Makalah Instrumen Kalibrasi
Makalah Instrumen Kalibrasi
Makalah Instrumen Kalibrasi
DISUSUN OLEH:
DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang mana Ia telah
memberikan penulis kesehatan, kesempatan bahkan petunjuk dan inspirasi
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat beriring salam tak
lupa penulis sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa
umatnya dari zaman kegelapan menuju zaman yang penuh dengan ilmu
pengetahuan ini.
A. Latar Belakang
Pada zaman sekarang yang semakin maju, dan iklim cuaca yang tidak lagi
menentu jadi pada alat elektronika dikembangkan lah alat yang dapat mengukur
tingkat kelembaban, adapun tujuan pembuatan sensor ini adalah untuk
mengurangi kerusakan pada beberapa barang di tempat industri.
Dalam bidang industri banyak digunakan berbagai sensor, salah satunya
sensor kelembaban yang berfungsi sebagai pengukur kelembaban di bidang
industri. Kelembaban adalah salah satu faktor yang menentukan kondisi cuaca
pada suatu daearah. Kelembaban dapat diukur dengan berbagai macam metode,
salah satunya adalah dengan menggunakan sensor kelembaban. Sensor kelembaan
adalah suatu alat ukur yang digunakan untuk membantu dalam proses pengukuran
atau pendifinisian yang suatu kelembaban uap air yang terkandung dalam udara.
Suhu dan kelembaban merupakan aspek penting dalam menentukan kondisi
cuaca suatu daerah. Saat ini banyak alat ukur kelembaban yang telah
dikembangkan. Peralatan elektronik juga menjadi mudah berkarat jika udara
disekitarnya memiliki kelembaban yang cukup tinggi.
Disamping itu, kebisingan merupakan problem lingkungan yang timbul
akibatpertumbuhan pesat komunikasi, industrialisasi, transportasi, dan populasi
penduduk.Kebisingan adalah suara yang tidak diiinginkan. Kebisingan dapat
menyebabkan kerusakan pada mekanisme alat pendengaran yang ada di telinga
dalam, yaitu tempat suara diubah dalam bentuk impuls syaraf. misalnya yang
merintangi terdengarnya suara-suara, musik dan sebagainya atau yang
menyebabkan rasa sakit.
Kebisingan merupakan sejenis polusi udara dan seperti halnya polusi zat-zat
kimia, dia dapat melukai/merusak, menyebabkan ketulian dan kebutaan yang
serius bila polusi tersebut berlangsung terus menerus dalam jangka waktu yang
lama. Ini merupakan alasan diciptakannya sound meter. Sound meter diciptakan
untuk mengukur kebisingan atau taraf intensitas bunyi yang ditimbulkan oleh
transportasi, mesin industrialisasi, peralatan rumah tangga dan lain-lain. Ukuran
fisik ‘kenyaringan’ ada pada amplitude dan tekanan suara. Untuk ‘tinggi’ suara
adalah frekuensi dan ‘nada’ adalah sejumlah besar ukuran fisik. Kecenderungan
saat ini adalah menggabungkan segala yang merupakan sifat dari suara, termasuk
tingginya, nyaringnya, dan distribusi spectral sebagai ‘nada’.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah
1. Bagaimana definisi pengukuran suhu, kelembaban, kebisingan dan
viskositas?
2. Apa saja jenis sensor suhu, kelembaban, kebisingan dan viskositas serta
prinsip kerja pada masing-masing alat tesebut?
3. Apa kekurangan dan kelebihan sensor suhu, kelembaban, kebisingan dan
viskositas?
C. Tujuan
Dalam makalah ini ada beberapa tujuan yang harus di bahas dan di uraikan
secara jelas antara lain sebagai berikut .
1. Untuk mengetahui definisi sensor suhu, kelembaban, kebisingan dan
viskositas.
2. Mengetahui jenis sensor suhu, kelembaban, kebisingan dan viskositas
serta prinsip kerja pada masing-masing alat tesebut.
