Laporan Pendahuluan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN DENGAN GANGGUAN BIPOLAR

PADA NY. “R” DI RUANGAN POLIJIWA

RSUD LABUANG BAJI

OLEH:

NURSINAM TOGOLO
18182020

CI LAHAN CI INSITUSI

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN

STIKES GUNUNG SARI MAKASSAR

2021
A. Masalah Utama
Gangguan Mood (Bipolar).

B. Proses Terjadinya Masalah


1. Pengertian
Gangguan afektif bipolar adalah suatu gangguan suasana perasaan yang
ditandai oleh adanya episode berulang (sekurang-kurangnya dua episede) dimana
afek pasien dan tingkat jelas aktivitas jelas terganggu, pada waktu tertentu terdiri
dari peningkatan afek disertai penambahan energi dan aktivitas (mania atau
hipomania), dan pada waktu lai berupa penurunan afek disertai pengurangan
energi dan aktivitas (depresi) (Maslim, 2014).
Gangguan bipolar menurut Diagnostic And Statistical Manual Of Mental
Disorders-Text Revision edisi ke empat ialah gangguan mood yang terdiri dari
paling sedikit satu episode manik, hiponamik atau campuran yang biasanya
disertai dengan adanya riwayat episode depresi mayor (Amalina, 2015).
Gangguan afektif menurut Kapita Selekta Kedokteran edisi ke tiga jilid 1
adalah gangguan dengan gejala utama adanya perubahan suasana (mood) atau
afek, biasanya ke arah depresi dengan atau tanpa ansietas yang menyertainya, atau
ke arah elasi (suasana perasaan meningkat/manik).
Jadi, gangguan bipolar adalah gangguan mental yang menyerang kondisi
psikis seseorang yang ditandai dengan perubahan suasana hati yang sangat
ekstrim berupa mania dan depresi.
2. Penyebab
Penyebab gangguan bipolar sampai saat ini belum dapat diketahui dengan
pasti. Banyak faktor yang mempengaruhi dalam gangguan bipolar yaitu faktor
genetic, faktor biokimia, faktor neurofisiologi, faktor psikodinamik, dan faktor
lingkungan. Para ahli berpendapat bahwa gangguan bipolar disebabkan oleh
kombinasi faktor biologis, psikologis, dan sosial.
a. Faktor predisposisi
1. Faktor genetic

1
Peneliti menunjukkan bahwa pada orang-orang dengan riwayat keluarga
penderita bipolar maka kemungkinan terkena bipolar akan sedikit lebih
besa dibandingkan masyarakat pada umumnya.
2. Teori agresi berbalik pada diri sendiri
Mengemukakan bahwa depresi diakibatkan oleh perasaan marah yang
dialihkan pada diri sendiri.
3. Teori kehilangan
Menunjukkan adanya perpisahan yang bersifat traumatis dengan orang
yang dicintai.
4. Teori kepribadian
Menggambarkan konsep diri yang negative dan harga diri yang rendah
mempengaruhi kepercayaan dan penilaian terhadap stressor.
5. Teori kognitif
Mengemukakan bahwa depresi adalah masalah kognitif yang didominasi
oleh penilaian negative terhadap diri sendiri, lingkungan, dan masa depan.
6. Model ketidakberdayaan yang dipelajari
Mengemukakan bahwa bukan trauma yang menghasilkan depresi,
melainkan keyakinan individu akan ketidakmampuannya mengontrol
kehidupannya.
7. Faktor biologi
Menggambarkan perubahan kimiawi di dalam tubuh yang terjadi pada
keadaan depresi, termasuk defisiensi dari katekolamin, tidak berfungsinya
endokrin dan hipersekresi cortisol.
b. Faktor presipitasi
1. Kehilangan kasih sayang secara nyata atau bayangan, termasuk kehilangan
cinta seseorang, fungsi tubuh, status atau harga diri, dl.
2. Banyaknya peran dan konflik peran mempengaruhi berkembangnya
depresi terutama pada wanita.
3. Kejadian penting dalam kehidupan, sering kali sebagai keadaan yang
mempengaruhi episode depresi dan mempunyai dampak pada individu
untuk menyelesaikan masalah.

