Makalah KBLI
Makalah KBLI
Makalah KBLI
TUGAS PERORANGAN
DISUSUN OLEH :
200110160176
INDRA WIJAYA
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
1
2016
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
PENCAHAYAAN
(LIGHTING)
TERHADAP
miliki.
Namun,
Alhamdulillah
berkat
petunjuk,
Indra Wijaya
DAFTAR ISI
Abstrak..........................................................................................
i
Kata Pengantar............................................................................
ii
Daftar Isi.......................................................................................
iii
Daftar Gambar..............................................................................
iv
BAB I PENDAHULUAN
1
Latar
Belakang
4
....................................................................
1
2
Rumusan
Masalah
....................................................................
1
Tujuan
Penulisan
....................................................................
1
Manfaat
Penulisan
....................................................................
2
DAFTAR GAMBAR
BAB I
Pendahuluan
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang masalah
diatas, maka dapat dirumuskan masalahnya, yaitu :
1). Bagaimana berbagai penyakit bisa menyerang pada
unggas?
2). Bagaimana menajemen pencahayaan yang baik?
3). Bagaimana manajemen limbah yang baik?
1.3. Tujuan
Tujuan dari makalah ini, yaitu
1. Menyelesaikan salah satu tugas mata kuliah KBLI.
1.4. Manfaat
Diharapkan dengan adanya makalah ini, berguna bagi:
a. Penulis sebagai wawasan dan ilmu pengetahuan mengenai
bagaiamana menejemen pencahayaan yang baik pada
unggas.
b. Masyarakat
sebagai
informasi
mengenai
cara
memanajeman kesehatan dan mengelola peternakan
unggas yang baik, sehingga tercapai peternakan yang
terintegrasi.
BAB II
Penyakit Pada Unggas
2.1.
pada
ternak
secara
umum
terbagi
selain
agen
infeksi
misalnya
akibat
ENCEPHALOMYELITIS
Encephalomyelitis
(AE)
merupakan
akan
anak
ayam
menyebarkan
yang
terinfeksi
virus
pada
mengandung
virus.
Chlamydiosis
Sinonim : Parrot Fever, Ornithosis, Psittacosis
Psittacosis atau Ornithosis adalah penyakit menular
yang disebabkan Chlamydophila psittaci. Selain menginfeksi
saluran pernafasan, organisme ini juga menyerang organ
bagian dalam seperti hati dan limpa. Istilah psittacosis berasal
dari kata Yunani untuk menyebut kakaktua atau psittacos.
Orang pertama yang mempopulerkan istilah ini di bidang
kesehatan adalah Morange pada tahun 1892.
Chlamydiosis merupakan penyakit zoonosis yang
disebabkan oleh bakteri obligat intraseluler Chlamydophila.
Mikroorganisme ini memiliki siklus hidup yang unik dan
menyebabkan peradangan dari ringan sampai berat pada
hewan dan manusia. Jenis yang paling dikenal adalah
Chlamydophila psittaci (C.psittaci) dan Chlamydophila
trachomatis (C.trachomatis). Penyakit ini disebut psittacosis
jika yang terserang adalah kelompok burung Psittacideae
(berparuh bengkok antara lain parkit, kakaktua dan lain-lain)
dan bila menyerang burung lainnya disebut ornithosis.
Agen penyebab chlamydiosis digolongkan ke
dalam ordo Chlamydiales. Chlamydiales ada 2 genus yaitu
chlamydia dan chlamydophila. Chlamydophila terdiri dari
empat spesies yaitu C.psittaci, C.trachomatis, C.pneumonia
dan galur lain yang diisolasi dari sapi dan domba yakni
C.pecorum. Chlamydophila atau Chlamydia merupakan
mikroorganisme antara bakteri dan virus. Dinding selnya
menyerupai bakteri, berkembang biak dengan pembelahan
dan bersifat obligat intra seluler, serta bersifat gram positif
yang dapat menyebabkan penyakit pada berbagai hewan
termasuk burung.
