Laporan Blok 11 Modul 2
Laporan Blok 11 Modul 2
Laporan Blok 11 Modul 2
KELOMPOK 2
TUTOR: Drg. Murniwati, MPPM Addina Ainul Haq Annisa Desva Elia Bulan Fatiha Bagustari Desmedio Deno Merinda Difa Putri Utami Dirahmah Tulaila Firstadeina Rezkiannisa Melga Halim Muftihat Israr Putri Mulya Sari Vixi Pratiwi Harry Muhammad Nur
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS 2012
SKENARIO
Kinerja ???? Drg. Melani dipanggil kepala dinas kesehatan karena hasil penilaian kinerja puskesmas pencapaian programnya dibawah target yang sudah ditetapkan seperti K4 Ibu hamil 43%,cakupan imunisas i 65% . drg. Melani menanyakan kepada kepala puskesmas mengenai Perencanaan Tingkat Puskesmas. Di puskesmas Drg. Melani mengadakan lokakarya mini membahas pencapaian program puskesmas. Dari hasi yang lokakarya mini diketahui bahwa PTP dibuat dengan mencontoh yang tahun lalu. Petugas puskesmas pembantu tidak mempunyai data mengenai pencapaian . bidan desa tidak tahu masalah apa yang terjadi di daerah binaanya. Ternyata Puskesmas belum membuat perencanaan berdasarkan masalah yang ada. Dapatkah saudara menjelaskan mengenai manejemen Puskesmas.
STEP I. TERMINOLOGI
1. K4 : merupakan kunjungan antenatal yang ke-4. Kunjungan ibu hamil ke bidan / dokter untuk mendapatkan pelayanan antenatal yang terdiri atas min 1x kontak pada trimester I,1 x pada trimester II dan 2x pada trimester 3. 2. Lokakarya mini : suatu pertemuan di puskesmas yang dihadiri oleh seluruh staff puskesmas,petugas pustu,dan sektor lain yang terkait untuk meningkatkan kerja sama tim dan meningkatkan mutu puskesmas. 3. PTP : Perencaan Tingkat Puskesmas adalah suatu proses kegiatan yang sistematis untuk menyusun atau mempersiapkan kegiatan yang akan dilakasankan oleh Puskesmas pada tahun berikutnya untk meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan kepada masyarakat dalam upaya.
a. Upaya kesehatan wajib Puskesmas : Promosi kesehatan Kesehatan lingkungan Kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana Perbaikan gizi masyarakat Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular Pengobatan
b. upaya kesehatan pengembangan Puskesmas : ditetapkan berdasarkan permasalahan di masyarakat, disesuaikan dengan kemampuan puskesmas. 5. Apa saja kendala dalam pencapaian program puskesmas? Rencana strategis, visi dan misi belum dirumuskan oleh puskesmas secara jelas Fungsi belum dipahami bersama dan belum dilaksanakan oleh jajaran puskesmas dengan baik Sistem manajemen puskesmas belum dilaksankan dengan optimal Dana operasional terbatas Sumberdaya manusia yang masih terbatas kuantitas, kualiatas dan kualifikasinya.
