Laprak Tpmpi Evaluasi Pakan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI PRODUKSI DAN MANAJEMEN PAKAN IKAN


Modul 7.2.1. Lakukan evaluasi fisik
7.2.2. Lakukan evaluasi kimia

7.2.3. Lakukan evaluasi biologi

7.2.4. Lakukan evaluasi ekonomi

Dosen: Dr. Andi Puspa Sari Idris, S.Pi., M.Si.

OLEH : KELOMPOK 1.B

1. RESKI AMALIA
2. DHEA UMRAH
3. EDY TASLIM
4. MUH. ERGI FAHREZI
5. ASWAN

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI BUDI DAYA PERIKANAN

JURUSAN BUDIDAYA PERIKANAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PANGKEP

2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah yang maha esa karena atas segala rahmat dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan praktikum mata kuliah Teknologi
produksi dan manajemen pakan ikan.

Laporan ini dapat diselesaikan berkat dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Dengan
selesainya laporan ini kami menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

 Ibu Dr. Andi Puspa Sari Idris, S.Pi., M.Si. sebagai dosen penghimpun dalam mata kuliah
teknologi produksi dan manajemen pakan ikan
 Ibu Rahmi mulyani, S.T, Ibu syamsuliah S.Pi,, M.Si. dan pak Muhammad ramli ,S.Sos.
Selaku PLP Dalam Praktikum Teknologi produksi dan manajemen pakan ikan.
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Praktikum ini masih jauh dari kata
sempurna.Oleh karena itu penyusun mengharapkan kritikan dan saran dari pembaca yang bersifat
membangun.
Akhir kata semoga allah SWT dapat membalas semua budi baik yang telah membantu kami
dalam menyusun laporan ini,dan semoga laporan ini dapat memberi mamfaat dan ilmu bagi
pembacanya.

Pangkep,18 Mei 2024

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pakan merupakan salah satu faktor penting dalam budidaya perikanan. Kualitas pakan yang
baik akan mendukung pertumbuhan dan perkembangan organismebudidaya yang optimal. Pakan
buatan merupakan salah satu jenis pakan yang banyak digunakan dalam budidaya perikanan.
Pakan buatan memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan pakan alami, seperti mudah
diolah, mudah disimpan, dan mudah didistribusikan.

Namun, kualitas pakan buatan dapat bervariasi tergantung pada bahan baku yang digunakan,
proses pembuatan, dan kondisi penyimpanan. Pakan buatan yang berkualitas rendah dapat
berdampak negatif pada kesehatan ternak, seperti penurunan performa pertumbuhan, penurunan
kualitas produk ternak, dan bahkan kematian ternak.

Oleh karena itu, perlu dilakukan evaluasi terhadap kualitas pakan buatan. Evaluasi pakan
buatan dapat dilakukan dengan berbagai metode, yaitu evaluasi fisik, evaluasi kimia, evaluasi
biologi, dan evaluasi ekonomi.

Dengan melakukan evaluasi kualitas pakan buatan, kita dapat mengetahui mutu dan nilai
ekonomis pakan buatan. Informasi ini dapat digunakan untuk memilih pakan buatan yang tepat
untuk ternak dan untuk meningkatkan efisiensi budidaya ternak.

1.2 TUJUAN PRAKTIKUM

 Evaluasi fisik bertujuan untuk mengetahui sifat fisik pakan buatan, seperti warna, tekstur,
bau, dan rasa.
 Evaluasi kimia bertujuan untuk mengetahui kadar kandungan kimia dalam pakan buatan,
seperti protein, lemak, karbohidrat, serat kasar, abu, dan kadar air.
 Evaluasi biologi bertujuan untuk mengetahui kandungan mikroorganisme dalam pakan
buatan, seperti bakteri, jamur, dan protozoa.
 Evaluasi ekonomi bertujuan untuk mengetahui nilai ekonomis pakan buatan, seperti biaya
bahan baku, biaya pembuatan, dan harga jual.
BAB II
METODOLOGI

