Titik Nyala
Titik Nyala
Titik Nyala
Bensin (petrol) merupakan bahan bakar yang digunakan dalam mesin penyalaan percik. Bahan
bakar ini dicampur dengan udara dalam batas dapat terbakar dan dipanaskan di atas titik nyala,
kemudian disulut dengan spark plug. Untuk menyulut, bahan bakar harus memiliki titik nyala
yang rendah, tetapi untuk menghindari terjadinya preignition yang disebagkan oleh panas
residual dalam kamar combustion panas, bahan bakar harus mempunyai suhu swasulutyang
tinggi.
Titik nyala bahan bakar diesel bervariasi antara 52 and 96 C (126 and 205 F). Diesel cocok
digunakan dalam suatu compression-ignition engine. Udara dikompresisampai dipanasi di
atas suhu swasulut bahan bakar, yang kemudian diinjeksi dalam bentuk semprotan bertekanan
tinggi, menjaga campuran bahan bakar dan udara dalam batas dapat terbakar. Dalam mesin
berbahan bakar diesel, tidak ada sumber penyalaan (seperti spark plugs pada mesin berbahan
bakar bensin). Dengan demikian, bahan bakar diesel harus mempunyai titik nyala tinggi dan
suhu swasulut yang rendah.
Titik nyala bahan bakar jet juga bervariasi menurut komposisi bahan bakar. Baik Jet A dan Jet A-
1 mempunyai titik nyala antara 38 and 66 C (100 and 151 F), dekat dengan kerosene yang
dapat dibeli di toko. Namun baik Jet B dan JP-4 mempunyai titik nyala antara 23 and 1 C (9
and 30 F).
Seperti telah disebutkan di atas, bahwa api terjadi karena adanya reaksi kimia antara
bahan
bakar, panas dan oksigen. Dengan demikian keberadaan dan keseimbangan ketiga unsur
tersebut merupakan syarat mutlak untuk menghasilkan api. Karena api terbentuk dari reaksi
ketiga unsur tersebut, maka hubungan ketiga unsur tersebut dapat digambarkan secara
berantai membentuk sebuah segitiga yang disebut dengan istilah Segitiga Api (Fire Triangle).
Sinar matahari
Listrik
Energi mekanik
Reaksi kimia
Kompresi udara
Api terbuka
Gesekan
Petir
Nuklir
Pemampatan/Kompresi
Panas yang berasal dari sumber-sumber panas di atas, dapat berpindah melalui empat cara,
antara lain :
Radiasi : perpindahan panas dengan cara memancar / pancaran.
Konduksi : perpindahan panas melalui benda (perantara).
Konveksi : perpindahan panas melalui udara.
Loncatan bunga api : perpindahan panas akibat reaksi energi panas dengan
udara (oksigen).
bila kadar oksigennya lebih dari 15 %. Sedangkan pembakaran tidak akan terjadi bila kadar
oksigen di udara kurang dari 12 %. Oleh karena itu salah satu teknik pemadaman api yaitu
dengan cara menurunkan kadar oksigen di sekitar daerah pembakaran menjadi kurang dari 12
%.
- Sinar matahari
- Listrik
- Energi mekanik
- Reaksi kimia
- Kompresi udara
- Api terbuka
- Gesekan
- Petir
- Nuklir
Pemampatan/Kompresi
Panas yang berasal dari sumber-sumber panas di atas, dapat berpindah melalui empat cara,
antara lain :
Radiasi : perpindahan panas dengan cara memancar / pancaran.
Konduksi : perpindahan panas melalui benda (perantara).
Konveksi : perpindahan panas melalui udara.
Loncatan bunga api : perpindahan panas akibat reaksi energi panas dengan
udara (oksigen).
Titik nyala dari volatil bahan adalah yang terendah suhu di man ia dapat menguap untuk membentuk
campuran ignitable di udara. Mengukur titik nyala membutuhkan sumber pengapian. Pada titik flash,
uap dapat berhenti untuk membakar ketika sumber pengapian akan dihapus.
Titik nyala dengan suhu autosulutan , yang tidak memerlukan sumber pengapian, atau titik api , suhu
di mana uap terus membakar setelah dinyalakan. Baik titik nyala maupun titik api tergantung pada
suhu sumber pengapian, yang jauh lebih tinggi.