Gejala ornithosis pada merpati antara lain
mengantuk, bulu leher dan kepala berdiri, nafsu
makan turun, bulu kusam, kurus, feses berwarna
hijau cair dan/ atau feces berdarah dan berwarna
abu-abu, mata berair, rongga hidung kotor
dan atau berair, radang tenggorokan, kepala
bengkak dan kadang ditemukan susah bernafas
dengan paruh yang terbuka. Pada kasus yang parah,
badan merpati menggigil. Ornithosis juga menyerang
selaput mata yang disertai dengan keluarnya air
mata dalam jumlah banyak. Jika menyerang merpati
BAB III
Pengaruh Cahaya Pada Kesehatan Ayam
A. Pencahayaan Pada unggas
Ilmuwan menemukan kurang lebih 60 % gen ayam
serupa dengan gen manusia. Gen ayam yang terlibat dalam
struktur dasar sel dan fungsi menunjukkan kesamaan sekuens
dengan gen manusia dibandingkan gen yang bertanggung
jawab
dalam
reproduksi,
reaksi
imunitas,
dan
adaptasi
bagus
pada
jarak
yang
terletak
secara
lateral
seperti
unggas
bagi
unggas.
Pencahayaan
merupakan
memungkinkan
unggas
untuk
menetapkan
yang
mempermudah
kegiatan
makan
dan
hormon
yang
mengontrol
sebagian
besar
kelenjar
tiroid
untuk
menghasilkan
hormon
gelap
androgen.
akan
Hormon
menggertak
androgen
dilepaskannya
ikut
serta
hormon
dalam
proses
ternak
dalam
metabolisme,
menjelang
tubuh
berfungsi
meningkatkan
13
pubertas.
Somatotropik
memacu
cadangan
aktifitas
nitrogen,
meningkatkan
penyediaan
energi
dan
merangsang
telur
setiap
harinya,
puyuh
memerlukan
terang
tidak
diperlukan.
Cahaya
cukup
untuk
Intensitas pencahayaan
Perilaku unggas sangat dipengaruhi oleh intensitas
agresif
yang
dapat
mengakibatkan
lx)
dapat
menyebabkan
degenerasi
retina,
Durasi Pencahayaan
Durasi pencahayaan, yaitu photoperiod (waktu
akses
reguler
pada
pakan
dan
konsekuensinya
menunjukkan
pertumbuhan
periode
secara
kegelapan
bahwa
signifikan
yang
lebih
kecepatan
awal
berkurang
dengan
panjang,
Namun
Konversi
pakan
lebih
tinggi
selama
hari
yang
panjang.
Penjelasan
fisiologisnya,
untuk
menetapkan
pola
sekresi
normal
sebagai
respon
pada
aktivitas
serotonin-
diketahui,
walaupun
dalam
keadaan
gelap
yang
terekspos
photoperiod
terbatas,
jika
menunjukkan
lebih
sedikit
stres,
ketakutan
peningkatan
lebih
waktu
besar,
ditunjukkan
immobilitas
dibandingkan
unggas
photoperiod
12
yang
:
(tidak
dipelihara
12
dengan
bergerak),
di
bawah
(Zulkifli
et
Pencahayaan Konstan
Kecepatan
pertumbuhan
yang
lebih
lambat
abnormalitas
16
kaki.
Penggunaan
menyebabkan
stres
dan
mengakibatkan
Warna Cahaya
Warna adalah aspek utama ketiga dari cahaya.
Warna
ditentukan
oleh
panjang
gelombang
dan
malalui
retina
mata
mereka
(retinal
menstimulasi
pertumbuhan
orange-merah
anak
menstimulasi
ayam,
reproduksi
menghasilkan
perubahan
perilaku
yang
energi
cahaya
Namun
sebagian
besar
kandang
unggas
dan
dapat
mengeluarkan
berhubungan
dengan
sel
kerucut
yang
manusia
maksimal
sensitif
pada
panjang
disaring
dulu
sebelum
mencapai
pigmen
baik
ketika
terekspos
dengan
panjang
18
Hipotalamus
akan
berkembang
dengan
rangsangan
hipotalamus
anterior,
sehingga
disekresikan
hormon
(TRH).
Releasing
faktor
tersebut
akan
tubuh
ayam
pertama-tama
secara
langsung
hormon.
Pada
tingkat
seluler,
hormon
tiroid
merupakan
Kirakira
setengah
dari
keseluruhan
laja
sel
sitoplasma.Stres
menghambat
serta
secara
sekresi
merangsang
fisik
hormon.
19
dan
sntesis
emocional
Tiroksin
penting
protein
cenderung
untuk
12
pertumbuhan
hormon
normal
ini
Defisiensi
pada
hormon
dan
diferensiasi
hewan
muda
triroksin
jeringan.
Kurangnya
menyebabkan
kekerdilan.
mempengaruhi
sebagian
besar
penggunaan
lampu
khusus
peternakan
ayam
lampu
menggunakan
biasa.
lampu
Pada
khusus
minggu
ke
26
menghasilkan
flock
HDP
yang
92,8
Selain
berpengaruh
terhadap
sekresi
hormon
20
Hormon
yang
dihasilkan
progesteron
ovarium
adalah
dan
estrogen,
androgen.
betina
Progesteron
berperan
terhadap
produksi
LH
dari
pituitari
androgen
berfungsi
untuk
pertumbuhan
jengger,
di
mgnum.
respon
kekebalan
pada
ayam
broiler.
Ada
kontrol
dan
regulasi
dari
aliran
energi.
Protein
dalam
ventriculus/proventriculus,
tapi
langsung
tambahan
nitrogen
untuk
biosintesis
asam
amino
yaitu : (1) NH3 dari hepar, (2) CO2, (3) ATP dan carbamyl
phosphat, (4) enzim carbamyl phosphatase (pada mitokondria).
Enzim carbamyl phospohatase pada unggas tidak ada,
akibatnya bangsa burung tidak terjadi siklus urea atau tidak
dapat mensinteis urea dari arginin. Asam urat adalah produk
akhir dari degradasi protein dalam spesies unggas. Ayam
leghhorn putih yang sedang tumbuh hanya 61 % efisien pada
pengunaan protein per hari. Protein yang diretensi oleh ayam
broiler sekitar 67 % per hari. Kebutuhan protein per hari untuk
ayam yang sedang tumbuh dapat dibagi menjadi 3 bagian : (1)
protein yang diperlukan untuk pertumbuhan jaringan, (2) protein
untuk hidup pokok, (3) protein untuk pertumbuhan bulu.
Sebagaimana diungkap pada pembahasan di atas, bahwa efek
cahaya setelah diterima hipotalamus juga akan mensekresikan
STH-RH (somatotropik releasing hormon) dan dan TRH (tirotropik
releasing hormon).
Releasing itu akan merangsang 15 glandula pituitary
anterior
untuk
menstimulir
mensekresikan
kelenjar
tiroid
STH
untuk
dan
TSH,
TSH
melepaskan
akan
tiroksin.
pubertas.
berfungsi
Somatotropik
memacu
meningkatkan
hormon
aktifitas
cadangan
nitrogen,
dalam
tubuh
metabolisme,
meningkatkan
pubertas
dapat
mempertinggi
nafsu
makan,
laju
metabolisme
basal
pertumbuhan. Dapat
langsung
akan
sehingga
dinyatakan,
meningkatkan
meningkatkan
cahaya
konsumsi
secara
laju
tidak
ransum
dan
pencahayaan
intermittent
meningkatkan
efisiensi
segera
setelah
mulainya
periode
pencahayaan,
Pakan
rendah
protein
adalah
efektif
untuk
dengan
memperbaiki
efisiensi
retensi
protein.
degradasi
protein
protein. Diduga
oksidasi
asam
amino
mekanisme
imbangan
bagi
intake
protein
yang
25
BAB IV
Manajemen Kesehatan
Berdasarkan pembentukannya yang alami, maka keberadaan
PPC tidak jauh dari pemukiman (0-20 meter). Kalaupun jaraknya
relatif jauh (>500 meter), jalan akses menuju PPC umumnya
melalui jalan yang melalui pemukiman. Pertanyaannya adalah
apa
yang
telah dilakukan pihak perusahaan peternakan sebagai inti pada
usaha peternakan dalam PPC tersebut untuk menjamin tidak
terjadi pencemaran lingkungan dan melakukan pengawasan
terhadap
kesehatan
lingkungan. Tanggung jawab tersebut seharusnya ada pada
pemilik ternak dan pemilik ternak itu pada dasarnya adalah
perusahaan
inti,
sementara
peternak
plasma hanyalah pemelihara. Sejauh ini pengawasan dan
pengendalian terhadap lingkungan masih sangat terbatas.
