Laporan Observasi Manajemen Mutu Kendalkerep PDF
Laporan Observasi Manajemen Mutu Kendalkerep PDF
Laporan Observasi Manajemen Mutu Kendalkerep PDF
Oleh
i
LAPORAN OBSERVASI
Diajukan
untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan tugas matakuliah
Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan
Oleh
1. Demanda Firdyan C. 160612613647
2. Naning Yuwanita 160612613666
3. Rianti Sulistyani 160612613635
4. Robi Aturrohmah 160612613644
5. Siti Istiqomah 160612613630
ii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat,
hidayah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan hasil
observasi “Manajemen Mutu dan Standar Pelayanan Kesehatan di Puskesmas
Kendalkerep Kota Malang” ini dapat tersusun dan terselesaikan tepat waktu.
Laporan ini disusun guna untuk menyelesaikan tugas matakuliah
Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan, dimana dalam proses pembuatannya
penulis menemui banyak kendala yang tanpa bantuan dari berbagai pihak tentu
saja laporan ini tidak dapat terselesaikan. Oleh karena itu penulis mengucapkan
terima kasih dan memberikan penghargaan serta memohon maaf atas kesalahan
yang telah penulis lakukan kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
pembuatan laporan ini, adapun pihak-pihak tersebut adalah:
1. dr. Sendhi Tristanti selaku dosen matakuliah Manajemen Mutu Pelayanan
Kesehatan.
2. Orang tua yang telah mendukung secara moril maupun materil.
3. Teman-teman yang sudah saling bekerjasama, memberikan pendapat, saran,
kritikan atas pembuatan laporan survey ini.
4. Semua staf dan tenaga kesehatan di Puskesmas Kendalkerep yang telah
bersedia menjadi responden dan bekerjasama atas penyelesaian tugas
observasi di Puskesmas Kendalkerep.
Penulis menyadari bahwa laporan ini tidak lepas dari kekurangan, untuk
itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat penulis harapkan,
semoga laporan hasil observasi “Manajemen Mutu dan Standar Pelayanan
Kesehatan di Puskesmas Kendalkerep Kota Malang” ini bermanfaat bagi para
pembacanya.
Penulis
iii
RINGKASAN
iv
DAFTAR ISI
Halaman
v
3.5 Mekanisme/Alur Kegiatan Observasi
Di Puskesmas Kendalkerep Kota Malang .......................... 44
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Sejarah Berdirinya Puskesmas Kendalkerep ...................... 46
4.2 Identitas Puskesmas Kendalkerep ...................................... 47
a. Visi Puskesmas Kendalkerep ......................................... 47
b. Misi Puskesmas Kendalkerep ........................................ 48
c. Motto Puskesmas Kendalkerep ...................................... 48
d. Budaya Kerja Karyawan Puskesmas Kendalkerep ........ 49
4.3 Struktur Organisasi Puskesmas Kendalkerep..................... 49
4.4 Alur Pelayanan dan Administrasi Puskesmas
Kendalkerep ...................................................................... 51
4.5 Sumber Pembiayaan Puskesmas Kendalkerep .................. 55
4.6 Stakeholder Puskesmas Kendalkerep ................................ 56
4.7 Asas Penyelenggaraan Puskesmas ..................................... 57
4.8 Jenis Pelayanan Puskesmas Kendalkerep .......................... 58
4.9 Kendala Pelayanan dan Administrasi Puskesmas
Kendalkerep ....................................................................... 60
4.10 Bagan Tim Akreditasi Puskesmas Kendalkerep............... 62
4.11 Bagan Susunan Tim Mutu Puskesmas Kendalkerep ........ 63
4.12 Indikator Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP)
Penilaian Kinerja Puskesmas Tahun 2018 ...................... 64
4.13 Capaian Indikator Mutu Pelayanan Rawat Jalan
Puskesmas Kendalkerep .................................................. 68
4.14 Standar Pelayanan Publik Pelayanan Kesehatan di
Puskesmas Kendalkerep .................................................. 69
BAB V KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan ........................................................................ 73
BAB VI REKOMENDASI BAGI PUSKESMAS KENDALKEREP
6.1 Rekomendasi ...................................................................... 74
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 75
LAMPIRAN .................................................................................................... 76
vi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
ix
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Semakin ketatnya persaingan serta pelanggan yang semakin selektif dan
berpengetahuan mengharuskan Puskesmas selaku salah satu penyedia jasa
pelayanan kesehatan untuk selalumeningkatkan kualitas pelayanannya. Untuk
dapat meningkatkan kualitas pelayanan, terlebih dahulu harus diketahui
apakah pelayanan yang telah diberikan kepada pasien/pelanggan selamaini
telah sesuai dengan harapan pasien/pelanggan atau belum. Manusia adalah
faktor kunci keberhasilan dari suatu pembangunan. Untuk menciptakan
manusia yang berkualitas diperlukan suatu derajat kesehatan manusia yang
prima sehinggadalam hal ini mutlak diperlukan pembangunan kesehatan.
Untuk mendukung pencapaian pembangunan kesehatan pemerintah telah
menyediakan beberapa sarana/fasilitas kesehatan besertatenaga kesehatannya.
Salah satu fasilitas kesehatan yang banyak dimanfaatkan masyarakat adalah
Puskesmas. Sebagai ujung tombak pelayanan dan pembangunan kesehatan di
Indonesia, maka Puskesmas perlu mendapatkan perhatian terutama berkaitan
dengan mutu pelayanan kesehatan Puskesmas. Sehingga, dalam hal ini
Puskesmas terlebih pada Puskesmas yang dilengkapi dengan unit rawat inap
dituntut untuk selalu meningkatkan keprofesionalan dari para pegawainya
serta meningkatkan fasilitas/sarana kesehatannya untuk memberikan
kepuasankepada masyarakat pengguna jasa layanan kesehatan.