2
4. Sumber koping termasuk status sosial ekonomi, keluarga, hubungan
interpersonal dan organisasi kemasyarakatan.
3. Manifestasi Klinis
Gangguan bipolar dapat terlihat sangat berbeda pada orang yang berbeda.
Gejala bervariasi dalam pola mereka, keparahan, dan frekuensi. Ada empat jenis
episode suasana hati pada penderita bipolar, yakni mania, hipomania, depresi, dan
episode campuran.
a. Tanda dan gejala mania
- Gembira berlebihan, merasa sangat bersemangat
- Mudah tersinggung sehingga mudah marah
- Merasa dirinya sangat penting
- Merasa kaya atau memiliki kemampuan lebih disbanding orang lain
- Penuh ide dan semangat baru
- Cepat berpindah dari satu ide ke ide lainnya
- Mendengar suara yang orang lain tak dapat mendengarnya
- Nafsu seksual meningkat
- Menyusun rencana yang tidak masuk akal
- Sangat aktif dan bergerak sangat cepat
- Berbicara sangat cepat sehingga sukar dimengerti apa yang dibicarakan
- Membuat keputusan aneh dan tiba-tiba, namun cenderung membahayakan
- Mudah melempar kritik terhadap orang lain
- Sulit tidur
b. Tanda dan gejala hipomania
Hipomania adalah gangguan yang lebih ringan dari mania. Orang-orang dalam
keadaan hipomania merasa gembira, energik, dan produktif, tetapi mereka
mampu meneruskan kehidupan sehari-hari dan tidak pernah kehilangan
kontak dengan realitas. Tanda dan gejala dari tahap hipomania adalah sebagai
berikut :
- Bersemangat dan penuh energi dengan munculnya kreativitas
- Bersikap optimis, selalu tampak gembira, lebih aktif, dan cepat marah
- Penurunan kebutuhan untuk tidur

3
c. Tanda dan gejala depresi bipolar
- Suasana hati yang murung dan perasaan sedih yang berkepanjangan
- Sering menangis tanpa alasan yang jelas
- Kehilangan minat untuk melakukan sesuatu
- Tidak mampu merasakan kegembiraan
- Mudah lelah. Tak bergairah, tak bertenaga
- Sulit konsentrasi
- Merasa tak berguna dan putus asa
- Merasa bersalah dan berdosa
- Rendah diri dan kurang percaya diri
- Beranggapan masa depan suram dan pesimistis
- Berpikir untuk bunuh diri
- Hilang nafsu makan atau makan berlebihan
- Penurunan berat badan atau penambahan berat badan
- Sulit tidur, bangun tidur lebih awal, atau tidur berlebihan
- Kehilangan gairah seksual
- Menghindari komunikasi dengan orang lain
d. Tanda dan gejala episode campuran
Episode ini merupakan gangguan bipolar campuran dari kedua fitur gejala
mania atau hipomania dan depresi. Tanda-tanda umum episode campuran
termasuk depresi dikombinasikan dengan agitasi, iritabilitas, kegelisahan,
insomnia, distractibility, dan layanan pikiran (flight of idea). Kombinasi
energi tinggi dan rendah membuat suasana hati penderita berisiko tinggi untuk
bunuh diri. Tanda dan gejalanya yaitu sebagai beriku :
- Selalu berbicara tentang kematian dan keinginan untuk mati kepada orang-
orang di sekitarnya
- Memiliki pandangan pribadi tentang kematian
- Mengkonsumsi obat-obatan secara berlebihan dan alcohol
- Terkadang lupa akan hutang atau tagihan seperti tagihan listrik dan
telepon

4
4. Akibat
Gangguan bipolar sering menimbulkan komplikasi berupa :
 Masalah terkait kepada kecanduan alkohol atau narkoba
 Masalah hukum
 Masalah keuangan
 Permasalahan hubungan sosial
 Isolasi dan hidup menyendiri
 Kinerja buruk di sekolah atau di tempat kerja
 Sering bolos kerja atau sekolah
 Bunuh diri
 Gangguan kecemasan seperti gangguan stress pasca trauma (post
traumatic stress disorder/PTSD)
 Fobia sosial
 Gangguan hiperaktivitas pemusatan perhatian (attention deficit
hyperactivity disorder/ADHD)

C. Pohon Masalah

Resiko mencederai diri


sendiri dan orang lain

Gangguan mood (Bipolar)

Koping maladaptif

5
Patofisiologi bipolar
Neurotransmitter yang paling berpengaruh pada patofisiologi gangguan afektif
bipolar ini adalah norepinefrin, dopamine, serotonin, dan histamine (Ikawati, 2011).
a. Norepinefrin
Teori ini merujuk pada penurunan regulasi dan penurunan sensitivitas dari reseptor
Beta adrenergic dan dalam klinik hal ini dibuktikan oleh respon pada penggunaan anti
depresan yang cukup baik sehingga mendukung adanya peran langsung dari sistem
noradrenergic pada depresi.
b. Dopamine
Data memperkirakan bahwa aktivitas dopamine dapat mengurangi depresi dan
meningkat pada mania.
c. Serotonin
Teori ini didukung oleh respon pengobatan SSRJ dalam mengatasi depresi.
Rendahnya kadar serotonin dapat menjadi faktor resipitas depresi, beberapa pasien
dengan dorongan bunuh diri memiliki konsentrasi serotonin yang rendah dalam cairan
cerebrospinalnya dan memiliki kadar konsentrasi rendah uptake pada platelet.

D. Penyebab & Data yang Harus dikaji


Beberapa pemeriksaan yang biasa dilakukan adalah :
1. Pemeriksaan fisik
Meliputi pemeriksaan berat badan dan tinggi badan, suhu tubuh, tekanan darah,
denyut nadi, mendengarkan bunyi jantung dan paru-paru serta memeriksa perut.
a) Penampilan : umumnya pasien dalam episode manik penampilannya rapi,
menggunakan pakaian yang berwarna cerah, terkadang tidak tampak sakit jiwa.
b) Tatapan mata : bias berbinar atau hidup, dan sering mengarah pada orang yang
mengajak bicara (pemeriksa).
c) Sikap : pasien episode manik biasanya kooperatif atau mau bekerja sama dengan
pemeriksa, tetapi sedikit agresif.
d) Tingkah laku : biasanya hiperaktif (aktivitas motoric meningkat), bersemangat,
dan terkadang seperti menantang.
e) Kesadaran : composmentis.

6
f) Roman muka : biasanya banyak mimic.
2. Pemeriksaan laboratorium
3. Pemeriksaan psikologis
Untuk mengecek ada tidaknya depresi dan mania, dokter atau tenaga kesehatan akan
menanyakan tentang perasaan dan pikiran, dan pola perilaku pasien. Dokter atau
petugas akan mengajukan pertanyaan tentang gejala, kapan mulainya, apakah pernah
mengalami hal yang sama dulu. Dokter juga akan menanyakan apakah ada pemikiran
ke arah menganiaya diri sendiri atau bunuh diri, pasien mungkin akan diminta untuk
mengisi kuissionare untuk membantu menentukan ada tidaknya depresi dan mania.
4. Mood charting
Untuk mengetahui secara pasti apa yang terjadi, dokter akan meminta pasien untuk
mencatat suasana hati (mood), pola tidur dan hal-hal lain yang akan mendukung
diagnose dan pengobatan gangguan bipolar.

E. Diagnosa
1. Ketidakefektifan koping berhubungan dengan gangguan alam perasaan (depresi)
2. Resiko tinggi mencederai diri berhubungan dengan harga diri rendah, koping
individu tidak efektif,

F. NCP / Intervensi Keperawatan


1. Tujuan umum
a. Fase akut
Tujuan fase ini untuk menghilangkan gejala. Fase ini memerlukan waktu 6-12
hari. Keberhasilan fase ini ditandai dengan individu mulai berespon, bebas dari
gejala (periode remisi) dan status kesehatan kembali pada tingkat sebelum sakit.
b. Fase kesinambungan
Tujuan keperawatan pada fase ini yaitu untuk mencegah timbul kembali gejala
(relaps). Resiko timbulnya relaps meningkat dalam waktu 4-6 bulan pertama
setelah masa pemulihan.
c. Pemeliharaan
Tujuannya yaitu untuk mencegah terjadinya kembali episode baru dari penyakit.

7
2. Tujuan jangka panjang
a. Klien dapat mengekspresikan perasaan mengingkari ketidakberdayaan, putus asa,
marah dan bersalah.
b. Klien dapat menganalisa stressor kekuatan yang dapat dimilikinya.
c. Klien dapat meningkatkan control, tanggungjawab dan kesadaran diri.
d. Klien dapat membina hubungan interpersonal yang sehat.
e. Klien dapat meningkatkan pengertian tentang respon maladaktif dan
mengembangkan koping yang adaktif.

No. Diagnosa Tujuan Khusus Intervensi Rasional


Keperawatan
1. Ketidakefektif 1. Klien 1. Bina hubungan 1. Klien biasanya
an koping mampu saling percaya enggan
berhubungan membina dengan klien berhubungan
dengan hubunga dengan melakukan dengan orang
gangguan alam n pendekatan yang lain, maka dari
perasaan terapeuti hangat, menerima itu diperlukan
(depresi) k dengan klien apa adanya, cara agar klien
perawat. dan bersikap mau membina
2. Klien empati. hubungan saling
mampu 2. Dorong dan beri percaya dengan
mengena kesempatan pada perawat.
li dan klien untuk 2. Klien depresi
mengeks mengungkapkan mempunyai
presikan perasaanya dan kesulitan dalam
perasaan mengatakan bahwa mengidentifikasi
nya. perawat memahami dan
3. Klien apa yang dirasakan mengekspresikan
dapat klien. perasaannya.
menggun 3. Tanyakan pada 3. Memodifikasi
akan klien cara yang pola kognitif
8
koping biasa dilakukan yang negative
adaptif. dalam mengatasi akan membantu
4. Klien perasaan kesal, meningkatkan
dapat sedih, dan tidak pengendalian
melakuk menyenangkan lalu diri, tingkah laku
an diskusikan manfaat dan perubahan
kegiatan dari koping harga diri.
terarah. tersebut. 4. Penampilan
4. Beri dorongan perilaku yang
kepada klien untuk baik akan
melakukan kegiatan mengurangi/
secara teratur atau meghilangkan
beri kebebasan perasaan tak
melakukan kegiatan berdaya dan
sehingga energi putus asa.
dapat disalurkan
dengan positif.
2. Resiko tinggi 1. Klien 1. Tempatkan klien di 1. Klien dengan
mencederai terlindun tempat yang tenang, gangguan alam
diri sendiri dan g dari tidak banyak perasaan berat
orang lain. perilaku rangsangan, tidak berada dalam
mencede banyak terdapat resiko tinggi
rai diri. peralatan yang untuk
2. Klien membahayakan. mencederai diri
mampu 2. Evlaluasi klien sendiri.
mengem terhadap kemungkinan 2. Perubahan
bangkan mencederai diri sendiri lingkungan dapat
diri. dan orang lain serta melindungi klien.
3. Klien bantu klien untuk Mengurangi
mampu beradaptasi dengan stress dan
melakuk lingkungan barunya. memberikan

9
an 3. Anjurkan klien untuk sumber
kegiatan melakukan kegiatan pengembangan
terarah. motorik yang terarah baru.
seperti : menyapu, 3. Kegiatan terarah
olahraga, menggambar, mampu
dll. mengurangi
stress dan tidak
berpotensi untuk
mencederai diri
sendiri dan orang
lain.

10
STRATEGI PELAKSANAAN
A. Proses Perawatan - Petugas mengatakan bahwa klien emosinya berubah-
ubah dan sangat extreme
1.) Kondisi klien
- Klien mengatakan sering mendengar
suara yang orang lain tak
dapat mendengarnya
2.) Diagnosa keperawatan
Koping individu yang tidak efektif : gangguan alam
perasaan (depresi)
3.) Tujuan
- Klien mampu mengontrol emosi pada dirinya
- Klien dapat mengontrol tingkat halusinasi dan depresi
nya
4.) Tindakan keperawatan
- Membantu klien untuk bisa mengontrol
tingkat emosi dan mood yang sering
berubah-ubah secara extreme
- Melatih klien mengontrol tingkat halusinasi dan
depresinya dengan cara sering berinteraksi
dengan orang lain.

A
.

S
t
r
a
t
e
g
i

K
o
m
u
n
i
11
k perasaan bapak/ibu hari ini ? dan apa keluhan
a bapak/ibu saat ini ?”
s
- “Baiklah bapak/ibu saya kesini untuk mengajak
i
bapak/ibu shareing tentang suara dan emosi
*Orientasi
bapak/ibu yang dirasakan, kita akan
-
shareing di ruang ini dengan
“Assalamu
kontrak waktu selama 30 menit kedepan apakah
alaikum
bapak/ibu bersedia ?”
selamat
pagi *Kerja
bapak/ibu, - “Apakah bapak/ibu sering mengalami perubahan
perkenalka emosi ? seberapa parah tingkat emosi
n nama yang dirasakan ?”
saya Anggi
Malina
bapak bisa
panggil
saya anggi
mahasiswa
keperawata
n STIKes
Kuningan,
kalau boleh
saya tahu
nama
bapak/ibu
siapa dan
baiknya
saya
panggil
apa?”
-
“Bagai
mana
12
- “Dan apakah bapak/ibu sering juga mendengar suara tanpa wujudnya? Dan apa yang
dikatakan suara itu?”
- “Ketika bapak/ibu dalam keadaan sangat marah apakah sampai melempar barang
atau melukai diri sendiri ataupun orang lain ?”
- “Apa yang bapak/ibu lakukan saat mendengar suara itu ?”
- “Bapak/ibu ada bebrapa cara untuk mengontrol emosi atau perubahan mood yang
extreme serta cara untuk mencegah suara-suara itu muncul, yaitu apabila bapak/ibu
sedang mengalami perubahan emosi yang buruk bapak/ibu bisa tarik nafas dalam
selama 1 menit, dan juga harus banyak berolahraga, makan dan minum sehat, tidur
yang cukup dan yang terpenting lawan stress itu sendiri dengan cara tenangkan diri
atau rilex. Serta apabila bapak/ibu mendengar suara-suara aneh bapak/ibu bisa
menghardik suara tersebut dan ketika ada waktu luang harus tetap menjaga interaksi
sosial dengan orang terdekat.”

*Terminasi
- “Bagaimana perasaan Bapak/ibu setelah kita shareing tadi ? apakah tadi yang saya
jelaskan sudah dapat difahami oleh bapak/ibu? Jika sudah boleh disebutkan ulang
pak/bu ? bagus, benar semua apa yang dikatakan bapak/ibu tadi. Nah mungkin
sampai sini dulu perbincangan kita hari ini, kita akan lanjutkan besok ditempat yang
sama dengan waktu pukul 10.00 WIB. Assalamualaikum”
G. Daftar Pustaka https://id.m.wikipedia.org/wiki/Gangguan_bipolar
https://www.tirtojow.org
https://www.academia.edu/Mengenal_Gangguan_Bipolar_v2_15.0
https://www.google.com/document/LP-Depresi-SP-depresi
https://www.scribd.com/document/Lp-Dan-Askep-Jiwa-Bipolar-Arun

Anda mungkin juga menyukai