Kasus PT Indojewel
Kasus PT Indojewel
Kasus PT Indojewel
Indojewel
Samata, 06 Mei 2016
No : 018/KAP/IV/2016
Lampiran : 3 Lembar
Kepada :
Di Malang
Kami telah melakukan audit atas Pelatihan Karyawan pada PT. Indojewel untuk periode tahun
2007/2008. Audit kami tidak dimaksudkan untuk memberikan pendapat atas kewajaran laporan
keuangan perusahaan dan oleh karenanya kami tidak memberikan pendapat atas laporan HRD
tersebut. Audit kami hanya mencakup bidang Pelatihan Karyawan yang dilaksanakan (terjadi pada) PT.
Indojewel. Audit tersebut dimaksudkan untuk menilai ekonomisasi (kehematan), efisiensi (daya guna)
dan efektivitas (hasil guna) Pelatihan Karyawan yang dilakukan dan memberikan saran atas kelemahan
yang ditemukan selama audit, hingga diharapkan di masa yang akan datang dapat dicapai perbaikan
atas kekurangan tersebut dan perusahaan dapat beroperasi dengan lebih ekonomis, efeisien dan
efektif dalam mencapai tujuannya. Hasil audit kami sajikan dalam bentuk laporan audit yang meliputi:
Bab II : Kesimpulan Audit yang Didukung dengan Temuan Audit dan Rekomendasi
Dalam melaksanakan audit kami telah memeroleh banyak bantuan, dukungan dan kerja sama dari
berbagai pihak baik jajaran direksi maupun staf yang berhubungan dengan pelaksanaan audit ini.
Untuk itu kami mengucapkan terima kasih atas kerja sama yang telah terjalin dengan baik ini.
KAP & Management Consultant Rawiatmaja & Partner Tn. Kris Palguna.
BAB I
Menilai ekonomisasi, efisiensi dan efektivitas Pelatihan Karyawan yang telah dilaksanakan.
Memberi berbagai saran atas kelemahan dalam pelaksanaan Pelatihan Karyawan yang ditemukan
BAB II
Berdasarkan temuan (bukti) yang kami peroleh selama audit yang kami lakukan, kami dapat
menyimpulkan sebagai berikut:
Kondisi :
1. Mesin baru yang digunakan perusahaan telah dilengkapi manual penggunaannya, tetapi untuk
memahami manual tersebut dan mampu menggunakannya sesuai dengan standar manual tersebut
perlu dilakukan pelatihan intensif, dengan mempraktikkannya dilokasi mesin tersebut dioperasikan.
Sementara pelatihan yang dilakukan adalah pelatihan klasikal di kelas untuk memahami petunjuk
tersebut. Konfirmasi kepada manajer SDM diperoleh informasi tidak tersedia cukup dana untuk
melanjutkan pelatihan sampai pada praktik lapangan.
pelatihan berdasarkan permintaan manajer lini yang harus terealisasi dalam waktu singkat tanpa
melalui suatu identifikasi untuk menentukan pelatihan apa yang sesungguhnya dibutuhkan karyawan.
Perusahaan hanya menganggarkan biaya pelatihan sebesar 0,25% selama satu tahun dari laba
bersih setelah pajak tahun sebelumnya. Untuk tahun 2008 biaya pelatihan didasarkan pada laba
bersih setelah pajak tahun 2007 yang mencapai sebesar 650,75 miliar.
4. Terjadi penurunan produk gagal sebesar 18% dibanding sebesar 20% pada tahun lalu (penurunan
produk gagal hanya 2% saja).
5. Tidak ada penilaian keberhasilan pelatihan secara formal sehingga tidak ada dokumen atau catatan
yang bisa dipertanggungjawabkan atas penilaian hasil pelatihan yang telah dilakukan.
6. Dari hasil kuesioner yang disebarkan kepada karyawan yang telah mengikuti pelatihan tahun 2008
a. Sebesar 35% dari peserta menjawab bahwa materi pelatihan sesuai dengan kebutuhannya untuk
meningkatkan keterampilan.
b. Sebesar 12,5% peserta menjawab metode pelatihan sesuai dengan materi pelatihan yang
diberikan.
d. Sebesar 80% peserta menjawab bahwa waktu pelatihan terlalu singkat dan tidak cukup waktu
bagi mereka untuk memahami materi yang diberikan dalam pelatihan tersebut
e. Sebanyak 40% kegagalan produk terjadi dalam proses produksi, 35% pada proses pengepakan,
dan 25% pada proses penggudangan dari keseluruhan biaya kegagalan produk yang terjadi pada
f. Pengembalian produk oleh pelanggan yang terjadi selama tahun 2008 sebesar 7,5% dari total
Kriteria:
1. Tujuan pelatihan dan pengembangan karyawan harus dirumuskan secara jelas dan disosialisasikan
keseluruh manajer lini. Tujuan pelatihan adalah untuk:
2. Rencana pelatihan dan pengembangan karyawan harus disusun secara periodik bersama dengan
penyusunan anggaran perusahaan.
b. Melakukan penilaian secara periodik untuk mengidentifikasi topik pelatihan yang tepat.
d. Melakukan benchmarking pada industri yang sama yang lebih berhasil dalam mengelola
program pelatihan dan pengembangan.
5. Laporan biaya kualitas harus terdokumentasi untuk menyediakan informasi sebagai umpan balik
dalam meningktkan kualitas proses dan produk yang dihasilkan
Penyebab :
1. Pelatihan yang telah dilakukan adalah pelatihan klasikal di kelas untuk memahami petunjuk
(manual), padahal untuk memahami manual tersebut dan mampu menggunakan sesuai dengan
standar manual perlu dilakukan pelatihan intensif dengan mempraktikkannya dilokasi mesin tersebut
dioperasikan.
2. Rencana pelatihan baru dibuat setelah ada bagian yang membutuhkan pelatihan.
3. Belum tersedia suatu sistem review dan pelaporan yang terdokumentasi tentang penilaian
efektivitas dan efisiensi pelaksanaan pelatihan.
4. Dana SDM tidak mencukupi untuk melanjutkan pelatihan karyawan sampai pada praktik lapangan
secara intensif terkait dengan adanya mesin baru.
5. Kurang terampilnya karyawan dalam mengoperasikan mesin baru membuat banyak produk yang
tidak sesuai dengan keinginan pelanggan dan akhirnya mengembalikan produk.
Akibat :
1. Banyak karyawan menjadi kurang terampil ketika mengoperasikan mesin baru perusahaan.
2. Tidak ada dokumen/catatan yang bisa dipertanggungjawabkan atas penilaian hasil pelatihan yang
telah dilakukan.
3. Tidak diketahui berapa biaya yang dikeluarkan untuk peningkatan kualitas proses dan produk yang
dihasilkan sehingga tidak ada umpan balik dalam peningkatan kualitas produk.
6. Pesanan dari gerai-gerai yang merupakan ujung tombak penjualan semakin menurun.
Rekomendasi :
Hasil audit yag dilakukan menemukan beberapa kelemahan yang harus menjadi perhatian manajemen
di masa yang akan datang. Kelemahan utama adalah:
1. Kelemahan yang terjadi pada prosedur pelatihan karyawan yang belum terencana
dengan baik serta kurang terlatihnya karyawan dalam menggunakan mesin baru
2. Kelemahan yang terjadi pada proses pendokumentasian laporan atas hasil pelatihan
karyawan. Atas keseluruhan kelemahan yang terjadi, maka diberikan rekomendasi
sebagai koreksi atau langkah perbaikan yang bisa diambil manajemen untuk memperbaiki
kelemahan tersebut.
Rekomendasi:
1. Perusahaan harus membuat program pelatihan karyawan yang dilakukan secara periodik
dan meningkatkan anggaran untuk mendukung pengelolaan pelatihan karyawan
6. Memproduksi sedikit terlebih dahulu sampai karyawan menguasai mesin baru agar tidak
terjadi pemborosan sumber daya. Keputusan untuk melakukan perbaikan atas kelemahan
ini sepenuhnya ada pada manajemen, tetapi jika kelemahan ini tidak segera diperbaiki
kami mengkhawatirkan terjadi akibat yang lebih buruk pada Pelatihan Karyawan di masa
yang akan datang.
BAB III
Sesuai dengan penugasan yang kami terima, audit yang kami lakukan hanya meliputi masalah Program
Pelatihan Karyawan PT. Indojewel untuk periode tahun 2007/2008. Audit kami mencakup penilaian
atas kecukupan sistem pengendalian manajemen Program Pelatihan Karyawan, personalia yang
bertugas dalam program pelatihan karyawan, dan aktivitas Program Pelatihan Karyawan itu sendiri.
b) Pemanggilan tim
pelatihan dari pembuat
mesin untuk
melakukan pelatihan
lapangan di
perusahaan
c) Pemilihan karyawan
yang dilatih dilakukan
secara acak dan
independen
d) Perusahaan meimilih
tim trainer yang
sekaligus memberikan
sesi training motivation
pada sesi sesi tertentu
e) Tim trainer
memberikan sesi
outbond untuk
meningkatkan
kerjasama antar
karyawan
4. Tidak ada a) Tidak ada aturan a) Manjemen tidak a) Tim panitia pelatihan
dokumen yang menetapkan mempunyai arsip karyawan membuat
atas hasil perlunya laporan hasil pelatihan laporan hasil pelatihan
penilaian hasil pelatihan karyai laianatas
b) Manajemen meminta
atas hasil karyawan hasil pelatihan
dokumentasi atas
pelatihan wan
b) Manajemen pelatihan karyawan
tidak meminta b) Manajemen pada tim trainer
laporan. tidak dapat
c) Manejemen membuat
mengetahui
aturan tim panitia
perkembangan
trainer maupun tim
karyawan setelah
trainer untuk
pelatihan
memberikan laporan
hasil pelatihan serta
laporan perkembangan
sebelum dan sesudah
pelatihan yang
dilakukan karyawan