Makalah SPM New
Makalah SPM New
Makalah SPM New
KELOMPOK 7
ANGGOTA KELOMPOK :
S1 AKUNTANSI
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Perilaku Organisasi adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang perilaku
tingkat individu dan tingkat kelompok dalam suatuorganisasi serta dampaknya terhadap
kinerja (baik kinerja individual, kelompok, maupun organisasi). Perilaku organisasi juga
dikenal sebagai studi tentang organisasi. Studi ini adalah sebuah bidang telaah akademik
khusus yang mempelajari organisasi,dengan memanfaatkan metode-metode
dari ekonomi, sosiologi, ilmu politik, antropologi dan psikologi.
Disiplin-disiplin lain yang terkait dengan studi ini adalah studi tentang sumber daya
manusia dan psikologi industri.Organisasi dalam pandangan beberapa pakar seolah-olah
menjadi suatu “binatang” yang berwujud banyak, namun
tetap memiliki kesamaan konseptual. Atau dengan kata lain, rumusan mengenai
organisasi sangat tergantung kepada konteks dan perspektif tertentu dari seseorang yang
merumuskan tersebut.
Setiap manusia mempunyai tujuan yang berbeda dalam hidupnya, karena pengaruh
pengetahuan dan pengalamannya yang berbeda. Namun setiap manusia akan sama dalam
satu hal yaitu ingin mempertahankan hidup dan memenuhi kebutuhan hidupnya.
Bagi masyarakat pada era industrialisasi sekarang ini, pekerjaan merupakan suatu aspek
kehidupan yang sangat penting. Bagi masyarakat modern bekerja merupakan suatu tuntutan
yang mendasar, baik dalam rangka memperoleh imbalan berupa uang atau jasa, ataupun
dalam rangka mengembangkan dirinya.
Komunikasi mengacu pada tindakan, oleh satu orang atau lebih, yang mengirim dan
menerima pesan, terjadi dalam suatu konteks tertentu, mempunyai pengaruh tertentu, dan
ada kesempatan untuk melakukan umpan balik. hal Ini mengandung elemen-elemen yang
ada dalam setiap tindak komunikasi, terlepas dari apakah itu bersifat intrapribadi,
antarpribadi, kelompok kecil, pidato terbuka, atau komunikasi masa. Dalam komunikasi ini
kita juga akan menyinggung sedikit tentang Perhatian, Pemahaman dan Mengingat
Informasi.
Sedangkan Customer adalah siapa saja yang menggunakan hasil pekerjaan seseorang
atau suatu tim. Definisi ini mengandung arti bahwa customer dapat bersifat internal maupun
eksternal dipandang dari sudut organisasi dan mencakup pula pemasok dalam rantai
customer. Banyak perusahaan yang mulai menjalin hubungan kemitraan dengan para
pemasoknya melalui pengembangan proses sertifikasi pemasok (vendor certification),
untuk mendapatkan pemasok yang andal dalam penyediaan produk dan jasa bagi customer
akhir.
Dari definisi di atas, customer tidak dapat diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia
dengan kata pelanggan, karena pelanggan dalam bahasa Indonesia mempunyai pengertian
sebagai pembeli berulang kali (repeat buyer). Customer dapat mencakup repeat buyer
maupun one-time buyer. Customer juga tidak sama dengan consumer, karena consumer
adalah orang yang memanfaatkan produk atau jasa yang dihasilkan oleh seseorang atau
suatu tim.
Tujuan bisnis adalah menciptakan customer, bahwa satu-satunya alasan keberadaan
bisnis adalah customer. Pasar tidak diciptakan oleh Tuhan, alam, atau kekuatan ekonomi,
namun oleh para pelaku bisnis. Di dalam diri customer terdapat berjuta kebutuhan yang
masih bersifat potensial, dan baru menjadi permintaan yang efektif setelah pelaku bisnis
mengubahnya melalui pemasaran dan inovasi. Melalui kegiatan pemasaran, pelaku bisnis
mengidentifikasi, mengetahui, dan memahami dengan baik berbagai kebutuhan potensial
customer. Melalui inovasi, pelaku bisnis mengubah kebutuhan potensial customer menjadi
permintaan efektif dengan penyediaan produk dan jasa yang sesuai dengan kebutuhan
potensial customer tersebut.
B. Rumusan masalah
Masalah-masalah yang akan di pecahkan dalam makalah ini yaitu sebagai berikut:
1. Apakah pengertian dari perilaku organisasi dan customer value maindset?
2. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku organisasi dan customer value maindset?
