Beton Kadar Air 111
Beton Kadar Air 111
Beton Kadar Air 111
BAB I
DESKRIPSI
1.1 Maksud Dan Tujuan
1.1.1 Maksud
Metode ini dimaksudkan schagai pegangan dalam Pengujian untuk menentukan kadar air
agregat
1.1.2 Tujuan
Tujuan pengujian adalah untuk memperolch angka persentase dari kadar air yang
dikandung olch agregat
1.4 Pengertian
Kadar air agregat adaish besamya perhandingan antara berat air yang dikandung agregat
dalam keadaan kering, dinyatakan dalarm persen
BAB II
CARA PELAKSANAAN
2.1 Peralatan
Untuk melakukan pengujian kadar air agregat diperlukan peralatan sebagi berikut :
1. timbangan dengan ketelitian 0,1 % berat contoh ;
2. oven, yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (110+5y'c
3. talam logam tahan karat berkapasitas cukup besar untuk mengeringkan benda uj 2.I
Peralatan Parc1 18
Keterangan:
Ws = berat benda uji semula (gram).
W3 = berat benda uji kering ( gram ) .
2.5 Laporan
Laporan kadar air dalam persen dua angka di belakang koma.
Pengujian Kadar Air Agregat
BAB I
DESKRIPSI
1.1 Maksud Dan Tujuan
1.1.1 Maksud
Metode ini dimaksutkan sebagai pegangan untuk menentukan ketahanan agregat kasar
terhadap kehausan dengan mempergunakan mesin abrasi los Angeles.
1.1.2 Tujuan
Pengujian ini adalah untuk mengetahui angka kehausan tersebut yang dinyatakan dengan
perbandingan antara bahan lolos saringan no12(1.7amm) terhadap berat semula dalam
persen.
BAB II
CARA PELAKSANAAN
2.1 Peralatan
Peralatan Peralatan untuk pelaksanaan pengujian adalah sebagai berikut :
1. Mesin abeasi los angegles
2. Saringan nomer 12 (1,7 mm) dan saringan lainnya
3. Timbangan dengan ketelitian 5 gram
4. Bola-bola baja dengan diameter rata-rata 4,68 em (1 7/8) dar berat masing-miasing antara
400 gram s/d 440 gram
5. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi (110 ± 5º)
Cara A : Gradasi bahan Lolos syakn 37,5 mm sampai tertahan 9,5mm, Jumlah bola 12
buah dengan 500 putaran
Cara B : Gradası B bahan lolos ayakan 19 mm sampai tertahan 9 5mm. Jumlah bola 11
buah dengan 500 putaran
Cara C : Gradasi C Bahan Lolos ayakan 9,5mm sampai tertahan 4,75mm Jumlah bola 8
buah dengan 500 putaran
Cara D : Gradas D bahan lolos ayakan 4,75 mm sampai tertahan 2,36mm Jumish bola 6
buah dengan 500 putaran
Cara E : Gradasi E Bahan Lolos ayakan 75 mm sampai tertahan 37,5mm Jumlah bola 12
buah dengan 1000 putaran :
Cara F : Gradasi F bahan lolos ayakan 50 mm sampai tertahan 25mm Jumlah bola 12
buah dengan 1000 putaran
Cara G : Gradasi G bahan lolos ayakan 37,5 Jumlah bola 12 buah dengan 1000 putaran
Bila tidak ditentukan cara yang harus dilakukan maka pemilihan gradasi disesuaikan dengan
contoh material yang merupakan wakil material yang akan digunakan.
1) Benda uji dan bola baja dimasukan kedalam mesin Abrasi Los Angeles.
2) Putar mesin dengan kacepatan 30 s/d 33 rpm, jumlah putaran gradasi A,B,C dan D 500
putaran dan untuk E,F,G 1000 Putaran.
3) selesai pemutaran, keluarkan benda uji dari mesin kemudian saring dengan saringan no
12 (1,7 mm) butiran yang tertahan di atasnya dicuci bersih, selanjutnya dikeringkan
dalam oven (110 + 5º) C sampai berat tetap
a – bx/a 100 % an
Keterangan:
a : berat benda uji semula
b : Benda uji saringan tertahan saringan no 12
2.5 Laporan
Kehausan di laporkan sebagai hasil rata-rata dari 2 pengujian yang dinyatakan sebagai
bilangan bulat dalam persen.
