Halo - Internis - Edisi - 22 - Nov - 2014 - PAPDI - Ditengah - Era - JKN - ASEAN - Economic - PDF
Halo - Internis - Edisi - 22 - Nov - 2014 - PAPDI - Ditengah - Era - JKN - ASEAN - Economic - PDF
Halo - Internis - Edisi - 22 - Nov - 2014 - PAPDI - Ditengah - Era - JKN - ASEAN - Economic - PDF
SEKAPUR SIRIH
D
alam waktu hampir bersamaan, dunia kedokteran di Indonesia mengalami dua
momentum penting. Yaitu mulai diberlakukannya Sistem Jaminan Sosial Nasional
(SJSN) Kesehatan pada awal 2014 dan harmonisasi Asean bidang kesehatan
pada 2015. Reformasi dalam tatanan pelayanan kesehatan ini menerapkan sistem
pelayanan kesehatan berjenjang. PAPDI sangat mendukung progam Jaminan SUSUNAN REDAKSI:
Kesehatan Nasional (JKN). Namun dalam pelaksanaan JKN banyak ditemukan kendala.
Untuk itu PAPDI selalu mengawal dan mengevaluasi pelaksanaan JKN ini. Pada edisi ini Penanggung Jawab:
kami mengulas hasil temuan Tim Adhoc SJSN PB PAPDI. Prof. DR. Dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV,
Harmonisasi Asean bidang kesehatan telah di depan mata. PAPDI bersama perhim- FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC, FACP
punan dokter spesialis penyakit dalam negara-negara Asean melalui AFIM telah mela-
kukan langkah-langkah menuju harmonisasi Asean bidang kesehatan. Dalam era ini, *Pemimpin Redaksi:
dokter dituntut selalu meningkatkan kemampuan dan ketrampilan dalam treatment dan Dr. Ika Prasetya Wijaya, SpPD, K-KV,
diagnosis penyakit. PAPDI menaruh perhatian besar terhadap peningkatan profession- FINASIM
alitas internis. Pada edisi ini kami juga menurunkan berita perkembangan AFIM. *Bidang Materi dan Editing:
Selain itu, redaksi juga mengulas seputar pelaksanaan WCIM 2014 di Seoul, Korea Dr. Wismandari, SpPD, K-EMD, FINASIM;
Selatan. Pada event itu Dr. Sally A. Nasution, SpPD, K-KV, FINASIM, FACP mewakili Dr. Tri Juli Edi Tarigan, SpPD, K-EMD,
panitia WCIM 2016 melaporkan kesiapan Indonesia sebagai tuan rumah WCIM 2016 di FINASIM; Dr. Alvin Tagor Harahap, SpPD;
hadapan Executive Committee ISIM. Ada kabar gembira DR. Dr. Aru W. Sudoyo, SpPD, Dr. Nadia A. Mulansari, SpPD; Amril, S SI
K-HOM, FINASIM, FACP terpilih sebagai President Elect ISIM 2014-2016.
Pada edisi ini kami mengangkat profil Dr. Chairul Radjab Nasution, SpPD, K-GEH, *Koresponden:
FINASIM, FACP, M.Kes, Cabang Jakarta, Cabang Jawa Barat,
sosok unik yang sukses Cabang Surabaya, Cabang Yogyakarta,
menyelaraskan tugas pro-
fesi dan birokrasi. Sosok
BIDANG Cabang Sumut, Cabang Semarang,
Cabang Padang, Cabang Manado,
lain yang dapat mengins- HUMAS Cabang Sumbagsel, Cabang Makassar,
pirasi sejawat adalah Cabang Bali, Cabang Malang,
Prof. DR. Dr. Nasronudin, PUBLIKASI Cabang Surakarta, Cabang Riau,
SpPD, K-PTI, FINASIM, Cabang Kaltim, Cabang Kalbar,
Prof. Dr. Zubairi Djoer- DAN Cabang Dista Aceh, Cabang Kalselteng,
ban, SpPD, K-HOM, Cabang Sulawesi Tengah, Cabang Banten,
FINASIM dan DR. Dr. PENGABDIAN Cabang Bogor, Cabang Purwokerto,
Lugyanti S, SpPD, K- Cabang Lampung, Cabang Kupang,
HOM, FINASIM. MASYARAKAT Cabang Jambi, Cabang Kepulauan Riau,
Dan beberapa berita Cabang Gorontalo, Cabang Cirebon,
seputar kegiatan PB Cabang Maluku, Cabang Tanah Papua,
PAPDI dan PAPDI Ca- Cabang Maluku Utara, Cabang Bekasi,
bang. Demikian sepatah Cabang Nusa Tenggara Barat, Cabang Depok,
kata dari redaksi. Cabang Bengkulu, Cabang Sulawesi Tenggara
*Sekretariat:
sdr. M. Muchtar, sdr. Husni, sdr. M. Yunus,
sdri. Oke Fitia, sdri. Normalita Sari,
sdri. Dilla Fitria, sdr. Supandi
*Alamat:
PB PAPDI, RUMAH PAPDI,
Jl. Salemba I No.22-D, Kel. Kenari,
Kec. Senen, Jakarta Pusat 10430.
Telp: 021-31928025, 31928026, 31928027;
Fax Direct: 021-31928028, 31928027;
SMS 085695785909;
Email: [email protected];
Website: www.pbpapdi.org
3 ..........................................SEKAPUR SIRIH
4 ..................................................DAFTAR ISI
6 ..............................................OM INTERNIZ
13 ......................................SOROT UTAMA
IDI Tolak Dokter Asing
15
SOROT UTAMA:
7
Rakernas pengurus PB PAPDI dengan semua Cabang;
PAPDI Lebih Solid dan Profesional
SOROT UTAMA:
Kemenkes Bentuk Pokja Kesehatan Remaja
18 ......................................SOROT UTAMA
MEA, IDI dan Kehidupan Berbangsa
10 20
Tim Adhoc SJSN PB PAPDI: : KABAR PAPDI:
Mengawal JKN, Jangan Ada Internis Dirugikan Jelang WCIM 2016 di Bali
29 56
PROFIL: Dr. Chairul Radjab Nasution, SpPD,
K-GEH, FINASIM, FACP, M.Kes
Menyelaraskan Tugas Profesi dan Birokrasi SOSOK PAPDI: Prof. Nasronudin, SpPD, K-PTI,
FINASIM
KABAR PAPDI Kiprah Internis Memimpin Lembaga Riset
71 .......................................BERITA CABANG:
Aksi PAPDI Peduli Bencana Alam
54 .............................................PAPDI Forum
Wabah Virus MERS-CoV, Seberapa Bahaya?
75 .......Pelantikan Pengurus Cabang PAPDI
Menjaga Profesionalitas
PAPDI di Tengah
Era SJSN
PAPDI mendukung SJSN, namun
implementasinya tetap memper-
hatikan dokter dalam meningkat-
kan profesionalitas, memberi
ruang untuk meningkatkan kom-
petensi sehingga tidak meng-
alami down grade.
S
abtu dini hari Auditorium Hotel Harris
masih tampak riuh. Silang pendapat
peserta rapat mengiringi pertemuan
itu hingga larut malam. Mereka
merupakan delegasi dari 36 cabang PAPDI
dan departemen Ilmu Penyakit Dalam dari
fakultas kedokteran di seluruh Indonesia
yang mengikuti “Rakernas PB PAPDI dan
Semua PAPDI Cabang 2014”, pada 1-2
Maret 2013 lalu.
Acara ini adalah rakernas kedua pe-
ngurus PB PAPDI periode 2012 – 2015.
Pertemuan tahunan PAPDI ini mengagen-
dakan berbagai persoalan internal dan
eksternal PAPDI. Ketua Umum PB PAPDI
Prof. DR. Dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV,
Prof. DR. Dr. Idrus Alwi, SpPD,
FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC, FACP K-KV, FINASIM, FACC, FESC,
mengatakan rakernas kali ini memiliki arti FAPSIC, FACP.
tasinya. gan perhimpunan lain, seperti soal adoles- memaparkan hasil temuan tim adhoc SJSN.
Dr. Fachmi mengakui peliknya persoalan cent. Perdebatan berlangsung hingga ten- Umumnya, peserta rakernas mendukung
JKN ini. Menurutnya masalah yang terkait gah malam. sistem pelayanan kesehatan berdasarkan
dengan dokter saat ini adalah berupa Pada hari kedua, agenda Rakernas PB asuransi nasional itu, namun dalam imple-
ketersedian obat dan tarif INA CBGs. Untuk PAPDI dengan semua Cabang PAPDI diisi mentasinya, peserta rakernas memberi
itu, ia beserta jajarannya akan bekerja lebih dengan presentasi dari Ketua Tim Adhoc catatan tetap memperhatikan kepentingan
maksimal untuk membenahinya. “Kami PAPDI yang terdiri dari tim Adhoc : white dokter dalam mengembangankan profes-
berusaha keras merespon setiap persoalan paper, dokter asing, adolescent, Sistem sionalitas dokter sehingga tidak sampai
yang ada,” tegasnya. Jaminan Sosial Nasional (SJSN), dan map- mengalami down grade.
Pada sessi selanjutnya, masing-masing ping need. Pada sessi itu juga dilaporkan Pemaparan tim adhoc diitutup oleh Dr.
bidang kerja PB PAPDI memaparkan pro- pembuatan video EIMED. Edy Rizal Wahyudi, SpPD, K-Ger, FINASIM
gram kerja yang telah dan akan dilak- Dr. Bambang Setyohadi, SpPD,K-R, dengan mempresentasikan mapping need.
sanakan sesuai dengan renstra PB PAPDI. FINASIM mengawali presentasi hasil kajian Di samping itu, juga dijelaskan persiapan
Namun sebelumnya Ketua Umum PB tim adhoc white papper, kemudian dilan- PIN XII di Surabaya, KONKER XIII di
PAPDI, Prof. Dr. dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV, jutkan pemaparan tentang dokter asing oleh Yogyakarta, KOPAPDI XVI di Bandung, dan
FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC, FACP DR. Dr. Aru W. Sudoyo, SpPD, K-HOM, World Congress of Internal Medicine
mengawali pemamparan dengan memberi FINASIM, FACP. (WCIM) 2016 di Bali-Indonesia.
arahan kerja pengurus PB PAPDI 2012- Suasana kian menghangat ketika DR. Rakernas kali ini menghasilkan berbagai
2015. Dr. Arto Yuwono S, SpPD, K-P, FINASIM, agenda kerja PAPDI yang menutut perhat-
Berbagai pendapat dilontarkan peserta FCCP memaparkan kajian adolescent. Soal ian besar. Hal ini terkait dengan tetap men-
setelah semua koordinator bidang PB kesehatan remaja, PAPDI bersama perhim- jaga dan meningkatkan profesionalitas
PAPDI selesai memaparkan prgram ker- punan spesialis lain membentuk Pokja PAPDI dalam menghadapi era SJSN dan
janya. Bidang etik dan mediokolegal masih Bersama Kesehatan Remaja. mengantisipasi harmonisasi ASEAN bidang
menjadi perhatian peserta rakernas terkait Perdebatan bertambah panjang ketika kesehatan 2015. (HI)
kasus sengketa medis dan hubungan den- Dr. Prasetyo Widhi B, SpPD, FINASIM
T
im adhoc SJSN PB PAPDI menjadi diatur dalam Ina CBGs,
“selebritis” pada Rakernas PB PAPDI bukan berdasarkan kapitasi
dan Semua Cabang PAPDI di Hotel seperti pelayanan kesehat-
Harris, Maret lalu. Hasil temuan tim ini an primer. “PB PAPDI beren-
menarik perhatian peserta rakenas. Pa- cana akan memberi pela-
salnya, sejak diberlakukannya JKN, awal Ja- Ketua Umum PB PAPDIProf. DR. Dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV, FINASIM, FACC, FESC, tihan atau informasi tentang
FAPSIC, FACP
nuari lalu banyak terjadi polemik akibat ber- JKN kepada anggotanya
ubahnya tatanan sistem kesehatan di membahas program pemerintah itu. Tim melalui berbagai forum,” katanya
Indonesia. Dalam penyelenggaraanya yang Adhoc yang diketuai Dr. Prasetyo Widhi
belum genap setahun, JKN kerap ditemui
sejumlah kendala, seperti rendahnya tarif
Buwono, SpPD, FINASIM ini membuat kajian
dan memberi masukan kepada IDI terkait
Peran Tim Adhoc
layanan medis, proses klaim dan lain-lain regulasi SJSN yang berhubungan dengan SJSN PB PAPDI
Program JKN ini sangat erat dengan pe- layanan dokter spesialis penyakit dalam.
ran dokter, termasuk internis. Oleh karena “PAPDI mendukung dan memberi perhatian Pemerintah mematok 70-80% kasus sele-
itu, PB PAPDI menaruh perhatian besar ke- serius terhadap pelaksanaan SJSN,” ujar sai dipelayanan kesehatan primer. Sisanya,
pada JKN. PB PAPDI meletakan program Prof. DR. Dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV, dilanjutkan pada layanan sekunder dan ter-
SJSN ini sebagai salah satu agenda utama. FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC, FACP sier. Benarkah sistem rujukan yang diterap-
Ketua Umum PB PAPDI Prof. DR. Dr. Idrus Dukungan dan perhatian PAPDI cukup kan dalam JKN akan mengurangi penda-
Alwi, SpPD, K-KV, FINASIM, FACC, FESC, beralasan. Pasalnya, Prof. Idrus mengata- patan dokter di layanan kesehatan sekunder,
FAPSIC, FACP menaruh perhatian besar pa- kan, PAPDI merupakan perhimpunan spe- apalagi tersier?
da pelaksanaan SJSN. Prof. Idrus memben- sialis dengan jumlah anggota yang cukup Berikut petikan wawancara dengan Ketua
tuk Tim Adhoc SJSN untuk mengkaji dan besar dan tersebar diseluruh pelosok Indo- Tim Adhoc SJSN PB PAPDI Dr. Prasetyo
Widhi Buwono, SpPD, FINASIM yang juga sarkan paket, sedangkan tarif versi PAPDI 15-20 persen maka kenaikan pendapatan
salah satu anggota Tim Tarif dan Monev (mo- berdasarkan fee for services. Pada tarif Ina akan bagus. Sementara bila persentasenya
nitoring dan evaluasi) JKN Kemenkes. CBGs ada kasus penyakit dalam yang bia- di bawah 10 persen, maka kenaikannya
Apa tugas Tim Adhoc SJSN PB yanya rendah, ada pula yang tinggi. Terjadi kurang baik.
PAPDI? subsidi silang, secara keseluruhan tetap Dari temuan tim adhoc, ada rumah sa-
Mengawal JKN dan menginvestigasi menguntungkan. kit yang layanan medisnya rendah?
masalah-masalah JKN dari beberapa internis Pada Permenkes 59 tentang revisi tarif Kami menemukan salah satu rumah sakit
di daerah yang kemudian kita evaluasi, yang Ina CBGs, tarif kasus penyakit dalam ditu- di NTB dan Jawa Tengah dimana pendap-
akhirnya akan disampaikan ke pihak terkait runkan sementara kasus bedah dinaikan. atan internis kurang baik. Hal ini terkait de-
agar JKN berjalan lebih baik. Terjadi pengalihan dari penyakit dalam ke ngan kebijakan rumah sakit yang tidak trans-
Sejak diberlakukan BPJS bidang kese- bedah, oleh karena itu revisi tarif Ina CBGs paran dan berkeadilan. Rumah sakit belum
hatan atau Jaminan Kesehatan Nasional tidak terjadi perubahan secara keseluruhan melakukan remunerasi atau sistem pemba-
(JKN) Januari lalu, bagaimana temuan Mengapa bisa meningkat, bagaimana gian yang lain.
Tim Adhoc BPJS PAPDI? hitungannya? Bagaimana mengadvokasi internis ke
Dari temuan di beberapa daerah ada dua Kalau dihitung di atas kertas harusnya rumah sakit seperti itu?
hal yang sering ditanyakan internis. Pertama, meningkat. Misalnya anggaran JKN 40 tril- Paling sulit. Bila kita sampaikan Ke Ke-
tentang tarif INA CBGs. Kedua, ketersediaan yun, uang ini akan dipakai semuanya sesuai menkes, Kemenkes tidak bisa berbuat
dan jenis obat dalam Fornas. persentase yang telah ditetapkan. Selain itu, banyak karena Kemenkes kewenangannya
Soal tarif Ina CBGs berkaitan erat de- peningkatan ini juga mesti dilihat dari beban tidak sampai rumah sakit kabupaten. Kemen-
ngan internis, bagaimana pendapatan in- pekerjaan yang bertambah akibat besar jum- kes hanya menetapkan pembagian jasa
ternis di era JKN? lah pasien. pelayanan 30-50 persen sesuai surat ke-
Para internis merasakan adanya kenaik- Kemudian, internis dalam hal ini lebih di- putusan Kemenkes no 28. Kemenkes me-
an pendapatan dibanding sebelum JKN. untungkan, dibandingkan spesialis lain. Ka- nyerahkan ke pihak rumah sakit untuk mem-
Umumnya, pendapatan internis dengan sus-kasus penyakit dalam paling banyak di- baginya karena terkait dengan otonomi dae-
menggunakan tarif Ina CBGs, mengalami pe- bandingkan kasus lain. Kasus-kasus ini tarif- rah. Bila mencampuri lebih jauh akan dikua-
ningkatan lebih besar dibanding dengan spe- nya sudah ditentukan Ina CBGs. Ketika kami tirkan melanggar otonomi daerah. Sebenar-
sialis lain bila pengelolaannya transfaran dan tanya ke beberapa internis, mereka nya, yang dibutuhkan kawan-kawan adalah
berkeadilan. Namun dari temuan kami, merasakan adanya kenaikan pendapatan. kepastian nilai yang didapat dari rumah sakit.
sementara ini ada beberapa internis yang Tarif kasus penyakit dalam memang ada Karena ini kewenangan rumah sakit, BPJS
merasakan pendapatannya tetap atau stag- yang rendah dan ada yang tinggi. Tapi dari tidak bisa mencampuri terlalu jauh.
nan, tapi tidak ditemukan internis yang meng- semua kasus penyakit dalam bila dihitung Apakah tarif Ina CBGs tidak mengun-
alami penurunan. akan menguntungkan secara signifikan. tungkan pihak rumah sakit?
Kami, Tim Adhoc SJSN PB PAPDI juga Bagaimana besaran kenaikannya? Tarif Ina CBGs ditetapkan dalam Per-
membuat tarif layanan penyakit dalam se- Peningkatannya ada baik dan ada yang menkes 69 tahun 2013 yang kemudian dire-
bagai pembanding tarif Ina CBGs. Tarif Ina kurang baik. Persentase layanan medis ter- visi menjadi Permenkes 59 tahun 2014.
