Laporan Praktikum
Laporan Praktikum
Laporan Praktikum
NO PERCOBAAN : 04
-RAHMANTO
4.1 TUJUAN
6. Buatlah rangkaian seperti gambar 2 dengan RL sebesar 4k ohm dan Vin (ac)=24 Vpp
1. Bandingkan hasil pengukuran dan hasil perhitungan pada table 1 sampai dengan table 3 ! mengapa
terjadi perbedaan?
Pembahasan
1. Bandingkan hasil pengukuran dan hasil perhitungan pada tabel 1 sampai dengan tabel 3! Mengapa
terjadi perbedaan?
Jawaban :
Dalam percobaan ini menggunakan resistor 2000 ohm dengan toleransinya 10%. Dengan adanya
toleransi tersebut, maka akan terjadi hasil pengukuran kurang akurat seperti teori perhitungannya.
Hal ini bisa menjadi salah satu mengapa terjadinya perbedaan antara pengukuran dan perhitungan.
Selain penyebab tersebut, ada beberapa penyebab lain yang menyebabkan terjadinya perbedaan,
seperti kurang teliti saat membaca multimeter. Dapat juga terjadi karna rumus perhitungan memakai
angka yang sudah dibulatkan sehingga berbeda dengan angka pengukuran yang masih berbentuk
decimal atau pecahan.
2. Jelaskan pengaruh filter C terhadap Vout (dc)!
Jawaban :
Tapis kapasitor sangat efektif digunakan untuk mengurangi komponen AC pada keluaran penyearah.
Pertama akan kita lihat karakter kapasitor sebagai tapis dengan memasang langsung pada keluaran
penyearah tanpa memasang beban. Pada prinsipnya yang diinginkan pada keluaran penyearah adalah
hanya komponen DC, maka perlu adanya penyaringan untuk membuang komponen AC.
3. Jelaskan pengaruh low pass filter RC terhadap Vout (dc)!
Jawaban :
Terjadi penurunan keluaran DC dan terjadi kenaikan tegangan riak “Ripple”. Dalam
pengoperasiannya, C1 termuati oleh keluaran penyearah jembatan sampai padaharga
puncak. Saat masukan dari penyearah mengalami penurunan, maka akan terjadi proses
pengosongan C1` melalui resistor R dan L R. Penurunan tegangan pada R akan
menurunankantegangan keluaran. Kapasitor C2 akan termuat pada harga puncak
tegangan L R. Besarnya tegangan DC tapis akan tergantung pada besarnya arus beban.
Arus beban yang terlalu tinggi akan mengakibatkan tegangan pada R semakin menurun.
Pada prakteknya tapis-RC digunakan untuk catu daya dengan arus beban kurang dari
100mA. Tapis-C akan bekerja dengan baik jika L R berharga relatif tinggi. Jika L R
berharga rendah, yaitu jika penyearah mengalami pembebanan yang terlalu berat, maka
tegangan “riak” (ripple) akan lebih nampak pada keluarannya.
4. Bandingkan Vout (dc) rangkaian penyearah ½ gelombang, rangkaian penyearah
gelombang penuh dan rangkaian penyearah jembatan! Jelaskan!
Jawaban:
a. Vout (dc) rangkaian penyearah ½ gelombang:
Pada penyearah setengah gelombang, diode akan berlaku sebagai penghantar selama putaran
setengah positif dan tidak berlaku sebagai penghantar pada setengah siklus negatif, sehingga
dinamakan sebagai sinyal setengah gelombang. Hal ini terjadi karena dioda berada dalam keadaan
bias maju yang hanya melewatkan deretan pulsa positif dan memotong deretan pulsa negatif pada
gelombang masukan. Tegangan setengah gelombang menghasilkan arus beban satu arah, artinya
arus mengalir hanya pada satu arah. Akibatnya gelombang keluaran akan menjadi deretan pulsa
positif setengah gelombang, seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut:
Harga rata-rata atau Vdc setengah gelombang :
Vdc = 1𝑇∫𝑦(𝑡)𝑑𝑡 𝑇0
= 1𝑇 ∫𝑦(𝜔𝑡)𝑑(𝜔𝑡) 𝑇0
= 12𝜋[∫Vm sin𝜔𝑡𝑑 (𝜋0 𝜔𝑡)]
= 12𝜋[-Vm Cos 𝜔𝑡|0𝜋]
= 𝑉𝑚2𝜋[𝑐𝑜𝑠𝜋−cos0]
= 𝑉𝑚2𝜋
= 0,318 Vm
b. Vout (dc) rangkaian penyearah gelombang penuh:
Rangkaian penyearah setengah gelombang (half wave rectifier) ternyatamemiliki
kelemahan sehingga tidak maksimal untuk digunakan, kelemahannya adalah arus listrik yang
mengalir ke beban hanya separuh dari setiap satu cycle sehingga menghasilkan tegangan
keluaran gelombang penuh.