Bahkan
dengan
alasan
efisiensi
pada
beberapa
kandang sudah menggunakan batubara sebagai bahan bakar
untuk penghangat unggas (brooder) (Ilham et al.2013). Padahal
asap hasil pembakaran batubara menimbulkan gas berbau yang
dapat mengganggu saluran pernafasan. Pada lokasi PPC tertentu
pihak perusahaan memberikan kompensasi bantuan natura
berupa unggas, perbaikan jalan dan sumbangan dana untuk
kegiatan sosial.
Pertanyaan berikutnya adalah bagaimana pengawasan
pemerintah terhadap inti dan para peternak rakyat termasuk
dampak lingkungan yang ditimbulkan. Peran pemerintah dalam
memberi bantuan dan fasilitas hingga kini masih sangat
26
terbatas.
Padahal
keberadaan PPC
berperan terhadap
peningkatan kesejahteraan peternak. Itu berarti keberadaan PPC
mendukung pemerintah untuk mensejahterakan rakyatnya.
Pihak perusahaan sendiri merasa sudah membantu menciptakan
lapangan kerja. Selanjutnya bagaimana peran pemerintah
menjaga keberlangsungan keberadaan PPC. Peran tersebut tidak
harus yang sudah dilakukan oleh perusahaan sebagai inti, tetapi
dapat lebih kepada pengaturan sistem budidaya unggas secara
lebih baik, dengan mengacu pada konsep kesehatan
lingkungan (Basuno 2008). Pengawasan lingkungan yang baik
dapat
menghindari
konflik
yang
berarti
menjaga
keberlangsungan keberadaan PPC.
Menurut Pranadji (2004) kegiatan pembangunan dan upaya
mengatasi masalah lingkungan di Indonesia masih dalam situasi
yang sangat dilematis. Langkah yang ditempuh untuk
memecahkan masalah lingkungan secara sistematik masih jauh
tertinggal
dibandingkan
dengan perkembangan masalah lingkungan yang timbul. Dalam
upaya mengatasi permasalahan lingkungan secara komprehensif,
holistik dan berkelanjutan, maka paradigma pembangunan ke
depan
harus memasukkan perbaikan lingkungan sebagai tujuan yang
harus dicapai termasuk tujuan untuk pencapaian kesejahteraan
masyarakat. Untuk merelokasi PPC pada satu kawasan khusus
yang jauh dari lingkungan pemukiman membutuhkan biaya besar.
Selain itu, kalaupun ada lahan khusus sulit mengharapkan
peternak untuk memindahkan lokasi kandangnya ke tempat yang
baru dan jauh dari pemukiman. Pendapatan dari usaha
peternakan unggas ras skala kecil, hanya sebagian dari berbagai
sumber pendapatan rumah tangga peternak. Untuk merelokasi
pemukiman penduduk dari kawasan berbahaya di sekitar Gunung
Merapi yang meletus secara reguler setiap tahun pun tidak dapat
dilakukan (Wasito et al. 2013). Penduduk telah melakukan
adaptasi, sehingga kelangsungan hidup terus berlangsung. Hal
yang dapat dilakukan adalah melakukan upaya untuk
memperkecil risiko yang dihadapi petani (Ilham 2013).
Peraturan yang telah ditetapkan banyak yang tidak
dipatuhi oleh peternak akibat pengawasan yang kurang. Untuk
mengurangi bau gas ammonia dan populasi lalat akibat
keberadaan kandang unggas pada PPC yang berada tidak jauh
dari pemukiman dilakukan dengan pendekatan teknologi (Ilham
et al. 2014). Teknologi yang diberikan pada peternak adalah cara
membuat dan memberikan minuman herbal (jamu) pada
unggas. Kotoran unggas dapat dikumpulkan untuk diolah
menjadi pupuk organik dengan teknologi fermentasi. Dua
27
BAB V
Penutup
5.1. Kesimpulan
Diagnosis penyakit yang menyerang ternak
unggas sangatlah membantu para peternak unggas
dalam mengantisipasi gejala yang ditimbulkan guna
pengobatan yang cepat, tepat, dan efisien. Hal ini dapat
mengurangi kerugian yang dapat ditimbulkan akibat
penyebarluasan penyakit yang kini cenderung
28
Daftar Pustaka
Rohajawati, Siti., dan Supriyati, Rina. (2010). diagnosis penyakit unggas
dengan metode certainty factor. Hal(41-46). Bogor. Universitas
Pakuan.
29
30