Dasar Teori Kambing PE
Dasar Teori Kambing PE
Dasar Teori Kambing PE
A. Tinjauan Pustaka
menghasilkan susu dalam jumlah banyak sama seperti sapi perah. Struktur
memproduksi susu antara kambing dan sapi yaitu bila sapi memiliki empat
puting dan empat ambing yang terpisah, kambing hanya memiliki dua
banyaknya dengan produksi satu ekor sapi, tetapi jumlah pakan sepuluh
ekor kambing baru sama dengan jumlah pakan seekor sapi. Kambing
kambing perah dapat dipelihara baik skala kecil hingga perusahaan besar
Jenis/rumpun kambing perah yang ada di dunia antara lain Bangsa Alpines
(Sutama, 2007).
antara kambing Etawa (asal India) dengan kambing Kacang. Kambing ini
18 - 30 cm, warna bulu bervariasi dari coklat muda sampai hitam. Bulu
kambing PE jantan bagian atas leher dan pundak lebih tebal dan agak
panjang. Bulu kambing PE betina pada bagian paha panjang. Berat badan
a) Penghasil susu
mampu menghasilkan 0,8 hingga 2,5 liter susu per hari, dengan harga
Rp 75.000,00 / hari.
b) Penghasil Daging
kambing lokal.
3. Susu Kambing
dibandingkan dengan susu sapi, dan telah lama diakui oleh dunia
lebih populer dibandingkan susu sapi. Susu kambing menjadi bahan baku
yang ada pada susu kambing membuat susu kambing kurang digemari oleh
20
Menurut Blakely dan Bade (1992), dibandingkan dengan susu sapi, susu
b) Globul lemak susunya lebih kecil dan beremulsi dengan susu. Lemak
yang spesial.
f) Susu kambing dapat diminum oleh orang yang alergi minum susu sapi
pencernaanya.
Komposisi kimia susu kambing secara umum tidak berbeda dengan susu
sapi atau air susu ibu (ASI). Perbedaannya terletak pada persentase
kandungannya saja. Perbedaan antara susu sapi dan susu kambing secara
fisik dapat terlihat dari warna susu kambing lebih putih daripada susu sapi
hal ini karena susu kambing tidak mengandung karoten. Komposisi susu
kambing dibandingkan dengan susu sapi dan air susu ibu (ASI) disajikan
pada Tabel 7.
21
susu ibu (ASI), susu kambing dapat diberikan kepada bayi baru lahir atau
terutama fluorine (F) yang sangat besar khasiatnya sebagai antiseptik dan
Manfaat susu kambing cukup banyak bagi kesehatan seperti yang dikutip
oleh Sodiq dan Zainal (2008), yaitu untuk terapi penyakit TBC, membantu
memulihkan kondisi orang yang baru sembuh dari suatu penyakit, dan
kesehatan kulit, terutama bagian wajah. Susu kambing juga baik diberikan
ternak kambing pada umumnya, hanya saja beternak kambing perah lebih
intensif ketika masuk pada masa laktasi pada induk betina. Pada kegiatan
a) Pemilihan bibit
bibit kambing perah antara lain : bibit kambing betina yang dipilih
bersinar; kulit halus dan bulu klimis (tidak kusam); rahang atas dan
bawah rata; kapasitas rongga perut besar (tulang rusuk terbuka); dada
lebar; kaki kuat dan normal; berjalan normal (tidak pincang); ambing
cukup besar, kenyal (firm) dan simetris; puting susu dua buah dan
perototan yang kuat, mata bersinar; punggung kuat dan rata ; kaki kuat
dan simetris; testis dua buah normal, simetris dan kenyal; penis normal
besar, umur > 1,5 tahun, gigi seri tetap, keturunan kembar, mempunyai
b) Pakan
kering dari bobot badan. Contoh bila bobot hidup kambing 25 kg maka
24
al, 2008).
macam, yaitu pakan pokok yang terdiri dari hijauan dan konsentrat.
