Makalah Rekpon
Makalah Rekpon
Makalah Rekpon
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya. Salawat dan salam kita panjatkan kepada Nabi besar Rasulullah Muhammad
SAW sehingga penulis dapat menyelesaikan “Makalah Rekayasa Pondasi Dinding Penahan
Tanah”.
Laporan “Makalah Rekayasa Pondasi Dinding Penahan Tanah” ini dibuat guna memenuhi
syarat mata kuliah REKAYASA PONDASI pada jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri
Sriwijaya.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sedalam – dalamnya kepada:
1. Ibu Siti Nur Indah Sari, S.T., M.T., selaku dosen mata kuliah Rekayasa
Pondasi yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
2. Keluarga tercinta dan orang-orang terkasih yang selalu memberikan kasih
sayang, doa serta dorongan moril maupun materil yang tak terhingga.
3. Teman-teman yang selalu memberikan semangat dan dukungan.
Penulis menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dalam pembuatan laporan ini, maka
dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dan semoga
laporan ini bermanfaat untuk perkembangan wawasan dan ilmu pengetahuan mahasiswa/i
Teknik Sipil Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang.
Nadya Chairunnisa
NIM. 062230100112
BAB I
PENDAHULUAN
Teori klasik (Rankine dan Coulomb), dapat dipergunakan untuk menghitung gaya-
gaya lateral akibat tekanan tanah yang bekerja pada dinding dengan memasukan berbagai
parameter tanah, sehingga akan didapatkan gaya-gaya dalam dan momen yang bekerja
pada dinding penahan tanah, besar kecilnya ukuran profil dari penampang dinding
tergantung pada momen yang terjadi. Kelemahan dari teori ini adalah tidak
mempertimbangkan deformasi dari suatu struktur dinding akibat dari pergerakan tanah
yang disebabkan beban konstruksi diatasnya (surcharge loading), muka air tanah,
kedalaman galian tanah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tanah
Tanah adalah material yang terdiri dari agregat dan butiran-butiran mineral yang
padat yang tidak tersementasi (terikat secara kimia) satu sama lain dan dari bahan - bahan
organik yang sudah lapuk (yang berpartikel padat) dengan disertai zat cair dan gas yang
mengisi bagian ruang-ruang kosong di antara partikel -partikel padat tersebut demikian
menurut Das B.M., (1995). Tanah juga dapat terbentuk dari terjadinya pelapukan batuan -
batuan yang menjadi partikel yang lebih kecil akibat proses kimia dan mekanis. Pelapukan
akibat proses mekanis disebabkan oleh menyusut dan memuainya batuan akibat perubahan
suhu seperti panas dan dingin secara terus menerus hingga akhirnya menyebabkan batuan
tersebut hancur. Tiga unsur yang membentuk tanah adalah air, udara dan partikel-partikel
tanah itu sendiri yang kemudian membentuk endapan yang mempunyai massa total tanah.
Menurut Craig R. F., (1989) dalam (Astuti F. R. T., 2016). menjelaskan bahwa tanah
dapat divisualisasikan sebagai suatu partikel padat tanah (solid skeleton) yang membatasi
pori-pori yang mengandung air maupun udara. Volume kerangka penyusun tanah secara
total dapat berubah akibat penyusunan kembali partikel-partikel padat pada posisinya yang
baru, terutama dengan cara menggelincir ataupun menggelinding yang berakibat terjadinya
perubahan gaya-gaya yang bekerja di antara partikel-partikel tanah. Pada tanah jenuh,
pengurangan volume hanya terjadi jika sebagian air yang terkandung pada tanah lepas dan
keluar dari pori-pori tanah. Pada tanah kering atau tanah jenuh sebagian, pengurangan
volume selalu mungkin terjadi dikarenakan unsur kompresi udara dalam pori-pori, dan
terdapat suatu ruang kembali partikel tanah.
Sistem klasifikasi tanah merupakan suatu pengaturan sistem beberapa jenis tanah
yang berbeda tetapi mempunyai sifat yang sama ke dalam kelompok- kelompok
berdasarkan pemakaiannya. Sistem klasifikasi memberikan suatu bahasa yang dapat
menjelaskan secara singkat sifat-sifat umum pada tanah yang bervariasi namun tanpa
penjelasan yang rinci. Das B. M., (1995) dalam (Astuti F. R. T., 2016). Sifat dan jenis tanah
yang bervariasi ditentukan oleh perbandingan banyak fraksi-fraksi (lanau, lempung, pasir,
dan kerikil), sifat plastisitas butiran halus. Klasifikasi tanah bertujuan untuk membagi jenis
tanah pada beberapa golongan tanah dengan sifat dan kondisi yang serupa diberi simbol
nama yang sama.