6.Apa saja masalah kesehatn yang sering ditemui di Indonesia? Mortilitas Tingginya dispartilitas miskin-kaya Keterbatasan di pelayanan kesehatan Kurangnya peran antar lintas sector
7. Bagaimana pemecahan masalah kesehatan ? Analisis situasi Identifikasi masalah : bisa dilakukan dengan pendekatan logis,pragmatis dan politis Menetapkan tujuan Menentukan alternatif Rencana operasional
8.Bagaimana proses evaluasi terhadap proses pencapaian kinerja puskesmas? Berdasarkan kinerja program (dasar dan inovasi ) Berdasarkan pelaksanaan manajemen Berdasarkan mutu pelayanan kesehatan puskesmas
Komunikasi : apa yang akan di benahi Koordinasi : keterpaduan antar program Komitmen : bersikap professional dan berkomitmen Konsisten : sesuai dengan apa yang disepakati Kontinuitas : berkelajutan, aktif dan kreatif Konsekuen Kooperatif : integrasi secara menyeluruh
10. Apa manfaat manajemen kesehatan khususnya Puskesmas? Untuk mengelola sumber daya Untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan masyarakat Untuk pelayanan kesehatan yang sebaik-baiknya
Kinerja Puskesmas
Di bawah target
Manajemen Puskesmas Manajemen kesehatan Kebijakan Dasar Puskesmas Masalah Kesehatan Masyarakat
Pemecahan Masalah
2. Penyelenggaraan Dalam penyelenggaraan harus memperhatikan : Azas penyelenggaraan puskesmas Standar dan Pedoman pelayanan
3. Pemantauan Pemantauan dilaksanakan dengan memperhatikan: a. kinerja (cakupan, mutu, biaya) b. masalah dan hambatan c. menggunakan data dari SIMPUS (Sistem Informasi Manajemen Puskesmas) 4. Penilaian sumber data utama SIMPUS C. PENGAWASAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN Pengawasan dan pertanggungjawaban merupakan proses memperoleh suatu kepastian atas kesesuaian penyelenggaraan dan pencapaian tujuan Puskesmas terhadap rencana dan peraturan perundang-undangan serta berbagai kewajiban yang berlaku. 1. Pengawasan, dilakukan secara Internal dan Eksternal 2. Pertanggungjawaban, dilaporkan dalam bentuk laporan pertanggungjawaban yang terdiri dari: - laporan berkala - laporan pertanggung jawaban masa jabatan LO II. KEBIJAKAN DASAR PUSKESMAS Kebijakan pembangunan kesehatan terutama diarahkan pada : (1) peningkatan jumlah jaringan dan kualitas sarana dan prasarana kesehatan; (2) peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan; (3) pengembangan sistem jaminan kesehatan terutama bagi penduduk miskin; (4) peningkatan sosialisasi kesehatan lingkungan dan pola hidup sehat; (5) Peningkatan pendidikan kesehatan pada masyarakat sejak usia dini; (6) Pemerataan dan peningkatan kualitas fasilitas kesehatan dasar dan sebaran tenaga kesehatan. Tujuan Puskesmas Mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional yakni meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas.
Kedudukan Puskesmas 1. Dalam Sistem Kesehatan Nasional Puskesmas berperan sebagai sarana pelayanan kesehatan (perorangan dan masyarakat) strata pertama 2. Dalam Sistem Kesehatan Kabupaten/ Kota Puskesmas sebagai unit pelaksana teknis dinas yang bertanggung jawab menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan kesehatan kabupaten/kota 3. Dalam Sistem Pemerintah Daerah Puskesmas sebagai unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang merupakan unit struktural pemda kabupaten/ kota
Fungsi Puskesmas 1. Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan Berupaya menggerakkan lintas sektor dan dunia usaha di wilayah kerjanya agar menyelenggarakan pembangunan yg berwawasan Kesehatan Aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program pembangunan di wilayah kerjanya Mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan dan pemulihan
2. Pusat Pemberdayaan Masyarakat Berupaya agar seluruh elemen masyarakat: Memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat Berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk pembiayaan Ikut menetapkan, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan
3. Pusat Pelayanan Kesehatan Strata Pertama Menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan a. Pelayanan kesehatan perorangan b. Pelayanan kesehatan masyarakat Organisasi Puskesmas Struktur organisasi puskesmas 1. Kepala Puskesmas
2. Unit Tata Usaha 3. Unit Pelaksana Teknis Fungsional Upaya Kesehatan Masyarakat Upaya Kesehatan perorangan 4. Jaringan Pelayanan Puskesmas pembantu Puskesmas Keliling Bidan di Desa/Komunitas Tata kerja 1. Dengan kantor kec: berkordinasi 2. Bertanggung jawab kepada Dinkes kabupaten/ kota 3. Bermitra dengan sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama lainnya 4. Menjalin kerjasama yang erat dengan fasilitas rujukan 5. Dengan Lintas sektor: berkordinasi 6. Dengan masyarakat: bermitra dg BPP ( BPP: Organisasi yg menghimpun tokoh masyarakat yang peduli kesehatan masyarakat) Upaya Puskesmas A. Upaya kesehatan wajib puskesmas 1. Upaya promosi kesehatan 2. Upaya kesehatan lingkungan 3. Upaya perbaikan gizi 4. Upaya pencegahan & pemberantasan penyakit menular 5. Upaya kesehatan ibu, anak & kb 6. Upaya pengobatan dasar
B. Upaya kesehatan pengembangan puskesmas Dilaksanakan sesuai dengan masalah kesehatan masyarakat yang ada dan kemampuan Puskesmas Bila ada masalah kesehatan, tetapi pusk tidak mampu menangani, maka pelaksanaan dilakukan oleh dinkes kab/Kota Upaya Lab (medis dan kesehatan masyarakat) dan Perkesmas serta Pencatatan Pelaporan merupakan kegiatan penunjang dari setiap upaya wajib atau pengembangan.