Titik nyala sering digunakan sebagai karakteristik deskriptif dari cairan bahan bakar , dan juga
digunakan untuk membantu mencirikan bahaya kebakaran cairan. Titik nyala mengacu pada baik
mudah terbakar cairan dan mudah terbakar cairan. Ada berbagai standar untuk mendefinisikan setiap
istilah. Cairan dengan titik nyala kurang dari 60,5 atau 37,8 C (140,9 atau 100,0 F) tergantung
pada standar yang diterapkan -. Dianggap mudah terbakar, sementara cairan dengan titik nyala di
atas suhu tersebut dianggap mudah terbakar
Cara Kerja Flash Point Tester ( Alat Pengukur Titik Nyala Api )
Setiap cairan memiliki tekanan uap , yang merupakan fungsi dari bahwa cairan itu suhu . Dengan
meningkatnya suhu, tekanan meningkat uap. Dengan meningkatnya tekanan uap, konsentrasi uap
dari cairan yang mudah terbakar di udara meningkat. Oleh karena itu, suhu menentukan konsentrasi
uap dari cairan yang mudah terbakar di udara.
Sebuah konsentrasi tertentu uap di udara diperlukan untuk mempertahankan pembakaran, dan
konsentrasi yang berbeda untuk setiap cairan yang mudah terbakar. Titik nyala dari cairan yang
mudah terbakar adalah suhu terendah di mana akan ada uap yang mudah terbakar cukup untuk
menyalakan jika sebuah sumber pengapian diterapkan.
Otomatis flash point tester menurut Pensky-Martens ditutup cangkir metode dengan pemadam
kebakaran yang terintegrasi.
Ada dua tipe dasar pengukuran titik nyala: cup cup terbuka dan tertutup.
Dalam perangkat open cup sampel yang terkandung dalam cangkir terbuka yang dipanaskan, dan
pada interval api dibawa di atas permukaan. Flash point yang diukur sebenarnya akan bervariasi
dengan ketinggian api di atas permukaan cairan, dan pada ketinggian yang cukup suhu titik nyala
diukur akan bertepatan dengan titik api . Contoh paling terkenal adalah Cleveland terbuka cangkir
(COC).
Ada dua jenis penguji cangkir tertutup: non-ekuilibrium, seperti Pensky-Martens mana uap di atas
cairan tidak berada dalam temperatur kesetimbangan dengan cairan, dan keseimbangan, seperti
Skala Kecil (umumnya dikenal sebagai Setaflash) dimana uap yang dianggap suhu kesetimbangan
dengan cairan. Dalam kedua jenis cangkir disegel dengan tutup di mana sumber pengapian dapat
diperkenalkan. Penguji Cawan tertutup biasanya memberikan nilai yang lebih rendah untuk flash point
dari secangkir terbuka (biasanya 5-10 C lebih rendah, atau 9-18 F lebih rendah) dan merupakan
pendekatan yang lebih baik untuk suhu di mana tekanan uap mencapai batas yang mudah terbakar
yang lebih rendah .
Titik nyala pengukuran empiris daripada parameter fisika dasar. Nilai diukur akan bervariasi dengan
peralatan dan variasi tes protokol, termasuk tingkat jalan suhu (dalam penguji otomatis), waktu yang
diizinkan untuk sampel untuk menyeimbangkan, volume sampel dan apakah sampel diaduk.
Metode untuk menentukan titik nyala cairan ditentukan dalam banyak standar. Sebagai contoh,
pengujian oleh Pensky-Martens ditutup cangkir metode rinci dalam ASTM D93, IP34, ISO 2719, DIN
51758, JIS K2265 dan AFNOR M07-019. Penentuan titik nyala oleh Skala Kecil metode cup tertutup
rinci dalam ASTM D3828 dan D3278, EN ISO 3679 dan 3680, dan IP 523 dan 524.
CEN / TR 15138 Guide to Titik Nyala Pengujian dan ISO TR 29662 Pedoman Titik Nyala Pengujian
mencakup aspek-aspek kunci dari pengujian titik nyala.
Contoh
Bensin (bensin) merupakan bahan bakar untuk digunakan dalam mesin menggunakan busi . Bahan
bakar dicampur dengan udara dalam batas yang mudah terbakar dan dipanaskan di atas titik nyala,
maka dinyalakan oleh busi . Untuk menyalakan, bahan bakar harus memiliki titik nyala rendah, tetapi
untuk menghindari preignition disebabkan oleh panas sisa di dalam ruang pembakaran panas, bahan
bakar harus memiliki tinggi suhu autosulutan .
Bahan bakar Diesel titik nyala bervariasi antara 52 dan 96 C (126 dan 205 F). Diesel cocok untuk
digunakan dalam mesin nyala kompresi . Udara dikompresi sampai telah dipanaskan di atas suhu
autosulutan bahan bakar, yang kemudian disuntikkan sebagai semprot bertekanan tinggi, menjaga
campuran bahan bakar-udara dalam batas yang mudah terbakar. Dalam mesin diesel berbahan
bakar, tidak ada sumber pengapian (seperti busi di mesin bensin). Akibatnya, bahan bakar diesel
harus memiliki titik nyala yang tinggi dan suhu rendah autosulutan.
Bahan bakar jet titik nyala juga bervariasi dengan komposisi bahan bakar. Baik Jet A dan Jet A-1
memiliki titik nyala antara 38 dan 66 C (100 dan 151 F), dekat dengan yang off-the-shelf minyak
tanah. Namun keduanya Jet B dan JP-4 memiliki titik nyala antara -23 dan -1 C (-9 dan 30 F).
Standardisasi
Otomatis Pensky-Martens ditutup cup tester dengan pemadam kebakaran yang terintegrasi. Titik
nyala zat diukur sesuai dengan metode uji standar. Metode pengujian ini menentukan aparat yang
diperlukan untuk melaksanakan pengukuran, parameter uji kunci, prosedur untuk operator atau
aparat otomatis mengikuti, dan ketepatan metode pengujian.
Metode uji standar ditulis dan dikontrol oleh sejumlah komite dan organisasi nasional dan
internasional. Tiga badan utama adalah Kelompok Kerja CEN / ISO Bersama Titik Nyala (JWG-FP),
ASTM D02.8B terbakar Bagian dan Energi Institut TMS SC-B-4 terbakar Panel.
Bagikan:
Dasar Teori
a. Titik nyala
Titik nyala adalah Temperatur terendah di mana campuran senyawa
dengan udara pada tekanan normal dapat menyala setelah ada suatu inisiasi, misalnya dengan
adanya percikan api. Titik nyala dapat diukur dengan metoda wadah terbuka (Open Cup /OC)
atau wadah tertutup (Closed cup/CC). Nilai yang diukur pada wadah terbuka biasanya lebih
tinggi dari yang diukur dengan metoda wadah tertutup.
Setiap zat cair yang mudah terbakar memiliki tekanan uap yang merupakan fungsi dari
temperatur cair, dengan naiknya suhu, tekanan uap juga meningkat. Dengan meningkatnya
tekanan uap, konsentrasi cairan yang mudah terbakar menguap diudara meningkat.
Jika titik nyala lebih rendah dari temperatur cairannya maka uap diatas permukaannya siap untuk
terbakar atau meledak. Lebih rendah dari titik nyala adlah lebih berbahaya, terutama bila
temperatur ambientnya labih dari titik nyala.
Titik nyala adalah temperatur terendah dimana campuran senyawa dengan udara pada
tekanan normal dapat menyala setelah ada suatu inisiasi, misalnya dengan adanya percikan
api.setiap zat cair yang mudah terbakar memiliki tekanan uap yang merupakan fungsi dari
temperatur cair dengan naiknya suhu, tekanan uap meningkat. Dengan meningkatnya tekanan
uap konsentrasi cairan yang mudah terbakar menguap diudara meningkat.
Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan penentuan titik nyala pada solar dan
biodiesel. Pada praktikumnya yang pertama kali diukur titik nyalanya adalah solar karena
menurut literatur solar memiliki titik nyala yang lebih rendah dibandingkan dengan biodiesel
sehingga alat yang digunakan tidak akan terlalu panas saat digunakan untuk menentukan titik
nyala solar.
Pada praktikum ini titik nyala tercapai ditandai dengan adanya percikan api pada saat api
dimasukan kelubang bejana yang berhubungan langsung dengan larutan yang diuji. Hal ini
terjadi karena dari dalam bejana tersebut terbentuk tekanan yang dihasilkan dari larutan sample
dalam bejana tersebut yang dikocok dan sedikit dipanaskan.
Dari hasil percobaan didapatkan besar titik nyala solar adalah sebesar 138 C, dan besar titik
nyala dari biodiesel sebesar 158 C. Sedangkan berdasarkan literatur besar titik nyala solar adala
..... dan titik nyala biodiesel sebesar .......
Adapun beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi kesalahan pada percobaan ini diantaranya
adalah ketidakmurnian bahan-bahan yang digunakan, kesalahan pada pembacaan suhu, dan
kurang bagusnya nyala api untuk memancing percikan api pada saat tercapainya titik nyala
sample.
Tujuan Percobaan :
Setelah melakukan percobaan ini diharapkan mampu :
Menentukan besarnya titik nyala suatu zat cair dengan alat penentu titik nyala.
Dasar Teori
Titik nyala adalah Temperatur terendah di mana campuran senyawa
dengan udara pada tekanan normal dapat menyala setelah ada suatu inisiasi, misalnya dengan
adanya percikan api. Titik nyala dapat diukur dengan metoda wadah terbuka (Open Cup /OC) atau
wadah tertutup (Closed cup/CC). Nilai yang diukur pada wadah terbuka biasanya lebih tinggi dari
yang diukur dengan metoda wadah tertutup. Setiap zat cair yang mudah terbakar memiliki
tekanan uap yang merupakan fungsi dari temperatur cair, dengan naiknya suhu, tekanan uap juga
meningkat.
Setiap zat cair yang mudah terbakar memiliki tekanan uap yang merupakan fungsi dari temperatur
cair, dengan naiknya suhu, tekanan uap juga meningkat. Dengan meningkatnya tekanan uap,
konsentrasi cairan yang mudah terbakar menguap diudara meningkat.
Jika titik nyala lebih rendah dari temperatur cairannya maka uap diatas permukaannya siap untuk
terbakar atau meledak. Lebih rendah dari titik nyala adlah lebih berbahaya, terutama bila
temperatur ambientnya labih dari titik nyala. Dengan meningkatnya tekanan uap, konsentrasi
cairan yang mudah terbakar menguap diudara meningkat.Jika titik nyala lebih rendah dari
temperatur cairannya maka uap diatas permukaannya siap untuk terbakar atau meledak. Lebih
rendah dari titik nyala adlah lebih berbahaya, terutama bila temperatur ambientnya labih dari titik
nyala.
Alat dan Bahan yang Digunakan :
Pada penentuan titik leleh ini menggunakan zat asam oksalat dan asam benzoat, pada
saat percobaan kecepatan pemanasan diatur sehingga kenaikkan suhu 1-20C permenit atau
sesuai kartu petunjuk yang ada, hal ini dilakukan agar mendapatkan hasil yang teliti. Dan
penentuan titik leleh ditandai dengan melelehnya zat tersebut.
Sedangkan pada saat penentuan titik nyala, menggunakan zat asam asetat glasial.
Pada percobaan yang dilakukan, bejana logam bagian atas harus dijaga agar tetap kering
dengan cara mengelap dengan tissue kering, agar api tidak ikut menyambar ke bagian atas
bejana tersebut. Dan suhunnya diukur dengan menggunakan termometer. Penentuan titik
nyala ditandai dengan percikan api.
Dari data tersebut juga dapat diketahui terjadi perbedaan antara titik leleh dan titik
nyala secara teoritis dan praktek. Dikarenakan pada saat pengerjaan yang kurang teliti dan
dimungkinkan juga kondisi alat yang kurang baik dan sampel zat yang mengalami perubahan
pada saat kondisi udara terbuka karena terlalu lama dibiarkan.
X. KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Besarnya titik leleh Asam Oksalat adalah 102C sedangkan untuk Asam Benzoat adalah
124C
2. Besarnya titik nyala untuk Asam Asetat Glasial adalah 51C
3. % kesalahan titik leleh asam oksalat yaitu 3,77% dan asam benzoat adalah 0.81 %
% kesalahan titik nyala asam asetat glasial yaitu 27,5 %
Titikleburatautitiklelehdarisebuahbendapadatadalahsuhudimanabendatersebut
akanberubahwujudmenjadibendacair.Sedangkantitiknyalaadalahsuatuangkayang
menyatakansuhuterendahdarisuatularutandimanaakantimbulpenyalaanapisesaat,
apabilapadapermukaanlarutantersebutdidekatkanpadanyalaapi.Titiknyalainidiperlukan
sehubungandenganadanyapertimbanganpertimbanganmengenaikeamananpenyimpanan
darisuatuzatpelarutterhadapbahayakebakaran.Titiknyalainibisadigunakansebagaisalah
satuindikasibilamanafueltercampurdenganfraksifraksiringandarisuatuhydrokarbon,
dimanafueltercampurdenganfraksiringansepertikerosene,washsolventmaka
kecenderunganangkaflashpointakansemakinturun.
Klasifikasidarititiknyala:
1.Bahanbakarcairyangmudahmenyala(yangpunyatitiknyaladibawah37,8Cdantekanan
uaptidaklebihdari2,84kg/cm)
Adapunkelaskelasbahanbakarcairini:
a.KelasIA,punyatitiknyaladibawah22,8Cdantitikdidihdibawah37,8C
b.KelasIB,punyatitiknyaladibawah22,8Cdantitikdidihsamaataudiatas37,8C
c.KelasIC,punyatitiknyalasamaataudiatas22,8Cdantitikdidihdibawah60C.
2.Bahanbakarcairmudahterbakar(yangsamapunyatitiknyalasamaataudiatas37,8C),
terbagi:
a.KelasIIA,punyatitiknyalasamaataudiatas37,8Cdantitikdidihdibawah60C.
b.KelasIIB,punyatitiknyalasamaataudiatas37,8Cdantitikdidihdibawah93C.
c.KelasIIC,punyatitiknyalasamaataudiatas93C.
1.TitikNyala
TitiknyalaadalahTemperaturterendahdimanacampuransenyawadenganudarapada
tekanannormaldapatmenyalasetelahadasuatuinisiasi,misalnyadenganadanyapercikan
api.Titiknyaladapatdiukurdenganmetodawadahterbuka(OpenCup/OC)atauwadah
tertutup(Closedcup/CC).Nilaiyangdiukurpadawadahterbukabiasanyalebihtinggidari
yangdiukurdenganmetodawadahtertutup.Setiapzatcairyangmudahterbakarmemiliki
tekananuapyangmerupakanfungsidaritemperaturcair,dengannaiknyasuhu,tekananuap
jugameningkat.Denganmeningkatnyatekananuap,konsentrasicairanyangmudahterbakar
menguapdiudarameningkat.Jikatitiknyalalebihrendahdaritemperaturcairannyamakauap
diataspermukaannyasiapuntukterbakarataumeledak.Lebihrendahdarititiknyalaadlah
lebihberbahaya,terutamabilatemperaturambientnyalabihdarititiknyala.
2.TitikLeleh
Titiklelehperludiketahuikarenabagibahanbahanyangpadatpadatemperaturebiasa,
diperkirakankarakteristiknyasamadengankarakteristikcairanyangdapatterbakar,kalau
bendapadatinimeleleh.Titiklelehitusendiriberartitemperaturdimanapadatanmenjadi
cairanpadatekanannormal.
Daripercobaanyangtelahdilakukandapatdianalisabahwayangdilakukanadalahpenentuantitik
lelehdanzatyangdigunakanadalahasamoksalat(mp=104106C)dan asambenzoate(mp=
121123C).Zattersebutdimasukkankedalampipakapileryangtelahdimampatkanlaludimasukkan
kedalampipagelasagarmenjadipadat.Kemudianpipakapilertersebutdimasukkankedalamalat
agardidapatsuhutitiklelehnyakemudiandapatdihitungpersenkesalahannyadengan
membandingkantitiklelehpadatemperaturedanperludiingatPadasaatmemasukkanzatpadat
kepipakapilerdiusahakanuntuktidakadaudarayangmasukdengancaramemadatkanzatdengan
menjatuhkanpipakapileryangberisizatpadattersebutdidalampipagelasberulangulang.Kecepatan
pemanasandiatursehinggakenaikkansuhu120Cpermenitatausesuaikartupetunjukyangada,hal
inidilakukanagarmendapatkanhasilyangteliti.Sedangkanpadasaatpenentuantitiknyaladilakukan,
bejanalogambagianatasharusdijagaagartetapkeringdengancaramengelapdengantissuekering,
agarapitidakikutmenyambarkebagianatasbejanatersebut.padatitiknyala,zatyangdiukur
nyalanyaakanmengeluarkanapi,sehinggaperluserbetbasahuntukmematikannya.Danzatyang
digunakanAsamAsetatGlasial(fp=40C).Didapatberdasarkanhasilpercobaanuntukpenentuan
titiklelehasambenzoatsecarapraktekdidapathasilyaitu120C,untukpenentuantitiklelehasam
oksalatsecarapraktekdidapathasilyaitu102C,sedangkanuntukpenentuantitiknyalapadaasam
asetatglasialsecarapraktekdidapathasilyaitu52 C