Pakan hijau dapat berupa rumput alam, rumput yang dibudidayakan dan
tepung tulang atau tapung ikan. Pakan sebagai sumber vitamin berupa
al, 2008).
c) Kandang
Kandang adalah rumah bagi hewan ternak, dan oleh karenanya kandang
harus dibuat sedemikian rupa agar nyaman bagi ternak yang hidup
panggung, lantai rata, tidak kasar, mudah kering, dan tahan injak
ternak.
saat hujan; c) dekat sumber air, atau mudah dicapai aliran air; d)
sanitasi.
pengolahan limbah.
d) Penyakit
dan kutu sedangkan penyakit tidak menular yaitu racun dan kurang gizi.
2) Mastitis
mastitis yaitu :
kehijauan.
e) Pengembangbiakan
tahun.
diam bila dinaiki oleh pejantan, dan nafsu makan berkurang. Lama
waktu 3 - 4 hari, dan induk sudah mulai dapat diperah untuk susu
konsumsi.
f) Teknik Pemerahan
platform dan tempat duduk; ember atau alat pengukur volume susu
sabun dan air; kain lap bersih; panci dan kompor untuk pasteurisasi
Ambing dan puting susu kambing dicuci dengan kain yang dicelup
2) jari telunjuk dan ibu jari dilingkarkan pada puting susu. Selanjutnya
3) jari manis dilingkarkan pada puting susu dengan tekanan yang kuat
agar susu memancar deras keluar, tetapi puting tidak boleh sampai
dikeringkan.
g) Pengolahan Susu
bulu atau kotoran yang masuk kedalam susu. Kemudian susu dapat
30
Atau untuk susu pasteurisasi dipanaskan pada suhu 700 derajat celcius
sebagai kumpulan orang orang tani atau yang terdiri dari petani dewasa
formal dalam suatu wilayah keluarga atas dasar keserasian dan kebutuhan
tani itu, antara lain sebagai berikut : a). Semakin eratnya interaksi dalam
non formal dan berada dalam lingkungan pengaruh kontak tani, memiliki
dimana hubungan antara satu sama lain sesama anggota kelompok tani
oleh seorang ketua kelompok, yang dipilih atas dasar musyawarah dan
pengurus dan anggota kelompok tani harus memiliki tugas dan wewenang
serta tanggung jawab yang jelas dan dimengerti oleh setiap pemegang
tugasnya. Selain itu juga kelompok tani harus memiliki dan menegakkan
yang jelas dan tegas. Biasanya jumlah anggota kelompok tani berkisar
berusahatani.
dan antar kelompok tani serta dengan pihak lain. Melalui kerjasama
kontinuitas.
masalah tertentu.
memilih suatu alternatif cara bertindak dengan metode yang efisien sesuai
alternatif perilaku dari dua alternatif atau lebih (tindakan pimpinan untuk
pengambilan keputusan.
organisasi.
35
altenatif-alternatif tandingan.
lama.
itu benar.
lain :
subjektif.
d. Harus dapat mengetahui dengan jelas tujuan mana yang dapat dicapai
keputusan.
b. Orang lain; Orang lain dalam hal ini menunjuk pada bagaimana
individu melihat contoh atau cara orang lain (terutama orang dekat)
2. Tingkat pendidikan
3. Personality
4. Coping, dalam hal ini dapat berupa pengalaman hidup yang terkait
5. Culture
semakin mampu berpikir secara rasional yang menjadi dasar dalam proses
pengambilan keputusan.
7. Teori Pendapatan
Hal ini tidak sejalan dengan keadaan di lapangan, sampai dengan saat ini
sebesar 78,9 persen dan pendapatan usaha ternak kambing sebesar 48,4
modal yang digunakan untuk usaha ternak kambing dari kedua sumber
kambing perah, penerimaan diperoleh dari hasil penjualan air susu, anak
40
dapat dilihat dari biaya dan penerimaan yang dikeluarkan selama usaha
usahatani ternak antara lain pengelola, lahan, tenaga kerja, modal, tingkat
dibedakan menjadi dua yaitu biaya tetap dan biaya tidak tetap. Biaya tetap
adalah biaya yang besarnya tidak tergantung pada besar kecilnya produksi
yang akan dihasilkan, sedangkan biaya tidak tetap adalah biaya yang besar
total revenue (TR) dan total cost (TC) (selisih antara penerimaan dan
rumus :
= TR TC
= Y. Py Xi.Pxi BTT
Keterangan :
= pendapatan (Rp)
TR = total penerimaan
TC = total biaya
Y = hasil produksi
Py = harga hasil produksi (Rp)
Xi = faktor produksi berupa pakan, obat-obatan, tenaga kerja, dan
peralatan (X1, X2, X3.....Xn)
Pxi = harga faktor produksi berupa biaya pakan, biaya obat-obatan,
biaya tenaga kerja, dan biaya peralatan(Rp)
BTT = biaya tetap total (Rp)
(nisbah) antara penerimaan dan biaya atau yang biasa disebut analisis R/C
R/C = PT/BT
Keterangan :
BT = Biaya total
dan tidak pula merugikan atau berada pada titik impas (Break Even
dikeluarkan.
usaha non pertanian (dagang, industri, angkutan dan jasa), pegawai negeri,
tangga di pedesaan tidak berasal dari satu sumber, tetapi berasal dari dua
atau lebih sumber pendapatan. Menurut Mosher (1987), tolak ukur yang
tangga petani adalah jumlah pendapatan petani dari usahatani dan dari luar
Pendapatan yang diperoleh dari balas jasa dan kerja serta pengelolaan
4) Pendapatan Keluarga
pokoknya.
Pendapatan rumah tangga tidaklah hanya berasal dari satu sumber saja,
tetapi bisa berasal dari dua atau lebih sumber pendapatan. Ragam sumber
Prt = P farm utama + Pon farm non utama + Poff farm + Pnon farm
Keterangan :
adalah pendapatan yang berasal dari usaha ternak kambing PE, yaitu dari
hasil kegiatan usahatani di luar usaha ternak kambing PE. Pendapatan off-
farm dihitung dari usaha hasil pertanian, misalnya dagang sayuran, dagang
8. Model Logit
Model logit adalah model regresi non linier yang menghasilkan sebuah
dasar dari model tersebut menghasilkan binary values seperti angka 0 dan
Menurut Kuncoro (2004) yang dikutip dari Gujarati (2006), analisis logit
pilihan antara dua alternatif. Secara umum model logit dapat dinyatakan
Li = log = +
1
=1
hingga ).
dengan antara model logit dan LPM karena probabilitas pada LPM
Dengan ciri tersebut, maka estimasi model logit tidak menggunakan OLS
estimasi dengan cara ini memiliki ciri-ciri asimtotis CDF seperti huruf S,
Perbandingan antara Pi dan 1-Pi disebut odd atau sering disebut resiko
rumah Y, dimana nilai 0 memiliki arti tidak memiliki rumah, dan nilai 1
9. Teori Kesejahteraan
wilayah pada satu kurun waktu tertentu. Konsep kesejahteraan atau rasa
kesehatan, gizi dan literasi, (2) kurangnya hubungan sosial, (3) kerawanan,
dihubungkan dengan:
miskin;
49
pendidikan keluarga;
lingkungan sekitar;
adalah dengan menghitung garis kemiskinan (GK) yang terdiri dari dua
konsumsi per orang per bulan. Garis kemiskinan, yakni kebutuhan dasar
makanan setara 2.100 kalori energi per kapita per hari, ditambah nilai
pedesaaan.
50
Garis Kemiskinan
Daerah/ Tahun (Rp/kapita/bulan) Total
Makanan Bukan makanan
Perkotaan
September 2013 233.585 92.883 326.468
Maret 2014 238.575 98.353 336.928
Perubahan (%) 2,14 5,89 3,20
Perdesaan
September 2013 220.997 63.507 284.504
Maret 2014 230.820 65.111 295.931
Perubahan (%) 4,44 2,53 4,02
atau yang disebut common currency, yakni dollar Amerika Serikat. Dollar
AS dipilih sebagai acuan karena mata uang ini dapat diterima di hampir
semua negara. Para peneliti Bank Dunia menemukan bahwa rata-rata garis
sebesar 38 dollar AS per kapita per bulan atau sekitar 1,25 dollar AS per
51
sebesar 1,25 dollar AS per kapita per hari. Artinya, yang dianggap miskin
di dunia dan di negara manapun jika individu tersebut berada pada yang
rendah dari nilai tukar 320 kg beras untuk daerah pedesaan, miskin sekali
apabila pengeluarannya lebih rendah dari nilai tukar 240 kg beras untuk
daerah pedesaan, dan paling miskin apabila pengeluaran per kapita per
tahun lebih rendah dari nilai tukar 180 kg beras untuk daerah pedesaan.
pedoman, tujuan, dan cara hidup yang berbeda-beda pula terhadap faktor-
sosial, perlu interaksi, (3) kebutuhan akan harga diri, (4) pengakuan
kesepakatan dari orang lain, dan (5) kebutuhan akan pemenuhan diri.
perah.
kelompok tani dan peternak non-anggota kelompok tani. Berikut ini adalah
2. Analisis Pendapatan a. Mengetahui a. Rumus Total a. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa 98,33%
Peternak Kambing di Kota besarnya biaya Penerimaan responden peternak kambing di Kota Malang
Malang produksi yang dikurangi Total memperoleh keuntungan antara Rp. Rp.6.688.900,-
(Pakage, S. 2008 ) digunakan dan Biaya produksi dan sampai Rp. 199.400,-. sedangkan 1,67% dari 60
penerimaan oleh R/C ratio responden mengalami kerugian. Nilai R/C ratio 4,31
peternak kambing 0,91 artinya usaha peternakan kambing di Kota Malang
di Kota Malang.. menguntungkan.
53
3. Analisis Pendapatan Usaha a. Mengetahui a. Analisis a. Biaya yang paling tinggi adalah biaya pakan diikuti gaji
Ternak Kambing Perah struktur Pendapatan tenaga kerja. Nilai penjualan susu aktual pada tahin
Peranakan Etawah (Ardia, penerimaan, biaya, = 1997-1999 melebihi nilai penjualan air susu kambing
A.W. 2000) dan besarnya b. Analisis HPP hasil perhitungan BEP. Harga jual satu kg susu kambing
pendapatan serta c. Analisi Titik lebih tinggi dari biaya untuk memproduksi satu kg air
tingkat keuntungan Impas (BEP) susu kambing. Nilai R/C ratio menunjukkan bahwa
dari usaha ternak d. Analisi R/C ratio peternakan sudah menguntungkan karena tiap upah
kambing perah PE yang dikeluarkan mampu menutup biaya dan
di Peternakan memberikan pendapatan.
Barokah
b. Mengetahui HPP
susu, nilai titik
impas, dan rasio
penerimaan dan
pengeluaran
4. Analisis Pendapatan dan a. Menganalisis a. Analisis Nelayan yang menangkap ikan dengan menggunakan kapal
Tingkat Kesejahteraan tingkat Pendapatan dan motor, pendapatan rata-ratanya Rp 2.305.055/bulan dan
Masyarakat Nelayan kesejahteraan serta Pengeluaran pengeluaran rata-rata sebesar Rp 1.719.000/bulan.
Danau Pulau Besar dan pendapatan rumah b. Analisis dengan Sedangkan pendapatan rumah tangga dengan menggunakan
Danau Bawah di tangga dan menggunakan sampan, pendapatan rata-ratanya Rp 1.582.833/bulan dan
Kecamatan Dayun distribusi kriteria UMR, pengeluaran sebesar Rp 1.328.500/bulan. Berdasarkan
Kabupaten Siak Propinsi pengeluaran rumah Bappenas dan kriteria UMR, seluruh nelayan mempunyai pendapatan di
Riau ( Hendrik. 2011) tangga nelayan BPS atas UMR, berdasarkan Bappenas sebanyak 4 rumah tangga
yang berasal dari nelayan tidak sejahtera dan menurut BPS sebanyak 6 rumah
sektor perikanan tangga responden termasuk ke dalam rumah tangga tidak
dan diluar sektor sejahtera.
perikanan.
54
5. Klasifikasi Kesejahteraan a. Mengetahui a. Analisis Statistik a. Hasil analisis statistik deskriptif menunjukkan bahwa
Rumah tangga di Kota perbedaan dan Deskriptif terdapat perbedaan dan persamaan karakteristik
Malang dengan persamaan b. Regresi Logistik kesejahteraan rumah tangga di Kota Malang antara ke-
Pendekatan Bagging karakteristik antara c. Estimasi Bagging lompok rumah tangga miskin dan tidak miskin dalam
Regresi (Ningrum, E.S. rumah tangga Class Probability aspek kependudukan, pendidikan, perumahan,
dan Otok, B.W. 2012) miskin dan tidak ketenagakerjaan, sosial ekonomi rumah tangga, dan
miskin. teknologi informasi dan komunikasi.
b. Mengetahui faktor- b. Hasil analisis regresi logistik menunjukkan bahwa pola
faktor yang hubungan kesejahteraan rumah tangga di Kota Malang
mempengaruhi dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya
pola hubungan digambarkan dalam model regresi logistik berikut. Pada
kesejahteraan model tersebut terdapat 4 (empat) variabel prediktor yang
c. Mengetahui signifikan berpengaruh terhadap variabel respon, yaitu
tingakat jumlah anggota rumah tangga (X5), status pekerjaan
kesejahteraan utama kepala rumah tangga (X8), pengalaman membeli
rumah tangga di
Kota Malang beras raskin dalam tiga bulan terakhir (X15), dan
ada/tidak ada anggota rumah tangga yang dapat
menggunakan telepon seluler (X16). Model tersebut
sudah sesuai untuk menjelaskan seberapa besar peluang
sebuah rumah tangga di Kota Malang tahun 2009
termasuk dalam rumah tangga tidak miskin dengan
ketepatan klasifikasi sebesar 97,8%. (1)) X 526,1)
1(1,779X -(3) 2,398X - 0,616X - (7,266 exp1 (1)) X
526,1) 1(1,779X -(3) 2,398X - 0,616X - exp(7,266 (x) 16
15 8 5 16 15 8 5 + + + = .
c. Hasil analisis bagging regresi logistik menunjukkan
bahwa pada 60 kali replikasi bootstrap diperoleh nilai
55
ketepatan klasifikasi terbesar, yaitu sebesar 98%.
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, didapatkan
informasi bahwa kesejahteraan rumah tangga di Kota
Malang pada tahun 2009 lebih banyak dipengaruhi oleh
status pekerjaan utama kepala rumah tangga sehingga
diharapkan pemerintah Kota Malang dapat
mengoptimalkan berbagai program yang telah
dicanangkan untuk memperluas kesempatan kerja.
6. Efisiensi Produksi Susu Mengetahui pola Analisis Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa secara
Kambing Peranakan produksi dan tingkat efisiensi yaitu biologis kambing PE induk sangat potensial sebagai
Etawah (Budiarsana, efisiensi produksi uang hasil kambing perah di Indonesia, yang ditunjukkan dengan
I.G.M. dan Sutama, I.K. susu kaitannya penjualan susu tingkat produksi, persistensi produksi dan tingkat
2001) dengan jumlah anak dengan biaya efisiensi produksinya. Secara teknis ternak ini mudah
yang lahir. pembelian dilaksanakan oleh peternak kecil, dan secara ekonomis
pakan. usaha pemeliharaan kambing PE ini sebagai ternak perah
cukup menguntungkan.
