Laporan Lengkap Bab 1-5 Pulai
Laporan Lengkap Bab 1-5 Pulai
Laporan Lengkap Bab 1-5 Pulai
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Saat ini, para peneliti semakin berkembang untuk mengeksplorasi bahan alami
tua-tua sebagai obat maka kita sebagai anak farmasi untuk mengetahui
tertentu.
yaitu daun pulai (Alstonia scholaris L.) Tumbuhan yang memiliki kandungan
alkaloid ditain, ekitamin, ekitenin, ekitamidin, alstonin, dan ekiserin ini dapat
diare, disentri, kurang nafsu makan, perut kembung dan sakit perut.
1
Pada praktikum kali ini dengan judul skrining fitokimia dilakukan
atau senyawa kimia dari suatu tanaman yang berpotensi sebagai bahan
obat. Dalam metode ekstraksi, akan dilakukan pemisahan atau partisi yaitu
partisi cair-cair dan patrisi padat-cair dengan tujuan untuk memisahkan zat
dipercepat oleh putaran dari labu, cairan penyari dapat menguap 5-10º C di
tekanan. Prinsip ini membuat pelarut dapat dipisahkan dari zat terlarut di
(Kromatografi lapis tipis) juga dapat berguna untuk mencari eluen untuk
2
identifikasi senyawa secara kromatografi, dan isolasi senyawa murni skala
kecil
Untuk itu KLT (Kromatografi lapis tipis) sangat penting dalam bidang
seperti analisis jamu yang mengandung Bahan Kimia Obat (BKO). Oleh
karena itu KLT (Kromatografi lapis tipis) ini sangat penting untuk dilakukan
B. Rumusan Masalah
4. Metode apa yang paling cocok untuk pengujian Ekstraksi pada daun
3
6. Metode apakah yang paling banyak menghasilkan ekstrak pada
7. Berapa persen kadar yang diperoleh pada saat ekstraksi cair-cair pada
C. Maksud Praktikum
kimia yang terkandung di dalam sampel daun pulai (Alstonia scholaris L.)
metode cair-cair pada sampel tumbuhan daun pulai (Alstonia scholaris L).
4
Adapun maksud dari praktikum ini adalah untuk mengetahui dan
Heksan dan etil asetat sampel pulai (Alstonia scholaris L.) secara
D. Tujuan Praktikum
senyawa aktif dari daun pulai (Alstonia scholaris L.) dengan melakukan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mendapatkan sari atau
menggunakan metode panas yaitu refluks, destilasi uap air dan dingin yaitu
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mendapatkan sari atau
5
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengidentifikasi
E. Manfaat Praktikum
senyawa kimia apa yang terdapat dalam sampel atau tanaman kita.
senyawa kimia secara spesifik apa yang terdapat dalam sampel atau
tanaman kita.
senyawa kimia secara spesifik apa yang terdapat dalam sampel atau
tanaman kita.
senyawa kimia secara spesifik apa yang terdapat dalam sampel atau
tanaman kita.
senyawa kimia secara spesifik apa yang terdapat dalam sampel atau
tanaman kita.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Uraian Tanaman
Regnum : Plantae
Infrakingdom : Streptophyta
Superdivision : Embryophyta
Division : Tracheophyta
Subdivision : Spermatophytina
Class : Magnoliopsida
Superorder : Asteranae
Order : Gentianales
Family : Apocynaceae
b. Morfologi Tanaman
mm, bentuknya lonjong sampai lanset atau lonjong sampai bulat telur
7
Perbungaan majemuk tersusun dalam malai yang bergagang panjang,
keluar dari ujung tangkai. Bunga wangi berwarna hijau terang sampai
Biji kecil, panjang 1,5 - 2 cm, berambut pada bagian tepinya dan
c. Nama Lain
(Agromedia, 2008).
d. Kandungan Kimia
(Agromedia, 2008).
e. Khasiat Tanaman
1. Tujuan Ekstraksi
aktif dari bagian tanaman obat, hewan dan beberapa jenis hewan
8
termasuk biota laut. Komponen kimia yang terdapat pada tanaman,
organik akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel
yang mengandung zat aktif, zat aktif akan larut dalam pelarut organik di
luar sel, maka larutan terpekat akan berdifusi keluar sel dan proses ini
yang dapat larut dalam bahan yang tidak larut dengan menggunakan
2. Jenis-jenis ekstraksi
a. Secara panas seperti refluks dan destilasi uap air karena sampel
untuk sampel yang mempunyai bentuk dan dinding sel yang tebal.
