Makalah EBN
Makalah EBN
Makalah EBN
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1. Laparotomy
tepat), tapi lebih umum pembedahan perut (Harjono, 1996). Ramali Ahmad
2. Hernia
Hernia adalah penyakit yang terjadi ketika ada organ dalam tubuh yang
menekan dan mencuat melalui jaringan otot atau jaringan di sekitarnya yang
lemah. Otot kita biasanya cukup kuat untuk menahan organ-organ tubuh
3. Kecemasan
menjadi perhatian bagi para dokter atau pun perawat. Pada umumnya,
tindakan mandiri oleh perawat, contoh seperti tehnik relaksasi dan distraksi
(Potter, 2006). Salah satu teknik distraksi yang digunakan untuk mengatasi
kecemasan pada pasien adalah dengan terapi murottal Al-Quran, karena tehnik
yang dilakukan oleh (Qadiy, 1984) tentang pengaruh Al-Qur’an bagi organ
Qur’an, seorang Muslim, baik mereka yang berbahasa Arab maupun bukan,
samar disertai respons autonom (sumber sering kali tidak spesifik atau tidak
diketahui oleh individu), perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi yang
tenang dan dapat disertai dengan keluhan fisik. Kondisi dialami secara subjektif
baru dan belum dicoba, dan dari identitasnya sendiri serta arti hidup. Kecemasan
adalah respon emosi tanpa objek yang spesifik yang secara subjektif dialami dan
kekhawatiran pada sesuatu yang akan terjadi dengan penyebabnya yang tidak
jelas dan dihubungkan dengan perasaan tidak menentu dan tidak berdaya.
naik, gejala ringan pada lambung, mika berkerut dan bibir bergetar.
b. Respon kognitif : Lapang persegi meluas, mampu menerima
c. Respon perilaku dan emosi : Tidak dapat duduk tenang, tremor halus
Individu cenderung memikirkan hal yang kecil saja dan mengabaikan hal-
hal yang lain. Individu tidak mampu berfikir berat lagi dan membutuhkan
banyak pengarahan/tuntutan.
a. Respon fisiologis : Sering nafas pendek, nadi dan tekanan darah naik,
menyelesaikan masalah
cepat, blocking
- Panik : Pada tingkat ini persepsi sudah terganggu sehingga individu sudah
tidak dapat mengendalikan diri lagi dan tidak dapat melakukan apa-apa
Skala kecemasan
pada tahun 1959, yang diperkenalkan oleh Max Hamilton dan sekarang
tensinggung.
lesu.
3. Ketakutan : takut terhadap gelap, terhadap orang asing, bila tinggal
4. Gangguan tidur sukar memulai tidur, terbangun pada malam hari, tidur
konsentrasi.
7. Gejala somatik: nyeri patah otot-otot dan kaku, gertakan gigi, suara
mual dan muntah, nyeri lambung sebelum dan sesudah makan, perasaan
panas di perut.
13. Gejala vegetatif : mulut kering, mudah berkeringat, muka merah, bulu
roma berdiri, pusing atau sakit kepala.
14. Perilaku sewaktu wawancara : gelisah, jari-jari gemetar, mengkerutkan
dahi atau kening, muka tegang, tonus otot meningkat dan napas pendek
dan cepat.
Cara penilaian kecemasan adalah dengan memberikan nilai dan
kategori:
Nilai Kategori
0 Tidak ada gejala sama sekali
1 Satu dari gejala yang ada
2 Sedang/separuh dari gejala yang ada
3 Berat/lebih dari setengah gejala yang ada
4 Sangat berat /semua gejala ada.
Skor Hasil
<6 Tidak ada kecemasan
7-14 Kecemasan ringan
15-27 Kecemasan sedang
>27 Kecemasan berat
(Nursalam, 2003)
B. TUJUAN
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
TINJAUAN TEORI
A. KONSEP PENYAKIT
1. Pengertian
Secara umum Hernia merupakan proskusi atau penonjolan isi suatu rongga dari
berbagai organ internal melalui pembukaan abnormal atau kelemahan pada otot
yang mengelilinginya dan kelemahan pada jaringan ikat suatu organ tersebut
(Griffith, 1994).
