Youth Camp Toward COP 21 Paris
Youth Camp Toward COP 21 Paris
Youth Camp Toward COP 21 Paris
ii
KATA PENGANTAR
iii
KATA PENGATAR
Saat ini, pada akhir 2015, sebanyak 151
kepala Negara hadir di Paris perncis untuk menghadiri
pertemuan Conference of Parties 21 (COP21). Presiden
RI, Joko Widodo dalam sambutannya menyampaikan
komitmen Indonesia kedepan dalam pengurangan emisi
yaitu penurunan emisi 29% di tahun 2030 dan 41%
dengan kerja sama internasional. Sebagaimana dikutib
oleh banyak media massa.
Dalam Forum COP 21 itu, Presiden Jokowi akan
menyampaikan langkah-langkah konkrit Indonesia
dalam pencegahan kebakaran hutan dan lahan,
terutama perbaikan tata kelola lahan gambut.
Konferensi ini sebenarnya sangat penting untuk
mencapai suatu perjanjian internasional baru mengenai
perubahan iklim, yang berlaku untuk semua negara
dengan tujuan menjaga pemanasan global di bawah
20 C. Konvensi kerangka kerja PBB tentang perubahan
iklim (COP 21) yang diseleakan pada Desember 2015 di
Paris, Prancis.
COP21 ini merupakan konfersnsi yang sangat
krusial. Pada konvensi negosiasi sebelumnya, seluruh
negara sepakat untuk menguraikan tindakan nyata
yang telah dilakukan selama ini sesuai perjanjian
global sebelum pertemuan di Paris nanti. Komitmen
negara-negara ini disebut dengan Intended Nationally
Determined Contributions (INDC). INDC suatu negara
harus memberikan sinyal kepada dunia bahwa mereka
telah melakukan kontribusi nyata untuk memerangi
perubahan iklim melalui pengurangan emisi dan upaya
mengatasi risiko perubahan iklim di masa depan. Dalam
INDC, negara-negara akan mengusulkan informasi
iv
vii
viii
NO
ENERGI BARU
TERBARUKAN
SUMBER DAYA
(SD)
1
1
2
3
2
Hydro
Panas Bumi
Biomass
Tenaga Surya
5
6
7
Tenaga Angin
Samudera
Uranium
3
75.000 MW
28.617 MW
32.654 MW
4,80 kWh/m2/
day
3 6 m/s
49 GW ***)
3.000 MW *)
KAPASITAS
TERPASANG
(KT)
4
7.572 MW
1.343,5 MW
1.716,5 MW
RASIO KT/SD
(%)
5 = 4/3
10,1%
4,7 %
5,26 %
42,77 MW
1,87 MW
0,01 MW ****)
30 MW **)
ix
DAFTAR ISI
Pengantar ~ iii
Daftar isi ~ xi
Road To COP 21
Road To COP 21 ~ 13
Youth Camp and Climate Change ~ 23
Kebijakan Energi dan Pengembangan EBT untuk
Penurunan Emisi GRK ~ 45
Menggerakkan Pemuda dalam Memperkuat
Pembangunan Berkelanjutan ~ 55
Perencanaan Nasional : Program dan Kebijakan
Perubahan Iklim INDC-Indonesia
Intended Nationally Determined Contributions
(INDC) ~ 63
Dokumen Pendukung Penyusunan INDC
Indonesia~ 67
Perencanaan Nasional: Program dan Kebijakan
Perubahan Iklim (BAPPENAS) ~ 115
Final Draft INDC Indonesia ~ 141
Indonesia INDC and Road to Paris ~ 157
Kontribusi Anak Muda dalam COP 21
Pengatar Diskusi Kelompok ~ 167
Komisi Energi ~ 171
Komisi Limbah ~ 179
Komisi Industri ~ 185
Komisi Lahan ~ 191
ROAD TO COP 21
xi
ROAD TO COP 21
Road To Cop 21
xii
ROAD TO COP 21
13
ROAD TO COP 21 :
OPPORTUNITIES AND CHALLENGE
UN Conference
on the Human
and
Environment
( 1972)
World Climate
Conference I
(1979)
Kyoto Protocol
(1997-2012)
COP 3, Kyoto
(1997)
CMP 1,
Montreal
(2005)
COP 19,
Warsaw (2013)
Intergovernmental
Panel on Climate
Change (IPCC)
[1988]
Earth Summit,
Rio de Janeiro
(1992)
COP 1,
Berlin
(1995)
COP 14,
Poznan
(2008)
FCCC
UNFCCC
(1994)
COP 15,
Copenhagen:
Copenhagen
Accord
COP 17,
Durban (2011)
COP 16,
Cancun
(2010)
INDONESIA AND
CLIMATE CHANGE
GREAT EXPECTATIONS
Stockholm+40
Rio+20
WSSD
2015
Joberg
2012
GMEF/
GCM
Rio
1992
1994
2002
2000
GCSF
Global
Sustainability
1982
Stockholm
1972
14
ROAD TO COP 21
15
preCOP 13
Posisi dan
Diplomasi
Indonesia
Hasil COP
13
Forestry 8
Jabatan strategis Rachmat Witoelar
Building team : negotiation and substance
Final draft 4 building blocks and new track
Posisi
Indonesia
Titik
kritis
di COP
15
Perubahan
iklim di
ranah
politis
puncak
5 agenda
SBY
Inefek
tivitas
kinerja
DELRI
Jumlah
partisipan
Hopenhagen
Pergantian
birokrasi
Indonesia
Clearly
weak and
step
backward
16
ROAD TO COP 21
17
18
ROAD TO COP 21
19
Youtube
: http://www.youtub
e.com/user/YouthEc
opreneurship
Twitter
: https://twitter.com/
YEPcamp_ID
COLLABORATION AND
COOPERATION
WWW.YEPCAMP.ORG
20
ROAD TO COP 21
Facebook
Page: http://www.fac
ebook.com/YepCamp
Indonesia
21
WE ARE UNITY!
Gracia Paramitha
Leecturer at LSPR Jakarta
UNEP TUNZA Youth Advisory Council
Email: [email protected]
Twitter/Facebook: @GraciaParamitha
22
ROAD TO COP 21
23
Yusuf Suryanto
Bogor, 20 September 2015
Prolog
Yusuf Suryanto
Perencana Bidang Energi di Bappenas
Minat:
Public Policy
Energy Policy
Economic Regulation
Energi memiliki
tingkat
percepatan
paling tinggi
24
ROAD TO COP 21
25
Pada kenyataannya, kegiatan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim merupakan tindakan yang
saling mempengaruhi satu dengan lainnya sehingga dapat dilakukan dalam satu siklus. Sebaliknya,
jika upaya mitigasi yang dilakukan tidak signifikan, maka dampak perubahan iklim yang terjadi akan
mempersulit upaya adaptasi di masa depan.
Inisiatif untuk mengatasi dampak perubahan iklim di anggap dapat menurunkan laju pertumbuhan
ekonomi, terutama di negara berkembang. Namun, hal tersebut juga memberikan peluang investasi
yang sangat besar.
Fakta menunjukkan upaya mitigasi dapat menelan biaya yang sangat besar (banjir California,
Jakarta, dll).
Uncertainty
Precautionary
Principle
Action
WG 2- CC Impacts, Adaptation
and Vulnerability
Scientific based
Saat ini sebagian besar
orang yakin PI akibat ulah
manusia
26
Risk
WG 3- Mitigation of CC
Penyiapan rencana aksi utk
mengurangi dampak
Agar skenario 2 derajat
dapat di manage
ROAD TO COP 21
27
1994
UNFCCC
berlaku
2005
Saat
ini
2008-2012
2013-2020
2020-2030
KP 2nd Commitment
KP 1st Commitment
Top-down for
Top-down approaches
developed countries
Target on developed
Bottom-up for
countries only
developed & developing
countries
CDM
Projects
s/d 2012,
Indonesai hanya
menjadi observer
Post-2020
TBD di Paris?
Bottom-up for all
countries
Sumber: S. Watanabe, IEEJ
Target
26%/41%
Mulai 2012,
Indonesai
berkomitmen
sukarela
INDC
Indonesai
mempersiapkan
Post-2020 target
9
11
28
12
ROAD TO COP 21
29
15
13
30
16
14
ROAD TO COP 21
31
17
NAMAs
18
32
19
20
ROAD TO COP 21
33
Capaian
21
23
22
34
24
ROAD TO COP 21
35
Energy Policy
Sasaran Makro
Beberapa Sasaran Makro RPJMN 2015-2019
Indikator
2019
73,83
76,3
0,55
Meningkat
0,36
0,41
5,1%
8,0 %
72.217
43.403
8,4%
10,96 % *)
3,5%
7,0-8,0%
16,0%
4,0-5,0%
11,5%
5,94%
*) Tingkat kemiskinan Bulan September 2014, sebelum adanya kebijakan pengurangan subsidi BBM pada Bulan November 2014
27
25
EBT
TRANSPORT
INDUSTRI*
Konversi ke
gas bumi
Pemanfaatan
NRE**
RUMAH TANGGA
Konversi ke
gas bumi
*incl. LNG
**crude & fuel
Pemanfaatan
biogas
Pengelolaan
Energi
Konversi ke
biofuel
Optimalisasi
gas & batubara
Pemanfaatan
NRE (spt
matahari)
Natural gas supply:
Pipeline export: 60.2 million BOE
LNG export: 159.5 million BOE
* Termasuk Listrik
** New and Renewable Energi (nuklir, biomasa dan sampah)
36
26
Oil supply:
Crude oil import: 118.3 million BOE
Fuel oil import: 192.7 million BOE
Energy consumption:
Natural gas: the biggest consumer is industry (76%)
Fuel oil: transportation (77%)
Household uses mainly biomass and LPG (for cooking)
and electricity
Source: Energy and Economics Statistic 2014, Ministry of Energy and Mineral Resources
ROAD TO COP 21
37
Energy Start-Up?
Sektor energi memiliki peluang yang terbuka lebar untuk berkembangnya
entrepenuer muda (energy start-up)
Pemerintah, melalui Kementerian ESDM telah melakukan berbagai
tindakan untuk mendorong munculnya peran yang lebih dominan bagi
badan usaha (termasuk energy start-up)
No.
Energi
Harga Pembelian
Tegangan Menengah
1.
Biomassa
2.
Biogas
Tegangan Rendah
Increase
energy
efficiency: !
Audit energy and
energy
conservation
Achieving sufficient
economic growth
Lower CO2
emission,
compared to BAU
Plant capacity ~
on/off-grids; (2)
Utilizing new and
renewable energy
Provide Energy
access for HH:
(1) City Gas Devt:
(2) Expanding LPG
service; (3) Usage
of local energy
(biogas)
Develop Alternative
fuel for
transportation:
Enhance final
energy supply: (1)
Developing Nat. gas
transmission lines: (2)
Increasing Oil refinery
capacity: (3) Setting up
national energy reserves
Note: Modern energy access is defined as a household having reliable and affordable access to
clean cooking facilities and electricity (incl. adequate level of consumption)
38
Biogas
31
Expand Electricity
access : (1) Power
Biomassa
29
Formulate
pricing
policy
1
2
30
32
ROAD TO COP 21
39
Power Sector
In 2030 emissions: 810 MtCO2e, abatement potential: 225 MtCO2e
Terima Kasih
Direktorate of Energi, Telecommunication and Informatics
4th Floor, Main Building, BAPPENAS
Jl. Taman Suropati No.2, Menteng, Jakarta 10310
Tel/Fax: (021) 391 2422
[email protected]
http://yusufsuryanto.blogspot.com
when you talk, youre repeating what you already know, but if you listen, you
may learn something new
33
35
Abatement Cost
Indonesia has the potential to reduce its GHG emissions by 2.3 Gt, representing a
reduction of approximately 72 percent compared to the current trend. Thus, emissions in
2030 would be 67 percent lower than emissions in 2005.