3. Mengetahui kekurangan dan kelebihan sensor suhu, kelembaban,
kebisingan dan viskositas
BAB II
PEMBAHASAN
Sensor Suhu atau Temperature Sensors adalah suatu komponen yang dapat
mengubah besaran panas menjadi besaran listrik sehingga dapat mendeteksi gejala
perubahan suhu pada obyek tertentu. Sensor suhu melakukan pengukuran
terhadap jumlah energi panas/dingin yang dihasilkan oleh suatu obyek sehingga
memungkinkan kita untuk mengetahui atau mendeteksi gejala perubahan-
perubahan suhu tersebut dalam bentuk output Analog maupun Digital. Sensor
Suhu juga merupakan dari keluarga Transduser.
A. Termometer Raksa
Alat untuk mengukur suhu disebut dengan termometer. Termometer
memanfaatkan sifat termometrik suatu zat, yakni perubahan sifat-sifat zat karena
perubahan suhu zat tersebut. Termometer pertama kali ditemukan oleh Galileo
Galilei (1564-1642). Termometer ini dinamakan sebagai termometer udara.
Termometer udara terdiri dari sebuah bola kaca yang dilengkapi dengan sebatang
pipa kaca panjang. Kemudian Pipa tersebut dicelupkan ke dalam cairan berwarna.
Ketika bola kaca tersebut dipanaskan, maka udara di dalam pipa akan
mengembang sehingga sebagian udara keluar dari pipa. Tetapi, ketika bola
didinginkan udara di dalam pipa akan menyusut sehingga sebagian air naik ke
dalam pipa. Termometer udara peka terhadap perubahan suatu suhu sehingga suhu
udara saat itu bisa segera diketahui. Walaupun peka terhadap perubahan suhu,
tetapi termometer ini harus dikoreksi setiap terjadi perubahan tekanan udara.
Termometer yang banyak dipakai pada sekarang ini adalah termometer raksa.
Dapat disebut termometer raksa karena di dalam termometer tersebut terdapat air
raksa. Fungsi raksa yaitu sebagai penunjuk suhu. Raksa akan mengembang jika
termometer menyentuh benda yang lebih hangat dari raksa. Raksa mempunyai
beberapa keunggulan, antara lain :
1. Peka terhadap perubahan suhu. Suhu raksa segera sama dengan suhu
benda yang akan diukur.
2. Tidak membasahi dinding kaca sehingga pengukuran dapat menjadi lebih
teliti.
3. Bisa digunakan untuk mengukur suhu rendah (-40 C) sampai suhu tinggi
(360 C). hal tersebut disebabkan karena titik beku raksa mencapai -40 C
dan titik didihnya mencapai 360 C.
4. Mengembang dan memuai secara teratur.
5. Mengkilap seperti perak sehingga mudah terlihat.
B. Termometer Gas
C. Termostat (Thermostat)
Termostat adalah suatu perangkat yang dapat memutuskan dan
menyambungkan arus listrik pada saat mendeteksi perubahan suhu di lingkungan
sekitarnya sesuai dengan pengaturan suhu yang ditentukan. Pada umumnya,
Termostat yang digunakan saat ini dapat kita bedakan menjadi dua jenis utama
yaitu Termostat Mekanikal dan Termostat Elektronik. Termostat Mekanikal pada
dasarnya merupakan jenis Sensor suhu Kontak (Contact Temperature Sensor)
yang menggunakan prinsip Electro-Mechanical sedangkan Termostat Elektronik
menggunakan komponen-komponen elektronika untuk mendeteksi perubahan
suhunya.
Termostat yang bahasa Inggrisnya ditulis menjadi Thermostat ini berasal
dari istilah bahasa Yunani kuno yaitu Thermo yang artinya adalah Panas dan
Statos yang memiliki arti sebagai status quo atau tetap sama. Jika Kedua kata
tersebut disatukan maka akan menjadi arti sebagai “menjaga panas tetap sama”.
Jadi pada saat terlalu dingin, maka termostat akan menyalakan pemanasnya
sehingga suhu menjadi tetap hangat. Perangkat pendeteksi suhu ini banyak
digunakan di perangkat-perangkat listrik seperti Oven, Kulkas, Air Conditioner
(AC), pengendalian suhu mesin di mobil dan Seterika.
Termostat pertama yang ditemukan oleh seorang inovator Belanda yang
bernama Cornelis Drebbel di Inggris pada abad ke-17 adalah Termostat Merkuri
yang digunakan untuk mengatur suhu inkubator ayam. Termostat Modern pertama
yang menggunakan Bi-Metallic ditemukan oleh seorang ahli kimia Skotlandia
yang bernama Andrew Ure pada tahun 1830 untuk mengendalikan suhu di mesin
produksi pabrik tekstil.
