LP Ventilator

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

VENTILATOR
Annisa Fitri Lidia, 1406578123

A. Pengertian
Ventilator merupakan alat pernapasan bertekanan negative atau positif yang dapat
mempertahankan ventilasi pemberian oksigen dalam waktu yang lama. Ventilator
berfungsi untuk membantu memenuhi oksigen paru, mengeluarkan karbondioksida dalam
tubuh, membantu pasien untuk lebih mudah bernafas, membantu pasien yang kehilangan
kemampuan untuk bernafas. Ventilator menyalurkan gas ke paru-paru dengan
menggunakan tekanan positif pada tingkat tertentu. Jumlah gas disampaikan dapat
dibatasi oleh waktu, tekanan atau volume. Durasi bisa dikontrol dengan waktu, tekanan
atau aliran (Smeltzer, et al, 2010)

Tujuan dari pemasangan ventilator adalah:


1. Memperbaiki ventilasi paru
2. Memberikan kekuatan mekanis pada sistem paru untuk mempertahankan ventilasi
yang fisiologis
3. Mengatasi ketidakseimbangan ventilasi dan perfusi
4. Menjamin hantaran O2 ke jaringan adekuat
5. Membantu otot nafas yang lelah/lemah
6. Mengurangi kerja miokard dengan jalan mengurangi kerja nafas

B. Indikasi

1. Gangguan ventilasi
- Disfungsi otot pernapasan
- Penyakit neuromuscular (miestania gravis, polymelitis)
- Sumbatan jalan napas
- Gangguan kendali napas
- Gagal napas akut disertai asidosis respiratorik

1
2. Gangguan oksigen
- Hipoksemia yang teah dapat terapi oksigen maksimal namun tidak ada perbaikan
3. Secara fisiologis memenuhi kriteria
- RR > 35x/menit
- Tidal volume <5ml/kgBB
- Kapasitas vital <10ml/kg/BB
- Tekanan inspirasi maksimal <25 cm H2O
- PO2 <60 mmHg dengan FiO2 21%
- PO2 <70 mmHg dengan FiO2 40%
- PO2<100 mmHg dengan FiO2 100%
- PaCO2 > 55 mmHg
- Minute volume (MV) <3 liter/menit atau >20 liter per menit
- Penggunaan otot tambahan pernapasan
Selain itu, kondisi-kondisi lain yang dapat mengarah pada gagal napas juga
membutuhkan ventilator mekanik (Smeltzer, et.al, 2010), seperti :
- pascaoperatif bedah toraks dan abdomen - kegagalan multisystem
- penyakit neuromuskular - koma
- insufisiensi jantung - apnea yang tidak cepat pulih
- cidera inhalasi - henti jantung
- trauma multiple - henti napas
- penyakit paru obstruktif
- syok
- hipoksemia (tidak teratasi dengan pemberian O2 non-infasif)

C. Anatomi and Fisiologi Dasar Sistem Pernafasan


Proses ventilasi:
1. Pergerakan diafragma
2. Perubahan pada tekanan transpulmonal
3. Pemenuhan paru
4. Resistensi saluran nafas

2
D. Cara Kerja Ventilator
Ventilator meniup udara-udara atau dengan ekstra oksigen ke dalam saluran pernapasan
dan kemudian paru-paru. Saluran pernapasan merupakan pipa yang membawa udara yang
kaya oksigen ke paru-paru Anda. Mereka juga membawa karbon dioksida, gas buang,
dari paru-paru.

3
E. Klasifikasi Ventilator
1. Berdasarkan cara alat mendukung ventilasi
a. Ventilator tekanan negatif
Ventilator tekanan negatif mengeluarkan tekanan negatif pada dada eksternal.
Dengan mengurangi tekanan intratoraks selama inspirasi memungkinkan dara
mengalir ke dalam paru-paru sehingga memenuhi volumenya. Ventilator jenis
ini digunakan terutama pada gagal nafas kronik yang berhubungn dengan
kondisi neurovaskular seperti poliomyelitis, distrofi muscular, sklerosisi ateral
amiotrifik dan miastenia gravis. Penggunaan tidak sesuai untuk pasien yang
tidak stabil atau pasien yang kondisinya membutuhkan perubahan ventilasi
sering.
b. Ventilator bertekanan positif
Ventilator tekanan positif menggembungkan paru-paru dengan mengeluarkan
tekanan positif pada jalan nafas dengan demikian mendorong alveoli untuk
mengembang selama inspirasi. Pada ventilator jenis ini diperlukan intubasi
endotrakeal atau trakeostomi. Ventilator ini secara luas digunakan pada klien
dengan penyakit paru primer. Terdapat tiga jenis ventilator tekanan positif
yaitu tekanan bersiklus, waktu bersiklus dan volume bersiklus.

2. Berdasarkan mekanisme kerja ventilator


a. Volume cycled ventilator
Prinsip dasar ventilator ini adalah siklusnya berdasarkan volume. Mesin
berhenti bekerja dan terjadi ekspirasi bila telah mencapai volume yang
ditentukan. Keuntungan volume cycled ventilator adalah perubahan pada
komplain paru pasien tetap memberikan volume tidal yang konsisten.
b. Pressure Cycled Ventilator.
Prinsip dasar macam dan mode pada ventilator type ini adalah siklusnya
menggunakan tekanan. Mesin berhenti bekerja dan terjadi ekspirasi bila telah
mencapai tekanan yang telah ditentukan. Pada titik tekanan ini, katup inspirasi
tertutup dan ekspirasi terjadi dengan pasif. Kerugian pada type ini bila ada
perubahan komplain paru, maka volume udara yang diberikan juga berubah.

4
Sehingga pada pasien yang setatus parunya tidak stabil, penggunaan ventilator
tipe ini tidak dianjurkan.
c. Time Cycled Ventilator.
Prinsip kerja dari ventilator type ini adalah cyclusnya berdasarkan waktu
ekspirasi atau waktu inspirasi yang telah ditentukan. Waktu inspirasi
ditentukan oleh waktu dan kecepatan inspirasi (jumlah napas permenit)
Normal ratio
I : E (inspirasi : ekspirasi ) 1 : 2.
d. Flow cycled Ventilator
Memberikan napas/ menghantarkan oksigen berdasarkan kecepatan aliran
yang sudah disetting terlebih dahulu.

F. Setting ventilator
Settingan yang ada ventilator mencakup:
1. Fraksi Oksigen Inspired (FiO2): Jumlah oksigen yang diberikan kepada pasien.
Disesuaikan untuk mempertahankan O2 duduk dari> 90%. Kepedulian dengan
toksisitas oksigen dengan FiO2> 60% yang diperlukan selama 12-24 jam.
* Dalam ICU neonatal dan ICU Pediatric, O2 SATS mungkin berbeda berdasarkan
proses penyakit pasien.
2. Respiration Rate : Jumlah napas / menit. Yang diberikan ventilator
3. Volume Tidal: Jumlah udara disampaikan dengan setiap napas ventilator, biasanya
ditetapkan pada 6-8 ml / kg.
4. Sigh: Ventilator napas dengan volume yang lebih besar dari volume tidal yang telah
ditetapkan, digunakan untuk mencegah atelektasis, Namun, tidak selalu digunakan
(volume Tidal mungkin cukup untuk mencegah atelektasis)
5. Batas Tekanan: Batas tekanan tertinggi yang diizinkan oleh ventilator; Penyebab
alarm tekanan tinggi mungkin termasuk batuk, akumulasi sekret, tabung tertekuk,
pneumotoraks, penurunan kepatuhan paru. Pengaturan pada parameter ini bertujuan
untuk membatasi tekanan yang diberikan dalam mencapai volume tidal. Pressure limit
diberikan 10-15 cm H2O diatas tekanan yang dikeluarkan oleh pasien

5
6. Sensitivitas: Diberikan agar pasien merangsang mesin untuk memberikan nafas.
Sensitivitas tidak diberikan jika ventilator dalam modus control. Jika pasien
diharapkan untuk merangsang mesin maka sensitivitas diatur pada -2cmH2O
7. Positif End Ekspiration Pressure (PEEP): Tekanan dipertahankan dalam paru-paru
pada akhir ekspirasi digunakan untuk meningkatkan oksigenasi dapat membuka
collaps alveoli, meningkatkan ventilasi / perfusi, meningkatkan oksigenasi; dapat
digunakan untuk mengurangi FiO2
8. Peak Inspiration Pressure: Tekanan Puncak terdaftar pada pengukur tekanan saluran
udara selama ventilasi normal; Nilai PIP digunakan untuk mengatur tinggi dan rendah
alarm tekanan; peningkatan kepatuhan paru PIP dapat mengindikasikan penurunan
atau peningkatan resistensi paru-paru
9. Volume Menit atau Menit Ventilasi (Ve): kali tingkat pernapasan volume tidal RR x
vt = Ve Volume menit normal untuk orang dewasa adalah 5-10 liter
Setting Function Parameter

Respiratory Rate (RR) Jumlah pernapasan yang Biasanya 4-20 x/menit


diebrikan oleh ventilator
setiap menit
Tidal Volume (VT) Volume gas yang Biasanya 8-12 cc/kg
dberikan setiap kali PPOK = 10 ml/kg
ventilator bernafas (mencegah overinflation)
ARDS = 8 ml/kg
(mencegah volutrauma)

Fractional Inspired Oxygen Jumlah oksigen yang 21% to 100%; biasanya


(FIO2) diberikan oleh ventilator di set untuk menjaga
pada pasien PaO2 > 60 mmHg atau
SaO2 > 90%

Inspiratory:Expiratory Perbandingan panjang Biasanya 1:2 atau 1:1.5


(I:E) Ratio ekspirasi dan inspirasi ratio ventilasi yang
dibutuhkan

Pressure Limit Jumlah maksimum 10-20 cm H2O diatas


tekanan yang bisa peak inspiratory pressure
digunakan ventilator (PIP); maksimal 35 cm
untuk bernafas H2O

6
10. Alarm: Alarm ventilator bekerja atau berbunyi verarti mengindikasikan terjadinya
suatu masalah. Mekanisme kerja alarm pada ventilator antara lain.
a) Oksigen: Alarm akan berbunyi jika FiO2 menyimpang dari settingan awal
Penyebab Penatalaksanaan

Settingan FiO2 diubah-ubah dan tidak Mengubah settingan FiO2 sesuai


sesuai dengan nilai yang diharapkan dengan nilai yang diharapkan

Analyzer oksigen error Mengkalibrasikan analyzer

Gangguan pada sumber oksigen Mengkoreksi gangguan yang terjadi

b) Pressure
- High pressure limit: High pressure limit biasanya disetting 10 cmHg diatas
PIP pasien rata-rata. Alarm akan berbunyi jika tekanan meningkat dimanapun
selama masih di sirkuit ventilator.
Penyebab Penatalaksanaan

Peningkatan hambatan aliran Luruskan selang nafas ventilator.


gas Auskultasi suara nafas dan berikan
bronkodilator jika diperlukan

Penurunan compliance paru Turunkan flow rate/VT/gunakan control


mode

Pasien melawan ventilator Disconnect dari ventilator, lakukan


(fighting) bagging

Jika respiratory distress tidak ada, maka


masalahnya ada pada ventilator.

Jika ada usaha nafas dari pasien, gunakan


SIMV

- Low inspiratory pressure: Biasanya disetting 5-10 cmHg dibawah PIP. Alarm
akan berbunyi jika tekanan di sistem lebih rendah dari settingan

Penyebab Penatalaksanaan

7
Gangguan pada pasien Koreksi kebocoran atau saluran yang lepas
dengan ventilator

- Low O2 pressure: Alarm akan aktif jika tekanan sumber udara tidak adekuat

Penyebab Penatalaksanaan

Kehilangan sumber Cek sambungan dengan sumber udara. Jika


udara/kehilangan tekanan karena turunnya tekanan ventilator tidak
dalam sumber udara berfungsi, lakukan ventilasi secara manual

- Low PEEP/CPAP: Parameter alarm PEEP/CPAP biasanya diatur 3-5cmHg


dibawah settingan PEEP/CPAP yang digunakan

Penyebab Penatalaksanaan

Kerusakan pada sirkuit Evaluasi dan koreksi sumber kerusakan


ventilator

c) Volume
- Rendahnya volume tidal ekspirasi atau minute volume venyilation

Penyebab Penatalaksanaan

Tidak tersambungnya Kebocoran bisa bersumber dari mulut atau


ventilator sistem dengan koreksi sirkuit.
pasien (cth: alat terlepas dari
Tanda dan gejala pada pasien:
pasien)
- Hipoksemia dan hiperkabnia
Terjadi kebocoran
- Kebocoran bisa juga karena malposisi
alat pada jalan napas, udara dapat
ditambahkan pada cuff
- Jika kebocoran tidak dapat diperbaiki
dalam waktu singkat, maka reset
kembali parameter alarm (VT) untuk
mengkompensasi volume yang hilang
Pasien dalam penggunaan Kaji penyebab penurunan compliance paru
ventilator dengan PC mode, atau penurunan resistensi jalan nafas

8
pasien dengan penurunan Kaji tanda dan gejala kelelahan otot nafas
compliance, penurunan pada pasien : RR, pola napas irregular,
resistensi atau kelelahan penggunaan otot-otot aksesoris pernapasan

Meningkatkan tekanan inpirasi untuk


mendapatkan VT yang cukup,
meningkatkan jumlah nafas bantuan, atau
mengubah mode ventilator menjadi
volume cycled mode

Mencapai tekanan batas atas Gangguan disebabkan karena tingginya


tekanan tertinggi karena tekanan inspirasi
ventilator membuang sisa VT

Sensor dalam kondisi basah, Keringkan sensor dan susun kembali


menyebabkan tidak akuratnya
pengukuran volume ekspirasi

Tidak cukupnya aliran gas Awasi/kaji adanya waktu inpirasi yang


memanjang dengan mengontrol I:E ratio.
Kemudian perbaiki dengan meningkatkan
aliran udra (flow rate)

- Tingginya volume tidal ekspirasi atau minute volume venyilation

Penyebab Penatalaksanaan

Meningkatkan RR atau tidal Cari alasan/penyebab pasien mengalami


volume peningkatan volume ekspirasi:kecemasan,
nyeri, hipoksemia, asidosis metabolic yang
dikarenakan menurunnya perfusi jaringan,
kehilangan HCO3 melalui abdominal drain

Cari penyebab kecemasan, penyebab


hipoksemia, control nyeri

Pengaturan ventilator yang M,engatur kembali settingan VT dan RR


tidak sesuai atau alarm parameter pada ventilator

Adanya kebisingan yang Keluarkan cairan dari selang ventilator


berlebihan (misal adanya air sesegera mungkin
pada selang) dapat
menyebabkan kesalahan

9
dalam interpretasi.

d) Apnea: Alarm akan diaktifkan atau berbunyi jika tidak ada ekshalasi
Penyebab Penatalaksanaan

Tidak terdeteksinya usaha Kaji pernapasan pasien.


nafas spontan dari pasien
Jika pasien tidak bernafas, lepas
ventilator dang anti dengan bantuan nafas
manual (bagging). Jika nadi tidak teraba,
cai bantuan dan lakukan RJP

Lepasnya sambungan sensor Periksa sambungan sensor dan


ekshalasi hubungkan kembali dengan ventilator

e) I:E ratio: Alarm I:E ratio akan berbunyi jika I:E ratio mencapai 1:3 atau dibawah
1:1,5.
Penyebab Penatalaksanaan

Tidak sesuainya volume Cek kesiapan VT, peak inspiratory flow


tidal, peak inspiratory flow rate, dan RR control
rate dan respiratory rate
Jika VT dan RR settingnya sudah sesuai,
control
atur peak inspiratory flow rate untuk
mencapai I:E ratio normal

f) Gangguan mesin ventilator

Penyebab Penatalaksanaan

Lepasnya sambungan kabel Cek sambungan listrik


ke sumber listrik

Rusaknya tekanan udara dan Cek sumber tekanan udara dan oksigen
oksigen dan cek sambungan

Disfungsunya Disconnect ventilator dan berikan


microproccesor bantuan ventilasi secara manual

10
G. Mode Ventilator

MODE FUNCTION PENGGUNAAN


KLINIS

Control Ventilation (CV) Memberikan Volume preset Biasanya digunakan


atau tekanan terlepas dari upaya untuk pasien yang
inspirasi pasien sendiri apnea

Assist-Control Memberikan napas dalam Biasanya digunakan


Ventilation (A/C) menanggapi upaya pasien dan untuk pasien bernapas
jika pasien gagal untuk spontan dengan
melakukannya dalam jumlah kelemahan otot
waktu tertentu pernafasan

Synchronous Intermittent Napas ventilator disinkronkan Biasanya digunakan


Mandatory dengan upaya pernapasan untuk menyapih pasien
Ventilation(SIMV) pasien dari ventilasi mekanik

Pressure Support Tekanan Preset yang Sering digunakan


Ventilation (PSV) menambah upaya inspirasi dengan SIMV selama
pasien dan mengurangi kerja penyapihan
pernapasan

Positive End Expiratory Tekanan positif diterapkan pada Digunakan dengan CV,
Pressure (PEEP) akhir ekspirasi A / C, dan SIMV untuk
meningkatkan
oksigenasi dengan
membuka colaps
alveoli

Continuous Positive Mirip dengan PEEP tetapi Mempertahankan


Airway Pressure (CPAP) digunakan hanya dengan pasien tekanan positif konstan
secara spontan bernapas dalam saluran udara
sehingga resistensi
menurun

Independent Lung Berventilasi setiap paru secara Digunakan untuk


terpisah; membutuhkan dua pasien dengan penyakit

11
Ventilation (ILV) ventilator dan obat penenang / paru-paru unilateral
kelumpuhan atau proses penyakit
yang berbeda di setiap
paru-paru

High Frequency Memberikan sejumlah kecil gas Digunakan untuk


Ventilation (HFV) dengan kecepatan tinggi (60- ketidakstabilan
100 napas / menit); hemodinamik, selama
membutuhkan sedasi / prosedur jangka
kelumpuhan pendek, atau jika
pasien berisiko untuk
pneumothorax

Inverse Ratio Ventilation I: E rasio terbalik untuk Meningkatkan


(IRV) memungkinkan inspirasi lagi; oksigenasi pada pasien
membutuhkan sedasi / yang masih hipoksia
kelumpuhan bahkan dengan PEEP;
membuat alveoli dari
runtuh

12
H. Komplikasi
1. Ventilator Induced Lung Cedera
 toksisitas oksigen
 Barotrauma / volutrauma
2. Komplikasi Kardiovaskular: penurunan curah jantung (biasanya, tidak selalu dan
sering kita bahkan tidak menyadari)
3. Ventilator-associated Pneumonia (VAP)

I. Weaning and Ekstubasi


Tujuan dari ventilasi mekanis adalah untuk "bernapas pasien" sampai dia atau dia cukup
pulih untuk bernapas sendiri. Proses ini biasanya adalah salah satu bertahap, dan disebut
sebagai penyapihan (weaning). Weaning dicapai dengan menurunkan jumlah napas yang
diberikan oleh ventilator, serta dengan mengubah cara di mana napas diberikan kepada
pasien. Metode penyapihan: T-piece / uji CPAP, Synchronized Intermittent Mandatory
Ventilation (SIMV), dan Tekanan Dukungan Ventilasi (PSV).
Indikasi ekstubasi:
1. parameter klinis
 Resolusi / stabilisasi proses penyakit
 hemodinamik stabil
 Batuk Utuh / refleks muntah
 respirasi spontan
 Pengaturan ventilasi diterima
 FiO2 <50%, PEEP <8, PaO2> 75, pH> 7,25
2. pendekatan umum
 Weaning SIMV
 Weaning PSV
 Uji pernapasan spontan
 Terbukti lebih unggul

Perawatan post extubasi:

 oksigen dilembabkan

13
 latihan pernafasan
 Bunyi napas, oksimetri pulsa, dan tanda-tanda vital harus dinilai dan dicatat
segera setelah ekstubasi. Tanda-tanda vital harus didokumentasikan sering selama
beberapa jam pertama setelah ekstubasi (yaitu, 15 menit x 1 jam, 30 menit x 1
jam, maka setiap jam sampai stabil,
 ABG dilakukan 30-60 menit setelah ekstubasi. Juga, jangan lupa untuk
menanyakan kepada pasien bagaimana nya pernapasan terasa, dan pastikan untuk
meninggalkan lampu panggilan dalam jangkauan.

14
Referensi :

Smeltzer, S. C., et. al. (2010). Brunner & Suddarth’s text books of medicalsurgical nursing (12th
ed.). Philadelphia: Lippincott.

Sole, M.L., Klein, D.G., & Moseley, M.J. (2005). Critical care nursing (4th ed.). St.Louis:
Elsevier Saunders.

Sundana, K. (2008). Ventilator: Pendekatan praktis di unit perawatan kritis. Bandung: CICU
RSHS Bandung.

15

Anda mungkin juga menyukai