Lemak
Lemak
Lemak
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lemak merupakan bagian dari lipid yang mengandung asam lemak jenuh
bersifat padat. Lemak dapat larut dalam pelarut tersebut karena lemak mempunyai
polaritas yang sama dengan pelarut. Lemak merupakan salah satu sumber utama
energi dan mengandung lemak esensial.
Untuk mengetahui kadar lemak yang terdapat pada bahan pangan dapat
dilakukan dengan cara mengekstraksi lemak. Namun mengekstrak lemak secara
murni sangat sulit dilakukan, sebab pada waktu mengekstraksi lemak, akan
terekstraksi pula zat-zat yang larut dalam lemak seperti sterol, phospholipid, asam
lemak bebas, pigmen karotenoid, khlorofil, dan lain-lain. Pelarut yang digunakan
harus bebas dari air (pelarut anhydrous) agar bahan-bahan yang larut dalam air tidak
terekstrak dan terhitung sebagai lemak dan keaktivan pelarut tersebut menjadi
berkurang.
Lemak yang baik mutunya dapat dilihat dari kadar asam lemak beba serta angka
asamnya. Terdapat beberapa metode dalam mengekstraksi lemak antara lain metode
soxhlet dan folch. Dalam praktikum kali ini, kita akan mengetahui beberapa metode
mengekstraksi lemak untuk menentukan kadar lemak serta mengetahui cara
menghitung kadar asam lemak bebas (FFA) serta penentuan angka asam.
B. Tujuan dan Manfaat
Tujuan praktikum ini yaitu
1. Untuk mengekstrak lemak dari bahan pangan cair.
2. Untuk menguji karakteristik lemak.
Manfaat praktikum ini yaitu
1. Agar dapat mengekstrak lemak dari bahan pangan cair.
2. Agar dapat menguji karakteristik lemak.
: 800 diduga berperan dalam pembentukan asam lemak yang tinggi, yang disebabkan
oleh sejumlah air (AM Evendi et al, 2012).
Penentuan angka asam dilakukan dengan cara menimbang 30 g sampel, dan
menambahkan 50 mL etanol netral 95% kemudian menambahkan 3-5 tetes indikator
pp dan dititrasi dengan larutan standar NaOH 0,1 N hingga muncul warna merah
muda (T Puspitarini, 2014).
A. Data Pengamatan
1. Tabel Pengamatan 4 (%Lemak Folch)
No.
Jenis
sampel
1.
2.
3.
Susu
sapi
Kecap
Santan
Vol
Vol (1:1)
Vol
Vol
Sampel
CHCL3:
KCl
H2SO4
(ml)
metanol
(ml)
(ml)
2,5 ml
1 ml
10 ml
10 ml
2,5 ml
2,5 ml
1 ml
1 ml
10 ml
10 ml
10 ml
10 ml
Berat
Barat
Kadar
Cawan
Lemak
isi (g)
(%)
49,664
49,724
0,060
41,59
41,533
41,601
41,877
0,041
0,344
cawan
Kosong
(g)
No.
Jenis
Minyak
Berat
Vol
Minyak
NaOH
(ml)
(ml)
NaOH
(N)
BM
Asam
Lemak
Kadar
Asam
Keterangan
Lemak
Reaksi
(%)
Terjadi perubahan
1.
Jelantah
4,5 ml
19,8 ml
0,1 N
256
2.
Bimoli
4,5 ml
8 ml
0,1 N
256
No.
Jenis
Minyak
Berat
Minyak
(ml)
Vol KOH
KOH
(ml)
(N)
56
Angka
Asam
Keterangan Reaksi
Terjadi perubahan
1.
Jelantah
1,8 ml
8 ml
0,1 N
56,1
2.
Bimoli
1,8 ml
2,1 ml
0,1 N
56,1
B. Analisis Data
C. Pembahasan
Lemak dan minyak merupakan salah satu kelompok yang termasuk golongan
lipida. Salah satu sifat yang khas dan mencirikan golongan lipida adalah daya
larutnya dalam pelarut organik (seperti ether, benzene, khloroform) atau sebaliknya
ketidak larutannya dalam pelarut air. Secara umum lemak diartikan sebagai
trigliserida yang dalam kondisi suhu ruang berada dalam keadaan padat. Lemak
terdapat pada hampir semua bahan pangan dengan kandungan yang berbeda-beda.
Kandungan lemak dalam pangan adalah lemak kasar dan merupakan kandungan total
lipida dalam jumlah sebenarnya. Minyak dan lemak mempunyai titik didih yang
tinggi yaitu sekitar 200C.
Analisa lemak dan minyak lebih mudah dianalisa karena molekul lemak dan
lemak relative lebih kecil dan kurang kompleks dibandingkan dengan molekul
karbohidrat dan protein.
Pada praktikum kali ini, kami menganalisis lemak dari beberapa sampel
dengan menggunakan metode folch serta menganalisis karekteristik lemak yang
antara lain kadar asam lemak bebas dan penentuan angka asam beberapa sampel.
Pada metode folch, lemak yang dianalisis biasanya lemak yang berupa cair.