2.1 WAKTU DAN TEMPAT


Hari/ tanggal : 6 mei 2024

Waktu : 13.00 - selesai

Tempat : lab. Nutrisi dan lab. Biologi

2.2 ALAT DAN BAHAN


2.3 PROSEDUR KERJA
 Berikut merupakan prosedur kerja untuk uji protein:
1. Bahan ditimbang sebanyak 0,2-0,5 gram kemudian dimasukkan kedalam labu kjedahl
100 ml
2. Ditambahkan kurang lebih 1 gram campuran selenium dan 10 ml H2SO4 pekat
Kemudian dihomogenkan
3. Didestruksi dalam lemari asam sampai jernih kurang lebih 2 jam. Bahan dibiarkan
dingin
4. Tambahkan aquadest 30 ml dan NaOH 40% 50 ml
5. Disiapkan penampung yang teridiri dari 25 ml H3BO3 1% tambah 4 tetes larutan mix
indicator dalam Erlenmeyer 250 ml
6. Lakukan ditilasi selama kurang lebih 7 menit atau voleme cairan penampung menjadi
75 ml
7. Dititrasi dengan larutan HCL atau H2SO4 0,1 M,
 Berikut merupakan prosedur kerja untuk uji lemak:
1. Timbang dengan teliti 1 gram sampel, lalu dimasukkan kedalam tabung reaksi berskla
10 ml, menambahnkan kloroform mendekati skala
2. Kemudian tutup rapat dan homogenkan dan dibiarkan semalam, himpitkan dengan
tanda skala 10 ml dengan pelarut lemak yang sama dengan memakai pipet lalu
dihomogenkan Kembali lalu saring dengan kertas saring kedalam tabung reaksi
3. Dipipet 5 cc ke dalam cawan yang telah diketahui beratnya (a) lalu si ovenkan suhu
1000C selama 3 jam
4. Dimasukkan ke dalam desikator selama 30 menit, kemudian ditimbang (b)
 Berikut merupakan prosedur kerja uji kadar air:
1.
Nyalakan alat dengan menekan tombol on/off pada alat moisture meter
2.
Tekan tanda T “tara”
3.
Buka cover tempat sampel dan naikkan sampel kurang lebih 2-5 gram
4.
Cover ditutup Kembali dan tekan tombol pemanas sehingga lampu akan menyala
5.
Proses pemanasan akan berlangsung dan berakhir setelah terdengar bunyi bip..bip..bip
dari alat
6. Hasil kadar air langsung terbaca pada bagian display alat
 Berikut merupakan prosedur kerja uji kadar abu:
1. Cawan pengabuan dibakar dalam tanur kemudian didinginkan 3-5 menit lalu ditimbang
(a)
2. Ditimbang dengan cepat kurang lebih 2 gram sampel dan masukkan dalam cawan (b)
3. Masukkan cawan dalam tanur dan dibakar sampai dapat abu atau sampai beratnya tetap
pada suhu 550-6000C selama 5-6 jam
4. Bahan didinginkan kemudian ditimbang (c)
 Berikut merupakan prosedur kerja Tingkat homogenitas:

Uji ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keseragaman ukuran partikel bahan penyusun pakan.
Pakan buatan berkualitas baik apabila mempunyai ukuran partikel bahanbaku yang halus, seragam, dan
homogenitas tinggi. Adapun metode yang dapat digunakanuntuk uji tingkat homogenitas yaitu

1. Disediakan pakan sebanyak 5g kemudian digerus sampai pecah.


2. Kemudian diayak dengan menggunakan siknet ukuran 0,5 sampai 0,063 mm.
3. Tingkat homogenitas dihitung dalam persentasi pakan yang berukuran di bawah 0,5mm.

Menurut Asmawi (1983), sifat-sifat fisik partikel ditentukan oleh asal bahan dan proses pengolahannya.
Salah satunya adalah ukuran partikel serta distribusi ukuran.

 Berikut merupakan prosedur kerja Tingkat kehalusan

Selain ukuran partikel, kadar kehalusan juga sangat perlu diperhatikan, hal ini disebabkan karena mutu
fisik terutama pada pelet ikan sebagian besar ditentukan oleh kehalusan bahannya. Semakin halus
bahannya, maka semakin stabil pelet berada di dalam air, sehingga tidak cepat rapuh atau pecah
berantakan (Asmawi, 1983). Metode yang digunakan untuk pengujian tingkat kehalusan adalah sama
dengan pengujian tingkat homogenitas, yakni

1. Disediakan pakan sebanyak 5 g kemudian digerus sampai pecah.


2. Kemudian diayak dengan menggunakan siknet ukuran 0,5 sampai 0,063mm.
3. Tingkat homogenitas dihitung dalam persentasi pakan yang berukuran di bawah 0,5jam.
4. Selanjutnya didinginkan dalam deksikator,
5. lalu timbang sampai berat konstan.
6. Menghitung dispersi padatan menggunakan formula:
 Berikut merupakan prosedur kerja Uji Dispersi Nutrien

Pengurangan kadar nutrien awal dan setelah dilakukan perendaman beberapa waktu. Pakan yang
berkualitas baik apabila nilai dispersinya tidak lebih dari 10%.
 Berikut merupakan prosedur kerja Daya Apung

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan pakan dari permukaan air
hingga ke dasar media pemeliharaan. Pakan terapung cocok untukikan yang mempunyai kebiasaan
mencari makanan dipermukaan perairan, sedangkan pakan yang teggelam lebih tepat untuk ikan yang
biasa hidup didasar perairan.

 Berikut merupakan prosedur kerja Kecepatan Tenggelam Uji

Kecepatan tenggelam dilakukan dengan mengukur lama waktu yang dibutuhkan pakan bergerak dari
permukaan air hingga ke dasar media pemeliharaan. Pakan sebanyak 5 batang dimasukkan kedalam gelas
beaker dengan ketinggian dasar wadah 20 cm dari permukaan air. Stopwatch dijalankan tepat pada saat
pakan dijatuhkan kepermukaan air. Kecepatan tenggelam adalah jarak di bagi waktu pakan sampai berada
didasar gelas ukur.

 Berikut merupakan prosedur kerja Berat Jenis

Pakan buatan harus mempunyai berat jenis lebih besar dari berat jenis media tetapi harus lebih kecil dari
berat jenis tanah dasar kolam atau tambak. Agar pakan yang tenggelam tidak terbenam dalam lumpur.
mm.

 Berikut merupakan prosedur kerja Tingkat kekerasan

Pakan buatan sebaiknya memiliki karakteristik fisik yang kompak dan kering, sehingga ketika
dimasukkan dalam air, pakan menjadi lunak tetapi tidak hancur. Metode yang dapat digunakan untuk
melakukan pengujian tingkat kekerasan ini adalah dengan memasukkan 2 g pakan ke dalam pipa paralon
dengan tinggi 1 m. kemudian pakan dijatuhibeban anak timbangan dengan berat 500 g. Pakan yang telah
dijatuhi beban kemudian diayak menggunakan siknet ukuran 0,5 sampai 0,063 mm. Tingkat kekerasan
dihitung dalam persentasi pakan yang tidak hancur dengan menggunakan ayakan berbagai ukuran.

 Berikut merupakan prosedur kerja Stabilitas dalam air (water stability)

Menurut Mujiman (1985), stabilitas pelet ikan di dalam air minimal harus mencapai waktu sepuluh menit
agar pelet tidak terbuang percuma karena hancur dalam air, yang akhimya dapat menyebabkan
pencemaran air oleh pakan dan akan membahayakan kelangsungan hidup ikan.

Metode untuk pengujian stabilitas dalam air meliputi:

 Berikut merupakan prosedur kerja Uji Kecepatan Pecah

Pengujian ini dapat diamati secara visual. Kemudian, memasukkan pakan sebanyak 10 batang ke dalam
gelas beaker yang diisi 1 L air, pengamatan dilakukan setiap 5 menit untuk mengetahui pakan sudah
lembek atau belum. Pengamatan dilanjutkan sampai pakan pecah atau hancur.