7. Analisis Ekonomi Usaha Mengetahui besarnya Analisis Hasil analisis menujukkan jumlah produksi susu yang
Ternak Kambing PE usaha ternak kambing Sensitivitas : harus dicapai agar perusahaan tidak mengalami kerugian
sebagai Ternak Penghasil PE dari aspek BEP, Payback yaitu pada saat perusahaan menghasilkan susu sebanyak
Susu dan Daging di P.T. ekonomi agar period, BC ratio, 77.500 liter atau harga susu Rp. 17.400/liter. 2. Dengan
Capricorn di Cariu Bogor. memperoleh IRR, menggunakan modal sebanyak Rp. 565 juta maka semua
(Budiarsana, I.G.M. 2009) keuntungan, modal yang digunakan akan dapat kembali pada periode
usaha 2,6 tahun. 3. Analisis internal rate return
menunjukkan nilai sebesar 27,91%. Nilai ini lebih besar
dibandingkan dengan nilai tingkat suku bunga yang
berlaku di pasaran (Bank)
56
8. Produktivitas dan Nilai Mengetahui Metode analisis Struktur populasi peternakan kambing di daerah Bogor dan
Ekonomi Usaha Ternak performance, nilai input dan output sekitarnya masih rendah yaitu < 50 ekor dengan rataan
Kambing Perah Pada ekonomi dan pada harga jumlah ternak laktasi sebanyak 28% dari total populasi
Skala Kecil (Budiarsana, produktivitas berlaku. Analisis perusahaan. Titik impas (Break Even Point) harga susu per
I.G.M. 2011) kambing PE pada BEP liter sebesar Rp. 16.500 masih dibawah harga susu yang
akhir tahun 2010, berlaku di pasaran, artinya pengusahaan kambing perah
pada peternak menguntungkan.
kambing di Bogor dan
Sukabumi.
9. Peranan Usaha Ternak Mengetahui Analisis Hasilnya Penelitian menunjukkan bahwa Pendapatan Petani
Kambing Terhadap Tingkat pendapatan yang Kontribusi dan dengan skala kepemilikan 6-10 ekor (skala sedang) adalah
Kesejahteraan Petani Padi petani padi peroleh Pengukuran sebesar Rp3.894.909,28/KK/Th, petani dengan skala
di Desa Sungai Besar dari usaha ternak Kesejahteraan kepemilikan >10 ekor (skala besar) memiliki nilai
Kecamatan Matan Hilir kambing, besarnya Sayogyo pendapatan rata-rata sebesar Rp.5.519.846,63/KK/Th.
Selatan Kabupaten peranan pendapatan Besarnya peranan Usaha ternak kambing di Desa Sungai
Ketapang. (Suhendri. 2013) dari usaha ternak Besar masuk dalam peranan dengan kategori sedang,
kambing terhadap jumlah responden dari kontribusi sedang lebih dominan dan
kesejahteraan petani rata-rata nilai kontribusinya 33,90% masuk dalam kategori
padi, dan tingkat kontribusi sedang. Kesejahteraan petani dari usaha ternak
kesejahteraan petani kambing di Desa Sungai Besar termasuk dalam kategori
padi dari usaha ternak Kaya, dengan tingkat kesejahteraan tinggi berdasarkan uji
kambing di Desa kesejahteraan sajogyo Usaha ternak kambing bisa
Sungai Besar meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani padi.
57
10. Analisis Pendapatan Mengetahui tingkat Tingkat Berdasarkan kriteria Sajogyo (1997), pada agroekosistem
Tingkat Kesejahteraan kesejahteraan rumah Kesejahteraan sawah tadah hujan dan lahan kering masih terdapat rumah
Rumah tangga Petani Pada tangga petani Rumah tangga tangga petani yang masuk dalam kategori miskin (6.90
Agroekosistem Marjinal agroekosistem sawah Petani persen dan 4.30 persen) dan nyaris miskin (20.69 persen
Tipe Sawah Tadah Hujan tadah hujan dan lahan dan 34.78 persen). Berdasarkan kriteria BPS (2007) rumah
dan Lahan Kering di kering. tangga petani pada agroekosistem sawah tadah hujan yang
Kabupaten Lampung masuk dalam kategori belum sejahtera sebanyak 34,48
Selatan (Irawan, B. 2011) persen, sedangkan pada lahan kering sebanyak 43,48 persen
rumah tangga petani yang belum sejahtera.
11. Komparasi Biaya dan Menghitung biaya dan Analisis Rata-rata biaya produksi yang dikeluarkan peternak
Pendapatan Usaha pendapatan peternak Pendapatan. anggota koperasi sebesar Rp. 1.653.626,2 dan non anggota
Peternakan Sapi Perah sapi perah raakyat Analisis uji beda koperasi sebesar Rp. 845.549,71. Rata-rata biaya produksi
Rakyat Anggota Koperasi antara anggota : Independent tiap unit ternak anggota koperasi sebesar Rp.6.838,82 dan
Unit Desa (KUD) dan Non koperasi dan non sample t test. non anggota koperasi sebesar Rp.15.262,63. Rata-rata
Anggota Koperasi Unit anggota pendapatan yang didapat dari hasil usaha sapi perah rakyat
Desa Di Kabupaten anggota koperasi dan non koperasi sebesar Rp121.218,75
Banyumas (Saefullah, R., dan Rp.10.271,71. Usaha peternakan sapi perah rakyat
Marzuki, S., dan Handayani, anggota koperasi lebih menguntungkan dibanding peternak
M. 2010) non anggota koperasi.
12. Kajian Analisis Usaha Mengetahui besarnya Analisis Pendapatan peternak sebesar Rp.2.888.000,00, keuntungan
Ternak Kambing di Desa pendapatan dan serta pendapatan serta peternak sebesar Rp. 1.538.900,00 dan analisis kelayakan
Lubangsampang mengetahui kelayakan analisis usaha (R/C) sebesar 1,03. Disimpulkan bahwa usaha ternak
Kecamatan Pituruh usaha peternakan kelayakan R/C kambing di desa Lubangsampang kecamatan Pituruh
Kabupaten Purworejo kambing. ratio. kabupaten Purworejo dapat meningkatkan pendapatan,
(Zulfanita. 2011) keuntungan serta layak untuk diusahakan
58
13 Analisis Pendapatan dan Mengetahui Analisis Hasil dari penelitian ini adalah rata-rata pendapatan setiap
Kelayakan Usaha Peternak pendapatan dan Pendapatan; peternak per tahun sebesar Rp. 4.486.433,31. Rerata nilai
Kambing Peranakan kelayakan dari usaha Analisis Return RCR hasil penelitian ini adalah 1,28 yaitu menunjukkan
Etawah di Kecamatan ternak peternak Cost Ratio bahwa usaha peternakan kambing Peranakan Etawah di
Girimulyo Kabupaten kambing etawa (RCR); Analisis Kecamatan Girimulyo menguntungkan. Nilai Rentabilitas
Kulonprogo (Sundari. Rentabilitas; hasil penelitian ini sebesar 28,03 %, rerata nilai BEP Rp.
2006) Analisis Break 787.822,60 atau sebesar 0,17 Unit Ternak (UT) yang setara
Event Point dengan 1 ekor kambing dewasa.
(BEP)
59
60
B. Kerangka Pemikiran
Kambing PE dikenal sebagai kambing perah yaitu penghasil susu. Harga jual
susu kambing lebih tinggi jika dibandingkan dengan susu sapi segar. Di
daerah Jawa Tengah harga satu liter susu kambing adalah Rp 20.000,00
kelompok tani dan tidak menjadi anggota kelompok tani. Faktor faktor
pelatihan yang pernah diikuti oleh peternak, dan harga jual kambing.
Pendapatan yang diperoleh petani dapat dijadikan salah satu indikator untuk
yang diperoleh dari hasil usaha ternak kambing PE, dapat dilihat dari
Gambar 1.
62
Peternak Kambing PE
Faktor Pengambil Keputusan :
X1 : pendapatan usaha ternak (Rp)
X2 : usia (th) Usaha Ternak Kambing PE
X3 : pendidikan peternak (th)
X4 : pengalaman beternak (th)
X5 : pelatihan (kali)
X6 : harga jual kambing (Rp)
Produksi / Output :
Faktor produksi Penjualan susu,
(input): Penjualan kambing,
Pakan Penjualan kompos.
Obat-obatan
Tenaga kerja
Peralatan Harga output
Harga input
Biaya Produksi
Penerimaan
Tingkat Kesejahteraan
C. Hipotesis
kelompok tani.