= 1𝑇 ∫𝑦(𝜔𝑡)𝑑(𝜔𝑡) 𝑇0
= 1𝜋[∫Vm sin𝜔𝑡𝑑 (𝜋0 𝜔𝑡)]
= 𝑉𝑚𝜋[- Cos 𝜔𝑡|0𝜋]
= 𝑉𝑚2𝜋[−𝑐𝑜𝑠𝜋−cos0]
= 𝑉𝑚𝜋[1+1]
= 2𝑉𝑚𝜋
= 0,636 Vm
c. Vout (dc) rangkaian penyearah jembatan:
Rangkaian penyearah jembatan dibuat dengan menggunakan empat buah diode dengan
membentuk sistem jembatan. Penyearah jembatan menentukan polaritas arus mengalir
berdasarkan gelombang sinus yang dapat melintasinya menuju beban. Prinsip kerja dari
rangkaian dioda jembatan ini adalah ketika rangkaian jembatanmendapatkan siklus
positif dari siklus sinyal ac, arus akan mengalir ke beban (RL)melalui D2 (forward bias)
dan dari RL akan dikembalikan ke sumber ac melalui D3. Pada dioda D1 dan D4 bersifat
off. Hal ini terjadi karena D1 dan D4 mendapat bias mundur (reverse bias) karena arus
mengalir pada D2 dan D3.
Pada saat rangkaian mendapatkan siklus negatif, arus akan mengalir ke beban (RL)
melalui D4 (forward bias) dan dari beban akan dikembalikan ke sumber ac melalui D1
dan membuat D1 dan D4 mendapat bias mundur (reverse bias).
Hal ini membuat setengah gelombang pertama dan kedua dapat disearahkan dan inilah
mengapa rangkaian dioda jembatan ini disebut sebagai rangkaian penyearah gelombang
penuh.
8. ANALISA
Dari hasil tabel percobaan, dapat dianalisa bahwa rangkaian dihubungkan dengan
arus AC/aarus bolak-balik. Arus bolak balik memiliki polaritas yaitu positif dan negatif.
Ketika polaritas arusnya positif, maka arus akan masuk kedalam kaki anoda dioda dan
dioda akan bekerja sebagaimana mestinya pada umumnya. Kerja dioda seperti ini disebut
bias maju/forward. Namun ketika anoda dioda mendapatkan arusnya negatif, maka dioda
akan menahan arus atau rangkaian menjadi open sirkit seperti ada sebuah resistansi pada
dioda. Kerja dioda seperti ini disebut bias mundur/refuse. Maka hasil dari gelombang
rangkaian tersebut menjadi setengah gelombang.
Ketika ditambahkan komponen 1uF kapasitor pada rangkaian, maka gambar setengah
gelombang akan tidak senpurna, karena adanya tambahan tegangan pada akhir satu
gelombang. Hal ini terjadi karena sifat dari kapasitor yaitu menyimpan muatan listrik,
dan muatan listrik itu dipakai ketika tegangan AC pada rangkaian tersebut akan menuju
ke arus negatifnya, dan pada saat itu semua muatan listriknya akan dikeluarkan oleh
kapsitor. Ketika besar nilai kapasitansinya diperbesar, maka makin lama gambar bentuk
turunan gelombangnya akan menjadi sangat landai dan hampir menjadi garis lurus. Hal
ini tejadi karena semakin besar kapasitansi kapasitornya, maka muatan yang
dikeluarkannya pun akan besar dan tegangan pada outputnya akan menjadi hampir
stabil.
9. KESIMPULAN
Dari analisa diatas dapat disimpulkan bahwa satu dioda pada rangakaian AC akan
membuat gelombang keluaran hanya setengah gelombang yang diakibatkan oleh cara
kerja dioda yang bias maju jika anodanya mendapatkan polaritas arus positif dan akan
bias mundur jika mendapatkan polaritas arus negatif.
Dan kapasitansi suatu kapasitor berperan sebagai yang membuat gelombang AC seperti
gelombang DC (garis lurus) karena semakin besar kapasitansinya, maka semakin besar
tegangan cadangan yang disupply oleh kapasitor.
DAFTAR PUSTAKA