Ruang Lingkup
Tata cara ini meliputi persyaratan umum dan persyaratan teknis perencanaan proporsi campuran
beton untuk digunakan sebagai salah satu acuan bagi para perencana dan pelaksana dalam
merencanakan proporsi campuran beton tanpa mengunakan bahan tambahan untuk
menghasilkan mutu beton sesuai dengan rencana.
2 Acuan
Pengertian.
4 Persyaratan-Persyaratan.
. Umum
2.Beton yang dibuat harus menggunakan bahan agregat normal tanpa bahan tambahan.
Bahan.
Bahan-bahan yang digunakan dalam perencanaan harus mengikuti persyaratan sebaga: berikut.
1) bila pada bagian pekerjaan konstruksi yang berbeda akan digurakan bahan yang berbeda,
maka setiap proporsi campuran yang akan dígunakan harus direncanakan secara terpisah;
2) Bahan yang digunakan campuran coba harus mewakili bahan yang akan digunakan dalam
pekerjaan diusulkan.
Perencanaan compuran.
4 1 2) Susunan campuran beton yang diperoleh harus dibuktikan melalui campuran coba yang
menunjukan bahwa proporsi tersebut dapat ahan yang akan dipergunakan dalam produksi betor.
themenuhi kekuatan beton yang disyaratkan.
4.2.Teknis.
4.2.1) Pemihan proporsi campuran beton campuran beton
Pemilihan proporsi campuran beton harus dilaksanakan sebagai berikut:
l) Rencana campuran beton ditentukan berdasarkan hubungan antara kuat tekan dan factor air
semen.
2) Untuk beton dengan nilai fc lebih dari 20 MPa proporsi campuran coba serta pelaksanain
produksinya harus dilaksanakan pada perbandingan berat bahan:
3) Untuk beton nilai fc hingga 20 MPa pelaksanaan produksinya boleh mengunakan
perbandingan volume, perbandingan volume bahan ini harus didasarkan pada perencaraan
proporsi caripuran dalam berat yang dikompersikan ke volume melaluiberat isi rata-rata antara
gembur dan padat dari masing-masing bahan.
4.2.2) Bahan.
4.2.2.1) Air
Air harus memenuhi ketentuan yang berlaku
4.2.2.2) Bahan.
Semen harus memenuhi SNI 15-2049-1994 tentang semen portland
4.2.2.3Agregat
Agregat harus memenuhi SNI 03-1750-1990 tentang mutu dan cara Uji agregat Beton.
1) Defiasi standar yang didapat dari pengalaman di lapangan selama produksi beton
menurut rumus.
n 1
n : jumlah nilai hasil uji yang harus diambil minimum 30 buah (satu hasil uji adalah
nilai rata-rata dari 2 buah benda uji
2) Nilai tambah dihiting menurut rumus M=1,64xS r
Dengan
M = adalah nilai tambah
1,64 = ketetapan statistic yang nilainya tergantung dari presentase kegagalan hasil uji
sebesar maksimum 5 %
Sr = Daviasi standar rercana
3) Kuat tekan rata-rata yang ditergetkan dihitung menurut rumus berikat t- ,+1.64xS
F’ cr = f’ c +M
F’ cr = f’ c +1,64x Sr
Data uji yang akan digunakan untuk menghitung standar daviasi harus sebagai berikut.
1) Mewakili bahan-bahan prosedur pengawasan mutu, dan kondisi Dua hasil uji yang aus
sebugai berikut produksi yang scrupa dengan pekerjaan yang diusulakn
2) Mewakili kuat tokan beton yang disyaratkan fe yang nilainya dulam batas 7 MPa dari
nilai fer yang ditentukan
3) Paling sedikit ditentukan dari 30 hasiluji yang berurutan atau dua kelompok hasil uji
berurutan yang jumlahnya minimum 30 hasil uji diambil dalam produksi selama jangka
waktu tidak kurang da 45 hari;
4) Bila suatı produksi ada beton tidak mempunyai data hasil sji yang memenuhi pasal
4.2.3.1 butir1), tetapi haya ada sebanyak I5 sampai 29 hasil uji yang berurutan, maka
nilai daviasi standar adalah perkalian daviasi standar yang dihitung dari data uji
tersebut dengan factor pengalth dari table I
5) Bila ada uji lapangan untuk menghitung deviasi standar yang memenuhi persyaratan
butir 42311), diatas tidak tersedia, maka kuat tekan kurang dari (fer + 12 MPa). rata-
rata yang ditargetican fer harus diambil tidak kurang dari (fcr+12 MPa).
