Satuan Acara Penyuluhan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 35

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Bayi Baru Lahir

Sub Topik : Perawatan Bayi Dirumah Dengan 5P

Sasaran : Ibu yang anaknya di rawat di ruang NICU

Tempat : Ruang NICU RSUD Mangusada Badung

Waktu/Hari : 30 menit/ Senin , 06 November 2017

A. LATAR BELAKANG

Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuhnya, sehingga akan

mengalami stress dengan adanya perubahan lingkungan dari dalam rahim ibu ke

lingkungan luar yang suhunya lebih tinggi. Suhu dingin ini menyebabkan air ketuban

menguap lewat kulit, pada lingkungan yang dingin, pembentukan suhu tanpa

mekanisme menggigil merupakan usaha utama seorang bayi untuk mendapatkan

kembali panas tubuhnya. Pembentukan suhu tanpa menggigil ini merupakan hasil

penggunaan lemak coklat untuk produksi panas. Timbunan lemak coklat terdapat di

seluruh tubuh dan mampu meningkatkan panas tubuh sampai 100%. Untuk membakar

lemak coklat, sering bayi harus menggunakan glukosa guna mendapatkan energi yang

akan mengubah lemak menjadi panas. Lemak coklat tidak dapat diproduksi ulang oleh

seorang BBL. Cadangan lemak coklat ini akan habis dalam waktu singkat dengan

adanya stress dingin. Semakin lama usia kehamilan semakin banyak persediaan lemak

coklat bayi.

Jika seorang bayi kedinginan, dia akan mulai mengalami hipoglikemia,

hipoksia dan asidosis.Sehingga upaya pencegahan kehilangan panas merupakan

prioritas utama dan bidan berkewajiban untuk meminimalkan kehilangan panas pada

BBL. Pada bayi baru lahir, akan memiliki mekanisme pengaturan suhu tubuh yang
belum efisien dan masih lemah, sehingga penting untuk mempertahankan suhu tubuh

agar tidak terjadi hipotermi. Proses kehilangan panas pada bayi dapat melalui proses

konveksi, evaporasi, radiasi dan konduksi. Hal ini dapat dihindari bila bayi dilahirkan

dalam lingkungan dengan suhu sekitar 25-28 0C, dikeringkan dan dibungkus dengan

hangat.Simpanan lemak yang tersedia dapat digunakan sebagai produksi panas.

Intake makanan yang adekuat merupakan suatu hal yang penting untuk

mempertahankan suhu tubuh. Jika suhu bayi menurun, lebih banyak energi yang

digunakan untuk memproduksi panas daripada untuk pertumbuhan dan terjadi

peningkatan penggunaan O2, Bayi yang kedinginan akan terlihat kurang aktif dan

akan mempertahankan panas tubuhnya dengan posisi fleksi dan meningkatkan

pernafasannya secara menangis, sehingga terjadi peningkatan penggunaan kalori yang

mengakibatkan hipoglikemi yang timbul dari efek hipotermi, begitu juga hipoksia dan

hiperbilirubinemia.

Suhu yang tidak stabil juga mengidentifikasikan terjadinya infeksi, sehingga

tindakan yang dilakukan harus menghindari terjadinya kehilangan panas pada bayi

baru lahir. Suhu tubuh bayi yang normal sekitar 36,5-37,50C.

B. TUJUAN UMUM

Setelah mendapatkan penyuluhan ini, diharapkan ibu dapat mengetahui

tentang perawatan bayi sehari-hari dirumah.

C. TUJUAN KHUSUS

Setelah mendapat penyuluhan ini, diharapkan ibu dapat mengetahui dan

memperagakan cara perawatan bayi yang dapat dilakukan dirumah, seperti perawatan

tali pusat, memandikan bayi, mencegah hipotermi dan menjemur bayi dibawah sinar

matahari pagi dan mengetahui tanda-tanda bahaya pad bayi.


D. Materi

Terlampir

E. Media

Leaflet

F. Metode

Ceramah dan Tanya jawab

G. Setting Tempat

Leader Co-Leader

Audien Audien Audien


s s s
Fasilitator Fasilitator

Audien Audien Audien


s s s

Observer

Uraian Tugas :

1. Leader

a. Menjelaskan tujuan bermain

b. Mengarahkan proses kegiatan pada anggota kelompok

c. Menjelaskan aturan bermain

d. Mengevaluasi perasaan setelah bermain

2. Co-leader

a. Membantu leader dalam mengorganissi anggota

3. Fasilitator

a. Menyiapkan alat-alat permainan


b. Member motivasi kepada anak untuk mendengarkan apa yang sedang

dijelaskan

c. Mempertahankan kehadiran anak

d. Mencegah gangguan atau hambatan terhadap anak, baik luar maupun dalam

4. Observer

a. Mencatat dan mengamati respon klien secara verbal dan non verbal

b. Mencatat seluruh proses yang dikaji dan semua perubahan perilaku

c. Mencatat dan mengamati peserta aktif dari program bermain

H. Pengorganisasian

Ketua : Ni Nyoman Murtiningsih

Moderator : I Putu Hary Jaya Suputra

Penyaji : Ni Putu Ayu Rinika Dewi

Fasilitator : I Made Kreshna Wisambodhi Putra

I Wayan Adi Nugraha

I. Kegiatan penyuluhan

Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Ibu

Pembukaan Mengucapkan salam Menjawab salam

2 menit Menyampaikan tujuan Mendengarkan

Inti Menjelaskan tentang perawatan Melihat

18 menit bayi sehari-hari Mendengarkan

Memperhatikan

Penutup Tanya jawab Mengajukan pertanyaan

10menit Mengakhiri penyuluhan Menjawab

Salam Menjawab salam


J. Evaluasi

1. Evaluasi Struktur:

a. Penyuluh mempersiapkan satuan acara penyuluhan

b. Penyuluh mempersiapkan dan membawa media untuk penyuluhan berupa

leaflet dan flip chart

c. Kontrak dengan Ibu pasien sudah dilakukan

2. Evaluasi Proses:

a. Jalannya proses lancar

b. Waktu efektif sesuai dengan rencana penyuluhan

c. Kehadiran peserta 90%

d. Pada awal pertemuan, penyuluh sudah menjelaskan tujuan dilakukan

penyuluhan

e. Selama kegiatan, peserta mendengarkan penjelasan petugas dengan penuh

perhatian

f. Peserta aktif saat dilakukan Tanya jawab

g. Peserta mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir

h. Kontrak waktu dan tempat telah diingatkan oleh penyuluh

3. Evaluasi Hasil:

a. Peserta dapat menjelaskan cara memandikan bayi dengan benar (70%).

b. Peserta dapat menjelasakan cara merawat tali pusat yang benar (70%)

c. Peserta dapat menyebutkan tanda-tanda bahaya pada bayi (70%)

d. Peserta menjelasakan bagaimana mencegah hipotermi pada bayi (70%).


Materi

Perawatan Bayi di Rumah dengan 5 P

1. Pemberian Nutrisi

a. Pengertian

Pemberan nutrisi disini lebih ditekankan pada pemberian ASI eksklusif. ASI

eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada

bayi berumur nol sampai enam bulan. (Wikia, 2010).

Menurut Dewa 2010, ASI Eksklusif adalah pemberian Air Susu Ibu saja

kepada bayi umur 0 6 bulan tanpa diberikan makanan atau minuman tambahan

selain obat untuk terapi (pengobatan penyakit).