Azas Penyelenggaraan Puskesmas 1. Azas pertanggungjawaban wilayah 2. Azas pemberdayaan masyarakat 3. Azas keterpaduan - Lintas program - Lintas sektoral 4. Azas rujukan - Rujukan medis - Rujukan kesehatan masyarakat Azas pertanggungjawaban wilayah 1. Puskesmas bertanggungjawab meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya 2. Dilakukan kegiatan dalam gedung dan luar gedung 3. Ditunjang dengan puskesmas pembantu, Bidan di desa, puskesmas keliling Azas pemberdayaan masyarakat 1. Puskesmas harus memberdayakan perorangan, keluarga dan masyarakat agar berperan aktif dlm menyelenggarakan setiap upaya Puskesmas 2. Potensi masyarakat perlu dihimpun UKBM (Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat) Azas Keterpaduan Setiap upaya diselenggarakan secara terpadu, keterpaduan diwujudkan melalui: - Keterpaduan lintas program Lokakarya Mini Bulanan - Keterpaduan Lintas Sektoral Lokakarya Mini Tribulanan Azas Rujukan Rujukan medis/upaya kesehatan perorangan - rujukan kasus - bahan pemeriksaan
- ilmu pengetahuan Rujukan upaya kesehatan masyarakat - rujukan sarana dan logistik - rujukan tenaga - rujukan operasional
LO III. EVALUASI PROGRAM PUSKESMAS a. Pengertian Penilaian Kinerja Puskemas Penilaian kinerja Puskesmas adalah suatu upaya untuk melakukan penilaian hasil kerja / prestasi Puskesmas. Pelaksanaan penilaian dimulai dari tingkat Puskesmas sebagai instrumen mawas diri karena setiap Puskesmas melakukan penilaian kinerjanya secara mandiri, kemudian Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota melakukan verifikasi hasilnya. Adapun aspek penilaian meliputi hasil pencapaian cakupan dan manajemen kegiatan termasuk mutu pelayanan (khusus bagi Puskesmas yang telah mengembangkan mutu pelayanan) atas perhitungan seluruh Puskesmas. Berdasarkan hasil verifikasi, dinas kesehatan kabupaten / kota bersama Puskesmas dapat menetapkan Puskesmas kedalam kelompok (I,II,III) sesuai dengan pencapaian kinerjanya.Pada setiap kelompok tersebut, dinas kesehatan kabupaten/kota dapat melakukan analisa tingkat kinerja puskesmas berdasarkan rincian nilainya, sehingga urutan pencapian kinerjanya dapat diketahui, serta dapat dilakukan pembinaan secara lebih mendalam dan terfokus. b. Tujuan dan Manfaat Penilaian Kinerja Puskesmas Tujuan Umum Tercapainya tingkat kinerja puskesmas yang berkualitas secara optimal dalam mendukung pencapaian tujuan pembangunan kesehatan kabupaten / kota. Tujuan Khusus 1. Mendapatkan gambaran tingkat pencapaian hasil cakupan dan mutu kegiatan serta manajemen puskesmas pada akhir tahun kegiatan. 2. Mengetahui tingkat kinerja puskesmas pada akhir tahun berdasarkan urutan peringkat kategori kelompok puskesmas. 3. Mendapatkan informasi analisis kinerja puskesmas dan bahan masukan dalam penyusunan rencana kegiatan puskesmas dan dinas kesehatan kabupaten/kota untuk tahun yang akan datang. Manfaat Penilaian Kinerja Puskesmas : 1. Puskesmas mengetahui tingkat pencapaian (prestasi) kunjungan dibandingkan dengan target yang harus dicapai. 2. Puskesmas dapat melakukan identifikasi dan analisis masalah, mencari penyebab dan latar belakang serta hambatan masalah kesehatan di wilayah