3. Apa jenis jenis organisasi?
4. apa yang menjadi tolak ukur kepuasan pelanggan ?
C. Tujuan Pembahasan
Tujuan dibuat nya makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian Perilaku Organisasi dan customer value maindset
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku organisasi dan customer
value maindset
3. Untuk mengetahui jenis jenis organisasi
4. Untuk mengetahui tolak ukur kepuasan pelanggan
BAB II
PEMBAHASAN
Faktor-faktor informal yang mempengaruhi keselarasan tujuan terdiri dari faktor eksternal
dan faktor internal.
a. Faktor Eksternal
Faktor eksternal dalam hal ini adalah norma-norma mengenai perilaku yang
diharapkan di dalam masyarakat, dimana organisasi merupakan bagian dari masyarakat.
Norma tersebut mencakup etos kerja (sikap anggota organisasi) yang diwujudkan
melalui loyalitas pegawai, keuletan, semangat, dan kebanggaan yang dimiliki pegawai
dalam menjalankan tugas. Norma dalam suatu organisasi juga dipengaruhi secara
spesifik oleh jenis industri yang dimiliki oleh organisasi tersebut.
b. Faktor Internal
1. Budaya
Budaya meliputi keyakinan bersama, nilai-nilai hidup yang dianut, norma
perilaku serta asumsi-asumsi yang secara implisit diterima dan secara eksplisit
dimanifestasikan di seluruh jajaran organisasi.
Budaya dalam perusahaan dipengaruhi oleh kualitas personalitas dan kebijakan
CEO serta personalitas dan kebijakan para manajer. Budaya sebuah perusahaan
biasanya tidak pernah berubah selama bertahun-tahun.
2. Gaya Manajemen
Gaya manajemen merupakan faktor internal yang memiliki dampak paling kuat
terhadap pengendalian manajemen. Sebuah institusi dapat dikatakan sebagai
perpanjangan bayangan seseorang. Hal ini dapat dilihat dari sikap-sikap bawahan
yang mungkin mencerminkan sikap atasan mereka, dan sikap para atasan tersebut juga
mencerminkan sikap CEO.
3. Organisasi Informal
Garis-garis dalam bagan organisasi menunjukkan hubungan formal, yaitu
pemegang otoritas resmi dan tanggung jawab dari setiap manajer. Pada kenyataannya,
proses pengendalian manajemen tidak dapat berjalan dengan baik, apabila anggota
organisasi atau perusahaan tidak paham dan mengenali arti penting dari hubungan-
hubungan dalam organisasi yang bersifat informal.
a. Aturan-aturan
Aturan dapat diartikan sebagai seprangkat tulisan yang memuat jenis instruksi dan
pengendalian. Contohnya instruksi jabatan, pembagian kerja, prosedur standar operasi,
panduan-panduan, dan tuntunan-tuntunan etis.
Hampir semua aturan bersifat jangka panjang dan akan selalu ada sampai aturan-
aturan tersebut dimodifikasi, namun hal itu sangat jarang terjadi.
Contoh lain dari aturan ialah larangan terhadap tindakan yang tidak etis, ilegal atau
tindakan lain yang tidak diinginkan.
2. Manual
Manual merupakan aturan yang jauh lebih rinci dan biasanya merupakan
petunjuk untuk melaksanakan sesuatu, contohnya ialah panduan menjalankan mesin,
panduan untuk meminta fasilitas bagi organisasi, dan lain-lain.
3. Pengamanan Sistem
Berbagai bentuk pengamanan secara sistematis dirancang untuk menjamin arus
informasi yang mengalir melalui sistem bersifat akurat dan untuk mencegah
(meminimalkan) kesalahan atau kecurangan. Hal ini meliputi pemeriksaan silang
secara terinci, menghitung uang dan aktiva sesering mungkin, serta dengan
melakukan pengecekan sistem oleh auditor internal dan eksternal.
4. Sistem Pengendalian Tugas
Sistem pengendalian tugas merupakan proses untuk menjamin bahwa tugas-
tugas tertentu dijalankan secara efektif dan efisien. Kebanyakan tugas-tugas
biasanya dikendalikan melalui peraturan-peraturan.
b. Proses Kendali Secara Formal
Ya
Komunikasi
Apabila hasilnya tidak memuaskan maka umpan balik yang diterima adalah sesuatu
yang dapat mendorong pusat tanggung jawab melakukan korektif serta kemungkinan untuk
dilakukannya revisi dalam rencana
D. JENIS-JENIS ORGANISASI
Strategi suatu perusahaan memiliki pengaruh terhadap struktur organisasi dan struktur
tersebut akan mempengaruhi rancangan sistem pengendalian manajemen organisasi.