Pelayanan kesehatan yang bermutu masih jauh dari harapan masyarakat,
serta berkembangnya kesadaran akan pentingnya mutu, maka UU kesehatan
nomor 23 tahun 1992 menekankan pentingnya upaya peningkatan mutu
pelayanan kesehatan, khususnya ditingkat Puskesmas.Pusat kesehatan
Masyarakat (Puskesmas) adalah organisasi fungsional yang
menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu,
merata, dapat diterima dan terjangkauoleh masyarakat, dengan peran serta
aktif masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah
dan masyarakat. Secara umum, pelayanan kesehatan yang diselenggarakan
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
lainnya saling tergantung dan interaksi, bila salah satu atau beberapa keluarga
mempunyai masalah kesehatan maka akan berpengaruh terhadap anggota dan
keluarga yang lain.
Kelompok khusus Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang
mempunyai kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang
terorganisasai yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan, dan termasuk
di antaranya adalah: a) Kelompok khusus dengan kebutuhan kesehatan
khusus sebagai akibat pertumbuhan dan perkembangan seperti; ibu hamil,
bayi baru lahir, anak balita, anak usia sekolah, dan usia lanjut, b) Kelompok
dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan bimbingan serta
asuhan, di antaranya penderita penyakit menular dan tidak menular, c)
Kelompok yang mempunyai risiko terserang penyakit, di antaranya; wanita
tuna susila, kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba, kelompok-
kelompok pekerja tertentu, dan lain-lain, d) Lembaga sosial, perawatan dan
rehabilitasi, di antaranya; panti werda, panti asuhan, pusat-pusat rehabilitasi
dan penitipan anak (Surniati, 2016).
penanggulangan penyakit.
2. Pendapatan Puskesmas
Sesuai dengan kebijakan pemerintah, masyarakat dikenakan kewajiban
membiayai upaya kesehatan perorangan yang dimanfaatkannya, yang
besarnya ditentukan oleh pemerintah daerah masing-masing (retribusi).
Pada saat ini ada beberapa kebijakan yang terkait dengan pemanfaatan
dana yang diperoleh dari penyelenggraan upaya kesehatan perorangan ini,
yakni:
a. Seluruhnya disetor ke Kas Daerah Untuk ini secara berkala puskesmas
menyetor langsung seluruh dana retribusi yang diterima ke kas daerah
melalui Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
b. Sebagian dimanfaatkan secara langsung oleh puskesmas Beberapa
daerah tertentu membenarkan puskesmas menggunakan sebagian dari
dana yang diperoleh dari penyelenggaraan upaya kesehatan
perorangan, yang lazimnya berkisar antara 25 – 50% dari total dana
15
3. Sumber lain Pada saat ini puskesmas juga menerima dana dari beberapa
sumber lain seperti:
a. PT ASKES yang peruntukkannya sebagai imbal jasa pelayanan yang
diberikan kepada para peserta ASKES. Dana tersebut dibagikan
kepada para pelaksana sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
b. PT (Persero) Jamsostek yang peruntukannya juga sebagai imbal jasa
pelayanan kesehatan yang diberikan kepada peserta Jamsostek. Dana
tersebut juga dibagikan kepada para pelaksana sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
c. JPSBK/PKPSBBM Untuk membantu masyarakat miskin, pemerintah
mengeluarkan dana secara langsung ke puskesmas. Pengelolaan dana
ini mengacu pada pedoman yang telah ditetapkan.
Apabila sistem Jaminan Kesehatan Nasional telah berlaku, akan terjadi
perubahan pada sistem pembiayaan puskesmas. Sesuai dengan konsep
16
yang telah disusun, direncanakan pada masa yang akan datang pemerintah
hanya bertanggungjawab untuk membiayai upaya kesehatan masyarakat,
sedangkan untuk upaya kesehatan perorangan dibiayai melalui sistem
Jaminan Kesehatan Nasional, kecuali untuk penduduk miskin yang tetap
ditanggung oleh pemerintah dalam bentuk pembayaran premi. Dalam
keadaan seperti ini, apabila puskesmas tetap diberikan kesempatan
menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan, maka puskesmas akan
menerima pembayaran dalam bentuk kapitasi dari Badan Penyelenggara
Jaminan Kesehatan Nasional. Untuk itu puskesmas harus dapat mengelola
dana kapitasi tersebut sebaik-baiknya, sehingga di satu pihak dapat
memenuhi kebutuhan peserta Jaminan Kesehatan Nasional dan di pihak
lain tetap memberikan keuntungan bagi puskesmas. Tetapi apabila
puskesmas hanya bertanggungjawab menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat, maka puskesmas hanya akan menerima dan mengelola dana
yang berasal dari pemerintah.
3. Azas keterpaduan
Azas penyelenggaraan puksesmas yang ketiga adalah keterpaduan.
Untuk mengatasi keterbatasan sumberdaya serta diperolehnya hasil yang
optimal, penyelenggaraan setiap upaya puskesmas harus diselenggarakan
secara terpadu, jika mungkin sejak dari tahap perencanaan. Ada dua
macam keterpaduan yang perlu diperhatikan, yakni :
a. Keterpaduan lintas program
Keterpaduan lintas program adalah upaya memadukan penyelenggaraan
berbagai upaya kesehatan yang menjadi tanggungjawab puskesmas.
