Komunikasi Efektif WW
Komunikasi Efektif WW
Komunikasi Efektif WW
KOMUNIKASI EFEKTIF
Jl. Woodward No 1
PALU
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.....................................................................................1
BAB I.............................................................................................2
DEFINISI........................................................................................2
1.1. Pengertian Komunikasi:.....................................................2
1.2. Proses komunikasi:............................................................2
1.3. prosesnya adalah:............................................................4
BAB II...........................................................................................7
RUANG LINGKUP........................................................................7
2.1. Prosesnya:.........................................................................7
BAB III............................................................................................8
TATA LAKSANA...............................................................................9
3.1. Komunikasi Melalui Telepon Antara Pemberi Layanan.......9
3.2. Penanganan Kendala Bahasa..........................................12
3.2.1. Penterjemah Dewasa.................................................13
3.2.2. Penterjemah Anak.....................................................13
BAB IV.........................................................................................14
DOKUMENTASI.............................................................................14
ii
BAB I
DEFINISI
Gambar
Oh saya
Dia Mengerti Umpan Balik
mengerti..o
Gangguan
A. Unsur komunikasi
1. Sumber/komunikator (dokter,perawat, admission, Adm.Irna,
Kasir, dll)
2. Isi pesan
3. Media/saluran (Elektronic,Lisan,dan Tulisan).
4. Penerima/komunikan (pasien, keluarga pasien, perawat,
dokter, TPP).
a. Sumber / komunikator:
Sumber (yang menyampaikan informasi): adalah orang
yang menyampaikan isi pernyataannya kepada penerima.
iii
Hal-hal yang menjadi tanggung jawab pengirim pesan
adalah mengirim pesan dengan jelas,
iv
- Cara mengamati (observation) agar dapat memahami
yang tersirat di balik yang tersurat (bahasa non
verbal di balik ungkapan kata/kalimatnya, gerak
tubuh).
- Menjaga sikap selama berkomunikasi dengan
komunikan (bahasa tubuh) agar tidak menggangu
komunikasi, misalnya karena komunikan keliru
mengartikan gerak tubuh, raut tubuh, raut muka, dan
sikap komunikator.
5. Sifat Komunikasi
Komunikasi itu bisa bersifat informasi (asuhan) dan
edukasi (Pelayanan promosi). Komunikasi yang bersifat
infomasi asuhan didalam rumah sakit adalah:
a. Jam pelayanan
b. Pelayanan yang tersedia
c. Cara mendapatkan pelayanan
d. Sumber alternative mengenai asuhan dan pelayanan yang
diberikan ketika kebutuhan asuhan pasien melebihi
kemampuan rumah sakit. Akses informasi ini dapat di
peroleh melalui Customer Service,TPP dan Website.
Komunikasi yang bersifat Edukasi (Pelayanan Promosi):
a. Edukasi tentang obat. (Lihat pedoman pelayanan farmasi)
b. Edukasi tentang penyakit. (Lihat Pedoman Pasien)
c. Edukasi pasien tentang apa yang harus di hindari. (Lihat
Pedoman Pelayanan, Pedoman Fisioterapi)
d. Edukasi tentang apa yang harus dilakukan pasien untuk
meningkatkan qualitas hidupnya pasca dari rumah sakit.
(Lihat Pedoman Pelayanan, Pedoman Gizi, Pedoman
Fisioterapi, Pedoman Farmasi).
e. Edukasi tentang Gizi. (Lihat Pedoman Gizi).
Akses untuk mendapatkan edukasi ini bisa melalui medical
information dan nantinya akan menjadi sebuah unit PKRS
(penyuluhan kesehatan Rumah Sakit).
v
b. Isi pesan dibacakan kembali (Read Back) secara lengkap
oleh penerima pesan.
c. Penerima pesan mengkonfirmasi isi pesan kepada pemberi
pesan.
Gambar:
vi
Kode Alfabet International:
vii
Sumber: Wikipedia
BAB II
RUANG LINGKUP
viii
Komunikasi saat memberikan edukasi kepada pasien &
keluarganya berkaitan dengan kondisi kesehatannya.
2.1. Prosesnya:
Tahap asesmen pasien: Sebelum melakukan edukasi, petugas
menilai dulu kebutuhan edukasi pasien & keluarga berdasarkan:
(data ini didapatkan dari RM):
a. Keyakinan dan nilai-nilai pasien dan keluarga.
b. Kemampuan membaca, tingkat pendidikan dan bahasa yang
digunakan.
c. Hambatan emosional dan motivasi. (emosional: Depresi,
senang dan marah)
d. Keterbatasan fisik dan kognitif.
e. Ketersediaan pasien untuk menerima informasi.
1) Tahap Cara penyampaian informasi dan edukasi yang
efektif.Setelah melalui tahap asesmen pasien, di temukan :
a) Pasien dalam kondisi baik semua dan emosionalnya
senang, maka proses komunikasinya mudah
disampaikan.
b) Jika pada tahap asesmen pasien di temukan hambatan
fisik (tuna rungu dan tuna wicara), maka komunikasi
yang efektif adalah memberikan leaflet kepada pasien
dan keluarga sekandung (istri,anak, ayah, ibu, atau
saudara sekandung) dan menjelaskannya kepada
mereka.
c) Jika pada tahap asesmen pasien ditemukan hambatan
emosional pasien (pasien marah atau depresi), maka
komunikasi yang efektif adalah memberikan materi
edukasi dan menyarankan pasien membaca leaflet.
Apabila pasien tidak mengerti materi edukasi, pasien
bisa menghubungi medical information.
2) Tahap Cara verifikasi bahwa pasien dan keluarga menerima
dan memahami edukasi yang diberikan:
a) Apabila pasien pada tahap cara memberikan edukasi dan
informasi, kondisi pasien baik dan senang, maka
verifikasi yang dilakukan adalah: menanyakan kembali
eduksi yang telah diberikan.
Pertanyaannya adalah: Dari materi edukasi yang telah
disampaikan, kira-kira apa yang bpk/ibu bisa pelajari ?.
b) Apabila pasien pada tahap cara memberikan edukasi dan
informasi, pasiennya mengalami hambatan fisik, maka
verifikasinya adalah dengan pihak keluarganya dengan
pertanyaan yang sama: Dari materi edukasi yang telah
disampaikan, kira-kira apa yang bpk/ibu bisa pelajari ?.
c) Apabila pasien pada tahap cara memberikan edukasi
dan informasi, ada hambatan emosional (marah atau
depresi), maka verifikasinya adalah dengan tanyakan
ix
kembali sejauh mana pasiennya mengerti tentang materi
edukasi yang diberikan dan pahami. Proses pertanyaan
x
BAB III
TATA LAKSANA
xi
(Recommendatio
n)
xii
(International Classification of Diseases)
d. P : Plan (Rencana) :
Penatalaksanaan medis dan non medis,
rencana pemeriksaan penunjang, target
penatalaksanaan, edukasi pasien.
xiii
tanda tangan penerima laporan (maximal dalam waktu 1
x 24 jam)
d) Jika masih ada hal-hal yang belum jelas, maka Dokter
Penanggung Jawab Pasien wajib menghubungi bagian
pelayanan pemeriksaan penunjang dengan segera
melalui nomor telepon yang bisa dihubungi.
Nilai Kritis
Dokter
radiologi/laboratorium
langsung menghubungi DPJP
xv
BAB IV
DOKUMENTASI
1. Desain SBAR
2. Desain Phonetic Alfhabeth
3. Form Catatan Perkembangan Pasien terintegrasi (CPPT)
4. Nilai Kritis
5. Daftar Singkatan yang dibakukan dan tidak dibakukan
xvi