kerjanya berdasarkan adanya kesenjangan pencapaian kinerja puskesmas (out put dan out come) 3. Puskesmas dan dinas kesehatan kabupaten/kota dapat menetapkan tingkat urgensi suatu kegiatan untuk dilaksanakan segera pada tahun yang akan datang berdasarkan prioritasnya. 4. Dinas kesehatan kabupaten/kota dapat menetapkan dan mendukung kebutuhan sumber daya puskesmas dan urgensi pembinaan puskesmas. c. Ruang Lingkup Penilaian Kinerja Puskesmas Ruang lingkup kinerja puskesmas meliputi penilaian pencapaian hasil pelaksanaan pelayanan kesehatan, manajemen puskesmas dan mutu pelayanan. Penilaian terhadap kegiatan upaya kesehatan wajib puskesmas yang telah ditetapkan di tingkat kabupaten/kota dan kegiatan upaya kesehatan pengembangan dalam rangka penerapan tiga fungsi puskesmas yang diselenggarakan melalui pendekatan kesehatan masyarakat, dengan tetap mengacu pada kebijakan dan strategi untuk mewujudkan visi Indonesia Sehat. d. Pelaksanaan Penilaian a. Di tingkat Puskesmas 1. Dilaksanakan oleh puskesmas dalam rangka mawas diri mengukur keberhasilan kinerjanya 2. Kepala puskesmas membentuk tim kecil Puskesmas untuk melakukan kompilasi hasil pencapaian (out put dan out come) 3. Masing-masing penanggung jawab kegiatan melakukan pengumpulan data pencapaian, dengan memperhitungkan cakupan hasil (out-put) kegiatan dan mutu bila hal tersebut memungkinkan 4. Hasil yang telah dicapai, masing-masing penanggung jawab kegiatan melakukan analisis masalah,identifikasi kendala atau hambatan, mencari penyebab dan latar belakangnya, mengenali factor-faktor pendukung dan penghambat. 5. Bersama-sama tim kecil Puskesmas menyusun rencana pemecahannya dengan mempertimbangkan kecenderungan timbulnya masalah (ancaman) ataupun kecenderungan untuk perbaikan (peluang) dengan metoda analisis sederhana maupun analisa kecenderungan dengan menggunakan data yang ada 6. Hasil perhitungan, analisa data dan usulan rencana pemecahannya dilaporkan ke dinas kesehatan kabupaten/kota b. Di tingkat kabupaten/kota 1. Menerima rujukan/ konsultasi Puskesmas dalam melakukan perhitungan hasil kegiatan, menganalisa data dan membuat pemecahan masalah. 2. Memantau dan melakukan pembinaan sepanjang tahun pelaksanaan kegiatan Puskesmas berdasarkan urutan prioritas masalah
3. Melakukan verifikasi hasil perhitungan akhir kegiatan Puskesmas dan bersama dengan Puskesmas menghitung dan menetapkan kelompok peringkat kinerja puskesmas. 4. Melakukan verifikasi analisa data dan pemecahan masalah yang telah dibuat Puskesmas dan membuat rencana usulan kegiatan berdasarkan kesepakatan bersama dengan puskesmas 5. Mengirim umpan balik ke puskesmas dalam bentuk penetapan kelompok puskesmas, evaluasi hasil kinerja puskesmas dan rencana usulan kegiatan puskesmas. 6. Penetapan target dan dukungan sumber daya masing-masing puskesmas berdasarkan evaluasi hasil kinerja puskesmas dan rencana usulan kegiatan tahun depan. Teknis pelaksanaan penilaian kinerja puskesmas sebagai berikut: 1. Pengumpulan Data. Contoh: pengumpulan data dilaksanakan dengan memasukkan data hasil kegiatan puskesmas tahun 2011 ( Januari s.d Desember 2011 ) dengan variabel dan sub variabel yang terdapat dalam formulir penilaian kinerja puskesmas tahun 2011. 