CBGs lebih rendah dibanding tarif versi gantung pihak managemen rumah sakit. Ru- Meski beban tarifnya rendah, rumah sakit
PAPDI. Karena tarif Ina CBGs dibuat berda- mah sakit yang mematok jasa medis dokter tetap akan memperoleh keuntungan, karena
rumah sakit tidak dapat melihat tarif ini kasus mah sakit melakukan penghematan dan efi- Dari tujuh fraud yang pernah terjadi, ada lima
per kasus. Rumah sakit mesti melihat pener- siensi. Misalnya, rumah sakit memilih meng- diantaranya merupakan kasus penyakit
apan tarif Ina CBGs secara keseluruhan. gunakan obat-obat generik yang tersedia dalam. Meski pendapatan dokter spesialis
Misalnya, bila ada 100 kasus, maka boleh dalam Fornas. penyakit dalam lebih baik dibanding spesialis
jadi 20 kasus tarifnya rendah, namun 80 Diketahui KPK bekerjasama dengan lain, namun celah-celah untuk melakukan
kasus lain tarifnya cukup, dengan demikian BPJS mengantisipasi pihak-pihak yang fraud juga lebih besar.
rumah sakit harus melakukan efisiensi dan melakukan fraud? Misalnya, kasus diarrhea biayanya di atas
apabila tetap mengalami kerugian maka Sampai saat ini belum ada perkara kecu- 4 juta, namun bila dituliskan hypovolemic
harus dilakukan subsidi silang. rangan yang sampai ke KPK. Tim Monev Ke- shock yang merupakan bagian dari ta-
Sementara rumah sakit tipe A atau A menkes telah mengantongi nama-nama ru- talaksana diarrhea, maka terjadi peningkatan
rujukan nasional yang memberi layanan ter- mah sakit yang terindikasi melakukan fraud. klaim, yaitu sebesar lebih dari 7 juta.
sier, tarifnya lebih tinggi dari tipe B. Hal ini Dan telah masuk dalam daftar bimbingan Untuk itu apa saran tim adhoc?
terjadi karena sistem JKN menerapkan la- teknis (bimtek) Kemenkes. Kami menghimbau para internis selalu
yanan kesehatan berjenjang dimana jumlah Apalagi saat rumah sakit di kabupaten berpegangan pada clinical pathway. Perlu di-
pasien pada layanan layan- ketahui, fraud itu sebenarnya lebih meng-
an tersier akan mengalami untungkan managemen rumah sakit bukan
penurunan namun dokter dokternya. Jasa medis dokter yang diperoleh
yang memberi layanan tersi- merupakan hak dokter dalam memberi
er tetap mengalami pe- pelayanan kesehatan.
ningkatan pendapatan. Bagaimana dengan obat untuk kasus-
Untuk pendapatan dokter kasus penyakit dalam?
di layanan tersier, kami sela- Masalah ketersediaan dan jenis obat men-
lu memberi masukan ke Ke- jadi perhatian kami. Ada obat-obat ketika
menkes. Nantinya, jumlah diperlukan tapi tidak tersedia. Dan item obat
pasien di layanan tersier tertentu yang juga kompetensi internis namun
akan mengalami pertambah- tidak dapat digunakan oleh internis. Ada seki-
an, mengingat peserta JKN tar 20 item yang kita perjuangkan agar inter-
baru 130 juta, masih ada nis juga bisa meresepkan. Kita melampirkan
100 juta yang belum menjadi guideline dan bukti-bukti meta analisis untuk
peserta JKN. meyakinkan kalau obat tersebut memang di-
Menurut data Kemenkes, butuhkan internis. Misalnya Aprazolam yang
setelah tiga bulan diseleng- biasa diresepkan psikiatrik, sebenarnya inter-
garakannya JKN ada sekitar nis juga punya kompetensi meresepkan obat
71,8 persen rumah sakit di tersebut. Ini sudah direspon Kemenkes, inter-
Indonesia mendapat kenaik- nis sudah boleh meresepkannya meski baru
an keuntungan 20-30 lama pemberian 7 hari.
persen. Sementara sisanya, Terakhir, sebagai salah satu Tim Tarif
rumah sakit tersebut belum dan Monev Kemenkes, bagaimana peran
mendapat keuntungan kare- Dr. Prasetyo Widhi Buwono, SpPD, FINASIM, Ketua tim adhoc SJSN PB PAPDI. dokter?
na data ini baru per tiga bu- Tim adhoc dari PAPDI bersama IDI mem-
lan yang kemungkinan klaimnya belum ter- kerap dijadikan alat pendapatan daerah de- beri masukan ke National Casemix Center
bayarkan atau ada masalah teknis dalam ngan cara-cara tertentu. Untuk itu, kami atau saat ini namanya Tim Tarif Kemenkes.
proses klaimnya. menghimbau jangan sampai ada pihak ru- Saat ini selain melibatkan BPJS, tim ini juga
Memang tidak semua rumah sakit belum mah sakit yang melakukan fraud seperti me- merekrut perwakilan organisasi profesi IDI.
memperoleh keuntungan. Sementara ada ru- rekayasa coding untuk menaikan klaim. Saat ini, ada tiga profesional medis yang ter-
mah sakit yang masih dirugikan. Hal ini terja- Oleh karena itu, kami mendorong rumah libat dalam tim ini, yaitu Dr. Gatot Soetomo,
di karena rumah sakit tersebut tidak tidak me- sakit menjadi BLU karena bisa mengelola MPH yang mewakili dokter layanan primer,
lakukan efisiensi seperti penggunaan obat, keuangan sendiri. Bila masih non BLU maka Dr. Nazar SpB yang mewakili perhimpunan
barang habis pakai dan lain-lain. Serta efi- keuangan yang didapat menjadi jadi kas spesialis dengan tindakan bedah, dan saya
siensi dalam lama perawatan. Pasien yang daerah. Nah kalau masuk kas daerah, sendiri yang mewakili perhimpunan spesialis
lama perawatannya akan menjadi beban ru- keluarnya sulit. tindakan non bedah.
mah sakit, jadi semestinya perawatan pasien Kasus-kasus apa yang rentan direka- Ini keuntungan PAPDI, saya dapat berbu-
harus sesuai dengan clinical pathway-nya yasa? at lebih banyak lagi untuk organisasi yang
Prinsipnya, dalam penerapan tarif Ina Dari data SJSN, kasus-kasus penyakit kita cintai, masukan dari kawan-kawan ten-
CBGs keuntungan dapat diperoleh bila ru- dalam lebih berpotensi untuk dimanipulasi. tunya dapat lebih mudah tersalurkan.
Ketua Tim Adhoc Dokter Asing memaparkan temuannya pada Rakernas PB PAPDI.
Dr. Zainal Abidin, MKes, Ketua Umum PB IDI. Prof. Agus Purwadianto, Staf Ahli Kemenkes.
FAPSIC, FACP membentuk Tim Adhoc ten- beda pandangan. Dr. Zainal mengatakan bisnis kesehatan seperti mendirikan rumah
tang dokter asing. Tim yang diketahui DR. secara prinsip bahwa tidak semua sektor sakit, klinik, alat kesehatan, dan pembahas-
Dr. Aru W. Sudoyo SpPD, K-HOM, dapat diliberalisasi. Ada sektor-sektor yang an soal penyamaan kurikulum pendidikan ke-
FINASIM, FACP ini bekerja bersama-sama tidak boleh diperdagangkan yang mesti di- dokteran.
IDI dan organisasi profesi kedokteran lain kelola oleh anak bangsa, seperti sektor per- Sedangkan perihal masuknya dokter
membuat kajian liberalisasi dokter asing se- tahanan, pendidikan, kesehatan dan hu- asing, tambah Prof. Agus, masih diwarnai
cara luas yang nantinya menjadi masukan kum. “Kita tidak setuju bila kesehatan di- banyak perdebatan, belum ada kata sepakat
buat organisasi profesi masing-masing. “Si- perdagangkan, ini menyangkut masa depan di antara anggota ASEAN. “Negara-negara
kap PAPDI terhadap dokter asing mengikuti suatu bangsa,” tegasnya. ASEAN terkesan menutup dokter asing ke-
IDI dan Kemenkes, ” kata Prof. Idrus. Hasil Mukernas IDI Oktober 2014 lalu di negaranya. Untuk itu mereka belum sepakat
Hal serupa disampaikan Dr. Aru. Ia men- Mataram menegaskan bahwa jasa praktik soal dokter asing tahun 2015. Yang menjadi
gatakan sikap PAPDI tidak berbeda dengan dokter mesti diproteksi karena menyangkut kendala adalah tentang patient safety, kom-
IDI. Induk organisasi kedokteran di Indone- masalah ketahanan negara. Dengan demi- petensi yang berbeda, bahasa dan budaya.
sia ini memilih sikap “menolak” dokter asing kian, jasa kesehatan bukan sektor bisnis dan ini persoalan sangat krusial,” katanya
yang bekerja melakukan praktik mandiri di tidak seharusnya diperdagangkan. “Liberal- Soal praktik dokter asing, tambahnya, ti-
Indonesia. “Ini merupakan polical statement isasi sektor jasa kesehatan maupun kedok- dak perlu tergesa-gesa, karena butuh waktu
IDI, meski sebenarnya kami paham bahwa teran menekankan pentingnya negara ikut yang lama untuk mendapatkan titik temu-
liberalisasi tenaga kedokteran tak bisa di- terlibat karena jasa kesehatan adalah sektor nya. Di belahan dunia lain seperti Eropa bu-
hindari. Kita punya sikap terhadap kepen- vital terkait ketahanan negara,” jelasnya tuh 15 sampai 20 tahun untuk membahas
tingan bangsa ini,” ujar Dr. Aru. Sikap “hitam-putih” IDI disayangkan Staf praktik dokter asing. Dalam hal masuknya
Sedangkan, Ketua Umum Ikatan Dokter Ahli Kementerian Kesehatan RI Bidang Tek- dokter asing, kata Dr. Aru, hendaknya regu-
Indonesia (IDI) Dr. Zainal Abidin, M.Kes me- nologi Kesehatan dan Globalisasi Prof. DR. lator domestik di Indonesia mematok syarat-
ngatakan IDI “menolak” dokter asing praktik Dr. Agus Purwadianto, SpF, SH, MSi, DFM. syarat yang ketat terhadap dokter asing.
di Indonesia. Dokter asing boleh masuk Menurutnya, dokter lokal tidak semestinya Kendati demikian, masuknya dokter
Indonesia sebagai alih teknologi atas un- antipati terhadap dokter asing. Praktik dok- asing tak bisa terelakkan di era globalisasi
dangan pemerintah atau organisasi kedok- ter asing punya market sendiri dan tidak ma- ini. Oleh karenanya, menurut Dr. Aru, untuk
teran. Dr. Zainal menambahkan IDI sang- suk dalam layanan kesehatan publik. “Mas- menjawab tantangan globalisasi ini stake-
gup memberi pelayanan kesehatan kepada yarakat kita sudah pintar, sudah tahu ke- holder kesehatan, baik pemerintah maupun
masyarakat Indonesia. Dokter Indonesia mana mereka berobat,” katanya instansi kesehatan lainnya bersama-sama
memiliki kemampuan dan skill yang tak ka- Namun liberalisasi bidang kesehatan ti- meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
lah dari dokter asing, tapi kami hanya tidak dak semudah membalikkan telapak tangan. dan memperbanyak jumlah dokter. “Ini akan
didukung oleh dana yang kuat. Prof. Agus Purwadianto mengatakan hingga mengembalikan kepercayaan masyarakat,
Lebih jauh, perihal sikap IDI yang berse- kini harmonisasi ASEAN bidang kesehatan dan kita akan menjadi tuan rumah di negeri
berangan dengan pemerintah disebabkan telah memasuki tahap penjajakan dari sisi sendiri,” ungkapnya. (HI)
Ked o k t e r a n R e m a ja :
Kemenkes Bentuk POKJA
KESEHATAN REMAJA
Secara de facto banyak kasus remaja dirawat
oleh dokter penyakit dalam. Secara medis sulit
“M
enyelesaikan masalah hen-
membuat batas tegas yang memisahkan antara daknya secara dewasa”. Pa-
anak dan dewasa. Kesehatan remaja meru- meo itu akrab terdengar di te-
linga kita, tak terkecuali Pe-
pakan kompetensi banyak disiplin ilmu, terma- ngurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia
suk ilmu penyakit dalam. PAPDI sudah (PP IDAI). Soal kesehatan remaja, IDAI cu-
kup paham kalimat bijak tersebut. Pasalnya,
semestinya membekali para internis dengan menanggapi polemik kesehatan remaja
kompetensi kedokteran remaja. IDAI belakangan ini sikapnya “melunak”.
Mereka berkompromi dengan Pengurus
Besar Perhimpunan Dokter Spesialis Pe-
nyakit Dalam Indonesia (PB PAPDI) soal
layanan kesehatan remaja.
“Telah terjadi pertemuan antara PAPDI,
IDAI, dan Perhimpunan Dokter Spesialis
Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) mem-
bahas soal layanan kesehatan remaja atas
undangan Kemenkes RI. Kemenkes
menyetujui untuk membentuk Pokja
Kesehatan Remaja yang dikelola bersama
PAPDI, IDAI, POGI dan PDSKJI. Dirjen
BUK Kemenkes menjanjikan penanganan
kesehatan remaja akan ditambahkan dalam
Peraturan Menteri Kesehatan,” kata Ketua
Umum PB PAPDI Prof. DR. Dr. Idrus Alwi,
SpPD, K-KV, FINASIM, FACC, FESC, FAP-
SIC, FACP yang hadir pertemuan tersebut
bersama DR. Dr. Imam Subekti, SpPD, K-
EMD, FINASIM.
Prof. Idrus menambahkan beberapa
sejawat spesialis anak menginginkan ada-
nya penanganan bersama tentang kesehat-
an remaja. Walaupun undang-undang me-
nerapkan batas usia anak sampai 18 tahun,
namun sebagian besar kasus kesehatan
remaja secara de facto banyak dirawat oleh
dokter penyakit dalam.
DR. Dr. Arto Yuwono Soeroto, SpPD, K-P, FINASIM, FCCP
Dr. Yana Akhmad Supriatna, SpPD, K-P Dr. Faridin Pango, SpPD, K-R, FINASIM
Ketika Layanan rat mengatakan tidak ditemukan penelitian ibu dan anaknya akan sama-sama ditem-
yang shohih mengenai batasan usia 18 ta- patkan di ruang rawat anak?” tanya Ketua
Kesehatan diatur hun. “ Penetapan 18 tahun tidak evidence Divisi Reumatologi RS Dr. Wahidin Sudi-
Undang-Undang base” ungkapnya. rohusodo - FK Unhas, Makassar itu.
Padahal, Dr. Yana mengatakan kerap ke- Dr. Faridin juga menyayangkan pihak
Kisruh polemik soal kesehatan remaja banjiran pasien paru yang berusia di bawah departemen ilmu kesehatan anak (IKA) di
berawal dari surat PP IDAI ke Kemenkes RI. 18 tahun. Ia mengakui pasien tersebut sela- beberapa rumah sakit, termasuk Rumah
Lewat surat bernomor 704/PP IDAI/III/2013 ma ini baik-baik saja. Hal serupa juga diakui Sakit Dr. Wahidin Sudirohusodo tempat ia
itu, Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Sekretaris PAPDI cabang Makassar Dr. Fa- bekerja, yang menindaklanjuti usulan PP
Indonesia (PP IDAI) meminta Kemenkes un- ridin Pango, SpPD, K-R, FINASIM. Ia me- IDAI ke komite medis sebelum ada ketetap-
tuk menetapkan semua pusat layanan kese- ngatakan internis tak sedikit yang menangani an dari Kemenkes RI. Pasalnya, bila keten-
hatan di Indonesia memberikan layanan ke- pasien berusia 15 – 18 tahun. Hal ini, menu- tuan pasien anak hingga 18 tahun ditetap-
sehatan anak setiap individu hingga ber- rutnya, terjadi karena untuk kasus-kasus ter- kan, maka pihak rumah sakit memerlukan
umur 18 tahun. Dan membuka klinik remaja tentu seperti lupus, yang tidak terdapat di berbagai persiapan seperti renovasi ruang
untuk memberikan pelayanan kesehatan bagian ilmu kesehatan anak (IKA) maka rawat anak serta peralatan medis penun-
kepada remaja yang dilayani oleh dokter ditangani oleh internis. Kebanyakan yang ter- jang lainnya. Pada prakteknya, dapat me-
spesialis anak bersama dengan profesi lain jadi karena permintaan pasien sendiri me- nimbulkan “gejolak” di pusat layanan kese-
yang terkait. Kini, usulan perhimpunan yang ngingat pada usia tersebut mereka merasa hatan.
memayungi dokter spesialis anak itu masih sudah dewasa. “Pasien berusia 14–18 tahun DR. Dr. Arto Yuwono Soeroto, SpPD, K-
dalam pembahasan pihak Kemenkes RI. seringkali merasa tidak pantas lagi diperla- P, FINASIM, FCCP anggota tim Adhoc
Tampaknya, IDAI berupaya “menjaga kukan seperti anak-anak, sebagian lebih me- Adolescent PB PAPDI membenarkan pen-
pasien” layanan kesehatan anak berdasar- milih ditangani internis. Atau mereka dengan dapat para koleganya. Hasil kajian Tim
kan usia. IDAI mematok hingga 18 tahun tinggi badan layaknya orang dewasa, tidak Adhoc Adolescent PB PAPDI, kata Dr. Arto
masih dilayani oleh pediatrik. lantas, apa memungkinkan ditempatkan di ruang rawat begitu biasa disapa, penetapan batas usia
dasar 18 tahun? Dr. Yana Akhmad Supriat- anak. Kemudian bagaimana orang tua yang 18 tahun seperti yang diusulkan PP IDAI
na, SpPD, K-P dari PAPDI cabang Jawa Ba- memiliki anak pada usia 17 tahun, apakah berpotensi mengundang beragam masalah.
I
DI, sebagai wakil profesi dokter menolak boleh berpemahaman sama? Semua ini
praktik dokter asing, benarkah? Apa adalah hal paling essential yang harus kita
alasannya? Kalau menolak apakah ber- pahami sebelum memulai membahas telaah
arti IDI tidak mendukung pemerintah? dibawah ini
Dan, apakah tidak takut terkucilkan ditata- Benar, dipasal 6d, AD-ART IDI tertera:
nan regional? Dua (dari sepuluh) pertanya- IDI memperjuangkan kepentingan dan ke-
an Hallo Internis itu cukup membuat saya dudukan dokter di Indonesia sesuai harkat
merenung. Disini tersirat pemahaman yang dan martabatnya. Tetapi bila kita mencer-
berbahaya. Stigma “xenophobia”, anti asing mati AD-ART IDI secara menyeluruh, jelas
seakan melekat di wajah IDI. Sungguh ini sejatinya IDI dilahirkan untuk hal yang lebih
mempersulit IDI dalam menyatakan pemiki- besar, membangun bangsanya. IDI adalah
rannya didalam maupun di luar negeri. Me- wadah dokter berbangsa Indonesia untuk
ngapa? IDI tidak legitimate lagi menyam- melaksanakan kewajiban luhurnya terhadap
paikan pemikiran analitiknya sebab semua bangsanya. Jelas tertera dipasal 5: berke-
argumentasi IDI seakan lahir dari rasa keti- wajiban IDI meningkatkan derajat kesehat-
dak sukaan terhadap asing. an rakyat menuju masyarakat sehat sejah-
Pertanyaan kedua juga cukup menyulit- tera. Semangat ini sejalan dengan amanat
kan: Tidak mendukung pemerintah dan UUD 45 pasal 28 H: kesehatan adalah hak
akan dikucilkan di tatanan regional. State- rakyat yang dilindungi Negara.
ment ini menaruh IDI pada posisi berhadap- Dalam pelayanan kesehatan, begitu
an diametrikal dengan kebijakan pemerintah banyak pemangku kepentingan yang hadir,
dan tatanan global. Sulit kita membangun ikut bermain. Jelas mereka membawa ke-
dialog yang jernih bila diawali dengan per- pentingan masing-masing, akibatnya arah
bedaan pemahaman yang tajam. Benar, layanan kesehatan sangat rentan untuk di-
masyarakat amat mudah terjebak pada selewengkan. Di sini fungsi pemerintah ha-
anggapan bahwa seakan orientasi kebi- rus jelas, sebagai regulator (pemegang ko-
jakan IDI selalu berpihak pada kepentingan mando) yang mengawal arah layanan kese-
(profesi) dokter Indonesia. Sebuah perta- hatan agar berjalan sesuai dengan cita-cita
nyaan “miris”: Benarkah pikiran dan perasa- bangsa. Yaitu membawa rakyat bangsa ini
an dokter (sebagai satu profesi mulia) ber- kuat dan negeri yang makmur. Untuk itu, IDI
henti hanya sebatas kepentingan kerja pro- bermitra menjalankan program pemerintah
fesinya saja? Tidak ada tersisakah tempat di (sesuai dengan pasal 9e). Namun apa yang
lubuk hati kita untuk merasakan persoalan terjadi selama ini?
besar bangsanya? Pembangunan kesehatan selama 69 ta-
Bangsa kita sendirilah yang akan mem- hun kemerdekaan negeri ini jauh dari ha-
bangun bangsa ini menjadi kuat dan mak- rapan dan tertinggal jauh dibandingkan
mur, bukan bangsa lain. Begitu kata Lee negeri jiran:
Kuan Yew di buku Hard Truths “we have no Human Development Index (HDI) Indo-
neighbors who want to help us prosper”. nesia selalu berada di level bawah. Jauh
Bisakah menyebut pemahaman Lee Kuan dibawah negara-negara ASEAN lain.
Yew itu sebagai xenophobia atau nasional- Sistem kesehatan belum juga tertata de-
isme sempit? Lantas, mengapa kita tidak ngan baik. Kuantitas dan kualitas la-
Sir Michael Marcot (WHO) memberi per- neighbors who want to help us prosper”. bentuk kedaulatan Negara di bidang me-
umpamaan yang tepat: Sistem kesehatan Kehadiran MEA, akan merubah banyak dik. Saat ini jelas, ketertinggalan Tekno-
adalah vehicle (kendaraan) bagi setiap hal secara fundamental. Profit motive yang logi Medik di Indonesia merupakan si-
bangsa menuju ke masa depan. Artinya hadir di dunia kesehatan akan membawa tuasi yang amat serius. Untuk itu peme-
kendaraan (milik) kita harus sehat dan se- masalah serius. Pembangunan kesehatan rintah harus segera melakukan upaya
penuhnya dapat dikendalikan oleh Negara bangsa akan berjalan semu, gap terus me- “Short Cut Program” untuk meningkat-
agar seluruh rakyat dapat sampai ke tujuan. lebar, bagian terbesar dari bangsa ini akan kan teknologi medik (membangun hard,
Kendaraan adalah: sistem dan sub sistem tersingkir dan bahaya chaos menunggu. Ke- soft dan brain ware teknologi medik) dan
kesehatan yang bekerja intergrated, dengan kuatan yang tidak imbang di bidang tekno- melakukan pemerataan teknologi di
mengemban visi-misi: demi kepentingan logi medik akan membuat tersingkirnya pe- Indonesia.
masa depan rakyat Indonesia. Jelas, kenda- kerja medik lokal dinegeri ini. Ujungnya, ke- JKN adalah wadah yang tepat untuk me-
raan ini adalah tumpuan harapan seluruh daulatan bangsa di bidang kesehatan akan mulai pembangunan manusia Indonesia.
rakyat negeri ini untuk survive dan menda- hilang. Ketergantungan teknologi medik Namun harus dikerjakan dengan –sung-
pat tempat terhormat di mata dunia. Tidak bangsa ini pada penyedia asing sungguh guh sungguh, melibatkan semua elemen
mungkin rakyat Indonesia akan sampai pa- akan melemahkan ketahanan nasional In- dan dengan spirit membangun manusia
da tujuan berbangsa dengan menggunakan donesia. seutuhnya-. Integrated, komprehensif
kendaraan asing yang bukan miliknya dan Sesuai dengan Mukadimah AD-ART, IDI dan membawa manfaat bagi semua
tidak sepenuhnya dapat dikendalikan oleh wajib memberi advocacy demi kepentingan pemangku kepentingan. Bukan sekedar
negara. bangsa Indonesia. Untuk itu, IDI memberi reaktif dan populis saja tanpa disain
Membaca 4 poin di atas, jelas bahwa pandangan: yang baik dan persiapan yang matang.
ada masalah serius di ”kendaraan” kita. Di- Posisi pemerintah sebagai regulator ha- IDI akan sungguh-sungguh menjaga
perlukan langkah yang cepat dan tepat rus powerful dalam memimpin pemba- anggotanya agar menjadi pejuang kese-
untuk memperbaiki vehicle kita agar bangsa ngunan kesehatan bangsanya. hatan bangsanya.
kita segera bangkit dan dapat menatap ke Empat (4) bidang strategis: Keamanan,
depan sebagai bangsa yang unggul. Tapi, Hukum, Kesehatan dan Pendidikan ada- IDI bukan pengambil kebijakan Negara.
dalam situasi seperti ini, disaat vehicle lah hal yang langsung menyangkut ke- Advocacy hanya sebatas saran yang diberi-
(hard, soft and brain ware sistem kese- daulatan dan masa depan Negara. Oleh kan semata-mata demi masa depan bangsa
hatan) kita amat rapuh penuh dengan karena itu keempat bidang tersebut tidak Indonesia. Anggota IDI selalu menjadi yang
masalah, kita justru tidak serius memperbai- boleh dikendalikan oleh asing. terdepan dalam persoalan kesehatan bang-
ki. Tetapi sebaliknya mengundang masuk- Pembangunan keempat bidang itu harus sanya. Pemikiran ini ditulis berdasarkan pe-
nya vehicle (investasi dan pekerja medik) mendapat prioritas utama dan harus se- ngalaman lapangan, kapasitas intelektual
asing ke negeri ini. IDI melihat kebijakan ini penuhnya dilakukan oleh bangsa sendiri. dokter dan sepenuhnya berpihak pada ke-
jelas salah arah dan menyimpang jauh dari Menyerahkan pembangunan kesehatan pentingan bangsanya.
tujuan bernegara. Coba kita bertanya, bangsa pada mekanisme pasar (profit * Penulis:
bisakah kita berharap vehicle asing akan motive) adalah kebijakan yang sangat Dr Ario Djatmiko
membangun seluruh manusia Indonesia keliru dan bertentangan dengan undang- Staf Pengajar FK UNAIR
dan membawa kemakmuran di negeri ini? undang. Ketua Bidang Penataan Praktek Global PB IDI
Jawaban Lee Kuan Yew benar, “we have no Kemandirian teknologi (Medik) adalah
Executive committee
ISIM tak tanya apa-apa,
sejauh ini aman. Mereka
W cine (WCIM) 2016 di Bali,
Indonesia kurang dari dua ta-
hun. Pengurus Besar Perhim-
punan Dokter Spesialis Penyakit Dalam
Indoonesia (PB PAPDI) sebagai tuan ru-
WCIM 2016. Didampingi panitia lain, Dr.
Sally memaparkan hal-hal terkait denga
persiapan WCIM 2016 dihadapan execu-
tive committee ISIM. “Mereka (executive
committee-red) tidak tanya apa-apa, ha-
mah terus berbenah menyiapkan perhe- nya katakan bila ada kendala sponsor,
juga memahami kendala latan akbar dokter-dokter penyakit dalam beritahukan kami,” kata Dr. Sally sete-
sponsorship. Suatu seluruh dunia yang tergabung dalam
International Society of Internal Medicine
ngah deg-deg-an. “Alhamdulilllah, mereka
menerima dan cukup paham soal kendala
kesempatan untuk PAPDI (ISIM). Panitia WCIM 2016 baik dari PB sponsor. Ketika presentasi, kami lebih
PAPDI dan cabang – cabang yang terlibat menitikberattkan kepada tema-tema il-
menunjukan bahwa pen- berupaya sinergi mensukseskan event miah. Karena kami tahu mereka sangat
didikan dan pelayanan di besar itu. ketat soal konten acara,” tambahnya
Lalu seberapa jauh persiapan WCIM WCIM 2016 di Bali akan diselengga-
bidang ilmu penyakit 2016? Panitia diminta untuk melakukan rakan di Hotel Bali Nusa Dua Convention
dalam di Indonesia cukup progress report tiap acara WCIM. Pada
WCIM 2014 di Seoul, Korea Selatan,
Center (BNDCC). Panitia menargetkan
10.000 peserta akan hadir pada acara ter-
berkembang. akhir Oktober 2014 lalu, Sekretaris Jen- sebut. Jumlah ini lebih banyak dibanding
deral PB PAPDI Dr. Sally Aman Nasution, WCIM di Seoul yang 6.000 peserta. “Ako-
SpPD, K-KV, FINASIM, FACP mewakili modasi cukup untuk sejumlah itu,” ujar
Rusia, merupakan negara besar. Mek- jalan sangat alot. Ada yang mengatakan di Australia, dan Gubernur Bali yang
siko, tercatat pernah menjadi tuan rumah bahwa ISIM belum pernah menggandeng terkait dengan lokasi kongres. Meksiko,
WCIM. Lalu Afrika Selatan, merupakan negara Afrika, maka Afsel memiliki nilai langkahnya terjegal karena pernah
pesaing terberat. Para dokter yang per- lebih jika ditunjuk sebagai tempat kongres menjadi tuan rumah kongres yang sama
nah ke Afrika Selatan tidak memungkiri ahli penyakit dalam. dan sedang mengalami gangguan kea-
bahwa negara ini memiliki keindahan Dr. Aru berfikir keras. Sebagai seorang manan yang serius dengan adanya pe-
yang mengagumkan. Tidak sedikit anggo- internis Indonesia yang duduk sebagai rang antara alat negara dan geng-geng
ta executive committee yang terpesona anggota komite, tentu saja ia mengingin- narkotika. Sementara Afrika Selatan,
dengan keindahan alam Afrika Selatan. kan Indonesia mendapat kehormatan ter- yang memiliki peluang paling besar, ter-
”Terlebih lagi, Afrika Selatan pernah ter- sebut. Di luar ruangan sidang, delegasi nyata organisasi ahli penyakit dalam ne-
pilih sebagai tempat penyelenggaraan Indonesia lain berdebar menantikan hasil gara ini belum lama tercatat bergabung
piala dunia 2010,” ujar Dr. Sally. keputusan rapat tertutup General Assem- dengan ISIM. Akhirnya, setelah diskusi
Meski memiliki rival yang tidak sepele, bly. Dr. Aru sempat berkirim sms ‘mem- yang berjalan dengan hangat Indonesia
langkah pantang diundurkan. Delegasi In- bocorkan’ situasi sidang. Akhirnya, ia cukup berbangga menerima kehormatan
donesia, tetap bersemangat melakukan mengangkat isu penting terkait Indonesia untuk menjadi tuan rumah WCIM 2016.
presentasi di hadapan Komite Eksekutif agar dapat melenggang merebut posisi Dr. Aru yang berada di dalam sidang
International Society of Internal Medicine tuan rumah. menarik nafas lega. Misi tercapai, dengan
(ISIM) bergantian dengan delegasi pe- “Penunjukan Indonesia sebagai tuan dukungan segenap internis Indonesia dari
saing. Bidding telah dimulai, negara calon rumah WCIM 2016 tidak hanya penting berbagai cabang yang hadir di Melbourne
kandidat dipanggil satu persatu untuk ma- untuk negeri saya, namun bagi seluruh maupun yang berada di tanah air. Untuk
suk ke ruangan dan mempresentasikan wilayah ASEAN, karena internis umum informasi, Indonesia memiliki kontingen
apa-apa yang dapat ditawarkan pada juri. masih amat vital bagi kelangsungan pe- terbanyak pada kongres 2010 lalu, de-
Dari Indonesia yang mempresentasikan layanan kesehatan yang efisien dan efek- ngan jumlah kontingen sekitar 100 orang.
adalah DR. Dr. C. Heriawan Soejono, tif bagi negara-negara seperti Malaysia, “Ini merupakan prestasi bagi organisasi
SpPD, K-Ger, FINASIM, saat ini menjabat Laos, Kambodia, Thailand dan Filipina, kita, dengan peran serta, dukungan, dan
sebagai Direktur Utama RSCM. “Dengan dan Brunei. Dan untuk itu, Indonesia se- harapan dari semua cabang,” ujar Dr. Aru
segala percaya diri, bahasa Inggris yang bagai negara berpenduduk terbesar ke- mengungkapkan rasa gembira dan terima
baik sekali dan bahan presentasi yang empat di dunia patut menjadi forum per- kasihnya.
sudah dipersiapkan jauh-jauh hari, de- temuan,” kata Dr. Aru. Namun semua baru merupakan lang-
ngan beberapa kali revisi atas masukan Dengan isu yang diperjuangkan terse- kah awal menuju 2016. Sejumlah tang-
kami semua, tapi kami tetap kuatir,” aku but, akhirnya ‘pemenang’ jatuh pada In- gung jawab yang membawa wajah Indo-
Dr. Sally. donesia. Sejumlah alasan lain memulus- nesia ke peta dunia menanti. Kongres di
DR. Dr. Aru Sudoyo,SpPD, K-HOM, kan jalan Indonesia. Rusia, ternyata tidak Bali nanti, merupakan kongres dunia per-
FINASIM, FACP yang duduk sebagai sa- didukung oleh pemerintahnya karena se- himpunan pertama yang diselenggarakan
lah satu anggota komite tak tinggal diam. dang dilanda konflik internal. Berbeda de- di Indonesia. Kerja keras akan diminta da-
Dr. Aru memutar otak menyusun siasat di ngan Indonesia, yang mendapat restu ri seluruh anggota untuk membawa citra
dalam ruang sidang komite. Sidang ber- dari Menteri Kesehatan, Konsulat Jendral internis Indonesia di mata dunia. (HI)
Selamat
atas terpilihnya
DR. Dr. Aru W Sudoyo, SpPD, K-HOM, FINASIM, FACP
sebagai President Elect ISIM 2014 – 2016
W
orld Congress of Internal Medi-
cine 2014 di Seoul, Korea Se- INFORMASI PERSONAL :
latan akhir Oktober lalu menjadi Nama : Dr. Bramantono, Sp.PD, KPTI, FINASIM
moment penting bagi Dr. R. Braman- Tempat/tanggal lahir : Surabaya, 13 Mei 1965
tono, SpPD, K-PTI, FINASIM. Pasal- Alamat kantor : RSUD Dr. Soetomo FK UNAIR
nya, pada perhelatan akbar dokter spe-
sialis penyakit dalam sedunia ke 32 ini RIWAYAT PENDIDIKAN (mulai dari dokter umum)
Dr. Bramantono meraih The Best Pos- Dokter umum 1983 – 1989 Universitas Airlangga
ter Award. Staf Divisi Tropik Infeksi De- Dokter Spesialis Penyakit Dalam 1997 – 2005 Universitas Airlangga
partemen Ilmu Penyakit Dalam FK Dokter Spesialis Konsultan 2005 – 2013
Unair/RS Dr. Soetomo, Surabaya ini
terpilih menjadi salah satu pemenang RIWAYAT PEKERJAAN
dari 20 pemenang lain dari berbagai 2007 – sekarang Divisi Penyakit Tropik Infeksi; Depart. SMF Ilmu Penyakit
negara. Dalam; RSUD Dr. Soetomo (Staf)
“Saya terpilih menjadi salah satu pe- 2007 – sekarang Institute Tropical Diseases; Universitas Airlangga (Peneliti)
menang Best Poster Award WCIM 2007 - 2014 Ruang Rawat Inap Rosella 1 (Supervisor)
2014. Surabaya menjadi salah satu 2011 – 2014 Instalasi Rawat Darurat RSUD Dr. Soetomo (Supervisor)
wakil dari Indonesia,” ungkapnya mela- 2014 - Instalasi Rawat Darurat RSUD Dr. Soetomo (Koordinator)
lui surat elektronik.
Dr. FR. Bramantono, SpPD, K-PTI, FINASIM beserta peserta WCIM 2014..
AFIM : Kolaborasi
di Bidang CPD
P
eran PAPDI kian menggeliat baik di
kancah regional maupun internatio-
nal. Di kawasan Asia Tenggara,
Berbagai perbedaan mewarnai pertemuan AFIM
PAPDI terlibat aktif bersama perhim- tersebut. Para delegasi bertemu pada satu titik,
punan dokter spesialis penyakit dalam dari
negara-negara ASEAN membidani ASEAN yaitu “harmonisasi”. Perbedaan yang menyelimuti
of Federation of Internal Medicine (AFIM),
Sejak dilontarkan gagasan menghidupkan
tiap-tiap anggota AFIM menjadi warna sendiri dan
kembali AFIM pada WCIM 2008 di Buenos saling memahami dan menghargai.
Aires, Argentina, pertemuan demi perte-
muan telah diselenggarakan di negara-
negara ASEAN.
Pada tahun 2014 ini, pertemuan AFIM
kembali diselenggarakan di Pattaya, Thai-
land, April 2014 lalu. Pertemuan yang ber-
samaan dengan The Royal College of Phy-
sicians of Thailand ini membahas agenda
internal organisasi AFIM. Awalnya, pertemu-
an AFIM tahun ini direncanakan akan dise-
lenggarakan di Malaysia dan Singapura.
Namun, Malaysia belum siap sebagai tuan
rumah pertemuan AFIM. Sementara Singa-
pura masih terganjal oleh masalah internal
mereka. “Semestinya tahun ini di Malaysia
dan Singapura. Tapi Malaysia tidak perform.
Sedangkan Singapura masih ada kendala
konsolidasi internal,” kata Sekretaris Jende-
ral PB PAPDI Dr. Sally Aman Nasution,
SpPD, K-KV, FINASIM, FACP salah satu
delegasi PAPDI yang aktif pada AFIM.
Dr. Sally melanjutkan pada pertemuan
AFIM di Pattaya, dibicarakan soal legalitas
organisasi. Mengingat ketua dan pengurus
AFIM yang berganti-gantian, maka timbul Dr. Sally beserta anggota AFIM pada AFIM Meeting di Pattaya, Thailand, April 2014.
kendala di negera mana legalitasnya akan
ditetapkan. “AFIM ingin memiliki by laws, AFIM merupakan organisasi profesi non lum bisa menggunakan logo tersebut,” ka-
mau didaftarkan dimana? Kita kesulitan profit. Menurut Dr. Sally perangkat yang tanya.
ingin dilegalkan di negara mana. Sementara terkait organisasi dan kepengurusannya Selain mengagendakan legalitas organi-
ini by laws sedang dicoba diajukan di bawah sudah dibahas. Loga AFIM pun sudah dise- sasi, pertemuan AFIM juga membahas ba-
Kementerian Hukum Filipina. Legalitasnya pakati yang mewakili bendera negara-ne- gaimana sistem pendidikan penyakit dalam
belum disahkan. Kami sedang menunggu gara anggota. “Kita surat menyurat melalui dan kegiatan-kegiatan perhimpunan profesi
hasil assesment, kami mau lihat agar tak surat elektronik telah menggunakan logo penyakit dalam di masing-masing negara
ada pihak yang dirugikan,” ujar Dr. Sally AFIM, tapi untuk urusan eksternal, kita be- anggota AFIM. Berbagai perbedaan mewar-
”
Kemudian dilanjutkan pada Annual Meeting
Masing-masing negara anggota Philippine College Physician (PCP) di Ma-
nila. Pada pertemuan pertama organisasi
AFIM bertahan dengan pendapat- profesi ilmu penyakit dalam Negara-negara
ASEAN di Filipina, dari Indonesia di wakili
nya, termasuk Indonesia. dengan Ketua Umum PB PAPDI, DR. Dr. Aru W.