Sebuah Termostat mekanikal terdiri dari dua jenis logam yang berbeda dan
ditempel bersama sehingga menjadi bentuk yang disebut dengan Bi-Metallic strip
(atau Bi-Metal Strip). Dua Strip tersebut akan berfungsi menjadi jembatan untuk
menghantarkan atau memutuskan arus listrik ke rangkaian sistem pemanas atau
pendinginnya.
D. Thermistor
Rentang atau Range nilai resistansi yang luas berkisar dari 2.000 Ohm
hingga 10.000 Ohm.
E. Thermocouple
Termokopel merupakan salah satu jenis sensor suhu yang paling populer dan
sering digunakan dalam berbagai rangkaian ataupun peralatan listrik dan
Elektronika yang berkaitan dengan Suhu (Temperature). Beberapa kelebihan
Termokopel yang membuatnya menjadi populer adalah responnya yang cepat
terhadap perubahaan suhu dan juga rentang suhu operasionalnya yang luas yaitu
berkisar diantara -200˚C hingga 2000˚C. Selain respon yang cepat dan rentang
suhu yang luas, Termokopel juga tahan terhadap goncangan/getaran dan mudah
digunakan..Keuntungan Thermocouple adalah sebagai berikut :
Ketika kedua persimpangan atau Junction memiliki suhu yang sama, maka
beda potensial atau tegangan listrik yang melalui dua persimpangan tersebut
adalah “NOL” atau V1 = V2. Akan tetapi, ketika persimpangan yang terhubung
dalam rangkaian diberikan suhu panas atau dihubungkan ke obyek pengukuran,
maka akan terjadi perbedaan suhu diantara dua persimpangan tersebut yang
kemudian menghasilkan tegangan listrik yang nilainya sebanding dengan suhu
panas yang diterimanya atau V1 – V2. Tegangan Listrik yang ditimbulkan ini
pada umumnya sekitar 1 µV – 70µV pada tiap derajat Celcius. Tegangan tersebut
kemudian dikonversikan sesuai dengan Tabel referensi yang telah ditetapkan
sehingga menghasilkan pengukuran yang dapat dimengerti oleh kita.
F. Pyrometer Optik
Prinsip kerja pirometer ini yaitu dengan mengukur radiasi pada salah satu warna
(panjang gelombang). Pirometer optic bekerja berdasarkan pengukuran radiasi
pada suatu panjang gelombang tertentu. Radiasi ini dinyatakan oleh terang benda
tersebut pada warna yang sesuai dengan panjang gelombang. Pengukuran terang
benda ini dilakukan dengan cara membandingkan dengan suatu lampu standard
yang terangnya dapat diatur. Dengan mengatur arus yang melalui lampu, filamen
dari lampu dapat dibuat sama terang dengan benda yang akan diukur suhunya.
Bila terang filament dan benda telah sama maka keduanya akan terlihat baur
menjadi satu. Bila suhu salah satu lebih tinggi maka akan terlihat berbeda.
Besarnya arus yang melalui filamen lampu dapat langsung dikalibrasi menjadi
temperature dari benda tersebut.
Pyrometer optik di rancang untuk mengukur suhu/temperature dimana
puncak emisi radiasi terdapat bagian merah dari spektrum yang terlihat, yaitu
tempat tertentu yang diukur bersinar warna merah yang sesuai dengan
temperature. Alat ini mengukur suhu diatas 600 derajat celcius. Pyrometer optik
berisi filamen tugsten yang dipanaskan di dalam sistem optik. Arus di dalam
filamen akan meningkat sampai warna sama dengan panasnya benda. Pyrometer
optik secara visual membandingkan tingkat kecerahan permukaan sebuah benda
dengan referansi sebuah sumber radiasi tertentu. Benda referensi yang digunakan
biasanya berupa filamen tungsten yang dipanaskan secara elektrik.
jika suatu benda (logam) dipanaskan maka benda tersebut akan
memancarkan radiasi dalam panjang gelombang tertentu lalu yang akan
memanaskan didalam filament tungsten di dalam pyrometer yang akan memanas
sampai mengeluarkan radiasi yang sesuai dengan objek yang diamati alat ukur
tersebut.