Contoh keterpaduan lintas program antara lain:
1) Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS): keterpaduan KIA dengan
P2M, gizi, promosi kesehatan, pengobatan.
2) Upaya Kesehatan Sekolah (UKS): keterpaduan kesehatan
lingkungan dengan promosi kesehatan, pengobatan, kesehatan gigi,
kesehatan reproduksi remaja dan kesehatan jiwa.
3) Puskesmas keliling: keterpaduan pengobatan dengan KIA/KB, gizi,
promosi kesehatan, kesehatan gigi .
4) Posyandu: keterpaduan KIA dengan KB, gizi P2M, kesehatan jiwa,
promosi kesehatan
4. Azas rujukan
Azas penyelenggaraan puskesmas yang keempat adalah rujukan.
Sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama, kemampuan yang
dimiliki oleh puskesmas terbatas. Padahal puskesmas berhadapan langsung
dengan masyarakat dengan berbagai permasalahan kesehatannya. Untuk
membantu puskesmas menyelesaikan berbagai masalah kesehatan tersebut
dan juga untuk meningkatkan efisiensi, maka penyelenggaraan setiap
upaya puskesmas (wajib, pengembangan dan inovasi) harus ditopang oleh
azas rujukan. Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggungjawab
atas kasus penyakit atau masalah kesehatan yang diselenggarakan secara
timbal balik, baik secara vertikal dalam arti satu strata sarana pelayanan
kesehatan ke strata sarana pelayanan kesehatan lainnya, maupun secara
horisontal dalam arti antar sarana pelayanan kesehatan yang sama. Sesuai
20
bahan makanan,
2) Rujukan tenaga antara lain dukungan tenaga ahli untuk
penyelidikan kejadian luar biasa, bantuan penyelesaian masalah
hukum kesehatan, penanggulangan gangguan kesehatan karena
bencana alam,
3) Rujukan operasional, yakni menyerahkan sepenuhnya masalah
kesehatan masyarakat dan tanggungjawab penyelesaian masalah
kesehatan masyarakat dan atau penyelenggaraan upaya kesehatan
masyarakat (antara lain Upaya Kesehatan Sekolah, Upaya
Kesehatan Kerja, Upaya Kesehatan Jiwa, pemeriksaan contoh air
bersih) kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Rujukan
operasional diselenggarakan apabila puskesmas tidak mampu.
Secara skematis pelaksanaan azas rujukan dapat digambarkan
sebagai berikut :
terhadap standar yang telah ditetapkan (Crosby, 1990). Sementara itu, mutu
pelayanan kesehatan adalah yang merujuk pada tingkat kesempurnaan
pelaynana kesehatan dalam menimbulkan rasa puas pada diri setiap pasien.
Sama halnya dengan kebutuhan dan tuntutan, makin sempurna kepuasan
tersebut, makin baik pula mutu pelayanan kesehatan. Secara umum
disimpulakan bahwa yang dimaksud dengan mutu pelayanan kesehatan
adalah timbulnya kepuasan rata-rata penduduk, serta tata cara
penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan profesi
yang telah ditetapkan. Oleh karena itu Puskesmas harus menetapkan
indikator mutu setiap pelayanan yang dilaksanakannya atau mengikuti
standar mutu pelayanan setiap program/pelayanan yang telah ditetapkan,
yang dikoordinasikan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota. Untuk
terselengaranya upaya kesehatan bermutu bagi masyarakat di wilayah
kerjanya, maka Tim Manajemen Puskesmas harus mampu bekerja dengan
baik dan profesional, dibawah koordinasi dan supervisi kepala Puskesmas
yang menjalankan fungsi kepemimpinannya yang baik dan tepat sesuai
situasi dan kondisi. Upaya kesehatan yang diberikan harus selalu
memperhatikan kepentingan, kebutuhan dan harapan masyarakat sebagai
konsumen eksternal, kepentingan dan kepuasan dari seluruh staf Puskesmas
sebagai konsumen internal, serta pemerintah daerah kabupaten/kota sebagai
pemilik/owner.
Upaya kesehatan Puskesmas yang dilaksanakan secara merata dan
bermutu sesuai standar, diwujudkan dengan bukti adanya perbaikan dan
peningkatan pencapaian target indikator kesehatan masyarakat dan
perseorangan. Seperti menurunnya angka-angka kesakitan penyakit yang
menjadi prioritas untuk ditangani, menurunnya angka kematian balita,
angka gizi kurang dan atau gizi buruk balita dan maternal, menurunnya
jumlah kematian maternal, teratasinya masalah-masalah kesehatan
masyarakat dalam wilayah kerjanya, dan lainnya. Mutu pelayanan
Puskesmas, meliputi:
a. Penilaian input pelayanan berdasarkan standar yang ditetapkan.
b. Penilaian process pelayanan dengan menilai tingkat kepatuhannya
23
a. Komite medis
b. Organisasi profesi
c. Kepuasan pasien
d. Pengaturan malpraktik
2. Teknik
a. Evaluasi struktur
b. Evaluasi proses
c. Evaluasi hasil
3. Kriteria
a. Eksplisit
b. Implisit
dilaksanakan oleh Pemda untuk rakyatnya, maka target SPM harus 100%
setiap tahunnya. Untuk itu dalam penetapan indikator SPM,
Kementerian/Lembaga Pemerintahan Non Kementerian agar melakukan
pentahapan pada jenis pelayanan, mutu pelayanan dan/atau sasaran/lokus
tertentu.