Sebagian besar sistem klasifikasi tanah yang sudah dikembangkan dengan tujuan
rekayasa didasarkan pada sifat-sifat indeks tanah yang sederhana seperti distribusi plastis
dan ukuran butiran. Ada dua buah sistem klasifikasi tanah yang biasa digunakan, yaitu
Sistem Klasifikasi AASHTO dan Sistem Klasifikasi USCS.
Beberapa tahapan dalam pelaksanaan pekerjaan dinding penahan tanah akan dibahas
sebagai berikut:
1. Mobilisasi dan Demobilisasi
Mobilisasi disini dapat dibagi dalam 4 (empat) kelompok, yaitu: mobilisasi personil
tenaga inti pelaksana, mobilisasi material, mobilisasi tenaga kerja dan mobilisasi peralatan.
b. Mobilisasi Material dan Tenaga Kerja Mobilisasi material dan tenaga kerja
tidak dirinci disini, Karena penjelasan disini menitikberatkan pada rencana
mobilisasi alat berat.
2. Pembersihan
Lapangan Pembersihan di lakukan pada lokasi/pekerjaan, maupun lokasi untuk jalan
masuk kelokasi proyek, agar pelaksanaan pekerjaan nantinya dapat berjalan lancar. Semua
daerah yang ditempati bangunan atau yang dilewati jalur bangunan dibersihkan.
c) Cut off Prinsip metode cut off adalah memotong aliran bidang air
tanah melalui cara mengurung daerah galian dengan dinding.
Metode ini perlu memperhitungkan dalamnya “D” tertentu agar
tidak terjadi rembesan air masuk ke dalam daerah galian. Dinding
cut off dapat menggunakan Stellsheet pile (tidak dipakai sebagai
struktur dinding permanen), Concrete diaphragma wall (sebagai
struktur dinding permanen), Concrete secant pile (dapat dipakai
sebagai dinding permanen). Metode cut off digunakan pada kondisi
yang sama dengan pemilihan predrainage. Dinding cut off
difungsikan juga sebagai penahan tanah atau sebagai dinding
basement.
4. Galian Tanah
Pekerjaan galian tanah harus memperhatikan kedalaman galian, stabilitas lereng.
Beberapa metode galian tanah yaitu open cut dengan membentuk slope (cek tinggi kritis
dan kemiringan slope), sedangkan untuk lahan terbatas memerlukan dinding penahan tanah
sementara. Pekerjaan galian tanah dapat menggunakan tenaga manusia atau alat berat
yang disesuaikan dengan kondisi lapangan. Sebelum pelaksanaan dimulai terlebih dahulu
dilakukan pengukuran sehingga diperoleh titik patokan dan elevasi yang akurat.
8. Bekisting
Pekerjaan bekisting mengikuti ketentuan SNI-03-2487-2002 Pasal 8.1 Perencanaan
cetakan. Bekisting harus menghasilkan akhir yang memenuhi bentuk, garis, dan dimensi
komponen struktur seperti yang disyaratkan pada gambar rencana dan spesifikasi.
Dinding penahan tanah merupakan suatu konstruksi yang dibangun untuk menahan
tanah yang memiliki kemiringan/lereng dimana kemantapan tanah tersebut tidak bisa
dijamin oleh tanah itu sendiri. Bangunan dinding penahan tanah dipergunakan untuk
menahan tekanan tanah lateral yang disebabkan oleh tanah urugan atau tanah asli yang
labil akibat kondisi topografinya.
1. Excavator
Selain penggunaannya untuk menggali tanah, excavator memiliki fungsi
lainnya antara lain untuk memindahkan material berat, meratakan tanah,
menancapkan batang pondasi, mengeruk sungai, dan banyak lagi lainnya.
