Proposal Penelitian Padi
Proposal Penelitian Padi
Proposal Penelitian Padi
NIM : 213121582
proposal penelitian
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Persediaan pangan di negara-negara berkembang dewasa ini dirasakan masih belum
dapat memenuhi kebutuhan pangan penduduknya. Oleh sebab itu, diadakan program
peningkatan produksi pangan yang merupakan prioritas utama dalam pembangunan pertanian
di Indonesia. Tujuan utama dari program peningkatan produksi pangan adalah mencukupi
kebutuhan pangan dalam negeri baik kuantitatif maupun kualitatif dilihat dari segi
keseimbangan
gizi,
meningkatkan
pendapatan
keluarga
petani,
dan
mengurangi
Pertanian adalah usaha penanaman tanaman dengan maksud akan memetik hasilnya.
Pada umumnya petani ingin memperoleh hasil yang setinggi-tingginya dan untuk
memperoleh hasil yang optimal tersebut, petani harus mengetahui dan memperhatikan faktorfaktor yang menentukan dalam keberhasilan usaha pertanian. Seperti iklim dan
lingkungannya, tanah dan pengelolaannya, memilih jenis tanaman yang sesuai dengan
likungannya, perlindungan dari hama dan penyakit serta pergiliran tanaman. Faktor- faktor
tersebut saling berkaitan dalam menentkan keberhasilan usaha pertanian.
Melihat kerusakan yang dialami lahan pertanian khususnya dan lingkungan pada
umumnya. Maka sudah selayaknya praktek pertanian berwawasan lingkungan harus
dilakukan berdasarkan dampak negatif yang mengancam kelestarian sumber daya alam dan
lingkungan. Praktek tersebut dapat berupa model pertanian organik, karena model pertanian
ini lebih ramah terhadap lingkungan.
Pembangunan pertanian di dunia ketiga saat ini sedang memasuki tahapan baru dalam
upaya peningkatan fungsinya sebagai penyedia pangan. Di Indonesia sektor pertanian telah
mengalami perubahan besar yang terbukti dengan kemampuannya mncapai swasembada
beras. Perubahan lain juga terjadi pada sektor pertanian dengan berbagai bentuk industri
teknologi pertaniaannya. Untuk menaikan produksi pangan para petani mau tidak mau harus
menggunakan input modern. Modernisasi pertanian memang menghasilkan dampak positif
seperti perbaikan gizi masyarakat dan berkurangnya impor beras. Namun modernisasi
peranian juga berdampak negatif, seperti ketergantungan petani terhadap teknologi modern
yang diproduksi oleh sektor industri yaitu penggunaan pupuk kimia dan obat- obatan kimia,
kebijakan pemerintah menanam bibit unggul juga mengakibatkan hilangnya berbagai varietas
padi lokal. Hal ini terjadi karena padi lokal produktivitasnya rendah dan rawan terhadap
penyakit.
Tahun 2010 adalah waktu yang telah dicanangkan oleh pemerintah sebagai tahun
beras organik. Untuk mencapai hal tersebut, tentulah tidak semudah membalik telapak
tangan. Meskipun telah banyak paya-upaya yang telah dilakukan, baik melalui regulasi,
sosialisasi dan penyuluhan serta demonstrasi plot padi organik untuk mendorong petanipetani kita agar berminat dan tertarik dalam mengembangkan padi organik, namun kenyataan
membuktikan bahwa masih sangat sulit untuk mengajak petani untuk menerapkan
pengelolaan tanaman padi secara organik. Beras organik sepertinya masih merupakan produk
yang sangat langka padahal tingkat kebutuhan beras organik atau beras sehat semakin
meningkat seiring dengan makin tingginya kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi beras
yang sehat. Hal tersebut tentu menjadi peluang yang sangat baik bagi para petani-petani kita
untuk dapat meningkatkan pendapatan atau penghasilan yang lumayan besar karena saat ini
harga beras organik di pasaran dihargai dua kali lipat dan bahkan lebih dibanding dengan
harga beras non organik. Namun lagi-lagi sayang karena masih hanya sebagian kecil dari
petani-petani kita yang menangkap peluang usaha tersebut dan telah terbukti bahwa petani
yang mengelola dan mengembangkan padi organik akan mendapatkan penghasilan yang jauh
lebih tinggi bila dibandingkan dengan menanam padi non organik.
