Rehabilitasi Medik Kusta Yeyenn PDF

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 40

Referat Neurologi

Rehabilitasi Medik
Pada Penderita Kusta
Yeanita

Pembimbing :
dr. Hexanto Muhartomo, Sp.S(K), M.Kes

PPDS I IKFR Stase Bagian Neurologi


FK Universitas Diponegoro / RSUP Dr. Kariadi Semarang
2019
• Salah satu penyakit tertua pada manusia

• Tulisan pertama : dokumen Papirus Mesir (1550SM)

• Dari kata kushtha (eating away = mengerogoti)

• Kusta  akibat kutukan Tuhan / dosa  diasingkan

• dr. Gerhard Armauer Henrik Hansen  orang


pertama menemukan kuman kusta dibawah
mikroskop (1873)
 Etiologi M. leprae : obligat intrasel, gram +, tahan asam

 Habitat : makrofag kulit (histiosit) dan sel Schwann

 Portal masuk : kulit & saluran nafas atas (sekret hidung)

 Kontak lama & berulang-ulang  kuman masuk,


berkembangbiak 2-3 mg  masa inkubasi : 3-5 th  gejala

 Mampu bertahan 7 hari diluar tubuh manusia

Sebagian besar orang kebal terhadap kusta


100 orang terpapar  95 baik, 3 sembuh sendiri tanpa obat, 2 sakit
Indonesia telah capai status eliminasi kusta
masih tinggi di Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah
Dapat serang semua umur
Klasifikasi untuk
Klasifikasi untuk kepentingan program
Klasifikasi Internasional
kepentingan riset - kusta - Klasifikasi WHO
- Klasifikasi Madrid :
Klasifikasi Ridley-Jopling : (1981) dan modifikasi
WHO (1988) :

Indeterminate (I) Tuberkuloid (TT)

Borderline Pausibasiler (PB)


Tuberkuloid (BT)
Tuberkuloid (T)
Mid-Borderline (BB)
Borderline (B)
Borderline
Lepromatous (BL) Multibasiler (MB)
Lepromatosa (L) Lepromatosa (LL)
Tanda kardinal :

Lesi kulit Penebalan


BTA +
mati rasa saraf tepi
Neuropati Kusta
MDT-PB
lesi MDT-PB
tunggal Hari I  2 tab rifampisin 300mg
Hari I  2 tab rifampisin 300mg + 1 tablet dapson 100mg
+ ofloksasin 400 mg di hadapan petugas
+ minosiklin 100 mg
dosis tunggal
Selanjutnya :
1 tab dapson 100mg
6 bulan

MDT-MB
Hari I  2 tab rifampisin 300mg
+ 1 tablet dapson 100mg
+ 3 tablet klofazimin 300mg
di hadapan petugas

Selanjutnya :
1 tablet dapson 100mg
+ 1 tablet klofamizin 50mg
12 bulan.
Bedah pada kusta

BTA MH (-) atau (+) < 1 Kelumpuhan menetap


Bebas reaksi > 6 bulan
pada tipe MB > 12 bln

kooperatif
motor tendon yang
Tidak ada infeksi motivasi (+) untuk
kuat untuk transfer
operasi
REHABILITASI MEDIK

Falsafah rehabilitasi medik :

Meningkatkan kemampuan fungsional seseorang sesuai


dengan potensi yang dimiliki untuk mempertahankan dan
atau meningkatkan kualitas hidup dengan cara mencegah
atau mengurangi Impairment, Disability dan handicap
semaksimal mungkin
Rehabilitasi medik kusta

Masa lalu rehabilitasi kusta  bagaimana agar pasien dapat


mencukupi kebutuhan pangan dan tempat tinggalnya.

Sekarang rehabilitasi kusta :


- restorasi fisik dan mental sebaik mungkin
penderita dapat kembali pada fungsinya di rumah,
masyarakat, sekolah, dan pekerjaannya.
- edukasi pada pasien, keluarga, dan masyarakat
 masyarakat dapat menerima dan mendukung penderita
untuk kembali ke lingkungannya & menyelesaikan
rehabilitasinya.
Batasan cacat kusta

“IMPAIRMENT” (tingkat organ) :

• Abnormalitas struktur atau fungsi yang bersifat psikologik, fisiologik,


anatomik
• leproma, ginekomastia, madarosis, claw hand, ulkus dan absorbsi jari

“DISABILITY” (tingkat manusia) :

• segala keterbatasan (akibat impairment) melakukan kegiatan dalam


batas-batas kehidupan yang normal bagi manusia.
• Ketidakmampuan dalam aktivitas sehari-hari, misalnya memegang
benda atau memakai baju sendiri.

“HANDICAP” (tingkat sosial) :

• kemunduran (akibat impairment atau disability) yang membatasi atau


menghalangi penyelesaian tugas normal yang bergantung pada umur,
seks, dan faktor sosial budaya.
• Efek penyakit kusta  berdampak sosial ekonomi dan budaya
Tingkat cacat kusta

Grade Tangan dan Kaki Mata

0 Anestesia (-) masalah mata (-), visual N

masalah mata (+)


1 Anestesia (+)
visual 6/60

masalah mata (++)


2 Deformitas (+)
visual < 6/60
Jenis cacat kusta

Kelompok cacat primer 


disebabkan langsung oleh
aktivitas penyakit, terutama
kerusakan akibat respons
jaringan terhadap M.leprae

Kelompok cacat sekunder


 akibat cacat primer,
terutama akibat adanya
kerusakan saraf (sensorik,
otonom, motorik).
Tujuan pencegahan cacat pada kusta :

Mencegah timbulnya Mencegah agar cacat


cacat pada saat yang telah terjadi
diagnosis kusta jangan menjadi lebih
ditegakkan dan diobati. berat.

Menjaga agar cacat


yang telah baik tidak
kambuh lagi.
Upaya pencegahan cacat kusta

Upaya pencegahan cacat primer, yang meliputi :


• Diagnosis dini
• Pengobatan secara teratur dan adekuat
• Diagnosis dini dan penatalaksanaan neuropati kusta
• Diagnosis dini dan penatalaksanaan reaksi kusta
Upaya pencegahan cacat sekunder, antara lain :
• Perawatan diri sendiri untuk mencegah luka
• Latihan fisioterapi untuk mencegah terjadinya kontraktur
• Bedah rekonstruksi
• Bedah septik untuk mengurangi perluasan infeksi
• Perawatan mata, tangan dan atau kaki yang anestesi /
parese
Fisioterapi

Pemeliharaan kulit harian Proteksi tangan dan kaki

• Pemeriksaan kulit teratur • 1) Tangan : pakai sarung


• Cuci tangan dan kaki tangan waktu bekerja,
setiap malam sesudah jangan sentuh gelas/
bekerja dengan sedikit barang panas secara
sabun langsung, lapisi gagang
• Rendam kaki sekitar 20 alat rumah tangga dengan
menit dengan air dingin, bahan lembut
gosok kaki dengan karet • 2) Kaki : pakai alas kaki,
busa agar kulit kering tinggikan kaki bila
terlepas, gosok dengan berbaring, batasi jalan
minyak. kaki, sedapatnya jarak
dekat dan perlahan
Perendaman kaki

Perawatan dan
perlindungan kaki
insensitif
Latihan pada saraf perifer
Latihan pada saraf perifer
Active assisted exc.

Passive exc.
Senam kusta
Gerakan
Penghangat

Gerakan Gerakan
Evaluasi Care Facialis Care

Gerakan Gerakan
Penutup Radialis Care

Gerakan Gerakan
Peroneus Care Ulnaris Care

Gerakan
Medianus Care
Ortotik-prostetik

Alat bantu ADL :


pemegang gelas,
Alat pelindung mata,
sendok, sisir, sikat
tangan dan kaki.
gigi, ortoshe untuk
drop hand, drop foot.

Alat bantu jalan


seperti tongkat
(cane), walker, atau
axillary crutches.
Pipa panjang untuk meniup api
Sandal MCR

Ukuran sandal > 1 angka diatas ukuran sebenarnya

Strap velcro  dapat disesuaikan dengan verban

Backstrap  menahan sandal agar tidak lepas

Outer keras  melindungi kaki dari luka luar

Insole lembut, ketebalan 1 cm  bantalan kaki, mencegah


tekanan pada titik tertentu dan mengurangi resiko ulserasi
Orthose tangan
Terapi Okupasi

Latihan
peningkatan
kemampuan
Latihan Latihan Latihan
melakukan
reedukasi reedukasi aktivitas
aktivitas
motorik sensorik kerja
kehidupan
sehari-hari
(AKS)
Sosial Medik

Kunjungan rumah  evaluasi lingkungan rumah, masyarakat


sekitar tempat tinggal penderita.

Evaluasi kondisi sosial ekonomi penderita.

Kunjungan dan evalusi ke sekolah atau tempat kerja penderita.

Bila penderita harus alih pekerjaan  fasilitasi untuk mencari


tempat latihan kerja yang sesuai (dapat bekerja sama dengan
Dinas Sosial) dan selanjutnya melakukan fasilitasi dengan
bantuan dinas terkait untuk penyaluran kerja.
Edukasi
Penderita : cara perawatan, proteksi
diri, penggunaan alat bantu, adaptasi
diri untuk aktivitas sehari-hari dan
lingkungannya dsb

Keluarga & masyarakat : menghapus


stigma yang ada, sehingga penderita
tidak dikucilkan dan dapat diterima
dengan baik
Psikologi

Support mental
Evaluasi status
 bagi penderita
psikologi
maupun
penderita.
keluarganya.

Psikoterapi (jika
diperlukan)
• RM pada kusta meliputi banyak hal, antara lain :

- edukasi pada masyarakat

- deteksi dini dan tatalaksananya

- pencegahan dan koreksi deformitas

- pemakaian alat bantu / alat pelindung

- mengembalikan penderita pada fungsi semula


(sekolah / bekerja)

- bila diperlukan alih pekerjaan  latihan kerja


yang sesuai  pekerjaan baru

Anda mungkin juga menyukai