9
3. Cara-cara ekstraksi
a. Maserasi
kemudian disaring lagi hingga diperoleh sari 100 bagian. Sari yang
10
Keuntungan cara penyarian dengan maserasi adalah cara
b. Perkolasi
11
simplisia masih terdapat selapis cairan penyari. Lalu perkolator
perbedaan konsentrasi.
yang akan disari. Serbuk yang mengandung sejumlah besar zat aktif
yang larut, tidak baik bila diperkolasi dengan alat perkolasi yang
12
penyari yang diperlukan untuk melarutkan zat aktif. Pada keadaan
c. Soxhletasi
13
klonsong yang telah dilapisi kertas saring sedemikian rupa (tinggi
sampel dalam klonsong tidak boleh lebih dari pipa sifon). Selanjutnya
labu alas bulat diisi dengan cairan penyari yang sesuai kemudian
pada labu alas bulat yang dikuatkan dengan klem dan cairan penyari
tegak lurus dan diklem pada statif dengan kuat. Aliran air dan
d. Refluks
14
Keuntungan metode refluks (Adrian, 2000) :
atau 2/3 dari volume labu kemudian labu alas bulat dipasang kuat
pada statif pada water bath atau heating mantel lalu kondensor
dipasang pada labu alas bulat yang dikuatkan dengan klem pada
15
e. Destilasi Uap Air
2001).
akan terdestilasi dan terbawa oleh uap air yang mengalir. Destilasi
dan zat aktif akan pindah ke rongga uap air yang aktif dan
C. Penguapan Ekstrak
1. Pengertian
16
menghilangkan cairan penyari yang digunakan, agar tidak mengganggu
rongga sel yang mengandung zat aktif, zat aktif akan larut dalam pelarut
organik di luar sel, maka larutan terpekat akan berdifusi keluar sel dan
konsentrasi cairan zat aktif di dalam dan di luar sel. Prinsip maserasi
serbuk simplisia dalam cairan penyari yang sesuai selama tiga hari
masuk ke dalam sel melewati dinding sel. Isi sel akan larut karena
luar sel. Larutan yang konsentrasinya tinggi akan terdesak keluar dan
antara larutan di luar sel dan di dalam sel. Selama proses maserasi
(Rachman, 2009).
17
c. Penguapan dengan aliran gas.
bawah 100oC.
dan lain-lain.
c. Waktu Penerapan suhu yang relatif tinggi untuk waktu yang singkat
18
e. Cara Penguapan Bentuk hasil akhir seringkali menentukan cara
D. Partisi Ekstrak
1. Pengertian partisi
19
2. Tujuan Partisi
partisi sampel antar 2 pelarut yang tidak saling bercampur. Salah satu
fasenya seringkali berupa air dan fase lain adalah pelarut organik.
baik dan popular. Alasan utamanya adalah bahwa pemisahan ini dapat
zat terlarut dapat di transfer pada jumlah yang berbeda dalam keadaan
dua fase pelarut. Teknik ini dapat digunakan untuk kegunaan preparatif,
2008).
Bila suatu zat-zat membagi diri antara kedua cairan yang tidak
dapat bercampur, ada satu hubungan yang pasti antara konsentrasi zat
20
menunjukkan bahwa suatu zat terlarut akan membagi dirinya antara
dua cairan yang tak dapat bercampur sedemikian rupa sehingga angka
3. Partisi cair-cair
kimia diantara dua fase pelarut yang tidak dapat saling bercampur
lagi larut pada fase kedua. Kedua fase yang mengandung zat
dan terbentuk dua lapisan fase zat cair. Komponen kimia akan terpisah
4. Partisi padat-cair
21
pendingin air. Ekstraksi dilakukan dengan memanaskan pelarut organik
transisi elektron ketingkat energi yang lebih tinggi dan saat molekul
dan warna diukur pada jangka 200 nm sampai 400 nm, senyawa
22
kandungan tumbuhan termasuk untuk mendeteksi golongan
bagikan antara dua tahap, salah satu yang mana adalah keperluan
melalui cairan yang lain , suatu padat, atau suatu 'gel' agar.
lapisan tipis dan kering bentuk silika gel, alumina, selulosa dan
23
daerah UV pendek. Pelarut seperti kloroform harus dihindari karena
menyerap kuat di daerah 200 – 600 nm, tetapi sangat cocok untuk
2. Lampu UV
lampu UV 366 terlihat terang karena silika gel yang digunakan tidak
24
berfluororesensi pada sinar UV 366 nm. Beberapa Sistem Pemisahan
3. Pereaksi KLT
flavanoid.
saponin.
pada tumbuh-tumbuhan.
