Laporan KTA 7
Laporan KTA 7
Laporan KTA 7
=
ono rn = - =
2
=
2
=
-4
o
-4
o
= 9,9 o
B) r bon = r +
= 9 bon
= +
= 8 Ir
=
8
, o
= 8, o
C) H = = =
2
8 I = 8
2
rnros = - 8I
= I
8
= %
= ,
2
=
2
=
3
2
= Ir
on rnros = - 8
= 8 r
% =
8
= , %
D)
15kg
10
6
= pp - po cono
15
10
6
8
poo ro =
6
8,
Ir
o
= ,9 o
Urea N
100 45
=
,9 = 8,8 o
K poo Z =
6
r
8,
r
o
K = 8, o
Zk K
100 60
=
8, = , o
E) P total 20 ppm
Sp 36 35 P
pp =
6
=
-3
, - os or
2
2
= o, 99
p =
,99
= , o
2. pp =
50
10
6
100
45
= ,
ang ha7us dibe7ikan 150 kg 0,016 kg
150, 016 kg
3. o =
75 kg
500 kg tunu busu
Ko = % ono boso
Bobot kering Ka 60
=
- ros bobo rn
= o
o =
= 8 o
Kapur Ca
100 30
=
8 = o
3.2 Pembahasan
Pengukuran erosi yang dilakukan di lapangan adalah dengan menggunakan
sistem petak kecil. Pendugaan dengan menggunakan petak percobaan,pada
dasarnya memang mendekati kondisi alami yang sebenarnya. Namun cara ini
membutuhkan biaya, tenaga, dan waktu yang tidak kecil. Selain itu juga untuk
mengetahui laju dan jumlah erosi yang terjadi pada berbagai jenis penggunaan
lahan dan berbagai jenispenggunaan tanaman pada berbagai jenis tanah dan
topograIi (kemiringan dan panjang lereng)juga dibutuhkan biaya yang tinggi,
tenaga kerja yang banyak, dan waktu yang relatiI lama.Petak kecil Petak kecil
yang biasanya 4 persegi, dipergunakan untuk mendapatkan besarnya erosiyang
disebabkan oleh pengaruh Iaktor-Iaktor tertentu untuk suatu tipe tanah dan derajat
lereng tertentu.
Erosi akan menyebabkan terjadinya pendangkalan waduk, penurunan kapasitas
saluran irigasi, dan dapat mengganggu sistem pembangkit tenaga listrik. Erosi
yang tinggi, banjir pada musim penghujan tidak hanya menimbulkan dampak
negatiI pada aspek bio-Iisik sumberdaya alam dan lingkungan tetapi juga
berdampak pada aspek sosial ekonomi masyarakat. Erosi dan banjir dapat
menurunkan kualitas dan kuantitas sumberdaya alam. Produksi pertanian,
perikanan dan penggunaan sumberdaya alam yang berkaitan dengan air akan
menurun.
Upaya pencegahan banjir dan sedimentasi dapat dilakukan dengan perbaikan
pola penggunaan lahan dan melakukan usaha konservasi tanah dan air. Upaya ini
umumnya masih dilakukan parsial terutama karena aktivitas ini masih dihitung
sebagai biaya sosial dan bukan sebagai aktivitas ekonomi yang menguntungkan.
Untuk itu perlu dikembangkan evaluasi pola penggunaan lahan yang dapat
mengurangi erosi, banjir tetapi secara ekonomi menguntungkan. Evaluasi ini
harus juga mengukur nilai ekonomi dari manIaat atau kerugian lingkungan yang
terjadi baik langsung maupun tidak langsung.