ASI Eksklusif adalah pemberian ASI saja sejak bayi dilahirkan sampai usia 6

bulan. Selama itu bayi tidak mendapatkan tambahan cairan lain dan juga makanan

tambahan.

Kebutuhan ASI pada bayi 240 cc/ hari yaitu 1 hari ibu menyusui bayinya

8 kali, dan 1 kali menyusui jumlah ASI yg diberikan 30 cc.

b. Komposisi Asi

1) Protein dalam ASI

a) ASI mengandung protein lebih rendah dari Air Susu Sapi

(ASS), tetapi protein ASI ini mempunyai nilai nutrisi yang tinggi (lebih

mudah dicerna). Keistimewaan dari protein ASI ini adalah Rasio protein

whey : kasein = 60 : 40, dibandingkan dengan ASS yang rasionya 20 :

80
b) ASI mengandung alfa-laktalbumin, sedangkan air susu sapi mengandung

juga betalaktoglobulin dan bovine serum albumin yang sering

menyebabkan alergi.

c) ASI mengandung asam amino esensial taurin ynag tinggi, yang penting

untuk pertumbuhan retina dan konjugasi bilirubin.

d) Kadar methionin dalam ASI lebih rendah dari air susu sapi, sedangkan

sisitin lebih tinggi.

e) Kadar tirosin dan fenilalanin lebih rendah, hal ini sangat menguntungkan

karena pada bayi prematur kadar tirosin yang tinggi dapat menyebabkan

gangguan pertumbuhan otak

2) Karbohidrat dalam ASI

a) ASI mengandung karbohidrat relatif tinggi jika dibandingkan dengan air

susu sapi (6,5 gram%)

b) Karbohidrat yang utama terdapat dalam ASI adalah laktosa. Kadar laktosa

yang tinggi ini sangat menguntungkan karena fermentasi akan diubah

menjadi asam laktat.

3) Lemak dalam ASI

Kadar lemak dalam ASI dan air susu sapi relatif sama.

Merupakan sumber kalori yang utama bagi bayi, dan sumber vitamin yang

larut dalam lemak (A,D,E, dan K) dan sumber asam lemak yang esensial,

namun tetap ada keistimewaannya yaitu, bentuk emulsi lebih sempurna, kadar

asam lemak tak jenuh dalam ASI 7-8 x dalam air susu sapi. Asam lemak tak

jenuh yang terdapat dalam kadar yang tinggi yang terpenting adalah : rasio

asam linoleik; oleik yang cukup, asam lemak rantai panjang (arachidonic dan
docadexaenoic) yang berperan dalam perkembangan otak. Kolesterol yang

diperlukan untuk mielinisasi susunan saraf pusat, dan asam palmitat.

4) Mineral dalam ASI

ASI mengandung mineral yang lengkap. Walaupun relatif rendah

tetapi cukup untuk bayi sampai umur 6 bulan. Fe dan Ca paling stabil, tidak

dipengaruhi oleh diit ibu. Garam organik yang terdapat dalam ASI terutama

adalah kalsium, kalium, dan natrium dari asam klorida dan fosfat, zat

terbanyak adalah kalsium.

5) Air dalam ASI

Kira-kira 88% dari ASI terdiri dari air. ASI merupakan sumber air

yang secara metabolik adalah aman. Air yang relatif tinggi dalam ASI ini akan

meredakan rangsangan haus dari bayi.

6) Vitamin dalam ASI

Vitamin dalam ASI dapat dikatakan lengkap. Vitamin A, D, dan C

cukup, sedangkan golongan vitamin B kecuali riboflavin dan asam

pantothenik adalah kurang.

7) Kalori dalam ASI

Kalori ASI relatif rendah jhanya 77 kalori/ 100 ml ASI. 90% berasal

dari karbohidrat dan lemak, sedangkan 100% berasal dari protein

8) Unsur-unsur lain dalam ASI

Laktokram, keratin, kreatinin, urea, xanthin, ammonia, asam sitrat, dan

minyak volatile.
c. Manfaat Pemberian Asi Ekslusif

1) Ditinjau dari aspek gizi

a) Kandungan gizi lengkap

b) Mudah dicerna dan diserap

c) Mengandung lipase untuk pencernaan lemak

d) Mempertinggi penyerapan kalsium

e) Mengandung zat kekebalan tubuh (imunitas)

2) Ditinjau dari aspek psikologis

a) Mendekatkan hubungan ibu dan bayi

b) Menimbulkan rasa aman bagi bayi

c) Mengembangkan dasar kepercayaan (Basic sence of trust)

3) Ditinjau dari aspek KB

a) Menunda kembalinya kesuburan

b) Menjarangkan kehamilan

4) Bagi ibu

a) Mengurangi insiden kanker leher rahim dan kanker payudara

b) Mengurangi insiden HPV (Human Papilo Virus)

c) Mempercepat involusi uterus

5) Bagi keluarga

a) Aspek Ekonomi : hemat karena tidak membeli susu formula dan bayi

jarang sakit sehingga biaya pengobatan dapat dihemat

b) Aspek kemudahan : tidak perlu mengganggu orang lain


d. Teknik Menyusui Yang Benar

1) Ambilah posisi yang benar-benar nyaman bagi ibu seperti duduk di kursi yang

ada sandaran punggung dan lengan, gunakan bantal untuk mengganjal bayi,

agar jarak bayi tidak terlalu jauh dari payudara.

2) Masukkan puting susu ke dalam mulut bayi dengan cara:

a) Bila menyusukan mulai dengan payudara kanan, letakkanlah kepala bayi

pada siku bagian dalam lengan kanan, badan bayi mengahadap ke badan

ibu

b) Lengan kiri bayi di letakkan di seputar pinggang ibu, tangan kanan ibu

memegang pantat / paha kanan bayi

c) Sanggahlah payudara kanan ibu dengan keempat jari tangan kiri

dibawahnya, dan ibu jari diatasnya, tetapi tidak diatas bagian yang

berwarna hitam ( aerola mamae )

d) Sentuhlah mulut bayi dengan putting susu

e) Tunggu sampai bayi membuka mulut lebar-lebar

f) Masukkan putting susu secepatnya kedalam mulut sampai daerah berwarna

hitam

3) Bila bayi sudah selesai menyusui ( bayi sudah kenyang), lepaskan isapan bayi

dan sendawakan bayi dengan cara:

a) Sandarkan bayi dipundak ibu tepuklah punggungnya dengan pelan sampai

keluar sendawa.

b) Bayi ditelungkupkan dipangkuan ibu, sambil digosok punggungnya.


e. Cara Memperbanyak Produksi ASI

1) Susuilah bayi setengah jam pertama lahir/setelah dibersihkan jalan nafasnya

2) Susuilah bayi sesring mungkin sesuai dengan permintaan, biasanya setiap 2

jam sekali

3) Susuilah 10 menit pada kedua payudara

4) Usahakan tidak memberi dot atau susu botol pada bayi mantap dalam

menyusui

5) Makan makanan yang bergizi

6) Tidur 8 jam /hariPakailah BH yang sesuai dengan besarnya payu dara,

baju/kaos yang longgar

7) Susuilah bayi dalam suasana santai dan posisi yang enak

8) Lakukan perawatan payudara pada massa hamil maupun nifas.

f. Cara Menyimpan Asi

1) ASI baru dipompa segera ditempatkan pada lemari pendingin dan tidak

disimpan lebih dari 72 jam.

