Laporan Field Trip Lembang
Laporan Field Trip Lembang
Laporan Field Trip Lembang
Oleh :
FAKULTAS PERTANIAN
November, 2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pasca panen merupakan suatu tahap penanganan hasil tanaman pertanian
setelah melewati proses pemanenan. Adapun penanganan pasca penen meliputi
pengeringan, pendinginan, pembersihan, penyortiran, penyimpanan, dan
pengemasan. Tujuan diberlakukannya pasca panen ini ialah agar dapat menghasilkan
produk yang baik untuk meminimalisir hasil yang kurang memuaskan. Secara
teoritis, penanganan pasca panen barangkali dapat dilakukan. Namun, dalam
praktisnya belum tentu semudah pemahaman dari teori pasca penen itu sendiri.
Diadakanya kunjungan lapangan pasca panen merupakan salah satu tindakan
untuk mengetahui bagaimana proses atau perlakuan dari berbagai instansi terkait
komoditas yang mereka kembangkan. Instansi tujuan kunnjungan dibagi menjadi
empat, diantaranya ialah Balai Besar Penelitian Padi, Nabila Farm, Balai Penelitian
Sayuran, dan PTPN VIII Ciater. Masing-masing dari instansi tersebut memiliki
keunikan tersendiri dalam menanganin pasca panennya. Keberagaman tersebut
menjadikan munculnya berbagai cara yang nantinya tetap bertujuan untuk
menangani pasca panen agar meinimalisir terjadinya kerusakan.
Pada intinya dengan adanya studi maupun kunjungan lapangan akan
memberikan penilaian tersendiri bagai instansi dalam melakukan penanganan pasca
panen serta mengetahui upaya apa yang dilakukan untuk menekan kehilangan hasil
baik kuantitas maupun kualitas melalui teknologi pasca panen.
B. Tujuan
1. Mengetahui teknologi pasca panen yang diterapkan oleh masing-masing instansi
2. Menambah wawasan bahwa komoditas yang diperlukan perlakuan pasca panen
tidak hanya komoditas hortikultura saja
3. Mengamati dan mengetahui berbagai perlakuan pasca panen yang dilakukan oleh
masing-masing instansi terhadap komoditasnya
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
untuk mencapai target pemerintah. Adapun di BB Padi golongan peneliti
tersebut terbagi menjadi 5, yaitu :
a. Peneliti Pemuliaan dan Benih
b. Peneliti Perlindungan Tanaman
c. Peneliti Agronomi
d. Peneliti Pasca Panen
e. Peneliti Sosial Ekonomi Pertanian
Melalui peneliti tersebut, nantinya BB Padi akan melakukan sebuah
sosialisasi untuk memaparkan beberapa hasil dari penelitiannya tersebut.
Sebagai contoh, terbitan BB Padi terbaru ini bahwa BB Padi telah melakukan
sebuah penelitian dengan hadirnya Teknologi Largo yang diterapkan di
Kabuaten Kebumen, Jawa Tengah. Dimana teknologi Larikan Gogo (Largo) ini
endapat respon positif dikarenakan dapat meningkatkan produktivitas padi di
Kabupaten Kebumen itu sendiri. Sembari itu BB Padi juga melakukan
penyerahan benih padi sebanyak 4 ton, yaitu varietas Inpago 8, Inpago 9, Inpago
10, dan Inpago 11 dan paket pupuk hayati Agrice Plus, pestisida nabati Bio
Protector, dan biodekomposer Agrodeko 1 (bbpadi, litbang 2017)
4. Contoh Hasil Penelitian dan Produk di Bidang Pasca Panen
a. Pengendalian Tungro dengan meenggunakan varietas tahan, seperti Inpari
7, Inpari 8, Inpari 9, dan Inpari 36 Lanrang serta Inpari 37 Lanrang.