Struktur organisasi bisa dikelompokkan dalam tiga kategori :
1. Struktur Fungsional : setiap manajer bertanggung jawab atas fungsi-fungsi yang
terspesialisasi, seperti produksi atau pemasaran.
2. Struktur Unit Bisnis : setiap manajer bertanggung jawab atas aktivitas-aktivitas dari
masing-masing unit, dan unit bisnis merupakan bagian yang semi-indpenden dari
perusahaan.
3. Struktur Matriks : unit-unit fungsional memiliki tanggung jawab ganda.
a. Organisasi Fungsional
CEO
Staff
Manajer Manajer
Manufaktur Pemasaran
Staff Staff
CEO
Staff
Strutur organisasi unit bisnis dirancang untuk mengatasi kelemahan pada struktur
organisasi fungsional. Organisasi unit bisnis (disebut juga sebagai divisi) bertanggung
jawab atas seluruh fungsi yang ada dalam produksi dan pemasaran sebuah produk. Unit
bisnis tersebut bertanggung jawab untuk melakukan perencanaan dan koordinasi kerja dari
berbagai fungsi yang terpisah. Kinerja unit bisnis diukur dengan profitabilitas dan unit bisnis
itu. Meskipun manajemen unit bisnis menjalankan wewenang yang sangat luas terhadap
unit-unitnya, kantor pusat tetap memiliki sejumlah hak prerogatif (hak istimewa).
1. Masing-masing staf unit bisnis mungkin menduplikasi sejumlah pekerjaan yang pada
organisasi fungsional dierjakan di kantor pusat.
2. Kesulitan mencari sumber daya manusia yang berkualitas untuk memimpin setiap unit
bisnis
3. Konflik antar bisnis
4. Kurangnya kerjasama
c. Organisasi Matrix
CEO
Staff
Organisasi matriks disebut juga organisasi manajemen proyek, yaitu organisasi dimana
penggunaan struktur organisasi menunjukkan dimana para spesialis yang mempunyai
keterampilan di masing-masing bagian dari kegiatan perusahaan dikumpulkan lagi menjadi
satu untuk mengerjakan suatu proyek yang harus diselesaikan. Struktur organisasi ini
merupakan kombinasi antara struktur organisasi fungsional dan unit bisnis. Struktur
organisasi matrix membentuk beberapa fungsi organisasi yang bertanggungjawab untuk
membantu beberapa unit bisnis yang dilakukan, sehingga dapat memanfaatkan efisiensi
setiap fungsi organisasi dan keputusan unit bisni dapat dilakukan dengan cepat dan sesuai.
Dari tipe organisasi diatas dapat disimpulkan bahwa sistem yang bagus harus disesuaikan
dengan kondisi perusahaan mengingat tidak semua sistem bisa diterapkan dalam suatu
organisasi. Meskipun dampak-dampak pengendalian dari berbagai struktur organisasi harus
ditinjau oleh para manajer senior, tetapi begitu pihak manajemen telah memutuskan bahwa
sebuah struktur dinilai paling baik, setelah mempertimbangkan segala sesuatunya, maka
perancang sistem harus menanggap struktur apa adanya. Jika terlalu antusias pada salah satu
teknik atau teknik lainnya, maka hal yang esensial sering diabaikan.
E. FUNGSI KONTROLER
Kontroler merupakan orang yang bertanggung jawab dalam merancang dan
mengoperasikan sistem pengendalian manajemen.
Fungsi dan peran kontroler meliputi:
1. Merangcang dan mengoperasikan informasi serta sistem pengendalian
2. Menyiapkan pernyataan keuangan dan laporan keuangan pada pemegang saham dan
pihak eksternal
3. Menyiapkan dan menganalisis laporan kinerja, menginterpretasian laporan tersebut
untuk para manajer, menganalisis program dan proposal anggaran dari berbagai segmen
perusahaan serta mengkonsolidasikannya ke dalam anggaran tahunan secara
keseluruhan.
