Kelompok 4 Biologi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 5

1.

Pautan Gen
Pautan Gen merupakan keadaan dimana terdapat dua atau lebih
gen pada sebuah kromosom yang sama dan cenderung untuk
memisah secara bersama-sama. Jumlah pautan tergantung pada
jumlah pasangan kromosom dan panjang kromosom. Semakin banyak
gen yang berpautan mengakibatkan
keanekaragaman individu yang besar.
Contoh :
Jika terdapat dalam kondisi biasa, gen dan alel
yang terletak pada sepasang kromosom bergenotipe
AaBb akan memiliki gamet AB, Ab, aB dan ab.
Contohnya peristiwa pautan gen terdapat pada
Drosophila melanogaster (lalat buah).

2. Pindah Silang
Pindah silang merupakan peristiwa bertukarnya gen-gen suatu
kromatid dengan kromatid homolognya karena kromosom saling
melilit pada saat gametogenesis. Tempat persilangan dua kromatid
disebut kiasma. Gamet yang memiliki gen seperti induknya disebut
gamet tipe parental. Gamet yang memiliki gen yang berbeda dengan
induknya disebut rekombinan. Dalam pindah silang, keturunan yang
memiliki sifat seperti parental selalu lebih banyak dibandingkan
dengan keturunan tipe rekombinan.
Bentuk bivalen
induk

terjadi pindah silang

rekombinan

Contoh pindah silang terdapat pada persilangan lalat buah. Seekor


lalat buah jantan bermata merah-sayap normal (PPVV) disilangkan
dengan lalat buah betina bermata ungu-sayap keriput (ppvv).
Selanjutnya dilakukan uji silang (test cross) terhadap F1 betina
sehingga diperoleh keturunan berikut.
1) Lalat mata merah-sayap normal = 465
2) Lalat mata merah-sayap keriput = 52
3) Lalat mata ungu-sayap normal
= 55
4) Lalat mata ungu-sayap keriput
= 498
Lalat mata merah-sayap normal dan lalat mata ungu-sayap
keriput merupakan tipe parental. Sementara itu, lalat mata merahsayap keriput dan lalat mata ungu-sayap normal merupakan tipe
rekombinasi. Besarnya pindah silang (NPS) dapat dihitung dengan
menggunakan rumus berikut.
NPS= jumlah tipe rekombinasi x 100%
Jumlah total keturunan

= 55 + 52 x 100%
1.070
= 107 x 100%
1.070
= 10%
Jadi, kekuatan pindah silang (crossing over) antargen sebesar 10%.

3. Pautan seks ( Rangkai Kelamin)


Gen terpaut seks merupakan gen-gen yang terangkai pada
kromosom kelamin. Kromosom kelamin dibedakan atas kromosom X
dan kromosom Y. Peristiwa terdapatnya gen dalam kromosom kelamin
disebut terpaut seks. Gen-gennya disebut gen-gen terpaut seks. Oleh
karena kromosom X lebih panjang dari kromosom Y, jumlah gen-gen
yang terpaut kromosom X lebih banyak daripada gen-gen terpaut
kromosom Y.

a. Buta Warna

Buta warna disebabkan oleh gen resesif c yang terpaut pada


kromosom X. Pada perempuan kemungkinan genotipenya adalah
c c

C c

normal homozigot (X X ), normal heterozigot atau carrier (X X ),


c c

atau buta warna (X X ).


C

Pada laki-laki kemungkinannya adalah normal (X Y) atau buta


c

warna (X Y). Contoh bagan persilangannya adalah sebagai berikut


:
Bagan di bawah ini merupakan bagan perkawinan antara laki-laki
buta warna dan perempuan normal heterozigot (carrier).
P

Gamet
F1 :

C c

X X
(normal)
C c
X ,X

X Y
(buta warna)
c
X ,Y

C c

X X = perempuan normal heterozigot = 1 = 25%


c c

= 1 = 25%

= 1 = 25%

= 1 = 25%

X X = perempuan buta warna


X Y = laki-laki normal
X Y = laki-laki buta warna

b. Hemofilia

Hemofilia merupakan penyakit keturunan yang menyebabkan


darah sukar membeku saat terluka. Hemofilia disebabkan oleh
gen resesif h yang terpaut pada kromosom X. Pada perempuan
H H

kemungkinan adalah normal homozigot (X X ), normal


H h

h h

heterozigot atau carrier (X X ), atau hemofilia (X X ). Pada lakiH

laki kemungkinannya adalah normal (X Y) atau hemofilia (X Y).


Contoh bagan persilangannya adalah sebagai berikut :
Bagan di bawah ini merupakan bagan perkawinan antara laki-laki
hemofilia dengan perempuan normal.
P
Gamet

H H

:X X
(normal)
H
:X

X Y
(hemofilia)
h
X ,Y

H h

F1 : X X
H

X Y

= perempuan normal heterozigot = 1 = 50%


= laki-laki normal

= 1 = 50%

4. Golongan Darah pada Manusia


a). Golongan Darah Sistem ABO
Pada penggolongan darah sistem ABO, darah dibagi menjadi 4
golongan, yaitu A,B,AB,dan O.
1). Golongan darah A apabila dalam sel darah merahnya terdapat
antigen A. Adanya antigen tersebut dikendalikan oleh gen IA.
2). Golongan darah B apabila dalam sel darah merahnya terdapat
antigen B. Adanya antigen tersebut dikendalikan oleh gen IB.
3). Golongan darah A dan B apabila dalam sel darah merahnya
terdapat antigen A dan B, masing-masing kemunculannya dikendalikan
oleh gen IA dan IB.
4). Golongan darah O apabila dalam sel darah merahnya tidak
terdapat antigen A atau B. Keadaan ini timbal balik karena
o

dikendalikan oleh gen I yang bersifat sensitif, baik terhadap gen IA


maupun gen IB.
Fenotipe dan genotipe masing-masing golongan darah dapat
dilihat pada tabel di bawah ini.

Dengan memperhatikan tabel di atas maka dapat pula dibuat


tabel golongan darah orang tua, beserta golongan darah yang
mungkin dan golongan darah yang tidak mungkin pada anak-anaknya.

Contoh bagan persilangannya dapat dilihat pada bagan di


bawah ini. Bagan di bawah ini merupakan bagan perkawinan antara
suami yang bergolongan darah O dengan istri yang bergolongan darah
AB.
P
Genotipe
Gamet
F1

:
:
:
:

O
x
AB
O O
I I
IAIB
IO
IA dan IB
IAIO = golongan darah A = 50%
IBIO = golongan darah B = 50%

Jadi anak-anaknya memiliki kemungkinan sama untuk bergolongan


darah A atau bergolongan darah B.

b). Golongan Darah Sistem MN


Pada penggolongan darah sistem MN, darah dibagi menjadi 3
golongan, yaitu M,N,dan MN. Golongan darah ini terdiri dari dua
mn

buah alel, yaitu I I . genotipe dan fenotipe untuk masing-masing


golongan darah dapat dilohat pada tabel di bawah ini.

Contoh bagan persilangannya dapat dilihat pada bagan di


bawah ini.
Bagan di bawah ini merupakan bagan perkawinan antara suami
yang bergolongan darah N dengan istri yang bergolongan darah
MN.
P
: N
x
MN
N N
Genotipe : I I
IMIN
Gamet
: IN
IM dan IN
F1
: ININ = golongan darah N = 50%
IMIN = golongan darah MN = 50%
Jadi anak-anaknya memiliki kemungkinan sama untuk
bergolongan darah N atau bergolongan darah MN.

c). Golongan Darah Sistem Rh (Rhesus)

Ada dua macam rhesus, yaitu rhesus positif (mempunyai


faktor R dalam darah merah) dan rhesus negatif. Orang yang
mempunyai tipe golongan darah Rh+ (bergenotipe RR atau Rr)
mempunyai antigen Rh. Apabila darah orang tersebut di tes
dengan antiserum yang mengandung anti Rh, eritrositnya akan
menggumpal. Sementara itu, orangg yang mempunyai tipe
golongan darah Rh- (bergenotipe rr) tidak mempunyai antigen Rh
dalam eritrositnya. Eritrositnya tidak akan menggumpal jika
dilakukan tes antiserum anti Rh. Persentase penduduk Indonesia
yang mempunyai Rh+ lebih banyak dibandingkan yang ber Rh
negatif. Dalam plasma darah seseorang biasanya tidak terdapat
zat anti-Rh. Namun, pembentukan zat anti-Rh dapat dipicu oleh
faktor-faktor berikut.
1). Tranfusi darah dari orang yang mempunyai Rh+ kepada orang
yang mempunyai Rh-. Darah donor mengandung antigen-Rh
sehingga merangsang pembentukan anti-Rh dalam darah resipien.
2). Perkawinan antara perempuan Rh- dengan laki-laki Rh+. Hal
ini berdampak buruk pada janin tersebut. Darah janin yang
mengalir dalam tubuh ibunya melalui plasenta mengandung
antigen-Rh. Keadaan tersebut merangsang terbentuknya anti-Rh.
Selanjutnya, anti-Rh dalam darah ibu mengalir ke tubuh janin dan

mengakibatkan kerusakan sel darah merah. Biasanya janin


tersebut masih dapat diselamatkan hingga lahir. Pada kehamilan
kedua dan berikutnya, bayi Rh+ akan menderita eritroblastosis
fetalis. Bayi tersebut meninggal dalam kandungan karena
eritrositnya banyak yang rusak.
Adanya antigen Rh di dalam darah dikendalikan oleh gen IRh,
yang dominan terhadap Irh, sehingga genotipe orang menurut
sistem Rh ini dapat dibedakan (seperti tampak pada Tabel
berikut).

Contoh bagan persilangannya dapat dilihat pada bagan di


bawah ini.
Bagan di bawah ini merupakan bagan perkawinan antara suami
yang bergolongan darah Rh+ heterozigot dengan istri yang
bergolongan darah Rh- .
Rh+
x
RhIRhIrh
IrhIrh
IRh dan Irh
Irh
IRhIrh = golongan darah Rh+ = 50%
IrhIrh = golongan darah Rh- = 50%
Jadi anak-anaknya memiliki kemungkinan sama untuk
P
:
Genotipe :
Gamet
:
F1
:

bergolongan darah Rh+ atau bergolongan darah Rh- .

Anda mungkin juga menyukai