Tanam Dan Pola

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 7

TANAM DAN POLA TANAM

Posted: Maret 23, 2016 in Uncategorized

0
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanam adalah kegiatan menempatkan bahan tanam dapat berupa benih atau bibit pada media tanam, baik media tanah

maupun media bukan tanah dalam suatu bentuk atau pola tanam sebagai awal dari budidaya tanaman. Dalam proses

penanaman, perlu mengatur jarak tanam yang bertujuan agar tanaman mendapatkan lingkungan pertumbuhan yang baik serta

memudahkan pemeliharaan tanaman dan populasinya per hektar. Selain jarak tanam, hal yang perlu diperhatikan dalam

proses penanaman yakni waktu tanam dengan tujuan agar tanaman dapat tumbuh dan panen pada saat yang tepat dan sesuai

dengan iklim dan persyaratan tumbuh tanaman. Pengaturan waktu tanam yang tepat juga dapat meminimalkan serangan

hama dan penyakit, serta bermanfaat dalam pengaturan panen dan penjualan produk.

Usaha penanaman pada sebidang lahan dengan mengatur susunan tata letak dan tata urutan selama periode waktu tertentu

disebut

dengan pola tanam. Pola tanam merupakan salah satu proses penanaman yang sangat penting. Karena pola tanam bertujuan

agar tanaman dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Pada ketiga kriteria tersebut, dapat dilakukan dengan efisien.

Maka dari itu, diperlukannya alat bantu tanam yang bermanfaat untuk menghemat waktu dan tenaga kerja.

1.2 Tujuan

Mengetahui pengertian dari tanam

Mengetahui pengertian dan kegunaan jarak tanam

Mengetahui alat bantu yang dapat digunakan dalam kegiatan penanaman

Mengetahui waktu yang sesuai untuk melakukan kegiatan penanaman

Mengetahui pengertian dan macam dari pola tanam

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 TANAM

Tanam adalah kegiatan menempatkan bahan tanam dapat berupa benih atau bibit pada media tanam, baik media tanah

maupun media bukan tanah dalam suatu bentuk atau pola tanam sebagai awal dari budidaya tanaman (Cardwell, 1984).
Sedangkan menurut (musyafa,2011) tanam adalah menempatkan bahan tanam berupa benih atau bibit pada media tanam

baik media tanah maupun media bukan tanah dalam suatu bentuk pola tanam. Pada saat menanam ada beberapa faktor yang

harus diperhatikan antara lain jarak tanam, pola tanam, dan waktu tanam.

jarak tanam adalah memberikan jarak antar tanaman sehingga tiap tiap tanaman mendapatkan ruang yang sesuai agar

pertumbuhannya berjalan dengan baik. Sedangkan pola tanam adalah suatu urutan tanam dalam satu bidang lahan dan dalam

satu periode waktu tertentu. Faktor lain yang harus diperhatikan pada saat menanam selain jarak tanam dan pola tanam

adalah waktu tanam, pengaturan waktu tanam penting karena berkaitan dengan ketersediaan air yang melimpah pada saat

musim hujan dan juga keterbatasan air pada musim kemarau.

2.2 ALAT BANTU TANAM

Alat bantu tanam berfungsi untuk memudahkan dan mempercepat kegiatan penanaman dengan jarak tanam tertentu. Alat

bantu tanam dibuat sesuai dengan kebutuhan jarak tanam yang diinginkan, misalnya 2020 cm atau dengan system jajar

legowo 40x20x12.5 cm. Di Negara maju seperti Jepang, mereka sudah menggunakan alat bantu rice transplanter yang

digerakkan dengan motor.

Contoh alat bantu tanam :

1. Rice transplanter (alat bantu tanam padi).

2. Seeder (alat bantu tanam jagung).

2.3 WAKTU TANAM

Waktu tanam suatu tanaman tergantung pada faktor Agroklimat selama satu musim, periode pertumbuhan tanaman, dan daur

hidup suatu tanaman. Waktu tanam dalam budidaya tanaman di Indonesia sangat penting, karena berkaitan dengan

ketersediaan air yang melimpah pada musim hujan dan keterbatasan air pada musim kemarau. Ada tanaman yang cocok

ditanam di musim penghujan, tetapi ada yang lebih baik bila ditanam di musim kemarau. Penanaman di luar musim (off

season) dapat dilakukan dengan meningkatkan pemeliharaan dan perawatannya. Di musim hujan air berlebihan dan ditanah-

tanah sawah tidak banyak tanaman yang baik ditanam, kecuali padi. Sedang pada musim hutan tersebut, di tanah-tanah

kering, walaupun suplai tanah air baik untuk banyak tanaman, akan tetapi cuaca yang lembab dan matahari jarang bersinar

menyebabkan banyak serangan penyakit. Di musim kemarau, serangan hama lebih banyak mengancam, disamping terlalu

sedikitnya suplai air, bahkan kadang-kadang kekeringan mengancam.

Contoh tanaman yang cocok ditanam di musim kering (kemarau), yakni : kacang kacangan, ubi ubian, wortel, dan

singkong. Sedangkan contoh tanaman yang cocok ditanam di musim penghujan, yakni : padi dan jagung.
2.4 Jarak Tanam

Jarak tanam adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk memberi ruang tumbuh pada tiap tiap tanaman agar tumbuh

dengan baik. Jarak tanam akan mempengaruhi kepadatan dan efisiensi penggunaan cahaya, persaingan diantara tanaman

dalam penggunaan air dan unsure hara sehingga akan mempengaruhi produksi tanaman (Hidayat, 2008).

Jenis-jenis jarak tanam yang umum digunakan oleh petani adalah bujur sangkar, persegi panjang, dan zigzag. Jarak tanam

berbentuk bujur sangkar yaitu menanam tanaman dengan bentuk bujur sangkar dan memiliki jarak antar tiap tanaman yang

sama misalnya 2020 cm, jarak tanam persegi panjang adalah menanam tanaman dengan berbentuk persegi panjang yaitu

memiliki ukuran panjang dan lebar yang berbeda atau memiliki sekat antara baris satu dengan yang lain jarak tanam persegi

panjang banyak digunakan dalam budidaya tanaman jagng dengan jarak tanam 70cm (jarak antar baris) x 30 cm ( jarak

dalam baris), dan jarak tanam zigzag yaitu menanam tanaman dengan pola seperti jajar genjang atau zigzag.

Jarak tanam bujur sangkar

Jarak tanam persegi panjang

Jarak tanam zigzag

Fungsi jarak tanam bagi tanaman adalah untuk menurunkan tingkat kompetisi suatu tanaman dengan tanaman yang lain

untuk mendapatkan sinar matahari yang optimal sehingga fotosintesi suatu tanaman tersebut tidak terhambat oleh tanaman

yang lainnya, untuk menurunkan tingkat kompetisi suatu tanaman dengan tanaman yang lain untuk mendapatkan unsur hara

dari dalam tanah, dan juga untuk meningkatkan zona perakaran suatu tanaman, zona pertumbuhan suatu tanaman, dan

sebagainya sehingga tanaman tersebut dapat menghasilkan produksi yang maksimal.

2.5 POLA TANAM

Pola tanam atau (cropping patten) iyalah suatu urutan pertanaman pada sebidang tanah selama satu periode. Lahan yang

dimaksut bisa berupa lahan kosong atau lahan yang sudah terdapat tanaman yang mampu dilakukan tumpang sirih. (saiful

anwar, 2011)

Pola tanam adalah usaha yang dilakukan dengan melaksanakan penanaman pada sebidang lahan dengan mengatur susunan

tata letak dari tanaman dan tata urutan tanaman selama periode waktu tertentu, termasuk masa pengolahan tanah dan masa

tidak ditanami selama periode tertentu. (Musyafa, 2011)

Pola penanaman dapat dengan dua sistem yaitu sistem monokultur dan polikultur. Monokultur adalah penanaman satu jenis

tanaman pada lahan dan waktu penanaman yang sama. Sedangkan polikultur adalah penanaman lebih dari satu jenis tanaman

pada lahan dan waktu yang sama. (Wirosoedarmo, 1985)

Pola tanam dibagi menjadi dua yaitu pola tanam monokultur dan polikultur. Monokultur adalah menanam satu jenis tanaman

pada lahan dan waktu penanaman yang sana dan polikultur adalah menanam lebih dari satu jenis tanaman dalam satu lahan.

Berikut ini adalah penjelasan dari polikultur dan monokultur.


A. Monokultur

Pertanian monokultur adalah pertanian dengan menanam tanaman sejenis. Misalnya sawah ditanami padi saja, jagung saja,

atau kedelai saja. Tujuan menanam secara monokultur adalah meningkatkan hasil pertanian.

Penanaman monokultur menyebabkan terbentuknya lingkungan pertanian yang tidakmantap. Buktinya tanah pertanian harus

diolah, dipupuk dan disemprot dengan insektisida. Jika tidak, tanaman pertanian mudah terserang hama dan penyakit. Jika

tanaman pertanian terserang hama, maka dalam waktu cepat hama itu akan menyerang wilayah yang luas. Petani tidak dapat

panen karena tanamannya terserang hama. Kelebihan sistem ini yaitu teknis budidayanya relatif mudah karena tanaman yang

ditanam maupun yang dipelihara hanya satu jenis. Di sisi lain, kelemahan sistem ini adalah tanaman relative mudah

terserang hama maupun penyakit.

B. Polikultur

Polikultur berasal dari kata poli yang artinya banyak dan kultur artinya budaya. Polikultur ialah pola pertanian dengan

banyak jenis tanaman pada satu bidang lahan yang terusun dan terencana dengan menerapkan aspek lingkungan yang lebih

baik.

Dengan pemilihan tanaman yang tepat, sistem ini dapat memberikan beberapa keuntungan, antara lain sebagai berikut :

Mengurangi serangan OPT (pemantauan populasi hama), karena tanaman yang satu dapat mengurangi serangan OPT

lainnya. Misalnya bawang daun dapat mengusir hama aphids dan ulat pada tanaman kubis karena mengeluarkan bau allicin,

Menambah kesuburan tanah. Dengan menanam kacang-kacangan- kandungan unsur N dalam tanah bertambah karena

adanya bakteri Rhizobium yang terdapat dalam bintil akar. Dengan menanam yang mempunyai perakaran berbeda, misalnya

tanaman berakar dangkal ditanam berdampingan dengan tanaman berakardalam, tanah disekitarnya akan lebih gembur.

Siklus hidup hama atau penyakit dapat terputus, karena sistem ini dibarengi dengan rotasi tanaman dapat memutus siklus

OPT,

Memperoleh hasil panen yang beragam. Penanaman lebih dari satu jenis tanaman akan menghasilkan panen yang beragam.

Ini menguntungkan karena bila harga salah satu komoditas rendah, dapat ditutup oleh harga komoditas lainnya.

Kekurangan sistem polikultur adalah:

Terjadi persaingan unsur hara antar tanaman,

OPT banyak sehingga sulit dalam pengendaliannya.

Tanaman Polikultur Terbagi Menjadi

a. Tumpang sari (Intercropping)

Tumpangsari adalah penanaman lebih dari satu tanaman pada waktu yang bersamaan atau selama periode tanam pada satu
tempat yang sama. Beberapa keuntungan dari sistem tumpangsari antara lain pemanfaatan lahan kosong disela-sela tanaman

pokok, peningkatan produksi total persatuan luas karena lebih efektif dalam penggunaan cahaya, air serta unsur hara,

disamping dapat mengurangi resiko kegagalan panen dan menekan pertumbuhan gulma

Keuntungan tumpang sari yaitu:

Mencegah dan mengurangi pengangguran musim

Memperbaiki keseimbangan gizi masyarakat petani

Adanya pengolahan tanah yang minimal

Jika tanaman tumpang sari berhasil semua, masih dapat diperoleh nilai tambah

Mengurangi erosi dan jika salah satu tanaman gagal panen, dapat diperoleh tanaman yang satu lagi (Thahir, 1999).

Salah satu jenis tanaman yang dapat dijadikan sebagai tanaman sela pada tanaman jagung adalah tanaman kedelai. Tanaman

jagung dan kedelai memungkinkan untuk ditumpangsari karena tanaman jagung menghendaki nitrogen tinggi, sementara

kedelai dapat memfiksasi nitrogen dari udara bebas sehingga kekurangan nitrogen pada jagung terpenuhi oleh kelebihan

nitrogen pada kedelai

Jagung dan kedelai yang ditanam secara tumpang sari akan terjadi kompetisi dalam memperebutkan unsur hara, air dan sinar

matahari. Sehingga pengaturan sistem tanam dan pemberian pupuk sangat penting untuk mengurangi terjadinya kompetisi

tersebut.

b. Tumpang gilir ( Multiple Cropping ),

Tumpang gilir dilakukan secara beruntun sepanjang tahun dengan mempertimbangkan faktor-faktor lain untuk mendapat

keuntungan maksimum.

Faktor-faktor tersebut adalah :

Pengolahan yang bisa dilakukan dengan menghemat tenaga kerja, biaya pengolahan tanah dapat ditekan, dan kerusakan

tanah sebagai akibat terlalu sering diolah dapat dihindari

Hasil panen secara beruntun dapat memperlancar penggunaan modal dan meningkatkan produktivitas lahan

Dapat mencegah serangan hama dan penyakit yang meluas

Kondisi lahan yang selalu tertutup tanaman, sangat membantu mencegah terjadinya erosi

Kondisi lahan yang selalu tertutup tanaman, sangat membantu mencegah terjadinya erosi

Sisa komoditi tanaman yang diusahakan dapat dimanfaatkan sebagai pupuk hijau Contoh: jagung muda, padi gogo,

kedelai, kacang tanah, dll.

c. Tanaman Bersisipan ( Relay Cropping ),

Merupakan pola tanam dengan menyisipkan satu atau beberapa jenis tanaman selain tanaman pokok (dalam waktu tanam
yang bersamaan atau waktu yang berbeda).

Pada umumnya tipe ini dikembangkan untuk mengintensifikasikan lahan. Dengan demikian kemampuan lahan untuk

menghasilkan sesuatu produk pangan semakin tergali. Oleh karena itu pengelola dituntut untuk semakin jeli menentukan

tanaman apa yang perlu disisipkan agar waktu dan nilai ekonomisnya dapat membantu dalam usaha meningkatkan

pendapatan.

d. Tanaman Campuran ( Mixed Cropping ),

Merupakan penanaman terdiri beberapa tanaman dan tumbuh tanpa diatur jarak tanam maupun larikannya, semua tercampur

jadi satu. Lahan efisien, tetapi riskan terhadap ancaman hama dan penyakit.

Contoh: tanaman campuran seperti jagung, kedelai, ubi kayu.

e. Tanaman bergiliran ( Sequential Planting)

Merupakan penanaman dua jenis tanaman atau lebih yang dilakukan secara bergiliran. Setelah tanaman yang satu panen

kemudian baru ditanam tanaman berikutnya pada sebidang lahan tersebut.

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Dalam melakuakan budidaya pertanian salah satu kegiatan terpentingnya adalah menanam. Menanam merupakan kegiatan

menempatkan bahan tanam dapat berupa benih atau bibit pada media tanam, baik media tanah maupun media bukan tanah

dalam suatu bentuk atau pola tanam sebagai awal dari budidaya tanaman. Dalam menanam ada beberapa faktor yang harus

diperhatikan antara lain adalah jarak tanam, waktu tanam, alat bantu tanam dan pola tanam. Jarak tanam yang umum

digunakan antara lain adalah bentuk bujur sangkar, persegi panjang, dan zigzag. Waktu tanam menjadi faktor penting dalam

kegiatan menanam karena waktu menentukan jenis tanaman apa yang sesuai dan ketersediaan air yang tersedia. Seperti pada

saat musim hujan ketersediaan air yang berlimpah dan pada saat musim panas ketersediaan air terbatas. Melakukan kegiatan

menanam dengan menggunakan alat bantu tanam sangat membantu dalam mengefisienkan waktu kerja dan juga dapat

mengatur jarak tanam dengan rapi sehingga jarak antar tanaman ke tanaman lain seragam. Selain ketiga hal tersebut pola

tanam juga merupakan faktor yang harus diperhatikan saat melakukan kegiatan budidaya, pola tanam dibagi menjadi dua

yaitu monokultur dengan satu jenis tanaman pada luasan lahan tertentu dan dalam waktu yang bersamaan dan yang kedua

adalah polikultur yaitu menanam lebih dari satu jenis tanaman dalam luasan lahan tertentu dalam waktu yang bersamaan.

3.2 SARAN

Dalam melakukan budidaya pertanian, menanam sangatlah penting dan perlu diperhatikan karena tanam merupakan tahapan
awal yang menentukan keberhasilan dari budidaya. Tanam yang salah akan berdampak negatif pada hasil pertanian atau

bahkan akan mengakibatkan kegagalan. Oleh sebab itu tanam dan pola tanam harus diperhatikan dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Caldwell, and B.T. Kang. 1994. Place for alley cropping in sustainable agriculture in the humid tropics. Trans. 15th World

Congr. Soil Sci., Mexico 7a:98-109.

Hidayat, N., 2008, Pertumbuhan dan Prodiksi Kacang Tanah (Arachis hypogea L.) Varietas Lokal Madura Pada Berbagai

Jarak Tanam dan Dosis Pupuk Fosfor. Serial online pertanian trunojjoyo

Musyafa, 2012. musafaalihyar.blogspot.co.id, Pola tanam. diakses pada tanggal 20 maret 2016

Saiful Anwar, 2011. lampung.litbang.deptan.go.id, pola tanam. diakses pada tanggal 20 maret 2016

Thahir, 1999. Tumpang Gilir. PCU Yasaguna, Jakarta.

wirosoedarmo. 1985. Dasar-dasar Irigasi Pertanian. universitas brawijaya: malang.

Anda mungkin juga menyukai