Kelompok yang berprinsip tegas terhadap sistem pertanian organik menolak secara
total pemakaian senyawa buatan. Dikatakan bahwa dengan sistem pertanian organik tanah
dan air diperlukan sebagai modal dasar dan sumber kehidupan. Upaya yang perlu dilakukan
adalah pemanfaatan lahan pertanian menggunkan pupuk organik sebagai pemasok hara dalam
tanah untuk mengimbangi unsur hara yang telah dimanfaatkan oleh tanaman. Pengendalian
hama dan penyakit tidak lagi menggunakan pestisida melainkan dengan cara hayati yaitu
dengan menanam varietas yang tahan terhadap hama dan penyakit, pergiliran tanaman
menggunakan predator alami, serta menggunakan musuh alami seperti jamur, bakteri dan
virus yang tidak berbahaya bagi kehidupan makhluk lainnya.
Sistem pertanian organik ini sebenarnya sangat berperan khususnya dalam menopang
pertanian berkelanjutan di daerah Lumajang. Walaupun Kabupaten Lumajang baru
menggalakan pertanian padi organik dangan hasil yang belum maksimal namun diharapkan
kedepannya pertanian organik dapat dijadikan komoditas unggulan yang dapat meningkatkan
kesejahteraan petani dan mampu memenuhi kebutuhan pangan dunia.
Desa Klanting, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Lumajang merupakan salah satu
dearah yang sedang bergerak ke sistem pertanian organik. Hal ini dilakukan karena pertanian
dengan menggunakan bahan- bahan kimia dirasa sudah tidak produktif lagi dan merusak
lahan persawahan mereka. Selain itu pertanian padi organik memiliki peluang yang sangat
besar untuk kedepannya karena banyak permintaan dari para konsumen yang menginginkan
gaya hidup sehat. Pertanian organik di Desa Klanting juga mendapatkan perhatian dari
pemerintah Kabupaten Lumajang, hal ini terbukti dari adanya bantuan benih padi dan
penyedian pupuk organik serta penyuluhan tentang pengelolaan padi organik yang baik agar
menghasilkan padi yang berkualitas dan memiliki produktivitas yang tinggi.
Dari latar belakang diatas maka peneliti mengadakan penelitian dengan judul
PERTANIAN ORGANIK SEBAGAI STRATEGI MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS
PERTANIAN PADI DI DESA KLANTING, KECAMATAN SUKODONO, KABUPATEN
LUMAJANG.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas maka dapat diidentifikasi
masalah- masalah sebagai berikut:
1. Produktivitas hasil pertanian mengalami penurunan kualitas dan kuantitas dari tahun ke
tahun.
2. Faktor hama dan perubahan musim yang tidak menentu di Kabupaten Lumajang.
3. Adanya kenaikan harga pupuk kimia dan pembatasan pembelian pupuk kimia oleh
pemerintah.
4. Adanya ketergantungan petani terhadap pupuk kimia dan pestisida.
5. Kurangnya pengetahuan dan tidak tertariknya petani terhadap model pertanian organik.
6. Kurangnya sosialisasi untuk mengatasi berbagai masalah pertanian, khususnya pertanian padi
7.
di Desa Klanting.
Keterbatasan pupuk organik yang dimiliki petani, sehingga petani cenderung menyukai
pada:
Pemilihan jenis bibit padi yang sesuai ditanam di Desa Klanting, Kecamatan Sukodono,
Kabupaten Lumajang.
2. Penggunaan pupuk organik sebagai solusi meningkatkan produktivitas pertanian di Desa
Klanting dan untuk menghilangkan ketergantungan petani terhadap penggunaan pupuk kimia.
3. Pengelolan padi organik di Desa Klanting agar petani tidak mengalami kerugian.
4. Prospek pertanian padi organik kedepan guna meningkatkan kesejahteraan petani di Desa
Klanting.
D. RUMUSAN MASALAH
Dari permasalahan yang telah diuraikan, maka rumusan masalah pada penelitian ini
adalah:
1.
Apa saja jenis padi yang sesuai ditanam di di Desa Klanting, Kecamatan Sukodono,
Kabupaten Lumajang?
2.
pertaniannya?
Bagaimana prospek kedepannya sehingga tingkat kesejahteraan petani di Desa Klanting
dapat meningkat?
E. TUJUAN PENELITIAN
Atas dasar rumusan masalah diatas tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini
adalah:
1.
Mengetahui berbagai jenis padi yang sesuai untuk ditanam di Desa Klanting sehingga
BAB II
KAJIAN TEORI
A. DESKRIPSI TEORI
1. Kajian Geografi
a. Pengertian Geografi
Kata Geografi berasal dari dua kata yaitu Geo (earth) yang berarti bumi, serta grafi
(graphein) yang berarti pencitraan. Jadi Geografi adalah ilmu yang mencitrakan atau
menggambarkan tentang bumi. Perumusan yang sederhana tersebut kemudian mngalami
perubahan-perubahan karena kemajuan zaman, kemajuan pandanagan dunia serta kegunaan
ilmu itu sendiri bagi bangsa dan negara.
Ahli geografi tahun 1988 (SEMLOK) berpendapat bahwa geografi adalah ilmu yang
mempelajari tentang persamaan dan perbedan femomena geosfer dengan sudut pandang
kelingkungan, kewilayahan dan keruangan. Geografi adalah ilmu yang mempelajari
hubungan kausal gejala muka bumi baik fisik maupun yang menyangkut makhluk hidup
beserta permasalahannya melalui pendekatan keruangan, ekologi, dan regional untuk
kepentinagn program, proses dan keberhasilan pembangunan (Bintarto, 1981 dalam Yunus,
2004: 18).
b. Pendekatan Geografi
Dalam konteks ilmu geografi memiliki pendekatan spesifik yan dapat membedakan
dengan disiplin ilmu lain. Perbedaan geografi dengan disiplin ilmu lain terletak pada
pendekatannya. Sejalan dengan hal itu Bintarto dan Surastopo Hadisumarno (1991:12-13)
mengemukakan tiga pendekatan, yaitu:
1) Pendekatan keruangan (Spatial Approach)
Menekankan analisisnya pada variasi distribusi dan lokasi daripada gejala-gejala atau
kelompok gejala-gejala di permukaan bumi. Contoh yang di kemukakan oleh Petter Hagget
misalnya studi variasi kepadatan penduduk, studi variasi penggunaan lahan, studi variasi
tentang kemiskinan di perdesaan. Pendekatan keruangan menyangkut pola, proses, dan
struktur dikaitkan dengan dimensiwaktu maka analisisnya bersifat horizontal.
2) Pendekatan kelingkungan (Ecological Approach)
Studi mengenai interaksi antara organisme hidup dengan lingkungan yang disebut sebagai
ekologi dalam suatu ekosistem. Interaksi kehidupan manusia dengan faktor fisisnya yang
membentuk suatu sistem keruangan yang menghubungkan suatu region dengan region lainya
ikaji dalam Geografi. Pada pendekatan ini analisis hubungan antara variabel manusia dengan
variabel lingkungan lebih ditekankan sehingg dapat di katakan bahwa analisisnya lebih
dikenal sebagai analisis vertikal. Pandangan dan penelaahan ekologi atau kelinkungan
diarahkan pada hubungan antara manusia sebagai makhluk hidup dengan lingungan alam.
3) Pendekatan kompleks wilayah (Regional Complex Approach)
Merupakan kombinasi antara analisa keruangan dan analisa kelingkungan disebut sebagai
analisa kewilayahan atau kompleks wilayah. Pada analisis ini wilayah tertentu di dekati atau
dihampiri dengan pengertian areal differentiation yaitu suatu anggapan bahwa interaksi antar
wilayah akan berkembang karena pada hakekatnya berbeda antara wilayah satu dengan
wilayah lainnya. Wilayah itu sendiri dapat diartikan sebagai sebagian permukaan bumi yang
dapat dibedakan dalam hal-hal dari daerah sekitarnya.
Penalitian ini menggunakan pendekatan kelingkungan. Pendekatan menyatakan adanya
interaksi antara komponen-komponen organisme dan lingkungannya menjadi satu kesatuan.
Dimana setiap omponn meiliki ifat tertentu yang menentukan peranannya dalam ekosistem.
c. Konsep Geografi
Gejala geografi yang ada disekitar kita, merupakan hasil dari keseluruhan interelasi
keruangan faktor fisik dan faktor manusia. Dari jasil studi gejala yang nyata tadi, dalam diri
kita akan membentuk pola abtrak tentang gejala yang kita kaji. Pola abtrak dalam bentuk
pengertian abtrak inilah yang disebut konsep. Karena pola abtrak tersebut berkenaan dengan
gejala konkrit tentang geografi maka disebut sebagai konsep geografi.
Strategi merupakan suatu kebijakan perumusan tindakan yang terarah dan menyeluruh
yang didukung oleh faktor- faktor penunjang lainnya.
