B070210 PDF
B070210 PDF
B070210 PDF
Volume 7, Nomor 2
Halaman: 125-130
ISSN: 1411-321X
Oktober 2005
ABSTRACT
The aim of the research was to find out the influence for the application of Azolla microphylla Kaulf. to the fixing of the quality of
rubber factory liquid waste. Moreover, it was done in order to analyze the rice (Oryza sativa Linn.) growth after the distribution of
rubber factory liquid waste as the result of phytoremediation with A. microphylla. The research used Complete Random Design
employing waste concentration treatment by 0%, 10%, 15%, 20%, and 25%. The parameter measurement had been done before and
after the processing with A. microphylla during 12 days. The parameter were temperature, pH, DO, BOD, COD, TSS, ammonia, and
total nitrogen (N). The distribution of rubber factory liquid waste as the result of processing with Azolla micropphylla Kaulf. to the rice
was done until the plants had attained the age of 6 weeks after planting. The parameter of the observed growth were the number of
leaves, the number of shoots, the wet weight plant, the dry weight plants, and the dry weight ratio of shoot-roots (S-R). Analyze the data
conducted by using Analisis Varian (ANOVA) continued by DMRT test at 5% level. The result of this research showed that A.
microphylla is quite influential in the fixing the quality of rubber factory liquid waste, especially in reducing the temperatur, BOD, and
TSS. The distribution of rubber factory liquid waste as the result of phytoremediation with A. microphylla to the rice did not influence
on the rice growth including the number of leaves, the number of shoots, the wet weight plants, the dry weight plant, and the dry weight
ratio of shoot-roots (S- R).
Key words: rubber factory liquid waste, Azolla microphylla Kaulf., rice growth.
PENDAHULUAN
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
cukup pesat selain menguntungkan, juga menimbulkan
masalah yang serius terhadap lingkungan. Pembangunan
industri-industri baru, di satu sisi dapat meningkatkan
kemakmuran, namun di sisi lain dapat membawa dampak
negatif terhadap lingkungan hidup. Salah satu industri
tersebut yaitu industri pengolahan karet alam yang banyak
ditemukan pada berbagai wilayah di Indonesia. Industri
pengolahan karet alam merupakan industri yang mengolah
lateks (getah) karet menjadi karet setengah jadi, bentuk
karet tersebut dapat berupa sit, krep dan karet remah.
Dalam pengolahannya, industri karet menggunakan bahanbahan kimia sebagai bahan koagulan lateks dan air dalam
jumlah yang cukup besar untuk pencucian tangki-tangki
tempat lateks serta untuk proses penggilingan. Dengan
begitu limbah yang dihasilkan dari kegiatan tersebut berupa
cairan. Dalam setiap produksi, limbah cair yang dihasilkan
Alamat korespondensi:
Alamat
korespondensi:
Candikuning,
Baturiti, Tabanan, Bali 82191.
Jl.
36A, Surakarta 57126
Tel.Ir.&Sutami
Fax.: +62-368-21273.
Tel.
& Fax.:
+62-271-663375.
e-mail:
[email protected],
[email protected]
e-mail: [email protected]
126
YULIANTI dkk. Fitoremediasi limbah cair pabrik karet dengan Azolla microphylla
Nilai
BMLC
pH
5,85
6- 9
DO (mg/L)
1,66
Suhu (0C)
30,5
BOD (mg/L)
249
60
COD (mg/L)
842
200
TSS (mg/L)
35
100
Amoniak (mg/L)
0,11
5
N total (mg/L)_5,85
0,00
10
Keterangan: BMLC = Baku Mutu Limbah Cair berdasarkan
lampiran A. IV Kep-51/MENLH/10/1995.
127
128
YULIANTI dkk. Fitoremediasi limbah cair pabrik karet dengan Azolla microphylla
Rerata
jumlah
daun
0%
10%
15%
20%
25%
23,20
23,60
25,00
25,40
25,56
Rerata
jumlah
anakan
tunas
5,20
5,40
4,80
5,60
5,80
Rerata
berat
basah
Rerata
berat
kering
33,90
35,02
40,44
40,38
34,72
5,60
7,10
7,48
6,04
5,96
Rerata
rasio
pucuk-akar
(S-R)
1,7474
1,8700
1,7258
1,9952
2,1864
Jumlah daun
Uji ANAVA menunjukkan tidak ada pengaruh terhadap
jumlah daun tanaman padi setelah pemberian limbah.
Perlakuan dapat meningkatkan jumlah daun. Hal ini karena
perbedaan konsentrasi limbah pada perlakuan yang relatif
kecil sehingga menyebabkan jumlah daun yang dihasilkan
dari tiap-tiap konsentrasi relatif sama. Selain itu unsur hara
yang dikandung didalam limbah tidak mencukupi
kebutuhan tanaman padi untuk melakukan biosintesis,
karena unsur hara digunakan dalam proses sintesis senyawa
organik (Lakitan, 1996). Terhambatnya proses biosintesis
menyebabkan produksi fotosintat yang dihasilkan menjadi
rendah sehingga mempengaruhi pertumbuhan tanaman padi
antara lain jumlah daun. Menurut Sitompul dan Guritno
(1995) produksi fotosintat yang lebih besar memungkinkan
membentuk seluruh organ tanaman yang lebih besar seperti
daun dan akar.
Jumlah anakan tunas
Uji ANAVA terhadap jumlah anakan tanaman padi
menunjukkan tidak ada pengaruh terhadap jumlah anakan
tanaman padi setelah pemberian limbah. Menurut Bidwell
dalam Widianingsih (1999) meningkatnya metabolisme sel
maka aktivitas tumbuhan secara umum meningkat sehingga
pembelahan sel juga dapat berjalan dengan baik dan terjadi
129
130
BioSMART
Volume 7, Nomor 2
Halaman: 125-130
ISSN: 1411-321X
Oktober 2005
Alamat korespondensi:
Alamat
korespondensi:
Candikuning,
Baturiti, Tabanan, Bali 82191.
Jl.
36A, Surakarta 57126
Tel.Ir.&Sutami
Fax.: +62-368-21273.
Tel.
& Fax.:
+62-271-663375.
e-mail:
[email protected],
[email protected]
e-mail: [email protected]