Kel. 1 AKM

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 18

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN


SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA
TANGERANG

TUGAS AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I

Diajukan oleh:

1. Isrofil Andararukma 15 / 093060015665


2. Machdar Achmedy 19 /
093060015616
3. Munawirul Qalbi 24 / 093060015588
4. Rajamartirka 29 / 093060015624
5. Stefan Sondang Hutabarat 34 /
093060016302

Mahasiswa Program Diploma III Keuangan

Spesialisasi Akuntansi Pemerintahan

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Keuangan Menengah

Semester III (ganjil)

Tahun 2010
BAB I
PENDAHULUAN

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat,
taufik, dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas Paper dengan
judul “KONSEP AKUNTANSI DAN RUGI LABA” ini dengan baik. Paper ini ditulis
dengan tujuan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Akuntansi Keuangan
Menengah I. Selain itu juga untuk menambah pengetahuan untuk dapat
mempelajari, memahami dan mencoba mempraktikkan ilmu yang telah dipelajari
selama setengah semester ini.

Akuntansi pada dasarnya merupakan system pengolahan informasi yang


menghasilkan keluaran berupa informasi akuntansi. Akuntansi mengajarkan system
pengolahan akuntansi, sejak data direkam dalam dokumen melalui berbagai system
pembagian kekuasaan dalam organisasi perusahaan, data keuangan diproses
dalam berbagai catatan akuntansi, sampai dengan informasi disajikan dalam
laporan keuangan. Tidak hanya disitu, laporan keuangan yang disajikan harus
memenuhi standar laporan keuangan yang ada yaitu relevan dan reliable sehingga
substansi laporan keuangan yang merupakan sebuah alat yang digunakan oleh user
untuk mengambil keputusan dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk
mengambil sebuah keputusan dalam sebuah perusahaan.

Pada akhir-akhir ini dunia akuntansi telah mengeluarkan standar akuntansi


yang baru yang dinamakan dengan IFRS (Internatioal Financial Reporting Standard).
Standar keuangan ini lebih menekankan kepada internasional bukan berkiblat
kepada system akuntansi Amerika seperti standar akuntansi yang ada sebelumnya.
Dengan adanya standar yang baru ini diharapkan dunia akuntansi bisa menjadi
lebih baik dari yang sebelumnya. Tidak terkecuali dengan Indonesia. Saat ini
Indonesia sebenarnya masih menggunakan standar akuntansi yang lama, tetapi
ada juga yang sudah menerapkan standar ini. Para akuntan yang ada di Indonesia
yang tergabung dalam IAI sepakat bahwa pada tahun 2012, Indonesia akan secara
penuh menggunakan standar akuntansi IFRS

Sesuai dengan rencana IAI di Indonesia yang pada tahun 2012 nanti,
Indonesia akan mengadopsi IFRS sebagai standar akuntansi di Indonesia, maka
kami juga mencoba menyajikan paper ini dengan basis IFRS. Dalam penerapan IFRS
terdapat perbedaan dengan standar akuntansi yang lama terutama pada penyajian
lapoan keuangannya. Tidak terkecuali dalam penyajian laporan laba rugi yaitu
penyajiannya yang berbeda. Hal ini dapat dilihat dari beberapa pos-pos dalam
laporan laba rugi yang tidak lagi dimasukkan ke dalam laporan laba rugi. Hal ini
didasari oleh tujuan laba rugi itu sendiri yaitu menyajikan informasi yang
berhubungan dengan kinerja perusahaan. Untuk lebih jelasnya kami sajikan pula
contoh laporan laba rugi dalam bentuk IFRS.

Paper ini tidak akan ada tanpa bantuan dari dosen pembimbing yang
membantu kami baik dalam materi maupun dukungan moral. Kami ucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan kepada kami.

Kami sadari, ada pepatah bahwa tidak ada gading yang tidak retak maka
Paper ini pun tidak lepas dari kekurangan baik dari segi teknis maupun segi materi
sehingga saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan.