Hernia adalah : Tonjolan keluarnya organ atau jaringan melalui dincling rongga
dimana organ tersebut seharusnya berada yang didalam keadaan normal tertutup.
Hernia atau usus turun adalah penonjolan abnormal suatu organ/ sebagian dari
organ melalui lubang pada struktur disekitarnya.
Pengertian Hernia adalah menonjolnya suatu organ atau struktur organ dan
tempatnya yang normal malalui sebuah defek konsenital atau yang didapat. (Long,
1996 : 246).
Herniaa adalah suatu keadaan menonjolnya isi usus suatu rongga melalui lubang
(Oswari, 2000 : 216). Hernia adalah penonjolan sebuah organ, jaringan atau
struktur melewati dinding rongga yang secara normal memang berisi bagian-
bagian tersebut(Nettina, 2001 : 253)
2. Klasifikasi
Macam-macam hernia ini di dasarkan menurut letaknya,seperti :
a. Inguinalis. Hernia inguinal ini dibagi lagi menjadi :
- Indirek / lateralis: Hernia ini terjadi melalui cincin inguinalis dan melewati
korda spermatikus melalui kanalis inguinalis. Ini umumnya terjadi pada pria
dari pada wanita. Insidennya tinggi pada bayi dan anak kecil. Hernia ini
dapat menjadi sangat besar dan sering turun ke skrotum. Umumnya pasien
mengatakan turun berok, burut atau kelingsir atau mengatakan adanya
benjolan di selangkangan/kemaluan. Benjolan tersebut bisa mengecil atau
menghilang pada waktu tidur dan bila menangis, mengejan atau
mengangkat benda berate tau bila posisi pasien berdiri dapat timbul
kembali.
- Direk / medialis: Hernia ini melewati dinding abdomen di area kelemahan
otot, tidak melalui kanal seperti pada hernia inguinalis dan femoralis
indirek. Ini lebih umum pada lansia. Hernia inguinalis direk secara bertahap
terjadi pada area yang lemah ini karena defisiensi kongenital. Hernia ini
disebut direkta karena langsung menuju anulus inguinalis eksterna sehingga
meskipun anulus inguinalis interna ditekan bila pasien berdiri atau
mengejan, tetap akan timbul benjolan. Bila hernia ini sampai ke skrotum,
maka hanya akan sampai ke bagian atas skrotum, sedangkan testis dan
funikulus spermatikus dapat dipisahkan dari masa hernia. Padapasien
terlihat adanya massa bundar pada annulus inguinalis eksterna yang mudah
mengecil bila pasien tidur. Karena besarnya defek pada dinding posterior
maka hernia ini jarang sekali menjadi ireponibilis.
b. Femoralis : Hernia femoralis terjadi melalui cincin femoraldan lebih umum
pada wanita dari pada pria. Ini mulai sebagai penyumbat lemak di kanalis
femoralis yang membesar dan secara bertahap menarik peritoneum dan hampir
tidak dapat dihindari kandung kemih masuk kedalam kantung. Ada insiden
yang tinggi dari inkarseratadan strangulasi dengan tipe hernia ini.
c. Umbilikal : Hernia umbilikalis pada orang dewasa lebih umum pada wanita
dan karena peningkatan tekanan abdominal. Ini biasanya terjadi pada klien
gemuk dan wanita multipara. Tipe hernia ini terjadi pada sisi insisi bedah
sebelumnya yang telah sembuh secara tidak adekuat karena masalah pasca
operasi seperti infeksi,nutrisi tidak adekuat, distensi ekstrem atau kegemukan.
d. Incisional : batang usus atau organ lain menonjol melalui jaringan parut yang
lemah.
3. Etiologi
a. Umur
Penyakit ini dapat diderita oleh semua kalangan tua, muda, pria maupun
wanita. Pada Anak – anak penyakit ini disebabkan karena kurang
sempurnanya procesus vaginalis untuk menutup seiring dengan turunnya
testis. Pada orang dewasa khususnya yang telah berusia lanjut disebabkan oleh
melemahnya jaringan penyangga usus atau karena adanya penyakit yang
menyebabkan peningkatan tekanan dalam rongga perut .
b. Jenis Kelamin
Hernia yang sering diderita oleh laki – laki biasanya adalah jenis hernia
Inguinal. Hernia Inguinal adalah penonjolan yang terjadi pada daerah
selangkangan, hal ini disebabkan oleh proses perkembangan alat reproduksi.