40
34
ROAD TO COP 21
41
39
38
42
40
ROAD TO COP 21
43
CDM Projects
41
44
ROAD TO COP 21
45
DAFTAR ISI
3
18
33
46
ROAD TO COP 21
47
SASARAN KEN
Energy Supply
~400 MTOE
DPR
PRESIDEN
3
DEWAN ENERGI NASIONAL
MENTERI ESDM
Penyiapan
Penetapan
Rancangan
Kebijakan Energi Nasional
Penyiapan
Batubara
Rancangan
Rencana Umum Energi Nasional (UU
2. Industri:
Pembangkit
(115 GW)
22% ~ 88 MTOE
Gas Bumi
Langsung ke End
User
5. Sektor Lainnya:
52 MTOE
6 MTOE
6. Non Energi:
23 MTOE
12 MTOE
4. Rumah Tangga:
23% ~ 92 MTOE
82 MTOE
3. Komersial:
Kilang dan
Infrastruktur lainnya
EBT
Energy Demand
~251 MTOE
1. Transportasi:
76 MTOE
Minyak Bumi
ACUAN:
1.
2.
3.
4.
Transformasi
SASARAN KEN
Energi Baru dan Terbarukan
Minyak Bumi
Gas Bumi
Batubara
Tahun 2025
Gas
18%
31%
22%
5%
194
MTOE
23%
EBT
~ 400
MTOE
46%
25%
30%
Minyak
Saat ini
Tahun 2025
51 GW
115 GW
Konsumsi Energi
0,8 TOE/kapita
1,4 TOE/kapita
Konsumsi Listrik
776 KWh/kapita
Pembangkit Listrik
2.500 KWh/kapita
Kementerian ESDM Republik Indonesia
48
ROAD TO COP 21
49
2014
KONSERVASI ENERGI
TAMBAHAN
PANAS BUMI
1.343,50
1.403,50
60,00
ENERGI AIR
7.573,60
8.111,55
537,95
BIOENERGI
1.716,50
1.740,40
23,90
ENERGI SURYA
42,77
71,02
28,25
ENERGI ANGIN
1,33
3,07
HYBRID
TOTAL
0,54
10.678,24
1,74
0,54
11.330,08
0,00
651,84
3500
Produksi
5 = 4/3
Hydro
75.000 MW
7.572 MW
10,1%
Panas Bumi
28.617 MW
1.343,5 MW
4,7 %
32.654 MW
1.716,5 MW
5,26 %
4,80 kWh/m2/day
42,77 MW
Biomass
Tenaga Surya
Ekspor
2500
2000
1000
1500
500
0
2009
NO
Domestik
3000
Ribu kL
NO
2010
2011
2012
2014
Energi Terbarukan
Tenaga Angin
3 6 m/s
1,87 MW
Samudera
49 GW ***)
0,01 MW ****)
Uranium
3.000 MW *)
30 MW **)
SUMBER
DAYA (SD)
CADANGAN
TERBUKTI (CT)
RASIO CT/SD
PRODUKSI
(PROD)
RASIO CT/PROD
(TAHUN)
5 = 4/3
7 = 4/6
7.408,24
3.741,33
0,505
0,314
12
Gas (TSCF)
150,70
103,35
0,685
2,98
35
161,3
28,17
17
0,317
89
453,3
574
Pembangunan EBT
Realisasi 2014
50
2013
ROAD TO COP 21
51
Indikator
26 %
41 %
Pelaksana
672
1.039
Agriculture
11
38
56
Industry
Kemenperin, KLH
Waste
48
78
Total
767
1.189
600
500
Pembangkit Listrik
400
Industri
Transportasi
300
Rumah Tangga
200
Komersial
Lainnya
100
0
2015
2025
2030
52
ROAD TO COP 21
53
Terima kasih
Menggerakkan Pemuda
dalam Memperkuat
Pembangunan Berkelanjutan
54
ROAD TO COP 21
55
Laju deforestasi mencapai 1,8 juta hektar/tahun yang mengakibatkan 21% dari 133 juta
hektar hutan Indonesia hilang. Hilangnya hutan menyebabkan penurunan kualitas
lingkungan, meningkatkan peristiwa bencana alam, dan terancamnya kelestarian flora
dan fauna.
INDONESIA YANG
ELOK NAN INDAH
Kementerian
Lingkungan Hidup (KLH)
melansir tingkat
kerusakan lingkungan
di Indonesia mengalami
peningkatan setiap
tahun. Kerusakan itu
bahkan sudah
mencapai 4050
persen dari luas
wilayah Indonesia
sekitar 190 juta
hektare.
56
ROAD TO COP 21
57
58
DARURAT LINGKUNGAN
ROAD TO COP 21
59
.
APA YANG
BISA KITA
LAKUKAN ?
.
KOMITMEN
JOKOWI-JK
Pemuda Maritim
Gerakan
Kepeloporan
pemuda pesisir di
98 Kabupaten
Pesisir paling
rentan kerusakan
lingkunan
Pemuda Hebat
Gerakan
Kepeloporan
pemuda di 100
desa mandiri
energi terbarukan
Pemuda Tani
Gerakan
Kepeloporan
pemuda di bidang
Kedautalan Pangan
di 100 desa rintisan
Penggabungan Kementerian LH dan Kehutanan
60
Pemuda Hebat
Gerakan
Kepeloporan
Rehabilitasi di 20
Daerah Aliran
Sungai (DAS)
ROAD TO COP 21
61
Pemuda Relawan
Gerakan
Kepeloporan
pemuda
penanganan
tanggap bencana
di 34 Propinsi
Pemuda Desa
Wisata
Gerakan
Kepeloporan
Pemuda untuk
Pengembangan
100 Desa Wisata
Pemuda Hebat
Gerakan
Kepeloporan
pemuda di bidang
Pemnberdayaan 92
Kabupaten Terluar
di Indonesia
PERENCANAAN NASIONAL:
PROGRAM DAN KEBIJAKAN
PERUBAHAN IKLIM
INDC-INDONESIA
Menggerakkan Pemuda
dalam Memperkuat
Pembangunan Berkelanjutan
TERIMA KASIH
Salam Pemuda . !!!
62
PERENCANAAN NASIONAL :
Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia
63
Setelah berakhirnya Kyoto Protokol di tahun 2012, pada COP 20 LimaPeru mengamanatkan kepada seluruh parties untuk menyiapkan dan
menyusun Intended Nationally Determined Contributions (INDCs)
INDCs adalah komitmen internasional baru tentang perubahan iklim yang
memuat target penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) pasca tahun
2020 dan berlaku untuk semua pihak (applicable to all).
Setiap
negara
akan
menyampaikan
INDC
ke
UNFCCC,
Draft INDC dapat direvisi dengan menyampaikan masukan melalui website ataupun tertulis
http://www.dephut.go.id/index.php/news/details/9845 .
Bappenas?
ESDM?
http://www4.unfccc.int/submissions/indc/Submission%20Pages/submissions.aspx
64
PERENCANAAN NASIONAL :
Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia
65
No
Sektor
Total
41%
0.680
0.370
1.050
1.570
0.672
0.367
1.039
0.060
0.008
0.003
0.011
Limbah
0.250
0.048
0.030
Industri
0.060
0.001
Energi
1.000
2.940
66
Baseline
2030
(Gigaton
CO2e)
Fair
1.630
Total
15%
Berbasis Lahan
Dokumen Pendukung
Penyusunan INDC Indonesia
1.074
0.596
0.078
0.284
0.004
0.005
0.078
0.038
0.018
0.056
0.767
0.422
1.189
Optimis
Ambisius
0.627
0.750
0.030
0.036
0.045
0.001
0.0012
0.002
1.445
0.222
0.258
0.393
2.881
0.849
0.922
1.190
29%
32%
41%
PERENCANAAN NASIONAL :
Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia
67
Kata Pengantar
ndonesia berkomitmen untuk melanjutkan upaya penanganan perubahan iklim sebagai bagian
dari pembangunan berkelanjutan yang lebih baik. Pada skala global, Indonesia juga ikut
berkontribusi terhadap upaya penanganan perubahan iklim, yang bukan hanya melibatkan upaya
untuk memperkuat ketahanan masyarakat terhadap perubahan iklim yang telah terjadi. Kedua upaya
/
Penanganan Perubahan Iklim telah mulai diarusutamakan dalam Rencana Pembangunan Jangka
DEZW:DE/
WWEZEW'Z<ZE
'Z<ZW:DE
/E/E
/ZE'Z</E/
.......................................
Dokumen
Pendukung
Penyusunan INDC
Indonesia
(Draft 11.08.15)
INDC Indonesia telah disiapkan sedemikian rupa sehingga selaras dengan dengan kebijakan perubahan
iklim di Indonesia. Dokumen pendukung ini menjelaskan pendekatan penyusunan INDC di Indonesia,
yang telah melibatkan berbagai kementerian dan lembaga terkait. Proses pengembangan model sistem
ZE'Z</ED
'Z</
melihat dampak dari pelaksanaan kebijakan terkait penanganan perubahan iklim di berbagai sektor.
Dokumen ini diharapkan dapat memberikan informasi yang jelas mengenai dasar pengajuan INDC
Indonesia. Termasuk di dalamnya informasi mengenai ruang lingkup pemodelan di lima sektor (ekonomi,
'Z<
'Z<d
ZE'Z< /E /
<
iklim di Indonesia.
:
68
PERENCANAAN NASIONAL :
Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia
69
1. Pendahuluan
/
3
1. Pendahuluan
1. Pendahuluan
....................................................................................................
Kata Pengantar
Kata Pengantar
WW/E/
WW/E/
WWD
WWD
14
14
Kata Pengantar
3
1. Pendahuluan
d
d
WW/E/
>
>
WWD
/W
/W
Z>W
Wh/WWh
Wh/WWh
Pendekatan
System Dynamics
Dengan Dengan
Pendekatan
System Dynamics
Pendekatan
Dengan
>
>
System
Dynamics
<h'Z<
<h'Z<
d
d
d
>
>
>
/W
/
/
Wh/WWh
>
>
14
d
^</WWh
^</WWh
>
^<
^<
/
^<>
^<>
>
^<W
W
W
^<>
>DW/ZE
>DW/ZE
^</WWh
>
^<W
^<W
<h'Z<
^<>
^<>
/
'Z<
Business as Usual h
. Komitmen ini secara nasional diwujudkan
WWEdZEW
'Z<ZE'Z<
1. Pendahuluan
Z>W
Z>W
ZE'Z<ZW
:DEZW:DE
/
ZE
'Z<
<
'Z<
Business as Usual h
'Z<
. Komitmen ini secara nasional diwujudkan
WWEdZEW
Selain
itu untuk meningkatkan peran serta pemerintah daerah dalam upaya penurunan GRK, Peraturan
'Z<ZE'Z<
WZ
Wh
' Z
< Z'Z<
'Z<
wilayah.
/E'
ZE'Z</E/
W / ZE'Z< ^
ZE'Z<
kesepakatan internasional untuk menyampaikan INDC (/ E
hE&
,ZE'Z<
h 'Z<
/E'
ZE'Z</E/
^<
^<>
'W^
ZE'Z<WWWEd
ZE'Z<
W
>DW/ZE
'W^
ZE'Z<WWWEd
ZE'Z<
70
PERENCANAAN NASIONAL :
Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia
71
Penyusunan BAU
baseline kaji ulang dan
Integrasi Kebijakan
d. Proses perencanaan
e. Asumsi
f.
RAN-GRK
Terbaru
2010-20xx
Indonesia INDC
Proses Politik
Proses
Teknokratik
keluaran
..................................................................
..................................................................
Saat ini
.........................................................................................................................
RAN- GRK
2010-2020
RPJMN
2015-2019
c. Cakupan
W'Z<
pogenik dan, sebagaimana diperlukan, penghindaran emisi.
^/E
/E
<
Indonesia sendiri telah menetapkan prinsip penyusunan INDC sebagai berikut:
pengajuan Indonesia
INDC ke UNFCCC
keputusan
b. /E
Model I-INDC
c. INDC harus memperkuat pengaturan jangka panjang kelembagaan yang sudah ada, yang juga ber
manfaat untuk implementasi masa mendatang
d. INDC harus mendukung proses integrasi kebijakan, khususnya kebijakan non perubahan iklim dengan
kebijakan perubahan iklim. Pertumbuhan ekonomi, pembangunan berkelanjutan serta pengentasan
kemiskinan saling memperkuat dan mendukung tujuan penanganan perubahan iklim.
'<<hZE'Z</E
/EKWhE&tWKWhE&
>W^/E
>
oleh negara Pihak terkait INDC disiapkan dengan baik supaya jelas, transparan dan dapat dipahami, dapat
mencakup, sebagaimana diperlukan, antara lain:
WW
/E/
/EW/
a.
inisiasi;
b.
a. /
c.
d.
e.
komunikasi.
W /E
ZW:DEZE'Z<Z'Z<'Z<
yang tercantum dalam E dan h Z, BAU baseline, prakiraan
'Z<
dZE'Z</E
a. Mengkaji kebijakan nasional terkait perubahan iklim yang berlaku;
b. Menganalisis dampak kebijakan terkait perubahan iklim dalam pengurangan emisi GRK pra dan paska
DOKUMEN PENDUKUNG PENYUSUNAN INDC INDONESIA
;
6
c. Memperkirakan dampak kebijakan nasional di masa yang akan datang terhadap potensi penurunan
emisi GRK;
d. D'Z<
e. Menganalisis dampak kontribusi dan kebijakan nasional terkait perubahan iklim terhadap sektor
.
ZE'Z</E
untuk menganalisis
yang akan digunakan adalah model terintegrasi dengan pendekatan .
Penggunaan model akan memungkinkan pemahaman yang lebih baik terhadap konsekuensi pelaksanaan
72
PERENCANAAN NASIONAL :
Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia
73
Objectives
dibangun oleh pengambil keputusan; dan kerangka dalam
,
D ZE'Z<
dan penyusunan INDC, maka pendekatan
akan digunakan dalam membangun model yang dimaksud.
^ dapat membahas isu makro (antara lain
'Z<
^
memungkinkan analisis lintas sektor, termasuk umpan balik,
penundaan dan berbagai perubahan dalam satu sektor.
Strategy
Information
Feedback
Simulated
results
Kebijakan
Decisions
Emisi
Planning
models
Insentive
/Disinsentive
Current
situation
Learning Process
Konsumsi Energi
'WDW
W<W
(Hernandez, nd)
pajak
Populasi
Ekonomi
Tenaga Kerja
Limbah
Emisi CO2
Lahan
Proses komunikasi dalam dapat digambarkan melalui hubungan antara obyek, strategi,
keputusan, situasi saat ini dan informasi umpan balik yang menghasilkan kebutuhan penyesuaian strategi.
Konsumsi
Sesuai dengan gambar di atas, proses pembuatan kebijakan dimungkinkan untuk menambahkan loop
>
untuk memperoleh umpan balik yang baik, input yang kredibel dan terpercaya. Garis besar model system
dynamics dapat dilihat pada gambar 3 di bawah ini:
Limbah
Polusi
Populasi
Kesejahteraan
Kesejahteraan
Kesejahteraan
Kebijakan
'ZD
Limbah
Populasi
Industri
Ekonomi
Kebijakan
lahan
Transportasi
Emisi CO2
Energi
74
PERENCANAAN NASIONAL :
Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia
75
WW
D
ZE'Z< /E
< < W W EWWE^
selaku koordinator turut melibatkan berbagai kementerian terkait, akademisi dan pemangku
ZE'Z</E<
ZE'Z</E<>,
dan Kehutanan, Kementerian Pertanian, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Kementerian
Perhubungan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Perindustrian,
< < < > E < E ^
/E'
Presiden
UNFCCC
Tim Pengarah Kaji
Ulang RAN-GRK-Ketua
BAPPENAS
Focal Point
(KLHK)
Sekretariat
RAN-GRK
Kem. ESDM
Kem.
Perhubungan
Kem. PU
Pokja Lahan
Kem. LH
& Kehutanan
Kem.
Pertanian
BAPPENAS
KADIN
'<<WD
W/E:
ZW:DE
ZE'Z</E
BAPPENAS
D ZE'Z< /E
dasar pengambilan keputusan dilaksanakan dengan pendekatan . Dengan demikian
<
/E
yang melibatkan kementerian dan lembaga terkait dijelaskan pada gambar berikut ini.
BAPPENAS
'^<W/E
Juni 2015
Minggu II Juni 2015: Pembahasan
Draft Perpres No. 61 tahun 2011
July 2015: Konsultasi publik
April 2015
Pembahasan Pemodelan Sistem
Dinamik Baseline terintegrasi
76
PERENCANAAN NASIONAL :
Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia
Januari Februari 2015
Kerangka Kerja Konsultan
Pembentukan 3 pokja analisis: Energy, Land Based and Limbah
Rekrutmen Konsultan
77
Juni 2015
Minggu II Juni 2015: Pembahasan
Draft Perpres No. 61 tahun 2011
July 2015: Konsultasi publik
April 2015
Pembahasan Pemodelan Sistem
Dinamik Baseline terintegrasi
ZW:DEZW:DE
perubahan iklim sebagai bagian dari isu pembangunan lintas bidang yang terkait dengan sektor
ekonomi. Karena itu, dalam penyusunan INDC diperlukan model ekonomi makro sebagai salah
emisi GRK. Dengan demikian dapat dilakukan pengukuran dampak emisi GRK dari berbagai skenario
ZW:DEZW:DE
W
W^W^d
a. Memilih dan menentukan jenis dan jumlah sektor ekonomi yang akan dimodelkan ;
b. D/K/KW^/K
/K/K;
'Zt<hZE'Z<WW
^D^
Z>W
Dengan Pendekatan System Dynamics
D
'Z<
ekspor, dan impor.
^
<
pertumbuhan populasi, indikator umum perekonomian antara lain peningkatan nilai tambah produksi,
DOKUMEN PENDUKUNG PENYUSUNAN INDC INDONESIA
rumah kaca dapat digambarkan pada diagram sebab akibat sebagaimana dapat dilihat pada gambar di
bawah ini.
Demand
Average
+
Expected Demand
(FDe)
Final Demand
+
+
Resources
Demand
+
Desired FD
+
VA Ratio
Desired Output
+
+
Resources
Consumption
invers[I-A]
+
Capacity
Utilization
+
GDP
Resources
+ Adequacy
Resources
Availibility +
Potential
Output
Carrying Capacity
Resources
-
Investment +
+
Capital
Export
{eksogenous}
+
Aggregate
Demand +
Expcted Value +
Added
+
+
Value Added
-
Capacity Impor
Output
'<&W
'<^W/
78
PERENCANAAN NASIONAL :
79
a. Permintaan (
Program
dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia
^
biaya input antara;
b. Keterkaitan ekonomi dengan sektor lainnya dijembatani melalui konsep , yang
+
Capital
Potential
Output
Output
'<&W
Adapun untuk emisi yang bersumber dari kegiatan eksploitasi sumber daya energi
'
Variabel Penggerak
Vallue Added
c. Z
berdampak kepada hasil dan nilai tambah aktual. Apabila
hasil aktual yang terjadi akan lebih kecil daripada hasil yang diharapkan;
d. <
dapat dilakukan. Impor di satu sisi mampu meningkatkan ketersediaan energi untuk penggerak
ekonomi, namun di sisi lain akan mengurangi nilai tambah karena akan menambah biaya produksi.
Karena itu, dalam diagram keterkaitan ini terdapat kebijakan impor untuk menjaga stabilitas ekonomi.
d
Emisi Fugitive
'W<W&
'
'Z<
K
/'Z<
energi menunjukkan tren peningkatan dan diperkirakan akan mendominasi emisi GRK pada masa datang.
/W
,
^/<^D
Berdasarkan kombinasi antara panduan IPCC dengan basis data yang digunakan serta lingkup model secara
umum yang melibatkan pertumbuhan ekonomi dan juga populasi maka batasan untuk model bidang
dikembangkan sebagai berikut:
x
efek pertumbuhan GDP per kapita, di mana diasumsikan semakin meningkat GDP per kapita maka
akan semakin besar pula kebutuhan energi per kapita penduduk;
x
dan penduduk kemudian akan mempengaruhi ekspoitasi sumber energi
yang akan mengurangi cadangan sumber energi ( Kondisi pemenuhan energi
,
ini akan menambah ketersediaan energi (
kependudukan tetapi akan berpengaruh terhadap nilai tambah dalam negeri karena dikurangi impor
energi tersebut;
x Ketersediaan energi (
(
FUEL TYPE
Biomass
Batubara
Industri
Konsumsi Energi
Industri
Variabel Penggerak
(Jumlah RT/Populasi)
Rumah Tangga
Konsumsi Energi
Industri RT
Variabel Penggerak
Value Added
Komersial
Konsumsi Energi
Komersial
Variabel Penggerak
- Populasi
Ekonomi (Value Added)
Transportasi
Briket Batubara
Gas Alam
Kerosene
Emisi Sektor
Energi
ADO
Variabel Penggerak
Value Added
Lainnya
Konsumsi Energi
Transportasi
Konsumsi Energi
Lainnya
IDO
Fuel Oil
Other Petroleum
Product
Energi Primer:
1. Batubara
2. Minyak bumi
3. Gas
4. Terbarukan
LPG
Listrik
'W<WW
80
PERENCANAAN NASIONAL :
Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia
81
sehingga pada saat itu adalah pemenuhan melalui impor yang akan mengurangi nilai tambah
pertumbuhan ekonomi nasional.
x :
energi akan dipenuhi dengan impor yang besarnya dibatasi kemampuan keuangan yang dalam model
Desired Stock
Investment
Demand
Average
+
Expected Demand
(FDe)
+
+
Desired Output
Aggregate
+
Demand
Energy Demand
Domestic
+ ++
Expcted Value
Added
+
+
Energy Source
Exploitation
+
+
+
Energy Demand
invers[I-A]
VA Ratio
+
Final Demand
+
Energy Demand per
population
Energy
Adequacy
+
+
+ Capacity
Utilization
+
+
Potential
Output
Fugitive Emission
Output
+ Emission from
Energy
idang berbasis
kebakaran lahan gambut serta kegiatan pertanian berupa pengelolaan lahan sawah, peternakan
dan penggunaan pupuk.
Klasifikasi 9 tutupan lahan
(merupakan reklasifikasi dari 23 jenis
tutupan lahan dari data awal)
Hutan
- Dekomposi gambut
(Peat Decomposition
- kebakaran lahan gambut (peat fire)
Gambut
Pertanian
- Sawah
- Perkebunan sawit
- Lainnya
Peternakan
- Ternak sapi
- Jenis ternak lainnnya
Desired FD
+
Investment
+
- Value Added
+
Import Energy
+
Capital
Export
{eksogenous}
Population
Energy Resources
+
Energy
Consumption+
Stock
>
CO 2
CH 4
N2O
'Z>D>
GDP
'<
82
PERENCANAAN NASIONAL :
Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia
83
20.1
31.6
59.1
12.24
Primary Forest
10.0
22.7
54.2
187.6
42.6
.4
0.6
5.4
1.4
Conservation Forest
9.9
Plantation Forest
0.1
0.3
Non-ForestedLand
4.1
6.0
4.1
6.5
0.1
5.8
'
51.8
15.3
24.2
Secondary Forest
'Z<
46.7
2.2
forest conversion to
non forest
+
+
89.0
+
Primary Forest
Protection
Forest
Production Conversion
Production Forest
+
ecosystem recovery forest
conversion to second forest
+
Ecosystem
Recovery Forest
+
+
degraded primary
forest
20.5
+
Secondary Forest
secondary forest
conversion to plant
forest
Conservation
Forest
11.7
Non Forest
primary forest
logging
Non-Forest
Area (APL)
Forest Area
+
+ total logging
+
secondary forest
logging
+
',&E
,<<
expected value
added foresty
value added
+
forestry
'< ,<
W
'Z<
d<d>
<
,><W
,
,DW
,ZW
,><^
,
,D^
,Z^
,
,d
W><
E
Transmigrasi
E
W><
Sawah
Sawah
Sawit
Perkebunan
DOKUMEN PENDUKUNG PENYUSUNAN
INDC INDONESIA
Permukiman
Permukiman
Bandara/Pelabuhan
Belukar Rawa
Pertambangan
Rawa
Rumput
>
Semak Belukar
Tambak
Tanah Terbuka
Air
'
<
Conservation Forest
forest conversion to
non forest
+
+
Primary Forest
Non Forest
+
ecosystem recovery forest
conversion to second forest
+
Ecosystem
Recovery Forest
+
+
degraded primary
forest
+
Secondary Forest
+
+
primary forest
logging
+
+
+ total logging
secondary forest
conversion to plant
forest
+
+
secondary forest
logging
+
value added
+
forestry
expected value
added foresty
'< ,<
84
PERENCANAAN NASIONAL :
Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia
85
^
^
'6 berikut ini menunjukkan diagram keterkaitan untuk kawasan
hutan lindung.
+
Production Forest
Non Forest
+
Primary Forest
+
forest logging due to
conversion
Primary Forest
Conversion to Plant
Forest
+
forest conversion to
non forest
+
+
++
Emission
+
planted forest
conversion to second
forest
+
degraded primary
forest
+
+
Planted Forest
+
+
Secondary Forest +
x ^
Semakin banyak perubahan guna lahan yang terjadi maka semakin besar emisi yang dihasilkan;
secondary forest
conversion to plant
forest
primary forest
logging
x Namun, pada beberapa jenis hutan, terdapat beberapa upaya untuk memperbaiki kualitas hutan
tersebut. Misalnya, hutan pemulihan ekosistem akan berubah menjadi hutan sekunder secara
alami dalam jangka waktu tertentu. Kegiatan perbaikan hutan juga dapat terjadi melalui adanya
kebijakan, diantaranya kebijakan penanaman hutan kembali maupun pengembalian kondisi dan
status hutan yang berubah menjadi guna lahan non hutan;
+
+
+ total logging
+
secondary forest
logging
+
value added
+
+
forestry
expected value
added foresty
x Dengan adanya kegiatan penghutanan kembali maka diharapkan emisi akan berkurang.
'<,>
x ^
Semakin banyak perubahan guna lahan yang terjadi maka semakin besar emisi yang dihasilkan;
x Namun, pada beberapa jenis hutan, terdapat beberapa upaya untuk memperbaiki kualitas hutan
tersebut. Misalnya, hutan pemulihan ekosistem akan berubah menjadi hutan sekunder secara
alami dalam jangka waktu tertentu. Kegiatan perbaikan hutan juga dapat terjadi melalui adanya
kebijakan, diantaranya kebijakan penanaman hutan kembali maupun pengembalian kondisi dan
status hutan yang berubah menjadi guna lahan non hutan;
x Dengan adanya kegiatan penghutanan kembali maka diharapkan emisi akan berkurang.
x ^
,
(Z&,;
x ^
nya pun sama;
x Emisi dapat diturunkan melalui beberapa hal diantaranya adalah dengan melakukan upaya
maupun kebijakan terkait pelestarian hutan. Pada model, salah satu contohnya ditunjukkan dengan
Z&.
<
:
maka akan meningkatkan luasan hutan rehabilitasi. Kegiatan ini diharapkan akan menurunkan
d
DOKUMEN PENDUKUNG PENYUSUNAN INDC INDONESIA
^
kebijakan, secara alami hutan juga dapat mengalami peningkatan kualitas. sehingga emisi akan
menurun. Pada model, hal ini ditunjukkan dengan berubahnya hutan rehabilitasi menjadi hutan
sekunder.
Sub model kawasan hutan produksi pun dibangun berdasarkan fungsi kawasan yang di dalamnya
W , W
,W,Wd,Wd' berikut ini menunjukkan diagram keterkaitan untuk
kawasan hutan produksi.
+
Production Forest
86
Non Forest
PERENCANAAN
NASIONAL : non forest+conversion to
+
Primary Forest
forest conversion to
forest due to policy
Conversion to Plant
Program dan Kebijakan
Perubahan
Iklim INDC-Indonesia
non forest
+
Forest
+
+
Primary Forest
++
87
d
^
kebijakan, secara alami hutan juga dapat mengalami peningkatan kualitas. sehingga emisi akan
menurun. Pada model, hal ini ditunjukkan dengan berubahnya hutan rehabilitasi menjadi hutan
sekunder.
Sub model kawasan hutan produksi pun dibangun berdasarkan fungsi kawasan yang di dalamnya
W , W
,W,Wd,Wd' berikut ini menunjukkan diagram keterkaitan untuk
kawasan hutan produksi.
+
Production Forest
Non Forest
Primary Forest
Conversion to Plant
Forest
+
forest conversion to
non forest
+
+
++
Primary Forest
Emission +
expected value
added foresty
value added
+
forestry
'< ,W
+
+
Secondary Forest +
+ +
+
secondary forest
logging
+
expected value
added foresty
value added
+
+
forestry
x <^
hutan, maka dari sektor hutan akan semakin meningkat;
DOKUMEN PENDUKUNG PENYUSUNAN INDC INDONESIA
x <,
hutan primer sangat besar sehingga saat guna lahannya berubah maka emisi yang dihasilkan akan
besar pula;
secondary forest
conversion to plant
forest
primary forest
logging
Sub model kawasan hutan produksi pun dibangun berdasarkan fungsi kawasan yang di dalamnya
W
, W
DOKUMEN
PENDUKUNG
PENYUSUNAN
INDC INDONESIA
,W,Wd,Wd' berikut ini menunjukkan diagram keterkaitan untuk
kawasan hutan produksi.
Convertible Production
Forest
guna lahan lain akan semakin menurun pula.
x <;
+
+
Planted Forest
planted forest
conversion to second
forest
+
degraded primary
forest
+
+
+ total logging
+
forest logging due to
conversion
x Sama halnya dengan hutan yang lain, di hutan produksi emisi dapat diturunkan melalui beberapa
hal diantaranya adalah dengan melakukan upaya maupun kebijakan terkait pelestarian hutan. Pada
^&W&, yang kemudian akan
s
ke hutan akan meningkatkan luasan hutan sekunder maupun hutan tanaman, sehingga adanya
^
hutan juga dapat mengalami peningkatan kualitas sehingga emisi akan menurun. Pada model, hal
ini ditunjukkan dengan berubahnya hutan tanaman menjadi hutan sekunder.
Sub model kasawan
'<,W<
Convertible Production
Forest
Non Forest
+
Non Forest
forest conversion to
non forest
+
+
+
forest logging due to
conversion
Primary Forest
+
+
Planted Forest
+
primary forest
logging
secondary forest
logging
+
+
+
value added
+
forestry
Emission +
+ Primary Forest
Conversion to Plant
Forest
x W^
secondary forest
logging
+
+
+ total logging
+
+
+
value added
+
forestry
secondary forest
conversion to plant
forest
expected value
added foresty
'< ,W<
primary forest
logging
expected value
added foresty
Di kawasan hutan produksi, jenis hutan yang terdapat di dalamnya adalah hutan primer, hutan
sekunder dan hutan tanaman (W&;
+
+ Forest Conversion to
Other Land Use
+
Secondary Forest
secondary forest
conversion to plant
forest
+
+
Planted Forest
+
+
degraded primary
forest
'< ,W
88x
Primary Forest
+
+ total logging
+
forest logging due to
conversion
+
+ Forest Conversion to
Other Land Use
+
Secondary Forest
+
++
+
degraded primary
forest
forest conversion to
non forest
+
+
Emission +
++
+ Primary Forest
Conversion to Plant
Forest
PERENCANAAN NASIONAL :
89
x <
Program
dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia
sekunder dan hutan tanaman;
+ total logging
+
+
value added
+
forestry
expected value
added foresty
'< ,W<
Peat Land
+
+
Primary Forest on
Peat Land
Secondary Forest on
Peat Land
+
+ Planted Forest on
Peat Land
land conversion on
peat land
+
+
+
+
Non Palm on Peat +
Land
+
Paddy on Peat
Land
+
Non Paddy on +
Peat Land
+
Peat Fire
+
Palm on Peat Land
+
+
+
Other Land on
Peat Land
+
+
+
Settlement on
Peat Land
+
Policy
-
'< >'
x ^
W>W>K
Landuse<
W
W>;
^
pengelolaan lahan sawah, perternakan dan penggunaan pupuk.
x ^;
x Kegiatan logging akan berpengaruh pada kegiatan ekonomi, utamanya dalam hal peningkatan
;
x < ^
dihasilkan pun akan semakin besar;
x ^
diantaranya melalui upaya maupun kebijakan terkait pelestarian hutan. Pada model, kebijakan
<
pada turunnya emisi. Selain itu, pelestarian hutan dapat dilakukan agar hutan dapat berkontribusi
pada penurunan emisi karena hutan merupakan penyimpan cadangan karbon yang besar.
>
ekosistem lahan basah yang dibentuk oleh adanya penimbunan/akumulasi bahan organik di permukaan
tanah
h'
itu yang berada di hutan primer (
land
di lahan pertanian (
. Semakin besar
luasan total lahan gambut maka semakin besar pula emisi yang dihasilkan. Apalagi jika terjadi kebakaran
W
,
dekomposisi sehingga akan menghasilkan emisi. Tingginya emisi ini diharapkan akan mendorong lahirnya
kebijakan guna mengurangi emisi yang muncul akibat adanya kegiatan kebakaran dan perubahan guna
lahan di lahan gambut.
90
'Z>D^W
33
PERENCANAAN NASIONAL :
Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia
91
/WWh/WWh
W E < / E
'Z<
pada tahun tersebut.
^ 'Z<
bakar, limbah yang dihasilkan, serta dari proses industri dan penggunaan produk (
/WWhE'Z<
dimasukkan ke dalam emisi bidang berbasis energi dan emisi GRK yang berasal dari limbah industri akan
dimasukkan ke dalam emisi bidang berbasis limbah. Dengan demikian emisi dari bidang berbasis industri
/WWh
^'Z</WWh
a. Emisi GRK yang terjadi selama proses dan reaksi kimia di industry;
b. Pyang dikategorikan GRK di dalam produk; dan
c. Penggunaan karbon bahan bakar fosil untuk kegiatan produksi.
'<^W
terjadi akibat adanya permintaan pertambahan lahan pertanian akibat adanya hasil yang diharapkan dari
sektor ekonomi. Keterkaitan antara sektor ekonomi dengan subbidang pertanian dijembatani melalui
konsep
bidang pertanian adalah:
< land,
, dan ;
Pada peternakan, sumber emisi GRK dibagi menjadi dua yaitu sapi dan hewan lain selain sapi. ,
akan penyumbang emisi terbesar dari peternakan;
3.
Perbedaan luas lahan spasial dan tabular disesuaikan dengan menjumahkan selisih lahan sawah
antara data spasial dengan data tabular ke tutupan lahan pertanian lahan kering dan transmigrasi
serta dengan menjumlahkan selisih lahan perkebunan berdasarkan data spasial dan lahan
perkebunan sawit berdasarkan data tabular ke dalam tutupan lahan pertanian lahan kering
campur.
Industri Semen
Industri Amonia
'Z>D//WWh
92
CO 2
PERENCANAAN NASIONAL :
Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia
93
Emisi dari industri semen ditentukan oleh konsumsi klinker yang digunakan dalam memproduksi semen
yang diwakili oleh ^
/WWh
' d
^
'WW
K
sesuai dengan permintaan.
h K
W
K
>
/W'Z<
kategori sebagai berikut:
a. >dW
b. >
laterine, sewer dan sembarangan serta dari pengolahan limbah cair terpusat;
c. >
industri CPO dan limbah cair industri lainnya.
'Z>D>
'</^
'<>
'
^
akan dipengaruhi WK
industri penghasil limbah cair lainnya yang diaggregatkan di dalam model.