2) ASI disimpan dalaam botol yang steril. Diberi label tanggal dan jam simpan.

3) Pompa ASI langsung kedalam kantong pembeku.

4) Cairkan ASI beku dengan menempatkan pada wadah yang tertutup dalam

mangkuk berisi air hangat dalam waktu 30 menit.

5) Di udara terbuka atau bebas tahan 6-8 jam.

6) Di lemari es(4 C) tahan 24 jam.

7) Di lemari pendingin atau beku (-18C) tahan 6 bulan. Pada penyimpanan

dengan cara dibekukan tidak berpengaruh terhadap komponen kekebalan yang

dikandungnya.
2. Pengecekan Termogulasi

Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuhnya, sehingga akan

mengalami stress dengan adanya perubahan lingkungan dari dalam rahim ibu ke

lingkungan luar yang suhunya lebih tinggi. Suhu dingin ini menyebabkan air ketuban

menguap lewat kulit, pada lingkungan yang dingin , pembentukan suhu tanpa

mekanisme menggigil merupakan usaha utama seorang bayi untuk mendapatkan

kembali panas tubuhnya. Pembentukan suhu tanpa menggigil ini merupakan hasil

penggunaan lemak coklat untuk produksi panas. Timbunan lemak coklat terdapat di

seluruh tubuh dan mampu meningkatkan panas tubuh sampai 100%. Untuk membakar

lemak coklat, sering bayi harus menggunakan glukosa guna mendapatkan energi yang

akan mengubah lemak menjadi panas. Lemak coklat tidak dapat diproduksi ulang oleh

seorang BBL. Termogulasi pada bayi baru lahir (perlindungan termal) pada bayi baru

lahir secara umum dikatakan normal apabila memiliki ciri sebagai berikut :

a. Lahir pada masa gestasi 37 42 minggu

b. Ukuran antropometri : berat badan berkisar antara 2500 gram 4000 gram,

panjang badan 48 52 cm, lingkar dada 30 38 cm, lingkar kepala 32 37 cm

c. Tanda vital dalam batas normal

d. Tidak ada kelainan / kecacatan

Termoregulasi adalah kemampuan untuk menjaga keseimbangan antara

pembentukan panas dan kehilangan panas agar dapat mempertahankan suhu tubuh di

dalam batas batas normal.

Pada bayi-baru lahir, akan memiliki mekanisme pengaturan suhu tubuh yang

belum efisien dan masih lemah, sehingga penting untuk mempertahankan suhu tubuh

agar tidak terjadi hipotermi. Proses kehilangan panas pada bayi dapat melalui proses

konveksi, evaporasi, radiasi dan konduksi. Hal ini dapat dihindari bila bayi dilahirkan
dalam lingkungan dengan suhu sekitar 25-28 0C, dikeringkan dan dibungkus dengan

hangat.Simpanan lemak yang tersedia dapat digunakan sebagai produksi panas.

Intake makanan yang adekuat merupakan suatu hal yang penting untuk

mempertahankan suhu tubuh. Jika suhu bayi menurun, lebih banyak energi yang

digunakan untuk memproduksi panas daripada untuk pertumbuhan dan terjadi

peningkatan penggunaan O2, Bayi yang kedinginan akan terlihat kurang aktif dan

akan mempertahankan panas tubuhnya dengan posisi fleksi dan meningkatkan

pernafasannya secara menangis, sehingga terjadi peningkatan penggunaan kalori yang

mengakibatkan hipoglikemi yang timbul dari efek hipotermi, begitu juga hipoksia dan

hiperbilirubinemia.

Suhu yang tidak stabil juga mengidentifikasikan terjadinya infeksi, sehingga

tindakan yang dilakukan harus menghindari terjadinya kehilangan panas pada bayi

baru lahir. Suhu tubuh bayi yang normal sekitar 36,5-37,50C

a. Pengaturan suhu

Suhu dingin lingkungan luar menyebabkan air ketuban menguap melalui kulit

sehingga mendinginkan darah bayi. Pembentukan suhu tanpa menggigil

merupakan usaha utama seorang bayi yang kedinginan untuk mendapatkan

kembali panas tubuhnya melalui penggunaan lemak coklat untuk produksi panas.

Lemak coklat tidak diproduksi ulang oleh bayi dan akan habis dalam waktu

singkat dengan adanya stress dingin.

b. Tak efektif termoregulasi

Keadaan dimana seorang individu mengalami atau berisiko mengalami

ketidakmampuan untuk mempertahankan suhu tubuh normal secara efektif dengan

adanya ketidaksesuaian atau perubahan faktor-faktor eksternal.


c. Kotrol Suhu

Pusat pengendalian suhu pada bayi yang baru lahir belum sepenuhnya

berfungsi sehingga bayi tidak mampu untuk mengatasi perubahan yang ekstrim

atau mendadak pada lingkungan eksternalnya.

Cara pengecekan suhu bayi yang lazim dikerjakan adalah dengan meletakkan

thermometer dibawah aksila dan membiarkannya selama 1 menit.

Setelah bayi dilahirkan, suhunya harus dicek setiap setengah jam sekali

sampai hasil pengecekan dua kali berturut turut menunjukkan suhu 36,5 0C.

Sesudah itu pengecekan suhu ini dilakukan setiap 4 jam sekali selama 24 jam

pertama dan kemudian jika tidak terdapat indikasi untuk pengecekan yang lebih

sering, dua kali sehari.

Suhu harus selalu diukur sebelum bayi ditelenjangi untuk dimandikan atau

dibersihkan dan bisa juga pengukuran suhu dilakukan sesudah bayi dimandikan.

d. Pengaturan panas

Bayi baru lahir memiliki kemampuan terbatas dalam mengatur suhu tubuhnya

yang berhubungan dengan lingkungannya, bayi ini akan terancam bahaya

hipotermi jika tidak dilakukan tindakan pencegahan. Faktor-faktor penting yang

harus dipertimbangkan pada bayi baru lahir adalah :

1) Produksi panasnya jelek karena laju metaboliknya rendah

2) Biasanya terjadi perubahan suhu yang dramatis pada lingkungan bayi tersebut

khususnya jika bayi dilahirkan dalam ruangan berpendingin yang tidak

disesuaikan suhunya demi kenyamanan ibu

3) Bayi lahir dalam keadaan basah sehingga terjadi kehilangan panas melalui

evaporasi
4) Bayi baru lahiir memiliki permukaan tubuh yang luas jika dibandingkan

dengan berat badannya

5) Pusat pengaturan suhunya didalam hipotalamus belum sepenuhnya mature

sehingga proses menggigil dan berkeringat masih belum berkembang dengan

baik

e. Perubahan Sistem Termoregulasi

Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuh mereka, sehingga akan

mengalami stress dengan adanya perubahan-perubahan lingkungan. Pada saat bayi

meninggalkan lingkungan rahim ibu yang hangat, bayi tersebut kemudian masuk

ke dalam lingkungan ruang bersalin yang jauh lebih dingin. Suhu dingin ini

menyebabkan air ketuban menguap lewat kulit, sehingga mendinginkan darah

bayi. Pada lingkungan yang dingin, pembentukan suhu tanpa mekanisme

menggigil merupakan usaha utama seorang bayi yang kedinginan untuk

mendapatkan kembali panas tubuhnya. Pembentukan suhu tanpa menggigil ini

merupakan hasil penggunaan lemak coklat terdapat di seluruh tubuh, dan mereka

mampu meningkatkan panas tubuh sampai 100 %. Untuk membakar lemak coklat,

seorang bayi harus menggunakan glukosa guna mendapatkan energi yang akan

mengubah lemak menjadi panas. Lemak coklat tidak dapat diproduksi ulang oleh

bayi baru lahir dan cadangan lemak coklat ini akan habis dalam waktu singkat

dengan adanya stress dingin. Semakin lama usia kehamilan, semakin banyak

persediaan lemak coklat bayi. Jika seorang bayi kedinginan, dia akan mulai

mengalami hipoglikemia, hipoksia dan asidosis. Oleh karena itu, upaya

pencegahan kehilangan panas merupakan prioritas utama dan bidan berkewajiban

untuk meminimalkan kehilangan panas pada bayi baru lahir. Disebut sebagai
hipotermia bila suhu tubuh turun dibawah 360 C. Suhu normal pada neonatus

adalah 36 5 370 C.

1) Bayi baru lahir mudah sekali terkena hipotermia.

Bayi hipotermi adalah bayi dengan suhu badan dibawah normal. Adapun suhu

normal bayi adalah 36,5-37,5 C. Suhu normal pada neonatus 36,5-37,5C

(suhu ketiak). Gejala awal hipotermi apabila suhu <36C atau kedua kaki &

tangan teraba dingin. Bila seluruh tubuh bayi terasa dingin maka bayi sudah

mengalami hipotermi sedang (suhu 32-36C). Disebut hipotermi berat bila

suhu <32C, diperlukan termometer ukuran rendah (low reading thermometer)

yang dapat mengukur sampai 25C. (Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirahardjo, 2001). Disamping sebagai suatu gejala, hipotermi merupakan

awal penyakit yang berakhir dengan kematian. (Indarso, F, 2001). Sedangkan

menurut Sandra M.T. (1997) bahwa hipotermi yaitu kondisi dimana suhu inti

tubuh turun sampai dibawah 35C.

2) Etiologi terjadinya hipotermi pada bayi yaitu :

a) Jaringan lemak subkutan tipis.

b) Perbandingan luas permukaan tubuh dengan berat badan besar.

c) Cadangan glikogen dan brown fat sedikit.

d) BBL (Bayi Baru Lahir) tidak mempunyai respon shivering (menggigil)

pada reaksi kedinginan.

e) Kurangnya pengetahuan perawat dalam pengelolaan bayi yang beresiko

tinggi mengalami hipotermi.


3) Empat mekanisme bayi baru lahir kehilangan panas:

a) Evavorasi adalah jalan utama bayi kehilangan panas.Kehilangan panas

dapat terjadi karena penguapan ciran ketuban pada permukaan tubuh oleh

panas tubuh bayi sendiri karena setelah lahir,tubuh bayi tidak segera

dikeringkan dan diselimuti.

b) Konduksi adalah kehilangan panas tubuh melalui kontak langsun antara

tubuh bayi dengan permukaan yang dingin.Meja,tempat tidur atau

timbangan yang temperatur nya lebih rendah dari tubuh bayi akan

menyerap panas tubuh bayi melalui mekanisme kondusi apabila bayi

diletakkan di atas benda-bend tersebut.

c) Konveksi adalah kehilangan panas yang terjadi saat bayi terpapar udara

sekitar yang lebih dingin.Bayi yang dilahirkan atau ditempatkan di dalam

ruangan yang dingin akan cepat mengalami kehilangan panas.Kehilangan

panas juga terjadi jika terjadi konveksi aliran udara dari kipas

angin,hembusan udara melalui ventilasi atau pendingin ruangan.

d) Radiasi adalah kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan

didekat benda-benda yang mempunyai suhu tubuh lebih rendah dari suhu

tubuh bayi.Bayi bisa kehilangan panas dengan cara ini karena benda-benda

tersbut menyerap radiasi panas tubuh bayi (walaupun tidak bersentuhan

secara langsung .

4) Akibat-akibat yang ditimbulkan oleh hipotermi Akibat yang bisa ditimbulkan

oleh hipotermi yaitu :

a) Hipoglikemi Asidosis metabolik, karena vasokonstrtiksi perifer dengan

metabolisme anaerob.

b) Kebutuhan oksigen yang meningkat.


c) Metabolisme meningkat sehingga pertumbuhan terganggu.

d) Gangguan pembekuan sehingga mengakibatkan perdarahan pulmonal yang

menyertai hipotermi berat.

e) Shock.

f) Apnea.

g) Perdarahan Intra Ventricular.

3. Penggunaan Kangaroo Mother Care

a. Perawatan Metode Kanguru

Perawatan Metode Kanguru (PMK) pertama kali diperkenalkan oleh Ray dan

Martinez di Bogota, Columbia pada tahun 1979 sebagai cara alternatif perawatan

BBLR ditengah tingginya angka BBLR dan terbatasnya fasilitas kesehatan yang

ada. Metode ini meniru binatang berkantung kanguru yang bayinya lahir memang

sangat prematur, dan setelah lahir disimpan di kantung perut ibunya untuk

mencegah kedinginan sekaligus mendapatkan makanan berupa air susu induknya.

Perawatan Metode Kanguru (PMK) merupakan alternatif pengganti incubator

dalam perawatan BBLR, dengan beberapa kelebihan antara lain: merupakan cara

yang efektif untuk memenuhi kebutuhan bayi yang paling mendasar yaitu adanya

kontak kulit bayi ke kulit ibu, dimana tubuh ibu akan menjadi thermoregulator

bagi bayinya, sehingga bayi mendapatkan kehangatan (menghindari bayi dari

hipotermia), PMK memudahkan pemberian ASI, perlindungan dari infeksi,

stimulasi, keselamatan dan kasih sayang. PMK dapat menurunkan kejadian

infeksi, penyakit berat, masalah menyusui dan ketidakpuasan ibu serta

meningkatnya hubungan antara ibu dan bayi serta meningkatkan pertumbuhan dan

perkembangan bayi.
Pada awalnya, PMK terdiri dari 3 komponen, yaitu : kontak kulit ke kulit

(skin-to-skin contact), pemberian ASI atau breastfeeding, dan dukungan terhadap

ibu (support). Literatur terbaru menambahkan satu komponen lagi sehingga

menjadi terdiri dari 4 komponen, yaitu: kangaroo position, kangaroo nutrition,

kangaroo support and kangaroo discharge. Posisi kanguru adalah menempatkan

bayi pada posisi tegakdi dada ibunya, di antara kedua payudara ibu, tanpa busana.

Bayi dibiarkan telanjang hanya mengenakan popok, kaus kaki dan topi sehingga

terjadi kontak kulit bayi dan kulit ibu seluas mungkin. Posisi bayi diamankan

dengan kain panjang atau pengikat lainnya. Kepala bayi dipalingkan ke sisi kanan

atau kiri, dengan posisi sedikit tengadah (ekstensi). Ujung pengikat tepat berada di

bawah kuping bayi.

Posisi kepala seperti ini bertujuan untuk menjaga agar saluran napas tetap

terbuka dan memberi peluang agar terjadi kontak mata antara ibu dan bayi.

Kanguru nutrisi merupakan salah satu manfaat PMK, yaitu meningkatkan

pemberian ASI secara langsung maupun dengan pemberian ASI perah. Kangaroo

support merupakan bentuk bantuan secara fisik maupun emosi, baik dari tenaga

kesehatan maupun keluarganya, agar ibu dapat melakukan PMK untuk bayinya.