Penyebab lain kaum adam lebih banyak terkena penyakit ini disebabkan
karena faktor profesi, yaitu pada buruh angkat atau buruh pabrik.
Profesi buruh yang sebagian besar pekerjaannya mengandalkan kekuatan otot
mengakibatkan adanya peningkatan tekanan dalam rongga perut sehingga
menekan isi hernia keluar dari otot yang lemah tersebut
c. Penyakit penyerta
Penyakit penyerta yang sering terjadi pada hernia adalah seperti pada kondisi
tersumbatnya saluran kencing, baik akibat batu kandung kencing atau
pembesaran prostat, penyakit kolon, batuk kronis, sembelit atau konstipasi
kronis dan lain-lain. Kondisi ini dapat memicu terjadinya tekanan berlebih
pada abdomen yang dapat menyebabkan keluarnya usus melalui rongga yang
lemah.
d. Keturunan
Resiko lebih besar jika ada keluarga terdekat yang pernah terkena hernia.
e. Obesitas
Berat badan yang berlebihan menyebabkan tekanan berlebih pada tubuh,
termasuk di bagian perut. Ini bisa menjadi salah satu pencetus hernia.
Peningkatan tekanan tersebut dapat menjadi pencetus terjadinya penonjolan
organ melalui dinding organ yang lemah.
f. Kehamilan
Kehamilan dapat melemahkan otot di sekitar perut sekaligus memberi tekanan
lebih di bagian perut. Kondisi ini juga dapat menjadi pencetus terjadinya
hernia.
g. Pekerjaan
Beberapa jenis pekerjaan yang membutuhkan daya fisik dapat menyebabkan
terjadinya hernia. Contohnya, pekerjaan buruh angkat barang. Aktivitas yang
berat dapat mengakibatkan peningkatan tekanan yang terus-menerus pada
otot-otot abdomen. Peningkatan tekanan tersebut dapat menjadi pencetus
terjadinya prostrusi atau penonjolan organ melalui dinding organ yang lemah.
h. Kelahiran premature
Bayi yang lahir prematur lebih berisiko menderita hernia inguinal daripada
bayi yang lahir normal karena penutupan kanalis inguinalis belum sempurna,
sehingga memungkinkan menjadi jalan bagi keluarnya organ atau usus melalui
kanalis inguinalis tersebut. Apabila seseorang pernah terkena hernia, besar
kemungkinan ia akan mengalaminya lagi.(Giri Made Kusala, 2009).
4. Tanda-dan gejala
a. Hernia hiatal
Kondisi di mana kerongkongan (pipa tenggorokan) turun, melewati diafragma
melalui celah yang disebut hiatus sehingga sebagian perut menonjol ke dada
(toraks).
b. Hernia epigastrik
Terjadi di antara pusar dan bagian bawah tulang rusuk di garis tengah perut.
Hernia epigastrik biasanya terdiri dari jaringan lemak dan jarang yang berisi
usus. Terbentuk di bagian dinding perut yang relatif lemah, hernia ini sering
menimbulkan rasa sakit dan tidak dapat didorong kembali ke dalam perut
ketika pertama kali ditemukan.
c. Hernia umbilikal
Berkembang di dalam dan sekitar umbilikus (pusar) yang disebabkan bukaan
pada dinding perut, yang biasanya menutup sebelum kelahiran, tidak menutup
sepenuhnya.
d. Hernia inguinalis
Merupakan hernia yang paling umum terjadi dan muncul sebagai tonjolan di
selangkangan atau skrotum. Hernia inguinalis terjadi ketika dinding abdomen
berkembang sehingga usus menerobos ke bawah melalui celah. Hernia tipe ini
lebih sering terjadi pada laki-laki daripada perempuan.
e. Hernia femoralis
Hernia ini muncul sebagai tonjolan di pangkal paha. Tipe ini lebih sering
terjadi pada wanita dibandingkan pada pria.
f. Hernia insisional
Hernia ini dapat terjadi melalui luka pasca operasi perut. Hernia ini muncul
sebagai tonjolan di sekitar pusar yang terjadi ketika otot sekitar pusar tidak
menutup sepenuhnya.
5. Phatofisiologi
Hernia berkembang ketika intra abdominal mengalami pertumbuhan
tekanan seperti tekanan pada saat mengangkat sesuatu yang berat, pada saat buang
air besar atau batuk yang kuat atau bersin dan perpindahan bagian usus ke daerah
otot abdominal, tekanan yang berlebihan pada daerah abdominal itu tentu saja
akan menyebabkan suatu kelemahan mungkin disebabkan dinding abdominal
yang tipis atau tidak cukup kuatnya pada daerah tersebut dimana kondisi itu ada
sejak atau terjadi dari proses perkembangan yang cukup lama, pembedahan
abdominal, kemudian terjadi hernia. Karena organ– organ selalu saja melakukan
pekerjaan yang berat dan berlangsung dalam waktu yang cukup lama, sehingga
terjadilah penonjolan yang mengakibatkan kerusakan yang sangat parah. Sehingga
akhirnya menyebabkan kantung yang terdapat dalam perut menjadi atau
mengalami kelemahan.
6. Phatway
B. KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Aktivitas/istirahat
Tanda dan gejala: Atropi otot, gangguan dalam berjalan, riwayat pekerjaan
yang perlu mengangkat benda berat, duduk dalam waktu lama.
b. Eliminasi
Gejala: Konstipasi, mengalami kesulitan dalam defekasi adanya inkontinensia
atau retensi urin.
c. Integritas ego
Tanda dan gejala: Cemas, depresi, menghindar ketakutan akan timbulnya
paralisis, ansietas masalah pekerjaan, finansial keluarga.
d. Neuro sensori
Tanda dan gejala: Penurunan reflek tendon dalam kelemahan otot hipotonia,
nyeri tekan, kesemutan, ketakutan kelemahan dari tangan dan kaki.
e. Nyeri atau ketidaknyamanan
Gejala: Sikap, perubahan cara berjalan, nyeri seperti tertusuk benda tajam,
semakin memburuk dengan batuk, bersin membengkokkan badan.
f. Keamanan
Gejala: adanya riwayat masalah punggung yang baru saja terjadi.
2. Diagnosa Keperawatan dan Intervensi
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul dan intervensi yang dapat dilakukan
adalah:
a. Nyeri akut berhubungan dengan luka post operasi
b. Cemas berhubungan dengan keadaan penyakit yang di alami
c. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan tubuh dan ADL dibantu.
3. Rencana keperawatan/Intervensi
A. JUDUL
“Terapi Murottal (Al-Qur’an) Mampu Menurunkan Tingkat Kecemasan Pada
Pasien Pre Operasi Laparatomi”
B. PENELITI
Virgianti Nur Faridah
C. TEMPAT PENELITIAN
Di Ruang Bougenville RSUD Dr. Soegiri Lamongan
D. METODE PENELITIAN
Desain penelitian dalam penelitian ini adalah Pra Eksperimen dengan
menggunakan desain One Group Pretest-Postest. Dalam rancangan ini, tidak ada
kelompok pembanding (kontrol) tetapi paling tidak sudah dilakukan observasi pertama
(pretes) yang memungkinkan peneliti dapat menguji perubahan perubahan yang terjadi
setelah terjadi adanya eksperimen (Soekidjo
Notoatmojo, 2005).
E. HASIL DAN KESIMPULAN
1. Hasil
- Hasil Penelitian
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien pre operasi mengalami
cemas sedang yaitu 18 orang atau 56,2% dan sebagian pasien pre operasi
mengalami cemas berat yaitu 14 orang atau 43,8% . Menurut Subandi (2000),
ketakutan akan kematian muncul bisa juga dikarenakan ketidakmampuannya
menempatkan kematian kedalam suatu perspektif makna dan nilai yang lebih
luas. Selain itu cemas menghadapi kematian bisa juga dikarenakan terlalu
banyak memanjakan diri dengan kehidupan duniawi.
- Setelah Diberikan Intervensi Terapi
Setelah diberikan intervensi terapi murottal (al-qur’an), 21 pasien
(56,5%) mengalami tingkat kecemasan ringan dan 8 pasien (25%) mengalami
tingkat kecemasan sedang.
- Analisis Pengaruh Terapi Murottal (Al-Qur’an) Terhadap Penurunan Tingkat
Kecemasan Pada Pasien Pre Operasi Laparatomi
Dari hasil uji statistik Wilcoxon Sign Rank Test, menunjukkan nilai
signifikansi (p-value = 0,000) dimana hal ini berarti p value < 0,05 sehingga
H1 diterima artinya ada pengaruh tingkat kecemasan sebelum dan sesudah
pemberian terapi murottal (Al-Qur ’an) terhadap penurunan tingkat kecemasan
pada pasien pre operasi laparatomi.
2. KESIMPULAN
Sebagian besar pasien pre operasi laparatomi mengalami cemas sedang
sebelum dilakukan terapi mendengarkan ayat-ayat Alqur’an. Sebagian pasien pre
operasi laparatomi mengalami cemas ringan sesudah dilakukan terapi
mendengarkan ayat-ayat Alqur’an. Terdapat pengaruh pemberian terapi Murottal
(Al-qur’an) terhadap penurunan tingkat kecemasan pada pasien pre operasi
laparatomi di Ruang Bougenville RSUD Dr. Soegiri Lamongan dengan hasil uji
statistic Wilcoxon Sign Rank Test, menunjukkan nilai signifikansi (p-value =
0,000) .
Factor mekanik
Trauma abdomen
Rencana pembedahan
Pembedahan
(laparotomy)
Respon fisiologis
Dilakukannya
terapi MUROTAL Ansietas (cemas)
BAB IV
RESUME ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN FOKUS
1. Identitas
Nama : Tn. S
No. RM : 00241833
Umur : 61 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Alamat : Sumbarsari RT 01 RW 02 Ngampel
2. Keluhan utama
Tn. S mengatakan ada seperti benjolan di lipatan paha kanan dan terasa sangat
nyeri.
3. Riwayata Penyakit Sekarang
Pasien datang ke RS pada tanggal 10/07/2018, pukul 07.00 WIB dengan
keluhan adanya benjolan di bagian lipatan paha sebelah kanan. Kemudian
pasien di transfer ke ruang IBS pada pukul 16.00 WIB dan akan dilakukannya
tindakan laparotomy.
4. Riwayat Penyakit Dahulu
Tn. S tidak memiliki riwayat penyakit yang menular, hannya pernah
mengalami gejala demam biasa.
5. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
Bentuk kepala mesochopal, kulit kepala bersih, rambut mulai memutih, dan
tidak terdapat udem
b. Mata
Keadaan mata simetris dan konjungtiva tidak anemis
c. Telinga
Bentuk simetris dan keadaan bersih
d. Hidung
Keadaan bersih, dan tidak terdapat adanya pergerakan cuping hidung
e. Mulut
Mukosa lembab, rongga mulut dalam keadaan bersih, gigi sedikit
peradanagan.
f. Dada
- Auskultasi : suara nafas normal dan tidak terdengar suara bunyi tambahan
g. Abdomen
Perkusi : Normal, pada kuadran kanan kanan atas nampak terdengar suara
tympani
h. Tanda-tanda vital
- TD : 160/90 mmHg
- RR : 22 x/m
- SPO² : 100 %
B. ANALISA DATA
Do :
- Pasien tampak tegang
- Tekanan darah
meningkat 160/90 mmHg
x/menit
- Frekuensi nadi
meningkat 110 x/menit
- Selalu mengutarakan
pertanyaan tentang
kondisi dirinya
2. Selasa, 10 Ds :
- Pasien mengeluh nyeri
Juli 2018 Nyeri akut Trauma
P : rasa nyeri timbul
(16.20) abdomenalis
karna adanya
benjolan di lipatan
paha kanan
Q : rasa nyeri seperti di
tusuk-tusuk
R : lokasi nyeri yakni di
bagian perut kanan
bawah
S : skala nyeri 4 yakni
dalam kategori
nyerin sedang
T : rasa nyeri yang
dirasakan siang dan
malam dan
lamanya ± 2-3
menitan
Do :
- Tampak meringis
kesakitan
- Bersikap waspada
dalam menghindari rasa
nyeri
- Nadi meningkat 110
x/menit
- TD : 160/90 mmHg
- Nampak gelisah
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ansietas b/d Rencana Operasi
2. Nyeri Akut b/d Trauma Abdomenalis
D. INTERVENSI
NO TUJUAN &
WAKTU KRITERIA HASIL RENCANA (NIC)
(TGL/JAM) (NOC)
1. - Anxiety self-control Anxiety Reduction (penurunan
- Anxiety level kecemasan)
- Coping
1. Gunakan pendekatan yang
menenangkan
Setelah dilakukannya
2. Nyatakan dengan jelas harapan
tindakan keperawatan
terhadap pelaku pasien
diharapakan ansietas
3. Jelaskan semua prosedur dan apa
dapat teratasi, dengan
yang dirasakan selama prosedur
kriteria hasil :
4. Pahami prespektif pasien
terhadap situasi stres
1. Klien mampu
5. Temani pasien untuk memberikan
mengidentifikasi dan keamanan dan mengurangi takut
mengungkapkan 6. Dorong keluarga untuk
gejala cemas. menemani anak
2. Mengidentifikasi, 7. Lakukan terapi distraksi
mengungkapkan dan (murottal)
menunjukkan tehnik 8. Dengarkan dengan penuh
untuk mengontol perhatian
cemas. 9. Identifikasi tingkat kecemasan
3. Vital sign dalam batas 10. Bantu pasien mengenal situasi
normal. yang menimbulkan kecemasan
4. Postur tubuh, ekspresi 11. Dorong pasien untuk
wajah, bahasa tubuh mengungkapkan perasaan,
dan tingkat aktivfitas ketakutan, persepsi
menunjukkan 12. Instruksikan pasien menggunakan
berkurangnya teknik relaksasi
kecemasan. 13. Berikan obat untuk mengurangi
kecemasan
A. IDENTITAS
Nama : Tn. S
No. RM : 00241833
Umur : 61 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Alamat : Sumbarsari RT 01 RW 02 Ngampel
B. DATA FOKUS
di ruang bedah pada tanggal 10 Juli 2018 pukul 16.00 WIB. Tn. S mengatakan
bahwa merasa tegang dan takut saat tiba diruang bedah, karna baru pertama
PROSEDUR
Pre interaksi :
1. Cek catatan keperawatan atau catatan medis klien (jika ada)
2. Siapkan alat-alat
3. Identifikasi faktor atau kondisi yang dapat menyebabkan kontra indikasi
4. Cuci tangan
Tahap orientasi :
1. Beri salam dan panggil klien dengan namanya
2. Jelaskan tujuan, prosedur, dan lamanya tindakan pada klien/keluarga
Tahap kerja :
- Berikan kesempatan klien bertanya sebelum kegiatan dilakukan
- Menanyakan keluhan utama klien
- Jaga privasi klien. Memulai kegiatan dengan cara yang baik
- Menetapkan perubahan pada perilaku dan/atau fisiologi yang diinginkan
seperti relaksasi, stimulasi, konsentrasi, dan mengurangi rasa sakit.
- Menetapkan ketertarikan klien terhadap surah yang di berikan
- Identifikasi pilihan surah/ayat yang diberikan
- Berdiskusi dengan klien dengan tujuan berbagi pengalaman dalam
mendengarkan ayat al-qur’an
- Bantu klien untuk memilih posisi yang nyaman.
- Batasi stimulasi eksternal seperti cahaya, suara, pengunjung, panggilan
telepon selama mendengarkan MUROTAL
- Mulai pakaikan heandseat ke dua lubang telinga pasien dengan benar
- Pastikan hendseat dan perlengkapan dalam kondisi baik.
- Mulai putar/nyalakan dan lakukan terapi MUROTAL
- Pastikan volume yang sesuai dan tidak terlalu keras
Terminasi :
Keterangan :
Skor : 0 = tidak ada
1 = ringan
2 = sedang
3 = berat
4 = berat sekali
Total Skor : kurang dari 14 = tidak ada kecemasan
14 – 20 = kecemasan ringan
21 – 27 = kecemasan sedang
28 – 41 = kecemasan berat
42 – 56 = kecemasan berat sekali.
A. HASIL
SEBELUM DIBERIKAN SESUDAH DIBERIKAN
TERAPI TERAPI
3 1
Ket :
Dari tabel diatas yakni sebelum diberikannya terapi murotal tingkat kecemasan berada
pada skala 3 yaitu dalam kategori kecemasan berat. Dan setelah dibeikannya terapi,
B. PEMBAHASAN
Dari hasil diatas dalam pemberian terapi MUROTAL yakni sangat signifikan
dan mampu membuat keadaan lebih nyaman. Adapun pengaruh terapi mendengarkan
perubahan sirkulasi darah,perubahan detak jantung dan kadar darah pada kulit.
penambahan kadar darah dalam kulit, diiringi dengan penurunan frekuensi detak
jantung. Terapi murotal bekerja pada otak, dimana ketika didorong oleh rangsangan
dari luar (terapi Al- Qur’an), maka otak maka memproduksi zat kimia yang disebut
yang ada di dalam tubuh dan akan memberikan umpan balik berupa kenikmatan atau
kenyamanan (Yusri, 2006; Faradisi, 2009; Mottaghi, Esmaili, & Rohani, 2011).
C. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
1. Kelebihan
Di dapatkan hasil yang menunjukan bahwa terapi ini sangat mudah dilakukan dan
tidak mengeluarkan biaya, serta dapat dilakukan pada setiap kalangan. Dalam
penerapan terapi ini, tim medis yang lain juga sangat membantu dengan waktu
2. Kekurangan
Di sini penulis tidak begitu paham akan bahasa jawa inggil (halus)
3. Hambatan
A. KESIMPULAN
Pada pasien pre operasi laparatomi ini mengalami cemas sedang sebelum dilakukan
terapi mendengarkan ayat-ayat Alqur’an dan setelah di berikan terapi murotal rasa
cemas yang dialami turun, sehingga pasien lebih rileks dalam lantunan ayat al-qur’an.
B. SARAN
2. Bagi pendidikan
murotal dan sebagai salah satu terapi nonfarmakologis yang dapat menurunkan
Hidayat, AAA. (2006). Riset Keperawatan Dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta:Salemba
Faradisi, F. (2009). Perbedaan efektifitas pemberian terapi murotal dengan terapi musik
klasik terhadap penurunan tingkat kecemasan pada pasien pre operasi fraktur
ekstremitas di RS Dr. Moewardi Surakarta.
Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Potter dan Perry. (2006).
Fundamental Keperawatan Konsep, Proses dan Praktik. Edisi 4.Vol 1. Jakarta: EGC
Sjamsuhidayat, (2005). Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi Revisi. Penerbit Buku Kedokteran.
Jakarta: EGC.
Jitowiyono, Sugeng dan Weni Kristiyanasari . 2010. Asuhan Keperawatan Post Operasi
pendekatan Nanda, Nic-Noc. Yogyakarta: Yuha Medika
Nurarif, Amin Huda dan Kusuma Hardhi. 2013. Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis & nanda Nic-noc. Jilid 2. Yogyakarta. EGC.
Nurarif, Amin Huda dan Kusuma Hardhi. 2015. Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis & Nanda Nic-noc. Jilid 2. Yogyakarta. Mediaction.
Priharjo, Robert. 2006. Buku Pengkajian Fisik Keperawatan . Edisi 2. Jakarta: EGC.
Ruhl, CE, Everhart, JE. 2007. Risk Factors for Inguinal Hernia among Aduls in the US
Population. Am J Epidemiol.
Suratan dan Lusianah. 2010. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem
Gatrointestinal. Jakarta: Trans Info Media
William & Wilkins, L. 2011. Buku Ajar Fatofisiologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC