Mobilisasi POst SC
Mobilisasi POst SC
Mobilisasi POst SC
2018
SAP MOBILISASI POST OPERASI
A. Latar Belakang
Masalah kesehatan terus berkembang mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta masyarakat yang dinamis, semakin
memacu tenaga kesehatan untuk terus meningkatkan kuantitatif dan
pelayanan dalam upaya mencapai tujuan pembangunan kesehatan.
Walaupun pengetahuan semakin berkembang tapi bisa saja dalam
menangani suatu penyakit tidak begitu efisien, terutama dengan pasien post
operasi harus memerlukan penanganan yang berkompetent. Pada pasien
post operasi laparatomi misalnya, seorang pasien memerlukan perawatan
yang maksimal demi mempercepat proses kesembuhan luka pasca bedah
bahkan penyembuhan fisik pasien itu sendiri. Pengembalian fungsi fisik
pasien post-op laparatomi dilakukan segera setelah operasi dengan latihan
napas dan batuk efektf serta latihan mobilisasi dini.
Masalah yang sering terjadi pada post operasi adalah ketika pasien
merasa terlalu sakit atau nyeri dan faktor lain yang menyebabkan mereka
tidak mau melakukan mobilisasi dini dan memilih untuk istirahat di tempat
tidur (Kozier et al, 2005). Dalam masa hospitalisasi, pasien sering
memilih untuk tetap di tempat tidur sepanjang hari, meskipun kondisi
mereka mungkin membolehkan untuk melakukan aktivitas atau
pergerakan lain (Berger & Williams, 2006). Banyak pasien dirumah sakit
yang harus menjalani imobilisasi, apakah harus tirah baring karena terapi
atau karena penyakit yang diderita. Salah satunya adalah pasien yang
menjalani paska operasi laparostomi. Padahal hampir semua jenis
pembedahan, setelah 24-48 jam pertama paska bedah, pasien dianjurkan
untuk segera meninggalkan tempat tidur atau melakukan mobilisasi dini
(Kozier et al, 2005). Menurut Oldmeadow et al (2006) ambulasi dini
dianjurkan segera pada 48 jam pasien paska operasi.
Pasien post laparatomi memerlukan perawatan yang maksimal untuk
mempercepat pengembalian fungsi tubuh. Hal ini dilakukan segera setelah
operasi dengan latihan napas dan batuk efektif dan mobilisasi dini.
Perawatan post laparatomi merupakan bentuk perawatan yangdiberikan
kepada pasien yang telah menjalani operasi pembedahan perut. Tujuan
perawatannya adalah mengurangi komplikasi, meminimalkan nyeri,
mempercepat penyembuhan, mengembalikan fungsi pasien semaksimal
mungkin seperti sebelum operasi, mempertahankan konsep diri dan
mempersiapkan pulang, hal ini dilakukan sejak pasien masih di ruang pulih
sadar (Arif, 2010). Post operasi laparatomi yang tidak mendapatkan
perawatan maksimal setelah pasca bedah dapat memperlambat
penyembuhan pasien itu sendiri. Laporan Departement Kesehatan Indonesia
(DEPKES RI), laparatomi meningkat dari 162 pada tahun 2005 menjadi 983
kasus pada tahun 2006 dan 1.281 kasus pada tahun 2007.
Dengan melihat kondisi pasien post operasi laparatomi yang memerlukan
perawatan maka perlu dilakukannya intervensi dengan maksud untuk
mengurangi tegangan melalui latihan pernapasan dan mobilisasi dini untuk
mempercepat proses kesembuhan dan kepulangan pasien serta dapat
memberikan kepuasan atas perawatan yang diberikan.
B. Tujuan intruksional
1. Tujuan umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan peserta
mengetahui tentang mobilisasi dini post operasi
2. Tujuan Khusus :
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan peserta akan mampu :
1) Menjelaskan pengertian mobilisasi dini post operasi
2) Menjelaskan tujuan mobilisasi dini post operasi
3) Menjelaskan macam-macam mobilisasi post operasi
4) Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi mobilisasi post operasi
5) Menjelaskan rentang gerak dalam mobilisasi
6) Menjelaskan manfaat mobilisasi dini
7) Menjelaskan kerugian bila tidak melakukan mobilisasi
8) Menjelaskan indikasi dilakukannya mobilisasi dini post operasi
9) Menjelaskan kontraindikasi dilakukannya mobilisasi dini post operasi
10) Menjelaskan pedoman pelaksanaan mobilisasi post operasi
11) Menjelaskan tahap-tahap mobilisasi dini post operasi
D. Sasaran
Sasaran penyuluhuan adalah pasien, keluarga pasien, dan pengunjung.
E. Metode
Metode yang digunakan saat penyuluhan adalah ceramah dan tanya jawab
F. Media
Media yang digunakan saat penyuluhan adalah leaflet, LCD dan laptop
G. Kegiatan Belajar Mengajar
Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan peserta Metode Media
Pembukaan 5 menit • Membuka dengan • Mendengarkan Ceramah -
salam • Memperhatikan
• Memperkenalkan diri • Menjawab
• Menjelaskan maksud pertanyaan
dan tujuan penyuluhan
• Kontrak waktu
• Menggali pengetahuan
peserta sebelum
dilakukan penyuluhan
H. Evaluasi
a. Proses :
b. Hasil :
I. Materi (lampiran 1)
Lampiran 1
Materi Penyuluhan
1. Pengertian Mobilisasi Dini Post Operasi
Mobilisasi setelah operasi yaitu proses aktivitas yang dilakukan
setelah operasi dimulai dari latihan ringan diatas tempat tidur sampai
dengan bisa turun dari tempat tidur, berjalan ke kamar mandi dan
berjalan ke luar kamar (Brunner & Suddarth, 2002).
Menurut Carpenito (2000), Mobilisasi dini merupakan suatu aspek
yang terpenting pada fungsi fisiologis karena hal itu esensial untuk
mempertahankan kemandirian. Konsep mobilisasi dini sebenarnya daalh
untuk mencegah komplikasi paska operasi. Dari Kedua definisi tersebut
dapat disimpulkan bahwa mobilisasi dini adalah suatu upaya
mempertahankan kemandirian sedini mungkin dengan cara membimbing
penderita untuk mempertahankan fungsi fisiologis.
Mobilisasi dini juga didefenisikan sebagai suatu pergerakan, posisi
atau adanya kegiatan yang dilakukan pasien setelah beberapa jam
post/pasca operasi.
3. Macam-Macam Mobilisasi
Menuruit Priharjo, 2000, mobilisasi dibagi menjadi dua yakni :
a. Mobilisasi secara pasif
Mobilisasi dimana pasien dalam menggerakkan tubuhnya dengan
cara dibantu dengan orang lain secara total atau keseluruhan.
b. Mobilisasi secara aktif
Mobilisasi dimana pasien dalam menggerakkan tubuh dilakukan
secara mandiri tanpa bantuan dari orang lain.
Daftar Pustaka