Menurut Muchdarsyah Sinungan, bahwa: Produktivitas adalah hubungan antara hasil
nyata maupun fisik (barang atau jasa) dengan masuknya yang sebenarnya, misalnya
produktivitas ukuran efisien produktif suatu hasil perbandingan antara hasil keluaran dan
hasil masukan.
Mengenai produktivitas Payaman J. Simanjuntak, menjelaskan Produktivitas
merupakan perbandingan antara hasil yang dicapai (keluaran) dengan keseluruhan sumber
daya (masukan) yang terdiri dari beberapa faktor seperti tanah, gedung, mesin, peralatan, dan
sumber daya manusia yang merupakan sasaran strategis karena peningkatan produktivitas
tergantung pada kemampuan tenaga manusia.
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa produktivitas adalah suatu
perbandingan antara hasil keluaran dengan hasil masukan. keefektifan ini dilihat dari
beberapa faktor masukan yang dipakai dibandingkan dengan hasil yang dicapai.
Produktivitas tenaga kerja adalah salah satu ukuran perusahaan dalam mencapai
tujuannya. Sumber daya manusia merupakan elemen yang paling strategik dalam organisasi,
harus diakui dan diterima oleh manajemen. Peningkatan produktivitas kerja hanya mungkin
dilakukan oleh manusia (Siagian, 2002). Oleh karena itu tenaga kerja merupakan faktor
penting dalam mengukur produktivitas. Hal ini disebabkan oleh dua hal, antara lain; pertama,
karena besarnya biaya yang dikorbankan untuk tenaga kerja sebagai bagian dari biaya yang
terbesar untuk pengadaan produk atau jasa; kedua, karena masukan pada faktor-faktor lain
seperti modal (Kussriyanto, 1993).
b. Pertanian
Pertanian di Indonesia dapat dibagi menjadi dua ketegori, yaitu pertanian berpindah
(shifting) dan pertanian menetap (sedentary).
Pertanian berpindah yaitu perladangan bakar (milpa) yang sering disebut dengan
perladangan liar. Caranya adalah penduduk desa membuka hutan milik desa dengan
menebang pohon dan membakarnya. Tanah kemudian diratakan dan ditanami, alat yang
digunakan juga masih sederhana. Hasil pertama biasanya baik, tapi setelah ditanami du kali
atau tiga kali hasilnya makin berkurang. Karena hasilnya sudah tidak baik lagi maka lahan
ditinggalkan dan petani membuka lahn baru.
Pertanian maju dilakukan secara teratur dan dicirikan oleh adanya peralatan dari besi
yang cukup, perairan, pemupukan pemeliharaan, pemilihan benih, tanaman bergilir yang
sering dilakukan pada lahan kering, penyiangan, pemberantasan hama, pencegahan erosi dan
sebagainya. Dalam pertanian sawah, terdapat dua cara yaitu sistem tadah hujan dan sistem
irigasi. Sistem tadah hujan yaitu dengan menampung air hujan dan menyebarkan atau
memperluas genangan air ke persawahan. Sistem irigasi yaitu menggunakan air yang
mengalir dalam saluran- saluran air.
c.
Tanaman Padi
Padi (bahasa latin: Oryza Sativa L.) adalah salah satu tanaman budidaya terpenting
dalam peradaban. Meskipun terutama mengacu pada jenis tanaman budidaya, padi juga
digunakan untuk mengacu pada beberapa jenis dari marga (genus) yang sama, yang biasa
disebut sebagai padi liar. Padi diduga berasal dari India atau Indocina dan masuk ke
Indonesia dibawa oleh nenek moyang yang migrasi dari daratan Asia sekitar 1500 SM.
d. Jenis-Jenis Tanaman Padi
Jenis- jenis padi dibedakan menjadi 2 yaitu jenis padi local dan jenis padi kwalitas
unggul. Jenis padi local meliputi jenis padi kuning, bentuknya besar dan memiliki warna agak
kuning dan padi pandanwangi memiliki bentuk yang hampir sama dengan padi kuning hanya
bedanya padi pandanwangi agak berbulu pada ujungnya. Sedangkan padi kwalitas unggul
meliputi:
a.
Jenis I.R (international rice) bentuknya kecil tapi panjang. I.R mzsih mempunyai variasi
b.
c.
d.
e.