b. Memproduksi Larikan Gogo Super
c. Menggunakan sistem persemaian terapung
d. Menggunakan Combine Harvester dalam proses pemanenan
e. Menggunakan Bed Dryer dalam proses pengeringan gabah
f. Melakuan pengemasan dengan menggunakan pengemas hermetik
5. Fungsi Beberapa Alat
a. R. Organoleptik Untuk menguji warna, rasa, dll. Runagan ini dipenuhi
dengan berbagai komputer bertujuan untuk mengnalisis data organoleptik.
b. R. Preparasi ruang persiapan alat praktikum
c. R. Analisis Kandungan Logam untuk mengukur kandungan logam berat
pada suatu beras seelah proses penggilingan
d. R. Spektrofotometer Suatu ruangan untuk menguji nutrisi pada beras
e. R. HPLC utnuk menguji tekstur beras, biasanya meguji beras warna dan
beras wangi
f. R. Lab Kimia (Proksimat) Sebuah ruangan untuk mengukur :
1. Kadar Air
2. Kadar lemak menggunakan alat Soxtek
3
3. Kadar Abu menggunakan alat oven
4. Kadar protein menggunakan alat Kjeltek
5. Kadar amilosa menggunakan alat spektometer
4
perusahan ini membuat suatu produk hidroponik yang berkualitas tinggi. Selain
itu, Nabila Farm juga menyediakan kebutuhan Hidroponik sepertu nutrisi, media
tanam (rockwool, cocopeat, sekam bakar, dll) dan juga sistem Hidroponik (NFT,
Drip System, Rakit Apung, Deep Flow, Aeroponik) serta menjual bibit tanaman.
Nabila Farm terletak di Jl. Tangkuban Perahu, Gang Sukasenang Kampung
Ciburial RT 02 RW 03, Desa Cibogo, Kecamatan Lembang, Kabupaten
Bandung Barat.
2. Kerjasama Nabila Farm
a. Supermarket
b. Hotel
c. Konsumen via online
3. Produk Perusahaan
a. Chaisim
b. Pakcoy
c. Bayam-bayaman
d. Kailan
e. Sayur keriting
4. Proses Budidaya Hingga Panen
a. Proses Penyemaian
Kailan 8 trai
Bayam merah 5 trai
Bayam Hijau 5 trai
Pakcoy 5 trai
Chaisim 6 trai
Kangkung 250 gram sebanyak 5 trai
Selada Keriting 15 trai
5
b. Budidaya di Green House 1
Komoditas yang ditanam kailan dan bayam-bayaman
Memiliki 1 meja produksi
Memiliki 2 meja pembesaran
Suhu GH 23-35 derajat celcius
EC 1,8
pH 5,5 – 6,5
Umur tanaman 30 hari mulai dari penyemaian hingga pemanenan
Benih kailan bervarietas winsa
Benih bayam bervvarietas bintang asia
GH menggunakan srkrin dan penutup GH
6
6. Pemasaran Produk
a. Melalui media online
b. Bekerjasama dengan supermarket
c. Bekerjasama dengan Hotel-hotel sekitar
d. Pelanggan perorangan
e. Amazing Farm
f. LM Java
7
3. Kegiatan di Balitsa
Balitsa didukung dengan sokongan 48 Profesor yang selalu meneliti untuk
mewujudkan misi dari Balitsa itu sendiri. Rangkaian kegiatan dari Balitsa
mencakup kedalam 3 aspek, yaitu :
a. Pemuliaan tanaman
b. Proteksi tanaman, dan
c. Perlakuan pasca panen
8
2). Perakitan Teknologi, Pengelolaan Tanaman Terpadu, Teknologi
Produksi dan Penanganan Benih Sayuran.
1). Diseminasi Teknologi Inovatid Tanaman Sayuran unuk Mendukung
Pengmbangan Kawasan Hortikultura.
2012
2). Perakitan Teknologi, Pengelolaan Tanaman Terpadu, Teknologi
Produksi dan Penanganan Benih Sayuran.
1). Diseminasi Teknologi Inovatid Tanaman Sayuran unuk Mendukung
2013 Pengmbangan Kawasan Hortikultura.
2). Teknologi Budidaya Kentang dan Bawang Ramah Lingkungan
1). Diseminasi Teknologi Inovatid Tanaman Sayuran unuk Mendukung
2014 Pengmbangan Kawasan Hortikultura.
2). Teknologi Budidaya Kentang dan Bawang Ramah Lingkungan
Peraktan Varietas Unggul Sayuran Potensial Bedaya Hasil Tinggi,
2015
Toleran Cekaman Biotik dan Sesuai Preferensi Konsumen
Sumber : Balitsa Litbang. 2017
5. Fungsi Beberapa Alat
Ketika mengunjungi beberapa tempat di Balitsa, hanya beberapa tempat saja
yang dapat dikunjungi. Dengan alasan bahwa ruangan tersebut hanya khusus
dimasuki oleh para peneliti yang telah tersertifikasi oleh pemerintah, sehingga
hanya beberapa tempat saja yang dapat dikunjungi, diantaranya :
1. GH RKC 9
Merupakan salah satu tempat yang duigunakan untuk menyetek
kentang menggunakan alat hidroponik otomatis dengan aktivasi 1-4 menit
aktif, kemudian 12 menit rehat. Perkembangbiakan kentang melalui media
ini menggunakan bagian vegetatif pada umbi, dimana cairn yang
dikeluarkan oleh hidroponik tersebut iialah berupa uap air ataupun gas.
Sehingga akan menyebar ke seluruh bagian dari penyetekan pada kentang.
Dalam menghasilkan Genotipe 1 ialah dengan umur kentang 3 bulan,
kemudian nantinya akann dkawinkan untuk mendapatkan Genotipe 2.
Ketika musim hujan, hal yang justru akan ditimbulkan ialah penyakit,
cendawan, jamur, dll
Misses persisae penebalan klorofil
9
b. Pengujian ketahanan terhadap hama
c. Deltametrin
Ketik gulma dihilangkan menandakan bahwa pertumbuhan pada suatu
komoditas akan kuat
Perlu diketahui bahwa ludah dari OPT akan masuk ke jaringan
epidermis pada suatu tanaman, kemudian timbulah cendawan
Cara menyeleksi benih agar tidak bercendawan :
a. Menggunakan air hangat
b. Pilih biji yang daun lembaganya sudah muncul
c. Kemudian benih diberikan sebuah cairan (red : tidak menyebutkan
nama dagangnya huhu)
d. Maka censawan akan musnah dan menghilang
Radikula terdiri dari akar, bulu akar, dan tudunng akar
Syarat tumbuh tanaman sayuran sesuai penelitian :
a. Memiliki pH yang netraal sekitar 5,5 – 6,5
b. Top soil Asam dan Basa
c. Memperbaiki horizon (butiran tanah) dengan kapur pertanian
d. Memberi pupuk organik untuk memperlancar porositas tanah
Rentan Kadar dan kandunga unsur Niitrogen pada makhluk hidup :
10
menyelenggarakan usaha dibidang Agrobisnis dan Agroindustri, serta optimasi
pemanfaatan sumber daya Perseroan untuk menghasilkan barang dan/ jasa yang
bermutu tinggi dan berdaya sangat kuat, serta mengerjar keuntungan guna
meningkatkan nilai perseroan dengan menerapkan prinsip-prinsip perseroan
yang terbatas (PT. Perkebunan Nusantara VII (Persero), 2009).
Menurut wawancara langsung dengan salah satu pegawai PTPN VIII.
Mulanya, Teh sendiri masuk ke daerah Ciater pada tahun 1915 dengan perantara
kolonialis Belanda sehingga kemudian dibuatlah sebuah perusaahan pengolahan
teh pada tahun 1950 dengan memanfaatkan luas lahan sebanyak 3000 Ha.
Dimana 50% pembagian dari lahan tersebut dipergunakan untuk tanaman teh
dan sisanya 50% dimanfaatkan untuk lahan perbaikan (Jungle Ecosystem).
2. Fungsi Pokok PTPN VIII Ciater
PTPN VIII Ciater memiliki beberapa fungsi yang mengutamakan
keselamatan lingkungan serta kepuasan pelanggan yang didukung oleh Sumber
Daya Manusia yang profesional. Oleh karenanya, PTPN VIII Ciater berusaha
untuk menghasilkan beberapa produk yang bermutu dan ramah lingkungan baik
yang dibutuhkan oleh pasar nasional maupun internasional. Selain itu PTPN VIII
Ciater senantiasa untuk mengoptimalkan seluruh sumber daya untuk
mendapatkan peluang-peluang pengembangan bisnis, secara mandiri maupun
bersama mitra yang strategis.
3. Kegitan di PTPN VIII Ciater
Sebagai salah satu perusahaan yang dituntut untuk menghasilkan
keuntungan yang tinggi, PTPN VIII Ciater tidak hanya mengandalkan berbagai
komoditi sebagai pojok bisnisnya. Diluar itu manajemen perusahaan berupaya
untuk mengembangkan potensi Agrowisata yang ada disetiap unit kebun. Hal ini
dikarenakan letak geografis dari PTPN VIII Ciater sendiri berada di daerah
pegunungan sehingga sangat cocok untuk dijadikansebagai tempat wisata,
diantaranya ialah Gunung Mas, Rancabali, Malabar, Ciater /Sukawana, dan
Goalpara / Pasir Badak. Selain sektor Agrowisata, PTPN VIII Ciater juga
mendirikan sebuah unit Rumah Sakit yang didirikan di Subang pada tahun 2012
11
dengan anama Agro Medika Nusantara serta memiliki rencana untuk
memajukan sektor Agrobisnis Buah Tropia Eksotis.
Kegiata pokok dari PTPN VIII Ciater tak lain ialah untk memproduksi Teh
dengan kualitas unggul. PTPN VIII Ciater ini menyediakan kemasan berupa
looseleaf dan bagged tea sesuai peminat dari pelanggan dengan merk dagang
Malabar dan Walini. Perusahaan ini juga memiliki pabrik kemasan teh retail
lainna seperti teh dengan kemasan merk Gunung Mas, Sedep, dan Goalpara
untuk memenuhi pasar dalam negeri, sehingga PTPN VIII Ciater tidak hanya
menerima pesanan dari dalam negeri melainkan juga menerimaesanan dai luar
negeri.
4. Contoh Hasil Penelitian dan Produk di Bidang Pasca Panen
Secara umum, PTPN VIII Ciater menghasilkan produk teh yang berkulitas
untuk memenuhi kebutuhan konsumen didalam negeri maupun luar negeri.
PTPN VIII Ciater mengeluarkan merk dagang untuk mengkomersiaisasi produk
yang dihasilkan, diantara :
a. Teh dengan merk dagang Walini
b. Teh dengan merk dagang Malabar
c. Teh dengan merk dagang Gunung Mas
d. Teh dengan merk dagang Sedep
e. Teh dengan merk dagang Goalpara
5. Fungsi Beberapa Alat
Didalam memproduksi sebuah teh, terdapat beberapa proses atau tahapan
sebelum menghasilkan sebuah teh yang siap dikonsumsi, yaitu :
a. Tahap Pelayuan
Didalam tahap ini, teh yang sudah dipetik kemudian dilayukan
didalam sebuah bak khusus (Withering Tea) dengan tujuan untuk
menurunkan kadar air dari 80% menjadi 55% selama kurang lebih 18-
20 jam. Pproses pengolahan ini dilakukan oleh bak khusus tersebut
selama per 24 jam dan perlu dilakukan sebuah pengontrolan khusus agar
proses pelayuan tidak terlalu kering sehingga daun teh nantinya akan
terbakar.