Semoga paper ini akan memberikan manfaat dan kegunaan bagi pembaca
sekalian.
BAB II
ISI
A. KONSEP INCOME
Income atau Laba adalah jumlah yang dapat diberikan kepada investor
(sebagai hasil investasi) dan kondisi perusahaan di akhir periode masih sama
baiknya dengan di awal periode. Dalam pengukurannya terdapat konsep yang
mendasarinya yaitu, Konsep Income. Pada awalnya, konsep income adalah
Capital Maintenance Concept dimana memiliki dua kerangka konseptualnya
yaitu, Financial Capital Maintenance Concept atau Konsep Pemeliharaan Modal
Keuangan dan Physical Capital Maintenance Concept atau Konsep Pemeliharaan
Modal Fisik. Dalam perkembangannya konsep yang digunakan tidak hanya
Capital Maintenance Concept tetapi juga menggunakan Transaction Approach
atau yang biasa disebut dengan Matching Concept.

1. Capital Maintenance Concept


a. Financial Capital Maintenance Concept
Financial Capital Maintenance Concept memiliki asumsi bahwa,
perusahaan memiliki laba hanya jika nilai aktiva bersih perusahaan yang
diukur dalam satuan uang pada akhir periode melebihi nilai aktiva bersih
pada awal periode setelah dikurangi dampak transaksi dengan pemilik.
Contoh aktiva dan kewajiban pada sebuah perusahaan:

Dari data di atas bias didapat bahwa Income yang didapat sebesar
$100.000.

b. Physical Capital Maintenance Concept


Cara lain yang dapat digunakan untuk mendefinisikan pemeliharaan
modal adalah dengan istilah pemeliharaan modal fisik atau Physical
Capital Maintenance Concept. Konsep ini memiliki asumsi bahwa laba
terjadi hanya jika kapasitas produktif fisik perusahaan pada akhir periode
melebihi kapasitas produktif fisik pada awal periode, juga setelah
dikurangi dampak transaksi dengan pemilik. Konsep ini mengharuskan
aktiva produktif seperti, persediaan, gedung, dan peralatan dinilai pada
Current Cost. Productive capital dipertahankan hanya jika current cost
dari capital assets tersebut dipertahankan.

2. Transaction Approach to Income Determination (dikenal juga dengan


“matching method”)Income diukur sebagai perbedaan antara sumber arus
masuk (revenues&gains) dan arus keluar (expenses&losses) selama periode
tertentu
a. Pengakuan Revenue dan GainRevenues&Gains secara umum diakui
saat:
• Mereka telah terealisasi atau dapat direalisasikan
• Mereka dihasilkan melalui penyelesaian substansial aktivitas-aktivitas
yang terlibat dalam earning process.

Kedua kriteria ini secara umum dipenuhi pada titik penjualan (point of sale).
Namun demikian, terdapat variasi khusus terhadap aturan umum ini:
• Jika produk/asset lain siap direalisasikan karena mereka bisa dijual
pada harga yang hampir pasti tanpa usaha penjualan yang signifikan,
revenue mungkin diakui saat titik produksi diselesaikan (point of
completed production). Mis: barang tambang/hasil pertanian.
• Jika produk/jasa dikontrak di muka, revenue mungkin diakui saat
produksi dilaksanakan atau jasa diberikan, tanpa harus menunggu
proses produksi/pemberian jasa selesai seutuhnya, terutama jika
proses tersebut berlangsung lebih dari 1 tahun fiskal. Metode yang
biasa dipakai adalah Percentage-of-Completion dan Proportional
Performance. Mis: kontruksi bangunan.
• Jika penagihan asset dianggap meragukan, revenue&gain mungkin
diakui saat cash diterima. Metode yang biasa dipakai adalah
Installment Sales dan Recovery Method. Mis: penjualan real estate.

b. Pengakuan Expense dan Lossa)Direct Matching => menghubungkan


expense dengan revenue tertentu. Mis: COGS yang dihubungkan dengan
revenue dari penjualan. Contoh lain: cost of collection, bad debt losses
from uncollectible receivable, dan warranty cost.b)Systematic and
Rational Allocation => expense-expense tertentu dibebankan dengan
cara yang sistematis&rasional karena sangatlah susah untuk
menghubungkan mereka dengan revenue tertentu, tetapi mereka jelas
dibutuhkan untuk menghasilkan revenue. Mis: beban
depresiasi.c)Immediate Recognition => expense yang terjadi untuk
mendapatkan barang dan jasa yang secara tidak langsung membantu
dalam menghasilkan revenue. Mis: office salaries, utilities.c.Perubahan
Estimasi

B. UNSUR-UNSUR DALAM LABA RUGI KOMPLEKS HINGGA


COMPREHENSIVE INCOME
Unsur dalam laba rugi kompleks
• Pendapatan (Revenue)
Revenue atau pendapatan menunjukkan nilai penjualan total kepada
pelanggan dalam suatu periode dikurangi retur dan potongan
penjualan atau diskon penjualan. Nilai total ini tidak boleh mencakup
tagihan tambahan dan pajak penjualan yang harus dipungut atas
nama pemerintah (misalnya PPN).