2. Pengolahan Data. 3. Setelah proses pengumpulan data selesai, dilanjutkan dengan penghitungan sebagaimana berikut di bawah ini : Penilaian Cakupan Kegiatan Pelayanan Kesehatan Nilai cakupan kegiatan pelayanan kesehatan adalah rerata per jenis kegiatan. Kinerja cakupan pelayanan kesehatan dikelompokkan menjadi tiga, yaitu : a) Kelompok I (kinerja baik) : Tingkat pencapaian hasil 91 % b) Kelompok II (kinerja cukup) : Tingkat pencapaian hasil 81 90 % c) Kelompok III (kinerja kurang):Tingkat pencapaian hasil 80 % Penilaian Kegiatan Manajemen Puskesmas Penilaian kegiatan manajemen puskesmas dikelompokkan menjadi empat kelompok : a) Manajemen Operasional Puskesmas b) Manajemen alat dan obat c) Manajemen keuangan d) Manajemen ketenagaan Nilai masing-masing kelompok manajemen adalah rata-rata nilai kegiatan masing-masing kelompok manajemen. Cara Penilaian : Nilai manajemen dihitung sesuai dengan hasil pencapaian Puskesmas dan dimasukkan ke dalam kolom yang sesuai. Hasil nilai skala di masukkan ke dalam kolom nilai akhir tiap variable Hasil rata rata dari penjumlahan nilai variabel dalam manajemen merupakan nilai akhir manajemen Hasil rata-rata dikelompokkan menjadi: a) Baik : Nilai rata rata > 8,5 b) Cukup : Nilai 5,5 8,4
c) Kurang : Nilai < 5 Penilaian mutu pelayanan Cara Penilaian : Nilai mutu dihitung sesuai dengan hasil pencapaian Puskesmas dan dimasukkan ke dalam kolom yang sesuai. Hasil nilai skala di masukkan ke dalam kolom nilai akhir tiap variable Hasil rata rata nilai variabel dalam satu komponen merupakan nilai akhir mutu. Nilai mutu dikelompokkan menjadi : a) Baik : Nilai rata rata > 8,5 b) Cukup : Nilai 5,5 8,4 c) Kurang : Nilai < 5, Berdasarkan hasil verifikasi, dinas kesehatan kabupaten / kota bersama Puskesmas dapat menetapkan Puskesmas kedalam kelompok (I,II,III) sesuai dengan pencapaian: a) Kelompok 1: Kelompok puskesmas dengan tingkat kinerja baik b) Kelompok 2: Kelompok puskesmas dengan tingkat kinerja cukup c) Kelompok 3: Kelompok puskesmas dngan tingkat kinerja kurang
LO IV. MASALAH KESEHATAN MASYARAKAT Permasalahan di bidang kesehatan melliputi: 1. Masih cukup tingginya disparitas status kesehatan antar tingkat sosial ekonomi, antar kecamatan dan perdesaan. 2. Mobilitas penduduk yang cukup tinggi. 3. Kondisi kesehatan lingkungan masih rendah. 4. Perilaku hidup sehat masyarakat yang masih rendah. 5. Keterbatasan pelayanan kesehatan. 6. Jumlah tenaga kesehatan masih kurang merata. 7. Pemanfaatan fasilitas kesehatan yang ada belum optimal. 8. Akses masyarakat untuk mencapai fasilitas kesehatan yang ada belum optimal. 9. Masih rendahnya kualitas pelayanan kesehatan di puskesmas dan jaringannya 10. Masih rendahnya kinerja SDM kesehatan 11. Peran lintas sektor dalam bidang kesehatan belum optimal. 12. Status kesehatan penduduk miskin masih rendah, dimana penyakit infeksi yang merupakan penyebab kematian utama pada bayi dan balita lebih sering terjadi pada penduduk miskin 13. Penduduk miskin belum terjangkau oleh sistem jaminan atau asuransi kesehatan Masalah di puskesmas: 1. Visi, misi dan fungsi Puskesmas belum dirumuskan secara jelas 2. Beban kerja puskesmas sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota terlalu berat 3. Sistem manajemen puskesmas dengan berlakunya prinsip otonomi perlu disesuaikan 4. Puskesmas dan daerah tidak memiliki keleluasaan menetapkan kebijakan program yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat, yang tentu saja dinilai tidak sesuai lagi dengan era desentralisasi