36
94
PERENCANAAN NASIONAL :
Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia
95
E
<h'Z<
^
Tren permintaan energi di sektor transportasi dan rumah tangga dipengaruhi oleh GDP per
kapita dan pertumbuhan populasi sedangkan sektor industri digerakkan oleh
industri
W
DK
3. ^ZhWd>
<E<E
:
Tidak ada perubahan kategori lahan lain menjadi kategori hutan primer (
6. Tidak ada perubahan tanah mineral menjadi lahan gambut dan sebaliknya
h
h
d
periode proyeksi
&
b. W
Model pertumbuhan ekonomi dibatasi oleh yang terdiri dari
, dan ketersediaan sumber daya bahan baku untuk industri
:
/
>,
,,
6. lama perubahan kategori lahan menjadi hutan sekunder atau hutan tanaman:
a.
b.
96
PERENCANAAN NASIONAL :
Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia
97
>
>'Z<
bab berikut:
<ZW:DE'Z</
d<WZW:DE
<
d
>
adalah sebagai berikut:
a. Mengumpulkan data permintaan energi di sektor industri, rumah tangga, komersil, transportasi,
^
b. Mengumpulkan data eksploitasi dan cadangan energi batubara, minyak, gas dan energi terbarukan
^D
c. D
'^D
d. Membandingkan GDP per kapita dan konsumsi energi untuk menghasilkan perilaku intensitas energi
untuk seluruh sektor pengguna energi. Nilai dari perbandingan GDP per kapita dengan konsumsi
Gas bumi DN
Batubara
t
t
W
WDK
Kedaulatan Pangan
W
:
3
<
'
D
<W,
<'t
3
Z
e. D
keputusan terkait pemenuhan permintaan melalui impor;
f.
D,
^<^D
g. D
<^D
h
a. Dh
e. Dh
Jumlah bandara
>
5.2 Lahan
>h
a. D
b. D
>'Z<
bab berikut:
d
>
adalah sebagai berikut:
a. Mengumpulkan data permintaan energi di sektor industri, rumah tangga, komersil, transportasi,
YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARIS
98
b. Mengumpulkan data eksploitasi dan cadangan energi batubara, minyak, gas dan energi terbarukan
c. D
;
d. Menyesuaikan matrik perubahan lahan dengan data dari Kementerian Pertanian untuk menentukan
luas area sawah dan perkebunan sawit;
D
g. Menentukan penggerak terjadinya perubahan lahan;
h. Menghubungkan struktur model kedalam sektor lain yang mempengaruhi perubahan pengaruh
dari bidang berbasis lahan saling terhadap bidang lainnya;
i.
>W
PERENCANAAN NASIONAL :
99
a.Program
D
dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia
, dan ;
>
>W
a. D
, dan ;
b. D
c. Membangun konseptual sistem keterkaitan model subbidang pertanian dan peternakan dengan
menggunakan diagram keterkaitan (>
d. Mengumpulkan data luasan area dari , , , dan ;
e. Mengumpulkan data konsumsi penggunaan pupuk;
f.
h. D
>
emisi GRK, yaitu:
a. >
x D
x D
x Menentukan total produksi sampah sebagai fungsi dari total populasi dan ton sampah per kapita,
GDP per kapita dan budaya perilaku;
x Menentukan komposisi sampah dan parameter lainnya yang terkait dengan perhitungan emisi
dari limbah padat;
x Membangun model dengan menggunakan pendekatan untuk
dW
terbuka, Z
x D
/
x D/W
>/WWh
b. >
a. D
x D
b. D
x D'W
c. D
x D
masyarakat berpenghasilan rendah (
d. D
e. D
x D
f.
x D
D
g. D
h. D
i.
Membangun model produksi semen yang didorong oleh kebutuhan semen dan sumber daya alam;
j.
Produksi klinker dihitung berdasarkan data historis rasio klinker dan semen dikalikan dengan produksi
semen;
k. Membangun model untuk produksi amonia dan urea. Produksi urea digunakan sebagai input dalam
menghitung emisi amonia;
l.
Membangun model untuk industri lainnya yang menghasilkan emisi IPPU menggunakan emisi historis
dari penggunaan lime di industri.
x D
, sembarangan atau dengan sistem pengolahan terpusat;
x D/W
c. >
x DWK
x DWK
x DWK
x D
/W
100
PERENCANAAN NASIONAL :
Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia
101
x DWK
x DWK
'/<h
x D
/W
,'Z<'
<
dilihat pada gambar di atas. Dari hasil proyeksi emisi diperkirakan
^E
berbasis energi dan transportasi sedangkan emisi terendah dihasilkan dari bidang berbasis IPPU.
'<h
^EE
hZW
'Wh^E<h
'/<h
<
dilihat pada gambar di atas. Dari hasil proyeksi emisi diperkirakan
^E
21
YOUTH
CAMP
TOWARD
COP
PARIS
102
berbasis energi dan transportasi sedangkan emisi terendah dihasilkan dari bidang berbasis IPPU.
PERENCANAAN NASIONAL :
Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia
DOKUMEN PENDUKUNG PENYUSUNAN INDC INDONESIA
103
^<W
Pe
dilihat penjelasan di bawah ini.
^<>
ZW:DE
'^</
Berbagai kegiatan yang menjadi skenario kebijakan emisi bidang berbasis lahan adalah sebagai berikut:
W
W
3. Penyelenggaraan rehabilitasi hutan dan lahan, dan reklamasi hutan di DAS prioritas.
W
W
>
Z^
D
hutan desa, hutan tanaman rakyat, hutan adat dan hutan rakyat serta kemitraan.
D
hutan adat dan pelestari lingkungan.
d,dZ,<,,,Z
D
D,,<
d
D
D
dan prasarana jalan usaha tani/jalan produksi serta pengendalian lahan
W
W>
W>
/>
104
PERENCANAAN NASIONAL :
Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia
105
K
W
'^W^/WWh
^<
Berbagai skenario kebijakan emisi pada bidang berbasis energi adalah sebagai berikut:
'^W^>
W
W
3. Penerapan mandatory manajemen energi untuk pengguna padat energi
^</WWh
^ /WWh
/
^
^
^
^
'Z</WWhKd
/WWh
hW
W
W
6. Pemanfatan biogas
WD
W/d^/d^
W<
W
ZZdZdZd
>
106
PERENCANAAN NASIONAL :
Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia
107
dh
K
W
W
/E
kebijakan sektoral terkait isu perubahan iklim menjadi satu kebijakan nasional penanganan
Dari sisi pendanaan, Indonesia akan terus berupaya mencadangkan anggaran untuk kegiatan terkait
biaya untuk menurunkan emisi ( /
h^
^
h^
/
persiapan INDC Indonesia yang dapat menjadi rekomendasi untuk pengembangan INDC selanjutnya,
diantaranya:
'^W
^<>
>
W>
W>
^
<
kebijakan terkait perubahan
W
/ /E
dalam upaya pencegahan perubahan iklim, dan terutama untuk menyempurnakan pengembangan
kebijakan terkait perubahan iklim di Indonesia.
/
>
WhKd
W
prasarana air limbah dan pengelolaan sampah.
'^W>
108
PERENCANAAN NASIONAL :
Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia
109
>DW/ZE
>^
Kegiatan
Perencanaan
pemanfaatan dan
peningkatan usaha
kawasan hutan
Pengembangan
pengelolaan lahan
pertanian di lahan
gambut terlantar
dan terdegradasi
untuk mendukung
subsektor
perkebunan,
peternakan dan
Penyelenggaraan
rehabilitasi hutan
dan lahan, dan
reklamasi hutan di
DAS prioritas
Pengembangan
perhutanan sosial
dW
Indikator RPJMN/RAN
GRK
Terlaksananya
pemberian Izin Usaha
W,,
<,
Restorasi Ekosistem
/hW,,<,Z
areal bekas tebangan
>K>K
D d
delay tree growth Ambisius
Tingkat
Rehabilitasi, reklamasi
gambut terlantar,
terdegradasi, pada
areal pertanian, serta
tanaman pangan seluas
Tingkat
Terlaksananya
rehabilitasi hutan pada
DAS prioritas seluas
Terlaksananya
pada DAS prioritas seluas
Pembuatan hutan kota
Rehabilitasi hutan
Terfasilitasinya
penetapan areal kerja
,
<,<
,,
Tingkat
Tingkat
Tingkat
Tingkat
&
Target untuk
d
kegiatan naik
dan skenario
keberhasilan
keberhasilan
keberhasilan
keberhasilan
skenario moderat
skenario moderat
d
kegiatan naik
keberhasilan
keberhasilan
skenario moderat
Target untuk
dan skenario
keberhasilan
keberhasilan
skenario moderat
Tingkat
Terfasilitasinya
Tingkat
pembentukan kemitraan
usaha dalam hutan
Peningkatan usaha
hutan tanaman
Target untuk
dan skenario
keberhasilan
terhadap
keberhasilan
skenario
moderat
Target untuk
dan skenario
keberhasilan
terhadap
keberhasilan
skenario
moderat
>
yang rusak (degraded
kawasan hutan yang
terpulihkan meningkat
,
>
gambut yang
rusak (degraded
kawasan hutan
yang terpulihkan
,
Rehabilitasi dan
meningkatnya
kualitas DAS
>,<
pemeliharaannya seluas
,
>
melalui rehabilitasi di
<W,^
>
Meningkatnya
akses masyarakat untuk
akses masyarakat
mengelola hutan melalui
untuk mengelola
hutan melalui hutan hutan kemasyarakatan,
hutan desa, hutan
kemasyarakatan,
tanaman rakyat, hutan
hutan desa, hutan
adat dan hutan rakyat
tanaman rakyat,
serta kemitraan
hutan adat dan
hutan rakyat serta
kemitraan
>
Meningkatnya
kemampuan kelompok
kemampuan
masyarakat pengelola
kelompok
perhutanan sosial,
masyarakat
hutan adat dan pelestari
pengelola
lingkungan meningkat
perhutanan sosial,
hutan adat dan
pelestari lingkungan
>
Terselesaikannya
yang terselesaikan
,dZ
dalam kaitannya dengan
,<,,
,dZ,<
,Z
,,,Z
Kemitraan
dan Kemitraan sampai
Meningkatnya
>
Kinerja dan produksi hutan produksi untuk
hutan alam dan
hutan tanaman
,
Meningkatnya
>hW
W,,< ,,<
/ Restorasi Ekosistem
lingkungan
,
Tingkat
>
terdegradasi yang
dipulihkan kondisi
ekosistemnya (termasuk
pemanfaatan lahan
di dalam kawasan
^W
deforestasi hutan primer
dan sekunder gambut
untuk pertanian dan
,
pada dua periode yang
akan datang (hingga
Tingkat
Terjaminnya
pengelolaan
kawasan pelestarian
alam
Terlaksananya
pencadangan areal
hutan tanaman industri
dan hutan tanaman
,d/,dZ
3 juta ha
Moratorium hutan
d
kegiatan naik
keberhasilan
keberhasilan
skenario moderat
Target untuk
dan skenario
keberhasilan
keberhasilan
skenario moderat
Target untuk
dan skenario
keberhasilan
terhadap
keberhasilan
skenario
moderat
d
kegiatan naik
keberhasilan
keberhasilan
skenario moderat
Target untuk
dan skenario
keberhasilan
keberhasilan
skenario moderat
Target untuk
dan skenario
keberhasilan
terhadap
keberhasilan
skenario
moderat
Tingkat
Tingkat
Tingkat
Tingkat
Tingkat
Tingkat
Tingkat
110
Tingkat
PERENCANAAN NASIONAL :
Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia
111
Moratorium hutan
^^W
deforestasi hutan
primer dan sekunder
pada lahan mineral
untuk pengembangan
,
:,W
Meningkatnya
W> Areal Cetak Sawah
W>
Areal Pertanian
Baru dan Prasarana
Jalan Usaha Tani/
Jalan Produksi Serta
W>
:,
Meningkatnya
W> Pengembangan
SRI (System of Rice
W>
/
Areal Pertanian
Baru dan Prasarana W
Jalan Usaha Tani/
sawah baru di luar Pulau
Jalan Produksi Serta Jawa dan Bali
W>
d
ha sawah baru
Pengembangan
areal perkebunan
berhutan/lahan
terlantar/ lahan
terdegradasi / Areal
W>
W>
Pemanfaatan
kotoran/urine
ternak dan limbah
pertanian untuk
biogas
PENURUNAN EMISI
Terlaksananya
penggunaan teknologi