• Harga Pokok Penjualan (COGS)


Yang dimaksud dengan Cost of Goods Sold atau harga pokok penjualan
adalah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh barang yang
dijual atau harga perolehan dari barang yang dijual.

• Laba Kotor (Gross Profit)


Gross Profit atau Laba Kotor adalah selisih antara pendapatan dari
penjualan bersih dan harga pokok penjualan. Presentase laba kotor
dihitung dengan membagi laba kotor dengan pendapatan dari
penjualan bersih, ini menunjukkan ukuran profitabilitas yang
memungkinkan perbandingan perusahaan dari tahun ke tahun.

• Beban Operasi (Operating Expense)


Beban operasi atau Operating expense dapat dilaporkan dalam dua
bagian yaitu sales expense dan general & administrative expense.
o Sales expense: gaji dan komisi bagian penjualan, iklan
dan tampilan toko, pemakaian perlengkapan toko, penyusutan
perabotan dan peralatan toko, dan beban pengiriman.
o General and Administrative expense : beban karyawan dan gaji
bagian kantor, pemakaian perlenkapan kantor, penyusutan
perabotan dan perlengkapan kantor, telepon, pos, dan unsure
sejenis.

• Income from operation


Income from operation atau laba operasi mengukur kinerja operasi
bisnis fundamental yang dilakukan oleh sebuah perusahaan dan didapt
dari laba kotor dikurangi beban operasi.

• Other income/ expense


o Other income atau pendapatan/keuntungan lain-lain merupakan
bagian yang mencakup unsure yang berkaitan dengan aktivitas
sampingan perusahaan. Misal pendapatan dari sewa, bunga,
dan dividen serta keuntungan dari penjualan aktiva seperti
peraalatan dan investasi.
o Other expense sama dengan bagian sebelumnya tetapi
merupakan akibat dari penurunan, bukan peningkatan laba
operasi. Contohnya beban dan kerugian dari penjualan aktiva

• Finance costs
Finance adalah biaya pinjaman dari berbagi kreditur. Contohnya beban
bunga, biaya bank, dan sejenisnya.

• Income from continuing operation before tax


Income from continuing operation before tax didapat dengan
mengurangkan pendapatan dan keuntungan lain-lain serta beban dan
kerugian lain-lain dari laba operasi.

• Income tax
Income tax adalah jumlah semua pajak atas laba dari seluruh transaksi
yang dilakukan oleh perusahaan selama setahun

• Profit for the year from continuing operation


Profit for the year from continuing operation adalah nilai laba yang
dapat menggambarkan kondisi perusahaan yang diharapkan akan
berkelanjutan dimasa yang akan datang. Ini dihitung dengan
mengurangkan beban bunga, income tax, dan keuntungan atau
kerugian lainnya dari laba operasi.

• Loss for the year from discontinuing operation


Loss for the year from discontinuing operation adalah jenis yang paling
umum dalam item yang tidak teratur. Kerugian ini didapat dari
kegiatan perusahaan seperti menghentikan produk sementara,
pergeseran lokasi perusahaan atau perubahan akibat pergantian
teknologi yang sudah tidak memenuhi persyaratan.

• Profit for the year


Profit for the year adalah laba bersih yang didapat sebuah perusahaan
pada suatu periode. Ini didapat dari hasil

• Other comprehensive income


Other comprehensive income terdiri dari bagian-bagian penghasilan
dan beban (termasuk penyesuaian reklasifikasi) yang tidak diakui
dalam laporan laba rugi termasuk pengaruh terjemahan operasi asing,
cash flow hedges, available-for-sale financial assets dan perubahan
dalam revaluation reserves. Contohnya antara lain
 changes in revaluation surplus
 actuarial gains and losses on defined benefit plans
 gains and losses arising from translating the financial
statements of a foreign operation
 gains and losses on remeasuring available-for-sale financial
assets
 the effective portion of gains and losses on hedging instruments
in a cash flow hedge

• Comprehensive Income
Comprehensive income adalah segala perubahan dalam ekuitas yang
terjadi pada suatu periode kecuali yang dihasilkan dari investasi oleh
pemilik dan distribusi kepada pemilik.
Example Corporation
Statement of Comprehensive Income
For the Year Ended December 31, 2010

Income Statement

$
Revenue 290,000,000.00
$
(175,000,000.00
Cost of Goods Sold )
$
Gross Profit 115,000,000.00
Operating Expenses :
$
(14,000,000.0
General & Administrative Expense 0)
$
Selling Expense (8,000,000.00)
$
Amortization of Intangible Assets (2,500,000.00)
$
Write off of Goodwill (1,750,000.00)
$
(42,000,000.0
Restructuring Costs 0)
$
(13,000,000.0
Loss from Inventory Write -Down 0)
$
Total Operating Expenses (81,250,000.00)
$
Income from Operation 33,750,000.00
Other Income (Expense) :
$
Interest Income 7,500,000.00
$
Finance Cost - Interest Expense (4,250,000.00)
$
Gain on Sale of Operating Assets 7,825,000.00
$
Loss on Sale of Operating Assets (825,000.00)
$
Total Other Operating Income (Expense) 10,250,000.00
Income From Continuing Operations Before $
Tax 44,000,000.00
$
Income Tax (9,400,000.00)
$
Profit for The Year from Continuing Operations 34,600,000.00
Loss for The year From Discontinuing $
Operations (11,000,000.00)
$
Profit for The Year 23,600,000.00

$
Earning Per Share 23.60

Statement of Comprehensive Income

$
Profit (Loss) for The Year 23,600,000.00
Other Comprehesive Income :
$
Gain from early sale of Bonds 12,000,000.00
$
Unrealized Gain (Loss) (2,000,000.00)
$
Gains on Property revaluation 10,000,000.00
Other Comprehensive Income For The Year $
Net of Tax 20,000,000.00
$
Total Comprehensive Income for The Year 43,600,000.00

SOAL- SOAL

A. Soal teori dan konsep

1. Sebutkan dan Jelaskan yang singkat dan jelas mengenai kelebihan dan
kelemahan konvergensi IFRS!

2. Coba bandingkan kualitas primer suatu informasi keuangan menurut


SFAS dan menurut IFRS! Dimana letak perbedaannya!

3. Apakah prinsip konservatisme itu? Apakah konsep itu dijumpai dalam


kerangka dasar baik menurut SFAS maupun menurut IFRS? TUnjukkan!

4. Proses setelah pengakuan diantaranya adalah realisasi, coba


definisikan realized dan unrealized, dan jelaskan perbedaan konsep
keduanya!

5. Jelaskan mengenai peristiwa after balance sheet date dan bagaimana


perlakuan akuntansinya!

B. SOAL RUGI LABA

Berikut tampilan informasi income PT Queen tahun 2009. Manajemen PT


memang mengakui bahwa sajian laporan keuangan berikut ini masih agak
kacau, jadinya tak meyakinkan. Ini disebabkan manajemen tak begitu
familiar dengan item-item rugi laba yang sifatnya unusual.

PT Queen

Income Statement

Per December 31, 2009

Sales (net) 200.000.000

Less: Selling expense (20.600.000)

Net sales 179.400.000

Add: interest revenue 2.500.000


Add: Dividend income 10.000.000

Less: Loss on sale of equipment (3.200.000)

Gross sales revenue 188.700.000

Less : Cost of peration

Cost of Goods sold 120.000.000

Correction of overstatement in last years

income due to error (net of Rp 1.650.000

income tax credit) 4.800.000

Dividend Cost (Rp 500,00 per share

for 8000 shares) 4.000.000

Loss from write-off of inventory 2.500.000

Loss from expropriation (net of Rp 500.000

income tax) 12.500.000

Unrealize decrease in AFS securities (net of

Rp 200.000 income tax) 7.500.000 151.300.000

Add: Extraordinary gain due to earthquake (net of

Rp 1.800.000,00 income tax) 4.200.000

Gain on retirement of bond (net of

Rp 1.900.000,00 income tax) 15.000.000 19.200.000

Taxable revenue 56.600.000

Less: income tax on income from continuing

Operation (8.980.000)