Prinsip ekstraksi lemak metode folch yaitu ekstraksi dengan pemberian
pelarut
nonpolar yang berbeda-beda untuk melarutkan lemak yang terkandung, karena lemak
hanya akan larut dengan pelarut nonpolar. Setelah lemak larut, akan terbentuk dua
lapisan dimana lapisan atas adalah supernatant dan lapisan bawah adalah pasta atau
endapan. Lapisan bawah yang mengandung lemak tersebut diletakan dalam cawan
dan di keringkan dan ditimbang (berat total) setelah sebelumnya cawan kosong telah
diketahui beratnya. Berat lemak yaitu selisih cawan kosong dan berat total.
Dari percobaan dengan sampel susu sapi, kecap dan santan, dapat diketahui
berat susu sapi 0,06, kecap 0,014 dan santan 0,344.
Uji karakteristi lemak yang dipraktikan yaitu uji kadar asam lemak bebas
(FFA) dan penentuan angka asam pada dua sampel minyak goreng yaitu minyak
Bimoli dan minyak jelantah. Penentuan angka asam pada minyak berfungsi untuk
mengetahui kualitas suatu minyak, semakin besar angka asam maka semakin tinggi
pula asam lemak bebas pada minyak yang diakibatkan oleh proses hidrolisis atau
pengolahan yang tidak baik.
Dalam proses penggorengan, minyak goreng berperan sebagai media untuk
perpindahan panas yang cepat dan merata pada permukaan bahan yang digoreng.
Selama proses penggorengan minyak mengalami reaksi degradasi yang disebabkan
oleh panas, udara dan air, sehingga mengakibatkan terjadinya oksidasi, hidrolisis, dan
polimerisasi. Selama dipanaskan minyak juga mengalami reaksi polimerisasi
sehingga menjadi semakin kental serta berbuih. Reaksi hidrolisis terjadi akibat
interaksi antara air dengan lemak yang menyebabkan putusnya bebrapa asam lemak
dari minyak, menghasilkan Free Fatty Acid (FFA) dan gliserol. FFA mudah
mengalami oksidasi dan mengalami dekomposisi lebih lanjut melalui reaksi radikal
bebas (Yustinah, 2011).
Angka Asam =
ml NaOH x N x BM asam
lemak
ml KOH x N x 56,1
Berat Bahan (g)
Maka diperoleh kadar asam lemak bebas minyak bimoli 0,45 % sedangkan
jelantah 1,13 %. Angka asam pada minyak bimoli yaitu 6,54% sedangkan pada
minyak jelantah 24,9%. Berdasarkan SNI, kadar asam lemak bebas dan angka asam
yang dianjurkan masing-masing yaitu 0,30 dan 0,60 sedangkan minyak jelantah
melebihi standar SNI. Jadi dapat disimpulkan pemakaian minyak jelantah dapat
mngganggu kesehatan.
Minyak jelantah adalah minyak goreng yang telah dipakai berulang kali,
sehingga warnanya menjadi gelap dan kehitaman. Sudarmadji. dkk, (2003) dalam
Meichal (2014) mengemukakan bahwa kerusakan lemak atau minyak yang utama
adalah akibat proses oksidasi dan hidrolisis baik secara enzimatik maupun non
enzimatik yang berpengaruh terhadap cita rasa. Ketaren (2008) dalam Meichal
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah
1. Anlisis lemak
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Karmiah. 2014.Availability Of Different Types Of Palm Olein And Their
Performance During Deep Frying.Journal Of International Scientific
Publications: Agriculture And Food Volume 2, Issn 1314-8591 (Online).
Afifah,Dkk.2013. Efek Antikolesterol Ekstrak Etanol Daun Cerme (Phyllanthus
Acidus (L.) Skeels) Pada Tikus Wistar Betina. Kartika Jurnal Ilmiah
Farmasi, Des 2013, 1 (1), 1-7.
Asri Ss.2013.Kualitas Minyak Goreng Habis Pakai Ditinjau Dari Bilangan Peroksida,
Bilangan Asam Dan Kadar Air. Jurnal Kefarmasian Indonesia. Vol
3.2.2013: 77-88.
Effendi Am Al.2012. Optimalisasi Penggunaan Enzim Bonggol Nanas Dalam
Pembuatan Minyak kelapa. Indonesian Journal Of Chemical Science 1 (1)
(2012).
Mardina P ,Dkk.2012. Penurunan Angka Asam Pada Minyak Jelantah. Jurnal Kimia 6
(2), Juli 2012 : 196-200.
Meichal Pakiding L.2014. Aktivasi Arang Tempurung Kelapa Dengan Zncl2 Dan
Aplikasinya Dalam Pengolahan Minyak Jelantah. Online Jurnal Of
Natural Science, Vol.3(1): 47-54 Issn: 2338-0950.
Puspitarini T. 2014. Efektivitas Penggunaan Kulit Jeruk Nipis Sebagai Penghilang
Bau Amis Pada Ikan. Indonesian Journal Of Chemical Science 3 (2)
(2014).
R. H. R. Carvalho Et Al.2012. Extraction, Fatty Acid Profile And Antioxidant Activity
Of Sesame Extract(Sesamum Indicum L.). Brazilian Journal Of Chemical
Engineering Vol. 29, No. 02, Pp. 409 - 420, April - June, 2012.
Yustinah,Dkk.2011.Adsorbsi Minyak Goreng Bekas Menggunakan Arang Aktif Dari
Sabut Kelapa. Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia Kejuangan
Pengembangan Teknologi Kimia Untuk Pengolahan Sumber Daya Alam
Indonesia Issn 1693 4393.