12
b. Tahap Penggilingan
Setelah melakukan tahap pelayuan, teh yang sudah kering dan kadar
airnya berkurang. Teh memasuki masa penggilingan selama 4 kali giling
dengan alat khusus bernama Open Top Roller dan rentan penggilingan:
a. 50 menit penggilingan pertama
b. 40 menit penggilingan kedua
c. 15 menit penggilingan ketiga, dan
d. 15 menit penggilingan keempat
Hasil dari penggilingan pertama dan kedua merupakan bakal teh
dengan kode calon jenis 1 dan hasil penggilingan ketiga dan keempat
merupakan bakal teh dengan kode calon jenis 2. Didalam proses
penggilingan ini juga menggunakan alat bernama KOTR dan PCR yang
berfungsi untuk memotong dan mengepres kembali daun teh.
c. Tahap Fermentasi
Memasuki tahap fermentasi, calon jenis teh dimasukkan ke sebuah
alat oksidator. Alat ini nantinya akan menimbulkan efek rasa, warna,
dan antioksidan terhadap teh tersebut. Penimbulan dari efek-efek
tersebut muncul memlaui mulut mesin yang dipanaskan selama 18 menit
dengan intensitas suhu 110 derajat celcius.
d. Tahap Pengeringan
Daun teh yang sudah difermentasi di alat oksidator kemudian
dimasukkan ke dalam alat pengerig (Dryer tea) dengan suhu sekitar 49
derajat celcius kurang lebih selama 20 menit hingga kadar air daun teh
mencapai 2-3%. Pada proses peneringan ini, debu dan teh yang ukuran
artiikelnya kecil akan terbuang melalui alat pengering tersebut.
e. Tahap Sortasi
Sebelum dilakukan proses packaging, daun teh di sortasi terlebih
dahulu dengan menggunakan alat pengayak DIBN (Doubel India
Breaker Natsorteedeer). Pergerakan dari tahap sortasi ini dilakukan
13
secara rotari, sehingga akan membentuk beberapa partikel atau size,
berat jenis (BJ), dan tulang dari tangkai dan serat daru daun teh tua. Hasil
dari sortasi ini nantinya akan digolongkan menjadi beberapa klasifikasi,
yaitu :
1. Hasil Unggulan Pertama
a. BOP (Broken Orange Pokoe) 1 spesial
b. BOP (Broken Orange Pokoe) 1
c. BOP (Broken Orange Pokoe)
2. Hasil Unggulan Kedua
a. BOPM (
b. PM
c. PT
3. Hasil Unggulan Ketiga
a. BT (Broken Tea)
b. DAS 1
f. Tahap Packaging
Tahap Packaging merupakan tahap terakhir dalam prosesi
pembuatan teh. Di PTPN VIII Ciater sendiri terdapat beberapa wadah
yang dilakukan dalam proses packaging, yaitu menggunakan goni,
Sachet, dll. Ketahanan dalam proses packaging ini apabila diteraapakan
dalam udara terbuka dapat tahan selama 6 bulan. Sementara itu apabila
menggunakan vakum udara, ketahanan teh dapat berlangsung selama
kurang lebih 3-4 tahun.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan dilakukannya kunjungan lapangan, mahasiswa lebih mengetahui
berbagai proses serta alat dan fungsinya terhadap perlakuan pasca panen. Selain itu,
perlakuan pasca panen yang selama ini berada didalam pemikiran mahasiswa hanya
sebatas diperuntukkan kepada komoditas tanaman hortikultura saja. Padahal setelah
dilakukannya kunjungan lapangan ini, perlakuan pasca panen juga diterapkan
terhadap tanaman padi, teh, dan tentunya ialah sayur-sayuran.
B. Saran
1. Dalam melakukan kunjungan perlu dilakukan sebuah koordinasi antar
mahasiswa agar dalam melakukan kunjungan bisa berjalan dengan kondusif.
2. Untuk pihak balai yang dikunjungi lebih mengutamakan untuk memperlihatkan
contoh barang real dari pasca panen sehingga tidak hanya berpatok pada alat
yang digunakan serta fungsinya.
15
DAFTAR PUSTAKA
16
LAMPIRAN
17
2. Kunjungan ke Nabila Farm
18
3. Kunjungan ke Balitsa
19
4. Kunjungan ke PTPN VIII Ciater
20