Net Income 47.620.000

Miscellaneous deductions

Gain from operation of discontinued

segment AA (net of Rp 900.000 income tax) 2.100.000

administrative expense (16.800.000)

Bad debt expense (1.100.000)

Cumulative effect from change in inventory

method (pretax of Rp 500.000,00) 13.000.000

Cash short and over 1.000.000 (1.800.000)

Net revenue 45.820.000

Retained earning statement

Per December 31,2009


Beginning retained earnings Rp 60.300.000,00

Add: gain on sale of segment AA (net of Rp 1.350.000 income tax) Rp


3.150.000,00

Recalculated retained earnings Rp 63.450.000,00

Add: Net revenue Rp 45.820.000,00

Rp 109.270.000,00

Less: Interest expense RP


(3.400.000,00)

Ending retained earnings Rp 105.870.000,00

Dari data laporan keuangan yang disajikan diatas, pertanyaannya:

1. Adakah unusual items dari soil rugi laba tersebut, kalau ada, sebutkan,
dan bagaimana cara penyajian unusual items menurut IFRS?

2. Susunlah laporan laba komprehensif secara lengkap, benar, dan


bertahap (multiple-step).
Jawaban Soal Teori Konsep

1. Sebutkan dan jelaskan yang singkat dan jelas mengenai kelebihan dan
kelemahan konvergensi IFRS!

Kelebihan:

a. Memudahkan pemahaman atas laporan keuangan dengan menggunakan


SAK yang dikenal
secara internasional.

b. Meningkatkan transparansi keuangan suatu instansi.

c. Meningkatkan arus investasi global.

d. Menurunkan biaya modal melalui pasar modal global.

e. Menciptakan efisiensi penyusunan laporan keuangan.

Laporan keuangan yang disusun berdasarkan standar akuntansi keuangan


internasional (IFRS) memudahkan pihak eksternal (dalam hal ini adalah luar
negeri) dalam memahami kondisi keuangan si perusahaan. Kemudahan
dalam memahami laporan keuangan (kondisi keuangan) ini akan membantu
pihak eksternal (investor) dalam membuat pertimbangan apakah investor
berinvestasi di perusahaan tersebut atau tidak. Hal ini akan meningkatkan
arus investasi secara global. Hal tersebut juga membantu investor dalam
melakukan pembandingan kondisi keuangan si perusahaan dengan
perusahaan lain sehingga investor dapat memutuskan di perusahaan mana ia
akan melakukan investasi.

Selain itu, hal lain yang ikut membantu investor dalam menyusun
pertimbangan ketika hendak berinvestasi adalah pengungkapan laporan
keuangan (transparansi) perusahaan tersebut. Transparansi tersebut
memudahkan investor dalam mengetahui seluk beluk perusahaan sehingga
investor dapat dengan mudah memprediksi nilai investasinya di masa yang
akan datang. Akibat kemudahan tersebut, investor yang melakukan investasi
akan semakin banyak (pasar modal global) sehingga menciptakan fund
raising. Perusahaan sangat membutuhkan pendanaan modal yang sangat
besar, sehingga fund raising tersebut membantu perusahaan mendapatkan
sumber modal yang lebih besar dari pihak eksternal (investor) dan
mengurangi sumber modal dari internal (menurunkan biaya modal). Efisisensi
laporan keuangan tercipta karena bagian/ akun yang tidak diperlukan
menurut IFRS tidak perlu ditampilkan dalam laporan keuangan sehingga
tercipta efisiensi.

Kekurangan:

1.Problem penerjemahan.

2.Pengaplikasiannya cenderung hanya pada perusahaan-perusahaan besar,


tidak cocok untuk perusahaan skala menengah dan kecil.

3.Ada potensi ketidaksesuaian dengan perundang-undangan Negara setempat.

4.Konsep Fair Value yang tidak konsisten.

Untuk masalah penerjemahan, hendaknya bahasa dalam IFRS adalah


bahasa Inggris yang lebih simpel supaya mudah dipahami dan mengurangi
kesalahan interpretasi terhadap substansinya. Standar akuntansi internasional
yang cukup kompleks memungkinkan terjadinya kesalahan interpretasi dalam
penerapannya sehingga dapat menimbulkan potensi ketidaksesuaian dengan
perundang-undangan Negara yang hendak mengadopsi sistem IFRS.
Kompleksitas tersebut menyebabkan standar akuntansi internasional hanya
dapat diterapkan pada entitas bisnis yang besar dan kegiatannnya juga
kompleks sehingga entitas skala menengah/ kecil sulit menerapkannya.