Sensor kelembaan adalah suatu alat ukur yang digunakan untuk membantu
dalam proses pengukuran tingkat kelembaban uap air yang terkandung dalam
udara. Dalam dunia industri ada beberapa sensor kelembaban yang biasa di
gunakan yaitu, capasitif sensor, electrical conductivity sensor dan termal
conductivity sensor.
Dimana capasitif sensor adalah kapasitor yang terisi udara dibuat sebagai
sensor kelembaban relative karena uap dalam atmosfer merubah permivitas
elektrik udara. Electrical conductivity sensor disebut dengan “pope elememt”,
yang terdiri dari polystyrene yang diperlakukan dengan asam sulfur untuk
memperoleh karakteristik surface-resistivitas yang diinginkan. Penggunaan
konduktivitas termal dari gas untuk mengukur kelembaban, dapat di ukur oleh
sebuah sensor termistor.
A. Capacitive Sensor.
Dimana :
T = ketentuan suhu (dalam K)
P = adalah tekanan udara basah (dalam mHg)
Ps = adalah tekanan saturasi uap air ditemperatur T (dalam mHg)
H = adalah kelembaban relative (dalam %)
.
Gamba II.7 Block diagram system pengukuran kapasitif
Pada gambar 4. menunjukkan sebuah block diagram system pengukuran
kapasitif, dimana konstanta dielektrik dari contoh/sample material tersebut
merubah frekuensi osilator. Metode tersebut memiliki beberapa keterbatasan ;
sebagai contohnya, keakuratannya kurang ketika pengukuran kelembaban
dibawah 0,5%, material yang dijadikan contoh tersebut harus bersih dari parikel
asing yang memiliki konstanta dielektrik relative yang tinggi (contohnya: benda
metal dan plastic), dan suatu penentuan contoh pengukuran harus dipertahankan.
Prinsip kerja
Pergeseran posisi salah satu keping dan luas keping yang berhadapan
langsung.
Perubahan jarak antara kedua keeping.
Resistansi dari banyak konduktor non metal secara umum tergantung pada
kandungan air konduktor tersebut, yang merupakan suatu dasar dari sensor
kelembaban resistif atau hygrostator
Gambar II.9 Electrical Conductivity Sensors
1. Sound meter analog, pada instrumen ini disusun dari rangkaian listrik yang
didesign khusus akan mengkonversi sinyal listrik dari mikropon menjadi
suatu bacaan angka pada skala
Sound meter digital, pada instrument ini disusun dari rangkaian listrik yang
didesign khusus akan mengkonversi sinyal listrik dari mikropon menjadi
bacaan angka yang terdisplai pada layar.
Gerakan ini selanjutnya diubah menjadi tegangan oleh tranduser yang cocok
biasanya tipe kapasitansi piezoelektrik atau tipe kumparan berputar.
Tegangan keluaran mikrofon secara umum adalah sangat kecil dan pada suatu
tingkat impedansi tinggi; sehingga pada keluaran mikrofon dipergunakan
penguat dengan impedansi masukan dan penguatan yang tinggi. Penguat ac
sederhana relative dapat digunakan, karena tidak diperlukan tanggapan
terhadap tegangan yang static (tak berubah) atau tegangan yang berubah
secara perlahan.
Berikutnya setelah penguat pertama adalah jaringan imbangan. Jaringan ini
adalah suatu filter elektris yang mempunyai tanggapan frekuensi disesuaikan
sehingga mendekati tanggapan frekuensi telinga manusia rata-rata.
Jaringan timbangan adalah filter elektris yang dirancang mendekati tanggapan
pendengaran manusia pada tiga tingkat kenyaringan yang berbeda. Sehingga
pembacaan instrument akan menyatakan kenyaringan yang terasakan.
Biasanya disediakan tiga buah filter, yaitu A ( mendekati tanggapan
pendengaran 40 phon ), B ( 70 phon ), dan C ( 100 phon ). Kenyataannya,
banyak pengukuran praktis dibuat dengan menggunakan skala A karena ini
merupakan pendekatan sederhana yang memberikan hasil baik dalam banyak
kasus dan telah ditulis ke dalam banyak standard dan kode. Pembacaan
dilakukan pada jaringan timbangan disebut tingkat suara.
Selanjutnya pembacaan meter adalah nilai rms dan tekanan suara, ini
dikalibrasi dalam desibel ( dB ) karena desibel mendefinisikan dengan baik
suatu hubungan antara tekanan suara dalam alat.
II.4 Pengukuran Viskositas (ANDI YUSRIANDI PARATAMA)
Viskositas adalah ketahanan aliran suatu cairan (fluida) pada pengaruh
tekanan atau tegangan. Viskositas cairan dapat dibandingkan satu sama lain
II.4,2 Viskometer
Viskometer adalah alat yang dipergunakan untuk mengukur viskositas atau
kekentalan suatu larutan. Kebanyakan viscometer mengukur kecepatan dari suatu
cairan mengalir melalui pipa gelas (gelas kapiler), bila cairan itu mengalir cepat
maka viskositas cairan itu rendah (misalnya cair) dan bila cairan itu mengalir
lambat maka dikatakan viskositasnya tinggi (misalnya madu). Viskositas dapat
diukur dengan mengukur laju aliran cairan yang melalui tabung berbentuk
silinder. Ini merupakan salah satu cara yang paling mudah dan dapat digunakan
baik untuk cairan maupun gas.
Ada beberapa viscometer yang sering digunakan untuk menentukan
viskositas suatu larutan, yaitu :
1. Viskometer ostwald
2. Viskometer Hoppler
3. Viskometer Cup and Bo
4. Viskometer Cone and Plate (Brookefield)
Viskometer ostwald
Viskometer Ostwald yaitu dengan cara mengukur waktu yang dibutuhkan bagi
cairan dalam melewati 2 tanda ketika mengalir karena gravitasi melalui
viskometer Ostwald.
Untuk mengkalibrasi viskometer Ostwald adalah dengan air yang sudah
diketahui tingkat viskositasnya.
Viskometer Hoppler
Dalam viskometer ini sampel dimasukkan dalam ruang antara dinding luar
bob/rotor dan dinding dalam mangkuk (cup) yang pas dengan rotor tersebut.
Berbagai alat yang tersedia berbeda dalam hal bagian yang berputar, ada alat
dimana yang berputar adalah rotornya, ada juga bagian mangkuknya yang
berputar.
Alat viscotester adalah contoh viskometer dimana yang berputar adalah
bagian rotor. Terdapat dua tipe yaitu viscotester VT-03 F dan VT- 04 F :
Prinsip pengukuran viskositas dengan alat ini adalah cairan uji dimasukkan
kedalam mangkuk, rotor dipasang .kemudian alat dihidupkan. Viskositas zat
cair dapat langsung dibaca pada skala .
BAB III
PENUTUP
III.I Kesimpulan
Sensor Suhu atau Temperature Sensors adalah suatu komponen yang dapat
mengubah besaran panas menjadi besaran listrik sehingga dapat mendeteksi
gejala perubahan suhu pada obyek tertentu.
Thermistor
Thermistor adalah komponen elektronika yang nilai resistansinya
dipengaruhi oleh Suhu. Terdiri atas PTC (Positive Temperature
Coefficient) dan NTC (Negative Temperature Coefficient).
Thermocouple
Sensor kelembaan adalah suatu alat ukur yang digunakan untuk membantu
dalam proses pengukuran tingkat kelembaban uap air yang terkandung
dalam udara. Dalam dunia industri ada beberapa sensor kelembaban yang
biasa di gunakan yaitu, Capasitif Sensor, Electrical Conductivity Sensor
(Sensor Konduktivitas Elektrik) dan Termal Conductivity Sensor
(Sensor Konduktivitas Thermal).
Sebuah alat ukur kebisingan disebut Sound Meter. Sound Level Meter
merupakan suatu perangkat alat uji untuk mengukur tingkat kebisingan
suara (noise pollution),
Viskositas adalah ketahanan aliran suatu cairan (fluida) pada pengaruh
tekanan atau tegangan. Viskositas cairan dapat dibandingkan satu sama lain
Viskometer ostwald
Viskometer Hoppler
Viskometer Cup and Bo
Viskometer Cone and Plate (Brookefield)
DAFTAR PUSTAKA
2001.