Makalah Instrumen Kalibrasi

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 27

Makalah Sistem Instrumentasi

PENGUKURAN TEMPERATUR, KELEMBABAN,

KEBISINGAN, DAN VISKOSITAS

DISUSUN OLEH:

MAHADIR MARAKKA (H21115310)

UWAIS AL QARANY (H21115309)

WIDYA PRATIWI. M (H21115002)

ANDI YUSRIANDI PRATAMA (H21115304)

TAUFIK HAMZIH (H21114503)

DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR

2019

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang mana Ia telah
memberikan penulis kesehatan, kesempatan bahkan petunjuk dan inspirasi
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat beriring salam tak
lupa penulis sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa
umatnya dari zaman kegelapan menuju zaman yang penuh dengan ilmu
pengetahuan ini.

Makalah ini dibuat agar para pembaca dapat mengetahui tentang


pengukuran temperatur, kelembaban, kebisingan, dan viskositas menggunakan
alat-alat instrumentasi. Penulis mencoba untuk menjelaskannya secara singkat,
semoga bisa dijadikan sebagai sebuah acuan dalam pembelajaran. Makalah ini
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Instrumentasi.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini masih banyak


terdapat kesalahan dan kekurangan,kami mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun, dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini di masa
yang akan datang.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada zaman sekarang yang semakin maju, dan iklim cuaca yang tidak lagi
menentu jadi pada alat elektronika dikembangkan lah alat yang dapat mengukur
tingkat kelembaban, adapun tujuan pembuatan sensor ini adalah untuk
mengurangi kerusakan pada beberapa barang di tempat industri.
Dalam bidang industri banyak digunakan berbagai sensor, salah satunya
sensor kelembaban yang berfungsi sebagai pengukur kelembaban di bidang
industri. Kelembaban adalah salah satu faktor yang menentukan kondisi cuaca
pada suatu daearah. Kelembaban dapat diukur dengan berbagai macam metode,
salah satunya adalah dengan menggunakan sensor kelembaban. Sensor kelembaan
adalah suatu alat ukur yang digunakan untuk membantu dalam proses pengukuran
atau pendifinisian yang suatu kelembaban uap air yang terkandung dalam udara.
Suhu dan kelembaban merupakan aspek penting dalam menentukan kondisi
cuaca suatu daerah. Saat ini banyak alat ukur kelembaban yang telah
dikembangkan. Peralatan elektronik juga menjadi mudah berkarat jika udara
disekitarnya memiliki kelembaban yang cukup tinggi.
Disamping itu, kebisingan merupakan problem lingkungan yang timbul
akibatpertumbuhan pesat komunikasi, industrialisasi, transportasi, dan populasi
penduduk.Kebisingan adalah suara yang tidak diiinginkan. Kebisingan dapat
menyebabkan kerusakan pada mekanisme alat pendengaran yang ada di telinga
dalam, yaitu tempat suara diubah dalam bentuk impuls syaraf. misalnya yang
merintangi terdengarnya suara-suara, musik dan sebagainya atau yang
menyebabkan rasa sakit.
Kebisingan merupakan sejenis polusi udara dan seperti halnya polusi zat-zat
kimia, dia dapat melukai/merusak, menyebabkan ketulian dan kebutaan yang
serius bila polusi tersebut berlangsung terus menerus dalam jangka waktu yang
lama. Ini merupakan alasan diciptakannya sound meter. Sound meter diciptakan
untuk mengukur kebisingan atau taraf intensitas bunyi yang ditimbulkan oleh
transportasi, mesin industrialisasi, peralatan rumah tangga dan lain-lain. Ukuran
fisik ‘kenyaringan’ ada pada amplitude dan tekanan suara. Untuk ‘tinggi’ suara
adalah frekuensi dan ‘nada’ adalah sejumlah besar ukuran fisik. Kecenderungan
saat ini adalah menggabungkan segala yang merupakan sifat dari suara, termasuk
tingginya, nyaringnya, dan distribusi spectral sebagai ‘nada’.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah
1. Bagaimana definisi pengukuran suhu, kelembaban, kebisingan dan
viskositas?
2. Apa saja jenis sensor suhu, kelembaban, kebisingan dan viskositas serta
prinsip kerja pada masing-masing alat tesebut?
3. Apa kekurangan dan kelebihan sensor suhu, kelembaban, kebisingan dan
viskositas?
C. Tujuan
Dalam makalah ini ada beberapa tujuan yang harus di bahas dan di uraikan
secara jelas antara lain sebagai berikut .
1. Untuk mengetahui definisi sensor suhu, kelembaban, kebisingan dan
viskositas.
2. Mengetahui jenis sensor suhu, kelembaban, kebisingan dan viskositas
serta prinsip kerja pada masing-masing alat tesebut.
3. Mengetahui kekurangan dan kelebihan sensor suhu, kelembaban,
kebisingan dan viskositas
BAB II

PEMBAHASAN

II.1 Pengukuran suhu (MAHADIR MARAKKA)


Themperature atau suhu adalah ukuran yang menunjukan intensitas panas
suatu benda. Suhu benda yang tinggi mengindikasikan bahwa benda tersebut
mengandung panas yang cukup besar dan bisa dikatakan benda tersebut
panas. Sebaliknya suhu benda yang rendah mengindikasikan bahwa benda
tersebut mempunyai kandungan panas yang rendah dan benda tersebut
dikatakan dingin.

