Laporan Fts Resmi Emulsi
Laporan Fts Resmi Emulsi
Laporan Fts Resmi Emulsi
Disusun oleh :
Emulsi adalah sistem dua fase, yang salah satu cairannya terdispersi
dalam cairan yang lain, dalam bentuk tetesan kecil. Jika minyak yang
merupakan dua fase terdispersi dan larutan air yang merupakan fase
pembawa, sistem ini disebut emulsi minyak dalam air. Sebaliknya, jika air
atu larutan air yang merupakan fase terdispersi dan minyak atau bahan
seperti minyak merupakan fase pembawa, sistem ini disebut emulsi dalam
minyak. (Depkes RI, 1995)
(Anief, 1997)
Emulsi dibuat untuk mendapatkan preparat atau sediaan yang stabil dan
merata atau homogen dari campuran dua cairan yang saling tidak bias
bercampur.
Tujuan pemakaian emulsi adalah:
4. Homogenizer
Dalam homogenizer disperse dari cairan terjadi karena campuran
dipaksa melalui saluran lubang kecil dengan tekanan yang besar.
5. Colloid Mill
Digunakan untuk memperoleh derajat disperse cairan dalam cairan
yang tinggi.
(Syamsuni, 2006)
Alat :
1. Blender
2. Alat gelas
3. Viskosimeter elektrik
Bahan :
1. Oleum arachidis
2. Tween 80
3. Span 80
4. Akuades
75
1) Tween 80 (75) = 100
25 = 18,75
25
Span 80 (25) = 100
25 = 6, 25
50
2) Tween 80 (50) = 100
25 = 12,5
50
Span 80 (50) = 25 = 12,5
100
25
3) Tween 80 (25) = 25 = 6,25
100
75
Span 80 (75) = 25 = 18,75
100
B. Pengaruh alat terhadap stabilitas emulsi
R/ Oleum arachidis 166,67 gram
Na-CMC 1%
Akuades ad 1000 mL
Na-CMC 1% = 1 gram / 100 mL = 10 gram / 1000 mL
Penimbangan Na-CMC = 10 gram
Zat I II III
Tween 80 75 50 25 bagian
Span 80 25 50 75 bagian
Oleum arachidis ditambah Tween dan Span, dipanaskan dalam bekker glass
sampai 70 0C
Dituangkan bagian air ke dalam bagian minyak porsi per porsi sambil diaduk
Dibagi cairan tersebut menjadi 3 masing-masing 500 mL (a), 200 mL (b), dan
300 mL (c)
Dilepaskan beban maka bob akan berputar. Mulai ditekan pencatat waktu
bila jarum persis lewat angka 0. Kemudian dihentikan pada waktu jarum
persis lewat angka 100 (waktu yang terbaca adalah detik/100 putaran)
Dibuat grafik hubungan antara sumbu x sebagai beban dalam satuan gram
dan sumbu y sebagai kecepatan putar (rpm)
Hal terakhir yang dilakukan adalah penentuan tipe emulsi. Percobaan ini
dilakukan dengan 3 metode yaitu, metode warna, cincin, dan metode aliran listrik.
Pada metode warna, jika seluruh emulsi berwarna seragam (biru) setelah ditetesi
larutan metilen blue maka emulsi bertipe O/W. Sedangkan pada percobaan metode
cincin, apabila emulsi diteteskan pada kertas saring dan membentuk cincin air
disekeliling tetesan dalam waktu singkat maka emulsi betipe O/W. Dan pada
percobaan metode aliran listrik, jika sediaan dialiri listrik mampu membuat lampu
menyala maka emulsi bertipe O/W.
Keterangan :
Emulsi I : emulsi dengan emulgator kombinasi tween 80 span 80
Emulsi II : emulsi dengan emulgator CMC Na
VIII. PERHITUNGAN DATA HASIL PERCOBAAN
Emulsi merupakan campuran dari dua cairan yaitu fase minyak dan
fase air yang tidak dapat bercampur dalam keadaan normal, namun dengan
adanya bantuan dari suatu emulgator keduanya dapat bercampur jadi
homogen. Emulgator diartikan sebagai suatu bahan yang memiliki bagian
hidrofil dan lipofil sehingga menyebabkan fase air dan fase minyak
bercampur. Pada percobaan ini digunakan dua tipe emulgator, antara lain
yaitu golongan surfaktan (dalam hal ini bersifat non ionik) yaitu Tween 80
dan Span 80, serta golongan hidrokoloid berupa Natrium-CMC. Sebagai
fase minyak digunakan oleum arachidis atau yang biasa disebut minyak
kacang, minyak ini diperoleh dari pemerasan biji yang telah dikupas dan
pada umumnya lebih banyak digunakan dalam pembuatan margarin. Suatu
sediaan emulsi perlu dilakukan kontrol kualitas untuk memastikan bahwa
sediaan yang dibuat telah memenuhi syarat. Dalam percobaan ini kontrol
kualitasnya meliputi pengaruh HLB terhadap stabilitas emulsi, pengaruh
penggunaan alat terhadap stabilitas emulsi, sifat alir sediaan plastik, dan
menentukan tipe emulsi.
X. KESIMPULAN
1. Pada percobaan penentuan harga HLB, emulsi yang paling stabil ialah
emulsi formula 1 dengan perbandingan tween 80 : span 80 sebesar
75:25. Hal tersebut dilihat dari stabilnya viskositas dan nilai tinggi
pemisahan yang paling stabil.
2. Dalam pembuatan emulsi dengan emulgator Na-CMC, blender ialah alat
yang paling stabil dalam menghomogenkan emulsi. Nilai tinggi
pemisahan yang rendah juga menandakan bahwa emulsi yang dibuat
dengan blender lebih stabil dibandingkan pembuatan dengan alat yang
lain.
3. Hasil dari pengujian emulsi dengan emulgator tween 80 : span 80 dan
Na-CMC menggunakan metode pewarnaan, metode cincin, dan metode
aliran listrik diperoleh tipe emulsi keduanya ialah emulsi tipe O/W
(minyak dalam air
DAFTAR PUSTAKA
Anief, Moh. 1997. Ilmu Meracik Obat. Gadjah Mada University: Yogyakarta