Factor air semen yang diperlukan untuk mencapai kuat tekan rata-rata yang ditergetkan
berdasrkan.
1) Hubungan kuat tekan dan factor air semen yang diperoleh dari penelitian lapangan
sesuai dengan bahan dan kondisi pekerjaan yang di usulkan, bila tidak tersedia data hasil
penelitian sebagai pedoman dapat dipergunakan table 2 dan grafik 1 atau 2.
2) Untuk lingkungan khusus, factor air semen maksimum harus memenuhi SNI 03-1915-
1992 tentang spesifikasi beton tahan sulfat dan SNI 03- 2914-1994 tentang spesifikasi
beton bertulang kedap air (table 4,5.,6)
4.2.3.3) Slump.
Slump ditetapkan sesuai dengan kondisi pelaksanaan pekejaan agar dipcroleh beton yang
mudah dituangkan, dipadatkan dan diratakan.
l) Agregat dipecah (buatan) dan agragat yang tak dipecah (alami) digunakan nilai-nilai
pada table 2 dan grafik I atau 2;
2) Agregat campuran tak dipecah dan di pecah dihitung menurut rumus berikut,
2 1
Wh Wk
3 3
1) Diperoleh dari data hasil uji atau bila tidak tersedia dapat dipakai nilai dibawah ini :
a. Agregat tak dipecah (alami) = 2,5
b. Agregat dipecah = 2,6 atau 2,7
2) Berat jenis agregat gabingan (Bjang) dihitung sebagai berikut:
Semen air, agregat halus dan agregat ksar harus dihitung dalam meter kebik adukan
4.2.3.8) koreksi proporsi campuran
Apabila agregat tidak dalam keadaan jenuh kering permukaan, proporsicampuran harus
dikoreksi terhadap kandungan air dalam agregat.
1 ambil kuat tekan beton yang disyaratkan f’c pada umur tertentu.
4) Hitung kuat tekan beton rata-rata yang ditargetkan fc menurut butir 4.2.3.1.3;
6) Tentukan jenis agregat kasar dan agregat halus, alam atau buatan.
7) Tentukan factor air semen menurut butir 4.2.3.2 billa dipergunakan grafik 1 atau 2 ikuti
langkah-langkah berikut
8) Tetapkan factor air semen maksimum menurut butir 4.2.3.2.2), jika nilai factor air semen yang
didiperoleh dari butir 7 diatas lebih kecil dari yang dikehendaki, maka yang dipakai yang
terendah,
9) Tetapkan slump
10) Tetapkan ukuran agregat maksimum, jika tidak ditetapkan lihat butir 4.2.3.4,
11) Tentukan nilai kadar air bebas menurut butir 4.2.3.5 dari table 3.
12) Hitung jumlah semen yang besarnya adalah kadar semen adalah kadar air bebas dibagi fector
air semen;
15) Tentukan faktor air semen yang disesuaikan jika jumlah semen berubah karenah lebih kecil
dari jumlah semen minimum yang ditetapkan (atau lebih besar dari jumlah semen maksimum
yang di syaratkan), maka factor air semen harus diperhitungkan kembali
16) Tentukan susunan butiran agregat halus (pasir) kalau agregat halus sudah dikenal dan sudah
dilakukan analisa ayakan menurut standar yang berlaku, maka kurva dari pasir ini dapat
dibandingkan dengan kurva-kurva yang tertera dalam garfik 3 sampai dengan 6 atau gabungan
pasir-pasir tersebut pada table 9.
17) Tentukan susunan agregat kasar menurut grafik 7,8 atau 9 bila lebih dari 1 macam agregat
kasar, gabung seperti table 9.
