Plts Dan PLTMH
Plts Dan PLTMH
Plts Dan PLTMH
Oleh :
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur Saya Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga saya dapat menyusun
makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas tentang PLTS DAN
PLTMH.
Namun saya menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak
lain berkat bantuan, dorongan oleh teman-teman sehingga kendala-kendala yang
saya hadapi bias teratasi dengan baik. Olehnya itu, saya mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal
dari Tuhan Yang Maha Esa.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari
bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat
kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Kondisi bumi kita kian lama kian mengenaskan karena tercemarnya
lingkungan dari efek rumah kaca (greenhouse effect) yang menyebabkan
global warming, hujan asam, rusaknya lapisan ozon hingga hilangnya hutan
tropis. Semua jenis polusi itu rata-rata akibat dari penggunaan bahan bakar
fosil seperti minyak bumi, uranium, plutonium, batu bara dan lainnya yang
tiada hentinya. Padahal kita tahu bahwa bahan bakar dari fosil tidak dapat
diperbaharui, tidak seperti bahan bakar non-fosil.
Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) akan lebih diminati
karena dapat digunakan untuk keperluan apa saja dan di mana saja : bangunan
besar, pabrik, perumahan, dan lainnya. Selain persediaannya tanpa batas,
tenaga surya nyaris tanpa dampak buruk terhadap lingkungan dibandingkan
bahan bakar lainnya.Di negara-negara industri maju seperti Jepang, Amerika
Serikat, dan beberapa negara di Eropa dengan bantuan subsidi dari pemerintah
telah diluncurkan program-program untuk memasyarakatkan listrik tenaga
surya ini. Untuk lebih mengetahui apa itu pembangkit listrik tenaga surya atau
kami singkat dengan PLTS maka dalam tulisan ini akan dijelaskan secara
singkat komponen-komponen yang membentuk PLTS, sistim kelistrikan
tenaga surya dan trend teknologi yang ada,
Sedangkan Indonesia memiliki topografi pegunungan yang tersebar
hampir di seluruh wilayah. Pada umumnya, pegunungan bertekstur terjal
dengan jumlah penduduk yang relatif sedikit. Kondisi ini menghambat
pembangunan infrastruktur oleh pemerintah atau swasta, karena biaya dan
perawatan tidak berimbang dengan hasil yang didapat. Oleh karena itu,listrik
masih menjadi sesuatu yang mahal bagi masyarakat pegunungan. Daerah
pegunungan memiliki energi listrik yang besar dalam bentuk air. Sebagian
daerah pegunungan terdapat sumber mata air yang mengalir melalui sungaisungai sepanjang tahun. Aliran sepanjang tahun dan mempunyai ketinggian
dapat dimanfaatkan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro.
Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) merupakan teknologi yang
handal dan ramah lingkungan. Peralatan yang digunakan relatif sederhana dan
mudah dicari. Lahan yang dibutuhkan tidak luas, sehingga tidak perlu
membuka hutan untuk membangun instalasinya. Pemasangan peralatan dapat
disesuaikan dengan kondisi alam yang ada dan desainnya dapat disesuaikan
dengan ketersediaan debit air.
Jadi,kedua pembangkit ini selain tidak mempengaruhi polusi lingkungan
juga bisa dimanfaatkan dengan sangat mudah meskipun listrik yang di
hasilkam tidak monoton dengan apa yang di inginkan.
1.2 Perumusan Masalah
1)
2)
3)
4)
5)
yang
sudah
ada
pada
umumnya
meliputi,
Prinsip
BAB II
PEMBAHASAN
surya. Sel surya ini dapat menghasilkan energi listrik dalam jumlah yang tidak
terbatas langsung diambil dari matahari, tanpa ada bagian yang berputar dan
tidak memerlukan bahan bakar. Sehingga sistem sel surya sering dikatakan
bersih dan ramah lingkungan. Badingkan dengan sebuah generator listrik, ada
bagian yang berputar dan memerlukan bahan bakar untuk dapat menghasilkan
listrik. Suaranya
menimbulkan efek gas rumah kaca (green house gas) yang pengaruhnya dapat
merusak ekosistem planet bumi kita.
