Pengolahan Limbah Industri Farmasi Dan Rumah Sakit

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 5

PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI FARMASI DAN RUMAH SAKIT

Air limbah industri farmasi dan rumah sakit merupakan salah satu sumber pencemaran
lingkungan yang sangat potensial. Oleh karena itu air limbah tersebut perlu diolah terlebih
dahulu sebelum dibuang ke saluran umu. Masalah yang sering munculdalam hal pengelolaan
limbah rumah sakit adalah terbatasnya dana yang ada untuk membangun fasilitas pengolahan
limbah sertabiaya operasional, khususnya untuk rumah sakit tipe kecil dan menengah.
Untuk mengatasi hal tersebut maka perlu dikembangkan teknologi pengolahan air limbah
yang murah, mudah pengoperasiannya serta harganya terjangkau, khususnya untuk industri kecil
farmasi dan rumah sakit dengan kapasitas kecil sampai sedang. Makalah ini membahas tentang
rancang bangun

Limbah Rumah Sakit


Adanya berbagai sarana pelayanan kesehatan tersebut, akan menghasilkan limbah baik
cair maupun padat. Limbah padat yang ada dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu limbah
medis dan non medis. Limbah medis adalah limbah yang dihasilkan langsung dari kegiatan
medis. Limbah ini tergolong dalam kategori limbah bahan berbahaya dan beracun (B-3) sehingga
berpotensi membahayakan komunitas rumah sakit. Jika pembuangan limbah medis tidak
memenuhi syarat akan menimbulkan bahaya terhadap masyarakat di sekitar lokasi pembuangan.
Limbah non medis adalah limbah domestic yang dihasilkan di RS tersebut. Sebagian besar
limbah ini merupakan limbah organic dan bukan merupakan limbah B-3, sehingga
pengelolaannyadapat dilakukan bersama sama dengan sampah kota yang ada.
Dalam kaitan dengan pengelolannya, limbah medis dikelompokkan menjadi lima (5),
yaitu:
a. Golongan A, terdiri dari:
Dressing bedah, swab dan semua limbah yang terkontaminasi dari daerah ini.
Bahan bahan linen dari kasus penyakit infeksi.
Seluruh jaringan tubuh manusia, bangkai/jaringan hewan dari laboratorium dan
hal-hal yang berkaitan dengan swab dan dressing.
b. Golongan B terdiri dari:
Syringe bekas, jarum, cartride, pecahan gelas dan benda tajam lainnya.
c. Golongan C terdiri dari:
Limbh dari laboratorium dan post partum, (kecuali yang termasuk dalam
golongan A)
d. Golongan D terdiri dari:
Limbah bahan kimia dan bahan farmasi tertentu.
e. Golongan E terdiri dari:
Pelapis bed-pan, disposable, urinoir, incontinence-opad dan stamag bags.
Berdasarkan potensi bahaya yang dapat ditimbulkannya, oleh Departemen Kesehatan RI
limbah medis telah digolongkan sebagai berikut:
a. Limbah benda tajam, yaitu obyek atau alat yang memiliki sudut tajam, sisi, ujung atau
bagian yang menonjol yang dapat memotong atau menusuk kulit, seperti jarum
hipodermik, perlengkapan intravena, pipet Pasteur, pecaha gelas dan pisau bedah.

b. Limbah infeksius, yaitu limbah yang berkaitan dengan pasien yang memerlukan isolasi
penyakit menular dan limbah laboratorium yang berkaitandengan pemeriksaan
mikrobiologi dari poliklinik dan ruang perawatan/isolasi penyakit menular.
c. Limbah jaringan tubuh, yang meliputi organ, anggota, anggota badan, darah dan cairan
tubuh. Biasanya dihasilkan pada saat pembedahan atau autopsi.
d. Limbah sitotoksik, yaitu bahan yang terkontaminasi oleh obat sitotoksik selama
peracikan, pengangkutan atau tindakan terapi sitotoksik.
e. Limbah farmasi, yaitu terdiri dari obat obatan kedaluwarsa, obat yang terbuang karena
batch yang tidak memenuhi spesifikasi atau kemasan yang terkontaminasi, obat yang
tidak diperlukan lagi atau limbah dari proses produksi obat.
f. Limbah kimia, yaitu limbah yang dihasilkan dari penggunaan bahan kimia dalam
tindakan medis, veterinary, laboratorium, proses sterilisasi atau riset. Dalam halini
dibedakan dengan buangan kimia yang termasuk dalam limbah farmasi dan sitotoksik.
g. Limbah radioaktif, yaitu bahan yang terkontaminasi dengan radio isotop yang berasal dari
penggunaan medis atau riset radionuklida.
Selain limbah medis, rumah sakit juga menghasilkan non-medis. Jenis limbah non medis
tersebut antara lain, limbah cair dari kegiatan laundry, limbah domestik cair dan sampah padat.
Karakteristik Air Limbah Rumah Sakit
Air limbah rumah sakit adalah seluruh buangan cair yang berasal dari hasil proses seluruh
kegiatan rumah sakit yang meliputi: limbah domestik cair yakni buangan kamar mandi, dapur,
bekas pencucian pakaian; limbah cair klinis yakni air limbah yang berasal dari kegiatan klinis
rumah sakit misalnya air bekas cucian luka, cucian darah dan lain-lain; air limbah laboratorium;
dan lainnya. Air limbah rumah sakit yang berasal dari buangan domestik maupun buangan
limbah cair klinis umumnya mengandung senyawa pulutan organik yang cukup tinggi dan dapat
diolah dengan proses pengolahan secara biologis, sedangkan untuk air limbah rumah sakit yang
berasal dari laboratorium biasanya banyak mengandung logam berat yang mana bila air limbah
tersebut dialirkan ke dalam proses pengolahan secara biologis, logam berat tersebut dapat
mengganggu proses pengolahannya. Oleh karena itu untuk pengelolaan air limbah rumah sakit,
maka air limbah yang berasal dari laboratorium terpisahkan dan ditampung, kemudian diolah
secara kimia-fisik. Selanjutnya air olahannya dialirkan bersama-sama dengan air limbah yang

lain dan selanjutnya diolah dengan proses pengolahan secara biologis. Diagram proses
pengelolaan air limbah rumah sakit secara umum dapat dilihat seperti pada gambar
LIMBAH CAIR RUMAH SAKIT

DOMISTIK

BAK PENAMPUNG

KLINIS

PROSES PENGOLAHAN BIOLOGIS

DISINFEKSI
LAIN-LAIN
DIBUANG KE SALURAN UMUM
LABORATORIUM

PENGOLAHAN FISIK-KIMIA

Gambar 5.1. Diagram Proses Pengelolaan Air Limbah Rumah Sakit


Dari hasil analisa kimia terhadap beberapa contoh air limbah rumah sakit yang ada di DKI
Jakarta menunjukkan bahwa konsentrasi senyawa pencemar sangat bervariasi misalnya, BOD
31,52 675,33 mg/I, ammoniak 10,79 158,73 mg/I, deterjen (MBAS) 1,66 9,79 mg/I. Hal ini
mungkin disebabkan karena sumber air limbah juga bervariasi sehingga faktor waktu dan metoda
pengambilan contoh sangat mempengaruhi besarnya konsentrasi.
Teknologi Pengolahan Air Limbah
Untuk mengolah air yang mengandung senyawa organic umumnya menggunakan
teknologi pengolahan air limbah secara biologis atau gabungan antara proses biologis dengan
proses kimia-fisika. Proses secara bilogis tersebut dapat dilakukan pada kondisi aerobic (dengan
udara), kondisi anaerobic (tanpa dengan udara) atau kombinasi anaerobic dan aerobic. Proses
biologis aerobic biasanya digunakan untuk pengolahan air limbah dengan beban BOD yang tidak
terlalu besar, sedangkan proses biologis anaerobic digunakan untuk pengolahan air limbah
dengan beban BOD yang sangat tinggi.
Pengolahan air limbah secara biologis aerobic secara garis besar dapat dibagi menjadi tiga
yakni proses biologis dengan biakan tersuspensi (suspended culture), proses biologis dengan

biakan melekat (attached culture) dan proses pengolahan dengan system lagoon atau kolam.
Proses biologis dengan biakan tersuspensi adalah system pengolahan dengan menggunakan
aktifitas mikro-organisme untuk menguraikan senyawa polutan yang ada dala air dan mikroorganisme yang digunakan dibiakkan secara tersuspensi di dalam suatu reactor. Beberapa contoh
proses pengolahan dengan system ini antara lain : proses lumpur aktif standar/konvensional
(standard activated sludge), step aeration, contact stabilization, extended aeration, oxidation
ditch (kolam oksidasisistem parit) dan lainnya.
Proses biologis dengan biakan melekat yakni proses pengolahan limbah dimana mikroorganisme yang digunakan dibiakkan pada suatu media sehingga mikroorganisme tersebut
melekat pada permukaan media. Beberapa contoh teknologi pengolahan air limbah dengan cara
iniantara lain : tricking filter atau biofilter, rotating biological contractor (RBC), contact
aeration/ozidation (aerasi kontak) dan lainnya.
Proses pengolahan air limbah secara biologis dengan lagoon atau kolam adalah dengan
menampung air limbah pada suatu kolam yangluas dengan waktu tinggal yang cukup lama
sehingga dengan aktifitas mikro-organisme yang tumbuh secara alami, senyawa polutan yang
ada dalam air akan terurai. Untuk mempercepat proses penguraian senyawa polutan atau
memperpendekwaktu tinggal dapat dilakukan proses aerasi. Salah satu contoh proses pengolahan
air limbah dengan cara ini adalah kolam aerasi atau kolam stabilisasi (stabilization pond). Proses
dengan system lagoon tersebut kadang kadang dikategorikan sebagai proses biologis dengan
biakan tersuspensi.
Berdasarkan beberapa macam proses pengolahan air limbah seperti uaraian di atas, untuk
proses pengolahan air limbah seperti uraian di tas, untuk proses pengolahan air limbah Rumah
Sakit tipe kecil (RS tipe D dan Puskesmas) sampai dengan (RS tipe C) proses pengolahan yang
paling sesuai yakni proses pengolahan dengan Sistem Kombinasi Biofilter Anaerob dan Aerob.
Beberapa keunggulan proses pengolahan air limbah dengan biofilter anaerob-aerob antara lain
yakni:

Pengelolaannya sangat mudah


Biaya operasi rendah
Dibandingkan dengan proseslumpur aktif, lumpur yang dihasilkan relatif sedikit
Dapat menghilangkan nitrogen dan phosphor yang dapat menyebabkan euthropikasi
Suplai udara untuk aerasi relatif kecil
Dapat digunakan untuk air limbah dengan bebab BOD yang cukup besar
Dapat menghilangkan padatan tersuspensi (SS) dengan baik

Anda mungkin juga menyukai