Kebutuhan air untuk cara bertani yang seksama ini hanya setengah hingga sepertiga dari cara
konvensional, serta membuka peluang penerapan teknik baru penyiraman maupun pengaturan
air lainnya.
Padi ditanam tunggal secara satu persatu dengan umur bibit 7-10 hari di pesemaian.
Bibit padi yang masih memiliki keping biji ini ditanam dangkal dengan akar diletakkan
mendatar di permukaan tanah, dimaksudkan terutama untuk mendapatkan peluang anakan
yang paling banyak. Cara ini hanya memerlukan bibit padi unggul 5 - 7 kg/ha untuk jarak
tanam 30 x 30 cm dibandingkan dengan cara konvensional yang bisa mencapai 30 kg/ha.
Cara ini membuka peluang baru penerapan teknik penyemaian, penanaman dan penetapan
jarak tanaman dengan sasaran mengembangkan sistem perakaran dan jumlah anakan yang
maksimal. Jarak tanam yang renggang mengoptimalkan pertumbuhan anakan dan sangat
memudahkan pekerjaan pemeliharaan tanah.
Cara menanam padi dengan melakukan penyiangan lebih dari 4x dari hanya 2x pada
cara konvensional. Penyiangan ini dimaksudkan bukan saja untuk menghilangkan gulma
tetapi terutama untuk menjaga pasokan udara ke dalam tanah. Pengurangan 1x penyiangan
c.
produktivitas, berdasarkan fakta banyak pihak yang merubah pola tanam padi dari sistem
konvensional ke sistem organik mengalami penurunan hasil yang bisa terjadi sampai musim
tanam ke 4 atau lebih. Kemudian banyak pihak yang merubah pola tanam padi dari sistem
konvensional ke pola tanam organik mengalami peningkatan hasil langsung pada musim
tanam pertamanya. Namun untuk yang merubah pola tanam padi dari sistem konvensional
menjadi sistem organik banyak yang mengalami keberhasilan dan banyak juga yang belum
mencapai keberhasilan dalam 2, 3 atau beberapa kali masa tanam di lokasi yang sama.
Tentunya fakta-fakta tersebut juga sangat dipengaruhi dengan kondisi tanah, lingkungan dan
cuaca atau iklim setempat.
d. Pemupukan
Pupuk merupakan alat penyubur tanah dan tanaman, pemupukan dilakukan guna
meningkatkan produktivitas hasil pertanian. Pupuk organik berasal dari pupuk kandang,
kotoran manusia, kompos atau sampah yang sudah membusuk, pupuk hijau, daun- daun dan
sebagainya. Pemupukan sistem pertanian organik dilakukan sebelum bibit padi ditanamkan,
hal ini dimaksudkan agar pupuk organik tersebut membusuk dan menyatu dengan tanah
sehingga ketika bibit padi ditanamkan bibit tersebut langsung dapat memenfaatkan kesuburan
tanah dari pupuk organik. Untuk pupuk kandang biasanya bisa langsung ditebar pada
tanaman. Pemupukan dapat juga dilakukan pada saat penyiangan, caranya rumput- rumput
dan tanaman pengganggu dicabut dan kemudian rumput tersebut dibenamkan tanah. Rumput
yang dibenamkan tersebut akan menjadi pupuk dan dapat menyuburkan padi.
e.
pertanaman padi yang dikelola secara organik selalu menunjukkan tingkat intensitas serangan
yang lebih rendah dibanding dengan yang non organik. Hal tersebut tentu disebabkan karena
pertanian secara organik akan mendorong tanaman untuk menghasilkan senyawa polifenol
yang akan meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit
tanaman.Meskipun demikian, untuk menghindari kehilangan hasil maka bila terjadi serangan
hama dan penyakit maka tetap dilakukan penyemprotan pestisida nabati yang ragam dan
jenisnya sudah banyak beredar dipasaran saat ini. Khusus untuk serangan penggerek batang
atau ulat grayak biasanya masih dapat dikendalikan dengan menggunakan teknik
f.
Hilaludin, 2009 dalam skripsinya yang berjudul Produktivitas Pertanian Tanaman Cabe
Merah Dan Semangka Pada Lahan Gumuk Pasir Di Desa Bugel Kecamatan Panjatan
Kabupaten Kulon Progo.
2.
Kholid Koiri, 2010 dalam skripsinya yang berjudul Prospek Usaha Tani Padi Organik Di
Dusun Paten, Sumberagung, Kecamatan Jetis, Kabupaten Bantul.
C. KERANGKA BERFIKIR