Perilaku Dalam Organisasi - 2
Perilaku Dalam Organisasi - 2
Perilaku Dalam Organisasi - 2
Makalah
Sistem Pengendalian Manajemen
Dosen Pengampu:
Muji Mranani Msi, Akt
Kelompok:
Muhammad Daerobi
13.0102.0073
Iin Mujiana
13.0102.0078
13.0102.0104
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem pengendalian Manajemen yang baik akan mempengaruhi perilaku
anggota organisasi, apabila terdapat goal congruence dalam organisasi., yaitu suatu
kondisi yang diperoleh dari usaha anggota organisasi dalam mencapai goal nya
masing-masing juga membantu tercapainya goal organisasi. Untuk memahami
konsep goal congruence, perlu diketahui faktor yang mempengaruhi goal
congruence, yaitu system formal dan informal. Sistem formal dikelompokkan
menjadi: atura dan metode sistematis dalam perencanaan dan pengendalian.
Selain itu, Sistem pengendalian manajemen harus didukung dengan struktur
organisasi yang baik. Struktur organisasi termanifestasi dalam bentuk struktur pusat
pertanggungjawaban (Responsibility centers).
Suatu organisasi yang menjalankan sejumlah aktivitas memulai kegiatannya
dengan melakukan proses perencanaan. Perencanaan dilakukan melalui aktivitas yang
melibatkan individu-individu. Aktivitas inidividu ini diarahkan untuk mencapai
tujuan organisasi. Yang sering dilakukan adalah adanya kesadaran individu sebagai
makhluk juga mempunyai keinginan-keinginan atau tujuan pibadi. Tujuan pribadi
seseorang bisa selaras dengan tujuan organisasi, bisa juga tidak selaras.
Ketidakselarasan tujuan mengakibatkan tujuan organisasi atau tujuan individu tidak
tercapai. Untuk itu diperlukan suatu pengendali kerja sehingga tujuan individu bisa
selaras dengan tujuan organisasi. Salah satu alat untuk mencapai hal tersebut adalah
adanya sistem pengendalian manajemen yang baik.
B. Rumusan Masalah
Keselarasan tujuan yang ingin dicapai oleh pihak manajemen perusahaan
menemui berbagai kendala yang berada diluar perhitungan sebelumnya. Ternyata
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Perilaku Organisasi
Organisasi merupakan sistem kerjasama sekelompok orang yg mempunyai
aturan dan keterikatan tertentu untuk mencapai tujuan yg telah ditentukan.
Perilaku merupakan sikap dan tindakan (behavior; way of thinking or
behaving).
Ilmu Perilaku Organisasi merupakan ilmu tentang perilaku tiap individu dan
kelompok, serta pengaruh individu dan kelompok terhadap organisasi, maupun
perilaku interaksi antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, serta
kelompok dengan kelompok dalam organisasi demi kemanfaatan suatu organisasi.
B. Keselarasan Tujuan
Tujuan utama dari sistem pengendalian manajemen adalah memastikan (sejauh
mungkin) tingkat keselarasan tujuan (goal congruence) yang tinggi. Dalam proses
yang sejajar dengan kepentingan pribadi mereka sendiri, yang sekaligus juga
merupakan kepentingan perusahaan.
Manajemen senior menginginkan agar organisasi mencapai tujuan organisasi.
Tetapi anggota individual organisasi mempunyai tujuan pribadi masing-masing yang
tidak selalu konsisten dengan tujuan organisasi. Dengan demikian, tujuan utama dari
sistem pengendalian manajemen adalah memastikan tingkat keselarasan tujuan yang
tinggi. Sistem pengendalian yang memadai setidaknya tidak akan mendorong
individu untuk bertindak melawan kepentingan organisasi. Misalnya, bila sistem
menekankan pada pengurangan biaya dan manajer merespons dengan cara
mengurangi biaya dalam unit nya sendiri dengan cara mengalokasikan jumlah yang
lebih besar ke unit lain, maka manajer telah termotivasi, tetapi kearah yang keliru.