5. Proses pencapaian tujuan Puskesmas. Dalam hal ini pemimpin dituntut melaksanakan fungsi manajemen, seperti perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan pelaksanaan, pengawasan/pembimbingan, dan evaluasi. Namun masih ada beberapa kepala puskesmas belum optimal dalam melakukan fungsi manajemen ini. Dapat dilihat bahwa petugas baik medis maupun non medis yang berada di puskesmas tersebut tidak ada saat kejadian. Hal tersebut menandakan bahwa proses pengorganisasian (organization) dan penggerakan pelaksanaan (actuating) dalam pelaksanaan manajemen belum optimal. Organization dan actiuating merupakan proses menghimpun sumber daya dalam hal ini manusia yang dimiliki puskesmas dan pembimbingan kepada petugas puskesmas agar mereka mampu dan mau bekerja secara optimal menjalankan tugas-tugasnya sesuai dengan kemampuan dan keterampilan yang dimiliki. Karena kurangnya pembimbingan kepala puskesmas kepada pegawai puskesmas memungkinkan pegawai malas dalam melaksanakan tugasnya. Selain itu proses pengawasan (Controlling) terhadap pegawai maupun sumber daya yang ada juga belum dilaksanakan oleh kepala puskesmas dengan baik. Global Public Health: 1. Penyakit menular: Malaria, TBC, Polio, Campak, cacar 2. Penyakit Pandemik: SARS, demam berdarah, HIV/AIDS, FLU 3. Perubahan lingkungan global: perubahan iklim cuaca buruk, pemanasan global, badai dan topan 4. Alam dan bencana buatan manusia 5. Gaya hidup dan adiktif penyakit: Tembakau, narkotika, penyalahgunaan narkoba 6. Kekerasan: Terorisme dan bioterorisme 7. Kecelakaan lalu lintas LO 5. PRINSIP PEMECAHAN MASALAH KESEHATAN
1. METODE HANLON Meode yang memberikan cara untuk membandingkan berbagai masalah kesehatan dengan yang relative, tidak absolut/mutlak, memiliki kerangka, sebisa mungkin sama/sederajat, dan objektif. Metode ini juga bisa disebut sebagai Sistem Dasar Penilaian Prioritas (BPRS). Metode ini memiliki 3 tujuan utama: Memungkinkan para pengambil keputusan untuk mengindentifikasi faktor-faktor eksplisit yang harus diperhatikan dalam menentukan prioritas. Untuk mengorganisasi factor-faktor ke dalam kelompok yang memiliki bobot relative satu sama lain Memungkinkan factor-faktor agar dapat dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan dan dinilai secara individual. 2. DIAGRAM FISHBONE Penggunaan: Melakukan identifikasi penyebab masalah Mengkategorikan berbagai sebab potensial suatu masalah dengan cara yang sistematik
Pedoman pelaksanaan: Identifikasi semua penyebab yang relevan berdasarkan fakta dan data Karakteristik yang diamati benar-benar nyata berdasarkan fakta, dapat diukur atau diupayakan dapat diukur Dalam diagram tulang ikan, factor-faktor yang terkendali sedapat mungkin seimbang peranan atau bobotnya Factor penyebab yang ditemukan adalah yang mungkin dapat diperbaiki, bukan yang tidak mungkin dapat diperbaiki atau diselesaikan Dalam menyelesaikan fakta dimulai pada tulang yang kecil. Perlu dicatat masukan yang diperoleh selama pertemuan dalam pembuatan diagram tulang ikan
Fishbone diagram sering juga disebut sebagai diagram Sebab Akibat. Dimana dalam menerapkan diagram ini mengandung langkah-langkah sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5. 6. Menyiapkan sesi sebab-akibat Mengidentifikasi akibat Mengidentifikasi berbagai kategori Menemukan sebab-sebab potensial dengan cara sumbang saran Mengkaji kembali setiap kategori sebab utama Mencapai kesepakatan atas sebab-sebab yang paling mungkin
Kelebihan diagram tulang ikan: Lebih terstruktur Mengkategorikan berbagai sebab potensial dari suatu masalah dengan cara yang sistematik Mengajarkan pada tim dan individu mengenai proses serta prosedur yang berlaku atau yang baru