Sensor Suhu atau Temperature Sensors adalah suatu komponen yang dapat
mengubah besaran panas menjadi besaran listrik sehingga dapat mendeteksi gejala
perubahan suhu pada obyek tertentu. Sensor suhu melakukan pengukuran
terhadap jumlah energi panas/dingin yang dihasilkan oleh suatu obyek sehingga
memungkinkan kita untuk mengetahui atau mendeteksi gejala perubahan-
perubahan suhu tersebut dalam bentuk output Analog maupun Digital. Sensor
Suhu juga merupakan dari keluarga Transduser.

Contoh peralatan-peralatan listrik maupun elektronik yang menggunakan


Sensor Suhu diantaranya seperti Thermometer Suhu Ruangan, Thermometer Suhu
Badan, Rice Cooker, Kulkas, Air Conditioner (Pendingin Ruangan) dan masih
banyak lagi.

II.1.1 Jenis – Jenis Alat Ukur Suhu

A. Termometer Raksa
Alat untuk mengukur suhu disebut dengan termometer. Termometer
memanfaatkan sifat termometrik suatu zat, yakni perubahan sifat-sifat zat karena
perubahan suhu zat tersebut. Termometer pertama kali ditemukan oleh Galileo
Galilei (1564-1642). Termometer ini dinamakan sebagai termometer udara.
Termometer udara terdiri dari sebuah bola kaca yang dilengkapi dengan sebatang
pipa kaca panjang. Kemudian Pipa tersebut dicelupkan ke dalam cairan berwarna.
Ketika bola kaca tersebut dipanaskan, maka udara di dalam pipa akan
mengembang sehingga sebagian udara keluar dari pipa. Tetapi, ketika bola
didinginkan udara di dalam pipa akan menyusut sehingga sebagian air naik ke
dalam pipa. Termometer udara peka terhadap perubahan suatu suhu sehingga suhu
udara saat itu bisa segera diketahui. Walaupun peka terhadap perubahan suhu,
tetapi termometer ini harus dikoreksi setiap terjadi perubahan tekanan udara.

Termometer yang banyak dipakai pada sekarang ini adalah termometer raksa.
Dapat disebut termometer raksa karena di dalam termometer tersebut terdapat air
raksa. Fungsi raksa yaitu sebagai penunjuk suhu. Raksa akan mengembang jika
termometer menyentuh benda yang lebih hangat dari raksa. Raksa mempunyai
beberapa keunggulan, antara lain :

1. Peka terhadap perubahan suhu. Suhu raksa segera sama dengan suhu
benda yang akan diukur.
2. Tidak membasahi dinding kaca sehingga pengukuran dapat menjadi lebih
teliti.
3. Bisa digunakan untuk mengukur suhu rendah (-40 C) sampai suhu tinggi
(360 C). hal tersebut disebabkan karena titik beku raksa mencapai -40 C
dan titik didihnya mencapai 360 C.
4. Mengembang dan memuai secara teratur.
5. Mengkilap seperti perak sehingga mudah terlihat.

Gambar II.1 Termometer Raksa

B. Termometer Gas

Termometer gas adalah jenis termometer yang memanfaatkan sifat-sifat termal


gas. Ada dua macam termometer gas:
Termometer yang volume gasnya dijaga tetap dan tekanan gas tersebut dijadikan
sifat termometrik dari termometer.Termometer yang tekanan gasnya dijaga tetap
dan volume gas tersebut dijadikan sifat termometrik dari termometer.
Prinsip kerjanya didasarkan pada hokum dasar dari gas. Jika suatu gas yang
dijaga ada di dalam sebuah bejana, pada volume konstan dan kemudian tekanan
serta suhunya diubah-ubah, maka perbandinga antara tekanan gas dan suhunya
adalah konstan pula. Jangkauan suhu operasi temometer gas berkisar -150 sampai
+10000F

Gamabar II.2 Termometer gas

C. Termostat (Thermostat)
Termostat adalah suatu perangkat yang dapat memutuskan dan
menyambungkan arus listrik pada saat mendeteksi perubahan suhu di lingkungan
sekitarnya sesuai dengan pengaturan suhu yang ditentukan. Pada umumnya,
Termostat yang digunakan saat ini dapat kita bedakan menjadi dua jenis utama
yaitu Termostat Mekanikal dan Termostat Elektronik. Termostat Mekanikal pada
dasarnya merupakan jenis Sensor suhu Kontak (Contact Temperature Sensor)
yang menggunakan prinsip Electro-Mechanical sedangkan Termostat Elektronik
menggunakan komponen-komponen elektronika untuk mendeteksi perubahan
suhunya.
Termostat yang bahasa Inggrisnya ditulis menjadi Thermostat ini berasal
dari istilah bahasa Yunani kuno yaitu Thermo yang artinya adalah Panas dan
Statos yang memiliki arti sebagai status quo atau tetap sama. Jika Kedua kata
tersebut disatukan maka akan menjadi arti sebagai “menjaga panas tetap sama”.
Jadi pada saat terlalu dingin, maka termostat akan menyalakan pemanasnya
sehingga suhu menjadi tetap hangat. Perangkat pendeteksi suhu ini banyak
digunakan di perangkat-perangkat listrik seperti Oven, Kulkas, Air Conditioner
(AC), pengendalian suhu mesin di mobil dan Seterika.
Termostat pertama yang ditemukan oleh seorang inovator Belanda yang
bernama Cornelis Drebbel di Inggris pada abad ke-17 adalah Termostat Merkuri
yang digunakan untuk mengatur suhu inkubator ayam. Termostat Modern pertama
yang menggunakan Bi-Metallic ditemukan oleh seorang ahli kimia Skotlandia
yang bernama Andrew Ure pada tahun 1830 untuk mengendalikan suhu di mesin
produksi pabrik tekstil.