25
BAB III
METODE PRAKTIKUM
1. Alat
2. Bahan
26
B. Prosedur Kerja
2. Skrining
hijau.
27
d. Reaksi Identifikasi Golongan Alkaloid
3. Metode Ekstraksi
a. Maserasi
28
Lalu ampas diperas. Setelah itu, ditambah cairan penyaring, lalu
disaring kembali.
b. Soxhletasi
(tinggi sampai dalam klonsong yang tidak boleh lebih tinggi dari
yang telah dilapisi sampel dipasang pada labu alas bulat yang
c. Perkolasi
dalam vial.
29
4. Penguapan
Kemudian dipasang pula labu alas bulat yang kosong pada alat
putaran serta timer pada alat. Lalu tekan on. Setelah itu tekan on
lagi pada alat vakum. Tunggu hingga semua pelarut pada sampel
Setelah selesai, matikan semua alat, ambil ekstrak pada labu alas
30
6. Identifikasi dengan metode KLT
dihomogenkan.
b. Penjenuhan Chamber
0,5 cm
5,5 cm
1 cm
31
d. Penotolan Sampel
FeCl3 dan sinar tampak untuk Vanilin asam sulfat, dragendorf dan
32
BAB 4
skrining fitokimia.
GOLONGAN
PEREAKSI SAMPEL
KOMPONEN KIMIA
33
Ekstrak metanol + HCl
Alkaloid (-) Alkaloid
0,5 N + Mayer
Serbuk + 10 mL air
kocok + HCl 2 N
Tetapi pada uji alkaloid dengan pereaksi Bauchardat didapatkan hasil yang
alkaloid yang bersifat basa dapat larut dalam pelarut yang bersifat asam.
34
Pereaksi Mayer bertujuan untuk mendeteksi alkaloid dimana pereaksi ini
untuk membentuk garam tanin yang menghasilkan warna hijau violet pada
identifikasi katekol dan warna biru pada uji identifikasi pirogalotanin. Hal
bagian bawahnya diberi sekat berpori, cairan penyari dialirkan dari atas ke
35
bawah melalui serbuk tersebut, cairan penyari akan melarutkan zat aktif
seperti terdorong untuk keluar dari sel) sedangkan kekurangan dari metode
perkolasi yaitu adanya cairan penyari lebih banyak dan resiko cemaran
Prinsip maserasi yaitu ekstraksi zat aktif yang dilakukan dengan cara
dididing sel. Isi sel akan larut disebabkan adanya perbedaan konsentrasi
antara larutan didalam sel dengan larutan diluar sel. Larutan yang
konsentrasinya tinggi akan terdesak keluar dan diganti oleh pelarut dengan
terjadi keseimbungan antara larutan didalam sel dan larutan diluar sel. Dari
konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam sel sehingga hasil dari
maserasi yaitu proses penyariannya tidak sempurna, karena zat aktif hanya
36
mampu terekstraksi sebesar 50% saja, Prosesnya lama, butuh waktu
beberapa hari.
alas bulat setelah melewati pipa sifon. Proses ini berlangsung hingga
penyari yang melalui pipa sifon atau jika diidentifikasi dengan kromatografi
lapis tipis tidak memberikan noda lagi. Metanol pada percobaan ini
sehingga sebagai pelarut diharapkan dapat menarik zat-zat aktif yang juga
Metode
Pengamatan
Maserasi Perkolasi Soxhletasi
Bobot Sebelum
300 g 50 g 50 g
diekstraksi (g)
37
Pemilihan metode ekstraksi tergantung bahan yang digunakan,
perkolasi. untuk bahan yang tahan panas sebaiknya diekstrasi dengan cara
Untuk itu, permukaan harus seluas mungkin dan lapisan batas dikurangi.
Untuk memilih alat yang tepat harus diperhatikan sifat bahan yang akan
diuapkan.
