Laporan Praktikum Teknologi Farmasi Suppositoria
Laporan Praktikum Teknologi Farmasi Suppositoria
Laporan Praktikum Teknologi Farmasi Suppositoria
SUPPOSITORIA
I. Tujuan
1. Mengenal cara pembuatan supositoria Na salisilat dengan basis
berlemak dan basis larut dalam air.
2. Mengetahui cara pembuatan suppositoria dengan metode cetak tua
ng
2. PEG (Polietilenglikol)
PEG merupakan etilenglikol terpolimerisasi dengan bobot
molekul antara 300-6000. Dipasaran terdapat PEG 400 (carbowax
400). PEG 1000 (carbowax 1000), PEG 1500 (carbowax 1500),
PEG 4000 (carbowax 4000), dan PEG 6000 (carbowax 6000).
PEG di bawah 1000 berbentuk cair, sedangkan di atas 1000
berbentuk padat lunak seperti malam. Formula PEG yang dipakai
sebagai berikut:
a) Bahan dasar tidak berair: PEG 4000 4% (25%) dan PEG 1000
96% (75%).
b) Bahan dasar berair: PEG 1540 30%, PEG 6000 50% dan
aqua+obat 20%.
c) Titik lebur PEG antara 35-63C, tidak meleleh pada suhu
tubuh tetapi larut dalam cairan sekresi tubuh.
Keuntungan menggunakan PEG sebagai basis supositoria, antara
lain:
a) Tidak mengiritasi atau merangsang.
b) Tidak ada kesulitan dengan titik leburnya, jika dibandingkan
dengan oleum cacao.
c) Tetap kontak dengan lapisan mukosa karena tidak meleleh
pada suhu tubuh.
Kerugian jika digunakan sebagai basis supositoria, antara lain:
a) Menarik cairan dari jaringan tubuh setelah dimasukkan,
sehingga timbul rasa yang menyengat. Hal ini dapat diatasi
dengan cara mencelupkan supositoria ke dalam air dahulu
sebelum digunakan.
b) Dapat memperpanjang waktu disolusi sehingga menghambat
pelepasan obat. Pembuatan supositoria dengan PEG dilakukan
dengan melelehkan bahan dasar, lalu dituangkan ke dalam
cetakan seperti pembuatan supositoria dengan bahan dasar
lemak coklat.
2.9. Faktor faktor yang mempengaruhi obat per rectal
Rektum mengandung sedikit cairan dengan PH 7,2 dan kapasitas
dapar rendah. Epitel rektum sifatnya berlipoid (berlemak) maka
diutamakan permeabel terhadap obat yang tidak terionisasi (obat yang
mudah larut lemak).
2.10. Metode Pembuatan suppositoria
Pembuatan supositoria secara umum yaitu bahan dasar
supositoria yang digunakan dipilih agar meleleh pada suhu tubuh atau
dapat larut dalam bahan dasar, jika perlu dipanaskan. Jika obat sukar
larut dalam bahan dasar, harus dibuat serbuk halus. setelah campuran
obat dan bahan dasar meleleh atau mencair, tuangkan ke dalam
cetakan supositoria kemudian didinginkan. Tujuan dibuat serbuk halus
untuk membantu homogenitas zat aktif dengan bahan dasar.
Cetakan suppositoria terbuat dari besi yang dilapisi nikel atau
logam lainnya, namun ada juga yang terbuat dari plastik. Cetakan ini
mudah dibuka secara longitudinal untuk mengeluarkan supositoria.
Untuk mengatasi massa yang hilang karena melekat pada cetakan,
supositoria harus dibuat berlebih (10%), dan sebelum digunakan
cetakan harus dibasahi lebih dahulu dengan parafin cair atau minyak
lemak, atau spiritus sapotanus (Soft Soap Liniment) agar sediaan tidak
melekat pada cetakan. Namun, spiritus sapotanus tidak boleh
digunakan untuk supositoria yang mengandung garam logam karena
akan bereaksi dengan sabunnya dan sebagai pengganti digunakan
oleum recini dalam etanol. Khusus supositoria dengan bahan dasar
PEG dan Tween bahan pelicin cetakan tidak diperlukan, karena bahan
dasar tersebut dapat mengerut sehingga mudah dilepas dari cetakan
pada proses pendinginan.
Metode pembuatan supositoria dibagi menjadi 3 yaitu:
a. Dengan tangan
Yaitu dengan cara menggulung basis suppositoria yang telah
dicampur homogen dan mengandung zat aktif, menjadi bentuk
yang dikehendaki. Mula-mula basis diiris, kemudian diaduk
dengan bahan-bahan aktif dengan menggunakan mortir dan
stamper, sampai diperoleh massa akhir yang homogen dan mudah
dibentuk. Kemudian massa digulung menjadi suatu batang
silinder dengan garis tengah dan panjang yang dikehendaki.