 Prinsip Kerja Thermostat

Gambar II.3 Thermostat.

Sebuah Termostat mekanikal terdiri dari dua jenis logam yang berbeda dan
ditempel bersama sehingga menjadi bentuk yang disebut dengan Bi-Metallic strip
(atau Bi-Metal Strip). Dua Strip tersebut akan berfungsi menjadi jembatan untuk
menghantarkan atau memutuskan arus listrik ke rangkaian sistem pemanas atau
pendinginnya.
D. Thermistor

Thermistor adalah komponen elektronika yang nilai resistansinya


dipengaruhi oleh Suhu. Thermistor yang merupakan singkatan dari Thermal
Resistor ini pada dasarnya terdiri dari 2 jenis yaitu PTC (Positive Temperature
Coefficient) yang nilai resistansinya akan meningkat tinggi ketika suhunya tinggi
dan NTC (Negative Temperature Coefficient) yang nilai resistansinya menurun
ketika suhunya meningkat tinggi.
Thermistor yang dapat mengubah energi listrik menjadi hambatan ini
terbuat dari bahan keramik semikonduktor seperti Kobalt, Mangan atau Nikel
Oksida yang dilapisi dengan kaca.

Keuntungan dari Thermistor adalah sebagai berikut :

 Memiliki Respon yang cepat atas perubahan suhu.

 Lebih murah dibanding dengan Sensor Suhu jenis RTD (Resistive


Temperature Detector).

 Rentang atau Range nilai resistansi yang luas berkisar dari 2.000 Ohm
hingga 10.000 Ohm.

 Memiliki sensitivitas suhu yang tinggi.

Thermistor (PTC/NTC) banyak diaplikasikan kedalam peralatan Elektronika


seperti Voltage Regulator, sensor suhu kulkas, pendeteksi kebakaran, Sensor suhu
pada Otomotif, Sensor suhu pada Komputer, sensor untuk memantau pengisian
ulang Baterai pada ponsel, kamera dan Laptop.

Gambar II.4 Gambar dan Simbol Thermistor (PTC/NTC).

E. Thermocouple

Termokopel (Thermocouple) adalah jenis sensor suhu yang digunakan untuk


mendeteksi atau mengukur suhu melalui dua jenis logam konduktor berbeda yang
digabung pada ujungnya sehingga menimbulkan efek “Thermo-
electric”. Efek Thermo-electric pada Termokopel ini ditemukan oleh seorang
fisikawan Estonia bernama Thomas Johann Seebeck pada Tahun 1821, dimana
sebuah logam konduktor yang diberi perbedaan panas secara gradient akan
menghasilkan tegangan listrik. Perbedaan Tegangan listrik diantara dua
persimpangan (junction) ini dinamakan dengan Efek “Seeback”.

Termokopel merupakan salah satu jenis sensor suhu yang paling populer dan
sering digunakan dalam berbagai rangkaian ataupun peralatan listrik dan
Elektronika yang berkaitan dengan Suhu (Temperature). Beberapa kelebihan
Termokopel yang membuatnya menjadi populer adalah responnya yang cepat
terhadap perubahaan suhu dan juga rentang suhu operasionalnya yang luas yaitu
berkisar diantara -200˚C hingga 2000˚C. Selain respon yang cepat dan rentang
suhu yang luas, Termokopel juga tahan terhadap goncangan/getaran dan mudah
digunakan..Keuntungan Thermocouple adalah sebagai berikut :

 Memiliki rentang suhu yang luas

 Tahan terhadap goncangan dan getaran

 Memberikan respon langsung terhadp perubahan suhu

Gambar II.5 Thermocouple.


 Prinsip Kerja

Prinsip kerja Termokopel cukup mudah dan sederhana. Pada dasarnya


Termokopel hanya terdiri dari dua kawat logam konduktor yang berbeda jenis dan
digabungkan ujungnya. Satu jenis logam konduktor yang terdapat pada
Termokopel akan berfungsi sebagai referensi dengan suhu konstan (tetap)
sedangkan yang satunya lagi sebagai logam konduktor yang mendeteksi suhu
panas.

Gambar II.6 Prinsip kerja Thermocouple.

Ketika kedua persimpangan atau Junction memiliki suhu yang sama, maka
beda potensial atau tegangan listrik yang melalui dua persimpangan tersebut
adalah “NOL” atau V1 = V2. Akan tetapi, ketika persimpangan yang terhubung
dalam rangkaian diberikan suhu panas atau dihubungkan ke obyek pengukuran,
maka akan terjadi perbedaan suhu diantara dua persimpangan tersebut yang
kemudian menghasilkan tegangan listrik yang nilainya sebanding dengan suhu
panas yang diterimanya atau V1 – V2. Tegangan Listrik yang ditimbulkan ini
pada umumnya sekitar 1 µV – 70µV pada tiap derajat Celcius. Tegangan tersebut
kemudian dikonversikan sesuai dengan Tabel referensi yang telah ditetapkan
sehingga menghasilkan pengukuran yang dapat dimengerti oleh kita.

F. Pyrometer Optik

Pyrometer optik adalah sebuah instrumen pengukuran temperatur yang


menggunakan prinsip pancaran radiasi benda panas. Pyrometer optik secara visual
membandingkan tingkat kecerahan permukaan sebuah benda dengan referansi
sebuah sumber radiasi tertentu. Benda referensi yang digunakan biasanya berupa
filamen tungsten yang dipanaskan secara elektrik. Di dalam alat ini juga
digunakan sebuah filter warna merah sehingga secara visual didapatkan
gelombang tertentu yang dapat dikomparasi dengan titik referensi. Alat ini dapat
menentukan temperatur permukaan benda dengan angka emisivitas (ε) 1,0.

Prinsip kerja pirometer ini yaitu dengan mengukur radiasi pada salah satu warna
(panjang gelombang). Pirometer optic bekerja berdasarkan pengukuran radiasi
pada suatu panjang gelombang tertentu. Radiasi ini dinyatakan oleh terang benda
tersebut pada warna yang sesuai dengan panjang gelombang. Pengukuran terang
benda ini dilakukan dengan cara membandingkan dengan suatu lampu standard
yang terangnya dapat diatur. Dengan mengatur arus yang melalui lampu, filamen
dari lampu dapat dibuat sama terang dengan benda yang akan diukur suhunya.
Bila terang filament dan benda telah sama maka keduanya akan terlihat baur
menjadi satu. Bila suhu salah satu lebih tinggi maka akan terlihat berbeda.
Besarnya arus yang melalui filamen lampu dapat langsung dikalibrasi menjadi
temperature dari benda tersebut.
Pyrometer optik di rancang untuk mengukur suhu/temperature dimana
puncak emisi radiasi terdapat bagian merah dari spektrum yang terlihat, yaitu
tempat tertentu yang diukur bersinar warna merah yang sesuai dengan
temperature. Alat ini mengukur suhu diatas 600 derajat celcius. Pyrometer optik
berisi filamen tugsten yang dipanaskan di dalam sistem optik. Arus di dalam
filamen akan meningkat sampai warna sama dengan panasnya benda. Pyrometer
optik secara visual membandingkan tingkat kecerahan permukaan sebuah benda
dengan referansi sebuah sumber radiasi tertentu. Benda referensi yang digunakan
biasanya berupa filamen tungsten yang dipanaskan secara elektrik.
jika suatu benda (logam) dipanaskan maka benda tersebut akan
memancarkan radiasi dalam panjang gelombang tertentu lalu yang akan
memanaskan didalam filament tungsten di dalam pyrometer yang akan memanas
sampai mengeluarkan radiasi yang sesuai dengan objek yang diamati alat ukur
tersebut.

Gambar II. Pyrometer Optik.

II.2. Pengukuran Kelembaban ( UWAIS AL-QARANY)

Sensor kelembaan adalah suatu alat ukur yang digunakan untuk membantu
dalam proses pengukuran tingkat kelembaban uap air yang terkandung dalam
udara. Dalam dunia industri ada beberapa sensor kelembaban yang biasa di
gunakan yaitu, capasitif sensor, electrical conductivity sensor dan termal
conductivity sensor.

Dimana capasitif sensor adalah kapasitor yang terisi udara dibuat sebagai
sensor kelembaban relative karena uap dalam atmosfer merubah permivitas
elektrik udara. Electrical conductivity sensor disebut dengan “pope elememt”,
yang terdiri dari polystyrene yang diperlakukan dengan asam sulfur untuk
memperoleh karakteristik surface-resistivitas yang diinginkan. Penggunaan
konduktivitas termal dari gas untuk mengukur kelembaban, dapat di ukur oleh
sebuah sensor termistor.

II.II. Jenis – Jenis Sensor.

A. Capacitive Sensor.

Sebuah kapasitor air-filled/terisi-udara dibuat sebagai suatu sensor


kelembaban relative karena uap dalam atmosfer merubah permivitas elektrik
udara. Sebuah kapasitor air-filled/terisi-udara dibuat sebagai suatu sensor
kelembaban relative karena uap dalam atmosfer merubah permivitas elektrik
udara menurut persamaam di bawah ini:

Dimana :
T = ketentuan suhu (dalam K)
P = adalah tekanan udara basah (dalam mHg)
Ps = adalah tekanan saturasi uap air ditemperatur T (dalam mHg)
H = adalah kelembaban relative (dalam %)

Rumus tersebut menunjukkan konstanta dielektrik dari udara basah, dan


untuk itu kapasitansi adalah sebanding dengan kelembaban relative. Jarak atau
ruang antara plat kapasitor dapat diisi dengan suatu isolator yang tepat yang
memiliki konstanta dielektrik yang berubah secara signifikan suatu waktu
tergantung kelembaban. Sensor kapasitif dapat dibentuk dari film polimer
hygroscopic dengan lapisan metal elektroda pada bagian yang berlawanan.
Kapasitansi suatu sensor kira-kira proporsional/sebanding dengan kelembaban
relative H.

Dimana Co adalah kapasitansinya pada H = 0

.
Gamba II.7 Block diagram system pengukuran kapasitif
Pada gambar 4. menunjukkan sebuah block diagram system pengukuran
kapasitif, dimana konstanta dielektrik dari contoh/sample material tersebut
merubah frekuensi osilator. Metode tersebut memiliki beberapa keterbatasan ;
sebagai contohnya, keakuratannya kurang ketika pengukuran kelembaban
dibawah 0,5%, material yang dijadikan contoh tersebut harus bersih dari parikel
asing yang memiliki konstanta dielektrik relative yang tinggi (contohnya: benda
metal dan plastic), dan suatu penentuan contoh pengukuran harus dipertahankan.

 Prinsip kerja

 Memanfaatkan perubahan kapasitif.

 Perubahan posisi bahan dielektrik diantara kedua keping.

 Pergeseran posisi salah satu keping dan luas keping yang berhadapan
langsung.
 Perubahan jarak antara kedua keeping.

Gambar II.8 Capacitive Sensor


Sebuah sensor kelembaban film tipis dapat terbuat padasebuah substrat
silicon. Sebuah lapisan dari SiO2 3000 A thick ditempatkan pada suatu substrat n-
Si (gbr. 13.4 B) Dua metal elektroda ditempatkan pada lapisan SiO2 tersebut.
Metal-metal tersebut terbuat dari aluminium, chromium, atau phosphor yang di
doping polysilikon (LPCVD)2. Kerapatan elektroda berkisar 2000 - 5000 A.
Elektroda tersebut terbentuk dalam pola integritas yang ditunjukkan pada gbr.13.4
A. Sensor yang paling baik dilapisi dengan sebuah lapisan dielektrik. Untuk
lapisan ini, beberapa material dapat digunakan seperti vapor deposited SiO2 atau
phosphorosilicate glass (CVDPSG). Kerapatan dari lapisan berkisar antara 30 -
4000 A.

B. Electrical Conductivity Sensors (Sensor Konduktivitas Elektrik).

Resistansi dari banyak konduktor non metal secara umum tergantung pada
kandungan air konduktor tersebut, yang merupakan suatu dasar dari sensor
kelembaban resistif atau hygrostator
Gambar II.9 Electrical Conductivity Sensors

Sensor tersebut berisi suatu material yang secara relative resistivitasnya


rendah yang berubah secara signifikan dibawah perubahan kondisi kelembaban.
Contoh lainnya dari sensor kelembaban konduktivitas adalah disebut dengan
“Pope element”, yang terdiri dari polystyrene yang dilakukan / diperlakukan
dengan asam sulfur untuk memperoleh karakteristik surface resistivitas yang
diinginkan.Material lainnya yang menjanjikan untuk pembuatan suatu film dalam
sensor konduktivitas adalah solidpolyelectrolytes karena konduktivitas elektrik
dari bahan itu bervariasi / berubah terhadap kelembaban.
Sensor kelembaban solid - state dapat dibuat dengan substrat silicon (gbr.
13.7 A) Silikon tersebut harus berkonduktansi tinggi, yang menyediakan garis
edar elektrik dari elektroda aluminium hampa udara / vacuum yang ditempatkan
pada permukaan sensor. Suatu lapisan oksida yang dibentuk pada bagian atas
lapisan aluminium konduktif, dan pada bagian atas itu, elektroda
lainnya dibentuk. Lapisan aluminium tersebut dianodized dalam suatu cara untuk
membentuk permukaan oksida berpori.

Elektroda bagian paling atas/diatasnya terbuat dari suatu bentuk emas


berpori yang dapat ditembus gas, dan diwaktu yang sama dapat menyediakan
kontak elektric. Oksida aluminium (Al2O3), seperti banyak material-material
lainnya, yang dengan siap mengabsorbsi air ketika terkontak/terhubung dengan
campuran gas yang mengandung air dalam keadaan beruap air.

C. Thermal Conductivity Sensors (Sensor Konduktivitas Thermal).

Penggunaan konduktivitas thermal dari gas untuk mengukur kelembapan


dapat di ukur oleh sebuah sensor thermistor / dasar (gambar 13.8 a).Dua
thermistor kecil (Rt1 dan Rt2) didukung dengan kawat-kawat tipis untuk
memperkecil rugi konduktivitas thermal. Thermistor pada sebelah kiri dibuka agar
gas yang berada di luar masuk melalui lubang, dan thermistor sebelah kanan
tertutup dengan rapat dalam udara kering. Thermistor tersebut memperkuat /
menghasilkan self- heating pada penerimaan arus rangkaian.
Awalnya, jembatan diseimbangi dalam udara kering untuk menentukan
suatu nilai referensi nol. Keluaran dari sensor ini bertambah secara berangsur-
angsur seperti kenaikan kelembapan absolute dari nol.

II.2.2 Kegunaan Sensor Kelembaban ( TAUFIK HAMZI)

Pada prinsip kerja sensor ini adalah mendeteksi besarnya kelembaban


relative udara di sekitar sensor. Pada bidang industri kapasitif sensor digunakan
sebagai system pengendali suhu dan kelembaban dan pada mesin pengering
kertas. Sedangkan electrical conductivity sensor digunakan sebagai indikator
pengering mesin cuci. Dan thermal conductivity sensor umum nya digunakan
sebagai vacum sensor pada industry misalnya pada mesin pengering.

II.3 Pengukuan Kebisingan (WIDIYA PRATIWI MANSUR)


II.3.1 Sound Level Meter
Sebuah alat ukur kebisingan disebut Sound Meter. Sound Level Meter
merupakan suatu perangkat alat uji untuk mengukur tingkat kebisingan suara
(noise pollution), dimana hal tersebut sangat diperlukan terutama untuk lingkungan
industri, contoh pada industri penerbangan dimana lingkungan sekitar harus diuji
tingkat kebisingan suara atau tekanan suara yang ditimbulkannya untuk
mengetahui pengaruhnya terhadap lingkungan sekitar. Selain itu pengukuran
tingkat kebisingan juga merupakan dasar untuk perancangan akustik suatu
ruangan yang ditujukan untuk aktivitas tertentu dengan parameter tertentu, misal
sebuah concert hall, teater, ruang kuliah, laboratorium dan lain-lain. Alat ini
didesign memberikan respon seperti telinga manusia dengan memasukkan sebuah
penguat dalam rangkaian elektroniknya yang memberikan penguatan tegangan
yang lebih kecil pada frekuensi rendah dan tinggi. Alat ukur ini ditandai dalam
satuan desibel(disingkat dB). Desibel (Lambang Internasional = dB) adalah
satuan untuk mengukur intensitas suara. Huruf "B" pada dB ditulis dengan huruf
besar karena merupakan bagian dari nama penemunya, yaitu "Bell" (Alexander
Graham Bell).

II.3.2 Macam-macam Sound Meter


Sound meter, ada 2 jenis yaitu :

1. Sound meter analog, pada instrumen ini disusun dari rangkaian listrik yang
didesign khusus akan mengkonversi sinyal listrik dari mikropon menjadi
suatu bacaan angka pada skala
Sound meter digital, pada instrument ini disusun dari rangkaian listrik yang
didesign khusus akan mengkonversi sinyal listrik dari mikropon menjadi
bacaan angka yang terdisplai pada layar.

2. Beberapa sound meter digital mengatur rentang pengukuran sendiri. Ia


mampu memilih pengukuran yang terbaik, lalu memperlihatkan pada
display.Ketepatan alat jenis ini jauh lebih baik daripada jenis analog pada
umumnya, yaitu lebih kecil daripada 1% dan sering hanya 0,1 %. Kesalahan
penunjukan akan dihilang oleh display digital.Walaupun instrumen digital
pasti lebih mudah dan jelas dibaca oleh semua orang, tetapi itu hanya benar
kalau besaran yang diukur bersifat statis. Untuk mengukur besaran secara
relatif berubah pelan-pelan, sound meter analog lebih sesuai. Karena itulah,
sound meter analog lebih cocok untuk memperlihatkan trend ( kecendrungan
) jenjang ukuran.

II.3.3 Bagian-bagian Sound Level Meter


Bagian-bagian utama pada sound level mete adalah:
 Microphone : penangkap suara
 Meter Scale : skala penunjuk hasil pengukuran
 Range Switch : batas ukur maksimal (yang digunakan)
 Power Switch : tombol mengaktif dan nonaktif kan alat
II.3.4 Prinsip Kerja Sound Level Meter
Dalam setiap alat ukur pastilah memiliki prinsip kerja yang harus dipahami
oleh orang atau praktikan yang akan menggunakan alat ukur yang akan
digunakan. Prinsip kerja SLM yaitu apabila ada benda bergetar, maka akan
menyebabkan perubahan tekanan udara yang dapat ditangkap oleh alat ini dan
selanjutnya akan menggerakkan meter petunjuk.

 Tekanan suara diubah menjadi tegangan melalui mikrofon.Pada umumnya


mikrofon menggunakan diafragma tipis untuk mengubah tekanan menjadi
gerakan.

 Gerakan ini selanjutnya diubah menjadi tegangan oleh tranduser yang cocok
biasanya tipe kapasitansi piezoelektrik atau tipe kumparan berputar.
 Tegangan keluaran mikrofon secara umum adalah sangat kecil dan pada suatu
tingkat impedansi tinggi; sehingga pada keluaran mikrofon dipergunakan
penguat dengan impedansi masukan dan penguatan yang tinggi. Penguat ac
sederhana relative dapat digunakan, karena tidak diperlukan tanggapan
terhadap tegangan yang static (tak berubah) atau tegangan yang berubah
secara perlahan.
 Berikutnya setelah penguat pertama adalah jaringan imbangan. Jaringan ini
adalah suatu filter elektris yang mempunyai tanggapan frekuensi disesuaikan
sehingga mendekati tanggapan frekuensi telinga manusia rata-rata.
 Jaringan timbangan adalah filter elektris yang dirancang mendekati tanggapan
pendengaran manusia pada tiga tingkat kenyaringan yang berbeda. Sehingga
pembacaan instrument akan menyatakan kenyaringan yang terasakan.
Biasanya disediakan tiga buah filter, yaitu A ( mendekati tanggapan
pendengaran 40 phon ), B ( 70 phon ), dan C ( 100 phon ). Kenyataannya,
banyak pengukuran praktis dibuat dengan menggunakan skala A karena ini
merupakan pendekatan sederhana yang memberikan hasil baik dalam banyak
kasus dan telah ditulis ke dalam banyak standard dan kode. Pembacaan
dilakukan pada jaringan timbangan disebut tingkat suara.
 Selanjutnya pembacaan meter adalah nilai rms dan tekanan suara, ini
dikalibrasi dalam desibel ( dB ) karena desibel mendefinisikan dengan baik
suatu hubungan antara tekanan suara dalam alat.
II.4 Pengukuran Viskositas (ANDI YUSRIANDI PARATAMA)
Viskositas adalah ketahanan aliran suatu cairan (fluida) pada pengaruh
tekanan atau tegangan. Viskositas cairan dapat dibandingkan satu sama lain

dengan adanya koefisien viskositas ( ). Koefisien viskositas adalah gaya

tangensial per satuan luas yang dibutuhkan untuk mempertahankan perbedaan


kecepatan alir. Cairan tertentu mempunyai aliran lebih cepat daripada cairan yang
lainnya. Sebagai contoh, air mempunyai laju alir yang lebih cepat dibandingkan
dengan minyak, gliserin, maupun etilen glikol. Fenomena yang lain adalah jika
masing-masing benda tersebut ditempatkan pada gelas yang berbeda, dan saling
diaduk, maka etilen glikol akan berhenti lebih cepat daripada air.
II.4.1 Konsep Viskositas
Fluida, baik zat cair maupun zat gas yang jenisnya berbeda memiliki tingkat
kekentalan yang berbeda. Viskositas atau kekentalan sebenarnya merupakan gaya
gesekan antara molekul-molekul yang menyusun suatu fluida. Jadi molekul-
molekul yang membentuk suatu fluida saling gesek-menggesek ketika fluida
fluida tersebut mengalir. Pada zat cair, viskositas disebabkan karena adanya gaya
kohesi (gaya tarik menarik antara molekul sejenis). Sedangkan dalam zat gas,
viskositas disebabkan oleh tumbukan antara molekul (Bird, 1993).
Fluida yang lebih cair biasanya lebih mudah mengalir, contohnya air.
Sebaliknya, fluida yang lebih kental biasanya lebih sulit mengalir, contohnya
minyak goreng, oli, madu, dan lain-lain. Hal ini bisa dibuktikan dengan
menuangkan air dan minyak goreng diatas lantai yang permukaannya miring.
Pasti hasilnya air lebih cepat mengalir dari pada minya goreng atau oli. Tingkat
kekentalan suatu fluida juga bergantung pada suhu. Semakin tinggi suhu zat cair,
semakin kurang kental zat cair tersebut. Misalnya ketika ibu menggoreng ikan di
dapur, minyak goreng yang awalnya kental, berubah menjadi lebih cair ketika
dipanaskan. Sebaliknya, semakin tinggi suhu suatu zat gas, semakin kental zat gas
tersebut.
Perlu diketahui bahwa viskositas atau kekentalan hanya ada pada fluida rill
(rill = nyata). Fluida rill / nyata adalah fluida yang kita jumpai dalam kehidupan
sehari-hari, seperti air sirup, oli, asap knalpot, dan lainnya. Fluida rill berbeda
dengan fluida ideal. Fluida ideal sebenarnya tidak ada dalam kehidupan sehari-
hari. Fluida ideal hanya model yang digunakan untuk membantu kita dalam
menganalisis aliran fluida (fluida ideal ini yang kita pakai dalam pokok bahasan
fluida dinamis) (Bird, 1993).
Satuan system internasional (SI) untuk koifisien viskositas adalah Ns/m 2 =
Pa.S (pascal sekon). Satuan CGS (centimeter gram sekon) untuk SI koifisien
viskositas adalah dyn.s/cm2 = poise (p). Viskositas juga sering dinyatakan dalam
sentipoise (cP). 1 cP = 1/1000 p. satuan poise digunakan untuk mengenang
seorang Ilmuwan Prancis yaitu Jean Louis Marie Poiseuille.
1 poise = 1 dyn. s/cm2 = 10-1 N.s/m2
Fluida adalah gugusan molukel yang jarak pisahnya besar, dan kecil untuk
zat cair. Jarak antar molukelnya itu besar jika dibandingkan dengan garis tengah
molukel itu. Molekul-molekul itu tidak terikat pada suatu kisi, melainkan saling
bergerak bebas terhadap satu sama lain. Jadi kecepatan fluida atau massanya
kecapatan volume tidak mempunyai makna yang tepat sebab jumlah molekul yang
menempati volume tertentu terus menerus berubah (while, 1988).
Fluida dapat digolongkan kedalam cairan atau gas. Perbedaan-perbedaan
utama antara cair dan gas adalah :
a. Cairan praktis tidak kompersible, sedangkan gas kompersible dan
seringkali harus diperlakukan demikian.
b. Cairan mengisi volume tertentu dan mempunyai permukaan-permukaan
bebas, sedangkan agar dengan massa tertentu mengembang sampai
mengisi seluruh bagian wadah tempatnya (While, 1988).

II.4,2 Viskometer
Viskometer adalah alat yang dipergunakan untuk mengukur viskositas atau
kekentalan suatu larutan. Kebanyakan viscometer mengukur kecepatan dari suatu
cairan mengalir melalui pipa gelas (gelas kapiler), bila cairan itu mengalir cepat
maka viskositas cairan itu rendah (misalnya cair) dan bila cairan itu mengalir
lambat maka dikatakan viskositasnya tinggi (misalnya madu). Viskositas dapat
diukur dengan mengukur laju aliran cairan yang melalui tabung berbentuk
silinder. Ini merupakan salah satu cara yang paling mudah dan dapat digunakan
baik untuk cairan maupun gas.
Ada beberapa viscometer yang sering digunakan untuk menentukan
viskositas suatu larutan, yaitu :
1. Viskometer ostwald
2. Viskometer Hoppler
3. Viskometer Cup and Bo
4. Viskometer Cone and Plate (Brookefield)
Viskometer ostwald

Gambar II.10 Viskometer ostwald

 Viskometer Ostwald yaitu dengan cara mengukur waktu yang dibutuhkan bagi
cairan dalam melewati 2 tanda ketika mengalir karena gravitasi melalui
viskometer Ostwald.
 Untuk mengkalibrasi viskometer Ostwald adalah dengan air yang sudah
diketahui tingkat viskositasnya.

 Cara penggunaannya adalah :

a. pergunakan viskometer yang sudah bersih.


b. Pipetkan cairan ke dalam viskometer dengan menggunakan pipet.
c. Lalu hisap cairan dengan menggunakan pushball sampai melewati 2 batas.
d. Siapkan stopwatch , kendurkan cairan sampai batas pertama lalu mulai
penghitungan.
e. Catat hasil, Dan lakukan penghitungan dengan rumus.
f. Usahakan saat melakukan penghitungan kita menggenggam di lengan
yang tidak berisi cairan.

Viskometer Hoppler

Gambar II.11 Viskometer Hoppler

 Viskositas dapat juga ditentukan dengan cara hoppler, berdasarkan hukum


stokes (berdasarkan jatuhnya benda melalui medium zat cair). Prosedur Kerja
Dengan Viskosimeter Hoppler:
a. Ukur diameter bola
b. Timbang massa bola
c. Ukur panjang tabung viscometer dari batas atas - batas bawah
d. Tentukan massa jenis masing- masing cairan
e. Ukur temperature alat viskositas Hoppler
f. Isi tabung dengan aquades dan dimasukkan bola
g. Pada saat bola diatas, stopwatch dihidupkan
h. Pada saat bola dibawah, stopwatch dimatikan
i. Catat waktu bola jatuh dari batas atas sampai batas bawah
j. Tabung dibalik
k. Ulangi prosedur c – f sebanyak 3 kali berturut- turut, pada temperature lain
dan cairan yang lain
Viskometer Cup and Bob
Gambar II.12 Viskometer Cup and Bob

 Dalam viskometer ini sampel dimasukkan dalam ruang antara dinding luar
bob/rotor dan dinding dalam mangkuk (cup) yang pas dengan rotor tersebut.
Berbagai alat yang tersedia berbeda dalam hal bagian yang berputar, ada alat
dimana yang berputar adalah rotornya, ada juga bagian mangkuknya yang
berputar.
 Alat viscotester adalah contoh viskometer dimana yang berputar adalah
bagian rotor. Terdapat dua tipe yaitu viscotester VT-03 F dan VT- 04 F :

1. VT -04 F digunakan untuk mengukur zat cair dengan viskositas tinggi,


2. VT-03F untuk mengukur zat cair yang viskositasnya rendah.

 Prinsip pengukuran viskositas dengan alat ini adalah cairan uji dimasukkan
kedalam mangkuk, rotor dipasang .kemudian alat dihidupkan. Viskositas zat
cair dapat langsung dibaca pada skala .
BAB III
PENUTUP

III.I Kesimpulan
 Sensor Suhu atau Temperature Sensors adalah suatu komponen yang dapat
mengubah besaran panas menjadi besaran listrik sehingga dapat mendeteksi
gejala perubahan suhu pada obyek tertentu.
 Thermistor
Thermistor adalah komponen elektronika yang nilai resistansinya
dipengaruhi oleh Suhu. Terdiri atas PTC (Positive Temperature
Coefficient) dan NTC (Negative Temperature Coefficient).
 Thermocouple

 Sensor kelembaan adalah suatu alat ukur yang digunakan untuk membantu
dalam proses pengukuran tingkat kelembaban uap air yang terkandung
dalam udara. Dalam dunia industri ada beberapa sensor kelembaban yang
biasa di gunakan yaitu, Capasitif Sensor, Electrical Conductivity Sensor
(Sensor Konduktivitas Elektrik) dan Termal Conductivity Sensor
(Sensor Konduktivitas Thermal).
 Sebuah alat ukur kebisingan disebut Sound Meter. Sound Level Meter
merupakan suatu perangkat alat uji untuk mengukur tingkat kebisingan
suara (noise pollution),
 Viskositas adalah ketahanan aliran suatu cairan (fluida) pada pengaruh
tekanan atau tegangan. Viskositas cairan dapat dibandingkan satu sama lain

dengan adanya koefisien viskositas ( ).

 Viskometer ostwald
 Viskometer Hoppler
 Viskometer Cup and Bo
 Viskometer Cone and Plate (Brookefield)
DAFTAR PUSTAKA

1. Alan S. Moris, “Measurement & Instrumentation Principles:, Edisi 3,

Butterworth Heinemann, 2001.

2. J.P Holman, “ Experimental Methods for Engineers”, Edisi 8, Mc Graww Hill,

2001.

3. Alexius J. Hebra, “The Physics Metrology”, Springer, 2010.

4. Bela G. Liptak,”Instrument Engineers Book”, Chilton Book Company, 1982.

Anda mungkin juga menyukai