Untuk menunjukkan ketidakkonsistenan Fair Value, kita dapat mengambil


kasus FAS 115 (diadopsi tahun 1993) yang mewajibkan perusahaan untuk
merevaluasi semua aset finansial yang diperjualbelikan secara reguler pada
pasar sekuritas sebesar nilai pasarnya pada akhir perioda akuntansi. Meskipun
banyak yang merekomendasikan ide ini, revaluasi tidak diterapkan secara
konsisten. Debt Securities dalam kelompok “held for maturity” tidak direvaluasi
meskipun nilai pasarnya harus dilaporkan pada catatan. Tapi jika debt didesain
sebagai “held for sale”, sekuritas tersebut dicatat sebesar nilai pasar pada
neraca (meskipun perubahan nilai tidak dilaporkan sebagai laba sekarang),
mereka memasukkannya sebagai bagian dari “comprehensive income”.
Ketidakkonsistenan tersebut kelihatan didorong oleh tekanan politik dari
beberapa perusahaan, khususnya bank komersial, yang ingin melindungi laporan
laba rugi mereka dari perubahan harga pasar, meskipun harga tersebut dapat
dengan mudah dan handal ditentukan oleh setiap orang melalui surat kabar atau
komputer. Penyimpangan ini seharusnya dihilangkan; setidaknya, semua aset
yang identik atau terbandingkan seharusnya menerima perlakuan akuntansi
yang sama, sepanjang konsep penandingan dipertahankan.

2. Coba bandingkan kualitas primer suatu informasi keuangan menurut SFAS


dan menurut IFRS! Dimana letak perbedaannya?

Karakteristik kualitatif laporan keuangan menurut SFAS dapat kita lihat


pada Framework for The Preparation and Presentation of Financial Statemens
(The Framework). Terdapat perbedaan pada karakteristik yang terdapat dalam
kedua kualitas primer (relevance dan reliability). Jika menurut SFAS dalam
karakteristik yang terdapat pada relevance adalah predictive value, feed-back
value, dan timeliness dan pada reliability adalah verifable, jujur, dan netral.
Sedangkan menurut IFRS karakteristik yang terdapat pada kualitas primer
relevansi adalah predictive value, confirmative value, dan materialitas. Dan
untuk kualitas reliabilitas adalah penyajian jujur, substansi mengungguli bentuk,
netralitas, pertimbangan sehat, dan kelengkapan.

3. Apakah prinsip konservatisme itu? Apakah konsep itu dijumpai dalam


kerangka dasar baik menurut SFAS maupun IFRS? Tunjukkan!

Konsep konservatisme menurut Watts (2003) mendefinisikan


konservatisme sebagai perbedaan verifiabilitas yang diminta untuk pengakuan
laba dibandingkan rugi. Watts juga menyatakan bahwa konservatisme akuntansi
muncul dari insentif yang berkaitan dengan biaya kontrak, litigasi, pajak, dan
politik yang bermanfaat bagi perusahaan untuk mengurangi biaya keagenan dan
mengurangi pembayaran yang berlebihan kepada pihak-pihak seperti manajer,
pemegang saham, pengadilan dan pemerintah. Bliss (dalam Watts, 2003)
memberikan bentuk definisi yang paling ekstrim yaitu tidak mengantisipasi laba
tetapi mengantisipasi semua kerugian. Basu (1997) juga menyatakan bahwa
akuntansi konservatif sebagai praktik akuntansi yang mengurangi laba
(menghapuskan aktiva bersih) dalam merespon bad news, tetapi tidak
meningkatkan laba (meningkatkan aktiva bersih) dalam merespon good news.

Konsep konservatisme dijumpai pada conceptual framework IFRS pada


bagian Reliability dan pada SFAC No. 2.

4. Proses setelah pengakuan di antaranya adalah realisasi, coba definisikan


“realized” dan “unrealized”, dan jelaskan perbedaan konsep keduanya!