Sedangkan kangaroo discharge adalah membiasakan ibu melakukan PMK

sehingga pada saat ibu pulang dengan bayi, ibu tetap dapat melakukan PMK

bahkan melanjutkannya di rumah. Metode ini merupakan salah satu teknologi

tepat guna yang sederhana, murah dan dapat digunakan apabila fasilitas untuk

perawatan BBLR sangat terbatas.

b. Perawatan Metode Kanguru dapat dilakukan dengan dua cara:

1) PMK intermiten : Bayi dengan penyakit atau kondisi yang berat membutuhkan

perawatan intensif dan khusus di ruang rawat neonatologi, bahkan mungkin


memerlukan bantuan alat. Bayi dengan kondisi ini, PMK tidak diberikan

sepanjang waktu tetapi hanya dilakukan jika ibu mengunjungi bayinya yang masih

berada dalam perawatan di inkubator. PMK dilakukan dengan durasi minimal satu

jam, secara terus-menerus per hari. Setelah bayi lebih stabil, bayi dengan PMK

intermiten dapat dipindahkan ke ruang rawat untuk menjalani PMK kontinu.

2) PMK kontinu : Pada PMK kontinu, kondisi bayi harus dalam keadaan stabil, dan

bayi harus dapat bernapas secara alami tanpa bantuan oksigen. Kemampuan untuk

minum (seperti menghisap dan menelan) bukan merupakan persyaratan utama,

karena PMK sudah dapat dimulai meskipun pemberian minumnya dengan

menggunakan pipa lambung. Dengan melakukancPMK, pemberian ASI dapat

lebih mudah prosesnya sehingga meningkatkan asupan ASI.

c. Beberapa manfaat Perawatan Metode Kanguru

Penelitian memperlihatkan PMK bermanfaat dalam menurunkan secara

bermakna jumlah neonatus atau bayi baru lahir yang meninggal, menghindari bayi

berat lahir rendah dari kedinginan (hipotermia), menstabilkan bayi, mengurangi

terjadinya infeksi, meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bayi,

meningkatkan pemberian ASI, dan meningkatkan ikatan (bonding) antara ibu dan

bayi.

d. Manfaat PMK Dalam Menurunkan Angka Kematian Neonatal (AKN)

Terdapat tiga penelitian dengan metodologi pengujian terkontrol secara acak

yang membandingkan PMK dengan perawatan konvensional (menggunakan

inkubator). Data Cochrane menunjukkan bahwa jumlah kematian bayi yang dilakukan

PMK lebih sedikit dibandingkan bayi yang dirawat dalam inkubator. Penelitian di
Addis Abeba memperlihatkan jumlah bayi yang meninggal pada kelompok PMK

sebesar 22,5 % sedangkan pada kelompok non PMK sebesar 38% (p<0,05). Dari

kepustakaan di atas jelaslah terlihat bahwa PMK bermanfaat dalam mencegah

kematian neonatal. Hal ini dapat dijelaskan lebih lanjut dalam beberapa manfaat PMK

lain di bawah ini.

Manfaat PMK dalam menstabilkan suhu, pernafasan dan denyut jantung bayi

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa PMK dapat menstabilkan suhu, laju

pernapasan, dan laju denyut jantung bayi lebih cepat dari bayi yang dirawat dalam

inkubator. Bayi pada PMK merasa nyaman dan hangat dalam dekapan ibu sehingga

tanda vital dapat lebih cepat stabil. Penelitian oleh Yanuarso di RSCM

memperlihatkan bahwa dengan menggunakan metode kanguru, BBLR akan lebih

cepat mencapai kestabilan suhu tubuh dibanding BBLR tanpa PMK (120 menit vs.

180 menit).

e. Manfaat PMK Dalam Mengurangi Infeksi

Berbagai penelitian juga telah memperlihatkan manfaat PMK dalam

mengurangi kejadian infeksi pada BBLR selama perawatan. Pada PMK, bayi terpapar

oleh kuman komensal yang ada pada tubuh ibunya sehingga ia memiliki kekebalan

tubuh untuk kuman tersebut. Rao dalam penelitiannya menunjukkan bahwa jumlah

BBLR yang mengalami sepsis sebesar 3,9% pada kelompok PMK dan 14,8% pada

kelompok kontrol (p=0,008). Sedangkan Agudelo dalam tulisannya menyebutkan

manfaat PMK dalam menurunkan infeksi nosokomial pada usia koreksi 41 minggu

(RR 0,49, 95% CI 0,25 - 0,93). Manfaat lainnya dengan berkurangnya infeksi pada

bayi adalah bayi dapat dipulangkan lebih cepat sehingga masa perawatan lebih

singkat, dan biaya yang dikeluarkan lebih sedikit.


f. Manfaat PMK Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Dan Perkembangan Bayi

Manfaat PMK lainnya adalah meningkatkan berat badan, panjang badan dan

lingkar kepala bayi. Penelitian menunjukkan bahwa kenaikkan berat badan, panjang

badan dan lingkar kepala BBLR yang menjalani PMK lebih tinggi secara bermakna

dibandingkan BBLR yang mendapat perawatan dengan metode konvensional. Subedi

memperlihatkan bahwa kenaikan berat badan BBLR dapat mencapai 30 g/hari,

sedangkan Gupta menunjukkan kenaikan berat badan yang mirip yaitu 29 g/hari.

Feldman dalam penelitiannya memperlihatkan bahwa BBLR yang dilakukan PMK

memiliki nilai perkembangan yang lebih baik secara bermakna dibandingkan BBLR

dengan metode konvensional.

g. Manfaat PMK Dalam Meningkatkan Keberhasilan Pemberian ASI

Pada berbagai penelitian terlihat bahwa PMK sangat erat kaitannya dengan

pemberian ASI. Pada PMK, ASI dapat selalu tersedia dan sangat mudah diperoleh.

Hal ini dapat dijelaskan karena bayi dengan PMK, terlebih pada PMK kontinu, selalu

berada di dekat payudara ibu, menempel dan terjadi kontak kulit ke kulit, sehingga

bayi dapat menyusu setiap kali ia inginkan. Selain itu, ibu dapat dengan mudah

merasakan tanda-tanda bahwa bayinya mulai lapar seperti adanya gerakan-gerakan

pada mulut bayi, munculnya hisapan-hisapan kecil serta adanya gerakan bayi untuk

mencari puting susu ibunya. Ibu dapat menilai kesiapan menyusu bayinya dengan

memasukkan jari bersih ke dalam mulut bayi dan menilai isapan mulut bayi. Berikan

ASI saat bayi sudah terjaga dari tidurnya. Bila telah terbiasa melakukan PMK, ibu

dapat dengan mudah memberikan ASI tanpa harus mengeluarkan bayi dari baju

kangurunya.

Bayi yang mendapat PMK memperoleh ASI lebih lama dibandingkan bayi

yang mendapat perawatan dengan metode konvensional. Perawatan metode kanguru


juga meningkatkan ikatan (bonding) ibu dan bayi serta ayah dan bayi secara

bermakna. Posisi bayi yang mendapat PMK memudahkan ibu untuk memberikan ASI

secara langsung kepada bayinya. Selain itu, rangsangan dari sang bayi dapat

meningkatkan produksi ASI ibu, sehingga ibu akan lebih sering memberikan air

susunya sesuai dengan kebutuhan bayi.

Pada PMK, pemberian ASI dapat dilakukan dengan menyusui bayi langsung

ke payudara ibu, atau dapat pula dengan memberikan ASI perah menggunakan

cangkir (cup feeding) dan dengan selang (orogastric tube). Pemberian ASI pada bayi

yang dilakukan PMK umumnya akan diteruskan di rumah saat dipulangkan, dan lama

pemberian ASI lebih panjang. PMK juga meningkatkan volume ASI yang dihasilkan

oleh ibu.

h. Persiapan pemberian ASI pada PMK

Bila bayi prematur atau BBLR pada awalnya tidak memungkinkan untuk

mendapat minum melalui mulut (asupan per oral), maka berikan melalui infus terlebih

dahulu. Bayi dapat dirawat dalam inkubator. Segera setelah bayi menunjukkan tanda

kesiapan menyusu yang ditandai dengan menggerakkan lidah dan mulut serta

keinginan menghisap (menghisap jari atau kulit ibu), maka bantulah ibu untuk

menyusui bayinya, pada saat ini dapat dimulai PMK intermiten. Ibu dibantu untuk

duduk dengan nyaman di kursi dengan bayi dalam posisi kontak kulit ke kulit. Akan

menolong bila ibu memerah sedikit ASI sebelum memulai menyusui untuk

melunakkan daerah puting susu dan memudahkan bayi untuk menempel. Walaupun

bayi PMK umumnya BBLR atau prematur dimana bayi belum dapat menghisap

dengan baik danlama, tetaplah menganjurkan ibu untuk mencoba menyusui terlebih

dulu, bila tidak berhasil dapat menggunakan metode minum yang lain.
Bayi dengan usia kehamilan antara 30 - 32 minggu, pemberian minum

biasanya masih memerlukan penggunaan pipa orogastrik. Ibu dapat memberikan ASI

perah secara teratur melalui pipa orogastrik. Ibu dapat melatih bayi menghisap dengan

membiarkan jari tangan ibu yang bersih berada dalam mulut bayi, saat bayi diberi ASI

melalui pipa orogastrik. Selain itu, dapat dicoba pemberian melalui gelas kecil (cup

feeding) satu atau dua kali sehari terlebih dulu.

Pemberian ASI perah melalui pipa orogastrik dapat dilakukan dalam posisi

kanguru. Pemberian ASI perah dengan menggunakan gelas kecil dilakukan dengan

mengeluarkan bayi dari posisi kanguru, membungkus bayi agar terjaga

kehangatannya. Setelah pemberian ASI perah selesai dilakukan, bayi dapat diletakkan

kembali dalam posisi kanguru. Bila memungkinkan, dapat dicoba pemberian ASI

yang diperah dari payudara ibu secara langsung ke dalam mulut bayi, cara ini juga

dapat dilakukan pada bayi dalam posisi kanguru. Posisikan bayi dalam posisi

kanguru, dekatkan mulut bayi keputing susu ibu, tunggu sampai bayi siap dan

membuka mulut dan matanya. Keluarkan beberapa tetes ASI, biarkan bayi mencium

dan menjilat puting susu dan membuka mulutnya, tunggu sampai ia menelan ASI.

Kegiatan ini dapat diulangi kembali.

Bila bayi kecil sudah mulai menghisap dengan efektif, mungkin sesekali ia

akan berhenti saat menyusu dengan jeda yang agak lama. Hal ini dapat terjadi karena

bayi kecil mudah lelah, menghisap agak lemah pada awalnya, dan memerlukan waktu

istirahat yang agak lama setelah menghisap. Ibu dianjurkan untuk tidak menarik bayi

dari puting susunya terlalu cepat. Biarkan bayi menempel di dada ibu, dan biarkan ia

menghisap kembali bila sudah siap. Umumnya bayi kecil perlu menyusu lebih sering,

setiap 2 hingga 3 jam. Pada awalnya, mungkin bayi tidak bangun untuk minum

sehingga harus dibangunkan terlebih dahulu agar ia mau minum.


Bayi prematur dengan usia kehamilan 34 hingga 36 minggu atau lebih,

umumnya sudah dapat menyusu langsung ke ibu. Namun sebaiknya, periksa terlebih

dahulu refleks hisap bayi, bila perlu, sesekali selingi pemberian ASI perah

menggunakan gelas kecil. Pastikan bayi menghisap dalam posisi dan pelekatan yang

benar sehingga proses menyusu dapat berlangsung dengan lancar.

1) Cara memegang atau memposisikan bayi:

a) Peluk kepala dan tubuh bayi dalam posisi lurus

b) Arahkan muka bayi ke puting payudara ibu

c) Ibu memeluk tubuh bayi, bayi merapat ke tubuh ibunya

d) Peluklah seluruh tubuh bayi, tidak hanya bagian leher dan bahu

2) Cara melekatkan bayi:

a) Sentuhkan puting payudara ibu ke mulut bayi

b) Tunggulah sampai bayi membuka lebar mulutnya

c) Segerah arahkan puting dan payudara ibu ke dalam mulut bayi

3) Tanda-tanda posisi dan pelekatan yang benar:

a) Dagu bayi menempel ke dada ibu

b) Mulut bayi terbuka lebar

c) Bibir bawah bayi terposisi melipat ke luar

d) Daerah areola payudara bagian atas lebih terlihat daripadaareola payudara

bagian bawah

e) Bayi menghisap dengan lambat dan dalam, terkadang berhenti.

Untuk memantau kecukupan asupan ASI, timbang bayi sekali sehari hingga

berat badan bayi mulai meningkat, kemudian lanjutkan menimbang 2 kali

seminggu, dan selanjutnya timbang bayi sekali seminggu sampai usia bayi

mencapai cukup bulan.


a. Mencegah kehilangan panas :

Bayi baru lahir tidak dapat mengatur temperatur tubuhnya secara memadai,

dan dapat dengan cepat kedinginan jika kehilangan panas tidak segera

dicegah. Bayi yang mengalami kehilangan panas (hipotermia) berisiko tinggi

untuk jatuh sakit atau meninggal. Jika bayi dalam keadaan basah dan tidak

diselimuti, mungkin akan mengalami hipotermia, meskipun berada dalam

ruangan yang relatif hangat. Bayi prematur atau berat badan rendah sangat

rentan terhadap terjadinya hipotermia.

4. Pencegahan Infeksi

Infeksi pada bayi cepat sekali meluas. Infeksi BBL lebih sering ditemukan di

RS daripada di rumah, dari ibu, petugas kesehatan, (dokter atau perawat) dan petugas

kesehatan yang lain jga pengunjung yang datang keruangan.

Macam macam infeksi pada neonates:

a. Tetanus neonatorum

b. CMV

c. Virus herpes simplex.

Penyebab :

Infeksi neonatus dapat melalui beberapa cara blane (1961) dan dibagi dalam golongan

yaitu :

a. Infeksi intranatal

Kuman dari vagina naik dan masuk dalam rongga amnion setelah ketuban

pecah.Infeksi dapat terjadi walaupaun ketuban masi utuh.Misalnya pada partus

lama dan sering dilakukan pemeriksaan dalam.Janin terkena infeksin karena

inhalasi likuor yang septik sehingga terjadi pneumonia congenital/karena kuman


memasuki peredaran darahnya dan menyebabkan seplikerta.Infeksi inranatal dapat

juga dengan jalan kontak langsung dengan kuman yang terdapat dalam vagina mis

blenorea.

b. Infeksi antenata

Kuman mencapai janin melalui peredaran darah ibu ke plaseta dan selanjutnya

infeksi melalui sirkulasi umbilikus masuk ke janin.

c. Infeksi pascanatal

Infeksi terjadi sesuda bayi lahir lengkap, infeksi terjadi akibat penggunaan

alat-alat perawatan yang tidak steril atau karena cross intection.