Dalam memgevaluasi praktik pengendalian manajemen, ada dua pertanyaan
penting yang diajukan:
1. Tindakan apa yang memotivasi orang untuk bertindak demi kepentingan diri
mereka sendiri ?
2. Apakah tindakan-tindakan ini sesuai dengan kepentingan organisasi tersebut ?
eksternal
adalah
norma-norma
mengenai
perilaku
yang
diharapkan di dalam masyarakat, di mana organisasi menjadi bagiannya. Normanorma ini mencakup sikap yang secara kolektif sering juga disebut etos kerja yang
diwujudkan melalui loyalitas pegawai terhadap organisasi, keuletan, semangat, dan
kebanggan yang dimiliki oleh pegawai dalam menjalankan tugas secara tepat waktu.
Contoh: Silicon Valley suatu wilayah yang membentang sepanjang 30 mil dan selebar
10 ml di California utara adalah salah satu pusat utama penciptaan bisnis baru dan
kesejahteraan dalam ekonomi Amerika Serikat. Daerah ini menarik perhatian orangorang yang mempunyai kesamaan dalam karakteristik mereka yaitu semangat
kewiraswastaan keingingan untuk bekerja keras ambisi yang tinggi dan kesukaan
untuk bekerja dalam wilayah kerja yang informal.
b. Faktor-faktor internal
1. Budaya
Faktor internal yang terpenting adalah budaya di dalam organisasi itu sendiri
yang meliputi keyakinan bersama, nilai-nilai hidup yang dianut, norma-norma
perilaku serta asumsi-asumsi yang implisit diterima dan secara eksplisit
dimanifestasikan di seluruh jajaran organisasi. Norma-norma budaya sangatlah
penting karena hal tersebut bisa menjelaskan mengapa dua perusahaan dengan
sistem pengendalian manajemen formal yang sama bervariasi dalam hal
pengendalian aktual.
2. Gaya Manajemen
Faktor internal yang barang kali memiliki dampak yang paling kuat terhadap
pengendalian manajemen adalah gaya manajemen. Biasanya sikap-sikap
bawahan mencerminkan apa yang mereka anggap sebagai sikap atasan mereka
dan sikap para atasan itu pada akhirnya berpijak pada apa yang menjadi sikap
CEO. Para manajer memiliki kualitas dan gaya yang beragam, beberapa
diantaranya memilki kharisma dan ramah sementara yang lain ada yang bergaya
agak santai. Ada manajer yang banyak melewatkan waktunya dengan melihatlihat dan berbicara pada banyak orang manajemen dengan cara berkeliling
(management by walking around), sementara ada juga manajer yang
menyibukkan dirinya dengan menulis laporan.
3. Organisasi Informal
Garis-garis dalam bagan organisasi menggambarkan hubungan-hubungan
formal yaitu, pemegang otoritas resmi dan bertanggung jawab dari setiap
manajer. Kenyataan-kenyataan yang ditemui selama berlangsungnya proses
pengendalian manajemen tidak bisa dipahami tanpa mengenali arti penting dari
hubungan-hubungan yang menyusun di organisasi yang bersifat informal.
4. Persepsi dan Komunikasi
tujuan
dan
tindakan-tindakan
yang
harus
diambil
untuk
mencapainya. Mereka menyerap informasi ini dari berbagai jalur baik itu jalur
formal (seperti anggaran dan dokumen-dokumen resmi lainnya) ataupun jalur
informal (seperti dari bahan obrolan yang tidak resmi).
Pesan-pesan yang diserap dari berbagai sumber ini bisa jadi bertentangan satu
sama lain atau bahkan memiliki interpretasi yang sangat beragam. Maka
komunikasi perlu dibangun menyamakan persepsi.
5. Kerjasama dan Konflik
Garis-garis yang menghubungkan kotak-kotak dalam bagan organisasi
menunjukkan suatu cara agar tujuan organisasi dicapai adalah dimana manajemen
senior membuat keputusan dan mengkomunikasikan keputusan tersebut melalui
hierarki organisasi ke manajer pada tingkat yang lebih rendah. Hal ini
mengabaikan tujuan pribadi masing-masing individu.
Suatu organisasi berusaha menjaga keseimbangan yang tepat antara kekuatan
yang menimbulkan konflik dan yang menimbulkan kerjasama. Konflik yang
menghasilkan persaingan diantara pegawai untuk kenaikan pangkat atau berbagai
bentuk
kompensasi
adalah
menyehatkan.
Perlunya
sistem
pengendalian
KEBUTUHAN-KEBUTUHAN
AKTUALISASI DIRI
KEBUTUHAN-KEBUTUHAN
PENGHARGAAN
KEBUTUHAN-KEBUTUHAN
SOSIAL
KEBUTUHAN-KEBUTUHAN KEAMANAN
KEBUTUHAN-KEBUTUHAN FISIOLOGI
UPAYA
INDIVIDUAL
KINERJA
INDIVIDUAL
GANJARAN
ORGANISASI
TUJUAN-TUJUAN
PRIBADI
dewan direksi). Tidak seperti arahan-arahan yang bersifat implicit dalam jumlah
anggaran, yang bisa berubah dari bulan ke bulan, hampir semua aturan biasanya
bersifat jangka panjang; yaitu aturan-aturan tersebut akan selalu ada sampai aturanaturan itu dimodifikasi, yang jarang terjadi.
Beberapa jenis aturan bisa dilihat di bawah ini :
1. Pengendalian fisik. Penjaga keamanan, gudang-gudang yang terkunci,
ruangan besi, passwords komputer, televise pengawas, dan pengendalian fisik
lainnya merupakan bagian dari struktur pengendalian.
2. Manual (Petunjuk pelaksanaan). Ada banyak
pertimbangan
untuk
TUJUAN DAN
STRATEGI
PERATURAN
(RULES)
INFORMASI
LAINNYA
Ya
PERENCANAAN
STRATEGIS
Revisi
PENYUSUNAN
ANGGARAN
Revisi
KINERJA PUSAT
PERTANGGUNGJ
AWABAN
Tindakan
Koreksi
LAPORAN
RENCANA VS
AKTUAL
KINERJA YANG
MEMUASKAN
Tidak
Pengukuran
Umpan balik
Komunikasi
Proses pengendalian formal pada dasarnya meliputi tahap-tahap tertentu yang secara
terus-menerus bekerja dari tahun ke tahun.
E. Jenis-Jenis Organisasi
2.
3.
Organisasi-organisasi fungsional
Alasan dibalik bentuk organisasi fungsional melibatkan gagasan mengenai
seorang manajer yang membawa pengetahuan khusus untuk mengambil keputusan
yang berkaitan dengan fungsi spesifik berlawanan dengan manajer umum yang
kurang memilki pengetahuan khusus. Seorang manajer pemasaran dan seorang
manajer produksi yang terampil kemungkinan besar akan mampu mengambil
keputusan yang lebih baik di bandingkan dengan seorang manajer yang bertanggung
jawab atas kedua bidang itu sekaligus. Lebih lanjut lagi, seorang spesialis yang
terampil harus mampu melakukan supervisi atas para buruh yang bekerja dalam
bidang yang sama secara lebih baik dibandingkan dengan seorang manajer generalis.
Oleh karena itu, keuntungan terpenting dari struktur fungsional adalah efisiensi.
Ada sejumlah kelemahan pada struktur fungsional. Pertama, dalam sebuah
organisasi fungsional terdapat ketidakjelasan dalam menentukan efektivitas manajer
fungsional secara terpisah (seperti manajer produksi dan manajer pemasaran) karena
tiap fungsi tersebut sama-sama memberikan kontribusi pada hasil akhir. Kedua, jika
organisasi terdiri dari beberapa manajer yang bekerja dalam satu fungsi yang melapor
ke beberapa manajer pada tingkat yang lebih tinggi dari fungsi tersebut, maka
perselisihan antar para manajer dari fungsi-fungsi berbeda hanya dapat diselesaikan
di tingkat atas meskipun perselisihan itu berasal dari tingkatan organisasi yang lebih
rendah. Ketiga, struktur fungsional tidak memadai untuk diterapkan pada sebuah
perusahaan dengan produk dan pasar yang beragam.
