Laporan Pendahuluan Gawat Darurat Fraktur
Laporan Pendahuluan Gawat Darurat Fraktur
Laporan Pendahuluan Gawat Darurat Fraktur
GAWAT DARURAT
FRAKTUR
OLEH :
AZWAR BUWARES CHANIAGO
NPM : 214116031
A. Pengertian
Fraktur adalah patah tulang yang bias disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik (
Price, 1995). Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan atau tulang
rawan yang umunya dIsebabkan ruda paksa (Mansjoer, 2000).
Berdasarkan pengertian tersebut diatas dapat dismpulkan fraktur adalah patah
tulang yang disebabkan oleh trauma atau ganggauan kontinuitas tulang rawan yang
disebabkan oleh ruda paksa.
B. Etiologi
1. Trauma: kecelakaan lalu lintas, jatuh dari ketinggian, dengan posisi berdiri atau duduk
sehingga terjadi fraktur tulang belakang.
2. Patalog: Akibat metastase dari tumor
3. Degenerasi: Proses kemunduran fisiologis dari jaringan
4. Spontan: Terjadi karena tarikan otot yang sangat kuat
C. Patofisiologi
Fraktur sering terjadi pada tulang rangka, jika tulang mengalami fraktur, maka periosteum,
penbuluh darah diortek marrow dan jaringan sekitarnya terjadi perdarahan dan kerusakan
jaringan diujung tulang. Terbentuklah hematoma dikanal medulla, jaringan sekitar tulang
akan mengalami kematian. Necrosis jaringan ini merangsang kecenderungan untuk terjadi
peradangan yang ditandai dengan vasodilatasi, pengeluaran plasma dan leukosit dan
infiltrsi dari sel-sel darah putih ( Corwin, 2000)
D. Manifestasi Klinis
1. Riwayat Trauma
2. Nyeri pembengkakan dan nyeri tekan pada daerah fraktur
3. Deformitas
4. Hilangnya fungsi anggota badan
5. Gerakan gerakan abnormal
6. Krepitasi
E. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Smelzert & Bare (2000, Hal : 2359) pemeriksaan penunjang fraktur adalah
sebagai berikut :
1. X.Ray
2. Bone scans, Tomogram, atau MRI Scans
3. Arteriogram : dilakukan bila ada kerusakan vaskuler.
4. CCT kalau banyak kerusakan otot.
F. Pengkajian primer
a. Airway
Adanya sumbatan/obstruksi jalan napas oleh adanya penumpukan sekret akibat
kelemahan reflek batuk
b. Breathing
Kelemahan menelan/ batuk/ melindungi jalan napas, timbulnya pernapasan yang sulit
dan / atau tak teratur, suara nafas terdengar ronchi /aspirasi
c. Circulation
TD dapat normal atau meningkat, hipotensi terjadi pada tahap lanjut, takikardi, bunyi
jantung normal pada tahap dini, disritmia, kulit dan membran mukosa pucat, dingin,
sianosis pada tahap lanjut.
F. Diagnosa keperawatan
a. Nyeri berhubungan dengan terputusnya jaringan tulang, gerakan fragmen tulang,
dan cedera pada jaringan, alat traksi/immobilisasi, stress, ansietas
b. Kerusakan Mobilitas Fisik Berhubungan dengan Kerusakan Rangka
Neusomuskuler Trauma,resiko
c. Kerusakan integritas jaringan b.d fraktur terbuka, bedah perbaikan
G. Intervensi Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan terputusnya jaringan tulang, gerakan fragmen tulang, dan
cedera pada jaringan, alat traksi/immobilisasi, stress, ansietas
lokasi, intensitas dan tipe nyeri
Imobilisasi bagian yang sakit
Lakukan pembidaian
Tinggikan dan dukung ekstremitas yang terkena
Dorong menggunakan teknik manajemen relaksasi
Berikan obat analgetik sesuai indikasi
2. Kerusakan Mobilitas Fisik Berhubungan dengan Kerusakan Rangka Neusomuskuler
Ambulasi
Mobilitas Sendi penggunaan pergerakan tubuh aktif
Perubahan posisi memindahkan pasienatau bagian tubuh
3. Kerusakan integritas jaringan b.d fraktur terbuka , bedah perbaikan
Kaji ulang integritas luka dan observasi terhadap tanda infeksi atau drainae
Monitor suhu tubuh
Lakukan perawatan kulit, dengan sering pada patah tulang yang menonjol
Lakukan alihposisi dengan sering, pertahankan kesejajaran tubuh
Pertahankan sprei tempat tidur tetap kering dan bebas kerutan
Masage kulit ssekitar akhir gips dengan alkohol
Gunakan tenaat tidur busa atau kasur udara sesuai indikasi
Kolaborasi emberian antibiotik.
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, Marylin E, et. al. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien (3
Mansjoer, Arif (2000). Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1(3rd ed.). Jakarta: Media. Aesculapius.
Purwadianto & Sampurna (2000). Kedaruratan Medik Pedoman Pelaksanaan Praktis (105-
110). Jakarta: Binarupa Aksara.
Sylvia, A Price. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Keperawatan. Edisi 6. Jakarta
: EGC