38
Rotary Vacuum Evaporator adalah sebuah alat di laboratorium yang
sampel, pipa uap air hasil dari penguapan sampel, sebuah sistem vakum
mendinginkan hasil evaporasi. Prinsip utama dalam alat ini terletak pada
penurunan tekanan pada labu alas bulat dan pemanasan yang dipercepat
oleh perputaran labu alas bulat agar pelarut dapat menguap lebih cepat
cairan pelarut murni yang ditampung dalam labu alas bulat penampung.
penyari yang digunakan, agar pada ekstraksi corong pisah diperoleh hanya
dua lapisan.
beku kering, vakum desikator dan oven. Adapun alasan digunakan metode
sederhana dengan pemanasan yakni karena sifat dari metanol yang mudah
39
menguap sehingga proses penguapan pelarut dapat berlangsung dengan
suatu sampel ekstrak. Partisi umumnya terbagi atas partisi cair-cair dan
atas dasar perbedaan kelarutan pada dua jenis pelarut yang berbeda yang
tidak saling bercampur. Jika analit berada dalam pelarut anorganik, maka
40
Sedangkan, partisi padat-cair merupakan proses pemisahan untuk
pelarut non polar (n-heksan), hal ini disebabkan karena jika pada
pelarut polar, selain mampu melarutkan senyawa yang bersifat polar juga
yaitu ekstrak n-heksan untuk maserasi yang diperoleh bobot akhir adalah
41
adsorben tersebut, yang paling banyak dipakai adalah silika gel karena
fase diam dari bentuk plat silika dan fase geraknya disesuaikan dengan
tereksitasi yakni perubahan suatu energi rendah ketingkat energi tinggi ini
dengan gugus kromofor yang terikat oleh auksokrom yang ada pada noda
tingkat energi dasar ke tingkat energi yang lebih tinggi kemudian kembali
tampak pada lampu UV 366 terlihat terang karena silika gel yang digunakan
42
Prinsip pemisahan noda adalah berdasarkan kepolarannya sehingga
digunakan kombinasi eluen non polar dengan polar. Apabila noda yang
Kuning Rf 1 = 0,12
Merah
kekuningan Rf 2 = 0,41
Merah
kekuningan Rf 3 = 0,54
Fraksi n-heksan :
scholaris L.)
Hijau Rf 5 = 0,70
Merah
muda-coklat Rf 7 = 0,98
43
Eluen yang akan digunakan dijenuhkan terlebih dahulu karena
berfungsi agar tekanan yang terdapat dalam chamber tersebut sama dan
penjenuhannya sempurna dan baik agar pada saat di amati dibawah sinar
n-heksan:etil asetat (3:7) secara berturut – turut adalah 0,12; 0,41; 0,54;
0,63; 0,70; 0,90; dan 0,98. Hasil untuk identifikasinya adalah daun pulai
dan alkaloid. Hal ini didasarkan pada hasil percobaan yang menggunakan
Hal tersebut dikarenakan fasa diam bersifat polar. Senyawa yang lebih
polar akan tertahan kuat pada fasa diam, sehingga menghasilkan nilai Rf
yang rendah. Rf KLT yang bagus berkisar antara 0,2 - 0,8. Jika Rf terlalu
sebaliknya.
44
kemungkinan lain misalnya noda yang tidak nampak, sehingga untuk
gugus hidroksilnya.
Pereaksi
No Pengamatan Hasil Keterangan
Spesifik
Merah
2 FeCl3 UV 366 (-) Fenol
kekuningan
(+) Saponin
5 Vanilin As.Sulfat Sinar tampak Merah, violet
/Minyak Atsiri
merupakan radikal bebas yang stabil pada suhu kamar dan sering
45
atau ekstrak bahan alam. DPPH menerima elektron atau radikal hidrogen
dengan DPPH baik secara transfer elektron atau radikal hidrogen pada
DPPH, akan menetralkan karakter radikal bebas dari DPPH. Jika semua
larutan berubah dari ungu tua menjadi kuning, ini menunjukan bahwa
radikal bebas.
tanaman pulai mengandung fenolik atau tidak. Jika berwarna orange positif
46
Vanilin-asam sulfat dapat digunakan untuk mendeteksi senyawa
terkonjugasi, peristiwa ini tidak terjadi sekaligus tetapi satu persatu secara
dengan adanya bercak berwarna biru, violet biru atau terkadang berwarna
47
BAB V
A. Kesimpulan
bahwa :
48
5. Pada praktikum identifikasi golongan komponen kimia dengan metode
pereaksi spesifik.
B. Saran
hal yang tidak di inginkan serta praktikum dapat berjalan dengan lancar.
49
DAFTAR PUSTAKA
Stahl, E (peny.), 1969. Thin Layer Cromatography, tbn. 2, George Allen dan
Unwin. London.
50
51