Amilum atau talk dapat mencegah pelekatan pada tangan. Batang
silinder dipotong dan salah satu ujungnya diruncingkan.
b. Dengan mencetak kompresi
Hal ini dilakukan dengan mengempa parutan massa dingin
menjadi suatu bentuk yang dikehendaki. Suatu roda tangan
berputar menekan suatu piston pada massa suppositoria yang
diisikan dalam silinder, sehingga massa terdorong kedalam
cetakan.
c. Dengan mencetak tuang
Pertama-tama bahan basis dilelehkan, sebaiknya diatas penangas
air atau penangas uap untuk menghindari pemanasan setempat
yang berlebihan, kemudian bahan-bahan aktif diemulsikan atau
disuspensikan kedalamnya. Akhirnya massa dituang kedalam
cetakan logam yang telah didinginkan, yang umumnya dilapisi
krom atau nikel.
2. Oleum Cacao
Nama resmi : Oleum cacao
Nama lain : Lemak coklat
Struktur/rumus : -
kimia
Pemerian : Lemak padat, warna putih kekuningan,
bau khas aromatic, rasa khas lemak, agak
rapuh.
Kelarutan : Sukar larut dalam etanol (95%), mudah
larut dalam kloroform P, dalam eter P
dan dalam eter minyak tanah P.
Khasiat : Zat tambahan
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Fungsi dalam : Basis suppo
formula
3. Cera Flava
Nama resmi : Cera flava
Nama lain : Malam kuning
Struktur/rumus : -
kimia
Pemerian : Padatan berwarna kuning sampai coklat
keabuan, berbau enak seperti madu. Agak
rapuh bila dingin , dan bila patah
membentuk granul, patahan non-hablur.
Menjadi lunak oleh suhu tangan. Bobot
jenis lebih kurang 0,95
Kelarutan : Tidak larut dalam air, agak sukar larut
dalam etanol dingin. Larut sempurna
dalam kloroform, dalam eter, dalam
minyak lemak, dan dalam minyak atsiri.
Khasiat : Zat tambahan
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Fungsi dalam : Basis suppo
formula
4. PEG 6000
Nama resmi : Polyaethlenglycolum-6000
Nama lain : Polietilenglikol 600, Makrogol 6000,
Poliglikol 6000
Struktur/rumus : -
kimia
Pemerian : Serbuk kecil putih atau potongan putih,
kuning gading, praktis tidak berbau tidak
berasa.
Kelarutan : Mudah larut dalam air, dalam etanol
(95%) P dan dalam kloroform P, praktis
tidak larut dalam eter encer.
Khasiat : Zat tambahan
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Fungsi dalam : Zat tambahan
formula
5. PEG 400
Nama resmi : Polyathilerglycolum 400
Nama lain : Polietilerglikol-400, makrogol-400,
glikol 400
Struktur/rumus : H(O-CH2-CH2)nOH.
kimia
Pemerian : Serbuk licin putih atau potongan putih
kuning gading; praktis tidak berbau; tidak
berasa
Kelarutan : Tidak larut dalam air, agak sukar larut
dalam etanol dingin. Larut sempurna
dalam kloroform, dalam eter, dalam
minyak lemak, dan dalam minyak atsiri.
Khasiat : -
Penyimpanan : Wadah tertutup rapat.
Fungsi dalam : Basis salep , pelarut
formula
V. Perhitungan Bahan
a. Formula I (dilebihkan 8 suppo)
b. Formula II
c. Formula III
d. Formula IV
2. Formula II
Lelehkan cera flava dalam cawan porselin di atas penangas air.
Tambahkan 1/3 oleum cacao sedikit demi sedikit terus aduk hingga
homogen dan dijaga jangan sampai jernih, lalu diangkat dari
penangas.
Tambahkan sisa oleum cacao dan aduk hingga homogen
3. Formula 3 dan 4
Lelehkan kedua macam PEG, aduk hingga homogen dalam cawan
porselin di atas penangas air
4. Evaluasi Suppositoria
a. Keseragaman bobot
Suppositoria ditimbang sebanyak 6 buah, diambil secara acak,
lalu tentukan bobot rata-ratanya
Persyaratan tidak boleh lebih dari 2 suppostoria yang masing-
masing bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih
dari harga yang ditetapkan kolom A (5%) dan tidak satu
suppositoria pun yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-
ratanya lebih dari harga yang ditetapkan di kolom B (10%)
b. Penampilan
Tes ini lebih ditekankan pada distribusi zat berkhasiat di dalam
basis suppositoria.
Suppositoria di belah secara longitudinal kemudian dilihat
secara visual pada bagian internal dan eksternal harus nampak
seragam.
1. Celah
2. Lubang
3. Eksudasi
4. Pengembangan lemak
5. Migrasi senyawa aktif (tidak ada bercak-bercak)