Jenis layanan standar pelayanan minimal bidang kesehatan di
kabupaten/kota sebagai berikut :
No. Jenis Layanan Mutu Layanan Penerima Pernyataan Standar
Dasar Dasar Layanan Dasar
1. Pelayanan Sesuai standar Ibu hamil. Setiap ibu hamil
kesehatan ibu pelayanan mendapatkan
hamil. antenatal. pelayanan antenatal
sesuai standar.
2. Pelayanan Sesuai standar Ibu bersalin. Setiap ibu bersalin
kesehatan ibu pelayanan mendapatkan
bersalin. persalinan. pelayanan persalinan
sesuai standar.
3. Pelayanan Sesuai standar Bayi baru lahir. Setiap bayi baru lahir
kesehatan pelayanan mendapatkan
bayi baru lahir kesehatan bayi pelayanan kesehatan
baru lahir. sesuai standar.
kesehatan, meliputi :
a) Penimbangan minimal 8 kali setahun, pengukuran panjang/tinggi
badan minimal 2 kali setahun.
b) Pemberian kapsul vitamin A 2 kali setahun.
c) Pemberian imunisasi dasar lengkap.
Dalam rangka perbaikan dan peningkatan kualitas proses dan produk akhir,
maka dipergunakan 8 (delapan) langkah dan 7 (tujuh) tools pengendalian mutu
(quality control). Untuk meningkatkan mutu atau kualitas proses dan produk
akhir dalam suatu sistem pengendalian kualitas dilakukan 8 (delapan} langkah,
sebagai berikut :
1. Menemukan persoalan/tema
2. Menemukan sebab dari persoalan
3. Mempelajarai factor-faktor yang paling berpengaruh
4. Merencanakan penanggulangan
5. Melaksanakan penanggulangan
6. Memeriksa hasil
7. Standarisas
8. Rencana berikutnya
Hubungan atau korelasi 8 (delapan) langkah untuk peningkatan (8 Steps for
improvement) dengan Siklus Deming, 7 (tujuh) Alat Pengendalian Mutu
(Seventh Tools Controls), dan Brain Storming dapat dilihat pada tabel :
Korelasi Deming Cycle-8 Steps-7 Tools dan Brains Storming
37
Ada beberapa jenis lembar isian yang dikenal dan umum dipergunakan
untuk keperluan pengumpulan data, yaitu antara lain: Production Process
38
a. Manusia (man)
b. Metode kerja (work-method).
c. Mesin atau peralatan kerja lainnya (machine/equipment)
d. Bahan-bahan baku (raw materials).
e. Lingkungan kerja (work environment)
BAB III
METODE OBSERVASI
3.1 Waktu dan Tempat
Observasi adalah seluruh kegiatan pengamatan terhadap suatu objek atau
orang lain. Seperti ciri-ciri, motivasi, perasaan dan lain sebagainya (Rangkuti,
2013). Observasi termasuk dalam bagian pengumpulan data langsung dari
lapangan. Dalam penelitian kualitatif data tidak akan diperoleh dibelakang meja,
tetapi harus terjun ke lapangan. Data yang diobservasi dapat berupa gambaran
5tentang sikap, kelakuan, perilaku, tindakan, keseluruhan interaksi antar manusia
(Semiawan, 2015). Observasi Manajemen Mutu dan Standar Pelayanan
Kesehatan di Puskesmas Kendalkerep Kota Malang dilaksanakan dengan rincian
waktu dan tempat sebagai berikut:
Gambaran Umum Waktu Pelaksanaan
Pelaksanaan studi observasi dilakukan selama kurun waktu lima mimggu
dimulai pada 1 Februari hingga 5 Maret 2019 yang digunakan untuk kegiatan
persiapan hingga desiminasi laporan. Berikut adalah jadwal kegiatan yang
dilakukan selama melakukan observasi Manajemen Mutu dan Standar Pelayanan
Kesehatan di Puskesmas Kendalkerep Kota Malang :
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Observasi Tingkat Capaian Mutu dan
Manajemen Mutu Pelayanan Puskesmas Kendalkerep
Minggu ke-
No Nama Kegiatan
1 2 3 4 5
Persiapan
Penyusunan anggota kelompok
Pembagian tempat observasi
Pembuatan surat pengantar dari fakultas untuk
ke Bakesbangpol
1
Pengiriman surat surat pengantar dari fakultas ke
bakesbangpol
Pengambilan surat dari bakesbangpol untuk
Dinas Kesehatan Kota Malang
Pengambilan surat dari Dinas Kesehatan untuk
42
Puskesmas Kendalkerep
Pengantaran surat dari Dinas Kesehatan untuk
Puskesmas Kendalkerep
Perizinan untuk bekerjasama
Pelaksanaan
2 Wawancara dengan kepala bidang tata usaha
Observasi pelayanan di Puskesmas Kendalkerep
Tahap Akhir
3 Penyusunan laporan
Pengumpulan laporan
Sumber: Studi Observasi Tingkat Capaian Mutu dan Manajemen Mutu
Pelayanan Puskesmas Kendalkerep dalam Ruang Lingkup Kerja Dinas
Kesehatan Kota Malang, Februari 2019 Kesmas FIK UMPeminatan AKK
Angkatan 2016
3.2 Ruang Lingkup Observasi
Ruang lingkup observasi ini adalah dalam bidang kesehatan khususnya
pada masalah administrasi dan kebijakan kesehatan. Dalam kegiatan observasi ini
hal yang diamati adalah Manajemen mutu dan capaiannya. Selain itu observasi ini
juga bertujuan untuk melihat kesesuaian antara pelayanan Puskesmas
Kendalkerep dengan Peraturan Menteri Kesehatan No 75 Tahun 2014 tentang
Puskesmas.