Sudoyo, SpPD, K-HOM, FINASIM, FACP,
demikian kita mencari kesamaan- Sekretaris Jenderal PB PAPDI Dr. Chairul
R. Nasution SpPD, K-GEH, FINASIM,
kesamaan yang dapat disatukan. MKes, FACP dan Czeresna Heriawan
Soejono, SpPD, K-Ger, FINASIM, MEpid,
Prinsipnya, bagaimana mempermu- FACP. Mereka menghidupkan kembali
AFIM, yang telah beberapa tahun “mati
dah anggota AFIM tanpa mengor- suri”. Lewat AFIM mereka bertemu memba-
has amanat harmonisasi ASEAN ini.
bankan kepentingan dokter
”
Filipina merupakan negara yang aktif
menghidupkan kembali AFIM. Pada perte-
di negara masing-masing. muan selanjutnya juga di Filipina, saat itu,
Dr. Sally, wakil dari Indonesia, memaparkan
kondisi ilmu penyakit dalam yang berjalan di
Indonesia. Begitu pula dari negara ASEAN
lain. “Masing-masing perwakilan mengela-
nai pertemuan AFIM tersebut. Bahkan Prinsipnya, bagaimana mempermudah ang- borasi sistem yang dimiliki. Satu sama lain-
perbedaan yang paling mendasar seperti gota AFIM tanpa mengorbankan kepenting- nya sangat berbeda. Singapura dan Malay-
sistem pendidikan menjadi perdebatan yang an dokter di negara masing-masing,” kata sia agak relaktan. Ternyata tak mudah me-
panjang. Masing-masing negara ASEAN Dr. Sally mengulang kata-kata Ketua AFIM nyatukannya” ujar Kardiolog ini.
berbeda dalam sistem pendidikan ilmu Oscar Cabahug MD, FACP dari Filipina. Pada pertemuan itu, diakui Dr. Sally, In-
penyakit dalam. Misalnya, Indonesia berbe- Ke depan, AFIM lebih menitikberatkan donesia ditunjuk sebagai first congress of
da dengan Filipina. Sistem pendidikan ilmu pada kegiatan Continuing Professionalism AFIM dalam waktu dekat ini. Namun Dr.
penyakit dalam di Indonesia berdasarkan Development (CPD). Bersama-sama inter- Sally keberatan untuk diadakannya kongres
university based, sedangkan Filipina mene- nis dari negara ASEAN akan melakukan di Indonesia.”Karena pada tahun 2012 kita
rapkan hospital based. “Mesti kompetensi kegiatan-kegiatan ilmiah seperti training, sudah ada Kopapdi, our national congress,
ilmu penyakit dalamnya sama, namun sis- workshop dan lain-lain. Kegiatan yang di Medan. Acara ini merupakan internal
tem pendidikannya berbeda. Berbagai hal sudah berlangsung menjadi pembicara di PAPDI, jadi tidak mungkin diubah menjadi
dipertanyaan dalam pertemuan AFIM, se- pertemuan ilmiah di negara anggota. “Perte- kongres AFIM,” katanya. “Disepakati hanya
perti kenapa internis dari Filipina mesti me- muan ilmiah yang diselenggarakan negara pertemuan AFIM di Indonesia, yang bersa-
lakukan adaptasi pendidikan penyakit da- anggota akan melibatkan internis dari ne- maan dengan KOPAPDI 2012 di Medan.”
lam dulu ketika ingin praktek di Indonesia. gara lain sebagai pembicara. Rencananya, Kongres AFIM pertama bersamaan de-
Sulit untuk disatukan,” kata Dr. Sally. pertemuaan AFIM 2015 akan diadakan di ngan kongres Philipine College of Physi-
Pengurus AFIM memutar otak untuk Bangkok bersamaan dengan Royal College cians (PCP) yang diselenggarakan di Fili-
mencari celah yang dapat menjembatani Physician, April 2015. Dan pertemuaan pina, 5-8 Mei 2013. selanjut pertemuan
perbedaan tersebut. Pada akhirnya, lanjut selanjutnya di Indonesia bersamaan de- AFIM pada tahunn 2013 di Pattaya, Thai-
Dr. Sally, para delegasi bertemu pada satu ngan World Congress of Internal Medicine land yang juga bersamaan dengan Annual
titik, yaitu “harmonisasi”. Perbedaan yang (WCIM) 2016,” kata Dr. Sally. Meeting The Royal College of Physicians of
menyelimuti tiap-tiap anggota AFIM menjadi Thailand, April 2013. Indonesia kembali
warna sendiri dan saling memahami dan
menghargai. Namun kesamaan yang ter-
Sekilas Perjalanan menjadi tuan rumah pertemuan AFIM pada
2016 bertepatan denngan WCIM di Bali.
bentang disatukan untuk bersama-sama AFIM “PAPDI turut aktif dalam upaya mewujudkan
menjalankan roda kepengurusan AFIM. komunitas regional ini. Perkembangan dari
”Masing-masing negara anggota AFIM ber- Perwakilan organisasi profesi ilmu pe- pertemuan AFIM perlu disosialisasikan ke-
tahan dengan pendapatnya, termasuk Indo- nyakit dalam dari beberapa Negara ASEAN pada anggota PAPDI agar lebih siap meng-
nesia. dengan demikian kita mencari kesa- telah melakukan beberapa kali pertemuan hadapi liberalisasi di kawasan ASEAN ini,”
maan-kesamaan yang dapat disatukan. untuk membahas terkait AFTA 2015. Wa- ujar Dr. Sally. (HI)
T
ak ada yang menyadari, sebuah titel Dr. Chairul teruji di tempat yang memiliki
dokter tersemat di tanda tangan milik pantai indah namun minim fasilitas ketika
Dr. Chairul Radjab Nasution. Padahal itu. Waktu tugas yang seharusnya hanya
ketika itu usianya masih belasan dan satu tahun dijalani lebih dari satu setengah
baru duduk di bangku SMP. Itulah kete- tahun karena dokter pengganti tak kunjung
guhan Dr. Chairul dalam mewujudkan cita- tiba. Namun Dr. Chairul menjalani tugas
citanya menjadi dokter. Lahir dan tumbuh dengan penuh rasa syukur dan bertang-
besar di Sumatera Utara, dari pasangan gungjawab. Tak heran, jika Kepala Dinas
suami istri dari keluarga sederhana. Ibunya kesehatan meminta pada Dr. Chairul untuk
seorang guru di Sekolah Kepandaian Putri bersekolah Management Public Health di
dan ayahnya pegawai di Bea Cukai, Depar- Bangkok lewat program beasiswa. ”Nanti
temen Keuangan. Ayahnya meninggal dunia kalau kamu balik ke sini kamu menggan-
ketika Dr. Chairul berusia 10 tahun, sang ibu tikan saya sebagai kepala
seorang diri membesarkan Dr. Chairul dan dinas,” Dr. Chairul mengikuti
tiga orang adiknya. perkataan Dr. ST Goeltom yang
Setiap kali berkunjung ke dokter ketika ketika itu menjabat sebagai
sakit, Dr. Chairul selalu kagum melihat so- Kepala Dinas Kesehatan
sok dokter. Dengan jas putih, penuh kesa- Kepulauan Nias.
baran dan selalu siap menjawab pertanyaan Batin Dr. Chairul bergolak,
dan menjelaskan penyakit maupun obat pa- antara ingin menerima tawaran atau
da pasien. “Bahkan ketika itu saya menilai tetap berpraktek sebagai dokter. Jika Dr.
dokter adalah wakil Tuhan, mereka sangat Chairul memilih untuk bersekolah, ini berar-
helpful. Itulah yang membuat saya bercita- ti dia harus fokus pada tugas manajerial
cita menjadi dokter,” Dr. Chairul berkisah. yang juga disukai olehnya. Maklum saja,
Tak seperti kebanyakan orang yang ke- organisasi bukan hal yang baru bagi ayah
rap mengubah cita-citanya saat kecil, Dr. tiga orang anak ini. Semasa sekolah, Dr.
Chairul selalu konsisten. Ketika lulus dari Chairul selalu didapuk sebagai ketua kelas
bangku SMA, Dr. Chairul memilih Fakultas dan aktif sebagai pengurus organisasi
Kedokteran di Universitas Sumatera Utara kesiswaan di sekolah. ”Tetapi di sudut hati
dan Universitas Indonesia sebagai tempat kecil saya bersuara, saya inikan dokter,
untuk melanjutkan pendidikan dan mewu- sebagai dokter saya harus mengobati orang
judkan cita-citanya. “Alhamdulillah, saya di sakit dan menolong sesama, karena itulah
terima di dua tempat itu. Tetapi saya men- sumpah yang saya ucapkan sebagai dokter.
jatuhkan pilihan untuk kuliah di FKUI, kare- Akhirnya lewat pergulatan yang tak mudah,
na ketika itu FK USU masa pendidikannya saya putuskan untuk menolak tawaran bea-
jauh lebih lama dibandingkan dengan UI,” siswa tersebut,”
ujar Dr. Chairul. Perjalanan penting kembali ditoreh oleh
Dr. Chairul pun menjadi anak rantau, Dr. Chairul ketika pada 1985 dia memu-
tinggal seorang diri di Jakarta untuk men- tuskan untuk mendaftar dan kembali belajar
jalani pendidikan. Tahun 1977 Chairul ter- untuk mendalami penyakit dalam. Bukan
catat sebagai mahasiswa Fakultas Kedok- tanpa alasan Dr. Chairul memilih penyakit
teran UI dan pada Desember 1982 Chairul dalam sebagai spesialisasinya. ”Saya ingin
resmi menyandang gelar dokter. Goresan menguasai ilmu kedokteran, menurut pan-
titel dokter di tandatangannya benar-benar dangan saya jika kita ingin menguasai ilmu
dibuktikan oleh Dr. Chairul bukan sekedar kedokteran maka kuasailah ilmu penyakit
goresan. dalam. Ilmu penyakit dalam itu sangat luas,
Dr. Chairul muda penuh dengan ideal- jadi kalau ingin menguasai ilmu kedokteran
isme. Jika kebanyakan dokter memilih untuk ya harus menguasai ilmu penyakit dalam.
menghindar dari tempat terpencil, Dr. Chai- Tanpa mengecilkan ilmu-ilmu yang lain.”
rul justru meminta pada Departemen Kese- Dr. Chairul harus bersaing dengan
hatan agar ditugaskan di wilayah terpencil di puluhan dokter yang mendaftar. Diban-
tanah kelahirannya. Jadilah Dr. Chairul se- dingkan yang lain, Dr. Chairul bukan saja
bagai dokter Inpres di salah satu Puskes- berusia paling muda, tetapi juga Dr. Chairul
mas di Pulau Nias. dibandingkan dengan dokter lainnya hanya
Profesionalisme dan rasa kemanusiaan memiliki pengalaman bertugas di daerah
yang paling sebentar. ”Kebanyakan sudah umumnya dan bisa menyelesaikan di tahun katakan ke Dr. Aru, yang tak kalah penting
di atas lima tahun, sedangkan saya baru 1991. Ketika itu pendidikan penyakit ditem- dari itu semua kita harus mandiri dan pindah
satu setengah tahun,” katanya. puh dalam waktu 5 sampai dengan 6 tahun dari RSCM yang selama ini menjadi sekre-
Ada pertanyaan yang menggelitik ketika lamanya. ”Itu sudah termasuk cepat, karena tariat. Saya ingin menghapus anggapan
Dr. Chairul menjalani credensial, ”Anda ini putarannya banyak sekali. Beda dengan bahwa PAPDI hanyalah milik dokter-dokter
masih sangat muda, lalu bagaimana kalau sekarang, sudah banyak pengurangan-pe- di RSCM. Apapun caranya harus keluar, de-
anda tidak kami terima karena banyak dok- ngurangan,” urai Dr. Chairul. ngan tertatih-tatih kita pindah ke Cikini. Itu
ter yang lebih senior.” Sejak menjadi dokter spesialis, Dr. adalah terobosan yang luar biasa, meski
Dr. Chairul menjawab, ”Kalaulah saya ti- Chairul selalu aktif. Dia pernah menjadi harus diakui itu sangat berat.”
dak diterima di bagian penyakit dalam, saya sekretaris IDI Jakarta Selatan pada 1995, Pada masa itu Dr. Aru dan Dr. Chairul
akan tetap mencari dan berusaha menjadi dan mulai aktif di PAPDI, ketika PAPDI di- bak dwi tunggal yang penuh kerjakeras
bagian penyakit dalam, centre atau di uni- pimpin oleh DR. Dr. Aru W. Sudoyo, SpPD, membangun dan membesarkan PAPDI. Me-
versitas lain. Tapi, UI adalah almamater sa- K-HOM, FINASIM, FACP, sebagai Ketua reka juga sudah mulai menerapkan komu-
ya, tentunya saya sangat berharap bisa di- Umum, sedangkan Dr. Chairul menjabat nikasi dengan PAPDI di seluruh Indonesia.
terima di almamater saya. Dan saya bisa sebagai Sekjen PB PAPDI. Mulai Jumat, Sabtu, Minggu mereka dedika-
berbuat yang lebih baik jika saya diterima di Di PAPDI Dr. Chairul bersama Dr. Aru, sikan untuk PAPDI.
almamater saya. Alhamdullillah, 1 April 1985 Dr. Sally serta pengurus lain aktif memba- ”Saya katakan ke Dr. Aru, memang ada
saya mendapat surat untuk memulai pen- ngun sistem organisasi yang lebih profe- konsekuensinya, praktek harus kita tinggal-
didikan. Yang mendaftar ada sekitar 20 sional. Membangun sistem manajemen kan. Kita harus fokus. Karena ketika kita
orang dan yang terpilih hanya 7 orang. Dan yang kuat, bagaimana membangun sistem diberi kepercayaan dan amanah untuk me-
dari 7 orang itu, usia saya yang paling keuangan, rekruitmen, yang menyangkut mimpin organisasi sehingga harus menja-
muda.” persyaratan, termasuk juga staf sekretariat lankan amanah dengan baik. Dan ketika itu-
Dr. Chairul mengikuti pendidikan pada di kantor yang mengurus operasional. ”Saya lah terjalin komunikasi dengan baik, karena
pada weekend kami berada di daerah. ngan menunjukkan prosionalisme di organ- Upaya Kesehatan Rujukan Kementrian Ke-
Mendengarkan masukan, aspirasi dan sete- isasi, ini sangat luar biasa, mereka merasa sehatan RI sangat berharap PAPDI dan or-
rusnya dari daerah-daerah sehingga kami bangga dan merasa perlu ikut masuk dalam ganisasi dokter lainnya dapat menjadi part-
tahu persis apa yang menjadi kebutuhan PAPDI,” lanjut Dr. Chairul. ner terkait distribusi dokter di Indonesia, lalu
daerah. Dengan langkah itu juga menjadi- Tak berhenti sampai disitu, PAPDI juga bagaimana tindakan-tindakan pendidikan,
kan PAPDI sebagai organisasi profesi men- mengeluarkan fellow of Indonesian society sampai hal-hal di dalam kualifikasi dan se-
jadi milik bersama. Itulah yang terus kita ba- inter medicine yang diberikan kepada ang- terusnya. Ini yang penting. Saya melihat
ngun, dan satu hal lagi itu akan berdampak gota PAPDI yang memang mempunyai nilai PAPDI adalah partner, karena PAPDI memi-
pada seluruh anggota PAPDI yaitu keper- tambah dalam menjalani tugas profesinya liki data berapa jumlah dokter dan di mana
keberadaannya.”
Sebagai dokter sekaligus sebagai biro-
Banyak kenangan yang tak terlupakan. Namun krat bagaikan mata uang, memiliki dua sisi
yang berbeda namun berada dalam satu
pengalaman berharga yang terus Chairul kenang kesatuan. Tak banyak orang yang seperti
Dr. Chairul. Tercatat sebagai seorang dokter
adalah ketika menjadi tim kesehatan di Tanah spesialis dan juga sebagai manajer di biro-
Suci. ”Di sana saya bukan hanya menjadi dokter krasi. Biasanya orang akan memilih menja-
di birokrat murni atau menjadi profesional.
tetapi juga mengurus manajerial, bagaimana ”Saya bisa membuktikan bahwa dua kubu
itu bisa saya jalani seiring sejalan. Meskipun
memanage tenaga kesehatan yang jumlahnya menjadi berat karena harus kerjakeras dari
pagi sampai sore, bagaimana menjalankan
900 orang. Bagaimana mengendalikan yang di tugas sebagai direktur lalu setelah itu ber-
Jeddah lalu Madinah, itu menjadi modal dan profesi sebagai dokter spesialis,” kata Dr.
Chairul.
pegangan saya saat ini yang akhirnya Kerap terjadi ketika Dr. Chairul sedang
memimpin rapat dan harus berbicara ten-
menjadi birokrat murni. Itu suatu pen- tang manajerial, tiba-tiba ada telepon dari
ICU bertanya langkah yang harus
galaman yang sangat berharga.” dilakukan untuk pasien. ”Saya harus den-
gan segera mengubah apa yang ada di
otak. Dan itu saya lakukan selama
cayaan (trust) pada organisasi yang diikuti. secara profesionalisme. bertahun-tahun.”
Bagaimana kita tahu persis masalah-masa- Kaderisasi juga sangat Asam manis peng-
lah di lapangan, masalah hukum, dan yang baik, PAPDI semakin terta- alaman sudah pernah
lainnya, yang kita bisa bantu advokasi untuk ta lagi. dilalui oleh Dr.
anggota-anggota. Ini sangat luar biasa,” ka- Tanpa bermaksud Chairul. Banyak ke-
ta Dr. Chairul panjang lebar. membanggakan diri, nangan yang tak
PAPDI ketika itu juga melakukan educa- Dr. Chairul menilai terlupakan. Namun
tion untuk anggota. Yang paling membaha- di masa kepemim- pengalaman ber-
giakan PAPDI sekarang sudah memiliki ca- pinan Dr. Aru harga yang terus
bang sebanyak 34. ”Inilah situasi yang kita sebagai Ketua Dr. Chairul kenang
kerjakan sehingga PAPDI ini benar-benar dan Dr. Chairul sebagai Sekjen PAPDI men- adalah ketika menjadi tim kesehatan di
menjadi organisasi profesi yang baik dan galami perubahan yang luar biasa. ”Di masa Tanah Suci. ”Di sana saya bukan hanya
profesional sehingga nantinya siap meneri- itulah PAPDI tercatat menjadi wajib pajak. menjadi dokter tetapi juga mengurus mana-
ma peran-peran dari pemerintah dalam Suatu terobosan yang luar biasa, dan untuk jerial, bagaimana memanage tenaga kese-
rangka penataan pembinaan para dokter menyampaikan gagasan itu kepada seluruh hatan yang jumlahnya 900 orang. Ba-
ahli,” katanya. anggota bukan hal mudah. Melalui pen- gaimana mengendalikan yang di Jeddah
Dengan pembinaan organisasi yang pro- dekatan kepada mereka agar mau menjadi lalu Madinah, itu menjadi modal dan
fesional, maka setiap dokter penyakit dalam wajib pajak. Karena sejak dulu PAPDI pegangan saya saat ini yang akhirnya men-
merasa perlu untuk bergabung. ”Kalau me- hanya dianggap sebagai komunitas, pada- jadi birokrat murni. Itu suatu pengalaman
mang orang itu tidak melihat profesionalis- hal kami adalah organisasi.” yang sangat berharga. Bagi saya menjalani
me di organisasi, di daerah, cabang dan se- Dan Dr. Chairul yang kebetulan berada kehidupan itu, asal niat siap dan terus be-
terusnya tentu orang akan berpikir kalau di pemerintahan berharap bisa bersinergi kerja keras, semua akan bisa berjalan,”
harus ikut masuk ke organisasi. Tetapi de- dengan PAPDI. ”Saya sebagai Direktur Bina pungkasnya. (HI)
P
APDI cabang Yogyakarta berhasil PAPDI XIII, PAPDI cabang Yogyakarta bak lanja. Namun ketika voting, hasilnya, PAPDI
“mencuri hati” peserta sidang pleno kuda hitam mengungguli kandidat-kandidat cabang Yogyakarta berhasil mengantongi
Kongres Nasional Perhimpunan lainnya. Padahal, dari empat cabang yang 15 suara. Sedangkan diposisi kedua adalah
Dokter Spesialis Dokter Penyakit maju menjadi kandidat tuan rumah, ketika PAPDI cabang Bogor dengan 9 suara. Se-
Dalam Indonesia (KOPAPDI) XV, di Medan, bidding, cabang Yogyakarta terbilang paling lanjutnya diikuti PAPDI cabang Sumatera
akhir Desember 2012 silam. Saat pemilihan sederhana dan kalem. Selatan dengan 5 suara, terakhir PAPDI ca-
tuan rumah konferensi kerja (KONKER) Berbeda dengan kandidat lain. Setiap bang Malang memperoleh 4 suara.
“Ini suatu kehormatan bagi kami diper-
caya oleh sejawat untuk menyelenggarakan
KONKER PAPDI 2014. Kami yang terpilih
saat itu lebih karena hubungan baik dengan
cabang-cabang lain, disamping fasilitas dan
sarana yang sangat menunjang, serta wisa-
ta budaya, alam, dan kuliner yang menarik
dan tersohor,” kata Ketua PAPDI cabang
Yogyakarta Dr. Ibnu Purwanto, SpPD, K-
HOM, FINASIM.
Konferensi Kerja (KONKER) PAPDI XIII
terbagi dua agenda besar, yaitu sidang or-
ganisasi dan simposium ilmiah. Kegiatan ini
akan berlangsung dari 27-30 November
2014 di Hotel Sheraton Mustika Yogyakarta.
Acara dimulai dengan sidang organisasi pa-
da dua hari pertama dan dua hari terakhir
diisi dengan kegiatan continuing professio-
nalism development (CPD). Selain itu pani-
tia juga mengadakan lomba poster ilmiah
yang pemenangnya akan diumumkan di pe-
nutup KONKER XIII. “Semua berkolaborasi
baik pengurus cabang, anggota dan PPDS
Dr. Ibnu Purwanto saat bidding tuan rumah Konker di KOPAPDI XV Medan.
ilmu penyakit dalam FK UGM/RS UP Dr.
Sardjito Yogyakarta mensukseskan
KONKER ini,” kata Dr. Ibnu Purwanto yang baru berlaku sejak Januari 2014 mengubah
juga Ketua Panitia KONKER XIII. tatanan sistem pelayanan kesehatan di In-
KONKER PAPDI merupakan kegiatan donesia. Pelayanan kesehatan di era JKN
organisasi yang rutin diselenggarakan seku- ini menerapkan sistem rujukan dengan
rang-kurangnya tiga tahun sekali. Agenda pembiayaan berbasis asuransi. “PAPDI
utama KONKER adalah sidang organisasi mendukung program pemerintah JKN.
yang dihadiri oleh seluruh delegasi PAPDI PAPDI berupaya memegang kendali mutu
cabang di Indonesia. Sidang organisasi dengan menghimbau anggotanya selalu
membahas program-program PAPDI yang memberikan pelayanan kesehatan terbaik
telah dilaksanakan, isu-isu terkini di bidang kepada masyarakat dan aktif mengikuti pro-
kedokteran, masalah-masalah internal or- gram CPD untuk meng up date kemampu-
ganisasi. Peserta sidang akan dibagi lima annya dalam rangka menghadapi era glo-
kelompok sidang komisi. Setiap komisi di- balisasi,” ujar Prof. Idrus.
wakili oleh pengurus cabang dan pengurus Hal senada juga disampaikan Dr. Ibnu
PB PAPDI. Purwanto. Ketua cabang Yogyakarta itu me-
“KONKER ini akan menggodok isu-isu negaskan PAPDI berperan aktif dalam me-
strategis terkait kebijakan pemerintah men- ngawal JKN dan mengantisipasi AFTA 2015
genai kesehatan. Mengevaluasi program- dengan meningkatkan kompetensi anggota-
program yang telah ditetapkan dalam ren- nya agar tidak kalah dengan dokter-dokter
stra serta pembenahan pada organisasi Dr. Ibnu Purwanto. asing.
PAPDI dalam memasuki era globalisasi. KONKER ini, tambah Dr. Ibnu Purwanto,
Kesepakatan yang dihasilkan pada KONKER kali ini mengusung tema “Pe- selain sidang organisasi juga diselenggara-
KONKER kali ini akan menjadi acuan serta ran PAPDI dalam Menghadapi Era Jaminan kan pertemuan ilmiah. Acara ini akan di-
pegangan untuk kepengurusan PB PAPDI Kesehatan Nasional(JKN) 2014 dan Asean adakan dua hari terakhir dengan topik-topik
dan PAPDI cabang pada periode kepengu- Economic Community (AEC) 2015”. Tema yang up to date. Disamping itu, panitia juga
rusan berikutnya,” kata Ketua Umum PB ini menarik dan akan menjadi perdebatan telah menyiapkan Ladies Program untuk pa-
PAPDI Prof. DR. Dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV, dalam sidang-sidang organisasi. Pasalnya, ra pendamping pada Jumat pagi mengun-
FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC, FACP. Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang jungi Kali Urang, dilanjutkan belanja tas
merek Gendis dan ke sentra batik alusan.
Sidang Komisi KONKER XIII PAPDI, Yogyakarta, Kemudian makan siang di Jejamuran dan
berakhir di sentra kerajinan Kasongan,
Komisi 1 : Organisasi dan Advokasi Bantul.. Panitia mengundang para internis
Komisi 2 : Humas, Publikasi dan Media serta Kemitraan untuk menghadiri acara ini dan berharap
Komisi 3 : Pengembangan Profesi, CPD/P2KB, FELLOW dan EIMED acara ini dapat berjalan dengan baik den-
Komisi 4 : Bidang Sp 1 (KIPD) gan menghasilkan keputusan-keputusan
Komisi 5 : Bidang Sp 2 (KIPD)
strategis guna menyongsong era global-
isasi. (HI)
T
ari Remo meriahkan pembukaan PIN nyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars
PB PAPDI XII Surabaya. Sekitar 20 PAPDI. Puncak acara berupa peresmian
mahasiswa PPDS Ilmu Penyakit PIN XII Surabaya yang ditandai dengan pe-
Dalam FK Unair dengan berpakaian mukulan gong oleh Wakil Gubernur Jawa
Wakil Gubernur Jawa Timur Drs. Saefullah Yusuf membuka Pameran Farmasi dan Alkes pada PIN XII Surabaya.
Dr. Ari Fahrial Syam, Ketua Panitia PIN XII Surabaya. Prof. Idrus Alwi, Ketua Umum PB PAPDI.
hara mereka akan kembali ke negaranya,” terutama Singapura dan Malaysia. Sedang- tetap mengalir di Jatim atau di daerah lain di
tegas Gus Ipul. kan uang yang mengalir secara nasional, ke Indonesia,” ujarnya.
Di Jatim, masyarakat yang berobat kelu- luar negeri untuk berobat dipastikan jauh Upaya menekan liberalisasi tenaga ke-
ar negeri selalu meningkat. Setiap tahun lebih besar. “Hal ini harus dimanfaatkan pa- sehatan, kata Gus Ipul, ialah dengan mem-
diperkirakan sekitar 2 trilyun dana mengalir ra stakeholder di bidang kesehatan agar perketat regulasi tenaga kesehatan asing
untuk berobat ke negara-negara tetangga uang masyarakat Jatim untuk kesehatan masuk ke Indonesia. Ia mencontohkan apa
Plenary Lecture oleh Wakil Gubernur Jawa Timur Drs. Saefullah Yusuf.
yang dilakukan oleh banyak negara yaitu garakan PB PAPDI, diantaranya PIN, road- ujar Ketua Pelaksana PIN XII Surabaya DR.
dengan menambah syarat yang member- show ke daerah-daerah yang jauh dari Dr. Ari Fahrial Syam, SpPD, K-GEH, MMB,
atkan bagi tenaga kesehatan asing untuk pusat pendidikan kedokteran, CME online FINASIM, FACP.
dapat praktik di Indonesia. bersamaan de- yang dapat meningkatkan kompetensi lewat Pertemuan ilmiah tahunan PAPDI ini me-
ngan itu, dokter-dokter lokal terus mening- dunia maya sambil berdiskusi interaktif miliki daya tarik sendiri bagi sejawat. Tema-
katkan kemampuannya untuk memberikan bersama para pakar dan lain-lain.”anggota tema yang diangkat cukup aktual kerap di-
pelayanan kesehatan terbaik. ”Kita bersyu- PAPDI hendaknya terus mengupdate pe- jumpai dalam praktik. Apalagi dikemas da-
kur ahli penyakit dalam selalu mengem- ngetahuan dan kemampuannnya agar da- lam bentuk workshop, peserta dapat de-
bangkan dan meningkatkan kemampuan- pat memberikan pelayanan kesehatan ter- ngan aktif berdiskusi dengan para pakar.
nya, ini menjadi modal dalam menghadap baik kepada masyarakat,” ujarnya. Selain di Hotel Shangri-la, workshop juga
liberalisasi di bidang kesehatan,” ungkap PIN XII kali ini merupakan pertemuan il- dilakukan di RS Dr. Soetomo dan RS
pria berkumis ini. miah nasional dengan jumlah peserta ter- Darmo. Tak heran, bila setiap tahun acara
Hal senada disampaikan Ketua Umum besar. Peserta yang kebanyakan internis dan ini terus meningkat pesertanya. Bahkan
PB PAPDI Prof. DR. Dr. Idrus Alwi, SpPD, dokter umum tumpah ruah di Hotel Shang- sebagian peserta menjadikan PIN PAPDI
K-KV, FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC, rila. Panitia mengagendakan 62 workshop, agenda wajib setiap tahunnya.
FACP. Prof. Idrus mengatakan PB PAPDI 14 simposium dan satu sesi kuliah tamu. Dr. Ari Fahrial Syam menegaskan lewat
selalu menjunjung tinggi sikap professional- Simposium diawali dengan kuliah tamu yang event ilmiah ini diharapkan dokter spesialis
itas dengan selalu meningkatkan kemam- mengangkat tema “Peningkatan Kualitas penyakit dalam mendapat pengetahuan dan
puan klinis dan diagnostik para internis agar Pelayanan Kesehatan Sekunder dan Tersier ketrampilan tambahan yang berguna dalam
dapat memberikan pelayanan kesehatan di Era BPJS dan Globalisasi” oleh Moham- memberi pelayanan kesehatan yang holistik
terbaik kepada masyarakat. Seiring kian mad Edison dari Badan Pelaksana Jaminan kepada masyarakat. Dengan begitu, internis
berkembangnya ilmu penyakit dalam, baik Sosial (BPJS). Kemudian, acara dilanjutkan di seluruh Indonesia selalu menjadi terde-
ilmu dasar maupun klinis, maka PB PAPDI dengan workshop yang dilakukan secara pan dalam pelayanan kesehatan di tengah
dalam program kerjanya mengedepankan paralel dengan tema sesuai dengan disiplin era liberalisasi tenaga kesehatan yang telah
pendidikan kedokteran berkelanjutan ilmu penyakit dalam. “PIN XII merupakan PIN di depan mata dan menjadi tuan rumah di
(CPD). Beragam program CPD diseleng- dengan jumlah peserta terbesar selama ini,” negeri sendiri. (HI)
Malam Keakraban
PIN PB PAPDI XII
Surabaya
S
elama tiga hari mengikuti kegiatan
ilmiah tidak membuat peserta jenuh.
Di samping tema-tema yang mena-
rik, panitia juga mengadakan malam
keakraban pada Sabtu, malam. Acara ini
dapat mengendurkan kejenuhan peserta
selama PIN ini. Peserta yang berasal dari
berbagai daerah di Indonesia bersama-sa-
ma menikmati suasana keakraban tersebut
untuk saling bersilaturahmi satu dengan
yang lainnya sebelum mereka kembali ke
daerah masing-masing. Beberapa sejawat
menjadikan acara ini ajang temu kangen
satu almamater.
Diiringi musik yang dimainkan maha-
siswa PPDS IPD FK Unair/RS Dr. Soetomo
peserta larut dalam suka cita. Para sejawat
“selebritis PAPDI” silih berganti unjuk
kebolehannya melantunkan tembang-tem-
bang yang kebanyakan bergenre lawas.
Pengumuman Seleksi
FINASIM 2014
Dr. Mardi Santoso mengumumkan anggota PAPDI yang Konfokasi FINASIM pada KOPAPDI XV Medan.
lulus FINASIM.
B
elakangan ini, ada tradisi baru Rebekka M.H. Napitupulu Dany Irawan
dalam penyelenggaraan Pertemuan Nur Alim Fitradjaja Danang Kusuma Adi
Iimiah Nasional (PIN) PB PAPDI. Joko Budiman Jong Nailul Haq
Yaiitu diumumkannya para anggota Surahman Muin I Dewa Made Widi Hersana
PAPDI yang telah lulus uji verifikasi mem- Femiko M.N. Sitohang Darmojo Kandinata
peroleh gelar FINASIM. Pada pembukaan Pringgodigdo Nugroho Mohammad Mahfudz
PIN PB PAPDI XII Surabaya, DR.Dr. Mardi Ikhwan Rinaldi Suharto
Santoso, SpPD, K-EMD, FINASIM, FACE Kysdarmanto
membaca nama-nama internis yang berhak PAPDI Cabang Jawa Barat Fahmi Adi Priyantoro
memperoleh gelar Fellow FINASIM. Hasil Fifi Akwarini Badrul Munir
tim uji verifikasi FINASIM tahun ini telah Rachmat Permana Adi Mulyono
memutuskan ada 123 anggota PAPDI dari Nieke Dewi Riani Kriswandi Andry Sultana
seluruh cabang PAPDI yang lulus dan Anggraini Widjajakusuma Denny Vianto
berhak mendapatkan gelar FINASIM. Jefry Tahari Argatio Husin Thamrin
Berikut nama-nama yang lulus seleksi
tahun 2014 PAPDI Cabang Surabaya PAPDI Cabang Sumatera Utara
Asna Rosida Mulia Ginting
PAPDI Cabang Jakarta Raya Munir Raidi Imelda Ray
Yoga Iwanoff Kasjmir Jongky Hendro Prayitno David Sitepu
Rudy Hidayat Johanes Intandri Tjundawan Marulak Samosir
Aru Ariadno I Wayan Mertha Christina J.R.E. Lumbantobing
Faisal Syarifuddin I Putu Suharta Putra Taufik Sungkar
Djati Sagoro Hermina Novida Syafrizal Nasution
Syarifuddin Laingki Gendon Djonhar Suroso Zainal Safri
Arief Wibowo Rina Melinda
Joyce Bratanata Eko Budisantoso PAPDI Cabang Semarang
Albertus Djaja Fajar Admayana Muchamad Nur Aziz
Lies Luthariana Abdur Rohman B. Neni Mulyanti
Epistel P. Simatupang Mantik Wibisono Hudiarso
Robert Noldy Ngantung Bahrodin Tri Wahyu Sukarnowati
Kustedi Rafli Teguh Prartono Hario Utoro I Gusti Nyoman Agung P.
Afifah Is Imam Soewono Ira Widyastuti
Dody Ranuhardy Gusti Rizaniansyah Rusli
PIN PAPDI
Menjadi Agenda Wajib Tahunan Internis
P
ertemuan Ilmiah Nasional (PIN) PAPDI memiliki daya tarik
tersendiri bagi internis maupun dokter umum. Materi yang
komprehensip dan aplikatif terhadap kasusu-kasus yang
kerap ditemui ruang praktik dibahas tuntas oleh pakarnya.
Ditambah lagi dengan model workshop membuat peserta lebih lelu-
asa berinteraksi dengan para pembicara sehingga setiap kasus
dengan detail diulas. Tak heran, peserta PIN selalu meningkat se-
tiap tahunnya. “PIN tahun ini, merupakan PIN dengan peserta ter-
banyak dengan persentase tingkat kehadiran yang tinggi. Setiap
sesi selama tiga hari selalu dipenuhi peserta. Beberapa sejawat
menjadikan PIN PAPDI agenda wajib tahunan” kata Ketua
Pelaksana PIN XII Surabaya DR. Dr. Ari Fahrial Syam, SpPD, K-
GEH, MMB, FINASIM, FACP.
www.medinasim.com, click!
sim” yang bisa diakses dengan alamat
www.medinasim.com, CME PAPDI kini ha-
dir dengan lebih menarik, lebih lengkap, dan
lebih interaktif. Untuk memudahkan akses,
Medinasim menyediakan navigasi yang le-
bih mudah, tampilan yang lebih segar serta
adanya tampilan mobile sehingga setiap
anggota dapat lebih mudah mengakses Me-
dinasim, tidak terkecuali dari gadget. Tidak
hanya fitur E-learning yang terakreditasi
SKP PAPDI dan IDI. Dibandingkan dengan
CME PAPDI sebelumnya, Medinasim juga
menyediakan fitur baru seperti berita aktual,
referensi, serta halaman untuk mengunduh
guideline-guideline terbaru. Untuk lebih me-
narik minat anggota dalam mengasah keil-
P
embaharuan keilmuan dan kemam-
puan klinis merupakan sebuah kebu-
tuhan sekaligus keharusan bagi seti-
ap dokter. CME PAPDI merupakan
fasilitas pendidikan kedokteran berkelanju-
tan yang disediakan untuk semua anggota
PAPDI. Fasilitas ini bertujuan untuk memu-
dahkan akses bagi setiap anggota PAPDI
dari sabang sampai merauke dalam mela-
kukan pembaharuan keilmuan dan kemam-
puan klinis serta berbagi pengalaman dalam
praktek sehari-hari. Dengan adanya fasilitas
ini, diharapkan setiap anggota PAPDI dapat
senantiasa terus menerus melakukan pem-
baharuan ilmu dimana saja dan kapan saja.
Terlahir kembali dengan nama ”Medina-
muan dan kemampuan klinis, fitur e-learn-
ing yang disediakan medinasim juga hadir
dalam wajah yang lebih interaktif. Tidak ha-
nya bacaan jurnal, bentuk e-learning juga
terdiri dari studi kasus dan video webinar.
Modul referensi yang berisi pedoman tata-
laksana resmi dari PAPDI juga dilengkapi
fasiltas forum yang memudahkan para ang-
gota untuk berinteraksi langsung dengan
ahli dalam topik tersebut.
Mengusung semangat ”dari PAPDI, oleh
PAPDI dan untuk PAPDI”, Medinasim akan
terus dikembangkan untuk kemajuan PAPDI
dan seluruh anggota PAPDI. Oleh karena
itu, partisipasi aktif dan masukan dari ang-
gota PAPDI, akan sangat bermanfaat untuk
Launching Website www.mwdinasim.com pada PIN PAPDI XII Surabaya. kemajuan portal Medinasim. (HI)
H
ari Tuberkulosis Sedunia (TB Day) World TB Day meru-
yang jatuh setiap 24 Maret dipe-
ringati oleh berbagai lembaga ke-
pakan momentum peri-
ngatan akan bahaya-
Sedih karena dihadapkan persoalan
sehatan di dunia. Di Indonesia, nya penyakit tuberku- pelik, yaitu TB-MDR dan TB-XDR
World TB Day 2014 diselenggarakan Ke-
menterian Kesehatan RI yang bekerjasa-
losis. Saat ini, TB masih
menjadi epidemi di se-
yang belum ada solusinya. Internis
ma dengan Divisi Respirologi dan Penyakit bagian besar dunia, ter- turut berkontribusi menangani
Kritis, Departemen Ilmu Penyakit Dalam
FKUI/RSCM. “Peringatan hari tuberkulosis
utama negara berkem-
bang, yang menyebab-
kasus-kasus advance.
tahun ini Divisi Respirologi dan Penyakit kan kematian jutaan
Kritis, Departemen Ilmu Penyakit Dalam orang setiap tahunnya. Dirjen nesia yaitu menurunnya angka kesakitan
FKUI/RSCM mendapat kepercayaan men- Pengendalian Penyakit dan Penyehatan dan kematian akibat TB menjadi setengah-
jadi penyelenggara simposium nasional tu- Lingkungan Kemenkes RI Prof. Dr. Tjandra nya pada tahun 2015, dibandingkan de-
berkulosis,” kata DR. Dr. Imam Subekti, Yoga Aditama, Sp.P, MARS pada peresmi- ngan kondisi tahun 1990.
SpPD, K-EMD, FINASIM Kepala Departe- an simposiun nasional tersebut men- Lebih lanjut Prof. Tjandra mengatakan,
men Ilmu Penyakit Dalam RSCM dalam gatakan mengingat besarnya permasala- hampir semua target MDG’S untuk TB di
sambutannya pada acara Simposium Na- han yang diakibatkan TB, maka TB ter- Indonesia sudah tercapai. Pencapaian tar-
sional World TB Day 2014, di Gedung Me- cakup sebagai salah satu indikator ke- get MDG’s untuk TB yaitu kejadian TB se-
nara 165, Jakarta, pada 29 Maret 2014 berhasilan program MDG’S. Indikator mua kasus per 100.000 penduduk yaitu
lalu. MDG’s untuk TB yang harus dicapai Indo- 206 pada tahun 1990 menjadi 185 pada
SEKILAS
DIVISI RESPIROLOGI DAN
PERAWATAN PENYAKIT KRITIS
DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT DALAM
RSUPN DR. CIPTO MANGUNKUSUMO
S
eiring perkembangan ilmu penge- nelitian untuk dipresentasikan pada Kong-
tahuan dan teknologi, salah satu res bertaraf Internasional pada November
cabang ilmu kedokteran yang saat 2013, sebanyak 15 hasil penelitian dipre-
ini dan masa yang akan datang di sentasikan oleh Staf dan PPDS-I pada
dunia kesehatan makin menantang terkait acara “18th Congress of The Asian Pa-
dengan problem kesehatan dan persaingan sific Society of Respirology” di antaranya
di bidang industri kesehatan, tak terkecuali berjudul :
bagi Divisi Respirologi dan Perawatan 1. Survival of surperior vena cava syn-
Penyakit Kritis Departemen Imu Penyakit drome patients without radiation thera-
Dalam. Oleh karena itu Divisi Respirologi phy in Cipto Mangunkusumo Hospital
dan Perawatan Penyakit Kritis tetap berusa- and Dharmais Cancer Hospital.
ha melakukan yang terbaik dalam meyiap- 2. Validation of rapid emergency medicine
kan dan mengembangkan layanan. score as a prognotic scoring system for
adult nonsurgical emergency patients in
Kegiatan Indonesia.