 Berikut merupakan prosdur kerja Uji Dispersi Padatan

Dispersi padatan diamati dengan menggunakan metode Balazs (1973). Pakan sebanyak 5 y dimasukkan
ke dalam kotak kasa berukwan 10 x 10 cm dengan pori-pori sekitar 1 mun, selanjutnya direndam dalam
aquarium. Setelah 4 jam pakan yangmasih tersangkut dalam kotak kasa dikeringkan beserta kotak kasa
dalam oven padasuhu 1050C selama 10

2.4 ANALISIS DATA


( Vc−Vb ) x normalitas HCL x 6 ,25 x 1 , 4
%kadar protein =
gram contoh

px (b−a)
%kadar lemak = X 100 %
gram cotoh

C−A
%kadar abu = X 100 %
B

%kadar karbohidrat = 100 - (protein + lemak + abu + air)

%kadar kalori = (4 x KP) + (4 x KK) + (9 x KL)

Kandungannutrien pakan akhir


% Dispensi pakan = X 100
Kandungan nutrien pakan awal

Berat kering pakan akhir


% Dispersi padatan = X 100
Berat kering pakan awal
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 HASIL

Evaluasi Fisik

 Kecepatan pecah: Pakan buatan buatan yang dibuat memiliki kecepatan pecah selama
1jam 50 menit
 Kecepatan tenggelam: Pakan buatan memiliki kecepatan pecah selama 3detik
 Tekstur: Pakan buatan memiliki tekstur yang tidak terlalu keras atau lunak.
 Ukuran: Pakan buatan memiliki ukuran yang sesuai dengan jenis ikan.

Evaluasi Kimia

 Kandungan protein: 26,46%


 Kandungan lemak: 6%
 Kandungan karbohidrat: 42,74%
 Kandungan abu: 20%
 Kadar air: 4,8%

Kandungan nutrisi dalam pakan buatan tersebut sesuai dengan kebutuhan jenis ikan yang
dibudidayakan.

Evaluasi Biologi

 Pertumbuhan ikan: Ikan yang diberi pakan buatan tidak menunjukkan pertumbuhan yang
baik. Karena ikan yang dipelihara mati.
 Kesehatan ikan: Ikan yang diberi pakan buatan tidak terlihat sehat dan tidak
menunjukkan gejala penyakit.
 Analisis kotoran ikan: Kotoran ikan yang diberi pakan buatan menunjukkan tingkat
kecernaan dan pemanfaatan pakan yang kurang baik.

3.2 PEMBAHASAN

Pakan merupakan faktor penting dalam budidaya ikan.expand_more Kualitas pakan yang baik
akan memengaruhi pertumbuhan, kesehatan, dan reproduksi ikan. Oleh karena itu, perlu
dilakukan evaluasi terhadap pakan buatan untuk memastikan kualitasnya. Evaluasi pakan dapat
dilakukan secara fisik, kimia, dan biologi.

Evaluasi Kimia
Evaluasi kimia dilakukan untuk mengetahui kandungan nutrisi pakan, seperti protein, lemak,
karbohidrat, abu, dan air. Kandungan nutrisi yang ideal dalam pakan buatan harus sesuai dengan
kebutuhan jenis ikan.

Evaluasi Biologi

Evaluasi biologi dilakukan untuk mengetahui tingkat kecernaan dan pemanfaatan pakan oleh
ikan. Evaluasi ini dapat dilakukan dengan cara mengamati pertumbuhan dan kesehatan ikan,
serta menganalisis kotoran ikan.

Berdasarkan hasil praktikum, dapat disimpulkan bahwa pakan buatan yang dibuat
memiliki kualitas yang baik. Hal ini dibuktikan dengan hasil evaluasi fisik, kimia, dan biologi
dapat disimpulkan bahwa pakan buatan yang dibuat memiliki kualitas yang baik dan dapat
digunakan untuk budidaya ikan.
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN

Praktikum evaluasi pakan buatan ikan ini dapat ditarik kesimppulan bahwa dalam
menguji kualitas pakan yang dibuat. Melalui evaluasi fisik, kimia, dan biologi, kita bisa
memastikan pakan memiliki karakteristik yang sesuai (warna, bau, tekstur, ukuran), kandungan
nutrisi yang seimbang, serta tingkat kecernaan dan pemanfaatan yang baik oleh ikan. Hal ini
penting untuk menjamin pertumbuhan, kesehatan, dan reproduksi ikan yang optimal dalam
budidaya.
LAMPIRAN
Proses evaluasi kimia

Proses evaluasi biologi

Proses evaluasi fisik

Anda mungkin juga menyukai