Sap Seks Education Anak Fiks
Sap Seks Education Anak Fiks
Sap Seks Education Anak Fiks
LATAR BELAKANG
Pendidikan seks merupakan upaya untuk memberikan pengetahuan
tentang fungsi organ reproduksi dengan menanamkan moral, etika, serta
komitmen agama agar tidak terjadi "penyalahgunaan" organ reproduksi tersebut.
Menurut kamus, kata "pendidikan" berarti "proses pengubahan sikap dan
tata laku kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan latihan. Sedangkan kata seks mempunya dua pengertian. Pertama,
berati jenis kelamin dan yang ke dua adalah hal ihwal yang berhubungan dengan
alat kelamin, misalnya persetubuhan atau sanggama. Padahal yang disebut
pendidikan seks sebenarnya mempunyai pengertian yang jauh lebih luas, yaitu
upaya memberikan pengetahuan tentang perubahan biologis, psikologis, dan
psikososial sebagai akibat pertumbuhan dan perkembangan manusia.
Pendidikan seks berusaha menempatkan seks pada perspektif yang tepat
dan mengubah anggapan negatif tentang seks. Dengan pendidikan seks kita dapat
memberitahu anak-anak usia sekolah dasar bahwa seks adalah sesuatu yang
alamiah dan wajar terjadi pada semua orang, selain itu juga dapat diberitahu
mengenai berbagai perilaku seksual berisiko sehingga mereka dapat
menghindarinya.
Manfaat dari adanya pendidikan seks adalah anak-anak dapat mengerti
dan memahami dengan peran jenis kelaminnya, menghapus rasa ingin tahu yang
tidak sehat serta memperkuat rasa percaya diri dan bertanggung jawab pada
dirinya.Tidak hanya itu, dengan adanya pendidikan seks sejak dini maka dapat
menjauhkan anak-anak yang rentan terhadap pelecehan dan kekerasan seksual.
Menurut data dari KPAI (Komisi Nasional Perlindungan Anak
Indonesia) tahun 2013 mengenai pelecehan dan kekerasan seksual yang terjadi
pada anak-anak menunjukkan angka yang fantastis. Sebanyak 3.023 kasus
pelanggaran hak anak terjadi di Indonesia dan 58 persen atau 1.620 anak jadi
korban kejahatan seksual. Samsul Ridwan, sekretaris komnas perlindungan anak,
mengungkapkan, jika dibandingkan dengan tahun 2012, jumlah tahun 2013
meroket tajam hingga mencapai 60 persen. Dilihat dari klasifikasi usia, dari 3.023
kasus tersebut, sebanyak 1.291 kasus (45 persen) terjadi pada anak berusia 13
hingga 17 tahun, korban berusia 6 hingga 12 tahun sebanyak 757 kasus (26
persen), dan usia 0 hingga 5 tahun sebanyak 849 kasus atau 29 persen.
Tidak hanya di Indonesia, peningkatan kasus kekerasan seksual juga
terjadi di Bali. Jika dilihat dari kasus selama tahun 2013, kasus kekerasan seksual
pada anak maupun kasus perkosaan meningkat. Berdasarkan data dari Januari
hingga Juni 2013, kasus kekerasan seksual pada anak tercatat 15 kasus. Selain
kasus kekerasan seksual pada anak, juga terjadi kasus perkosaan 8 kasus, 11 kasus
perzinahan, satu kasus kekerasan pada anak dan 25 kasus kekerasan pada rumah
tangga (Bali Post, 2013)
Pasar Badung bagi warga Denpasar merupakan tempat berbelanja,
namun tidak banyak yang tahu banyak anak-anak dibawah umur bekerja disana
tanpa pengawasan dari orang tua dan pendidikan yang memadai. Fenomena ini
menjadikan pemerintah Kota Denpasar sulit menciptakan Kota layak anak
Puluhan pekerja anak Pasar Badung yang mayoritas adalah warga yang
berasal dari Pedahan Kaja Karangasem memanfaatkan gedung lantai 3 di pasar
badung sebagai sarana belajar. Selama observasi, 90% dari anak-anak yang
belajar disana tidak mengetahui mengenai pendidikan seks berupa personal
hygine saat BAB dan BAK serta menjaga diri dari orang asing yang berniat jahat
Tentunya fenomena tersebut merupakan salah satu faktor semakin
meningkatnya kasus pelecehan seksual pada anak-anak terutama anak SD. Maka
dari itu diperlukan pendidikan seks sejak dini pada anak SD. Pendidikan seks
yang diberikan harus menyesuaikan dengan umur dari anak-anak tersebut. Untuk
anak yang masih duduk di sekolah dasar, materi yang harus dipahami adalah
memahami perbedaan jenis kelamin (laki-laki dan perempuan), informasi asal-
usul manusia, membersihkan alat genital dengan benar agar terhindar dari kuman
dan penyakit.
II. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan kesehatan selama 40 menit tentang sex
education anak-anak SD usia5-7 serta orang tua disekitar pasar badung
dapat memahami tentang sex education dan melindungi diri dari pelecehan
seksual.
2. Tujuan Khusus
Setelah selesai mengikuti kegiatan penyuluhan kesehatan selama 40
menit di area pasar badung diharapkan anak SD usia5-7 tahun dan orang
tua mampu:
a. Menjelaskan seks education
b. Menjelaskan manfaat seks education bagi anak
c. Menjelaskan cara menyampaikan pendidikan seks pada anak
d. Menyebutkan cara menjaga kebersihan
e. Menyebutkan bagian tubuh yang tidak boleh disentuh oleh orang
lain
f. Menjelakan tindakan pencegahan saat kejahatan seksual akan
terjadi
III. MATERI
Adapun materi yang disajikan sebagai berikut:
1. Pengertian Seks education
2. Manfaat seks education bagi anak .
3. Cara menyampaikan pendidikan seks pada anak
4. Cara menjaga kebersihan alat genelatia
5. Menyebutkan bagian tubuh yang tidak boleh disentuh oleh orang lain
6. Tindakan pencegahan saat kejahatan seksual akan terjadi
IV. METODA
Adapun metode yang digunakan dalam Penyuluhanantaralain :
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Demonstrasi
V. ALAT/MEDIA
1. ALAT
a) Meja
b) Kursi
c) LCD
d) Layar
e) Laptop
2. MEDIA
a) Slide
b) Leaflet
c) Video
d) Media demonstrasi berupa tubuh gambar manusia
VI. SUMBER
Artikel kesehatan di : http://www.tanyadok.com/seksualita/cara-merawat-alat-
kelamin
David,Finkelhor.2010.Seksuality Victimesed Children.online.available:
http://books.google.com/books?id=3wXsG0XFW14C&printsec=frontc
over&dq=david+finkelhor&hl=en&sa=X&ei=0u01VN3lPM7FPZWlg
cAG&ved=0CCgQ6AEwAA#v=onepage&q=david%20finkelhor&f=f
alse. Diakses tanggal 20 September 2014
Djuanda, Adhi. 1994. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Ed. 2. Jakarta :
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Kompasiana.2011.Pendidikan Seks Untuk
Anak.Online.Available:http://kesehatan.
kompasiana.com/seksologi/2014/08/18/pendidikan-seks-sex-
education-untuk-anak-666897.html. Diakses tanggal 20 September
2014
Masyur,Aliem.2010.Pendidikan Seks Anak Usia
Dini.Online.Available:http://www.
slideshare.net/AliemMasykur/pendidikan-seks-anak-usia-dini. Diakses
tanggal 20 September 2014
Widjanarko, Bambang. 2006. Ilmu Ginekologi Dasar. Jakarta : Bagian
Obstetri Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Atma Jaya.
VII. SASARAN
Seluruh siswa SD di panti asuhan Darma Jati Denpasar
VIII. WAKTU
Hari/tanggal : Minggu, 10 Mei 2015
Waktu : 09.00 Wita
X. TEMPAT
Penyuluhan dilaksanakan di Panti Asuhan Darma Jati Denpasar
Settiing Tempat
LAYAR MODERATOR
PENYULUH
LCD
A. Seks Education
Pendidikan seks usia dini dapat memberikan pemahaman anak akan
kondisi tubuhnya, pemahaman akan lawan jenisnya, dan pemahaman untuk
menghindarkan dari kekerasan seksual. Pendidikan seks yang dimaksud di
sini adalah anak mulai mengenal akan identitas diri dan keluarga, mengenal
anggota-anggota tubuh mereka, serta dapat menyebutkan ciri-ciri tubuh. Cara
yang dapat digunakan mengenalkan tubuh dan ciri-ciri tubuh antara lain
melalui media gambar atau poster, lagu dan permainan. Pemahaman
pendidikan seks di usia dini ini diharapkan anak agar anak dapat memperoleh
informasi yang tepat mengenai seks. Hal ini dikarenakan adanya media lain
yang dapat mengajari anak mengenai pendidikan seks ini, yaitu media
informasi. Sehingga anak dapat memperoleh informasi yang tidak tepat dari
media massa terutama tayangan televisi yang kurang mendidik. Dengan
mengajarkan pendidikan seks pada anak, diharapkan dapat menghindarkan
anak dari risiko negatif perilaku seksual maupun perilaku menyimpang.
EVALUASI
SOAL
1. Apa itu seks education?
2. Bagaimana cara menyampaikan pendidikan seks pada anak?
3. Sebutkan dan tunjukkan bagian tubuh yang tidak boleh di sentuh oleh orang
lain?
4. Apa saja manfaat seks education pada anak?
5. Apa yang harus anak lakukan saat orang lain berusaha melakukan kejahatan
seksual?
JAWABAB
1. Pendidikan seks usia dini dapat memberikan pemahaman anak akan kondisi
tubuhnya, pemahaman akan lawan jenisnya, dan pemahaman untuk
menghindarkan dari kekerasan seksual. Pendidikan seks yang dimaksud di
sini adalah anak mulai mengenal akan identitas diri dan keluarga, mengenal
anggota-anggota tubuh mereka, serta dapat menyebutkan ciri-ciri tubuh.
2. Caranya adalah:
a. Salah satu cara menyampaikan pendidikan seksual pada anak dapat
dimulai dengan mengajari mereka membersihkan alat kelaminnya sendiri.
Dengan cara mengajarkan anak untuk membersihkan alat genitalnya
dengan benar setelah buang air kecil (BAK) maupun buang air besar
(BAB), agar anak dapat mandiri dan tidak bergantung dengan orang lain.
Pendidikan ini pun secara tidak langsung dapat mengajarkan anak untuk
tidak sembarangan mengizinkan orang lain membersihkan alat
kelaminnya.
b. Pengenalan seks pada anak dapat dimulai dari pengenalan mengenai
anatomi tubuh. Kemudian meningkat pada pendidikan mengenai
caraberkembangbiak makhluk hidup, misalnya pada manusia. Sehingga
orangtua dapat memberikan penjelasan mengenai dampak-dampak yang
akan diterima bila anak sudah melakukan hal-hal yang menyimpangnya.
c. Cara menyampaikan pendidikan seksual itu pun tidak boleh terlalu vulgar,
karena justru akan berdampak negatif pada anak. Di sini orangtua
sebaiknya melihat faktor usia. Artinya ketika akan mengajarkan anak
mengenai pendidikan seks, lihat sasaran yang dituju. Karena ketika anak
sudah diajarkan mengenai seks, anak akan kristis dan ingin tahu tentang
segala hal..
d. Cara yang dapat digunakan mengenalkan tubuh dan ciri-ciri tubuh antara
lain melalui media gambar atau poster, lagu dan permainan. Pemahaman
pendidikan seks di usia dini ini diharapkan anak agar anak dapat
memperoleh informasi yang tepat mengenai seks. Hal ini dikarenakan
adanya media lain yang dapat mengajari anak mengenai pendidikan seks
ini, yaitu media informasi. Sehingga anak dapat memperoleh informasi
yang tidak tepat dari media massa terutama tayangan televisi yang kurang
mendidik.
e. Pendidikan seksual yang benar harus memasukkan unsur-unsur hak asasi
manusia. Juga nilai-nilai kultur dan agama diikutsertakan sehingga akan
merupakan pendidikan akhlak dan moral juga.
3. Bagian tubuh yang tidak boleh disentuh adalah:
a. Mulut
b. Dada
c. Selangkangan
d. Pantat
4. Manfaatnya adalah:
a. Mengerti dan memahami dengan peran jenis kelaminnya
b. Menerima setiap perubahan fisik yang dialami dengan wajar dan apa
adanya
c. Menghapus rasa ingin tahu yang tidak sehat
d. Memperkuat rasa percaya diri dan bertanggung jawab pada dirinya
5. Yang harus dilakukan adalah:
a. Berteriak
b. Meminta tolong
c. Berusaha untuk menghindar dengan berlari.
Lampiran III
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui,
Pembimbing SAP
NIP : 196906211994032002