untuk melindungi
tanaman pangan dari
gangguan organisme
pengganggu tanaman
dan dampak perubahan
iklim pada lahan seluas
Terlaksananya
pengembangan areal
perkebunan dan
peningkatan produksi
mutu tanaman tahunan
dengan sasaran kelapa
ha
Terlaksananya
pengembangan areal
perkebunan dan
peningkatan produksi
mutu tanaman rempah
dan penyegar, dengan
sasaran kakao seluas
Terlaksananya
pengembangan dan
pembinaan Biogas
Asal Ternak Bersama
DdD^
di wilayah terpencil dan
padat ternak sebanyak
masyarakat
Tingkat
Tingkat
d
kegiatan naik
keberhasilan
keberhasilan
skenario moderat
Target untuk
dan skenario
keberhasilan
terhadap
keberhasilan
skenario
moderat
>^
<
dW
/ZW:DEZE'Z<
Penyediaan dan penge ^ZhWd>
lolaan energi baru ter
energi
E'
Z
<W>dW
Dt
Tingkat
<dW>d
W>dD,Dt
<dW>d^
DtDt
Bukan kegiatan
Tingkat
Tingkat
d
Sesuai dengan target
KEN
K
Sesuai dengan target
ZhWd>
tubara menerapkan
Clean Coal Technology
d
tubara menerapkan
d
&
Sesuai dengan tar
ZhWd>
<dW>d
DtDt
d
kegiatan naik
keberhasilan
keberhasilan
skenario moderat
Tingkat
Target untuk
dan skenario
keberhasilan
keberhasilan
skenario moderat
Target untuk
dan skenario
keberhasilan
terhadap
keberhasilan
skenario
moderat
Tingkat
Reduksi emisi
Kpada
112
Target untuk
dan skenario
keberhasilan
keberhasilan
skenario moderat
batubara mener
apkan CCT pada
Penambahan peman
faatan biogas sebesar
Terlaksananya penggunaan
gas alam sebagai bahan ba
kar angkutan umum perko
D
D^&
DD^&
Penerapan mandatori
manajemen energi
untuk pengguna padat
energi
Menerapkan manajemen
Penambahan target
Penambahan target
Penambahan tar
Peningkatan peman
faatan BBN dalam BBM
Meningkatnya campuran
Sesuai dengan target
BBN pada biosolar sebesar
KEN:
Campuran biosolar
Campuran biosolar
Campuran biosolar
Reduksi emisi
Reduksi emisi
Kpada
Kpada
PERENCANAAN NASIONAL :
Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia
113
Peningkatan pencapa
Peningkatan penca
paian target sebesar
Peningkatan pen
capaian target
Peningkatan pencapa
Peningkatan penca
paian target sebesar
Peningkatan pen
capaian target
Peningkatan pencapa
Peningkatan penca
paian target sebesar
Pengembangan KA
perkotaan Bandung
Pembangunan dou
D
Pengembangan KA
perkotaan Bandung
Mengembangkan KA Perko
km (jalur ganda dan elektri
Terlaksananya pengadaan
dan distribusi BRT sebanyak
WEhZhEED/^/
Peningkatan pen
capaian target
Peningkatan pen
Peningkatan pencapa Peningkatan penca
paian target sebesar capaian target
>^
<
Pembangunan
sarana prasarana
air limbah dengan
Pengelolaan
^>
dan B3 sesuai
dengan peraturan
undangan
WEhZhEED/^/
dW
/ZW:DEZE
'Z<
Tersedianya sistem
pengelolaan air limbah
sistem terpusat skala
Kabupaten/Kota
Tersedianya sistem
pengelolaan air limbah
di Kabupaten/Kota
W
sampah yang terkelola
tahun
Tersedianya fasilitas
penangkapan gas
metana di TPA
d
&
Tingkat
Tingkat
Tingkat
keberhasilan
65,7 % di kota
metro
K
K
114
Perencanaan Nasional:
Program dan Kebijakan
Perubahan Iklim
K
PERENCANAAN NASIONAL :
Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia
115
Perencanaan Nasional:
1.
Perencanaan
Pembangunan Nasional
SYAMSIDAR THAMRIN
Struktur Presentasi
1.
1. Perencanaan Pembangunan Nasional
2.
2. Program dan Perencanaan Perubahan Iklim
3.
3. Kelembagaan
4.
4. Pendanaan Perubahan Iklim
Dasar Hukum
Perencanaan Pembangunan Nasional
UU 17/2007 RPJPN 2005-2025
As a guidance and a policy that consist of national priorities
116
PERENCANAAN NASIONAL :
Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia
117
REGIONAL
Rencana Pembangunan
Menengah Nasional (RPMN)
Rencana Pembangunan
Menengah Daerah (RPMN)
guidance
RPJP
RPJMN
break
down
guidance
RPJPD
RKP
synchronization
guidance
RPJMD
RKPD
break
down
tahunan
118
3 DIMENSI PEMBANGUNAN
DIMENSI PEMBANGUNAN
MANUSIA
DIMENSI PEMBANGUNAN
SEKTOR UNGGULAN
Pendidikan
Kedaulatan Pangan
Kesehatan
Perumahan
Mental / Karakter
Antarkelompok
Pendapatan
Antarwilayah: (1)
Desa, (2) Pinggiran,
(3) Luar Jawa, (4)
Kawasan Timur
KONDISI PERLU
Kepastian dan
Penegakan Hukum
Keamanan dan
Ketertiban
Politik &
Demokrasi
PERENCANAAN NASIONAL :
Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia
119
Macro Objectives
2014*
(Baseline)
Indicator
People and Community Development
People Development Index
Community Development Index1
Gini Index
Increase in the percentage of the community that is
registered with the health insurance through a national
social protection system
Participation in the National Social Protection System
for Employment
Formal employee
Informal employee
2019
73,83
0,55
0,41
51,8%
(October 2014)
76,3
Increase
0,36
Min. 95%
29,5 Million
1,3 Million
62,4 Million
3,5 Million
Community development index is the composite index that measure the tolerance, cooperativeness, and security feeling in the community
*Estimation
**March 2014
Indicator
Economic Growth
2019
5,1%
8,0 %
43.403
72.217
40.785
10,96 % *)
Poverty Rate
Un-emplyoment (TPT)
*)
2014*
(Baseline)
5,94%
Poverty rate in September 2014, the rate might change due to the fuel subsidy policy, that is enacted in November 2014
Adaptasi
Penyesuaian
diri terhadap
kondisi
perubahan
iklim
INDICATOR
2019
100%
MoEF
120
579
MoEF
66,5-68,5
MoEF
15,5%
26%
5 Ministries
GHG emission
4,0-5,0%
Meteorological,
Climatology, and
Geophysics Agency
Meteorological,Cli
matologyAgency
POLICY DIRECTION:
POLICY DIRECTION:
2.
120
Related Ministries
Disaster Management
1.
Mengurangi
peningkatan
emisi GRK
7,0-8,0%
Mitigasi
4.
PRO
GROWTH
2007
PRO ENVIRONMENT
SUSTAINABLE
GROWTH WITH
EQUITY
PRO
JOBS
PRO
POOR
PERENCANAAN NASIONAL :
Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia
121
SUSTAINABLE DEVELOPMENT
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Social Pillar
Equity
Health
Education
Security
Housing
Population
MDG
Indonesia
achieved most of
the MDG goals
prior and track.
Economic Pillar
1. Economic
Structure
2. Consumption
& Production
Pattern
Green Economy
1.
2.
3.
4.
5.
Institutional Pillar
1. Institutions,
Regulatory
Framework
2. Delivery
Mechanism
3. Capacity
Environment
Pillar
Atmosfir
Land
Coastal and
Marine
Clean Water
Biodiversity
Environment and
Biodiversity
Governance
Room for
Improvement and
GHG emission
reductions provide a
good opportunity to a
more systematic
development on this
pillar.
On going process
of adjustment
RPJMN 2015-2019
(Buku II Bab I)
I. PENGARUSUTAMAAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
II. PROGRAM LINTAS BIDANG PERUBAHAN IKLIM
SASARAN
ARAH KEBIJAKAN
1. Memperkuat koordinasi,
pelaksanaan, pemantauan,
dan pelaporan RAN/RAD-GRK
2. Menerapkan Rencana Aksi
Nasional Adaptasi Perubahan
Iklim (RANAPI) secara sinergis,
terutama pelaksanaan upaya
adaptasi di 15 daerah
percontohan
Rencana Penerapan
Pembangunan Berkelanjutan
PENTAHAPAN
Penurunan emisi
GRK
(pembangunan
rendah karbon)
+ Penurunan
polusi air dan
lahan
Adaptasi
Perubahan Iklim
1. Perpres 61/2011
tentang RAN GRK
2. Perpres 71/2011
tentang Inventarisasi
Penurunan Emisi GRK
Resource efficient
Sustainable production
Sustainable
consumption
Green procurement
Green standard
Ekonomi hijau
-----
......Pembangunan
berkelanjutan
SCP
Struktur ekonomi
Green financing
Green banking
Green jobs
Instrumen Fiskal
untuk Ekonomi
Hijau
Pricing issue
122
PERENCANAAN NASIONAL :
Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia
16
123
2.
124
PERENCANAAN NASIONAL :
Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia
125
RAD-GRK
RAN-GRK
33
RAD
GRKs
1. How is carbon
emission situation in
the region level in
what sector,
activities?
2. What can Local
Government do to
reduce emissionprogram-activities?
3. Impact on income and
local economy
what are the
alternatives and new
income sources?
4. Capacity: institutions
and HR needed for M
& E at the
government level,
universities, NGO and
community?
Program RAN-GRK
1
2
Institutional arrangement
REDD+ agency
Instrument and Institution of finance
System and MRV institution
o Monitoring
o Reporting
o Verification
3
Strategic Program
Sustainable landscape
management
management
4
Transform paradigm &
work culture
5
Multi stakeholder
involvement
126
Reduce emission
Enhance carbon
stock
Protect
biodiversity and
other services
Economic growth
PERENCANAAN NASIONAL :
Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia
127
Sub Sector
Economic Resilience
Food Security
Energy Independence
Health
Housing
Infrastructure
Ecosystem Resilience
Urban
Coastal and Small Islands
Supporting System
ECOSYSTEM
RESILIENCE
SPECIFIC REGION
RESILIENCE
Target
ECONOMIC RESILIENCE
SUPPORTING
SYSTEM
LIVING SYSTEM
RESILIENCE
128
PERENCANAAN NASIONAL :
Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia
129
Inclusion to
National
Development
Plan Document
(Non-Spatial)
Progress
to date
Included in the
RPJMN 20152019 as part of
Cross-sectoral
Program
BIDANG
SUB-BIDANG
Ketahanan
Ekonomi
Ketahanan Pangan
7 klaster
Kemandirian Energi
4 klaster
Kesehatan
4 klaster
Permukiman
4 klaster
Infrastruktur
4 klaster
Ketahanan
Sistem
Kehidupan
Ketahanan
Ekosistem
Ketahanan
Wilayah
Khusus
Sistem
Pendukung
SUB-BIDANG
Ketahanan
Ekonomi
Ketahanan Pangan
7 klaster
Kemandirian Energi
4 klaster
Kesehatan
4 klaster
Permukiman
4 klaster
Infrastruktur
4 klaster
7 klaster
Perkotaan
5 klaster
Kemen PU, KLH, BNPB, BIG, BMKG, LAPAN, LIPI, BPPT, Bappenas,
KLH, DNPI, Kemenpera, BKKBN, Kemendagri, Kemenkes, dan
Kemenristek
5 klaster
KKP, BMKG, LAPAN, BPPT, LIPI, Kemen PU, KLH, Kemenhut, BNPB,
BIG, DNPI, dan Kemendagri
5 Klaster
Ketahanan
Sistem
Kehidupan
Ketahanan
Ekosistem
Ketahanan
Wilayah
Khusus
Sistem
Pendukung
130
KLUSTER
KLUSTER
7 klaster
Perkotaan
5 klaster
5 klaster
5 Klaster
RENCANA AKSI
Klaster 1: Penyesuaian Sistem Produksi Pangan
1. Meminimalisasi kehilangan hasil melalui penurunan
luas daerah terkena/puso akibat banjir
2. .
Klaster 1: Identifikasi dan pengendalian faktor-faktor
kerentanan dan resiko kesehatan masyarakat
1. Pemetaan populasi dan daerah rentan perubahan
iklim
2. .
Klaster 1: Perbaikan / Penyempurnaan Tata Ruang dan
Tataguna Lahan
1. Identifikasi dan pemetaan kerentanan kawasan hutan,
ekosistem laut, DAS, dan kekayaan keanekaragaman
hayati terhadap PI
2. ..
K/L
Kementan, KKP, LIPI, BPN, Kemenhut, Kemen PU, BMKG, BNPB,
BPS, dan Bappenas
Kemenhut, Kemen ESDM, Kementan, LIPI, Kemenristek, dan BPPT
Kemenkes, Bappenas, BIG, BMKG, KLH, DNPI, LIPI, BPPT,
Kemendagri, Kemen PU, Kemenristek, dan Kemendiknas
Kemenpera, Bappenas, KLH, BIG, BMKG, DNPI, Kemen PU, KKP,
Kemenkes, BNPB, Bappenas, Kemensos, Kemendagri,
Kemenkominfo, Kemendiknas, Kemen ESDM, LIPI, Kemenkokesra,
Kementan, Kemendagri, Kemenristek, dan Kemenhub
15
Pilot Site
Inclusion to
Other
Regions
Local Development
Plan Document
(Non-spatial)
PERENCANAAN NASIONAL :
Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia
131
PROGRAM
3. Institutional Arrangement
RAN GRK, 33
RAD GRK, AND
RAN API
SEDANG
DI-REVIEW
Provicial Level
(Coordination with District/City)
RAD-GRK
Top-down:
provinsi
diharuskan untuk
menyusun
rencana aksi
RAD-GRK
132
RAD-GRK
NAMA
THE COORDINATION
RAN-GRK
Bottom-up: provinsi
(termasuk kab/kota)
menyusun rencana
aksi berdasarkan
kondisi daerah
masing-masing
INDC
WG
WG
WG
WG
Panel
of
expert
WG
DEPUTY OF BAPPENASDG CC
WG
WG
WG
Panel
of
expert
WG
WG
WILL BE CONTINUED
PERENCANAAN NASIONAL :
Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia
133
PENDANAAN
PRIVATE SECTOR
APBD
APBN
4.
COMMUNITY LEVEL
INTERNATIONAL
COMMUNITY
ICCTF
PENDANAAN PERUBAHAN
IKLIM
OVERALL
THE PROGRAM:
RAN/RAD GRK
NATIONAL
TASKFORCE FOR
CC NEGOTIATIONS
Indicative budget for climate change in National Medium Term Development Plan
(RPJMN) 2010-2014 is USD 11.03 billion
THE FUNDING
APBN/APBD,
PRIVATE &
COMMUNITY
INTERNATIONAL
COMMUNITY &
INSTITUTIONS
Activity
Adaptation Activities
6.84
Mitigation Activities
3.79
Supporting Activities
0.40
TOTAL
11.03
Total budget allocation for climate change in Annual Development Plan (RKP) 2011-2014
is USD 16.58 billion, exceeding USD 11.03 billion budget allocated in RPJMN 2010-2014
after issuance of Perpres No. 61/2011 on RAN-GRK, distributed in 16 line ministries/agencies
No.
Activity
RKP 2011
(USD bio.)
RKP 2012
(USD bio.)
RKP 2013
(USD bio.)
RKP 2014
(USD bio.)
Adaptation Activities
1.37
1.63
1.73
1.64
6.37
Mitigation Activities
0.74
0.47
2.89
5.57
9.67
134
Total 2011-2014
(USD bio.)
Supporting Activities
0.11
0.13
0.15
0.15
0.54
TOTAL
2.22
2.23
4.77
7.36
16.58
PERENCANAAN NASIONAL :
Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia
135
Investment Windows
Funding:
Blend the state budget and
international contribution
Between 2010-2014, ICCTF has funded 6 (six) pilot projects, with each project
representing ICCTFs priority windows: Land-based Mitigation, Energy and Adaptation.
Land Based
Mitigation
Energy
Resilience and
Adaptation
Goal:
To support the GoI efforts to
reduce GHG emissions, move
the country towards a
lowcarbon economy, and
adapt to the negative impacts
of climate change.
1. Strategic Role
Implementation of RAN & RAD-GRK
Support to implementation of RAN-API
NAMAs support facility
Purpose:
Mainstreaming CC issues
into national, provincial &
local development planning
2. Triggering Initiatives
Alternative funding mechanism to blend
international and domestic funds
Strategic and innovative pilot projects
funding for further replication
Implementing GHG
emissions mitigation and
adaptation initiatives
1.
2.
3.
3. Direct Access
Endorsement to be National Implementing Entity
for enhance direct access (eq. AF, GCF)
2.
3.
Sumber Pendanaan
*)
APBN:
GOIs Contribution
136
PERENCANAAN NASIONAL :
Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia
137
2018-2020
-Fund channeling for international
climate funds (as NIE)
Activity
Scaling-up RE NAMA
Scaling-up Investment in Small and Medium Scale
Renewable Energy
SWEET NAMA
Sustainable Wood to Effective Energy Technology
Jakarta (Transport & Green Building) NAMAs
Air Transport NAMAs
Cement NAMA
Bio-energy NAMA
New ideas for NAMA Bio-fuel NAMA
proposal
Chiller NAMA
Methane Capture NAMA
Industrial Estate NAMA
Textile NAMA
Carbon Sequestration & Livelihood Improvement
NAMA
Green Building NAMA
Implementer
Ministry of Energy &
Mineral Resources (MEMR)
Ministry of Forestry
DKI Provincial Government
Ministry of Transportation
Ministry of Industry
MEMR
MEMR
MEMR
MEMR
Ministry of Industry
Ministry of Industry
Ministry of Agriculture
Ministry of Environment
and UNEP
138
Implementer
Ministry of Transportation,
Bappenas
Ministry of Transportation,
Bappenas
Ministry of Energy &
Mineral Resources
Ministry of Public Works
Ministry of Energy &
Mineral Resources
Ministry of Transportation,
Bappenas
Ministry of Energy &
Mineral Resources
PERENCANAAN NASIONAL :
Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia
139
140
PERENCANAAN NASIONAL :
Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia
141
142
PERENCANAAN NASIONAL :
Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia
143
144
PERENCANAAN NASIONAL :
Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia
145
146
PERENCANAAN NASIONAL :
Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia
147
148
PERENCANAAN NASIONAL :
Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia
149
150
PERENCANAAN NASIONAL :
Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia
151
152
PERENCANAAN NASIONAL :
Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia
153
154
PERENCANAAN NASIONAL :
Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia
155
156
PERENCANAAN NASIONAL :
Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia
157
COP)Decisions)on)INDC)
Indonesia)IN
DC)
and)Road)to
)Paris)
Nila)Kamil)
of)Climate)Ch
ange)Mitiga
tion)9)
MOEF)
Directorate)
Outline)
0 ) ) ) ) C O P ) D e c i s i o n s ) o n ) I N D C )
0 ) ) ) ) S u b m i t t e d ) I N D C s )
0 ) ) ) ) I n d o n e s i a s ) I N D C )
0 ) ) ) ) U N F C C C ) C O P ) 2 1 ) P a r i s )
158
Further)to)the)negotiations)under)the)Ad)Hoc)Working)Group)on)the)Durban)Platform)for)Enhanced)
Action) (ADP)) the) Conference) of) the) Parties) (COP),) by) its) decision) 1/CP.19,) invited) all) Parties) to)
initiate)or)intensify)domestic)preparations)for)their)INDCs)towards)achieving)the)objective)of)the)
Convention)as)set)out)in)its)Article)2,)without)prejudice)to)the)legal)nature)of)the)contributions,)in)
the)context)of)adopting)a)protocol,)another)legal)instrument)or)an)agreed)outcome)with)legal)force)
under)the)Convention)applicable)to)all)Parties.)
)
The)COP,)by)its)decisions)1/CP.19)and)1/CP.20,)invited)all)Parties)to)communicate)to)the)secretariat)
their)INDCs)well)in)advance)of)COP)21)(by)the)Wirst)quarter)of)2015)by)those)Parties)ready)to)do)so))
in)a)manner)that)facilitates)the)clarity,)transparency)and)understanding)of)the)INDC.)In)decision)1/
C P . 2 0) t h e) C O P) a l s o) i n v i t e d) a l l) P a r t i e s) t o) c o n s i d e r) c o m m u n i c a t i n g) t h e i r)
undertakings) in) adaptation) planning) or) consider) including) an) adaptation) component) in) their)
intended)nationally)determined)contributions.)
)
In) decision) 1/CP.20) it) is) further) speciWied) that) in) order) to) facilitate) clarity,) transparency) and)
understanding,)the)information)to)be)provided)by)Parties)communicating)their)intended)nationally)
determined) contributions) may) include,) as) appropriate,) inter) alia,) quantiWiable) information) on) the)
reference) point) (including,) as) appropriate,) a) base) year),) time) frames) and/or) periods) for)
implementation,) scope) and) coverage,) planning) processes,) assumptions) and) methodological)
approaches) including) those) for) estimating) and) accounting) for) anthropogenic) greenhouse) gas)
emissions)and,)as)appropriate,)removals,)and)how)the)Party)considers)that)its)intended)nationally)
determined) contribution) is) fair) and) ambitious,) in) light) of) its) national) circumstances,) and) how) it)
contributes)towards)achieving)the)objective)of)the)Convention)as)set)out)in)its)Article)2;))
COP)Decisions)on)INDC)
Lima)Action)Call)
0 Para.)9:)Reiterates)its)invitation)to)each)Party)to)communicate)to)the)secretariat)its)INDC)
towards)achieving)the)objective)of)the)Convention)as)set)out)in)its)Article)2)
0 Para.)10)Agrees)that)each)Partys)INDC)towards)achieving)the)objective)of)the)Convention)as)
set)out)in)its)Article)2)will)represent)a)progression)beyond)the)current)undertaking)of)that)
Party)
0 Para.)13)Reiterates)its)invitation)to)all)Parties)to)communicate)their)intended)nationally)
determined)contributions)well)in)advance)of)the)twenty9Wirst)session)of)the)Conference)of)the)
Parties)(by)the)Wirst)quarter)of)2015)by)those)Parties)ready)to)do)so))in)a)manner)that)
facilitates)the)clarity,)transparency)and)understanding)of)the)intended)nationally)determined)
contributions)
0 Para.)14)Agrees)that)the)information)to)be)provided)by)Parties)communicating)their)
intended)nationally)determined)contributions,)in)order)to)facilitate)clarity,)transparency)and)
understanding,)may)include,)as)appropriate,)inter)alia,)quantiWiable)information)on)the)
reference)point)(including,)as)appropriate,)a)base)year),)time)frames)and/or)periods)for)
implementation,)scope)and)coverage,)planning)processes,)assumptions)and)methodological)
approaches)including)those)for)estimating)and)accounting)for)anthropogenic)greenhouse)gas)
emissions)and,)as)appropriate,)removals,)and)how)the)Party)considers)that)its)intended)
nationally)determined)contribution)is)fair)and)ambitious,)in)light)of)its)national)
circumstances,)and)how)it)contributes)towards)achieving)the)objective)of)the)Convention)as)
set)out)in)its)Article)2.))
PERENCANAAN NASIONAL :
Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia
159
Submitted)INDCs)
Submitted)INDCs)
160
Party&to&the&UNFCCC&
INDC&&
Switzerland)
50%)in)2030)below)1990)levels)
Norway)
40%)in)2030)below)1990)levels)
Latvia)(EU))
Mexico)
USA))
Russia)
Canada)
China))
ROK)
Singapore)
Australia)
New)Zealand)
Japan)
Brazil)
Indonesia)
40%)in)2030)below)1990)levels)
25949%)in)2030)below)BAU)
26928%)in)2025)below)2005)level)
25930%)in)2030)
30%)in)2030)
60965%)emissions)unit)per)GDP)below)2005)level)
37%)in)2030)below)BAU)
36%)in)2030)
26928%)in)2030)below)2005)level)
30%)in)2030)below)2005)level)
26%)in)2030)against)base)year)2013)
37%)in)2025;)43%)in)2030)below)2005)level)
29941%)in)2030)below)BAU)
Indonesias)INDC)
0 29%)(unconditional))to)41%)(conditional))economy9
wide)GHGs)emission)reduction)compared)to)BAU)
scenario)by)2030)
0 Base)year)of)BAU)is)2010,)with)historical)data)year)
199092012)for)land9based)sector)and))200092010)for)
non)land9based)sector)
0 The)BAU)scenario)projection)translates)to)2.881))
GtCO2e)in)2030)
PERENCANAAN NASIONAL :
Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia
161
Bonn)Intersessional)Meeting)
Indonesias)INDC)
0 Methodology:)IPCC)Guidelines)2006,)with)all)data)
refers)to)National)Inventory)System)of)Greenhouse)
Gases)(SIGN)SMART),)BUR)and)TNC,)FREL9REDD+)
documents)
0 Sectors:)Energy)and)Transportation,)IPPU,)Waste,)
Agriculture,)LULUCF)and)Forestry)
0 Market)Mechanism:)applied)for)conditional)target)
UNFCCC)COP)21)Paris)
Geneva&Negotiation&Text&
0 Preamble)(3)Para))
0 DeWinitions)(1)Para))
0 General)Objective)(16)Para))
0 Mitigation)(34)Para))
0 Adaptation)and)Loss)and)Damage)(38)Para))
0 Finance)(54)Para))
0 Technology)development)and)transfer)(7)Para))
0 Capacity)Building)(6)Para))
0 Transparency)of)Action)and)Support)(22)Para))
0 Time)frames)and)process)related)to)commitments/contributions/)other)
matters)related)to)implementation)(34)Para))
0 Facilitating)implementation)and)compliance)(13)Para))
0 Procedural)and)institutional)provisions)(23)Para))
0 Annexes)
162
GNT&
SCT&
Co>Chairs&
Tool&
90))
)
(225))
85)
)
(223))
76)
)
(Geneva& (Streamlined&
Negotiation&
and&
Text)&
Consolidated&
Text)&
0 Scope)of)GHGs:)CO2,)CH4,)N2O)
0 GWP)Metric:)IPCC)AR4)
Agreement):)59)
Decisions:)98)
Need)further)clarity):)102)
Bonn)Intersessional)Meeting)
Scenario)Note))Co9Chairs)Tool)
1. Draft&Agreement&&
9
9
9
overarching&commitments,&&
durable&provisions&and&standard&provisions&
A&general&anchoring&clause&
2.)Draft)for)decisions)1/CP21))
9details)of)implementation,))
9provisions)likely)to)change)over)time,))
9provisions)related)to)pre92020)actions)and)interim)arrangements)
3. Provisions)that)need)further)clarity)
9
9
9
9
Market)and)non)markets)
Land)sectors)
Response)measure)
Loss)and)damage)
PERENCANAAN NASIONAL :
Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia
163
Para 3:
Missing)para)?)
Latest)update)
First)draft)of)ADP)2.11))Bonn)19923)October)2015)
)
20)pages):)10)pages)of)draft)agreements)
) ) )10)pages)of)draft)decisions)
http://unfccc.int/meetings/bonn_oct_2015/session/
9195.php))>>)ADP.2015.8.InformalNote)
)
Highlights:)no)mention)of)REDD+;)generalization)on)
Winancing,)technicalities,)modalities;)insertion)of)MRV)of)
support;)new)bodies)and)mechanism)(workstream)2).)
164
Key)Issues)in)UNFCCC)COP)21)
0 Mitigation:)How)to)achieve)long9term)emission)reduction)in)the)context)
of)Article)2)of)the)Convention)with)limiting)the)global)average)temperature)
increase)to)below)2)C)or)1.5)C)above)pre9industrial)levels)(NAMAs,)QELRO,)
International)market,)REDD)or)new)mechanism),)differentiation)between)
developed)and)developing)countries)!)commitment)vs)contribution)
0 Adaptation)and)Loss)&)Damage:)how)to)clarify)several)aspects)
including)global)goal)for)adaptation,)institutions,)new)commitments)relating)
to)adaptationfor)example,)a)collective)commitment)to)enhance)adaptation)
action,)or)individual)commitments)to)formulate)national)adaptation)plans,)
adaptation)support)for)developing)countries,)registry)of)national)adaptation)
actions)and)Winancial)support)or)insurance)for)loss)and)damage)
Key)Issues)in)UNFCCC)COP)21)
)
0 Finance:)what)is)the)procedure)and)mechanism)for)operationalization)of)
GCF)commitment;)burden)sharing)between)developed)and)developing)
countries;)and)criteria)of)countries)to)receive)funding)
0 Technology)Transfer:)how)to)remove)of)barriers)(speciWically)
Intellectual)Property)Rights/IPR))including)more)Winancial)and)intellectual)
supports)through)R&D)and)demonstration)technologies)
0 Capacity)Building:)how)to)address)capacity)building)and)issues)related)
to)institutional)arrangements)on)capacity)building.)
0 Transparency:)how)to)ensure)and)enhance)the)TACCC)principles)in)
national)reports,)implement)robust)MRV)not)only)on)mitigation)actions)but)
also)on)supports)toward)developing)countries)mitigation)efforts,)
differentiation)of)MRV)!)standardized)(top9down))or)based)on)countries)
existing)system)(bottom9up),)ICA)and)IAR)processes)
PERENCANAAN NASIONAL :
Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia
165
INDC)in)UNFCCC)COP)21)
0 Scope)of)INDC)
0 JustiWication)of))level)of)ambition)
0 Communication:)whether)its)part)of)BURs/NCs)
0 Time)frame:)submission,)periodic)cycle,)target,)periodic)
review)
0 Target:)individual)or)aggregated?)Carbon)budget?)
0 Legal)aspect:)annex)of)(legally)binding))agreement)or)COP)
decisions)
0 Review)process:)
0 rules)of)procedure,)ex9ante)and)ex9post)process,)modalities)
0 scope)of)review:)gaps)analysis,))revision/correction)of)target?))
0 right)to)review:)inter9Party)review?)UNFCCC)body?)Or)none)at)
all?)
Thank&you&
)
)
Questions?)
)
)
([email protected]))
166
167
Draft INDC dapat direvisi dengan menyampaikan masukan melalui website ataupun
tertulis http://www.dephut.go.id/index.php/news/details/9845 .
168
169
Komisi Energi
Format Diskusi (10 slide)
Latar Belakang
Usulan program/kegiatan/aksi
Strategi Pelaksanaan
Target dan Indikator Capaian (Waktu)
170
171
KOMISI N
E ERGI
---------------------------------------------------------------
Latar Belakang
2. Resti Salmayenti
3. Via Apriyani
4. Zalfa Dewi Wulan Kusumah
5. Askadarini
6. Akbar Pangestu
7. Bintang Mikail Subuh
8. Fadly Noor M. Azizi
9. Ipmawan Hari Sanjaya
10. Redynal Umar
11. Selly Anastassia Amellia Kharis
Domestik
Domestik
Industri
Energi
Transportasi
Komersial
172
173
Usulan
Latar Belakang
PLAN ENERGI
TRANSPORTASI
Kebijakan pembatasan
umur kendaraan pribadi
174
Pengembangan
transportasi massal
Latar Belakang
1. Energi non komersial kurang efisien bila dibandingkan dengan energi komersial.
2. Energi non komersial terbarukan menghasilkan emisi lebih rendah.
3. Adanya ketidakmerataan penggunaan yang disebabkan oleh 3 faktor, yaitu
ekonomi, infrastruktur, dan pola pikir.
Usulan program/kegiatan/aksi
1. Mendorong pemerintah untuk menetapkan jenis energi non komersial rendah
emisi menjadi energi komersial.
2. Memastikan pemerataan konsumsi energi komersial rendah emisi untuk seluruh
lapisan masyarakat.
3. Mengembangkan dan menetapkan energi nuklir sebagai energi komersial yang
bisa dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat.
175
Energi Industri
Strategi Pelaksanaan
1. Research and development jenis energi non komersial
2. Mendorong investor menanam modal dalam pengembangan
usaha energi komersial rendah emisi.
3. Mendorong pemerintah untuk membuat kebijakan yang
mendukung pengembangan energi komersial rendah emisi
dalam tahap produksi, konsumsi dan distribusi.
4. Komunikasi dan sosialisasi yang tepat kepada masyarakat
solusi:
industri wajib mengeluarkan modal input sebagai
penanggung jawaban. modal input tersebut
dikhususkan untuk pembuatan modal energi
terbarukan
Energi Industri
Energi industri lebih banyak digunakan setelah energi yang
digunakan transportasi
Industri, baik industri besar, semi, dan kecil sudah
menjamur di Indonesia;
Limbah industri mencemari lingkungan
Industri memiliki porsi pengeluaran untuk lebih dari 17%
terhadap modal input
Pemenuhan kebutuhan energi industri di Indonesia secara
umum didominasi oleh solar (35,02%), batu bara (28,90%),
dan listrik (26,9%) sementara porsi gas hanya sebesar
5,75%dan bensin sebesar 3,95% dari total energi sektor
industri
176
TERIMA KASIH
177
Komisi Limbah
178
179
KOMISI 4
FORUM LIMBAH
Jumlah sampah X
21
23
24
26
19
2002
2003
2004
2010
2011
LATAR BELAKANG
180
181
Efek limbah
1. Penurunan kualitas udara
timbulnya gas reaksi kimia dalam timbunan
limbah.
1. Penurunan kualitas air
tercemarnya air terhadap kualitas air konsumsi
bagi organisme dan makhluk hidup
1. Kerusakan permukaan tanah.
ganguan terhadap biotanah ,
tumbuhan,struktur tanah dan permukaan
tanah
TARGET
182
USULAN PROGRAM
o
o
o
o
STRATEGI
PELAKSANAAN
Sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat dan
industri tentang penglolaan limbah
183
KESIMPULAN
Lebih aktif dalam penanggulangan dan
pengelolaan limbah terutama sebagai sumber
energi alternatif
Komisi Industri
184
185
Forum 3 : Industri
Latar Belakang
Usulan Program
Latar Belakang
Mitigasi
186
Adaptasi
Audit energi
Meningkatkan produksi
blended cement
187
Strategi Pelaksanaan
Mitigasi
Target
Indikasi
Implementasi program
teknologi berbasis ramah
lingkungan
Tercapainya program
pengairan air bersih dan
penghijauan
Audiensi
Mengumpulkan informasi
terkait penerapan teknologi
Audiensi meliputi pengenaan tarif pajak khusus untuk industri semen yang dilakukan
dengan Direktorat Jenderal Pajak dan perumusan standar akuntansi dan tanggung
jawab sosial lingkungan dengan Ikatan Akuntan Indonesia
Strategi Pelaksanaan
Daftar Referensi
Adaptasi
Penggantian bahan baku clinker
Audit energi dilakukan oleh auditor eksternal
pemadam api
188
189
Komisi Lahan
190
191
192
Latar
Belakang
Planet
Manusia
Ekonomi
193
Usulan Progam /
Aksi
1.
2.
3.
4.
Target Pencapain /
Waktu
NO
TARGET
CONTOH
Science Park
194
195
TERIMA KASIH
196