Istilah realisasi didefinisikan sebagai saat dimana ketidakpastian


yang berkaitan dengan jumlah uang yang pada akhirnya akan diterima
tidak lagi tampak; sehingga tidak terdapat lagi keraguan untuk mengakui
dan melaporkan adanya sejumlah penghasilan. Adanya perubahan (dalam
hal ini kenaikan) nilai dari sumber-sumber ekonomi; secara rasional dapat
diukur atau ditentukan jumlahnya. Oleh karena itu, penekanan harus
diberikan kepada transaksi, kejadian, atau keadaan; sebagai aspek krusial
dalam keseluruhan proses untuk memperoleh penghasilan. Dengan
transaksi, kejadian, atau keadaan sebagai acuan, maka secara garis besar
penghasilan harus diakui pada saat diperoleh (earned), direalisasikan
(realized), atau dapat direalisasikan (realizable).

Tergantung pada sifat dan jenis pekerjaan atau usaha, serta industri dan
masing-masing entitas; transaksi atau peristiwa yang dianggap krusial tersebut
bisa berupa saat terjadinya:

1. Penjualan barang atau penyerahan jasa


2. Penerimaan kas
3. Diselesaikannya proses produksi atau kegiatan konstruksi
4. Saat diselesaikannya tahap-tahap tertentu dari suatu proses produksi
atau kegiatan konstruksi.

Istilah unrealized digambarkan misalnya melalui peristiwa fluktuasi harga


saham. Sebuah perusahaan memiliki sejumlah saham di bursa efek. Karena
harga saham fluktuasi sangat tinggi, maka kemungkinan untung atau rugi dapat
berlaku setiap saat. Pada saat harga saham turun (rendah), perusahaan tersebut
mengakui kerugian tersebut sebagai kerugian di atas kertas (belum terealisasi)
karena saham milik perusahaan belum dijual.

5. Jelaskan mengenai peristiwa after balance sheet dan bagaimana perlakuan


akuntansinya!

Pengertian peristiwa after balance sheet:

- Peristiwa setelah tanggal neraca adalah peristiwa, baik yang


menguntungkan (favourable) atau tidak menguntungkan (unfavourable),
yang terjadi di antara tanggal neraca dan tanggal penyelesaian laporan
keuangan.

- Peristiwa yang memberikan bukti atas adanya suatu kondisi pada


tanggal neraca (peristiwa setelah tanggal neraca yang mengakibatkan
laporan keuangan harus disesuaikan).

- Peristiwa yang mengindikasikan timbulnya suatu kondisi setelah


tanggal neraca (peristiwa setelah tanggal neraca yang tidak
mengakibatkan laporan keuangan disesuaikan).

 Tanggal penyelesaian laporan keuangan adalah tanggal ketika laporan


keuangan sudah final, yang berarti tidak ada lagi koreksi atau
penyesuaian setelah tanggal tersebut.

 Untuk laporan keuangan auditan, tanggal ini adalah tanggal laporan


auditor .

 Untuk laporan keuangan yang tidak diaudit, tanggal ini adalah tanggal
ketika laporan keuangan selesai disusun oleh direksi .

Peristiwa setelah tanggal neraca yang memerlukan penyesuaian:


 Keputusan pengadilan yang menyatakan perusahaan memiliki
kewajiban kini pada tanggal neraca.

 Indikasi penurunan nilai suatu aset pada tanggal neraca, atau


penyesuaian jumlah rugi penurunan nilai yang telah diakui (misal:
pelanggan bangkrut, harga jual persediaan).

 Harga perolehan aset atau hasil penjualan aset.

 Bagi laba atau bagi bonus.

 Kecurangan atau kesalahan.

Peristiwa setelah tanggal neraca yang tidak memerlukan penyesuaian:

 Penurunan nilai pasar suatu investasi setelah tanggal neraca.

 Penggabungan usaha yang signifikan setelah tanggal neraca.

 Pengumuman penghentian operasi.

 Pembelian dan pelepasan aset yang signifikan, pengambil-alihan aset


oleh pemerintah.

 Kerusakan aset akibat kebakaran setelah tanggal neraca.

Jawaban Soal Rugi Laba

Berikut tampilan informasi income PT Queen tahun 2009. Manajemen PT memang


mengakui bahwa sajian laporan keuangan berikut masih agak kacau, jadinya tak
meyakinkan. Ini disebabkan manajemen tak begitu familiar dengan item-item rugi
laba yang sifatnya unusual

1. Adakah unusual item dari soal rugi laba tersebut, kalau ada, sebutkan, dan
bagaimana cara penyajian unusual items menurut IFRS?

Jawab:

Ada, yaitu:

a. Correction of overstatement in last year’s income due to error, penyajian item


ini seharusnya pada retained earnings statement.

b. Dividend Cost, penyajian item ini seharusnya pada retained earnings


statement.

c. Unrealized Decreased in AFS securities, penyajian item ini seharusnya pada


Statement of Comprehensive Income pada bagian Other Comprehensive
Income.
e. Extraordinary Gain due to Earthquake, penyajian item ini seharusnya pada
Statement of Changes In Equity.

f. Gain From Operation of Discontinued Segment AA, penyajian item ini


seharusnya pada Statement of Comprehensive Income pada bagian
Discontinued Operation.

g. Gain on Sale of Segment AA, penyajian item ini seharusnya pada Statement
of Comprehensive Income pada bagian Discontinued Operation.

h. Loss From Expropriation, penyajian item ini seharusnya pada Statement of


Comprehensive Income pada bagian Discontinued Operation.

i. Cumulative Effect From Change in Inventory, penyajian item ini seharusnya


pada Statement of Changes In Equity.
2. Susunlah Laporan Laba Komprehensif secara lengkap, benar, dan bertahap
(multiple step)!

Jawab:

PT Queen
Statement of Comprehensive Income
For The Year 2009

INCOME STATEMENT

Rp
Net Sales 200.000.000,00
Rp
COGS (120.000.000,00)
Rp
Gross Profit 80.000.000,00
Operating Expense:
Selling Expense Rp (20.600.000,00)
Bad Debt Expense Rp (1.100.000,00)
Rp
Administrative Expense Rp (16.800.000,00) (38.500.000,00)
Rp
Income From Operating Activities 41.500.000,00
Other Income or Expense:
Interest Revenue Rp 2.500.000,00
Interest Expense Rp 3.400.000,00
Cash Short and Over Rp 1.000.000,00
Loss on Sale of Equipment Rp (3.200.000,00)
Loss From Writte-off Inventory Rp (2.500.000,00)
Rp
Gain on Retirement of Bond Rp 16.900.000,00 (18.100.000,00)
Income From Continuing Before Rp
Tax 23.400.000,00
Rp
Tax Income (8.980.000,00)
Rp
Income From Continuing Activities 14.420.000,00
Discontinued Operation:
Loss From Expropriation Rp (12.500.000,00)
Gain From Discontinued Rp
Operation Rp 5.250.000,00 (7.250.000,00)
Rp
Profit For The Year 7.170.000,00

STATEMENT OF COMPRHENSIVE
INCOME

Rp
Profit For The Year 7.170.000,00
Other Comprehensive Income:
Unrealized Decreased in AFS Rp
Securities (7.500.000,00)
Total Comprehensive Income for Rp
The Year (330.000,00)
BAB III
PENUTUP

Pada dasarnya dalam membuat sebuah laporan keuangan khususnya laporan


laba rugi (Statement of Comprehensive Income) tidak jauh berbeda antara sistem
IFRS maupun FASB hanya terdapat sedikit perbedaan format dalam penyusunan
akun-akunnya. Walaupun begitu dalam membuat laporan laba rugi (Statement of
Comprehensive Income) tetap perlu adanya kewaspadaan atau kehati-hatian dalam
penyusunannya. Seperti halnya pada contoh soal BAB diatas, perlu adanya kehati-
hatian dalam menyusunnya karena ada hal-hal yang sifatnya “menjebak”. Hal-hal
tersebut antara lain,

1. Banyaknya akun-akun yang tidak terletak pada tempatnya.

2. Ada akun yang seharusnya tidak masuk dalam laporan laba rugi.

3. Perlu pemahaman apakah sifat akun tersebut mengurangi atau menambah


laba.

4. Penyajian unusual item harus bersih dari pajak (Net of Tax).

5. Penyajian laporan laba rugi secara multiple-step harus sesuai dengan pos-
posnya.

6. Penyajian comprehensive income harus dimulai dengan profit of the year.

Diharapkan dengan adanya kewaspadaan dan kehati-hatian dalam


penyusunan laporan keuangan khusunya laporan laba rugi bisa menghasilkan
laporan laba rugi yang berkualitas, relevan dan reliable.

Anda mungkin juga menyukai