3.3 Desain Observasi
Desain observasi ini adalah observasi kualitatif yang bertujuan untuk
menggali fakta yang ingin diketahui dan kemudian dideskripsikan apa adanya,
tidak memanipulasi data serta tidak dilakukan uji hipotesis. Prosedur observasi ini
menghasilkan data deksriptif yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-
orang dan perilakunya yang dapat diamati. Observasi ini mendeskripsikan data
yang telah diterima, menghimpun data yang diperoleh dari hasil observasi
mengenai alur pelayanan dan administrasi di Puskesmas Kendal Kerep Kota
Malang. Selain Observasi kualitatif observasi ini juga menggunakan metode
wawancara, dan dokumentasi.
Observasi ini dilakukan dengan tiga metode yaitu:
43
3.3.1 Observasi
Observasi adalah seluruh kegiatan pengamatan terhadap suatu objek atau
orang lain. Seperti ciri-ciri, motivasi, perasaan dan lain sebagainya (Rangkuti,
2013). Observasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data tentang
manajemen mutu dan capaian mutu pelayanan di Puskesmas Kendalkerep Kota
Malang. Observasi dilakukan dengan cara pengamatan langsung dan pencatatan
secara sistematis. Selain mengamati bagaimana manajemen mutu dan capaian
mutu pelayanan Puskesmas Kendalkerep, observer juga mengamati bagaimana
gedung/bangunan Puskesmas Kendalkerep yang nantinya akan disesuaikan
dengan Peraturan Menteri Kesehatan No 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas.
3.3.2 Wawancara
Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang
merupakan proses interaksi atau komunikasi secara langsung antara pewawancara
dengan responden (Eko, 2015). Dalam kegiatan observasi ini observer
menggunakan metode wawancara terstruktur dengan menggunakan pedoman
wawancara yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Wawancara dalam observasi
ini digunakan untuk memperoleh data tentang manajemen mutu dan capaian mutu
pelayanan di Puskesmas Kendalkerep Kota Malang. Wawancara dilakukan
langsung oleh observer untuk mengetahui dan mengungkapkan tentang
manajemen mutu dan capaian mutu pelayanan dengan Kepala Puskesmas
Kendalkerep Kota Malang, petugas pelayanan, serta pasien pengguna layanan
kesehatan Puskesmas Kendalkerep Kota Malang.
3.3.3 Dokumentasi
Teknik dokumentasi dalam observasi ini dimaksudkan untuk memperoleh
data yang telah tersedia dalam bentuk arsip atau buku yang mendukung observasi
dan kemudian dibandingkan dengan hasil wawancara. Dokumen-dokumen yang
berkaitan dengan masalah observasi ini diperoleh dari Puskesmas Kendalkerep
Kota Malang yang berupa informasi mengenai manajemen mutu dan capaian
mutu pelayanan di Puskesmas Kendalkerep Kota Malang
3.4 Cara Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan
proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu penelitian
44
Gambar 3.1 Alur Kegiatan Studi Observasi Manajemen mutu dan capaian
mutu pelayanan Puskesmas Kendalkerep dalan Ruang Lingkup Kerja Dinas
Kesehatan Kota Malang
Pembuatan Laporan
Hasil Observasi
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Dasar Hukum Penyelenggaraan Puskesmas Kendalkerep
Dasar hukum ataupun landasan hukum adalah legal basis atau legal
ground, yaitu norma hukum yang mendasari suatu tindakan atau perbuatan
hukum tertentu sehingga dapat dianggap sah atau dapat dibenarkan secara
hukum. Begitu juga dalam penyelenggaran Puskesmas sebagai fasilitas
pelayanan kesehatan tingkat pertama bagi masyarakat, maka harus memiliki
dasar hukum dalam penyelenggaraannya. Dalam hal ini landasan hukum
penyelenggaraan Puskesmas Kendal kerep adalah Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 75 tahun 2014 tentang Puskesmas. Sehingga setiap
pelayanan, kegiatan, penyelenggaraan Puskesmas Kendalkerep selalu
mengacu kepada permenkes No 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas (Depkes,
2014) .
4.2 Gambaran Umum Wilayah Puskesmas Kendalkerep
dataran tinggi dengan kondisi tanah yang subur serta letak yang strategis.
Wilayah kerja Puskesmas Mulyorejo meliputi 4 kelurahan yaitu 1) Kelurahan
Bunul Rejo, 2) Kelurahan Kesatrian, 3) Kelurahan Jodipan, 4) Kelurahan
Polehan. Berdasarkan 4 wilayah kerja Puskesmas Kendalkerep maka
diketahui bahwa luas wilayah kerja Puskesmas 559 ha (Depkes, 2014).
4.3 Sejarah Puskesmas Kendalkerep
Hingga pada tahun 1994 luas area Puskesmas Kendalkerep hanya seluas
2
57 m . Berrturut - turut pada tahun 1994 dilakukan perluasan pembangunan di
Puskesmas Kendalkerep, antara lain pembangunan ruang poli gigi seluas 9 m2 ,
ruang tata usaha seluas 36 m2. Pada tahun 1997 dilakukan pembangunan Ruang
KIA dan Fisioterapi seluas 65 m2 serta membangun teras seluas 84 m2 , tahun
2000 dibangun lagi sebuah gudang dan ruang computer seluas 32 m2 . pada tahun
2007 dibangunlah Puskesmas baru yang berada di sebelah barat Puskesmas lama
dengan luas 500 m2 dan berlantai dua. Sejak akhir tahun 2008 semua kegiatan
pelayanan dilaksanakan di Puskesmas yang baru. Pada tahun 2011 bangunan
Puskesmas lama dibongkar dan dibuat bangunan baru yang peruntukannnya
digunakan sebagai unit rawat inap. Sejak awal tahun 2012 unit rawat inap tersebut
telah difungsikan.
Kepala Puskesmas
dr. Lisna
Penanggung Jawab UKM Esensial dan Penanggung Jawab UKM Penanggung Jawab UKP, Jejaring Pelayanan Puskesmas
Keperawatan Kesehatan Masyarakat Pengembangan Kefamarsian dan Laboratorium dan Jejaring Fasilitas Pelayanan
Devi Olivia Soraya, S. TP Wulan Mustikasari, Amd., Keb. dr. Aulia Nur Aini Kesehatan
drg. Isnaini
1. Pelayanan Promkes dan UKS: Ima Chairul Amala, S. ST
a. Promkes : Eira Sari E Warni 1. Pelayanan kesehatan jiwa : Renny Septining W.,
b. UKS : Ima Chairul Amala, S. ST Amd, Kep 1. Pelayanan pemeriksaan umum: dr. Aulia Nur Aini 1. Jaringan pelayanan puskesmas
2. Pelayanan Kesehatan Lingkungan : Veronica Indriyati, Amd., 2. Pelayanan kesehatan gigi masyarakat : drg. Isnaini 2. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut : drg. Ratna a. Pustu Polehan : Fitri Resti Pratama, Amd., Kep.
KL 3. Pelayanan kesehatan tradisional komplementer : Arif Indria S. 2. Jejaring fasilitas pelayanan kesehatan
3. Pelayanan KIA dan KB: Laely Anisah, Amd. Keb. Wiramuki,, Apt 3. Pelayanan KIA dan KB : Laely Anisah, Amd., Keb a. Dokter/dokter gigipraktik mandiri : drg. Isnaini
a. KIA : Laely Anisah, Amd. Keb. 4. Pelayanan kesehatan olahraga: Anisa Mila P., Amd, a. KIA : Laely Anisah, Amd., Keb. b. Bidan praktik mandiri: Fiva Kurnia, Amd., Keb.
b. KB : Titik Hariati, Amd. Keb. Kep. b. KB : Titik Hariati, Amd., Keb. c. Laboratorium: Muhammad Munir, Amd., K.
4. Pelayanan Gizi : Devi Olivia Soraya, S. TP 5. Pelayanan kesehatan indra : Renny Septining W., c. Pelayanan IMS : Titik Hariati, Amd., Keb. d. Rumah sakit: Arif Wiramukti, Apt.
5. Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit :Anisa Mila Amd, Kep. d. IVA : Isrifah Elly W., Amd, Keb. e. Klinik : Pande Made R. S., Amd., Keb.
P., Amd., Keb 6. Pelayanan kesehatan lansia: Supratni, AMK 4. Pelayanan gawat darurat: One Erwin Junaedi, Amd, f. Apotek : Arif Wiwamukti , Apt
a. DBD, malaria, AFP dan Rabies: Ario Yudho W., Amd. Kep. 7. Pelayanan kesehatan kerja : Veronica Indriyanti, Kep.
b. HIV/ AIDS : Syaiful Arif, AMK Amd, KL. 5. Pelayanan gizi: Nuriman, S.KM.
c. Kusta :Condro Negoro, Amd. Kep 8. Pelayanan kesehatan lainnya 6. Pelayanan persalinan: Rizky Handayani, Am., Keb.
d. Diare : Ario Yudho W., Amd. Kep. a. Pelayanan kesehatan remaja: Ima Chairul Amala, 7. Pelayanan rawwat inap : Devia Tri
e. Difteri : Fitri Resti Pratama, Amd, Kep. S. St. Mustikaningtyas, Amd., Kep
f. ISPA : Fiva Kurnia, Amd, Keb. b. Pelayanan kesehatan haji: Anisa Mila P., Amd, 8. Pelayanan kefamarsian: Ina Wahyu Maulida.
g. Penyakit tidak menular : Anisa Mila P., Amd, Kep Kep. 9. Pelayanan laboratorium: dr. Aulia Nur Aini
h. Imunisasi : Ermayanti, Amd Keb. c. Pelayanan tumbuh kembang: Wulan Mustikasari,
i. Survailance : Renny Meita Arifanti, Amd, Kep. Amd., Keb
j. TB Paru : Selvi, Amd, Kep. d. Pelayanan LASS : Syaiful Arif, AMK
k. Pelayanan Kepererawatan Kesehatan Masyarakat : Supratni,
AMK
52
Pesien lama dan baru harus mendaftarkan diri di loket pendaftaran agar
tercatat dalam kartu kunjungan pasien, dengan menunjukkan kartu
identitas (KTP, BPJS) yang masih berlaku. Pasien baru di Puskesmas
Kendalkerep harus mengisi formulir dan dibuatkan kartu berkunjung di
Puskesmas. Pasien lama ataupun baru mengantri di loket pendaftaran
sesuai kategori, lansia dikategorikan di loket pendaftaran sediri
sementara ibu hamil dan umum dijadikan satu di loket pendaftaran
53
ALUR PELAYANAN
b. Sedangkan untuk tenaga non medis dan non PNS yang direkrut oleh Dinas
Kesehatan Kota Malang, terdiri dari :
1. Tenaga rekam medik : 1 orang
58
5. Gula darah
6. Kolesterol
7. Trigliserida
8. HDL kolesterol
9. LDL kolesterol
10. Ureum / Bun
11. Kreatinin
12. Asam urat
13. SGOT
14. SGPT
15. WIDAL
16. HBS AG (Bila ada program)
17. Haemoglobin
18. BTA TB
19. Albumin + reduksi urine
20. HIV (bila ada program)
21. Sifilis (bila ada program)
22. IMS (bila ada program)
h. Tindakan gawat darurat
i. Rawat inap
B. Luar Gedung
a. Posyandu Balita
b. Posyandu Lansia
c. Pelayanan Kesehatan Sekolah / UKS
d. Pelayanan Kesehatan Gigi Sekolah / UGS
e. Pelacakan Kejadian Luar Biasa / KLB
f. Foging
g. Kesehatan Olahraga
h. Penyuluhan kesehatan
i. Upaya Kesehatan Kerja / UKK
j. Pelayanan Kesehatan Tradisional
k. Kelurahan siaga
61
KETUA SEKRETARIAT
Nuriman Imran, S. KM 1. Renny Meitha A, Amd. Kep (Koor)
2. Trisia Hayu Hindarto, Amd. Keb
3. Fitria Wulan Sari, Amd. Keb
4. Ria Tri Romadhoniati, S. Kep. Ners
5. Matea Aprianti, Amd. Keb
4.12 Indikator Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) Penilaian Kinerja Puskesmas Tahun 2018
Tabel 4.12 Indikator UKP Puskesmas Kendalkerep Tahun 2018
Frekuen
Period
Dimensi si Target Sumber
No Indikator Tujuan Definisi Operasional Cara Penghitungan e
Mutu Pengum 2018 Data
Analisa
pulan
2.3.1 Pelayanan Non Rawat Inap
1 Angka kontak Pemanfaata Mengetahui Kontak bila peserta Jumlah peserta 1 bulan 1 bulan 150 per Catatan
n tingkat JKN (per nomor terdaftar yang mil rujukan,
aksesibilitas identitas peserta) yang melakukan kontak P-Care
dan terdaftar mendapatkan dengan Puskesmas
pemanfaatan pelayanan kesehatan dibagi total jumlah
pelayanan (kontak sakit maupun peserta terdaftar di
primer sehat) baik di dalam FKTP per 1000
gedung maupun di luar peserta.
gedung. Catatan: 1
orang dianggap 1
kunjungan dalam 1
bulan tanpa
memperhitungkan
frekuensi kedatangan
peserta
2 Rasio rujukan Koordinasi Mengetahui Kasus non spesialistik Jumlah peserta yang 1 bulan 1 bulan < 5% Register
rawat jalan dan kualitas adalah kasus terkait 144 dirujuk dengan kasus rujukan,
non kerjasama pelayanan diagnosa yang harus non spesialistik P-Care
spesialistik ditangani di Puskesmas dibagi jumlah
66
Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa selama periode tahun 2018, terdapat
beberapa indikator mutu yang belum berhasil dicapai oleh Puskesmas
Kendalkerep. Ada diantaranya beberapa indikator yaitu angka kontak, pada bulan
Januari-Juli dan Oktober-Desember capaian indikator berada di bawah target yang
mana sebesar 150%. Sedangkan pada bulan Agustus dan September berhasil
mencapai target bahkan melebihi, yaitu sebesar 152,16% dan 155,72%. Angka
kontak didapatkan dari jumlah peserta JKN (per nomor identitas peserta) yang
terdaftar mendapatkan pelayanan kesehatan (kontak sakit maupun sehat) baik di
dalam gedung maupun di luar gedung dibagi total jumlah peserta terdaftar di
FKTP per 1000 peserta.
Pada indikator Prolanis (Program Pengelolaan Penyakit Kronis), selama
periode tahun 2018 ditemukan data bahwa selama bulan Januari-Desember belum
70
ada yang mencapai ataupun melebihi target indikator yaitu sebesar 50%.
Pencapaian tertinggi ada pada bulan Oktober yaitu sebesar 44,02%, sedangkan
pencapaian terendah ada pada bulan Juni sebesar 10,98%. Capaian indikator
Prolanis didapat dari jumlah peserta Prolanis yang rutin berkunjung (jumlah
peserta JKN yang terdaftar dalam Prolanis (per nomor identitas peserta) dan
mendapatkan pelayanan kesehatan dalam gedung maupun luar gedung dibagi
jumlah peserta Prolanis terdaftar di Puskesmas dan jaringannya dikali 100%.
Sedangkan pada indikator rujukan non spesialistik dengan target 5%,
Puskesmas Kendalkerep berhasil melampaui target kecuali pada bulan Mei, Juli,
dan Agustus dengan persentase sebesar 0%. Capaian indikator rujukan non
spesialistik didapat dari jumlah peserta yang dirujuk dengan kasus non spesialistik
dibagi jumlah seluruh peserta yang dirujuk oleh Puskesmas dikali 100%.
4.14 Standar Pelayanan Publik Pelayanan Kesehatan di Puskesmas
Kendalkerep
1. Syarat untuk mendapatkan pelayanan di Puskemas:
a. Membawa krtu identitas (KTP/SIM, dll) untuk pasien baru
b. Membawa kartu berobat Puskemas/ Kartu ASKES/ Kartu Jamkesmas
c. Membayar biaya pelayanan sesuai tarif Perda Kota Malang No. 20
Tahun 2005 (kecuali pasien pemegang kartu ASKES/Jamkesmas)
2. Jam buka pelayanan Puskesmas:
a. Senin s/d Kamis : 08.00 – 12.00 WIB
b. Jumat : 08.00 – 10.00 WIB
c. Sabtu : 08.00 – 11.00 WIB
3. Lama pelayanan tiap pasien:
a) Pendaftaran di loket : maksimal 10 menit
b) Pelayanan di poli umum
- Pemeriksaan medis : maksimal 15 menit
- Tindakan medis : maksimal 60 menit
c) Pelayanan di poli gigi : maksimal 30 menit
d) Pelayanan imunisasi : maksimal 10 menit
e) Pelayanan kesehatan ibu anak : maksimal 15 menit
f) Pelayanan KB : maksimal 15 menit
71
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan paparan diatas maka dapat ditarik beberapa kesimpulan
sebagai berikut:
1. Puskesmas Kendalkerep merupakan puskesmas rawat jalan dan rawat inap
2. Puskesmas Kendalkerep memiliki dua jenis pelayanan yaitu pelayanan
dalam gedung dan luar gedung
3. Pelayanan di Puskesmas Kendalkerep menggunakan sistem online dan
offline.sistem online yang digunakan untuk operasional pelayanan di
Puskesmas Kendalkerep bernama Simas dan Be Care.
3. Kendala dalam manajemen mutu adalah kekurangan tenaga kerja sehingga
pelayanan yang diberikan kepada pasien kurang maksimal dan
mengakibatkan menurunnya angka kepuasan pasien.
75
BAB VI
REKOMENDASI BAGI PUSKESMAS KENDALKEREP
6.1 Rekomendasi
Berdasarkan paparan pada bab empat terkait hasil dan pembahasan
studi observasi, observer menemui beberapa kekurangan dan mengajukan
rekomendasi yang dapat digunakan sebagai perbaikan dalam melakukan
pelayanan dan administrasi di Puskesmas Kendalkerep sebagai berikut:
1. Pihak Puskesmas sedang berupaya mengusulkan untuk dibuatkan trayek
angkutan yang melewati Puskesmas Kendalkerep agar pasien dapat
dimobilisasi untuk datang ke Puskesmas dan tidak kesulitan mengakses
Puskesmas. Dengan pengusulan ini diharapkan Pemerintah Kota
Malang menyetujuinya dan dibuatlah angkutan yang melewati
Puskesmas Kendalkerep sehingga pasien dapat mengakses Puskesmas
dengan mudah.
2. Kekurangan sumber daya manusia di Puskesmas Kendalkerep
dilakukan dengan proses rekruitmen pegawai baru. Pihak Puskesmas
menyetorkan data pegawai yang dibutuhkan saat ini ke Dinas
Kesehatan Kota Malang, kemudian Dinas Kesehatan Kota Malang akan
melaksanakan proses rekruitmen pegawai. Untuk banyaknya pegawai
yang diterima dalam proses rekritmen ditentukan oleh Dinas Kesehatan.
Sehingga, jumlah pegawai yang dibutuhkan oleh Puskesmas dan yang
diterima oleh Dinas Kesehatan tidak sesuai. Dari proses rekruitmen
tersebut didapatkan tenagan kesehatan yang berjumlah 3 orang yang
terdiri dari ; 1 orang tenaga rekam medik, 1 orang tenaga kesehatan, dan
1 orang tenaga akuntansi. Yang mana pegawai yang direkrut Dinas
Kesehatan berstatus Non-PNS. Dari proses rekruitmen ini pun
jumlahnya masih kurang untuk mencukupi jumlah tenaga kesehatan
yang dibutuhkan di Puskesmas Kendalkerep. Perlu juga diadakan rapat
rutin untuk mengevaluasi feedback/tanggapan/kritik dan saran yang
diberikan oleh pasien.
76
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran 1
PEDOMAN WAWANCARA
A. Tujuan
Tujuan dari penyusunan pedoman instrumen wawancara kepada pihak
Puskesmas Kendal Kerep adalah untuk mengetahui bagaimana profil
Puskesmas Kendal Kerep serta bagaimana manajemen mutu pelayanan
kesehatan Puskesmas Kendal Kerep.
B. Dasar Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara terkait profil Puskesmas Kendal Kerep beserta
bagaimana manajemen mutu Puskesmas Kendal Kerep berdasarkan pada
Peraturan Menteri Kesehatan No 46 Tahun 2015 tentang Akreditasi
Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktik Mandiri Dokter, dan Tempat
Praktik Mandiri Dokter Gigi.
C. Pertanyaan Panduan
1. Jadwal Wawancara
Hari/Tanggal :
Waktu :
2. Identitas Diri
Nama :
Usia :
Jabatan :
3. Pertanyaan Wawancara
Profil Puskesmas Kendalkerep
1. Bagaimanakah sejarah berdirinya Puskesmas Kendal Kerep
a. Awal berdiri
b. Perkembangan
2. Bagaimanakah Visi Misi dan Motto dari Puskesmas Kendal Kerep
3. Bagaimanakah budaya kerja Puskesmas Kendal Kerep
4. Apakah tujuan, tugas dan fungsi Puskesmas Kendal Kerep
5. Siapa saja yang menjadi stakeholders Puskesmas Kendal Kerep
6. Bagaimanakah struktur organisasi Puskesmas Kendal Kerep
7. Apakah Puskesmas Kendal Kerep sudah memiliki akreditasi
78
Lampiran 2
Dokumentasi Observasi
80