Erosi terjadi karena tanah terangkut oleh air dan juga karena pori tanah yang
sudah jenuh air, sehingga tidak memungkinkan air masuk kedalam tanah, lalu
terjadi aliran permukaan (7un off) yang membawa tanah. Namun dalam
perhitungan nomor 1 (d) aliran permukaan yang terjadi jika dibandingkan dengan
curah hujannya tidak menunjukkan nilai yang besar karena sebagian dari curah
hujan yang turun terserap oleh tanah tetapi jika curah hujan yang turun secara
terus menerus maka tanah akan jenuh dan menyebabkan aliran permukaan seperti
nilai yang terlihat di atas. Erosi yang disebabkan oleh aliran permukaan dapat
menyebabkan pupuk urea dan K pada ZK hilang sebasar 28,78 kg/hektar dan 14,4
kg/hektar, hal ini menunjukkan bahwa petani atau pekerja harus menganggarkan
biaya atau pengeluaran lebih untuk pupuk karena jika tidak dilebihkan
anggarannya akan berdampak pada tanaman yang ditanam dan tanaman tersebut
akan kekurangan pupuk atau nutrisinya kurang terpenuhi sehingga hasil
pertaniannya tidak maksimal. Pada erosi ini pun pupuk P dan SP mengalami
pengurangan yang tidak cukup besar karena laju inIiltrasi pada saat kekurangan P
dan SP tidak sebesar nilai kehilangan pupuk pada urea dan Z.
Dalam penentuan seberapa banyak pupuk yang harus diberikan pada tanah
yang memiliki kadar N dalam air yang merupakan 7un-off sebanyak 50 ppm dan
adanya kebutuhan pupuk urea untuk poduksi tanaman yaitu sebesar 150 kg, maka
dapat disimpulkan bahwa kandungan urea 45 N, SP36 P, dan ZK 60 K. Dalam
perhitungannya, satuan ppm yang bernilai 50 ppm dikalikan dengan 10
6
agar
satuannya (kg) sama, jadi kadar N dalam air yang berada dalam tanah tersebut jika
dikonversi dalam satuan kg bernilai 0,016 kg dan pupuk yang harus diberikan
pada tanah tersebut sebesar 150,016 (hasil dari kebutuhan pupuk untuk produksi
tanaman dan kadar N dalam air. Untuk menentukan jumlah erosi dalam bobot
kering dan jumlah kapur yang terangkut dilakukan perhitungan dengan data data
yaitu, jumlah Ca dalam sedimen 75kg/500kg, tanah basah dengan kadar air 40,
dan luas petakan tersebut sebesar / hektar.
Pertama, untuk mengetahui erosi bobot kering nilai bobot kering Ka dibagi 100
lalu dikalikan berat tanah basah, lalu dikalikan lebar tanah tersebut dan didapat
nilainya sebesar 1200kg/hektar. Setelah didapat nilai erosi bobot kering, maka
nilai Ca dalam sedimen dikalikan jumlah erosi didapat hasil berupa nilai dengan
satuan kg/hektar dengan nilai 180, lalu penentuan terakhir yaitu jumlah kapur
yang terangkut dalam kandungan Ca dalam kapur 30, maka kandungan Ca
dalam kapur dikalikan jumlah Ca dalam sedimen tanah basah, didapat hasil
sebesar 600 kg/hektar.
BAB IV
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dikerjakan dapat disimpulkan bahwa
besarnya erosi dapat diperhitungkan serta dari perhitungan tersebut petani dapat
menentukan berapa biaya yang dibutuhkan untuk pengadaan pupuk pada tanaman.
Hal ini dapat mengurangi kejadian gagal panen yang dialami oleh petani.
DAFTAR PUSTAKA
Khaniwata, Musem. 2009. !enge7tian Konse7;asi dan Ruang Lingkup Sumbe7
Daya, http://musemkhaniwata.blogspot.com/2009/05/pengertian-konservasi-dan-
ruang-lingkup.html (diakses tanggal 02 November 2011)
Section 1.01 Anonim. 2011. 7osi dan 7odibilitas Tanah, http://pengertian-
deIinisi.blogspot.com/20110901archive.html (diakses tanggal 02 November
2011)
Ignatius, Voky. 2010. !enguku7an 7osi Dengan Metode !etak !e7cobaan,
http://www.scribd.com/doc/51771602/pengukuran-erosi-dengan-metode-petak-
percobbaan (diakses tanggal 02 November 2011)