4. Melakukan supervisi audit internal dan mencatat prosedur-prosedur pengendalian
untuk menjamin validitas informasi, menetapkan pengamanan yang memadai terhadap
pencurian dan kecurangan serta menjalankan audit operasional.
5. Mengembangkan personel dalam organisasi pengendali dan berpartisipasi dalam
pendidikan personal manajemen dalam kaitannya dengan fungsi pengendali.
Pada hubungan garis putus-putus, manajer unit bisnis merupakan atasan langsung
kontroler unit bisnis dan memiliki wewenang dalam mempekerjakan, melatih,
memindahkan, memberikan kompensasi, mempromosikan, dan memecat para kontroler di
unit yang bersangkutan. Namun keputusan tersebut jarang dibuat tanpa masukan dari
kontroler korporat. Masalah dari hubungan ini, dimungkinkan kontroler unit bisnis tidak
akan memberikan laporan yang objektif mengenai anggaran dan kinerja pada manajer
senior.
Pada hubungan garis penuh, kontroler unit bisnis memberikan laporan secara
langsung pada kontroler korporat sebagai tasan mereka. Masalah dari hubungan ini,
dimungkinkan manajer unit bisnis menganggap dan memperlakukan kontroler unit bisnis
sebagai seorang "mata-mata dari kantor pusat" dan bukan sebagai mitra kerja.
b. Konsep Customer
Dalam bahasa jepang, customer disebut dengan kata okyakusama yang artinya sama
maknanya dengan customer itu sendiri dan tamu terhormat. Customer adalah siapa saja yang
menggunakan keluaran pekerjaan seseorang atau suatu tim. Definisi ini mengandung arti
bahwa customer dapat bersifat intern maupun ekstern dipandang dari sudut organisasi.
Customer intern. Konsep customer intern diperkenalkan dalam perusahaan yang
manajemennya memandang bahwa proses pembuatan produk dan penyediaan jasa
merupakan suatu rangkaian rantai customer.
Customer ekstern. Customer ekstern disebut pula dengan cutomer akhir. Kedekatan
perusahaan dengan customer luar merupakan persyaratan yang harus dipenuhi oleh
perusahaan yang menggunakan TQM.
Pemasok sebagai mitra bisnis. Konsep customer mencakup pemasok masukan yang diolah
menjadi keluaran. Kualitas hubungan antara perusahaan dengan pemasok sangat
menentukan kualitas produk dan jasa yang dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan customer
akhir.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perilaku Organisasi adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang perilaku
tingkat individu dan tingkat kelompok dalam suatuorganisasi serta dampaknya terhadap
kinerja (baik kinerja individual, kelompok, maupun organisasi). Perilaku organisasi juga
dikenal sebagai studi tentang organisasi. Studi ini adalah sebuah bidang telaah akademik
khusus yang mempelajari organisasi,dengan memanfaatkan metode-metode
dari ekonomi, sosiologi, ilmu politik, antropologi dan psikologi Sedangkan Customer
adalah siapa saja yang menggunakan hasil pekerjaan seseorang atau suatu tim. Definisi ini
mengandung arti bahwa customer dapat bersifat internal maupun eksternal dipandang dari
sudut organisasi dan mencakup pula pemasok dalam rantai customer. Banyak perusahaan
yang mulai menjalin hubungan kemitraan dengan para pemasoknya melalui pengembangan
proses sertifikasi pemasok (vendor certification), untuk mendapatkan pemasok yang andal
dalam penyediaan produk dan jasa bagi customer akhir.
Tujuan bisnis adalah menciptakan customer, bahwa satu-satunya alasan keberadaan
bisnis adalah customer. Pasar tidak diciptakan oleh Tuhan, alam, atau kekuatan ekonomi,
namun oleh para pelaku bisnis. Di dalam diri customer terdapat berjuta kebutuhan yang
masih bersifat potensial, dan baru menjadi permintaan yang efektif setelah pelaku bisnis
mengubahnya melalui pemasaran dan inovasi. Melalui kegiatan pemasaran, pelaku bisnis
mengidentifikasi, mengetahui, dan memahami dengan baik berbagai kebutuhan potensial
customer. Melalui inovasi, pelaku bisnis mengubah kebutuhan potensial customer menjadi
permintaan efektif dengan penyediaan produk dan jasa yang sesuai dengan kebutuhan
potensial customer tersebut.
B. Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini akan
tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal ini
dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis. Oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca sangat penulis harapkan sebagai bahan evaluasi untuk
kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA