File 06
File 06
File 06
1 2006
Oleh :
Nusa Idaman Said
Kelompok Teknologi Pengelolaan Air Bersih dan Limbah Cair, Pusat Pengkajian Dan Penerapan
Teknologi Lingkungan, BPPT.
Abstract
Wastewater coming from hospital represents one of the very potential sources of water
contamination. This matter is caused by hospital wastewater contanined a lot of organic
compound, and of other chemical compounds, and also patogen microorganism which
able to cause disease to society.
Because of potential impact of hospital waste to health of society is very big, hence
hospital wastewater have to process until fulfill conditions according to effluent standard.
One of the alternatives to overcome the problem is by using technology processing of
wastewater with process of biofilter anerob-aerob.
The anaerob-aerob biofilter process have some excellence for example its simple
operation, yielded a few or little of mud, can be used for the processing of waste water
with low concentration and also high concentration, hold up to fluctuation of debit or
concentration, and also its cheap operating expenses.
Kata kunci : Air limbah, rumah sakit, teknologi pengolahan, biofilter, anaerob-aerob.
52
Nusa Idaman Said : Paket Teknologi Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit ……. JAI Vol. 2 , No.1 2006
53
Nusa Idaman Said : Paket Teknologi Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit ……. JAI Vol. 2 , No.1 2006
Tabel 1 : Karakteristik air limbah rumah Rumah Tabel 2 : Keputusan Menteri NegaraLingkungan
Sakit di daerah Jakarta. Hidup Nomor: :KEP – 58/MENLH/12/1995
Tentang Baku Mutu Limbah Cair Kegiatan
No PARAMETER MINIMUM MAKSI RATA-
Rumah Sakit Tanggal 12 Desenber 1995.
MUM RATA
KADAR MAKSIMUM
PARAMETER
1 BOD - mg/l 31,52 675,33 353,43 (mg/l)
2 COD - mg/l 46,62 1183,4 615,01 BOD5 75
3 Angka 69,84 739,56 404,7
Permanganat COD 100
(KMnO4) - mg/l TSS 100
4 Ammoniak (NH3) 10,79 158,73 84,76
- mg/l pH 6-9
5 Nitrit (NO2-) - mg/l 0,013 0,274 0,1435
6 Nitrat (NO3-) - 2,25 8,91 5,58
mg/l
7 Khlorida (Cl-) - 29,74 103,73 66,735
Tabel 3: Keputusan Menteri Negara Lingkungan
mg/l Hidup Nomor : KEP – 58/MENLH/12/1995
8 Sulfat (SO4-) - 81,3 120,6 100,96 Tentang Baku Mutu Limbah Cair Kegiatan
mg/l Rumah Sakit Tanggal 12 Desenber 1995.
9 pH 4,92 8,99 6,96
10 Zat padat 27,5 211 119,25
tersuspensi (SS)
PARAMETER KADAR MAKSIMUM
mg/l (mg/L)
11 Deterjen (MBAS) 1,66 9,79 5,725
- mg/l FISIKA
12 Minyal/lemak - 1 125 63 Suhu 30 oC
mg/l
KIMIA
13 Cadmium (Cd) - ttd 0,016 0,008
mg/l pH 6-9
14 Timbal (Pb) 0,002 0,04 0,021 BOD5 30 mg/l
15 Tembaga (Cu) - ttd 0,49 0,245
mg/l COD 80 mg/l
16 Besi (Fe) - mg/l 0,19 70 35,1 TSS 30 mg/l
17 Warna - (Skala 31 150 76 NH, Bebas 0.1 mg/l
Pt-Co)
18 Phenol - mg/l 0,04 0,63 0,335 PO 2 mg/l
54
Nusa Idaman Said : Paket Teknologi Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit ……. JAI Vol. 2 , No.1 2006
55
Nusa Idaman Said : Paket Teknologi Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit ……. JAI Vol. 2 , No.1 2006
COD dalam air limbah dapat diturukkan sampai bak aerasi dengan pompa sirkulasi lumpur.
kira-kira 60% sampai 70 %. Sedangkan air limpasan (over flow) dialirkan ke
Air olahan tahap awal ini selanjutnya bak khlorinasi. Di dalam bak kontaktor khlor ini
diolah dengan proses pengolahan lanjut dengan air limbah dikontakkan dengan senyawa khlor
sistem biofilter anaerob-aerob. untuk membunuh mikroorganisme patogen. Air
olahan, yakni air yang keluar setelah proses
4.1.2 Proses Pengolahan Lanjut khlorinasi dapat langsung dibuang ke sungai
atau saluran umum. Dengan kombinasi proses
Proses pengolahan lanjut ini dilakukan anaerob dan aerob tersebut selain dapat
dengan sistem biofilter anaerob-aerob. menurunkan zat organik (BOD, COD), ammonia,
Pengolahan air limbah dengan proses biofilter deterjen, padatan tersuspensi (SS), phospat dan
anaerob-aerob terdiri dari beberapa bagian yakni lainnya. Dengan adanya proses pengolahan
bak pengendap awal, biofilter anaerob (anoxic), lanjut tersebut konsentrasi BOD dalam air olahan
biofilter aerob, bak pengendap akhir, dan jika yang dihasilkan relatif rendah yakni sekitar 20-30
perlu dilengkapi dengan bak kontaktor khlor. Air ppm.
limbah yang berasal dari proses penguraian Skenario proses IPAL serta reduksi
anaerob (pengolahan tahap perama) dialirkan ke polutan organik (BOD) ditunjukkan seperti pada
bak pengendap awal, untuk mengendapkan Gambar 2, sedangkan konstruksi IPAL rumah
partikel lumpur, pasir dan kotoran lainnya. Selain sakit dengan proses biofilter anaerob-aerob
sebagai bak pengendapan, juga berfungasi dapat dilihat pada Gambar 3. Salah satu contoh
sebagai bak pengontrol aliran, serta bak unit IPAL Rumah Sakit yang telah terpasang
pengurai senyawa organik yang berbentuk dapat dilihat pada Gambar 4.
padatan, sludge digestion (pengurai lumpur) dan Lapisan mikroorganisme yang telah tumbuh dan
penampung lumpur. menempel pada permukaan media biofilter dapat
Air limpasan dari bak pengendap awal dilihat pada gambar 5, dan Air limbah sebelum
selanjutnya dialirkan ke bak kontaktor anaerob diolah dan air hasil olahan dapat dilihat pada
dengan arah aliran dari atas ke dan bawah ke Gambar 6.
atas. Di dalam bak kontaktor anaerob tersebut
diisi dengan media dari bahan plastik berbentuk
sarang tawon. Jumlah bak kontaktor anaerob ini
bisa dibuat lebih dari satu sesuai dengan kualitas
dan jumlah air baku yang akan diolah.
Penguraian zat-zat organik yang ada dalam air
limbah dilakukan oleh bakteri anaerobik atau
facultatif aerobik Setelah beberapa hari operasi,
pada permukaan media filter akan tumbuh
lapisan film mikro-organisme. Mikroorganisme
inilah yang akan menguraikan zat organik yang
belum sempat terurai pada bak pengendap.
Air limpasan dari bak kontaktor anaerob
dialirkan ke bak kontaktor aerob. Di dalam bak
kontaktor aerob ini diisi dengan media dari Gambar 2 : Diagram proses IPAL serta reduksi
bahan plastik tie sarang tawon (honeycomb polutan organik (BOD).
tube), sambil diaerasi atau dihembus dengan
udara sehingga mikro organisme yang ada akan
menguraikan zat organik yang ada dalam air
limbah serta tumbuh dan menempel pada
permukaan media. Dengan demikian air limbah
akan kontak dengan mikro-orgainisme yang
tersuspensi dalam air maupun yang menempel
pada permukaan media yang mana hal tersebut
dapat meningkatkan efisiensi penguraian zat
organik, deterjen serta mempercepat proses
nitrifikasi, sehingga efisiensi penghilangan
ammonia menjadi lebih besar. Proses ini sering
di namakan Aerasi Kontak (Contact Aeration). Gambar 3 : Konstruksi instalasi pengolahan air
Dari bak aerasi, air dialirkan ke bak limbah rumah sakit dengan proses biofilter
pengendap akhir. Di dalam bak ini lumpur aktif anaerob-aerob.
yang mengandung massa mikroorganisme
diendapkan dan dipompa kembali ke bagian inlet
56
Nusa Idaman Said : Paket Teknologi Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit ……. JAI Vol. 2 , No.1 2006
Dimensi bak
Lebar : 2m
Panjang : 2m
Kedalaman : 2,5 m
Tinggi ruang bebas : 0,5 m
Bahan : Bata Beton cor
Dimensi Reaktor
Panjang : 320 cm
Gambar 5 : Lapisan mikroorganisme yang telah
Lebar : 150 cm
tumbuh dan menempel pada permukaan media
Tinggi : 230 cm
biofilter. Fiber Rainforced
Bahan :
Palstic (FRP)
Media : Plastic Media (tipe
honeycomb tube)
Spesific Area : 200 – 226 m2/m3
4.2.5. Peralatan
a. Blower Udara :
Tipe : HIBLOW 60
Listrik : 60 watt, 220 volt
Gambar 6 : Air limbah sebelum diolah (kanan) Jumlah : 2 unit
dan air hasil olahan (kiri). b. Pompa Air Baku Air Limbah
57
Nusa Idaman Said : Paket Teknologi Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit ……. JAI Vol. 2 , No.1 2006
Listrik 75 watt berasal dari limbah klinis. Air hasil olahan dapat
Total Head 6-8 meter langsung dibuang ke saluran umum.
Jumlah 1 unit Diagram proses pengolahan air limbah rumah
sakit dengan proses biofilter anaerob-aerob
4.2.6 Media Biofilter menggunakan media sarang tawon dapat dilihat
seperti pada Gambar 7. Sedangkan unit alat
Material : PVC sheet pengolahan air limbah rumah sakit dengan
Ketebalan : 0,15 – 0,23 m sistem “Biofilter Anaerob-Aerob” yang telah
Luas Kontak : 200 – 226 m2/m3 terpasang dapat dilihat pada Gambar 8.
Spsesifik
Diameter lubang : 2 cm x 2 cm
Warna : bening transparan
Berat Spesifik : 30 -35 kg/m3
Porositas : 0,98
Rongga
Jumlah : 10 M3
58
Nusa Idaman Said : Paket Teknologi Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit ……. JAI Vol. 2 , No.1 2006
20 0
0
0- .0
.0
(suspended
.0 06
.0 08
. 10
.0 12
.0 14
. 16
.0 18
solids)
07 00-
.
05
4 NH4-N 33,68 8
Waktu
5 MBAS 12 2,6 Konsentrasi COD (mg/l) Influen
(deterjen)
Konsentrasi COD (mg/l) Efluen
6 pH 7,3 7,9 Debit m3/hari
59
Nusa Idaman Said : Paket Teknologi Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit ……. JAI Vol. 2 , No.1 2006
45 100 45 100
40 98 40 99
35 96
Debit (m3/hari)
98
Efisiensi (%)
35
30 94
Debit (m3/hari)
97
Efisiensi (%)
92 30
25 96
90 25
20
88 95
15 86 20
94
10 84 15
5 93
82
10 92
0 80
5 91
0 0 0 0 0 0 0 0
- 06.-008.-010.-012.-014.-016.-018.-020.0 0 90
.00 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00
05 07 09 11 13 15 17 19
Waktu .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00
0 -060-080-100-120-140-160-180-20
.0 .0 .0 .0 .0 .0 .0 .0
05 07 09 11 13 15 17 19
Waktu
Debit (m3/hari) Efisiensi Debit (m3/hari) Efisiensi (%)
Gambar 10 : Hubungan Antara Fluktuasi Debit Gambar 12 : Hubungan Antara Fluktuasi Debit
Dengan Penghilangan COD dan Penghilangan BOD5
40
2000 35
Debit Limbah
60
Nusa Idaman Said : Paket Teknologi Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit ……. JAI Vol. 2 , No.1 2006
15 0- .0
19 00- 6.0
0- .0
.0
. 1
07 00-
90
Efisiensi (%)
61
Nusa Idaman Said : Paket Teknologi Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit ……. JAI Vol. 2 , No.1 2006
kontaktor aerob ini diisi dengan media dari 5.2.1 Hasil Uji Coba IPAL RS Djatiroto,
bahan kerikil, plastik (polyethylene), batu apung Lumajang.
atau bahan serat, sambil diaerasi atau dihembus
dengan udara sehingga mikro organisme yang Berdasarkan hasil uji coba IPAL RS
ada akan menguraikan zat organik yang ada Djatiroto, Lumajang didapatkan hasil sebagai
dalam air limbah serta tumbuh dan menempel berikut yakni konsentrasi COD 150 mg/l turun
pada permukaan media. Dengan demikian air menjadi 28 mg/l , konsentrasi BOD di dalam air
limbah akan kontak dengan mikro-orgainisme limbah 90 mg/l turun menjadi 10 mg/l,
yang tersuspensi dalam air maupun yang sedangkan konsentrasi zat padat tersuspensi
menempel pada permukaan media yang mana (TSS) dari 130 mg/l turun menjadi 1 mg/l. Hasil
hal tersebut dapat meningkatkan efisiensi selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 5.
penguraian zat organik, deterjen serta Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa
mempercepat proses nitrifikasi, sehingga pengolahan air limbah rumah sakit dengan
efisiensi penghilangan ammonia menjadi lebih proses biofilter anaerob-aerob dapat
besar. Proses ini sering di namakan Aerasi menurunkan konsentrasi COD, BOD serta zat
Kontak (Contact Aeration). Dari bak aerasi, air padat tersuspensi dengan baik.
dialirkan ke bak pengendap akhir. Di dalam bak
ini lumpur aktif yang mengandung massa Tabel 5: Hasil analisa air limbah rumah sakit
mikroorganisme diendapkan dan dipompa Djatiroto sebelum dan sesudah pengolahan.
kembali ke bagian inlet bak aerasi dengan
pompa sirkulasi lumpur. Sedangkan air No PARAMETER AIR LIMBAH AIR OLAHAN
(mg/l) (mg/l)
limpasan (over flow) dialirkan ke bak khlorinasi.
Di dalam bak kontaktor khlor ini air limbah 1 BOD 90 10
dikontakkan dengan senyawa khlor untuk 2 COD 150 28
membunuh mikroorganisme patogen. Air olahan, 3 Total padatan 130 1
yakni air yang keluar setelah proses khlorinasi tersuspensi
dapat langsung dibuang ke sungai atau saluran (TSS)
umum. Dengan kombinasi proses anaerob dan 4 NH3 -bebas 0,36 0,000046
aerob tersebut selain dapat menurunkan zat 5 MBAS 1,56 0,398
organik (BOD, COD), ammonia, deterjen, (deterjen)
padatan tersuspensi (SS), phospat dan lainnya. 6 Phenol 0,05 0,0
Dengan adanya proses pengolahan lanjut 7 Sisa Khlor 0,0 0,0
tersebut konsentrasi BOD dalam air olahan yang 8 Phosphat 2,33 1,998
dihasilkan relatif rendah. Gambar konstruksi (ortho)
instalasi pengolahan air limbah (IPAL) RS Catatan : contoh diambil setelah IPAL beropersi selama 3
Jatiroto ditujukkan seperti pada Gambar 15. bulan.
62
Nusa Idaman Said : Paket Teknologi Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit ……. JAI Vol. 2 , No.1 2006
pompa air limbah secara otomatis akan Unit IPAL dilengkapi dengan satu buah
berhenti (mati). pompa air limbah dan satu buah pompa
Debit pompa air limbah diatur sesuai sirkulasi (pompa celup) yang
dengan kapasitas IPAL yang diinginkan, dioperasikan secara terus menerus
dengan cara mengatur posisi bukaan (kontinyu). Pompa air limbah secara
valve by pass. otomatis akan berjalan jika permukaan
Pada saat pertama kali IPAL air limbah di dalam bak ekualisasi cukup
dioperasikan (Start Up), bak IPAL yakni tinggi dan akan berhenti secara
bak reaktor biofilter anaerob (anoksik), sendirinya jika permukaan air di dalam
reaktor biofilter aerob (reaktor bak ekualisasi turun sampai level
pengolahan lanjut) harus sudah terisi air minimum, sedangkan pompa sirkulasi
limbah sepenuhnya. dijalankan secara kontinyu.
Setelah itu dilakukan proses aerasi dan
proses sirkulasi air dari bak 6.2.1 Perawatan IPAL
pengendapan akhir ke bak pengendapan
awal di dalam reaktor aerob. Unit IPAL dengan proses biofilter anaerob-
Proses pembiakan mikroba dilakukan aerob ini tidak memerlukan perawatan yang
secara alami atau natural karena di khusus, tetapi ada beberapa hal yang perlu
dalam air limbah domestik sudah diperhatikan antara lain :
mengandung mikroba atau
mikroorganisme yang dapat Sedapat mungkin tidak ada sampah
menguraikan polutan yang ada di dalam padat (plastik, kain, batu, softex, dll)
air limbah. yang masuk ke dalam sistem IPAL.
Untuk pengoperasian mulai dari awal Diusahakan sedapat mungkin untuk
operasi (start up) sampai mencapai mencegah masuknya sampah padat ke
operasi yang stabil memerlukan waktu dalam sistem IPAL.
pembiakaan (seeding) sekitar 4-8 Bak kontrol harus dibersihkan secara
minggu. Waktu adaptasi tersebut rutin minimal satu minggu sekali atau
dimaksudkan untuk membiakkan segera jika terjadi penyumbatan oleh
mikroba agar tumbuh dan menempel sampah padat.
pada permukaan media biofilter.
Menghindari masuknya zat-zat kimia
Pertumbuhan mikroba secara fisik dapat
beracun yang dapat menggaggu
dilihat dari adanya lapisan lendir atau
pertumbuhan mikroba yang ada di dalam
biofilm yang menempel pada permukaan
biofilter misalnya, cairan limbah perak
media.
nitrat, merkuri atau logam berat lainnya.
Setelah operasional berjalan selama dua
bulan perlu dilakukan pemeriksaan Perlu pengurasan lumpur di dalam Bak
kulaitas air limbah untuk mengetuahui ekualisasi dan bak pengendapan awal
efisiensi pengolahan. Pemeriksaan secara periodik untuk menguras lumpur
kualitas dilakukan minimal 2 kali dalam yang tidak dapat terurai secara biologis.
satu tahun. Biasanya dilakukan minimal 6 bulan
Unit IPAL yang telah terpasang belum sekali atau disesuaikan dengan
dilengkapi dengan bak pengering kebutuhan.
lumpur, oleh karena itu pengurasan Perlu perawatan rutin terhadap pompa
lumpur dilakukan secara periodik dengan pengumpul, pompa air limbah, pompa
menggunakan mobil tangki air kotor sirkulasi serta blower yang dilakukan 3-4
(lumpur) dan dibuang ke tempat bulan sekali.
pengolahan air kotor (tinja). Pengurasan Perawatan rutin pompa dan blower
lumpur di dalam bak ekualisasi dilakukan udara dapat dilihat pada buku
minimal satu tahun sekali atau bila operasional dan perawatan dari
jumlah lumpur sudah menumpuk banyak pabriknya.
dapat dilakukan sesuai dengan
kebutuhan, sedangkan pengurasan Beberpa permasalahan yang sering terjadi dan
lumpur di dalam bak reaktor anaerob cara penanganannya ditunjukkan seperti pada
maupun reaktor aerob dilakukan apabila Tabel 6 :
jumlah lumpur sudah cukup banyak.
Unit IPAL ini dilengkapi dengan dua
buah blower yang dioperasikan secara
terus menerus (kontinyu). Blower udara
dijalankan secara bersama-sama.
63
Nusa Idaman Said : Paket Teknologi Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit ……. JAI Vol. 2 , No.1 2006
Tabel 6 : Beberapa permasalahan yang sering Tabel 7 : Perkiraan Biaya Operasional IPAL
terjadi pada sistem IPAL Biofilter anaerob-aerob Kapasitas 20 m3 per Hari
serta cara mengatasinya.
Jumlah Harga
Jenis Permasalahan Penyebab Cara mengatasi No Pengeluaran KWH/bln Satuan Total
(Rp)
Bak penampung atau Pompa Cek aliran listrik
bak kontrol air limbah pengumpul air pompa, cek posisi 1 Kebutuhan 378 215 68.370
Listrik
luber limbah tidak pelampung
berjalan atau otomatis pompa, Pompa
Limbah 250
saringan pompa bersihkan watt
buntu. saringan pompa
Pompa
dari kotoran- sirkulasi 75
kotoran watt
Aliran air limbah ke Pompa air Cek pompa air Blower Udara
dalam reaktor lambat limbah di dalam limbah, cek 200 watt
atau pelan. bak ekualisasi saringan air Total 525
kurang lancar, limbah, cek watt
atau meter air screen meter air
2 Perawatan - 100.000,- 100.000
tersumbat tersumbat atau Rutin /bln
kotoran. tidak. Jika
tersumbat harus TOTAL 168.370
dibersihkan. Jumlah Air Limbah = 600 m3 per bulan
Blower udara di bak Pipa saluran Lepas pipa, dan BIAYA PENGOLAHAN AIR LIMBAH = Rp.113,95
aerobik bekerja udara bocor kemudian per M3 Air Limbah.
namun tidak sambung lagi
mengeluarkan dengan lem
hembusan udara. pralon.
7. PENUTUP
Blower udara di bak Listrik tidak Cek instalasi
aerobik tidak bekerja. mengalir. kelistrikan ke Dari uraian tersebut di atas aplikasi
blower. biofilter untuk pengolahan air limbah rumah sakit
Terjadi pengapungan Udara kurang. Cek aliran mempunyai prospek yang baik karana
di bak aerobik distributor udara mempunyai beberapa keunggulan antara lain
dari blower. yakni pengelolaannya sangat mudah, biaya
Kualitas air limbah Proses Atur debit air operasinya rendah, dibandingkan dengan proses
hasil olahan tidak peruraian limbah rata-rata lumpur aktif, Lumpur yang dihasilkan relatif
memenuhi baku limbah sesuai dengan sedikit, suplai udara untuk aerasi relatif kecil,
mutu lingkungan berkurang kapasitas. dapat digunakan untuk air limbah dengan beban
karena aktifitas Periksa blower
mikrobe dan pipa
BOD yang cukup besar, dan dapat
melemah. pengeluaran menghilangan padatan tersuspensi (SS) dengan
Hembusan udara. Apabila baik.
udara di unit terjadi kebocoran, Dengan kombinasi proses anaerob dan
aerobik kurang. perbaiki. aerob tersebut selain dapat menurunkan zat
debit air limbah organik (BOD, COD), amonia, deterjen, padatan
melebihi tersuspensi (Suspended Solids), phospat dan
kapasitas IPAL. lainnya. Dengan adanya proses pengolahan
Air olahan yang Suplai udara Cek blower sudah lanjut tersebut konsentrasi COD dalam air
keluar masih bau kurang, debit air bekerja dengan
olahan yang dihasilkan relatif rendah.
limbah melebihi baik atau tidak.
kapasitas IPAL. Air limbah yang melalui media yang
terdapat pada biofilter mengakibatkan timbulnya
lapisan lendir yang menyelimuti kerikil atau yang
6.3 Biaya Operasional disebut juga biological film. Air limbah yang
masih mengandung zat organik yang belum
Biaya operasional unit pengolah limbah teruraikan pada bak pengendap bila melalui
rumah sakit dihitung berdasarkan kebutuhan lapisan lendir ini akan mengalami proses
biaya listrik dan biaya rutin perawatan fasilitas penguraian secara biologis. Efisiensi biofilter
IPAL.. Rincian biaya listrik dan biaya rutin tergantung dari luas kontak antara air limbah
perawatan per bulan dapat dilihat pada Tabel 7. dengan mikro-organisme yang menempel pada
Dari tabel tersebut dapat diperkirakan biaya permukaan media filter tersebut. Makin luas
operasional IPAL Rumah Sakit kapasitas 20 m3 bidang kontaknya maka efisiensi penurunan
per hari adalah Rp.113.95 per m3 air limbah. konsentrasi zat organiknya (BOD) makin besar.
64
Nusa Idaman Said : Paket Teknologi Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit ……. JAI Vol. 2 , No.1 2006
DAFTAR PUSTAKA
65