2.2 Komponen Pembangkit Listrik Tenaga Surya
1
Panel Surya :
Berfungsi merubah cahaya matahari menjadi listrik. Bentuk moduler dari
panel surya
memberikan kemudahan pemenuhan kebutuhan pemenuhan listrik untuk
berbagai
skala kebutuhan.
Gambar 4. InverterAC
(a)
(b)
(d)
Panel SuryaSolar Charge Controller inverter
Beban
(c)
Baterai
searah (DC) dari tenaga surya sebelum dimanfaatkan untuk beban, dan (d)
inverter adalah komponen PLTS yang fungsinya mengkonversikan tegangan
searah (DC) menjadi tegangan bolak balik (AC).
Pembangkit listrik tenaga surya sangat tergantung kepada sinar
matahari, maka diperlukan perencanaan yang baik. Perencanaan kebutuhan
PLTS yst dihitung dari sisi listrik yang dihasilkan panel surya atau dari sisi
listrik yang akan dipakai oleh beban. Perencanaan dari sisi panel surya akan
menghasilkan listrik yang penggunaannya pada sisi beban harus menyesuaikan
listrik yang dihasilkan panel surya, sedangkan perencanaan dari sisi beban
penyesuaian terjadi pada panel surya maksudnnya panel surya harus mampu
menghasilkan listrik sesuai dengan beban yang terpasang.
Perencanaan dari sisi beban langkah awalnya adalah menentukan jumlah daya
yang dibutuhkan dalam pemakaian sehari-hari (wattjam). Karena dengan
menghitung besarnya daya yang dibutuhkan, pihak perencana dapat
mempersiapkan PLTS yang ideal sesuai dengan kebutuhan beban. Setelah
mendapat seluruh kebutuhan daya listrik, selanjutnya perhitungan terhadap
jumlah panel surya.
Kemudian adalah menentukan berapa banyak baterai yang digunakan. Untuk
mengetahui berapa daya yang mampu disimpan. Untuk mengetahui berapa
banyak baterai yang digunakan, harus ditentukan berapa daya yang dibutuhkan
dalam pemakaian sehari-hari dan berapa lama PLTS ini digunakan untuk
mensuplai beban tanpa penyinaran matahari. Dengan begitu dapat ditentukan
berapa besar kapasitas dan banyaknya baterai yang dibutuhkan oleh PLTS.
Berikutnya pemilihan Solar Charge Controller (SCC).
Beban pada sistem PLTS mengambil energi dari baterai melalui SCC. Jadi
tegangan kerja SCC harus sama dengan tegangan pada baterai dan SCC harus
dapat dilalui arus maksimal sesuai dengan beban maksimal yang terpasang.
Selanjutnya pemilihan inverter. Spesifikasi inverter harus sesuai dengan SCC
yang digunakan. Berdasarkan tegangan ystem dan perhitungan SCC, maka
tegangan masuk (input) dari inverter 12 VDC. Tegangan keluaran dari inverter
yang tersambung ke beban adalah 220 VAC. Arus yang mengalir melewati
inverter juga harus sesuai dengan arus yang melalui SCC.
Perencanaan dari sisi panel surya langkah awalnya adalah menentukan
kapasitas panel surya yang akan dipasang, selanjutnya adalah menentukan
beban yang akan dipasang sesuai dengan kapasitas panel surya yang terpasang,
kemudian adalah menentukan berapa banyak baterai yang digunakan. Untuk
mengetahui berapa daya yang mampu disimpan. Untuk mengetahui berapa
banyak baterai yang digunakan, harus ditentukan berapa daya yang dibutuhkan
dalam pemakaian sehari-hari dan berapa lama PLTS ini digunakan untuk
mensuplai beban tanpa penyinaran matahari. Dengan begitu dapat ditentukan
berapa besar kapasitas dan banyaknya baterai yang dibutuhkan oleh PLTS.