Kekurangan diagram tulang ikan: Tulang ikan belum menggambarkan sebab yang sebenarnya (paling mungkin) harus didukung data
3. POHON MASALAH Kekurangan pohon masalah: membutuhkan waktu yang banyakdan jika msalah semakin kompleks akan lebih sulit dalam menentukan penyebab masalah Proses pelakasanaan pohon masalah: Membuat kerangka pohon masalah Menentukan masalah yang akan dianalisis Menuliskan masalah dan menempatkan dalam kotak paling atas pada diagram Mengidentifikasi penyebab dari masalah yang telah ditentukan melalui FGD atau Brainstorming
Dengan cara yang sama dengan langkah 4, dilakukan analisis penyebab masalah sampai tidak terjawab pertanyaan, atas apa yang menjadi penyebab tersebut melalui proses FGD maupun Brainstorming
Memilih masalah inti: a. Sebelum melakukan analisa masalah,pastikan orang yang terlibat dengan suatau permasalahan terlibat dalam perumusan masalah b. Tulis rumusan singkat dari masalah inti pada kartu apa yang dianggap sebagai titik pusat dari masalah yang ada sekarang c. Masalah inti kemudian dipilih oleh seluruh anggota kelompok dengan menyepakati satu maslah paling inti. Masalah inti tidak harus berarti maslah paling penting karena ia hanya berfungsi sebagai titik awal dari pembuatan pohon masalah. d. Masalah-masalah yang mencakup hubungan sebab-akibat yang menyeluruh dlam wilayah, cocok menjadi masalah inti e. Jika kelompok tidak dapat menyetujui maslah inti, pilihlah secara tantaive satu masalah dan lanjutkan bekerja. Membuat pohon masalah: a. Setelah mentapkan maslah inti, letakkan kartu di dinding atau papan tulis b. Telitilah masalah-masalah lainnya dan kondisi negative yang merupakan penyebab langsung dari masalah inti tersebut. c. Tamabahkan penyebab dari setiap masalah dan bekerjalah terus ke bawah, sehingga membentuk sebuah pohon (pohon masalah) d. Dengan cara yang sama, tempatkan efek langsung dan penting dari masalah inti diatasnya e. Efek selanjutnya dapat ditambahkan pada setiap kartu sebelum menyelasaikan bagian atas dari pohon f. Pada umumnya, terdapat beberapa sebab-akibat permasalah g. Tunjukkan semua hubungan seba-akibat yang utama dan penting dengan tanda panah h. Sambil menyelesaikan pohon masalah, periksa diagram secara keseluruhan dan periksa penggunaan kata yang tepat, hubungan sebab-akibat yang tepat, dan kelengkapannya. Langkah-langkah ini pada akhirnya memunculkan satu gambar yang lengkap dan terinci dengan akar yang diwakili oleh penyebab masalah, dan akibat dari maslah tersebut. 4. BRAINSTORMING (CURAH PENDAPAT) Suatu teknik yang efektif untuk membantu melakukan identifikasi maslah, menentukan penyebab masalah dan mencari cara pemecahan masalah, merupakan metoda yang digunakan untuk meggali ide atau pemikiran yang baru secara efektif melibatkan seluruh kelompok. Kelebihan metoda brainstorming: Mendapatkan masalah, penyebab masalah dan cara pemecahan masalah dengan cepat Merupakan data primer karena sumber data dapat langsung diperoleh Dapat digunakan bila tidak punya data sekunder Menghasilkan ide atau pemikiran baru yang kreatif dan inovatif dengan cepat Kekurangan: Tidak dapat digunakan pada sampel atau peserta yang besar dan ada resiko terjadinya subyektifitas yang sangat besar bila tidak ditunjang dengan data-data yang ada.