18) Tentukan presentasi pasir dengan perhitungan atau mengunakan grafik 13 sampai dengan 15
dengan diketahui butiran agregat maksimum menurut butir 10, slump menurut butir 9, factor air
semen menurut butir 15, dan daerah susunan butir-butir 16, maka jumlah presentasi pasir yang
diperlukan dapat dibaca pada grafik. Jumiah ini adalah jumlah seluruhnya dari pasir atau fraksi
agregat kasar yang biasa dipakai di Indonesia sering kali dijumpai bagian yang lebih halus dari 5
mm dalam jumlah yang lebih dari 5 % . Dalam hal ini maka jumlah agregat maka Jumlah agregat
halus yang diperlukan harus dikurangi ;
20) Tentukan berat isi beton menurut grafk 16 sesuai dengan kadar air bebas yang sudah
ditentukan oleh table 3) dan berat jenis relative dari agregat gabungan menurut hutir 18 jumlah
kadar semen dan kadar air bebas dengan agregat gabungan butir 18;
21) Hitung kadar agregat gabungan yang besarmya adalah berat jenis beton dikurangi jumlah
kadar semen dan kadar air bebas ;
22) Hitung kadar agregat halus yang besarnya adalah hasil kali persen pasir butir 18 dengan
agregat gabungan butir 21 ;
23) Hitung kadar agregat kasar yang besarnya adalah kadar agregat gabungan butir 21 dikurangi
kadar agregat halus butir 22, dari langkah-langkah tersebut diatas butir 1 sampai dengan 23
sudah dapat diketahui susunan campuran bahan-bahan untuk susunan campuran bahan-bahan
untuk 1 m3 beton
24) Proposi campuran, kondisi agregat dalam keadaan jenuh kering permukaan;
26) Buatlah campuran uji, ukur dan catatlah besarnya slump serta kekuatan tekan yang
sesungguhnya, perhatikan hal-hal berikut:
(1) Jika harga yang didapat sesuai dengan harga yang diharapkan, maka susunan campuran beton
tersebut dikatakan baik. Jika tidak, maka campuran perlu dibetulkan;
(2) Kalau slump nya ternyata lebih tinggi atau rendah, maka kadar air perlu dikurangi atau
ditambahkan (demikian juga kadar semennya, karena factor air semen harus dijaga agar tetap,
tak berubah);
(3) Jika kekuatan beton dari campuran ini terlalu tinggi atau rendah, maka factor air semen dapat
atau harus ditambah atau dikurangi sesuai dengan grafik atau 2
Lampiran
Daftar istilah
Nilai tambah Kuat tekan yang disyaratkan : the specified characteristic strength
Metode ini dimaksudkan sebagai pegangan dalam pengujian untuk menentukan slump beton
(concrete slump).
Tujuan
Tujuan pengujian ini adalah untuk memperoleh angka slump Beton. 1.2.
Ruang Lingkup
Pengujian ini dilakukan terhadap beton segar yang mewakili campuran beton. Hasil pengujian ini
digunakan dalam pekerjaan :
Pengertian Slump
Slump beton adalah besaran kekuatan (viscocityon) /plastisitas dan kohesif dart beton segar.
CARAPELAKSANAAN
Peralatan.
Untuk melaksanakan pengujian slump beton diperlukan peralatan sebagai berikut :
1) Cetakan dari logam tebal minimal 1.2 mm berupa kerucut terpancung (cone) dengan diameter
bagian bawah 203 mm bagian atas 102 mm, dan tinggi 305 mm, bagian atas dan bawah cetakan
terbuka.
2) Tongkat pemadat dengan diameter 16 mm, panjang 600 mm, ujung dibulatkan dibuat deri
baja yang bersih dan bebas dari karat
3) Plat logam dengan permukan yang kokoh, rata dan kedap air.
5) Mistar ukur
Benda Uji
Pengambilan benda uji harus dari contoh beton segar yang mewakili campuran beton.
Cara pengujian.
Untuk melaksanakan pengujían slump beton harus dikuti beberapa tahap scbagai berikut:
3) Isilah cetakan dengan beton segar dalam 3 lapis tiap lapis berisi kira-kira 1/3 cetakan, setiap
lapis ditusuk dengan tongkat pemadat sebanyak 25 tusukan secara merata, tongkat harus masuk
sampai lapisan bawah tiap lapis pada lapis pertama penusukan bagian tepi tongkat dimiringkan
sesuai dengan kemiringan cetakan.
4) Segera setelah selesai penusukan, ratakan permukaan benda uji dengan tongkat dan
semua sisa benda uji yang jatuh di sekitar cetakan harus disingkirkan, kemudian diangkat
perlahan-lahan tegak lurus keatas; seluruh pengujian mulai dari pengujian sampai cetakan
diangkat harus selesai dalam jangka waktu 2,5 menit.
5) Palikan cetakan dan ratakan berlahan-lahan disamping benda uji ukurlah slam yang
terjadi dengan menentukan perbedaan tinggi cetakan dengan tinggi rata-rata benda uji.