Berikutnya pemilihan Solar Charge Controller (SCC). Beban pada sistem
PLTS mengambil energi dari baterai melalui SCC. Jadi tegangan kerja SCC
harus sama dengan tegangan pada baterai dan SCC harus dapat dilalui arus
maksimal sesuai dengan beban maksimal yang terpasang. Selanjutnya
pemilihan inverter. Spesifikasi inverter harus sesuai dengan SCC yang
digunakan. Berdasarkan tegangan ystem dan perhitungan SCC, maka tegangan
masuk (input) dari inverter 12 VDC. Tegangan keluaran dari inverter yang
tersambung ke beban adalah 220 VAC. Arus yang mengalir melewati inverter
juga harus sesuai dengan arus yang melalui SCC.
2.4 Prinsip Kerja Sitem PLTS
Menurut Anya P. Damastuti, dalam cahaya matahari terkandung ystem
dalam bentuk foton. Pada siang hari modul surya menerima cahaya matahari
yang kemudian diubah menjadi listrik melalui proses fotovoltaik. Ketika foton
ini mengenai permukaan sel surya, ysteme-elektronnya akan tereksitasi dan
menimbulkan aliran listrik. Prinsip ini di kenal sebagai prinsip photoelectric.
Sel surya dapat tereksitasi karena terbuat dari material semikonduktor; yang
mengandung ystem ystem. Silikon ini terdiri atas dua jenis lapisan sensi tif:
lapisan ysteme (tipe-n) dan lapisan positif (ti pe-p) Listrik yang dihasilkan oleh
modul dapat langsung disalurkan ke beban ataupun disimpan dalam baterai
sebelum digunakan ke beban: lampu, radio, dll. Pada malam hari, dimana
modul surya tidak menghasilkan listrik, beban sepenuhnya dicatu oleh battery.
Demikian pula apabila hari mendung, dimana modul surya menghasilkan listrik
lebih rendah dibandingkan pada saat matahari benderang.
Secara skematis sistem PLTS digambarkan sebagai berikut :
dari
modul
surya
pada
saat
yang
matahari
menunjukkan
dalam
kondisi
Modul surya akan menghasilkan listrik sesuai dengan tingkat radiasi matahari
yang diterimanya. Tingkat radiasi ini berbeda dari satu tempat ke lainnya,
dipengaruhi oleh letak lokasi dari khatulistiwa (latitude), ketinggian dari
permukaan laut (altitude), awan, tingkat polusi, kelembaban, dan suhu.
Namun demikian untuk memudahkan, di Indonesia dapat dipakai patokan
1 modul surya kapasitas 50Wp dapat menghasilkan listrik sebesar 150 Wh
(Watt hour atau Watt Jam) per hari.
b. Untuk
menghitung
berapa
listrik
untuk
Wat Jumlah
Peralatan
1.
Lampu10
Menyala
per hari
Wh
(Watt
Jam)
15
Teras Lampu6
2.
59
Kamar
3.
0
3
Radio/Tape
JUMLAH
dst
c
Peralatan
Jam
15
0
.
2
a) Sistem Terintegrasi
Sistem ini dapat diterangkan secara visual, listrik yang
dihasilkan oleh arraydirubah menjadi listrik AC melalui power
pulau-pulau
yang
terpencil.Dalam
sistem
ini,
battery
memainkan peranan yang sangat vital. Bila ada kelebihan listrik yang
dihasilkan, misalnya pada siang hari, listrik ini disimpan di battery.
Dan pada malam hari listrik yang disimpan ini dialirkan ke load.
2.7 Kelebihan dan Kekurangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya
a
BAB III
PLTMH (pembangkit listrik tenaga mikrohidro)
3.1 Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro
Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) adalah pembangkit
listrik berskala kecil (kurang dari 100 kW), yang memanfaatkan tenaga
(aliran) air sebagai sumber penghasil energi. PLTMH termasuk sumber energi
terbarukan dan layak disebut clean energy karena ramah lingkungan. Dari
segi teknologi, PLTMH dipilih karena konstruksinya sederhana, mudah
dioperasikan, serta mudah dalam perawatan dan penyediaan suku cadang.
Secara ekonomi, biaya operasi dan perawatannya relatif murah, sedangkan
biaya investasinya cukup bersaing dengan pembangkit listrik lainnya. Secara
sosial, PLTMH mudah diterima masyarakat luas (bandingkan misalnya
dengan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir). PLTMH biasanya dibuat dalam
skala desa di daerah-daerah terpencil yang belum mendapatkan listrik dari
PLN. Tenaga air yang digunakan dapat berupa aliran air pada sistem irigasi,
sungai y ang dibendung atau air terjun. Kondisi air yang bisa dimanfaatkan
sebagai sumber daya (resources) penghasil listrik adalah memiliki kapasitas
aliran dan ketinggian tertentu dan instalasi. Semakin besar kapasitas aliran
maupun ketinggiannya dari istalasi maka semakin besar energi yang bisa
dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik.
Seperti dikatakan di atas, Mikrohidro hanyalah sebuah istilah. Mikro
artinya kecil sedangkan hidro artinya air. Dalam prakteknya, istilah ini tidak
merupakan sesuatu yang baku namun bisa dibayangkan bahwa Mikrohidro
pasti mengunakan air sebagai sumber energinya. Yang membedakan antara
istilah Mikrohidro dengan Minihidro adalah output daya yang dihasilkan.
Mikrohidro menghasilkan daya lebih rendah dari 100 kW, sedangkan untuk
minihidro daya keluarannya berkisar antara 100 sampai 5000 kW. Lebih dari
5000 kW dapat dikatakan sebagai PLTA.
listrik.
Pembangunan
PLTMH
perlu
diawali
dengan
Pondasi dan dudukan ini diusahakan selurus mungkin, karena itu perlu
dirancang sesuai dengan kondisi tanah.
Turbin, generator dan sistem kontrol masing-masing diletakkan dalam
sebuah rumah yang terpisah. Pondasi turbin-generator juga harus dipisahkan
dari pondasi rumahnya. Tujuannya adalah untuk menghindari masalah akibat
getaran. Rumah turbin harus dirancang sedemikian agar memudahkan
perawatan dan pemeriksaan.
Setelah keluar dari pipa pesat, air akan memasuki turbin pada bagian
inlet. Di dalamnya terdapat guided vane untuk mengatur pembukaan dan
penutupan turbin serta mengatur jumlah air yang masuk ke runner/blade
(komponen utama turbin). Runner terbuat dari baja dengan kekuatan tarik
tinggi yang dilas pada dua buah piringan sejajar. Aliran air akan memutar
runner dan menghasilkan energi kinetik yang akan memutar poros turbin.
Energi yang timbul akibat putaran poros kemudian ditransmisikan ke
generator. Seluruh sistem ini harus balance. Turbin perlu dilengkapi casing
yang berfungsi mengarahkan air kerunner. Pada bagian bawah casing terdapat
pengunci turbin. Bantalan (bearing) terdapat pada sebelah kiri dan kanan
poros dan berfungsi untuk menyangga poros agar dapat berputar dengan
lancar.
Daya poros dari turbin ini harus ditransmisikan ke generator agar dapat
diubah menjadi energi listrik. Generator yang dapat digunakan pada
mikrohidro adalah generator sinkron dan generator induksi. Sistem transmisi
daya ini dapat berupa sistem transmisi langsung (daya poros langsung
dihubungkan dengan poros generator dengan bantuan kopling), atau sistem
transmisi daya tidak langsung, yaitu menggunakan sabuk atau belt untuk
memindahkan daya antara dua poros sejajar. Keuntungan sistem transmisi
langsung adalah lebih kompak, mudah dirawat, dan efisiensinya lebih tinggi.
Tetapi sumbu poros harus benar-benar lurus dan putaran poros generator
harus sama dengan kecepatan putar poros turbin. Masalah ketidaklurusan
sumbu dapat diatasi dengan bantuan kopling fleksibel. Gearbox dapat
digunakan untuk mengoreksi rasio kecepatan putaran. Sistem transmisi tidak
langsung memungkinkan adanya variasi dalam penggunaan generator secara
lebih luas karena kecepatan putar poros generator tidak perlu sama dengan
kecepatan putar poros turbin. Jenis sabuk yang biasa digunakan untuk
PLTMH skala besar adalah jenis flat belt, sedang V-belt digunakan untuk
skala di bawah 20 kW. Komponen pendukung yang diperlukan pada sistem
ini adalah pulley, bantalan dan kopling. Listrik yang dihasilkan oleh generator
dapat langsung ditransmisikan lewat kabel pada tiang-tiang listrik menuju
rumah konsumen.
3.3 Perhitungan Teknis
Potensi daya mikrohidro dapat dihitung dengan persamaan:
daya (P) = 9.8 x Q x Hn x h
dengan: P
Q
= Daya (kW)
= debit aliran (m3/s)
= efisiensi keseluruhan.
Misalnya, diketahui data di suatu lokasi adalah sebagai berikut: Q = 300 m 3/s,
Hn = 12 m dan h = 0,5. Maka, besarnya potensi daya (P) adalah:
P
= 9,8 x Q x Hn x h
= 9,8 x 300 x 12 x 0,5
= 17640 W
= 17,64 kW
Contoh perhitungan harga listrik per kWh dari PLT Mikrohidro adalah
sebagai berikut. Misalkan, untuk membangun suatu PLTMH dengan kapasitas
terpasang 1 kW, dibutuhkan biaya awal Rp 4 juta. Umur pakai mikrohidro
yang dirancang adalah 10 tahun dengan biaya operasional Rp. 1 Jut/tahun.
Sehingga total biayanya menjadi Rp. 10 Juta. Maka, biaya rata-rata (Rp) per
hari adalah:
Rp/hari =
=
.
= Rp 3836/ hari
Biaya (harga) per kWh ditentukan oleh biaya rata-rata per hari dan
besarnya energi listrik yang dihasilkan per hari (kWh/hari). Energi per hari ini
ditentukan oleh besarnya daya terpasang serta faktor daya. Faktor daya adalah
jumlah waktu (jam) efektif di mana PLT Mikrohidro menghasilkan energi
listrik dalam satu hari (satuannya: jam/hari). Nilai faktor daya dipengaruhi
oleh karakteristik (fluktuasi) aliran air di mana PLTM dibangun.
Jika diasumsikan faktor daya besarnya 12, maka harga energi listrik per
kWh2 adalah:
Harga/kWh
Biaya/hari
Energi listrik yang dihasilkan (kWh /hari)
Biaya/hari
Daya terpasang(kW ) x faktor daya
Rp3836 /hari
1 kW x 12( jam/hari)
= Rp 320/kWh
Tentu saja ada banyak variasi pada penyusunan disain ini. Sebagai
sebuah contoh, air dimasukkan secara langsung ke turbin dari sebuah saluran
tanpa sebuah penstock seperti yang terlihat pada penggergajian kayu di
Gambar 2. Tipe ini adalah metode paling sederhana untuk mendapatkan
tenaga air, tetapi belakangan ini tidak digunakan untuk pembangkit listrik
karena efisiensinya rendah. Kemungkinan lain adalah bahwa saluran dapat
lampu yang ada akan menyala sangat terang dan akhirnya akan putus atau
meledak karena kelebihan daya.
3.7 Keuntunga PLTMH
Bagi kebanyakan pihak, PLTMH masih dianggap sesuatu yang jauh
dari kata "untung". PLTMH hanya berbicara dalam ruang lingkup lokal dan
tak ada yang berbicara dengan kepentingan lain. Namun penulis mempunyai
pemikiran lain, PLTMH merupakan salah satupembangkit listrik yang cukup
unik karena meskipun dalam skala kecil tetapi memiliki banyakkelebihan,
yakni :
1) Energi yang tersedia tidak akan habis selagi siklus dapat kita jaga dengan
baik,sepertidaerah tangkapan atau catchment area, vegetasi sungai
dansebagainya.
2) Proses yang dilakukan mudah dan murah, harga turbin, generator, panel
kontrol, hingga pembangunan sipilnya kira-kira Rp 5 juta per KW
(kondisional).
3) Tidak menimbulkan polutan yang berbahaya.
4) Dapat diproduksi di Indonesia, sehingga jika terjadi kerusakan tidak akan
sulit untuk mendapatkan sparepart-nya.
5) Jika menerapkan mikrohidro sebagai pembangkit listrik secara tidak
langsung
kita
menggunakan
(BBM).Keuntungan
sumber
lain
yang
listrik
dari
didapat
berbahan
dengan
bakar
fosil
mengembangkan
semakin
2) Adanya turbin untuk memutar kumparan dinamo listrik. Ada berbagai macam
jenis turbin yang sekarang dikembangkan oleh beberapa lembaga di Indonesia
guna menyesuaikan dengan kebutuhan dan potensi alam yang beragam.
3) Dinamo, untuk mengubah energi yang dihasilkan oleh putaran turbin menjadi
listrik.
4) Jaringan listrik dari rumah turbin ke pengguna.
Langkah-langkah membangun PLTMH:
1) Masyarakat berunding untuk membuat kesepakatan dan rencanabersama.
2) Mengajak ahli untuk melakukan survey lapangan tentang potensi aliran air
untuk PLTMH, termasuk mengukur debit dan ketinggian air (sering disebut
head).
3) Menilai dampak lingkungan yang akan diakibatkan oleh pembangunan
PLTMH.
4) Menghitung kebutuhan listrik masyarakat yang akan memanfaatkan. Hal ini
penting dilakukan karena kapasitas PLTMH tak terlalu besar, sehingga perlu
perhitungan yang cermat untuk menghindari konflik masyarakat.
5) Menghitung
biaya
yang
diperlukan
(pembelian
seperangkat
turbin,pembangunan sipil, jaringan, dan sebagainya).
6) Berunding untuk memikirkan dari mana biaya akan didapat, apakah swadaya,
bantuan, atau semi-swadaya.
Setelah pembangunan fisik PLTMH, maka pengelolaan dan perawatan
merupakan hal yang sangat penting. Perangkat PLTMH (turbin, dinamo) dan
bangunan fisik pendukungnya (bendungan, saluran air,bak penampung, jaringan
listrik dan rumah turbin) memerlukan perawatan. Di samping maanfaatnya yang
besar, listrik juga berbahaya sehingga perlu kehati-hatian menggunakannya. Perlu
dipertimbangkan bagaimana cara merawatnya dan jika ada kerusakan,mekanisme
mendapatkan biaya perawatan, siapa yang bertanggung jawab, dan sebagainya.Di
Sungai Pelaik, misalnya, masyarakat sepakat untuk iuran masing-masing pintu
(rumah) sebesar Rp. 10.000 setiap bulannya. Disepakati pula dua orang sebagai
operator. Intinya membangun PLTMH bukan pekerjaansulit, namun pengelolaan
dan perawatan ke depannya merupakan tantangan bagi masyarakat.
Perancangan sistem PLT Mikrohidro. Tahap pertama perancangan PLT
Mikrohidro
adalah studi awal. Studi ini diawali dengan survey lapangan untukmemperoleh
data primer mengenai debit aliran dan head (beda ketinggian). Debit aliran
dapat diukur dengan metode konduktivitas atau metode Weir. Berdasarkan data
tersebut dapat dihitung perkiraan potensi daya awal.Data lapangan sebaikny a
diambil beberapa kali padamusim y ang berbeda untuk memperoleh gambaran
yang
tepat mengenai potensi day a dari aliran air tersebut.Selain itu, perlu dicari
data pendukung, y aitu: kondisi air (keasaman, kekeruhan, serta kandungan pasir
atau lumpur), keadaan dan kestabilan tanah di lokasi bangunan sipil, serta
ketersediaan bahan, transportasi dan tenaga trampil (operator). Setelah surv ey
lapangan, tahap perancangan selanjutnya adalah pemilihan lokasi dan penentuan
dimensi utama, pembuatan analisis keunggulan dan kelemahan setiap alternatif
pilihan, pembuatan sketsa elemen utama, penentuan tipe serta kapasitas turbin
dan generator y ang akan digunakan, penentuan sistem kontrol sistem
(manual/otomatis),
perancangan
jaringan
transmisi
dan
distribusi
serta
daya
adalah
jumlah
waktu
(jam)
efektif
di
mana
harga
listrik
PLN
(skala
rumah
BAB IV
4.1 KESIMPULAN
PLTS :
Pembangkit listrik tenaga surya itu konsepnya sederhana. Yaitu
mengubahcahaya matahari menjadi energi listrik. Cahaya matahari merupakan
salah satu bentuk energi dari sumber daya alam. Sumber daya alam matahari ini
sudah banyak digunakan untuk memasok daya listrik di satelit komunikasi melalui
sel surya. Sel surya ini dapat menghasilkan energi listrik dalam jumlah yang tidak
terbatas langsung diambil dari matahari, tanpa ada bagian yang berputar dan tidak
memerlukan bahan bakar. Sehingga sistem sel surya sering dikatakan bersih dan
ramah lingkungan.
PLTMH :
Penggunaan PLTMH sangat efektif dan efisien khususnya di daerah
pegunungan yang belum terjangkau oleh PLN. Karena selain dapat menikmati
listrik juga konsumsi biaya yang dikeluarkan juga terjangkau. Proses kerja dari
PLTMH pada intinya apabila arus air dari waduk dialirkan maka akan mengenai
turbin kemudian turbin akan bergerak. Setelah turbin berputar maka secara
otomatis puli akan berputar sehingga generator pun ikut berputar. Didalam
generator akan di ubah energi kinetik menjadi energi listrik yang kemudian
disalurkan ke rumah-rumah. Dan belum ditemukannya alat penyimpan arus pada
PLTMH agar lebih efektif semoga pada generasi yang akan datang dapat
ditemukan yang lebih sempurna dari yang pernah ada dan bisa dinikmati bagi
wilayah pegunungan .
4.2 SARAN
Sebaiknya kita sebagai warga masyarakat Indonesia mulai peduli dan juga
berpartisipasi untuk memakai serta mengembangkan kedua teknologi ini. Jika,
teknologi ini berhasil berjalan dan berkembang pesat, dapat di bayangkan berapa
jumlah polusi yang berkurang. Serta juga dapat mengurangi Global Warming serta
dampak yang di timbulknya. Dan kemungkinan dari segi perekonomian daerah
akan meningkat, sarana dan prasarana dapat berjalan lancar. Sehingga nantinya
akan menghasilkan SDM yang berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA
http://punyahamdy.blogspot.com/2010/01/pemanfaatan-pembangkitlistrik-
tenaga.html
http://levinhalim308.wordpress.com/artikel-keprofesian-2/
http://blogodril.com/energi/energi-surya-keuntungan-kerugian-danpotensi-nya-di-indonesia- 6
http://rhazio.wordpress.com/2007/09/12/pembangkit-listrik-tenaga-surya/
http://levinhalim308.wordpress.com/artikel-keprofesian-2/
http://www.litbang.esdm.go.id/index.php?
option=com_content&view=article&id=79:mikrohidro&catid=80:ketenaga
listrikan-dan-ebtke&Itemid=93. Diakses pada tanggal 1 Januari 2014
pukul 08:50.
http://dunia-listrik.blogspot.com/2008/09/panduan-pembangunanpembangkit-listrik.html. Diakses pada tanggal 1 Januari 2014 pukul 08:54.
http://ebookbrowsee.net/makalah-tentang-tenaga-listrik-tenagamikrohidro-pdf-d380970459. Diakses pada tanggal 1 Januari 2014 pukul
18:52.
www.telimek.lipi.go.id/xdata/docs/ELDA09.pdf. Diakses pada tanggal 1
Januari 2014 pukul 18:57.
http://www.omkris.com/2012/03/pembangkit-listrik-tenagamikro.html#.UsQCwtIW1Bk. Diakses pada tanggal 1 Januari 2014 pukul
19:02.
www.elsppat.or.id/download/file/w8_a6.pdf. Diakses pada tanggal 1
Januari 2014 pukul 19:08.
http://webcache.googleusercontent.com/search?
q=cache:http://aulya260202.blogspot.com/2013/03/pembangkit-listriktenaga-mikrohidro.html. Diakses pada tanggal 1 Januari 2014 pukul 19:04.
http://shalahuddin-hasan.blogspot.com/2010/11/pembangkit-listrik-microhydro-mini.html