Manfaat: Dapat digunakan secara efektif untuk memperoleh ide untuk menentukan masalah, identifikasi masalah, prioritas masalah serta mengajukan alternative pemecahan masalah Untuk memperoleh ide atau pemikiran baru dari sekelompok orang dalam waktu singkat dengan menggunakan 2 kemampuan (kreatif dan intuitif) Memberikan kesempatan pada semua angota kelompok untuk memberikan konstribusi dan keterlibatan dalam memecahkan masalah. 5. METODE DELPH Metode delphy adalah cara mendapatkan informasi, membuat keputusan, menetukan indicator, parameter, dll. yang reliable dengan mengeksplorasi ide dan informasi dari orang-orang yang ahli dibidangnya, yaitu dengan menggunakan kuisioner yang diisi oleh ekspertis atau praktisi yang kompeten di bidang yang akan diteliti, kemudian hasil kuisioner direview oleh piahak fasilitator atau peniliti untuk dibuat summary, dikelompokkan, diklasifikasikan dan kemudian dikembalikan pada ekspertis dan praktisi yang sama untuk direview, direvisi, dan begitu seterusnya dalam beberapa tahap yang berulang. Delph technique yaitu penetapan prioritas masalah dilakukan melalui kesepakatan sekelompok orang yang sama keahliannya. Pemilihan prioritas masalah dilakukan melalui pertemuan khusus. Setiap peserta yang sama keahliannya dimintakan untuk mengemukakan beberapa masalah pokok, masalah yang paling banyak dikemukakan adalah prioritas masalah yang dicari. Langkah-langkah metode delphy: Tentukan periode waktu Tentukan jumlah putaran pengambilan pendapat Tentukan apa saja yang akan didefine Tentukan ahlinya Tentukan input apa yang akan diharapkan dari mereka Review literature oleh para ahli tersebut (kriteria dan tujuan) Pelaksanaan sesi diskusi dan feedback iterative bersama ekspertif Perumusan hasil dari sesi diskusi dengan pengelompokan, pengkategorian, ataupun pemeringkatan Menyepakati hasil diskusi dan feedback. 6. DELBECH TECHNIQUE Pada metode ini penetapan prioritas masalah dilakukan melalui kesepakatan sekelompok orang yang tidak sama keahliannya. Sehingga diperlukan penjelasan terlebih dahulu untuk meningkatkan pengertian dan pemahaman peserta tanpa mempengaruhi peserta. 7. NOMINAL GROUP TECHNIQUE NGT adalah suatu metode untuk mencapai consensus dalam suatu kelompok, dengan cara mengumpulkan ide-ide dari tiap peserta, yang kemudian memberikan voting dan ranking terhadap ide-ide yang mereka pilih. Ide yang dipilih adalah ide yang paling besar skornya, yang berarti merupakan consensus bersama.
NGT adalah salah satu quality tools yang bermanfaat dalam mengambilan keputusan terbaik. Dalam quality manajemen, metode ini dapat digunakan untuk berbagai hal, mulai dari mencari solusi permsalahan, hingga memilih ide pengembangan yang baru. NGT dapat diimplementasikan ketika membutuhkan consensus dari tim, sementara tim punya pendapat dan perspektif yang berbeda-beda mengenai masalah tersebut. Jika butuh consensus yang cepat, NGT juga cocok dibandingkan dengan brainstorming yang memakan waktu lebih lama. Keunggulan: Menghasilkan ide yang lebih banyak dibandingkan dengan diskusi biasa Menyeimbangkan peran masing-masing individu, membatasi dominasi dari orang yang punya pengaruh dalam kelompok Menghilangkan persaingan dalam kelompok dan tekanan untuk konformitas Mendorong peserta untuk menyelesaikan masalah dengan konstruktif problem solving Tiap peserta dapat memberikan prioritas idenya secara independen dan tertutup Kelemahan: Membuthkan persiapan Hanya memfasilitasi untuk pencapaian satu tujuan saja Satu pertemuan hanya membahas satu topic Diskusi hanya terbatas, tidak seperti brainstorming yang menstimulasi perkembangan dari ide-ide