pada pembuatan
sumur resapan ini antara lain:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

alat gali
global water
buis beton
tutup buis
bak kontrol
tutup bak kontrol

7.
8.

paralon
saringan

platporm
9.
ijuk
10.
batu kali.

11.

Prosedur kerja pada pembuatan sumur resapan

ini dilaksanakan harus memenuhi Persyaratan teknis pada


pembuatan sumur resapan ini, yaitu antara lain:
1. Perhitungan
wilayah

penentuan

15A

Iring

jumlah

Mulyo

Kota

sumur
Metro,

resapan
yaitu

pada

dengan

menghitung volume air limpasan dan dibagi dengan


kapasitas 1 sumur resapan pada jangka waktu tertentu.
2. Penentuan jarak antar sumur resapan ditentukan dengan
cara

panjang

drainase

jalan

dibagi

dengan

hasil

perhitungan pertama yaitu jumlah sumur resapan yang


dibutuhkan.
3. Sumur resapan air hujan dibuat pada lahan yang lulus air
dan tahan longsor, harus terbebas dari pencemaran
limbah, serta air yang masuk ke dalam sumur resapan
hanya air hujan melalui saluran drainase air hujan
4. Mempertimbangkan
aspek
hidrologi,
geologis

dan

hidrogeologi
5. Keadaan muka air tanah dengan kedalaman pada musim
penghujan
6. Permeabilitas yang diperkenankan 2-12,5 cm/jam
7. Penempatan Jarak terhadap tangki septik 2 m, resapan
tangki septik tank/cubluk/saluran air limbah 5 m, sumur air
bersih 2 m
8. Lokasi berada di sepanjang drainase jalan kanan kiri pada
ruas jalan Gg. Terong sepanjang 500 m kearah barat
dimulai dari pertigaan dibarat lapangan Kampus 15A Iring
Mulyo Kota Metro.

9. Kedalaman tanah 2,7 m dari permukaan tanah atau


minimal 1 m.
10.
Pembuatan sumur resapan

12.

13.

14.

Gambar 3.4 : Skematik sumur resapan


(Sumber: Dokumen penulis, 2012)
Variabel x didapat dari hasil perhitungan.

15.
E. Analisis Data
16.

Setelah pengolahan data selesai maka dilakukan

analisis perbandingan antara volume air limpasan pada saat


hujan sebelum dan sesudah pembuatan sumur resapan pada
drainase jalan, serta analisi pengaruh adanya sumur resapan
terhadap keadaan air tanah yang dilihat pada sumur-sumur
dangkal.
F. Pelaporan
17.

Tahapan ini dilakukan setelah tahapan pengolahan

data diatas dilaksanakan.


18.

19.
Mulai

20.
Survey 21.
lapangan dan penentuan lokasi penelitian

22.
23.
Perhitungan debit air, volume
24.air limpasan dan volume sumur resapan yang direncanakan

25.
26.
Pengolahan Data

27.

28. Analisis pengolahan data


29.
30.

Kesimpulan

31.
Selesai

32.
33.

Gambar 3.5: Bagan alur penelitian

Anda mungkin juga menyukai