Pengukuran slump
Pengukuran slump harus segera dilakukan dengan cara mengukur tegak lurus antara tepi
atas cetakan dengan tinggi rata-rata benda uji; untuk mendapat hasil yang lebih teliti
dilakukan dua kali pemeriksaan dengan adukan yang sama dan dilaporkan hasil rata-rata.
Laporan
DESKRIPSI
Maksud.
Metode ini dimaksudkan sebagai pegangan dalam Pengujian ini untuk menentukan kuat tekan
beton (compressive strength) yang dibuat dan dimatangkan (curring) dilaboratorium maupun di
lapangan.
Tujuan
Pengujian ini untuk memperoleh nilai kuat tekan dengan prosedur yang benar.
Ruang lingkup.
Pengujian ini dilakukan terhadap contoh beton segar (fresh concrete) yang mewakili suatu
campuran beton; bentuk benda uji bias berbentuk silinder atau kubus, hasil pengujian digunakan
dalam pekerjaan.
Pengertiian.
Kuat tekan beton adalah : besarnya beban persatuan luas, yang menyebabkan benda uji beton
hancur bila dibebani dengan gaya tekan tertentu, yang dihasilkan oleh mesin tekan.
CARAPELAKSANAAN
Peralatan.
Untuk melakukan pengujian kuat tekan beton diperlukan peralatan sebagai berikut:
1) Cetakan eylinder diameter 150mm, dan tinggi 300 mm, kubus 150x 150x 150 mm
2) Tongkat pemadat diamcter 16mm, panjang 600mm, dengan ujung yang dibulatkan dibuat
dari baja dengan ujung yangbersin dan bebas cari karat.
3) Bak perendam
4) Timbangan dengan ketelitian 0.3 % dari berat contoh
5) Mesin tckan,
6) Satuset alat pelapis
Untuk Melaksanakan pengujian kuat tekan beton diperlukan peralatan sebagai berikut :
(1) benda uji dibuat dari beton segar yang mewakili campuran beton;
(2) Isilah cetakan dalam adukan beton dengan 3 lapis, tiap lapis dipadatkan dengan 25 kali
tusukan secara merata; pada saat melakukan pemadatan lapisan pertama tongkat pemadat tidak
boleh mengenai dasar cetakan pada saat pemadatan lapisan ke-2 dan ke-3 tongkat pemadat boleh
masuk kira-kira 25,4 mm kedalam lapisan dibawahnya.
7) Setelah selesai melakukan pemadatan, ketuklah sisi cetakan berlahan-lahan sampa rongga
bekas tusukan tertultup /getarkan cetakan serta isinya dengan mesin pengetar, ratakan
permukaan cetakan dan tutuplah segera dengan bahan yang kedap air, serta tahan karat;
kemudian biarkan beton dalam cetakan sclama 24 jam dan pada tempat yang bebas dari
getaran.
8) Setelah 24 jam bukalah cetakan dan keluarkan benda uji, untuk k perencanaan campuran
beton rendamlah benda uji dalam bak perendam berisi air pada temperatur 250C disebutkan
untuk pematangan (curing) /perawatan, selama waktu yang di kehendaki, untuk
pengendalian mutu beton pada pelaksanaan pembetonan, pematangan (curing), disesuaikan
dengan pensyaratan
Persiapan pengujian
1).Ambilah benda uji yang akan ditentukan kekuatan tekannya dari bak endam/komudian
bersihkan dari kotoran yang menempel dengan kain
3).Lapistah (Capping) permukaan atas dan bawah benda uji dengan mortar belerang yang
dinding dalamnya telah dilapisi dengan gemuk kemudian letakan benda uji tegak lurus pada
cetakan pelapis sampai belerang menjadi keras, Iakukan hal yag sama pada permukaan yang
lainnya.
Cara pengujian.
Untuk melaksanakan pengujian kuat tekan beton harus diikuti beberapa tahap sebagai berikut :
1) letakan benda uji pada mesin tekan secara sentries
2) Jalankan mesin tckan dengan penambatan beban yang konstan berkisar antara 2 sampai 4
kg/detik.
3).Lakukan pembebanan sampai benda uji menjadi hancur, dan catatlah bcban maksimum yang
terjadi sclama pemeriksaan benda uji;
Perhitungan
Keterangan :
P = Beban Maksimum.
Laporan.
I) Perbandingan campuran.
2) Berat (kg