Bentuk Organisasi Fungsional
Presiden Direktur
Direktur Produksi
Direktur Pemasaran
Direktur Keuangan
Direktur Personalia
Unit-unit Bisnis
Bentuk organisasi unit bisnis dari organisasi dirancang untuk menyelesaikan
masalah-masalah yang terdapat pada struktur fungsional. Suatu unit bisnis, yang juga
disebut sebagai divisi, bertanggung jawab atas seluruh fungsi yang ada dalam
produksi dan pemasaran sebuah produk. Unit bisnis tersebut bertanggung jawab
untuk melakukan perencanaan dan koordinasi kerja dari berbagai fungsi yang
terpisah.
Direktur Divisi
Bandung
Direktur Divisi
Bali
Direktur Divisi
Jateng
Direktur Produksi
Direktur Produksi
Direktur Produksi
Direktur
Pemasaran
Direktur
Pemasaran
Direktur
Pemasaran
Direktur
Keuangan
Direktur
Keuangan
Direktur
Keuangan
Organisasi Matrix
Setiap fungsi mempunyai tanggung jawab ganda Struktur organisasi ini
merupakan kombinasi antara struktur organisasi fungsional dan unit bisnis yang
ditujukan untuk memanfaatkan keunggulan dari masing-masing struktur organisasi.
Struktur organisasi membentuk beberpa fungsi organisasi yang bertanggung jawab
untuk membantu beberapa unit bisnis yang dilakukan. Sehingga struktur ini dapat
memanfaatkan efisiensi setiap fungsi organisasi dan keputusan setiap unit bisnis
dapat dilakukan dengan sesuai dan cepat oleh masing-masing unit bisnis.
Manajemen
Fungsi B
Manajemen
Fungsi C
Manajer A
Manajer B
Manajer C
Proyek X
Proyek X
Proyek X
Manajemen
Proyek X
Manajer A
Manajer B
Manajer C
Proyek Y
Proyek Y
Proyek Y
Manajemen
Proyek Y
3.
4.
5.
operasional.
Mengembangkan personel dalam organisasi pengendali dan berpartisipasi
dalam pendidikan personal manajemen dalam kaitannya dengan fungsi
pengendali.
keputusan.
Tanggung
jawab
untuk
menjalankan
pengendalian
sesungguhnya berasal dari CEO lalu turun ke bawah melalui jalur organisasi.
Kontroler Unit Bisnis
Para kontroler unit bisnis mau tidak mau telah membagi loyalitas mereka.
Pada satu sisi, mereka berutang kesetiaan pada kontroler, korporat, yang memegang
tanggung jawab operasi sistem pengendalian secara keseluruhan. Disisi lain, mereka
juga berutang kesetian pada para manajer di unit mereka, yaitu pihak kepada siapa
mereka memberikan bantuan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Berbagai tujuan dikehendaki oleh suatu organisasi pada awal berdirinya. Pada
perusahaan yang berorientasi laba, tingkat keuntungan merupakan tujuan yang sangat
penting. Namun demikian laba bukan merupakan tujuan satu-satunya, karena masih
ada tujuan lain yang hendak dicapai, yaitu produktivitas, posisi pasar, sikap
karyawan, dan lain-lain. sedangkan pada organisasi birlaba biasanya bertujuan
menyediakan jasa.
Tujuan-tujuan inilah yang akan dicapai perusahaan. Namun dalam
percakapannya, kepentingan masing-masing anggota tetap perlu diperhatikan
sehingga akan mencapai keselarasan tujuan. Dengan demikian
dalam sistem
DAFTAR PUSTAKA
1.
Salemba Empat,2005.
2. Anthony, Robert N. The Management Control Function. Boston: Harvard Business
School Press, 1989.
3. Abdul Halim, Achmad Tjahjono, Muh. Fakhri Husein. Sistem Pengendalian
Manajemen, penerbit UPP AMP YKPN, 2003.