3. The profile and survival of superior vena
Kongres Internasional cava syndrome patients in Cipto
Kegiatan rutin yang dilaksanakan setiap Mangunkusumo Hospital and Dharmais
tahun adalah dengan membawa hasil pe- Cancer Hospital.
Pengguntingan pita dan penandatanganan Prasasti Rumah PAPDI. oleh Prof Idrus.
P
agi itu, rasa syukur teramat sangat miliki gedung sendiri. Hal tersebut mengi-
terpancar dari wajah pengurus PB ngat PAPDI yang sudah berdiri sejak 1957
PAPDI. Para pengurus, senior dan dan jumlah anggotanya hampir 3000 inter-
mantan Ketua Umum PB PAPDI nis yang terus akan bertambah. Dan ini
tampak hadir pada peresmian kantor PAPDI sesuai dengan renstra PB PAPDI yang akan
yang diberi nama “Rumah PAPDI”. Acara meningkatkan pelayanan lebih professional
persemian yang di pandu Sekretaris Jen- kepada anggotanya. Di samping itu, pro-
deral PB PAPDI Dr. Sally Aman Nasution, gram kerja PB PAPDI yang padat dan tan-
SpPD, K-KV, FINASIM, FACP berlangsung tangan ke depan yang lebih kompleks. Pada
penuh keakraban dan kekeluargaan. kesempatan itu, Prof. Idrus menetapkan
Ketua Umum PB PAPDI Prof. DR. Dr. nama “Rumah PAPDI” mengingat fungsi
Idrus Alwi, SpPD, K-KV, FINASIM, FACC, sebagai tempat bernaung anggota PAPDI.
FESC, FAPSIC, FACP dalam sambutannya Acara dilanjutkan dengan pemotongan
mengatakan PAPDI sudah seyogyanya me- tumpeng oleh Prof. Idrus yang diberikan
D
ari Semenanjung Arab, ancaman antara Indonesia dan Timur Tengah, kewas- ngenai bahaya MERS-CoV terhadap kese-
MERS-CoV mengentai Indonesia. padaan terhadap penularan virus ini perlu hatan dengan menyelenggarakan simpo-
Kementerian Kesehatan telah me- mendapat perhatian serius. Lantas sebera- sium awam PAPDI Forum dengan tema
meriksa lebih dari 79 sampel warga pa bahayakah Middle East Respiratory Syn- “Wabah Virus MERS-CoV: Seberapa Ba-
Indonesia yang diduga tertular MERS-CoV. drome Coronavirus (MERS-CoV)? haya?”, di Aula Fakultas Kedekteran Uni-
Hasilnya, dari semua yang diperiksa terse- Pengurus Besar Perhimpunan Dokter versitas Indonesia, Salemba, Jakarta pada
but belum ada satupun yang positif. Akan Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PB 20 Mei 2014 lalu.
tetapi karena tingginya lalu lintas manusia PAPDI) berpartisipasi berbagi informasi me- Acara tersebut menghadirkan para pem-
bicara yang pakar dibidangnya. Mereka
adalah Dr. Erni Juwita Nelwan, SpPD, K-
PTI, FINASIM dengan tema presentasi
“Pola Infeksi Virus MERS dan Upaya Pen-
cegahannya”, kemudian Dr. Ceva Wicakso-
no Pitoyo, SpPD, K-P, FINASIM, KIC de-
ngan tema presentasi “Penatalaksanaan
Virus MERS” dan Dr. Fera Ibrahim, MSc,
PhD, SpMK (K) dengan tema presentasi
“Aspek Virologi Virus MERS”. Dan acara
berlangsung dengan moderator DR. Dr. Ari
Fahrial Syam, SpPD, K-GEH, FINASIM,
MMB, FACP.
Kasus infeksi virus ini ke manusia terbi-
lang baru. Badan Kesehatan Dunia (WHO)
mengumumkan hingga Mei 2014 lalu telah
ada 401 orang dari 12 negara di seluruh du-
nia yang telah didiagnosis menderita penya-
kit ini. Seluruh kasus tersebut diperkirakan
berasal dari 6 negara yang terletak di Timur
Para pembicara PAPDI Forum.
Tengah. Angka kematiannya saat ini menca-
pai 50%. Manifestasi infeksi virus ini cukup
lebar, mulai dari tidak bergejala hingga me- ngan, hindari kontak erat dengan orang- tuan untuk sosialisasi hal ini,” kata Dr. Ari
miliki keluhan gangguan pernapasan yang orang yang sedang sakit, hindari menyen- Fahrial Syam.
cukup berat seperti demam tinggi, batuk tuh mata, hidung dan mulut mereka dengan Seminar setengah hari ini dibuka oleh
dan sesak nafas. Telah dilaporkan 93 orang tangan yang belum dicuci, dan sering-sering Sekretaris Jenderal PB PAPDI, Dr. Sally
meninggal. Hingga saat ini belum ditemu- membersihkan permukaan tubuh yang se- Aman Nasution, SpPD, K-KV, FINASIM,
kan suatu vaksin untuk pencegahan penya- ring disentuh. Perhatian lebih lagi pada ke- FACP. Pada kesempatan itu, Dr. Sally me-
kit ini maupun terapi yang spesifik untuk giatan ziarah ke tempat-tempat seperti pe- ngatakan PAPDI Forum merupakan salah
mengobatinya. ternakan dan perkebunan karena virus ini satu program rutin PB PAPDI yang bertu-
Sementara para pakar masih mempela- telah diidentifikasi dan diduga kuat sebagai juan memberi edukasi dan pemahaman
jari bagaimana sesungguhnya cara penye- sumber di hewan kelelawar dan unta. yang benar mengenai kesehatan atau ber-
baran virus ini. PAPDI menganjurkan kepa- ”Diharapkan para penyelenggara haji bagai penyakit yang terkait dengan ilmu pe-
da warga yang berada di Semenanjung dan umroh serta penyelenggara pengiriman nyakit dalam kepada masyarakat dan seja-
Arab atau pulang dari daerah itu, termasuk tenaga kerja ke Semenanjung Arab dapat wat di layanan primer. “PAPDI berupaya
para TKI dan jamaah haji dan umroh, untuk membantu memberikan penjelasan pada ja- memberikan informasi up to date tentang
berusaha melindungi diri mereka sendiri ter- maah atau TKI yang dikirimnya tentang pen- kesehatan kepada masyarakat luas,” kata
hadap gangguan pernapasan tersebut me- cegahan dan gejala penyakit ini. PAPDI siap Dr. Sally menjelaskan peran PAPDI di ma-
lalui memakai masker, sering mencuci ta- membantu memberikan masukan dan ban- syarakat. (HI)
Kiprah Internis
MEMIMPIN LEMBAGA
RISET
Prof. DR. Dr. Nasronudin,
Sp.PD, K-PTI, FINASIM,
merupakan guru besar di
bidang Ilmu Penyakit Dalam
yang dipercaya oleh rektor
universitas Airlangga untuk
memimpin ITD sebagai lem-
baga riset. Pada awal dilan-
tiknya Januari 2008,
Nasronudin mendapat pe-
rintah membawa ITD bukan
saja bangun “tidur”, bukan
hanya berjalan cepat, tapi
diminta untuk membawa
“terbang” dan “lari” lembaga
tersebut sehingga bisa ber-
kontribusi pada kebutuhan
global, pemerintah Republik
Indonesia dan menghadirkan
manfaat bagi masyarakat.
K
ebijakan pemerintah Indonesia me-
lalui Sinas (sistem inovasi nasional)
membuka peluang seluas-luasnya
bagi setiap insan untuk berinovasi.
Inovasi penting untuk memformulasikan ide
sehingga membuahkan luaran guna men-
dongkrak harkat dan martabat bangsa Indo-
nesia, serta mempercepat tercapainya ke-
sejahteraan rakyat Indonesia. Di bidang
ekonomi, Indonesia berusaha keras untuk
mendorong percepatan pertumbuhan eko-
nomi melalui Master Plan Percepatan Pem-
bangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Bi-
dang riset, terutama riset dengan produk
bioproduk memiliki peluang mengambil pe-
ran ini melalui sinergi dan sinkronisasi
Academic-Business-Government (ABG).
Sebagai bangsa Indonesia, setiap insan
perlu bersyukur dan berbesar hati karena
Indonesia merupakan salah satu tumpuan Penyerahan alat riset Nuclear Magnetic Resonance (NMR) pada tanggal 23 Oktober 2012
di Institute of Tropical Disease (ITD) Universitas Airlangga.
harapan dunia. Indonesia Negara besar ter-
diri dari 17.503 pulau, 1.128 etnik, 746 ba- (SDA), termasuk kaya mikroorganisme dan tantangan dan kebutuhan global, nasional,
hasa yang masuk dalam unity in diversity. kaya tanaman obat. Sumberdaya alam yang serta kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Indonesia memiliki karakter, sebagai negara luar biasa ini harus bisa dikelola dengan Bidang riset dengan inovasi bioproduk diha-
demokrasi ketiga terbesar; berpenduduk baik, dimanfaatkan, dikembangkan, diapli- rapkan dapat memiliki andil dalam mengan-
muslim terbesar; terkaya biodiversity; nega- kasikan oleh para internist. Pengelolaan tarkan Indonesia menjadi 5 besar kekuatan
ra tropis terbesar termasuk kaya penyakit SDA secara baik dan benar berpotensi ekonomi dunia yang terus bergerak dina-
tropis. Indonesia kaya sumber daya alam membuahkan hasil optimal guna merespons mis, termasuk pendapatan/kapita USD
”
USD 44.500-49.000 (2045). (MP3EI, BPPT, Pada awalnya, sang internist kesulitan mengenali
2013).
Institute of Tropical Disease (ITD)
berbagai peralatan laboratorium modern tersebut.
Universitas Airlangga merupakan salah satu Di samping itu dihadapkan pada benteng kokoh yang
lembaga riset yang menjadi aset bangsa
Indonesia. Lembaga ini membuka peluang
dibangun para guru besar seniornya. Di ITD terda-
bagi para peneliti untuk melakukan inovasi pat berbagai kelompok studi yang rerata dipimpin
riset dan mensukseskan program MP3EI oleh para seniornya. Namun, Prof. Nasronudin
melalui ABG. Bioproduk riset penting diu-
payakan guna memenuhi tuntutan global berdasarkan pengalamannya 8 tahun melalang
dan keperluan nasional agar target Indone- buana di berbagai daerah Indonesia berusaha
sia menduduki 5 besar ekonomi raksasa
dunia tahun 2025- 2030 terealisasi.
melakukan berbagai pendekatan dan inovasi.
Prof. DR. Dr. Nasronudin, Sp.PD, K-PTI, Manejemen dikelola secara sentral, transparan,
FINASIM, merupakan guru besar di bidang akuntabel. Selain pembenahan internal juga ekster-
Ilmu Penyakit Dalam yang dipercaya oleh
”
rektor universitas Airlangga untuk memim- nal, termasuk mengembangkan sayap dengan men-
pin ITD sebagai lembaga riset. Pada awal jalin kerjasama dengan berbagai pusat riset dan
dilantiknya Januari 2008, Nasronudin men-
dapat perintah membawa ITD bukan saja
perguruan tinggi dalam negeri maupun luar negeri.
bangun “tidur”, bukan hanya berjalan cepat,
tapi diminta untuk membawa “terbang” dan
“lari” lembaga tersebut sehingga bisa ber- laboratorium molekuler canggih. guru besar seniornya. Di ITD terdapat ber-
kontribusi pada kebutuhan global, pemerin- Pada awalnya, sang internist kesulitan bagai kelompok studi yang rerata dipimpin
tah Republik Indonesia dan menghadirkan mengenali berbagai peralatan laboratorium oleh para seniornya. Namun, Prof. Nasro-
manfaat bagi masyarakat. ITD merupakan modern tersebut. Di samping itu dihadapkan nudin berdasarkan pengalamannya mela-
lembaga riset, dilengkapi dengan peralatan pada benteng kokoh yang dibangun para lang buana 8 tahun di Propinsi Riau (Pekan-
M
ediasi adalah salah satu bentuk pe- milih penyelesaian lewat jalur hukum kat Pengadilan Negeri ketika perkara dalam
nyelesaian sengketa (alternative proses banding di Pengadilan Tinggi, Atau-
dispute resolution/ADR) yang dila-
kukan oleh pihak-pihak yang bersengketa,
Mediasi di Pengadilan pun waktu perkara berada pada proses ka-
sasi di Mahkamah Agung. Bahkan mediasi
dengan menggunakan jasa pihak ketiga dan Mediasi Non juga bisa dilakukan pada suatu perkara
(yang netral) sebagai mediator, dengan tu- Litigasi yang sedang dalam proses peninjauan
juan menghasilkan kesepakatan, atau kepu- kembali
tusan bersama guna menyelesaikan seng- Berdasarkan tempat untuk menyelesai- Mediator untuk perkara yang sudah sam-
keta tersebut tanpa harus melalui proses kan sengketa, ada dua macam cara mediasi pai di pengadilan, sering disebut sebagai
pengadilan yang dapat ditempuh, Pertama mediasi mediator hukum. Adapun mereka yang
Pada saat ini ADR melalui mediasi, men- yang dilakukan sepenuhnya di luar proses dapat menjadi mediator dipengadilan atau
jadi salah satu alternatif penyelesaian seng- pengadilan. Kedua adalah mediasi yang di- mediator hukum adalah hakim, akademisi
keta hukum yang populer diberbagai nega- lakukan pada perkara yang sedang dalam hukum, profesi bukan hukum yang diang-
gap menguasai dan berpengalaman dalam jadi suatu kesepakatan yang telah berke- Mediator Dan Hasil
masalah itu, atau gabungan dari profesi- kuatan hukum karena bersifat final dan me-
profesi tersebut (Pasal 8, PERMA tentang ngikat. Sehingga akta tersebut akan berlaku Mediasinya
Prosedur Mediasi Disidang Pengadilan). layaknya suatu putusan hakim yang mem-
punyai kekuatan hukum tetap (in kracht van Ada dua macam mediator dalam penan-
B. Mediasi Diluar gewijsde) sehingga bila terjadi pelanggaran ganan sengketa hukum melalui jalur non lit-
Proses Peradilan
terhadap hal hal yang telah disepakati oleh igasi, termasuk untuk sengketa medik ini,
para pihak, dan telah tercantum dalam akta ialah mediator tanpa sertifikat dan mediator
Mediasi di luar pengadilan (mediasi non perdamaian tersebut, maka pelanggaran bersertifikat. Adapun yang disebut sebagai
litigasi) adalah mediasi yang dilakukan oleh tersebut akan menjadi suatu pelanggaran mediator bersertifikat, adalah mereka yang
mediator yang dipilih oleh pihak-pihak yang hukum, yang sanksi hukumnya telah diatur telah mengikuti pendidikan mediator yang
bersengketa, dengan harapan sengketanya oleh pasal-pasal dalam KUH Perdata, khu- diselenggarakan oleh suatu lembaga pen-
dapat diselesakan, tanpa harus melalui pro- susnya tentang ingkar janji. didikan mediator, yang telah diakreditasi
ses persidangan di pengadilan. Apabila wanprestasi (ingkar janji) terse- oleh Mahkamah Agung RI (pasal 5.
Walaupun hasil kesepakatan yang diper- but, menyebabkan kerugian pada salah sa- PERMA. No 1 tahun 2008) Sedangkan
oleh mediasi ini terjadi diluar pengadilan, tu pihak, dapat digugat ganti rugi oleh pihak mediator tidak bersertifikat adalah mediator
namun kesepakatan yang diperoleh dapat yang dirugikan. Bahkan juga dimungkinkan yang belum mengikuti pendidikan mediator,
dibawa ke pengadilan untuk dikukuhkan oleh hukum, pihak yang melakukan wan- yang diselenggarakan oleh lembaga pen-
menjadi suatu akta perdamaian. Adapun prestasi, harus memberi bunga (interest), di didikan mediator yang terakreditasi oleh
suatu akta perdamaian yang sudah diku- samping pembayaran ganti rugi pada pihak Mahkamah Agung
kuhkan oleh pengadilan negeri, akan men- yang mengalami kerugian itu. Proses mediasi dan cara yang diguna-
kan untuk mencapai kesepakatan
Keuntungan Dan Kerugian Mediasi Non Litigasi bersama, tidak berbeda pada ke-
dua macam mediator tersebut.
Selama ini sudah terbukti bahwa berperkara lewat pengadilan (litigasi), mempunyai banyak kele- Hasil kesepakatannya juga tidak
mahan, di antara kerugian itu adalah: berbeda namun terdapat perbe-
1. Prosesnya bisa memakan waktu, karena memerlukan sidang pengadilan berkali-kali. Juga bila daan besar dalam tindak lanjut dan
ada pihak yang tidak puas dengan keputusan hakim bisa berlanjut dengan peradilan banding, status hukum dari kesepakatan
pengajuan kasasi dan sebagainya sehingga prosesnya akan semakin lama. yang telah dicapai oleh kedua ma-
2. Sering memerlukan biaya besar, akibat proses yang bisa berlangsung lama. cam mediator tersebut.
3. Para pihak saling mengadu bukti dan argumen, untuk pembenaran diri. Pada mediator bersertifikat, ha-
4. Keputusan akhirnya ditetapkan oleh hakim, sehingga sangat formal. Namun tidak selalu sil kesepakatan yang telah ditanda
dirasakan sebagai putusan yang “win-win” bagi yang bersengketa, bahkan bisa dirasa seba- tangani oleh pihak-pihak yang ber-
gai sesuatu yang “win-loss” sepakat dan mediatornya. Dapat
langsung didaftarkan ke peng-
adilan negeri guna dikukuhkan
Semua alasan kelemahan dari proses litigasi tersebut diharapkan tidak akan terjadi pada proses menjadi “Akta Perdamaian” se-
penyelesaian sengketa dengan mediasi non litigasi. Karena mediasi non litigasi mempunyai kele- hingga status hukum dari kesepa-
bihan kelebihan, berupa : katan perdamaian tadi menjadi
a. Prosesnya lebih informal dan flexibel, karena difasilitasi mediator yang dipilih bersama, serta kuat. Karena suatu akta perdamai-
menguasai obyek yang disengketakan sehingga lebih sesuai dengan semangat musyawarah an yang telah dikukuhkan penga-
untuk mufakat. dilan negeri, mempunyai kekuatan
b. Penyelesaiannya tidak perlu waktu lama, karena agendanya diatur sendiri. hukum tetap yang mengikat, se-
c. Kerahasiaan dapat dijamin, karena penyelesaian dengan cara ini bisa dilakukan dengan diam- hingga akta ini tidak mudah di-
diam, hanya diketahui oleh pihak yang terlibat saja sehingga rahasia dokter, pasien dan rumah ganggu gugat dan ditafsirkan se-
sakit akan tetap terjaga. maunya.
d. Pada pembahasannya tidak terjadi pembenaran diri, melainkan berusaha mencari titik temu Sebaliknya kesepakatan yang
sebagai landasan dari suatu solusi bersama. diperoleh dengan perantaraan me-
e. Terdapat banyak kemungkinan keputusan yang ”win win solution”. diator tidak bersertifikat, tidak da-
pat didaftarkan ke pengadilan un-
Adapun kekurangan yang ditemukan dalam proses mediasi tersebut, adalah. tuk dikukuhkan sebagai akta per-
a. merupakan hal yang baru, sehingga masih belum banyak dikenal. damaian. Kesepakatan tersebut
b. masih sulit mencari mediator yang handal dan menguasai masalahnya. hanya dapat ditandatangani di de-
c. masih ada pendapat litigasi adalah satu satunya cara penyelesaian terbaik pan notaris, atau dibuatkan akta
otentiknya oleh notaris sehingga
kesepakatan tersebut hanya akan menjadi Namun dalam praktik, ternyata banyak pada prosentase atau dikaitkan dengan nilai
”akta di bawah tangan”, yang kekuatan hu- sengketa yang cukup rumit dan pelik, kare- materiil hasil akhir atau kesepakatan yang
kumnya tidak sekuat suatu akta perdamaian na sangat teknis sehingga memerlukan me- akan dihasilkan oleh mediasi tersebut.
yang disahkan oleh pengadilan. Sehingga diator yang selain bertindak sebagai fasilita-
dikemudian hari, jika salah satu pihak yang
telah bersepakat tadi, merasa tidak puas
tor untuk mediasi, juga harus menguasai
masalahnya. Hal ini sering menyulitkan bagi
Dokter Sebagai
dengan perjanjian didepan notaris tersebut mediator yang akan menangani sengketa Mediator
atau ada keberatan yang lain terhadap yang menyangkut profesi medis, karena
kesepakatan tersebut pihak yang tidak puas perlu pemahaman khusus suatu sengketa Dari uraian di depan ada kesan tidak mu-
dapat menggugat masalah itu dan meminta medis yang tampak sederhana ternyata ru- dah bagi semua orang, untuk berperan men-
untuk diselesaikan melalui jalur litigasi mit, sebab menyangkut masalah etika pro- jadi mediator dari suatu sengketa medis, khu-
sehingga otomatis masalah itu akan menja- fesi, teknis medis atau ilmu kedokteran yang susnya untuk mereka yang tidak faham ten-
di sengketa hukum, yang akan diselesaikan sangat spesialistik. Akibatnya mediator tang kedokteran dan profesi medis. Karena
lewat proses peradilan (litigasi). Kejadian sengketa medis, yang tidak menguasai ma- itu tidak ada salahnya jika dari kalangan pro-
seperti ini tidak akan terjadi, apabila kese- salah dan logika ilmu kedokteran akan fesi medis sendiri, ada yang tertarik dan ber-
pakatan damai tersebut telah menjadi suatu mengalami kesulitan. sedia menjadi mediator bagi sengketa medik
akta perdamaian yang dikukuhkan oleh bahkan salah satu ke-
pengadilan. untungan dari dokter
yang menjadi media-
Fasilitator Profesional tor akan lebih mudah
memahami masalah-
Dan Imbal Jasanya nya, serta mempunyai
akses informasi yang
Semula mediator dianggap hanya akan lebih luas jika diban-
berperan apabila kedua pihak yang ber- dingkan dengan me-
sengketa, tanpa bantuan pihak ketiga tidak diator yang tidak ber-
dapat mencapai titik temu dalam menyele- asal dari kalangan
saikan masalah yang disengketakan. Dahu- medis.
lu tugas mediator dianggap hanya terbatas Dokter yang ingin
untuk memfasilitasi proses perundingan, menjadi mediator dari
mengidentifikasi inti permasalahan dan suatu sengketa medis,
mendorong agar dapat tercapai kesepakat- tidak harus seorang
an pada pihak pihak yang bersengketa. dokter senior atau
dokter yang telah me-
Dahulu tugas seorang mediator hanya ngikuti pendidikan hu-
dianggap cukup membantu para pihak kum secara formal.
yang bersengketa, agar terjadi : Bagi para dokter muda
Apakah bagi mediator harus disediakan yang berminat, juga terbuka luas kesem-
1. Komunikasi yang efektif dan efisien,
uang jasa, atas waktu dan pengorbanan patan untuk ini. Yang penting para pihak
serta mengurangi rasa permusuhan.
yang diberikan? Dan bagaimana cara me- yang bersengketa menyetujui. Tentunya saat
2. Menetapkan prioritas pokok penyele- nentukan besar jasa tersebut? Kalau jasa menjadi mediator harus bersedia berlaku
saian masalah dan negosiasinya se- mediasi itu dilakukan oleh mediator profesio- profesional, obyektif, netral dan jujur, baik ter-
hingga dicapai kesepakatan yang nal, atau bagian dari suatu biro hukum swas- hadap sesama dokter yang sedang yang
“win-win” pada pihak yang berseng- ta, tentu pada mediator tersebut akan ada bermasalah maupun pada pihak-pihak yang
keta. biaya pembayaran jasa, yang harus dikeluar- bukan dokter dalam masalah itu.
3. Memperkecil kesenjangan pemaham- kan oleh pihak yang bersengketa. Tetapi bisa Hambatan dan kesulitan dalam mediasi
an para pihak, terutama terkait de- saja suatu mediasi dilakukan oleh seorang pasti ada, namun itu adalah romantika dan
ngan istilah medis dan terminologi hu- mediator atau lembaga yang tidak menuntut tantangan yang menarik pada mereka yang
kum sehingga yang bersengketa biaya untuk hal itu. telah memilih peran menjadi mediator. Juga
mampu melihat masalah yang diseng- Namun yang jelas kalau harus ada biaya harus disadari oleh para mediator, bahwa se-
ketakan dengan obyektif. untuk jasa mediasi tersebut, besar biaya kalipun sudah dimediasi sangat sulit untuk
4. Menjelaskan posisi masing masing pi- dari jasa mediasi tersebut, harus ditentukan memberikan kepuasan yang persis sama pa-
hak, dan membantu para pihak agar di depan atau sebelum proses mediasi da para pihak yang bersengketa tersebut.
realistis terhadap keinginan atau gu- dilakukan. Seorang mediator tidak dibenar- Nah, bagaimana menurut anda? Apakah an-
gatannya. kan menentukan biaya mediasi didasarkan da berminat mernggeluti bidang ini?
Pameran Fotografi
Di Pertemuan Ilmiah
Tahunan Penyakit Dalam
M
endengar nama PIT IPD,
yang terbayang adalah
simposium ilmiah, work-
shop, poster penelitian,
serta pameran alkes dan farmasi.
Namun gambaran tersebut sedikit
berbeda pada Pertemuan Ilmiah Ta-
hunan Ilmu Penyakit Dalam (PIT
IPD) FKUI/RSCM 2013 lalu. Pada
event tersebut, beberapa internis
menggelar pameran fotografi.
Boleh jadi ini kali pertama pada
PIT IPD FKUI/RSCM diselingi den-
gan pameran fotografi. Pameran
bertema “Sights and People: a
Photographic Journey” ini diseleng-
garakan atas prakarsa para ahli
hematologi onkologi medik, Prof. Dr.
Zubairi Djoerban, SpPD, K-HOM,
FINASIM, DR. Dr. Aru W. Sudoyo,
SpPD, K-HOM, FINASIM, FACP dan
DR. Dr. Lugyanti Sukrisman, SpPD,
K-HOM, FINASIM. Mereka ditambah
beberapa konsultan dan residen me-
mamerkan koleksi-koleksinya di
Lantai Dasar Hotel Ritz Carlton Ja-
karta.
Fotografi merupakan kegemaran
yang membutuhkan passion yang
besar. Tak banyak klinisi yang
menekuni fotografi. Namun, bagi
beberapa konsultan penyakit dalam
FKUI/RSCM, fotografi merupakan se-
buah hobi. Tak jarang mereka me-
ngorbankan waktunya untuk mencari
objek bagus untuk menghasilkan
karya fotografi yang indah. Selain tiga
konsultan hematologi onkologi medik
tersebut, masih terdapat sederet
nama pencinta fotografi dari Depar-
temen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/-
RSCM. Sebutlah nama-nama seperti
Dr. Budi Setiawan, SpPD, K-PTI, Dr.
Mata Lain
Prof. Zubairi Djoerban
“Look Into My Eyes”, You Will See The World. Yang telah memberi ujian dan takdir sehingga saya bisa
Lihatlah ke dalam mataku, maka ada banyak cerita di situ. bertemu dengan dokter mata yang baik,
Dengan mata sekarang ini, saya bisa memotret berbagai Dr. Cahyono dan Dr. Soedarman Syamsoe, serta tim JEC.
belahan dunia. Yang paling penting adalah saya beruntung punya sahabat
Maupun berbagai daerah di Indonesia. dokter spesialis mata yang amat canggih dan empati. Saya
mendapat tindakan dengan cepat. Operasi retina dilakukan.
“Look Into My Eyes”, You Will See The World. Setelah beberapa minggu, mata saya divonis pulih.
Tolong dilihat mataku yang sebelah kanan.
Yang biasa dipergunakan untuk melihat ruang intip pada Kesabaran yang teramat sangat dibutuhkan pada saat itu.
kamera, Tidak pernah tahu rencana Tuhan atas ujian ini.
suatu saat pernah buta total, gelap gulita. Mata yang pernah buta total itu, kini dapat melihat kembali.
Mensyukuri nikmat Allah Ta’ala yang demikian besar itu.
Mengapa saya memotret dan memotret? Maha Kasih yang telah memulihkan pandangan saya untuk
Kebutaan mata kanan secara total, Ablasio Retina yang dapat berbagi teman orang lain melalui fotografi. Ablasio
lepas secara alami beberapa tahun lalu. Retina, akhirnya menjadi motivator untuk saya.
Gelap, hitam total. Dunia seakan runtuh, nyaris putus asa
ketika itu. Saya juga bersyukur karena sebagai dokter, seringkali beper-
gian dalam rangka tugas, mukernas, kongres dan lain-lain.
Saya amat bersyukur kepada Allah SWT yang Maha Sehingga memiliki kesempatan memotret disetiap tempat.
Pengasih dan Maha Penyayang,
K
ehilangan besar dirasakan oleh se- nesia (PB Perkeni) diberikan gelar
genap civitas akademika Fakultas kehormatan sebagai Bapak Tiroid
Kedokteran Universitas Diponegoro, Indonesia pada Mei 2013 lalu,
khususnya Departemen Ilmu Penya- dan pada saat yang sama
kit Dalam atas kepergian salah satu pakar dinobatkan sebagai Bapak
terbaik yang pernah ada yaitu Prof. Dr. dr. GAKI (Gangguan Akibat
RRJ. Sri Djokomoeljanto, SpPD, K-EMD. Kurang Yodium) Nasio-
Dan tentu saja dunia endokrinologi ikut ber- nal oleh Kementrian
duka atas kepergian Guru Besar yang di- Kesehatan.
angkat sebagai Bapak Tiroid Nasional ini. Bagi Undip, Prof.
Berita duka itu disampaikan langsung Djoko adalah ba-
oleh pihak keluarga, yang mengabarkan gian penting dalam
bahwa pada Jumat, 13 Desember 2013 pu- perjalanan salah
kul 04.40 WIB, Prof Djoko menghembuskan satu universitas
nafas terakhirnya di RS Elizabeth Sema- ternama di Indo-
rang. Dosen dan Guru Besar Fakultas Ke- nesia ini. Tak ha-
dokteran Universitas Diponegoro Semarang nya menjadi tena-
ini, meninggal dunia dalam usia 76 tahun. ga pengajar yang
Setelah disemayamkan di rumah duka dan melahirkan banyak
disemayamkan pula di Undip untuk mem- dokter, doktor dan
berikan kesempatan pada segenap civitas guru besar, kontribusi
Undip memberikan penghormatan terakhir almarhum sebagai pe-
pada salah satu pelopor berdirinya FK jabat struktural di ling-
Undip ini. Selanjutnya almarhum Prof Djoko kungan kampus melahir-
dimakamkan di pemakaman umum Trunojo- kan berbagai kebijakan
yo Banyumanik, Semarang. strategis. Salah satunya pen-
Guru Besar kelahiran Boyolali, 23 Feb- partemen dirian Pusat Infeksi dan Penyakit
ruari 1937 ini meninggalkan seorang istri Ilmu Penyakit Tropis (Center for Tropical and In-
yaitu Maria Antonia Sartini, tujuh anak (5 Dalam dan Dekan fectious Diseases atau Centrid) FK Un-
putra, 2 putri), dan 15 orang cucu. Keper- Undip pada tahun 1980. dip pada tahun 2005 adalah atas prakarsa
gian Ketua Dewan Pengarah PB PERKENI almarhum Prof Djoko yang kala itu menjadi
ini mengingatkan kita akan jasa-jasa dan
Prestasi dan kontribusi ketua Kelompok Studi Penyakit Tropik sejak
kontribusi nyata almarhum pada dunia pendiriannya tahun 1989.
kedokteran di Indonesia. Kecintaannya pa- Beberapa penghargaan seperti Doktor Dikenal sebagai pakar tiroid yang mum-
da profesi dibuktikan dengan totalitas dalam Teladan Bidang Ilmiah dari PB IDI meneri- puni di negeri ini, tak membuat dirinya ting-
bekerja. Meniti karier sebagai dosen Undip ma Piala Widya Film Ilmuah Populer “The gi hati. Beliau justru rajin keluar masuk le-
sejak tahun 1962 dan sempat memegang Iodine Deficiency” 1985. Oleh Pengurus reng Gunung Merapi mendampingi lang-
beberapa jabatan penting seperti Ketua De- Besar Perhimpunan Endrokrinologi Indo- sung warga yang terkena penyakit tiroid
inventaris kebutuhan yang mendesak korban banjir. hatan seperti gangguan kesehatan mata, kulit dan pernafasan.
Pada saat itu, kami memberi pakaian, selimut, kasur PB PAPDI pun tak tinggal diam. PB PAPDI melalui konferensi pers menghimbau
busa untuk tidur dan lain-lain sesuai yang dibutuh- masyarakat untuk mengantisipasi resiko akibat terpapar debu vulkanik. Temu media
kan. Kami mendapat bantuan dana dari PB PAPDI, dilakukan di kantor PB PAPDI dengan tema “Efek Letusan dan Debu Gunung
PAPDI Jaya, sumbangan anggota PAPDI cabang Berapi Terhadap Kesehatan Tubuh” dengan narasumber; Dr. Ceva Wicaksono
Menado dan sejawat lain. Selain itu, pasca banjir, Pitoyo, SpPD, K-P, FINASIM, KIC dan DR. Dr. Ari Fahrial Syam, SpPD, K-GEH,
PAPDI cabang Menado bersama IDI Wilayah, RS FINASIM, MMB, FACP dengan moderator Dr. Trijuli Edi Tarigan, SpPD, FINASIM.
Prof. Kandau, Dinas Kesehatan Manado melakukan Acara yang dibuka Sekretaris Jenderal PB PAPDI, Dr. Sally Aman, SpPD, K-KV,
pengobatan gratis bagi korban banjir bandanng. “Dua FINASIM ini dihadiri puluhan warrtawan dari perwakilan media baik cetak maupun
daerah ini kami prioritaskan karena memang paling elektronik. (HI)
parah, sekitar 180 kepala keluarga yangg rumah
hanyut. Derah ini tepat di pinggir sungai,” katanya.
Hal serupa juga dilakukan PAPDI cabang Su-
matera Utara. Masyarakat yang terkena musibah me-
letusnya Gunung Sinabung mendapat bantuan dari
PAPDI cabang Sumatera Utara. Ketua PAPDI ca-
bang Sumatera Utara Prof. DR. Dr. Harun Alrasyid,
SpPD, SpGK, FINASIM menggalang dana dari seja-
wat lain. ”Kami memberi bantuan berupa barang
yang dibutuhkan dan menurunkan internis ke lokasi
untuk memberikan pengobatan kepada masyarakat,”
kata Prof. Harun.
Tak cukup sampai bencana di Sinabung, bumi
pertiwi kembali “terguncang” dengan meletusnya gu-
nung berapi Kelud, Jawa Timur. Ketua PAPDI cabang
Malang Dr. Atma Gunawan, SpPD, K-GH, FINASIM
bersama sejawat lain turun ke lokasi bencana Dusun
Kedawun Desa Pandasari, Malang memberi bantuan
berupa makanan dan peralatan sekolah bagi anak-
anak korban bencana alam serta satu unit komputer
untuk Sekolah Dasar Negeri 03 Pandasari.
Dampak letusan gunung Kelud bukan hanya
dirasakan oleh masyarakat sekitar gunung. Letusan
gunung Kelud memuntahkan juta ton kubik partikel
ke angkasa. Debu vulkanik tersebar luas hingga
menjangkau Jawa Barat. Banyak fasiliitas umum di
pulau Jawa seperti bandara tertutup debu vulkanik
yang memaksa pengelola bandara menghentikan
aktifitas penerbangan. Masyarakat yang terpapar
debu vulkanik terancam terkena gangguan kese- Bakti sosial PAPDI Cabang Malang untuk korban erupsi Gunung Kelud.
Bakti Sosial PAPDI Jaya, pengobatan gratis untuk korban banjir. Suasana pengungsi korban banjir di Jakarta.
J
IM DACE 2014 mendapat apresiasi dapat membantu masalah-masalah kese- berakhir di layanan sekunder. Tak heran,
dari Kepala Dinas Kesehatan DKI hatan di era Jaminan Kesehatan Nasional bila rumah sakit layanan sekunder dan tersi-
Jakarta, Dr. Dien Emawati, M.Kes. (JKN) saat ini,” ungkap Dr. Dien yang sekali- er kebanjiran pasiennya.
Kegiatan ilmiah Jakarta Internal gus didaulat membuka acara JIM DACE “Saya berharap kemitran PAPDI dengan
Medicine in Daily Practice (JIM DACE) 2014 2014. dokter di layanan primer dapat ditingkatkan.
yang diselenggarakan di Hotel Harris Dr. Dien menambahkan, di era JKN ini Dengan demikian pemerintah daerah ber-
Jakarta, pada 1-2 November 2014 lalu dini- pelayanan kesehatan di strata primer mesti harap dimana 155 diagnosa penyakit tidak
lai Dr. Dien sangat sinergis dengan pro- diperkuat. Kemampuan skill dan diagnosa lagi dirujuk ke layanan sekunder. Akhirnya,
gram-program Dinas Kesehatan DKI Jakar- dokter di layanan primer senantiasa di up sistem rujukan ini berjalan dengan sebaik-
ta. Pada orasinya dalam plenary lecture date. Mereka mesti handal mengambil baiknya, sehingga rumah sakit layanan se-
acara tersebut, Dr. Dien mengatakan keputusan-keputusan medis. Dan mereka kunder dan tersier pasiennya tidak mblu-
PAPDI Jaya telah melakukan program yang juga paham kasus mana yang dapat ditan- dak,” ujarnya
baik dalam rangka meningkatkan kemam- gani dan kapan saatnya pasien dirujuk ke Harapan Kepala Dinas Kesehatan DKI
puan dokter-dokter yang berada di layanan layanan sekunder. Saat ini di Jakarta tren Jakarta sejalan dengan visi PB PAPDI. Wa-
primer, terutama dibidang ilmu penyakit penyakit lebih banyak didominasi kasus-ka- kil Sekretaris PB PAPDI Dr Soekamto
dalam. Dr. Dien meminta agar kegiatan ilmi- sus di bidang penyakit dalam. “JIM DACE Koenoe, SpPD, K-AI, FINASIM mengatakan
ah ini frekuensinya ditambah, minimal dua ini sangat tepat bagi dokter di layanan pri- PB PAPDI selalu mendorong anggotanya
kali setahun. Dengan begitu, dokter-dokter mer,” tegasnya. untuk meningkatkan kompetensi dan men-
di layanan primer terus dapat ditingkatkan Peran dokter di layanan primer saat ini, jalin hubungan yang lebih baik dengan dok-
kompetensinya. kata Dr. Dien, belum seperti yang diharap- ter-dokter di layanan primer. “PB PAPDI
“Saya ucapkan terimakasih kepada kan. Sistem rujukan yang telah ditetapkan sangat mendukung kegiatan-kegiatan ilmiah
PAPDI Jaya, acara ini begitu penting bagi dalam JKN tidak berlangsung optimal. Ka- dan program pemerintah yang bertujuan
saya karena akan meningkattkan kemam- sus-kasus yang seyogyanya menjadi kom- menyehatkan masyarakat Indonesia,” ujar
puan dokter-dokter layanan primer baik di petensi dokter umum kerap tidak selesai di Dr. Soekamto.
puskesmas maupun rumah sakit swasta. Ini layanan primer. Kebanyakan kasus tersebut Dr. Dien menambahkan Pemda DKI
Pelantikan Pengurus PAPDI Cabang Sumatera Pelantikan Pengurus PAPDI Cabang Kalselteng
Barat Periode 2012 – 2015 Periode 2012 – 2015
Ketua Umum PB PAPDI Prof. DR. Dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV,
Ketua Umum PB PAPDI yang diwakili Wakil Ketua PB PAPDI, DR. Dr.
FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC, FACP melantik dan mengukuhkan
Ari Fahrial Syam, SpPD, K-GEH, FINASIM, MMB, FACP melantik dan
Ketua PAPDI Cabang Kalimantan Selatan Tengah (Kalselteng) periode
mengukuhkan Ketua PAPDI Cabang Sumatera Barat periode 2012 –
2012 – 2015 DR. Dr. Muh. Darwin Prenggono, SpPD, K-HOM, FINASIM
2015 Dr. Syaiful Azmi, SpPD, K-GH, FINASIM beserta pengurus pada,
beserta pengurus pada 7 Juni 2014 di Hotel Golden Tulip, Banjarmasin
15 Juni 2014 di Hotel Mercure Padang, Sumatera Barat. Pelantikan
- Kalimantan Selatan. Pelantikan dan susunan pengurus PAPDI Cabang
dan susunan pengurus PAPDI Cabang Sumbar ditetapkan dalam
Kalselteng ditetapkan dalam Surat Keputusan PB PAPDI yang diba-
Surat Keputusan PB PAPDI yang dibacakan Ketua Bidang Humas
cakan Sekretaris Jenderal PB PAPDI, Dr. Sally Aman Nasution, SpPD,
Publikasi dan Pengabdian Masyarakat, Dr. Ika Prasetya Wijaya,
K-KV, FINASIM, FACP. Pelantikan itu disaksikan Ketua IDI Wilayah
SpPD, K-KV, FINASIM. Pelantikan itu disaksikan Ketua IDI Wilayah
Kalimantan Selatan, Dr. Mohammad Rudiansyah, SpPD, FINASIM,
Sumatera Barat, Prof. DR. Dr. Menkher Manjas, Sp.B, Sp.OT dan
M.Kes dan dihadiri pengurus serta anggota PAPDI Cabang Kalimantan
dihadiri pengurus serta anggota PAPDI Cabang Sumatera Barat.
Selatan Tengah.
Pelantikan Pengurus PAPDI Cabang Jambi Pelantikan Pengurus PAPDI Cabang Kupang
Periode 2012 – 2015 Periode 2012 - 2015
Ketua Umum PB PAPDI yang diwakili Wakil Ketua PB PAPDI, DR. Dr. Ketua Umum PB PAPDI yang diwakili Sekretaris Jenderal PB PAPDI,
Ari Fahrial Syam, SpPD, K-GEH, FINASIM, MMB, FACP melantik dan Dr. Sally Aman Nasution, SpPD, K-KV, FINASIM, FACP melantik dan
mengukuhkan Ketua PAPDI Cabang Jambi periode 2012 – 2015 Dr. mengukuhkan Ketua PAPDI Cabang Kupang periode 2012 – 2015 Dr.
M. Jufri Makmur, SpPD, FINASIM beserta pengurus pada 1 Juni 2014 Prijander L.B Funay, SpPD, FINASIM beserta pengurus pada 17 Mei
di Hotel Novita Jambi. Pelantikan dan susunan pengurus PAPDI 2014 di Swiss-Bell Hotel, Kupang, NTT. Pelantikan dan susunan pen-
Cabang Sumbar ditetapkan dalam Surat Keputusan PB PAPDI yang gurus PAPDI Cabang Kupang ditetapkan dalam Surat Keputusan PB
dibacakan Sekretaris Jenderal PB PAPDI, Dr. Sally Aman Nasution, PAPDI yang dibacakan Ketua Bidang Humas Publikasi dan
SpPD, K-KV, FINASIM, FACP. Pelantikan itu disaksikan Ketua IDI Pengabdian Masyarakat, Dr. Ika Prasetya Wijaya, SpPD, K-KV,
Wilayah Jambi, Dr. H. Deri Mulyadi, SH, MH.Kes, M.Kes, Sp.OT. dan FINASIM. Pelantikan itu disaksikan Ketua IDI Wilayah NTT Dr. Rita
dihadiri pengurus serta anggota PAPDI Cabang Jambi. Enny Setianingdiah, M.Kes. dan dihadiri pengurus serta anggota
PAPDI Cabang Kupang.
Pelantikan Pengurus PAPDI Cabang Tanah Papua Pelantikan Pengurus PAPDI Cabang Yogyakarta
Periode 2012 – 2015 Periode 2012 – 2015
Ketua Umum PB PAPDI yang diwakili Sekretaris Jenderal PB PAPDI, Dr. Ketua Umum PB PAPDI Prof. DR. Dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV,
Sally Aman Nasution, SpPD, K-KV, FINASIM, FACP melantik dan me- FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC, FACP melantik dan mengukuhkan
ngukuhkan Ketua PAPDI Cabang Tanah Papua periode 2012 – 2015 Dr. Ketua PAPDI Cabang Yogyakarta Periode 2012 – 2015 , Dr. Ibnu
Samuel Baso, SpPD, FINASIM beserta pengurus pada 26 April 2014 di Purwanto, SpPD, K-HOM, FINASIM beserta pengurus pada 15 Maret
Swiss-bell Hotel, Jayapura, Papua. Pelantikan dan susunan pengurus 2014 di Hotel Royal Ambarukmo, Yogyakarta. Pelantikan dan susunan
PAPDI Cabang Kupang ditetapkan dalam Surat Keputusan PB PAPDI pengurus PAPDI Cabang Yogyakarta ditetapkan dalam Surat Kepu-
yang dibacakan Ketua Bidang Humas Publikasi dan Pengabdian Masya- tusan PB PAPDI yang dibacakan Sekretaris Jenderal PB PAPDI, Dr.
rakat, Dr. Ika Prasetya Wijaya, SpPD, K-KV, FINASIM. Pelantikan itu dis- Sally Aman Nasution, SpPD, K-KV, FINASIM, FACP. Pelantikan itu
aksikan Sekretaris IDI Wilayah Provinsi Papua, Dr. Wendy Lewelissa, disaksikan Ketua IDI Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, Dr. Bam-
Penasehat PB PAPDI, DR. Dr. Aru W. Sudoyo, SpPD, K-HOM, FINASIM, bang Suryono, Sp.An, KIC, M.Kes, KNA, Penasehat PB PAPDI, DR.
FACP, Asisten Bidang Umum SEKDA Provinsi Papua Rosina Upessy Dr. Aru W. Sudoyo, SpPD, K-HOM, FINASIM, FACP dan dihadiri pen-
dan dihadiri pengurus serta anggota PAPDI Cabang Tanah Papua. gurus serta anggota PAPDI Cabang Yogyakarta.
Pelantikan Pengurus PAPDI Cabang Aceh Pelantikan Pengurus PAPDI Cabang Kalimantan
Periode 2012 - 2015 Timur Periode 2012 – 2015
Ketua Umum PB PAPDI Prof. DR. Dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV,
Ketua Umum PB PAPDI Prof. DR. Dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV,
FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC, FACP melantik dan mengukuhkan
FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC, FACP melantik dan mengukuhkan
Ketua PAPDI Cabang Kalimantan Timur periode 2012 – 2015 Dr.
Ketua PAPDI Cabang Provinsi Aceh Periode 2012 – 2015 Dr. Fauzi
Carta Agrawanto Gunawan, SpPD, K-PTI, FINASIM beserta pengurus
Yusuf, SpPD, K-GEH, FINASIM beserta pengurus pada 7 Maret 2014
pada 15 Februari 2014 di Hotel Gran Senyiur, Balikpapan, Kalimantan
di Hotel Hermes Palace, Aceh. Pelantikan dan susunan pengurus
Timur. Pelantikan dan susunan pengurus PAPDI Cabang Kalimantan
PAPDI Cabang Aceh ditetapkan dalam Surat Keputusan PB PAPDI
Timur ditetapkan dalam Surat Keputusan PB PAPDI yang dibacakan
yang dibacakan Wakil Sekretaris Jenderal PB PAPDI, Dr. Sukamto
Sekretaris Jenderal PB PAPDI, Dr. Sally Aman Nasution, SpPD, K-KV,
Koesnoe, SpPD, K-AI, FINASIM. Pelantikan itu disaksikan Ketua IDI
FINASIM, FACP. Pelantikan itu disaksikan Ketua IDI Wilayah
Wilayah Aceh, Dr. Fachrul Jamal, Sp.An, KIC. dan dihadiri pengurus
Kalimantan Timur, Dr. Arie Ibrahim, SpBS (K), dan dihadiri pengurus
serta anggota PAPDI Cabang Provinsi Aceh.
serta anggota PAPDI Cabang Kalimantan Timur.
Pelantikan Pengurus PAPDI Cabang Bali Pelantikan Pengurus PAPDI Cabang Surabaya
Periode 2012 – 2015 Periode 2012 - 2015
Ketua Umum PB PAPDI Prof. DR. Dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV, FINASIM,
Ketua Umum PB PAPDI Prof. DR. Dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV,
FACC, FESC, FAPSIC, FACP melantik dan mengukuhkan Ketua PAPDI
FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC, FACP melantik dan mengukuhkan
Cabang Bali periode 2012 – 2015 DR. Dr. Ketut Suega, SpPD, K-HOM,
Ketua PAPDI Cabang Bali periode 2012 – 2015 Dr. Soebagijo Adi
FINASIM beserta pengurus pada 19 Januari 2014 di Hotel Nusa Dua
Soelistijo, SpPD, K-EMD, FINASIM beserta pengurus pada 11 Januari
Beach, Denpasar, Bali. Pelantikan dan susunan pengurus PAPDI
2014 di Hotel Shangri La, Surabaya. Pelantikan dan susunan pengu-
Cabang Bali ditetapkan dalam Surat Keputusan PB PAPDI yang diba-
rus PAPDI Cabang Surabaya ditetapkan dalam Surat Keputusan PB
cakan Sekretaris Jenderal PB PAPDI, Dr. Sally Aman Nasution, SpPD,
PAPDI yang dibacakan Sekretaris Jenderal PB PAPDI, Dr. Sally Aman
K-KV, FINASIM, FACP. Pelantikan itu disaksikan Ketua IDI Wilayah Bali,
Nasution, SpPD, K-KV, FINASIM, FACP. Pelantikan itu disaksikan
Dr. I Made Kompiang Gautama, SpA, DR. Dr. Aru W Sudoyo, SpPD, K-
Ketua IDI Wilayah Jawa Timur, Dr. Poernomo Boedi Setiawan, SpPD,
HOM, FINASIM, FACP, Dr. Bambang Setiyohadi, SpPD, K-R, FINASIM,
K-GEH, FINASIM dan dihadiri pengurus serta anggota PAPDI Cabang
DR. Dr. Ari Fahrial Syam, SpPD, K-GEH, FINASIM, FACP dan dihadiri
Surabaya.
pengurus serta anggota PAPDI Cabang Bali.
Pelantikan Pengurus PAPDI Cabang Purwokerto Pelantikan Pengurus PAPDI Cabang Sumatera
Periode 2012 - 2015 Utara Periode 2012 – 2015
Ketua Umum PB PAPDI Prof. DR. Dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV, Ketua Umum PB PAPDI Prof. DR. Dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV,
FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC, FACP melantik dan mengukuhkan FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC, FACP melantik dan mengukuhkan
Ketua PAPDI Cabang Purwokerto periode 2012 – 2015 , Dr. Pugud Ketua PAPDI Cabang Sumatera Utara periode 2012 – 2015 Prof. DR.
Samodro, SpPD, FINASIM beserta pengurus pada 21 Desember 2013 Dr. Harun Alrasyid Damanik, SpPD, SpGK, FINASIM beserta pengu-
di Hotel Horison, Purwokerto. Pelantikan dan susunan pengurus rus pada 1 Desember 2013 di Emerald Garden International Hotel,
PAPDI Cabang Purwokerto ditetapkan dalam Surat Keputusan PB Medan, Sumatera Utara. Pelantikan dan susunan pengurus PAPDI
PAPDI yang dibacakan Sekretaris Jenderal PB PAPDI, Dr. Sally Aman Cabang Surabaya ditetapkan dalam Surat Keputusan PB PAPDI yang
Nasution, SpPD, K-KV, FINASIM, FACP. Pelantikan itu disaksikan dibacakan Sekretaris Jenderal PB PAPDI, Dr. Sally Aman Nasution,
Wakil Ketua IDI Cabang Banyumas, Dr. Rahmat Basuki, MH dan SpPD, K-KV, FINASIM, FACP. Pelantikan itu disaksikan Ketua IDI
dihadiri pengurus serta anggota PAPDI Cabang Purwokerto. Wilayah Sumatera Utara, Dr. Suhelmi, SpB dan dihadiri pengurus
serta anggota PAPDI Cabang Sumatera Utara.
Pelantikan Pengurus PAPDI Cabang Malang Pelantikan Pengurus PAPDI Cabang Riau Periode
Periode 2012 - 2015 2012 - 2015
Ketua Umum PB PAPDI Prof. DR. Dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV, Ketua Umum PB PAPDI Prof. DR. Dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV,
FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC, FACP melantik dan mengukuhkan FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC, FACP melantik dan mengukuhkan
Ketua PAPDI Cabang Malang periode 2012 – 2015. Dr. Atma Gunawan, Ketua PAPDI Cabang Riau periode 2012 – 2015 Dr. Wisman Tanjung,
SpPD, K-GH beserta pengurus cabang pada 23 Agustus 2014 bertem- SpPD, FINASIM beserta pengurus pada 30 Agustus 2014 bertempat
pat di Hotel Atria Malang, Jawa Timue. Pelantikan dan susunan pengu- di Hotel Pangeran Pekan Baru, Riau. Pelantikan dan susunan pengu-
rus PAPDI Cabang Malang ditetapkan dalam Surat Keputusan PB rus PAPDI Cabang Riau ditetapkan dalam Surat Keputusan PB PAPDI
PAPDI yang dibacakan oleh Sekretaris Jenderal PB PAPDI, Dr. Sally yang dibacakan oleh Sekretaris Jenderal PB PAPDI, Dr. Sally Aman
Aman Nasution, SpPD, K-KV, FINASIM, FACP. Pelantikan itu disaksikan Nasution, SpPD, K-KV, FINASIM, FACP. Pelantikan itu disaksikan
Ketua IDI Wilayah Malang Dr. Enny Sekar Rengganingati,MM yang Ketua IDI Wilayah Riau Dr. Nuzelly Husnedy, MARS dan dihadiri
diwakili Dr. Cesarius Singgih Wahono, SpPD,K-R. dan dihadiri pengurus pengurus serta anggota PAPDI Cabang Riau.
serta anggota PAPDI Cabang Malang.
Pelantikan Pengurus PAPDI Cabang Lampung Pelantikan Pengurus PAPDI Cabang Maluku
Periode 2012 - 2015 Utara Periode 2012 - 2015
Ketua Umum PB PAPDI Prof. DR. Dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV, Ketua Umum PB PAPDI Prof. DR. Dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV,
FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC, FACP melantik dan mengukuhkan FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC, FACP melantik dan mengukuhkan
Ketua PAPDI Cabang Lampung periode 2012 – 2015 Dr. Tehar Karo- Ketua PAPDI Cabang Maluku Utara periode 2012 – 2015 Dr. Eko
Karo, SpPD, FINASIM beserta pengurus pada 12 Oktober 2014 Sudarmo Dahad Prihanto, SpPD, FINASIM beserta pengurus pada
bertempat di Hotel Novotel, Lampung. Pelantikan dan susunan pengu- 8 November 2014 bertempat di Hotel Bella Innternational, Ternate,
rus PAPDI Cabang Lampung ditetapkan dalam Surat Keputusan PB Maluku Utara. Pelantikan dan susunan pengurus PAPDI Cabang
PAPDI yang dibacakan oleh Sekretaris Jenderal PB PAPDI, Dr. Sally Maluku Utara ditetapkan dalam Surat Keputusan PB PAPDI yang
Aman Nasution, SpPD, K-KV, FINASIM, FACP. Pelantikan itu disaksi- dibacakan oleh Sekretaris Jenderal PB PAPDI, Dr. Sally Aman
kan Ketua IDI Wilayah Lampung Dr. Hernowo Anggoro Wasono, Nasution, SpPD, K-KV, FINASIM, FACP. Pelantikan itu disaksikan
M.Kes dan dihadiri pengurus serta anggota PAPDI Cabang Lampung. Ketua IDI Wilayah Maluku Utara Dr. Marhaeni Hasan, SpA dan
dihadiri pengurus serta anggota PAPDI Cabang Maluku Utara.
Pelantikan Pengurus PAPDI Cabang Makassar Pelantikan Pengurus PAPDI Cabang Bekasi
Periode 2012 – 2015 Periode 2012 – 2015
Ketua Umum PB PAPDI Prof. DR. Dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV, Ketua Umum PB PAPDI Prof. DR. Dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV,
FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC, FACP melantik dan mengukuhkan FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC, FACP melantik dan mengukuhkan
Ketua PAPDI Cabang Makassar periode 2012 – 2015 Prof. DR. Dr. Ketua PAPDI Cabang Bekasi periode 2012 – 2015 Dr. Ahmar Abyadh
Syamsu, SpPD, K-AI, FINASIM beserta pengurus pada 24 November Umar, SpPD, K-GEH, FINASIM, M.Kes beserta pengurus pada 17
2013 di Hotel Grand Clarion, Makassar. Pelantikan dan susunan pen- November 2013 di Ruang Burangrang Hotel Horison, Bekasi.
gurus PAPDI Cabang Makassar ditetapkan dalam Surat Keputusan Pelantikan dan susunan pengurus PAPDI Cabang Bekasi ditetapkan
PB PAPDI yang dibacakan Sekretaris Jenderal PB PAPDI, Dr. Sally dalam Surat Keputusan PB PAPDI yang dibacakan Sekretaris
Aman Nasution, SpPD, K-KV, FINASIM, FACP. Pelantikan itu disak- Jenderal PB PAPDI, Dr. Sally Aman Nasution, SpPD, K-KV, FINASIM,
sikan Ketua IDI Wilayah Makassar, Prof. dr. Abdul Kadir, PhD, FACP. Pelantikan itu disaksikan Ketua IDI Cabang Kota Bekasi, Dr.
Sp.THT-KL(K), MARS dan dihadiri pengurus serta anggota PAPDI Anthony D. Tulak, SpP, FCCP dan dihadiri pengurus serta anggota
Cabang Makassar. PAPDI Cabang Bekasi.
Pelantikan Pengurus PAPDI Cabang Sulawesi Pelantikan Pengurus PAPDI Cabang Jawa Barat
Tengah Periode 2012 – 2015 Periode 2012 - 2015
Ketua Umum PB PAPDI Prof. DR. Dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV, Ketua Umum PB PAPDI Prof. DR. Dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV,
FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC, FACP melantik dan mengukuhkan FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC, FACP melantik dan mengukuhkan
Ketua PAPDI Cabang Sulteng periode 2012 – 2015 Dr. I Komang Adi Ketua PAPDI Cabang Jawa Barat periode 2012 – 2015 DR. Dr. Arto
Sujendra, SpPD, FINASIM beserta pengurus pada 9 November 2013 Yuwono Soeroto, SpPD, K-P, FINASIM, FCCP beserta pengurus pada
di Ruang Ballroom Rubi, Hotel Santika, Palu. Pelantikan dan susunan 5 Oktober 2013 bertempat di Ballroom Mason di Hotel Mason Pine -
pengurus PAPDI Cabang Sulteng ditetapkan dalam Surat Keputusan Padalarang, Bandung - Jawa Barat. Pelantikan dan susunan pengurus
PB PAPDI yang dibacakan Sekretaris Jenderal PB PAPDI, Dr. Sally PAPDI Cabang Jabar ditetapkan dalam Surat Keputusan PB PAPDI
Aman Nasution, SpPD, K-KV, FINASIM, FACP. Pelantikan itu disak- yang dibacakan Sekretaris Jenderal PB PAPDI, Dr. Sally Aman
sikan Ketua IDI Wilayah Sulawesi Tengah, Dr. Andi Mukramin Amran, Nasution, SpPD, K-KV, FINASIM, FACP. Pelantikan itu disaksikan
SpRad dan dihadiri pengurus serta anggota PAPDI Sulteng. Ketua IDI Wilayah Jawa Barat, Dr. Rullyanto, MPH, DFM, SH, MH.Kes
dan dihadiri pengurus serta anggota PAPDI Jabar.