CARA PENULARAN MIKROORGANISME

Proses penyebaran rnikroorganisme ke dalam tubuh, baik pada manusia

maupun hewan, dapat meialui berbagai cara, di antaranya:

1. Kontak Tubuh. Kuman masuk ke dalam tubuh melalui proses penyebaran secara

langsung, maupun tidak langsung.

2. Makanan dan minuman

3. Serangga

4. Udara

FAKTOR YANG MEMENGARUHI PROSES INFEKSI

1. Sumber Penyakit

Sumber penyakit dapat memengaruhi apakah infeksi berjalan cepat atau lambat.

2. Kuman penyebab

Kuman penyebab dapat menentukan jumlah mikroorganisme, kemampuan

mikroorganisme masuk ke dalam tubuh, dan virulensinva.


3. Cara Membebaskan Sumber dari Kuman

kuman dapat menentukan apakah proses infeksi cepat/lambat, seperti tingkat

keasaman (pH), suhu, dll.

4. Cara Penularan

Cara penularan seperti kontak melalui makanan atau udara, dapat

menyebabkan penyebar.

5. Cara Masuknya Kuman.

Proses penyebaran tergantung dari sifatnya. Kuman dapat masuk melalui

pernapasan, saluran pencernaan, kulit, dan lain-lain.

6. Daya Tahan Tubuh

Daya tahan tubuh yang baik dapat memperlambat proses infeksi atau

mempercepat proses penyembuhan.

Diagnosis infeksi tidak mudah karena tanda khas seperti yang terdapat pada

bayi lebih tua sering kali tidak ditemukan, diagnosis dapat dibuat dengan

pengamatan yang cermat.

Diagnosis ini dapat dibuat apabila terdapat kelainan tingka laku bayi dapat

merupakan tanda tanda permulaan infeksi umum.

Tanda infeksi pada bayi biasanya tidak khas sperti yang terdapat pada bayi

yang lebih tua, ada beberapa gejala yaitu :

a. Malas minum

b. Gelisah

c. Frekuensi pernafasan meningkat

d. Berat badan turun

e. Pergerakan kurang

f. Muntah
g. Diare

h. Odema

i. Perdarahan, ikterus, kejang, suhu meningkat, normal atau kurang dari normal.

a. Pencegahan Infeksi

Pencegahan Infeksi merupakan penatalaksanaan awal yang harus dilakukan

pada bayi baru lahir karena bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi.Pada

saat penanganan bayi baru lahir, pastikan penolong untuk melakukan tindakan

pencegahan infeksi.

Tindakan-tindakan pencegahan infeksi bayi baru lahir sbb:

1. Mencuci tangan secara seksama sebelum dan sesudah melakukan kontak

dengan bayi

2. Memastikan semua peralatan telah dicuci bersih

3. Memastikan semua perlengkapan bayi dalam keadaan bersih,

4. Memastikan semua alat-alat yang bersentuhan dengan bayi dalam keadaan

bersih,

5. Menganjurkan ibu menjaga kebersihan diri, terutama payudara,dan

lingkungan bayi

6. Membersihkan muka, pantat,dan tali pusat bayi dengan air bersih hangat

dan sabun setiap hari,

7. Menjaga bayi dari orang-orang yang menderita infeksi.

Upaya lain untuk mencegah infeksi sbb:

1. Pencegahan infeksi pada tali pusat,

Upaya dilakukan dengan cara merawat tali pusat agar luka tersebut

tetap bersih. Dilarang membubuhkan atau mengoleskan ramuan, abu dapur,


dan sebagainya pada luka tali pusat sebab akan menyebabkan infeksi, tetanus,

dan kematian. Tanda infeksi tali pusat yang harus di waspadai antara lain :

kulit disekitar tali pusat berwarna kemerahan, ada pus/nanah dan berbau

busuk.

2. Pencegahan infeksi pada kulit,

Beberapa cara yang diketahui dapat mencegah terjadinya infeksi pada

kulit bayi baru lahir adalah meletakkan bayi di dada ibu, agar terjadi kontak

kulit langsung antara ibu dan bayi, sehingga menyebabkan terjadinya

kolonisasi mikroorganisme ibu yang cenderung bersifat patogen, serta adanya

zat antibodi bayi yang sudah terbentuk dan terkandung dalam ASI.

3. Pencegahan infeksi pada mata bayi baru lahir,

Cara mencegah infeksi pada mata bayi baru lahir adalah dengan

memberikan salep mata atau obat tetes mata dalam waktu 1 jam setelah bayi

lahir untuk mencegah oftalmia neonatorium, biarkan obat pada mata bayi dan

obat yang ada disekitarnya jangan dibersihkan, keterlambatan memberikan

salep mata pada bayi baru lahir merpakan seringnya kegagalan upaya

pencegahan infeksi pada mata.

4. Imunisasi

Pada daerah risiko tinggi infeksi TBC , Imunisasi BCG harus segera di

berikan pada bayi segera setelah bayi lahir, pemberian dosis pertama tetesan

polio dianjurkan pada umur 2 minggu, maksud pemberian imunisasi polio

secara dini adalah untuk meningkatkan perlindungan awal, imunisasi hepatitis

B sudah merupakan program nasional meskipun pemberiannya secara

bertahap.
5. Pengawasan Terhadap Tanda-Tanda Bahaya (Emergency)

Memiliki bayi baru adalah suatu kebahagian tersendiri. Rasanya ingin yang

terbaik untuk bayi baru lahir kita. Ingin memproteksinya dari segala sesuatu yang

dapat membahayakannya. Bukan sebuah hal yang berlebihan jika anda melakukan

hal tersebut, mengingat bayi baru lahir memang masih dalam kondisi yang rentan.

Teori 2/3 mengemukakan bahwa hampir 2/3 kematian bayi terjadi pada masa

neonatal (0-28 hari) dan 2/3 dari kematian neonatal terjadi di minggu pertama ( 0-

7 hari). Hal ini tentunya membuat kita sebagai orang tua harus ebih ekstra dalam

memperhatikan kondisi kesehatan bayi kita. Berikut berapa tanda yang perlu anda

perhatikan dalam mengenali kegawatan pada bayi baru (neonatus) :

a. Bayi tidak mau menyusu

Anda harus merasa curiga jika bayi anda tidak mau menyusu. Seperti

yang kita ketahui bersama, ASI adalah makanan pokok bagi bayi, jika bayi

tidak mau menyusu maka asupan nutrisinya kan berkyrang dan ini akan

berefek pada kondisi tubuhnya. Biasanya bayi tidak mau menyusu ketika

sudah dalam kondisi lemah, dan mungkin justru dalam kondisi dehidrasi berat.

b. Kejang

Kejang pada bayi memang terkadang terjadi. Yang perlu anda

perhatikan adalah bagaimana kondisi pemicu kejang. Apakah kejang terjadi

saat bayi demam. Jika ya kemungkinan kejang dipicu dari demamnya, selalu

sediakan obat penurun panas sesuai dengan dosis anjuran dokter. Jika bayi

anda kejang namun tidak dalam kondisi demam, maka curigai ada masalah

lain. Perhatikan freksuensi dan lamanya kejang, konsultasikan pada dokter.