2. Dump Truck
Dump truck merupakan kendaraan yang digunakan untuk mengangkut
material seperti kerikil, batu, pasir, tanah, hasil tambang dan material
lainnya. Untuk mengisi muatan dari dam truk ini biasanya digunakan alat
penguat untuk membongkar biasanya akan bekerja sendiri dari mobil
tersebut.
3. Vibro Roller
Fungsi utama alat ini adalah untuk memadatkan tanah di area konstruksi
melalui drum yang telah dilengkapi dengan sistem penggetar. Penggunaan
vibro roller bisa mempercepat proses penyiapan lahan sub grade dan base
course baik untuk material tanah, pasir, maupun kerikil.
4. Truck Mixer
Truck mixer ini berguna untuk mengangkut ready mix concrete dari batching
plant ke lokasi pengecoran. Biasanya truck mixer ini didalamnya diisi dengan
bahan material kering dan air yang proses pengadukan (pencampuran) bahan
material tersebut terjadi selama waktu transportasi ke lokasi pengecoran.
3.5. Perhitungan
Beton W3 = h2 b ℽ𝑐
= 0,5 𝑥 2,5 𝑥 2,4
= 3 𝑡𝑜𝑛
Beton W4 = ½ (𝑏3 − 𝑏1)ℎ3 ℽ
= ½ (0,5 − 0,3)5 𝑥 1,6
= 0,8 𝑡𝑜𝑛
Beton W5 = b4 h3 ℽ
= 0,5 𝑥 5 𝑥 1,6
= 4 𝑡𝑜𝑛
𝑀3 = 𝑊3 (1/2 𝐵)
= 3((1/2𝑥 2,5)
= 3,75 ton
3.5.2. Desain Dinding Penahan Tanah Tipe Kantilever
untuk itu diperlukan analisis dimensi Retaining wall tipe kantilever sebagai berikut:
1. Lebar tapak (B) = 0,5-0,7 meter = 0,5 x 5 =2,5 meter
2. Tinggi Pasif (Df) = 1/3 . H = 1,5 meter
3. Lebar Atas (B1) = 0,3 meter
4. Tebal dinding = 0,3 – 0,5 m. saya gunakan 0,30 m
5. Tebal = 0,5 meter
3. Kohesi
𝑐 = 𝑘.𝑀 / 𝑌.𝑤 𝑐 = 5
Stabilitas terhadap daya dukung pada dinding penahan dihitung dengan menganggap
dasar dinding sangat kasar, sehingga sudut geser
a. Mnet
∑M penahan-∑M guling Mnet
= 391,72- 83,47 = 308,25 kN/m
b. X
Μnet/∑W X
= 308,72 /221,70 = 1,39 m
c. Esentrisitas
e = (B/2)-x
e = (2,5/2)-1,39 = -0,14
d. Tegangan Max
Qmax =(∑w/B)(1+(6e/B)
Qmax = (221,70/2,5)(1+(6x-0,14/2,5) = 58,80kN/m
f. Tekanan tanah
q = ℽ1 x Df
q = 18 x 1,5 = 27,00 kN/m
g. Lebar efektif
B`= B-(2e)
B`= 2,5-(2 x (-0,14)) = 2,78m
4.1. Kesimpulan
Hasil dari perencanaan maka diperoleh hasil stabilitas terhadap penggeseran
(Fgs) 4,18 > 1,5 (aman) stabilitas terhadap penggulingan (Fgl) 4,69 > 2 (aman)
stabilitas terhadap kapasitas dukung tanah (F) 5,84 > 3.(aman).
4.2. Saran
Dari hasil perhitungan bidang gelincir dan analisis dinding penahan tanah
pada lereng disarankan beberapa hal yaitu :
1. Perlu ditinjau apakah stabilitas lereng dapat dilakukan dengan melakukan
metode lain
2. Perlu ditinjau penggunaan dinding penahan tanah tipe lain untuk
menentukan tipe yang lebih efektif dan ekonomis
3. Perhitungan pada dinding penahan tanah ini hanya memperhitungkan
stabilitas terhadap bahaya geser, bahaya guling dan kapasitas dukung tanah
jika penelitian ini akan dijadikan penelitian lanjutan maka peneliti dapat
melanjutkan ke perhitungan penulangan, perhitungan penurunan dan
rencana anggaran biayanya
4. Dalam perencanaan perlu diperhitungkan drainase atau rembesan pada
dinding penahan tanah untuk mendukung stabilitasnya.