c. Lemah

Jika bayi anda terlihat tidak seaktif biasanya, maka waspadalah. Jangan

biarkan kondisi ini berlanjut. Kondisi lemah bisa dipicu dari diare, muntah

yang berlebihan ataupun infeksi berat.

d. Sesak Nafas

Frekuensi nafas bayi pada umumnya lebih cepat dari manusia dewasa

yaitu sekitar 30-60 kali per menit. Jika bayi bernafas kurang dari 30 kali per

menit atau lebih dari 60 kali per menit maka anda wajib waspada. Lihat

dinding dadanya, ada tarikan atau tidak.

e. Merintih

Bayi belum dapat mengungkapkan apa yang dirasakannya. Ketika bayi kita

merintih terus menerus kendati sudah diberi ASI atau sudah dihapuk-hapuk,

maka konsultasikan hal ini pada dokter. Bisa jadi ada ketidaknyamanan lain

yang bayi rasakan.

f. Pusar Kemerahan

Tali pusat yang berwarna kemerahan menunjukkan adanya tanda infeksi. Yang

harus anda perhatikan saat merawat tali pusat adalah jaga tali pusat bayi tetap

kering dan bersih. Bersihkan dengan air hangat dan biarkan kering. Betadin

dan alcohol boleh diberikan tapi tidak untuk dikompreskan. Artinya hanya

dioleskan saja saat sudah kering baru anda tutup dengan kassa steril yang bisa

anda beli di apotik.

g. Demam atau Tubuh Merasa Dingin

Suhu normal bayi berkisar antara 36,50C 37,50C. Jika kurang atau

lebih perhatikan kondisi sekitar bayi. Apakah kondisi di sekitar membuat bayi
anda kehilangan panas tubuh seperti ruangan yang dingin atau pakaian yang

basah.

h. Mata Bernanah Banyak

Nanah yang berlebihan pada mata bayi menunjukkan adanya infeksi

yang berasal dari proses persalinan. Bersihkan mata bayi dengan kapas dan air

hangat lalu konsultasikan pada dokter atau bidan.

i. Kulit Terlihat Kuning

Kuning pada bayi biasanya terjadi karena bayi kurang ASI. Namun jika

kuning pada bayi terjadi pada waktu 24 jam setelah lahir atau 14 hari

setelah lahir, kuning menjalar hingga telapak tangan dan kaki bahkan tinja

bayi berwarna kuning maka anda harus mengkonsultasikan hal tersebut pada

dokter.

j. Kebiruan Pada Bayi

Tanda biru bisa juga merupakan suatu kelainan darah, yang harus diwaspadai

dan dikonsultasikan pada dokter. Umumnya, timbulnya biru-biru ini tanpa

jelas penyebabnya. Apalagi bila disertai tanda-tanda lainnya. Nah, berikut ini

sejumlah tanda biru yang berbahaya dan perlu dikenali orang tua.

Hemofilia

Bila anak mudah sekali terjadi bercak biru-biru pada kulit kala

mengalami trauma ringan dan lama menghilangnya; bila terjadi benturan

di persendian akan terasa nyeri sendi dan otot, serta bengkak pada tanda

biru lebam itu; dan bila tergores, perdarahannya lama berhenti, maka patut

dicurigai kemungkinan anak menderita hemofilia. Terlebih bila di dalam

keluarga ada riwayat penyakit ini, karena hemofilia dapat merupakan

penyakit yang diturunkan dari orang tua. Jadi, meski terbentur ringan,
perdarahan atau bercak biru terus berlangsung. Hingga, anak harus tetap

dibawa ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang semestinya," tutur

Wawan. Apalagi jika benturannya keras, bisa menyebabkan perdarahan di

dalam tubuh. Misal, bila trauma di kepala bisa terjadi perdarahan di otak

dan lainnya.

Trombosit rendah atau idiopatik trombositopenia (ITP)

Pada anak yang mengalami idiopatik trombositopenia ditemui tanda

bercak lebam biru atau keunguan dan bintik merah seperti digigit nyamuk

di sekitarnya, atau tanda bintik-bintik merah menyebar di seluruh tubuh

(bila kulit agak diregangkan, bintik merah tetap tampak). Bintik merah ini

disebut petechia atau perdarahan kulit. Lokasinya bisa menyebar di seluruh

tubuh, bisa juga hanya di sebagian tubuh semisal di kaki. Gejala lain,

demam. Biasanya orang tua mencurigai penyakit demam berdarah. Hanya

dokter yang bisa mengetahuinya dengan pasti setelah dilakukan

pemeriksaan darah. Idiopatik trombositopenia merupakan kelainan jumlah

trombosit dalam darah, yaitu rendah atau kurang dari normal. Normalnya,

trombosit pada anak antara 150-400 ribu unit per mikroliter. "Penyebabnya

tak diketahui, tapi diduga karena ada infeksi virus atau kontak dengan zat

kimia, obat-obatan. Biasanya kelainan ini didapat, bukan sejak lahir," kata

Wawan. Karena jumlah trombosit yang rendah, akan mudah terjadi

perdarahan. Bahayanya bila sampai terjadi perdarahan hebat di otak, misal.

Untuk mengetahui seberapa berat trombositopenianya, harus diobservasi di

rumah sakit. Bagaimana penanganan tindakan selanjutnya, sebaiknya

konsultasikan ke dokter.
Kekurangan Enzim G6PD (glucose-6-phosphatase)

Angka kejadiannya lebih sering pada anak lelaki daripada anak

perempuan. Kekurangan enzim ini dapat diketahui sejak lahir ataupun

sudah besar. Kalau pada bayi, misal, bayi yang mengalami kuning cukup

hebat. "Ini bisa disebabkan kekurangan enzim tersebut," bilang Wawan.

Sedangkan kemunculan di usia anak, bila bertemu dengan zat-zat tertentu.

Banyak sekali zat pemicunya, antara lain minum salisilat (obat panas) bisa

muncul biru-biru atau tanda lebam kebiruan, berupa bercak atau menyebar

di tubuh anak. Bisa juga karena penggunaan kapur barus. Hal ini terjadi

karena zat-zat tersebut dapat menyebabkan sel darah mudah pecah dan

terjadi perdarahan.

Kekurangan enzim tak dapat diobati karena tak ada terapi enzim, jadi

berlaku seumur hidup. Yang dapat dilakukan, menghindari zat-zat tertentu

yang mudah memicu terjadinya perdarahan. Kondisi anak bisa turun-naik

tergantung pemicu yang datang dari luar. Bahayanya, bila terjadi

perdarahan bisa tak ketahuan. Misal, terjadi perdarahan di saluran cerna,

maka BAB-nya berwarna hitam atau bisa juga muntah warna merah. Jadi,

tergantung letak perdarahannya.

Leukemia

Pada gejala leukemia juga ditemui tanda bercak lebam-lebam biru

seperti terbentur dan letaknya di beberapa tempat di tubuh, misal, di

lengan atau tulang kering. Leukemia merupakan kanker darah,

penyebabnya belum diketahui pasti, bisa karena infeksi virus atau ada zat

kimia tertentu hingga menyebabkan terjadi mutasi gen, dan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai