Aditya Yudha Kristiawan (I1e018027)

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 50

PENULIS :

ADITYA YUDHA KRISTIAWAN


I1E018027

DOSEN PENGAMPU :
KUSNANDAR, S.Pd., M.Kes.

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO

2019
History of Wushu i
Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang saya panjatkan puji syukur atas kehadirat Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan Inayah Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan
tugas ini dengan baik.
Buku ini telah saya susun semaksimal mungkin dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak dan berbagai sumber sehingga dapat memperlancar penulisan
buku ini. Untuk itu saya menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah berkontribusi dalam menyelesaikan penulisan buku ini. Tidak lupa saya
sampaikan juga banyak terima kasih kepada bapak KUSNANDAR, S.Pd., M.Kes.
selaku dosen pengampu mata kuliah Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani ini
yang telah memberikan banyak pengetahuan dan wawasan kepada kami semua.
Terlepas dari itu semua, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu,
dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya
dapat memperbaiki untuk kedepannya.

Purwokerto, 20 April 2019

Penyusun

History of Wushu ii
Daftar Isi

Kata Pengantar............................................................................................................ii

Daftar Isi.....................................................................................................................iii

WUSHU..........................................................................................................................1

Sejarah Wushu...............................................................................................................2

5 Elemen Wushu.............................................................................................................5

Perkembangan Wushu Pada Masa Dinasti-Dinasti.......................................................6

Aliran-Aliran Wushu China...........................................................................................8

Perkembangan Wushu Modern...................................................................................27

Jenis-Jenis Wushu di Indonesia...................................................................................33

Ciri Khas Pelatihan Wushu..........................................................................................35

Manfaat Wushu.............................................................................................................38

Pemain-Pemain Wushu Terkemuka.............................................................................40

Daftar Pustaka 45

History of Wushu iii


WUSHU

Wushu ( 武 術 atau 武 术 ; Hanzi: wǔshù) secara harafiah berarti "seni


bertempur/beladiri". Ini merupakan istilah lain dari kung fu yang lebih dahulu
populer, yang berarti "ahli" dalam bidang tertentu, sehingga dalam bela diri sering
ada istilah wingchun kungfu, hunggar kungfu dan lain-lain, yang artinya ahli wing
chun, ahli hunggar dan sebagainya.

Kata Wushu berasal dari dua kata yaitu “Wu” dan “Shu”. Arti dari kata “Wu”
adalah ilmu perang, sedangkan arti kata “Shu” adalah seni. Sehingga Wushu bisa juga
diartikan sebagai seni untuk berperang atau seni beladiri (Gunawan, 2007: 48).
Menurut Sugiarto dkk (1999: 1) yang dikutip oleh Sepnu Khoirul Iskandar (2015: 30)
dalam bahasa Cina (Tiongkok), Wushu berarti seni perkasa atau seni perang. Namun
seni perang bukan hanya seni gerak badan, tapi mencakup hal yang lebih luas, yaitu
seni menggerakan pasukan, mengatur logistik, mengatur strategi dan sebagainya. Jadi
untuk Kata Wushu arti yang paling tepat adalah seni beladiri atau Martial Art.

Di dalam wushu, kita juga mempelajari seni, olahraga, kesehatan, bela


diri dan mental. Mempelajari Wushu tidak hanya terbatas pada hal-hal yang
berhubungan dengan gerakan fisik dan kekerasan saja, tetapi juga melibatkan pikiran.
Mempelajari Wushu berarti kita juga belajar mengolah pernafasan, memahami
anatomi tubuh kita, dan juga mempelajari ramuan atau obat-obatan untuk
memperkuat tubuh maupun untuk pengobatan. Semua aliran kung fu atau Seni
beladiri yang berasal dari China tradisional, baik keras atau lembut dapat disebut
Wushu. Wushu keras termasuk tinju selatan Nanquan dan tinju panjang Changquan.
Wushu lembut termasuk tinju Taiji, Telapak Baguazhang, dan tinju Xingyiquan.
Adapun seni beladiri Wushu yang telah dikembangkan oleh etnis China yang menetap
di wilayah Asia Tenggara (terutama Indonesia) seringkali disebut dengan
istilah Kuntao.

History of Wushu 1
Sejarah Wushu

Mitos mengenai siapakah pencipta Wushu dalam berbagai pustaka tidak


ditemukan, namun bahwa ilmu tersebut tercipta dan berkembang sejalan dengan
evolusi manusia telah dikemukakan oleh beberapa penulis. Dikembangkan berabad
abad oleh masyarakat China seiring dengan upaya untuk mempertahankan hidup.
Perkembangannya dimulai dari masyarakat yang primitif. Pada masa itu bentuk
Wushu sama sekali tidak indah dan muncul dari kebutuhan masyarakat untuk
mempertahankan diri dari binatang buas dan dalam mencari makanan.

Pada zaman dulu dimana manusia masih hidup berdampingan dengan


binatang, keadaan tubuh manusia sangat lemah dibandingkan dengan singa, harimau,
serigala, dsb, yang dibekali taring dan kuku yang tajam dan kuat, kerbau dan banteng
yang memiliki tanduk yang kokoh dan runcing, beruang yang dikaruniai tenaga yang
luar biasa, sedangkan manusia tidak memiliki semua kelebihan itu. Namun, meskipun
fisik manusia lebih lemah dari hewan-hewan buas tersebut, manusia dikaruniai
keistimewaan berupa akal yang tidak dimiliki binatang. Dengan akalnya manusia
mampu berpikir dan berupaya agar tetap dapat bertahan hidup dan tidak punah
dengan menjadi mangsa binatang-binatang buas.

Dari hasil pemikirannya manusia mulai menerapkan sistem jarak, mereka


memanfaatkan batu untuk dilontarkan ke arah lawannya dalam perkelahian jarak
jauh. Keahlian tersebut merupakan dasar dari penggunaan senjata rahasia yang
dilempar sebagaimana sering kita saksikan dalam film-film silat maupun ninja.
Kemudian manusia mulai mencontoh gerakan-gerakan hewan saat berkelahi,
menyaksikan burung bangau melawan seekor ular. Dari cara burung bangau
menyerang dan menangkis serangan dengan menggunakan sayapnya, manusia
kemudian menciptakan jurus bangau. Manusia juga mencontoh gerakan-gerakan kera
yang tengah berjuang dan mempertahankan hidupnya, mengingat kera memiliki
banyak persamaan dengan manusia dari sudut postur maupun anatominya,
manusiapun belajar memanjat pohon, meloncat-loncat dan berkelit dalam

History of Wushu 2
mengelakkan serangan lawan. Manusia belajar bergerak dengan cekatan seperti kera
dan mengetahui yang mana serangan-serangan bertenaga dari pihak lawan yang
semestinya dielakkan, bukan ditangkis. Dari gerakan-gerakan inilah tercipta jurus
kera.

Kemudian manusia mulai memikirkan untuk menggunakan fasilitas dari alam,


seperti menggunakan tongkat kayu dengan batu tajam di ujungnya sebagai senjata,
dimana sekarang sering kita saksikan di film-film maupun kehidupan sehari-hari
sebagai tombak. Dengan menggunakan senjata, kedudukan manusia menjadi semakin
kuat, pengalaman bertempur manusia semakin diperkaya dengan melakukan
pengamatan lanjut terhadap cara-cara hewan dalam mengelakkan serangan manusia
yang bersenjata. Dari situ manusia mulai menyadari bahwa kekerasan dapat
dikalahkan oleh kelemasan sebab ternyata hewan-hewanpun seringkali menggunakan
kelemasan apabila kekuatan pihak lawan ternyata lebih besar. Pengamatan tersebut
memberi inspirasi bagi manusia untuk menggunakan kelemasan dalam mematahkan
kekuatan yang besar.

Manusia terus-menerus menggunakan akalnya tanpa henti, dibuatnya berbagai


alat untuk membela diri dari jarak dekat bila menghadapi pertempuran, disamping
berbagai alat untuk mempermudah dalam memperoleh makanan. Diciptakannya
pisau, linggis, dan sebagainya yang semuanya terbuat dari batu karena pada masa itu
belum dikenal logam. Perkelahian pun menjadi pekerjaan sehari-hari.

Dengan adanya perkawinan, kehidupan perseorangan berubah menjadi


kehidupan berkeluarga. Terbentuknya keluarga memunculkan persoalan baru dimana
tidak jarang terjadi perkelahian diantara sesama manusia untuk memperoleh makanan
dari sumber yang sama. Disamping masih harus menghadapi serangan binatang buas,
manusia juga mulai berseteru dengan sesamanya, perkelahian antar manusia jauh
lebih rumit daripada pertempuran mereka dengan binatang. Fenomena ini
menghasilkan penemuan dan pengembangan senjata semakin banyak, seperti; gada

History of Wushu 3
kayu, pasak kayu, tombak panjang, pisau batu, kapak batu, martil batu, panah tulang,
dll.

Kehidupan keluarga menjadikan manusia hidup berkelompok, dengan


semakin bertambahnya populasi, mereka membentuk rumpun atau suku. Lalu
terbentuklah desa-desa dan dipilihnya orang terkuat sebagai pemimpin. Keahlian bela
diri menjadi salah satu syarat untuk manghantarkan seseorang kepada posisi tertinggi
di desanya, maka mereka mulai termotivasi untuk berlatih Wushu. Kualitas Wushu
meningkat secara bertahap dan banyak gerakan-gerakan baru yang dikembangkan.

Dengan perkembangan waktu, jumlah suku pun kian bertambah dan pimpinan
suku mengangkat dirinya menjadi raja-raja kecil. Merasa dirinya kuat, mereka
menjajah wilayah-wilayah lain sehingga peperangan timbul dimana-mana. Wushu
menjadi salah satu bekal penting dalam memenangkan perang.

History of Wushu 4
5 Elemen Wushu

1. Air: melambangkan kehidupan dan kelembutan, karena air memberi makan


tumbuhan dan bentuk air sendiri yang selalu sesuai dengan wadahnya.

2. Kayu: melambangkan tulang dan otot, sebagai energi dari kehidupan yang jika
terkena api akan mengakibatkan terbentuknya panas sebagai tenaga (otot).

3. Api: melambangkan kekuatan dan ketangkasan, memberi nutrisi dari hasil


pembakaran yang membuat pembaharuan dalam kemajuan.

4. Bumi: melambangkan pertahanan, memberikan tempat bagi berbagai unsur


untuk berkembang.

5. Logam: melambangkan penggunaan senjata, mengkombinasikan berbagai


unsur yang bermanfaat untuk menguasai berbagai senjata yang sangat penting
bagi wushu.

Hubungan berbagai unsur dalam wushu adalah air mendinginkan api, api
menempah logam, logam memotong kayu, kayu tumbuh dari bumi, bumi mengontrol
air. Jadi, semua unsur ini saling berhubungan satu sama lain.

History of Wushu 5
Perkembangan Wushu Pada Masa Dinasti-Dinasti

Dinasti Shang ( 商 潮 ), diciptakan banyak peralatan perang seperti pisau,


kapak, tombak, tombak berbentuk kombinasi pisau, belati dan kapak (senjata jaman
dulu), tombak dengan mata pisau bulan sabit, dll. Pada zaman ini sudah ada
pertandingan Wushu, di samping itu juga masyarakat sudah mampu menggunakan
alat perang demi meningkatkan kemampuan teknik perang.

Dinasti Perang Semi Gugur ( 春 秋朝 ), muncul alat-alat perang yang terbuat


dari besi, jenis peralatannyapun semakin banyak. Sudah sering diadakan lomba untuk
perkembangan seni perang (Wushu).

Dinasti Qin ( 秦 朝 ), untuk perlombaannya sudah ada juri, arena lomba, dan
baju khusus. Pada tahun 1975 di kuburan hutan Phoenix, propinsi Hu Bei ditemukan
Mu Bi ( 木 蓖 ) yang di dalamnya terdapat lukisan yang menggambarkan keadaan
pertandingan Wushu. Di depan panggung terdapat tirai, diatas panggung terdapat tiga
orang bertelanjang dada dan hanya mengenakan celana pendek bertali pinggang,
mereka mengenakan sepatu yang berbentuk runcing di ujungnya. Digambarkan kedua
orang tersebut sedang bertanding dan seorang menjadi juri.

Dinasti Han ( 汉 朝 ), sudah ada tarian perang, tarian pedang, strategi


menyerang, membentuk formasi perang, dan mulai muncul banyak aliran.

Dinasti Selatan Utara, pada masa ini adalah masa perang dimana-mana sering
meletus perang. Pejabat dan bangsawan selalu ingin mencari cara agar dapat hidup
abadi “ 长 生 不 老 ” , rakyatpun mulai mengikuti pola hidup seperti ini yang
menyebabkan Wushu pada zaman ini dilihat sebagai ilmu hitam dan mengakibatkan
Wushu tidak berkembang.

Dinasti Tang (唐朝), Masa ini adalah masa kemakmuran dalam sejarah China
yang menyebabkan Wushu berkembang. Mulai diselenggarakannya pertandingan.

History of Wushu 6
Wushu nasional, mulai adanya standar kemampuan Wushu. Lomba-lomba ini
mendorong orang-orang lebih giat untuk belatih.

Dinasti Song ( 宋 朝 ), Dalam masyarakat sudah mulai bermunculan


organisasiorganisasi Wushu; Grup kejuaraan (英略社), Grup Jin Biao (锦标社), Grup
Yong Di ( 甬 抵 社 ), dll. Pada masa ini juga mulai banyak pertunjukkan Wushu di
jalanan, sedangkan Wushu sebagai bela dirinya sendiri tidak berkembang dikarenakan
adanya halangan dari pemerintahan Song pada masa itu.

Dinasti Yuan ( 元 朝 ), Pada masa ini pemerintah melarang rakyat untuk


menyimpan senjata, apabila ditemukan ada masyarakat yang menyimpan senjata,
maka akan dianggap sebagai pemberontak dan ada sangsi yang akan diberikan, orang
yang mempelajari Wushu akan mengalami kehilangan nyawanya. Hal ini
menyebabkan Wushu hanya dapat dipelajari dan diturunkan secara diam-diam.

Dinasti Ming (明朝), Pada masa ini mulai mengalami perkembangan dari segi
munculnya aliran yang berbeda-beda, seperti Quanshu “拳术” (boxing), peralatannya.

Muncul buku-buku terkenal seperti 《纪效新书》、《武篇》、《耕余剩


技》, karya-karya ini mencatat beraneka ragam keterampilan Wushu, peralatan, nama
gerakan, metode gerakan, dan teori-teori teknis. Beberapa juga menambahkan
gambar-gambar solusi gerakan. Mempelajari Wushu untuk menyediakan dasar
penting bagi generasi berikut.

Dinasti Qing ( 清朝 ), Pada zaman ini pemerintah melarang latihan bela diri,
akan tetapi rakyat mengadakan perkumpulan rahasia untuk belajar Wushu. Wushu
yang terkenal pada zaman ini adalah Taiji quan ( 太极拳 ), Bagua zhang ( 八卦掌 ),
Xingyi quan (形意拳), Baji quan (八集拳), Pigua quan (披挂拳).

History of Wushu 7
Aliran-Aliran Wushu China

1. Shaolin Wushu 少林武术

 Shaolin Wu Quan 少林五拳

 Luohan Quan 罗汉拳

Luohan quan (Cina: 罗汉拳), yang berarti "tinju Arhat", adalah nama
umum untuk semua gaya seni bela diri Cina yang dinamai menurut Arhat,
tokoh-tokoh suci Buddha. Gaya Luohan adalah gaya tertua dan
representatif dari Shaolin kung fu, sehingga nama Luohan quan kadang-
kadang dianggap nama yang sama untuk seluruh sistem seni bela diri Kuil
Shaolin yang luas. Akar asli gaya Luohan berasal dari era awal kuil
Shaolin. Di kuil Shaolin, ada berbagai gaya Luohan. Selain gaya Shaolin
Luohan, ada banyak gaya terkait Luohan yang telah dikembangkan di
banyak daerah lain di Cina. Tangan Shaolin Luohan 18 dan quan Luohan
selalu dipuji sebagai gaya akar berdasarkan pada kebanyakan gaya kung
fu Shaolin dan banyak gaya non-Shaolin lainnya telah dibuat.

 Pao Quan 炮拳

2. Wudang Wushu 武当武术

 Wudang Quan 武当拳

Di Tiongkok kontemporer, gaya seni bela diri Tiongkok umumnya


diklasifikasikan ke dalam dua kelompok besar: Wudang (Wutang),
dinamai menurut Pegunungan Wudang; dan Shaolin, dinamai dari Biara
Shaolin. Wudang quan (Mandarin: 武当 拳; pinyin: Wǔdāng quan; Wade
– Giles: Wu3-tang1 ch'üan2) diterjemahkan sebagai "Tinju Wudang."
Sedangkan Shaolin mencakup banyak gaya seni bela diri, Wudangquan
hanya mencakup beberapa seni yang memanfaatkan pikiran terfokus untuk

History of Wushu 8
mengendalikan pinggang, dan karenanya tubuh; ini biasanya meliputi T'ai
chi ch'uan, Xing-Yi chuan dan Bagua zhang, tetapi juga harus
menyertakan Baji chuan dan Wudang Sword. Meskipun nama Wudang
hanya membedakan keterampilan, teori dan aplikasi dari seni internal dari
orang-orang dari gaya Shaolin, itu secara salah menyarankan seni ini
berasal dari Pegunungan Wudang. Nama Wudang berasal dari legenda
Cina populer yang secara keliru menyatakan asal usul Tai chi chuan dan
Pedang Wudang oleh seorang pertapa abadi bernama Zhang Sanfeng yang
tinggal di biara-biara di Gunung Wudang.

Wudangquan sering digunakan secara sinonim dengan Neijia, tetapi


secara tegas Neijia adalah istilah yang lebih luas yang juga mencakup,
misalnya, Aikido [meragukan - membahas] [tidak dalam kutipan yang
diberikan] dan Qigong, yang bukan Wudangquan.

 Taiyi Wuxing Quan 太乙五行拳

Taiyi Wuxing Quan ( 太 乙 五 行 拳 ) atau dengan nama lengkap


"Wudang Taiyi Qin Pu 23 Postur" ( 武当 太乙 擒 扑 二十 三 势) atau
Liangyi Quan (两仪 拳), rangkaian Praktik Wudang ini dipraktikkan dan
dipopulerkan oleh Aisin Gioro Pu Xuan (Jin Zitao), yang belajar di Zi
Xiao Gong (Istana Ungu) dan diajar oleh Pendeta Daoist Li Helin ( 李 合
林 , Generasi ke-16 dari Divisi Wudang Long Men, murid Xu Benshan).
Dikatakan juga bahwa himpunan ini diciptakan oleh Generasi ke-8
Wudang Long Men Master Zhang Shouxing ( 张 守 性 ) di dinasti Ming
selama tahun-tahun Hongzi (1487-1505). Dia dikatakan telah
mendasarkan gaya pada integrasi Lima Satwa Frolics Hua Tuo dan latihan
DaoYin Tao tradisional. Meskipun bagus untuk penanaman kesehatan, ini
juga merupakan metode pertempuran khusus. Taiyi Wuxing quan
menekankan netralisasi kekuasaan, menggunakan daya ungkit dan

History of Wushu 9
keseimbangan menuju kekuatan yang masuk, menerapkan grappling dan
rongga titik vital yang bersatu untuk mengatasi lawan.

3. Taiji quan 太极拳

 Chen Shi Taiji quan 陈氏太极拳

Gaya keluarga Chen (陳家 、 陳氏 atau 陳 式 太極拳) adalah bentuk


tertua dan orang tua dari lima gaya keluarga tradisional Tai chi. Gaya
Chen dicirikan oleh Silk reeling (chán sī jìn; 纏 絲 勁), bergantian gerakan
cepat / lambat dan semburan kekuatan (fa jin; 發 勁).

Tai chi ch'uan kontemporer biasanya dipraktikkan untuk sejumlah


alasan yang berbeda-beda: kesehatan, keterampilan seni bela diri eksternal
/ internal, estetika, meditasi atau sebagai olahraga atletik / kompetisi
(kadang-kadang disebut "wushu tai chi"). Oleh karena itu, sistem, praktik,
dan pilihan rutinitas pelatihan guru biasanya menekankan salah satu
karakteristik ini selama pelatihan. Kelima sekolah tradisional, justru
karena mereka tradisional, berupaya untuk mempertahankan penerapan
bela diri dari metode pengajaran mereka. Beberapa berpendapat bahwa
tradisi Chen menekankan kemanjuran bela diri ini pada tingkat yang lebih
besar.

 Yang Shi Taiji quan 杨氏太极拳

Pencetus tinju Taiji gaya Yang adalah Yang Luchan (1800-1873) dari
Yongnian di Provinsi Hebei. Yang pergi untuk mempelajari tinju Taiji dari
Chen Changxing di Lembah Chenjia ketika masih kecil. Ketika dewasa, ia
kembali ke kota asalnya untuk mengajar seni. Untuk memenuhi kebutuhan
orang-orang biasa, Yang Luchan membuat beberapa perubahan, dan
menjatuhkan beberapa gerakan yang sangat sulit, seperti kekuatan
menjengkelkan, lompatan luas dan pukulan kaki. Putranya mempersingkat
rutinitas yang selanjutnya disederhanakan oleh cucunya. Bentuk cucu dari

History of Wushu 10
tinju Taiji gaya Yang kemudian diambil sebagai protokol dari tinju gaya
Yang. Karena posturnya yang nyaman, kesederhanaan dan kepraktisan,
bentuk ini telah menjadi rutinitas yang paling populer untuk latihan dan
latihan.

Tinju Taiji yang bergaya menampilkan gerakan dan aksi yang


menyenangkan yang menggabungkan kekerasan, kelembutan, dan
kealamian. Ketika berlatih, praktisi harus rileks untuk membentuk
kelembutan yang berubah menjadi kekerasan, sehingga menggabungkan
yang keras dan lunak. Taiji Quan Yang-style dibagi menjadi tiga sub
rutinitas, yaitu rutinitas postur tinggi, postur menengah, dan postur rendah,
semuanya dengan gerakan dan tindakan yang nyaman dan menyenangkan.

 Sun Shi Taiji quan 孙氏太极拳

Gaya Sun ( 孙 氏 ) t'ai chi ch'uan terkenal dengan gerakannya yang


halus dan mengalir yang menghilangkan gerakan berjongkok, melompat
dan fa jin yang lebih kuat secara fisik dari beberapa gaya lainnya.
Posturnya yang lembut dan sikap yang tinggi membuatnya sangat cocok
untuk terapi seni bela diri.

 Wu Shi Taiji quan 吴氏太极拳

Gaya keluarga Wu (Cina: 吳家 atau 吳氏; pinyin: wújiā atau wúshì)


t'ai chi ch'uan (Taijiquan) dari Wu Quanyou dan Wu Chien-ch'uan (Wu
Jianquan) adalah bentuk paling populer kedua dari t'ai chi ch'uan di dunia
saat ini, setelah gaya Yang, dan keempat dalam hal senioritas keluarga.
Gaya ini berbeda dari gaya Wu dari t'ai chi ch'uan (武氏) yang didirikan
oleh Wu Yu-hsiang. Sementara nama-nama berbeda dalam pengucapan
(Cina: 武 氏 ; pinyin: wǔshì) dan karakter Cina yang digunakan untuk
menulis mereka berbeda, mereka sering diromanisasi dengan cara yang
sama.

History of Wushu 11
 Zhao Bao Taiji quan 赵堡太极拳

Zhaobao taijiquan (diucapkan jao-bao) (Cina: 趙 堡 太極拳) adalah


gaya taijiquan yang sering dianggap sebagai gaya modern, tetapi
sebenarnya memiliki garis keturunan yang didokumentasikan kuat yang
menegaskan keasliannya sebagai gaya kuno taijiquan dan sebagai
transmisi sejati dari Jiang Fa pada akhir abad ke-16.

 Xuanmen Taiji quan 玄门太极拳

 Li Shi Taiji quan 李氏太极拳

Gaya Lee t'ai chi ch'uan (李氏 太極拳) terkait erat dengan serangkaian
disiplin Seni Tao yang diajarkan dalam gaya Lee termasuk Qigong, Tao
Yin, Ch'ang Ming, Pengobatan Tradisional Cina, alkimia Tao. , Feng Shou
Kung Fu, dan latihan senjata. Menurut para praktisi, ini pertama kali
dibawa ke Barat pada 1930-an oleh Chan Kam Lee dan kemudian
dipopulerkan oleh Chee Soo yang adalah Presiden Masyarakat Tao
Internasional dari tahun 1958 hingga kematiannya pada tahun 1994. Gaya
Lee t'ai chi ch'uan terdiri dari dua bentuk yang dikenal sebagai 'tarian' atau
Tiào wǔ 跳 舞 , dan 'bentuk'. Latihan lainnya termasuk I Fu Shou atau
'tangan lengket', Tangan Berputar, Lengan Berputar, dan berbagai latihan
pengembangan qi dan Li. Gaya Lee t'ai chi terkait dengan pelatihan Seni
Bela Diri, dan ada lima bidang pengembangan berbeda yang terdiri dari
keseluruhan Seni

 Jianhua Taiji quan 简化太极拳

Jian Hua Tai Ji Quan (Bentuk Pendek Tai Chi Chuan). Pada tahun
1956, pemerintah Cina mengeluarkan seperangkat tai chi quan yang
disederhanakan berdasarkan urutan atau gerakan Sekolah Yang paling
populer. Ini terdiri dari 24 gerakan yang berkembang dari yang mudah ke

History of Wushu 12
yang sulit, dan membutuhkan waktu sekitar 5 menit untuk
menyelesaikannya.

4. E’ Mei Wushu 峨嵋武术

5. Nan Quan 南拳

Nanquan (Mandarin: 南拳; pinyin: Nán quán; secara harfiah: 'kepalan


selatan', atau Cina: 南 派; pinyin: Nán pài; secara harfiah: 'sekolah selatan')
merujuk pada klasifikasi seni bela diri Tiongkok yang berasal dari selatan
Sungai Yangtze Tiongkok dengan penekanan pada "pukulan pendek" pada
gerakan senjata terutama pada gaya selatan seperti Hung Kuen, Choi Lei Fut,
Hak Fu Mun, Wuzuquan, Wing Chun dan sebagainya.

 Guandong Wudaming Quan 广东五大名拳

 Jilifei quan 激励飞拳

 Cailifo quan 蔡李佛拳

 Yongchun quan 永春拳

Untuk asal usul gaya, ada tiga jenis tampilan utama. Beberapa
mengatakan itu diciptakan oleh Yan Shanniang, yang tinggal di Kabupaten
Wing Chun (Kabupaten Yong Chun), dan karenanya namanya. Ini adalah
salah satu bentuk gaya tinju paling populer dari cabang Shaolin Kung Fu,
yang juga telah berkembang dengan baik di Eropa. Beberapa mengatakan
itu diciptakan oleh Fang Yongchun. Yang lain mengatakan itu dibawa oleh
Shaolin Nun, seorang master Gaya Kung Fu tinju, dan dia memberikan
gaya tinju kepada pengikutnya Yan Yongchun, karena itu namanya.

 He Quan 鹤拳

 Feihe quan 飞鹤拳 Flying crane fist

History of Wushu 13
Feihe quan adalah teknik tinju tradisional dan milik salah satu
crane Nanpai. Feihequan "pas untuk terbang", yang disebut pas
adalah arti peregangan. Karakteristik Feihequan lebih banyak
gambar, peregangan dan murah hati daripada crane lainnya.
Feihequan menganalogikan sayap terbang, lompat, dan sayap, serta
aksi derek lainnya, inhalasi seperti terbang, seringkali dengan
bantuan suara, dan gambar aksi itu indah. Seperti Nanquan
lainnya, Feihequan juga berbicara tentang menelan, meludah,
mengambang, dan tenggelam.Gerakan kedua lengan lebih seperti
gelombang sayap crane.

Feihequan adalah seni bela diri tradisional yang beredar di


pantai tenggara Cina , Hong Kong, Makau dan Taiwan, dan bahkan
Asia Tenggara. Metode tinju yang cerdik dan kaya serta bervariasi
sangat dicintai oleh masyarakat setempat, terutama legenda mitos
dalam penciptaan dan interpretasinya, yang lebih banyak
dibicarakan.

 Shihe quan 食鹤拳 Feeding crane fist

 Shehe quan 宿鹤拳 Roosting crane fist

 Niaohe quan 鸣鹤拳 Calling crane fist

 Baihe quan 白鹤拳 White crane fist

Tinju Minghe berasal dari metode tinju derek putih dari Baihe
Xianshi Fang Qi Niang. Rumah Quanzhou Yongchun Zeng Si
adalah murid Fang Qi Niang. Untungnya, Fang Qi Niang secara
pribadi mengajarinya dan mengetahui bahwa metode tinju derek
putih itu benar. Zeng Si Ji Chuanzi, rasul Zheng, Lin, Cai, Qiu,
Wu, Xu, Kang, Zhou, Yan, Zhang, Li, dll., Dikenal sebagai "dua
puluh delapan tampan", semuanya generasi yang terkenal, dan

History of Wushu 14
"hanya Zheng Lishu memiliki metode pengajaran yang sangat
tinju, yang dibagi menjadi metode tinju atas, menengah dan
bawah. Ini adalah nenek moyang pertama dari tinju Minghe.
(Catatan: Di berbagai sekolah Baihequan, hanya tinju Minghe yang
mewarisi metode tinju atas, tengah dan bawah dan rutinitas
lengkap. Ini adalah bukti kuat, dan rutinitas tradisional dari Boxing
Minghe adalah: delapan langkah, bingkai tengah (zhongli), panah
lunak, dan tujuh adegan, yang merupakan fosil hidup dari metode
tinju derek putih Fang Qiiang.

 Zonghe quan 纵鹤拳 Vertikal Crane Fist

 Wuzu quan 五祖拳

Fist Lima Leluhur ( Wuzuquan atau Ngo-cho Kun ) adalah seni bela
diri Tiongkok Selatan yang terdiri dari prinsip dan teknik dari lima gaya:

 metode pernapasan dan tubuh besi Bodhidharma (達 尊 拳)

 postur dan kekuatan dinamis Luohan (羅漢拳)

 gerakan presisi dan efisien Kaisar Taizu (太祖 拳)

 teknik tangan dan kelembutan dan kekerasan pelengkap Fujian


White Crane (白鶴 拳)

 kelincahan dan gerak kaki Monyet (猴拳)

Kelima gaya dan teknik karakteristik mereka digabungkan selama


penciptaan Sistem Lima Leluhur. Mereka dikonsolidasikan oleh pengaruh
keenam, Xuan Nu , juga dikenal sebagai Hian Loo ( 玄女 拳 ) dan "The
Lady in the Green Dress", yang memperkenalkan teknik yang paling
mematikan, Dim Mak —segera menyerang ke titik-titik tekanan tubuh

 Famen quan 法门拳

History of Wushu 15
 Wujia quan 巫家拳

Wu jia quan adalah seni tinju keluarga Wu. Keluarga Wu dimulai


sekitar 2900 tahun yang lalu oleh putra tertua Chou Tai-Wang dari Dinasti
Chou, Chou Tai-Pou ketika dia dengan anggun turun dan membiarkan
adik bungsunya mengambil mahkota. Kemudian Tai-Pou mengubah nama
keluarganya menjadi Wu.

6. Tongbei quan 通背拳

Tongbeiquan ( 通 背 拳 tōngbèiquán ; secara harfiah "Menyebarkan


Kekuatan dari Tinju Belakang", seperti tong berarti "melalui," bei berarti
"kembali" dan quan berarti "kepalan") adalah sekolah seni bela diri yang
populer di Cina utara, yang dikenal karena menarik lawan dari jarak
maksimum. [2] Ajaran dasar Tongbeiquan pada dasarnya adalah ajaran Tao
dan banyak metode pelatihan di Tongbeiquan serupa dengan yang ada di gaya
internal. Dalam pelatihan Tongbeiquan tradisional, beberapa bagian termasuk:
pelatihan dasar (kuda-kuda, teknik lengan, teknik kaki dan pengondisian),
kombinasi, pelatihan bentuk, latihan tanding gratis dua orang, pelatihan
senjata, dan pelatihan qigong .

 Wuxing Tongbei quan 五行通背拳

Wuxing Tongbei quan mengambil lima elemen sebagai intinya dan


back-through sebagai aplikasinya. Back-through Boxing menggunakan
lima elemen filosofi tradisional Tiongkok sebagai teori dasarnya. Filosofi
ini percaya bahwa surga adalah makrokosmos sementara manusia adalah
mikrokosmos tetapi prinsip-prinsip sistem tetap konstan terlepas dari
ukurannya. Kelima unsur langit adalah logam , kayu , air , api , dan bumi,
sedangkan yang manusia adalah jantung, hati, limpa, paru-paru dan
ginjal. Lima elemen tinju adalah gulat, batting, piercing, axing dan
boring. Filosofi tinju Cina percaya bahwa segala sesuatu di dunia

History of Wushu 16
menemukan akarnya dalam lima elemen sementara semua sekolah
Boxing juga didasarkan pada lima elemennya.

 Qi Pai Tongbei quan 祁家通背拳

Secara umum, karena waktu dan garis keturunan pengajaran, Qi Pai


Tongbeiquan telah berkembang menjadi dua praktik utama - Lao Qi Pai
( 老 祁 派 ) - Metode asli Tong Bei Quan besar, cepat dan kuat dengan
maksud pertempuran murni efektivitas. Inilah yang disahkan oleh Qi Xin.
Tongbeiquan yang sangat bertempur dan praktis ini jarang dialami saat ini
karena kebanyakan keturunan berasal dari evolusi Shao Qi Pai. Shao Qi
Pai ( 少 祁 派 ) - Setelah studinya dengan master lain, Qi Taichang
menambahkan beberapa perubahan pada keterampilan asli yang membuat
mereka lebih seimbang antara keras dan lunak (atau internal), serta
membuat sistem teknik sesuai dengan 5 elemen. .

Baik Lao Qi Pai dan Shao Qi Pai meskipun berbagi beberapa


pendekatan yang berbeda, tekniknya praktis sama. Lao Qi Pai saat ini
kurang populer dan bahkan Shao Qi Pai lebih dikenal oleh turunannya
seperti Wuxing Tongbeiquan. Banyak murid Qi Xin, Qi Taichang dan Jia
Xing meneruskan warisan tuan mereka dan menjadi legendaris di seluruh
Jianghu (Dunia Bela Diri). Terkenal karena arsenal menakutkan berupa
serangan kuat yang terus menerus mencambuk dan kekuatan luar biasa
yang dihasilkan melalui punggung, Tongbeiquan menjadi ditakuti oleh
banyak orang dan dipuja oleh para praktisi.

7. Xingyi Quan 形意拳

Xingyi quan adalah ilmu bela diri Tiongkok yang menggabungkan


filosofi Wu Xing (lima elemen) ke dalam jurus-jurusnya.Xingyi adalah ilmu
bela diri tertua di antara tiga ilmu bela diri neijia (lainnya adalah Baguazhang
dan Taijiquan). Pada zaman dahulu Xingyiquan juga disebut Xin Yi Liu He

History of Wushu 17
Quan (terjemahan lepas: Jurus (pukulan) Enam Keharmonian Hati dan
Pikiran). Mempunyai dua belas gerakan yang berasal dari binatang, yaitu
naga, macan, monyet, kuda, buaya, ayam jago, burung elang, burung
swallow, burung rajawali, beruang dan roc (binatang legenda).

Pembentukan jurus ini terikait dengan Jendral Yue Fei(1103-1141)


biarpun tidak ada data tertulis mengenai hal ini. Sedangkan
pengembangannya dilakukan oleh Ji Long Feng, seorang petarung dari
Dinasti Ming yang terkenal akan kemahirannya memainkan tombak.

 Song Shi Xingyi quan 宋氏形意拳

Dasifu mengajarkan Song Shi Xingyi Quan dan Xingyi Sword


tradisional. Dasifu belajar di bawah Song Guang Gua. Xing Yi Quan
adalah salah satu dari tiga gaya paling terkenal dari wushu internal. Hal
ini diyakini telah dikembangkan oleh pahlawan dan jenderal wushu
Dinasti Song, Yue Fei dan memperoleh popularitas luas selama Dinasti
Qing. Xing Yi Quan menggunakan Teori Lima Elemen dalam
penerapannya dan mengandalkan Enam Harmoni dalam praktik dan
penanamannya. Enam Harmoni dapat dipecah menjadi Tiga Harmoni
Eksternal dan Tiga Harmoni Internal:

Tiga Harmoni Eksternal :

 Lengan dan kaki dalam sinkronisitas dan harmoni.

 Siku dan lutut dalam sinkronisitas dan harmoni.

 Bahu dan pinggul dalam sinkronisitas dan harmoni.

Tiga Harmoni Internal :

 Hati / pikiran bertindak selaras dengan kehendak / niat.

 Kehendak / niat bertindak selaras dengan energi internal.

History of Wushu 18
 Energi internal bertindak selaras dengan kekuatan.

 Shang Shi Xingyi quan 尚氏形意拳

Shang Yunxiang (尚云祥), alias Shang Jiting (尚 霁 亭), adalah master


Xingyiquan yang terkenal pada akhir Dinasti Qing (1644–1911) dan awal
Minguo (Republik Tiongkok, 1911–1949). Ia dilahirkan di Kota Leling,
Provinsi Shandong, pada tahun 1864. Ia meninggal pada usia 73 tahun
pada 1937.

Shang adalah seorang inspektur dengan militer lima kota dan menjadi
kepala keamanan rumah untuk Kasim Pengadilan Qing dan Panglima
Militer Daerah Li. Ia dikenal karena anggota tubuhnya yang kecil dan
perut yang besar. Perutnya dikatakan menunjukkan kekuatan legendaris
— banyak petinju yang diduga mematahkan pergelangan tangan mereka
dengan meninju perutnya.

Shang memperoleh keterampilan Xingyiquan- nya dari Li Cunyi ( 李


存 义 , 1847–1927). Pada awalnya, Li Cunyi menolak untuk menerima
Shang sebagai siswa karena "fisiknya yang tidak ideal untuk seni bela
diri". Shang kurus dan pendek, dengan ketinggian kurang dari 1,6 meter.
Di bawah perantara Zhou Mingtai (周明泰, seorang siswa Liu Qilan ) Li
Cunyi menerima Shang Yunxiang sebagai muridnya. Ketika dia lebih tua,
Shang juga belajar Baguazhang dari Li Cunyi dan Cheng Tinghua (程庭
华 , 1848–1900). Shang terkenal karena keahliannya dengan Beng Quan
(salah satu dari lima keterampilan dasar Xing Yi Quan). Karena ia
terampil dalam pertempuran, Guo Yunshen ( 郭 云 深 , 1820-1901)
mengunjunginya secara pribadi untuk mengajarinya tentang metode Beng
Quan (yang juga dikenalnya).

 Che Shi Xingyi quan 车氏形意拳

History of Wushu 19
 Liuhe Xingyi quan 六合拳

Liuhe Xingyi Quan (harfiah – Fist of Mind, Niat dan Enam harmoni)
adalah seni bela diri yang dikembangkan di Provinsi Henan Cina antara
Hui (Islam) kewarganegaraan. Hal ini dianggap sebagai salah satu yang
paling kuat dan berorientasi melawan gaya antara lain cina Seni Bela Diri,
dan untuk waktu yang lama itu telah dikenal untuk efektivitas dalam
memerangi, sementara sangat sedikit benar-benar tahu metode praktek
gaya. Liuhe Xinyi Quan, bersama dengan Cha Quan dan Qi Shi Quan
(Tinju Tujuh Postur), telah dianggap “Jiao Men Quan” ( “agama –
misalnya Islam – tinju”) dimaksudkan untuk melindungi pengikut Islam
di Cina.

Selama lebih dari dua abad gaya telah dirahasiakan dan hanya
ditransmisikan sangat sedikit Muslim praktisi. Hanya pada awal abad ini
asli pertama cina (Han kewarganegaraan) belajar gaya, tapi sampai
sekarang masih yang paling terampil ahli Liuhe Xinyi Quan dapat
ditemukan dalam masyarakat Hui di Cina.

8. Bagua zhang 八卦掌

 Cheng Shi Bagua zhang 程氏八卦掌

Cheng Style Baguazhang adalah gaya Baguazhang yang diturunkan


dari Cheng Tinghua , murid keempat pendiri Baguazhang, Dong
Haichuan ( Yin Fu adalah yang pertama, diikuti oleh Ma Weiqi dan Shi
Jidong).

Karakteristik khusus dari Cheng Style Baguazhang adalah:

Metode melangkah adalah langkah kait dan langkah ayunan. Kualitas


mereka adalah: langkah kait harus kecil, dan langkah ayunan harus besar.

History of Wushu 20
The Dragon Claw palm sebagai berikut: ibu jari tersebar lebar. Mulut
harimau itu melengkung dan didorong ke atas. Jari kedua, ketiga, dan
keempat agak terpisah. Jari kelingking dan jari keempat saling
bersentuhan.

 Yin Shi Bagua zhang 尹氏八卦掌

Yin Fu adalah murid tertua Dong Haichuan dan belajar padanya


selama kurang lebih 20 tahun. Ia pun mewarisi jabatan gurunya di
pemerintahan sampai akhir dinasti Qing. Ia jugalah yang menguasai
seluruh jurus dan falsafah Baguazhang di antara murid-murid Dong
Haichuan. Aliran bela dirinya sebelum belajar Baguazhang adalah Luo
Han Quan, bela diri pukulan dari utara Cina. Yin Fu adalah guru dari
aliran Yin Baguazhang.

Aliran ini memiliki teknik kombinasi pukulan yang cepat. Bahkan


dikatakan kalau semasa hidupnya Yin Fu bertarung seperti macan,
bergerak masuk dan mendekati lawan dan seketika menjatuhkannya,
sepeti gerakan macan. Aliran ini fokus kepada gerakan yang meledak-
ledak, gerakan kaki yang cepat.

9. Chang quan 长拳

Chángquán ( Cina sederhana : 长拳 ; Cina tradisional : 長拳 ; pinyin :


Chángquán ; secara harfiah: ' Long Fist' ) mengacu pada keluarga gaya seni
bela diri (kung fu) eksternal (sebagai lawan internal ) dari Cina utara.

Bentuk-bentuk gaya Long Fist menekankan tendangan yang diperluas


sepenuhnya dan teknik menyerang, dan dengan penampilan akan dianggap
sebagai sistem pertarungan jarak jauh. Dalam beberapa gaya Long Fist moto
adalah bahwa "pertahanan terbaik adalah pelanggaran yang kuat," dalam hal
ini praktisi meluncurkan serangan preemptive yang sangat agresif sehingga
lawan tidak memiliki kesempatan untuk menyerang. Yang lain menekankan

History of Wushu 21
pertahanan atas pelanggaran, mencatat bahwa hampir semua teknik dalam
bentuk Long Fist adalah serangan balik. Long Fist menggunakan gerakan
melingkar yang besar dan panjang untuk meningkatkan mobilitas tubuh secara
keseluruhan pada otot, tendon, dan persendian. Teknik Long Fist tingkat lanjut
meliputi teknik mengunci bersama dan pelemparan dan pencopotan shuai jiao.

 Cha quan 查拳

Chāquán ( Mandarin : 查 拳 ; Hanyu Pinyin : Zhāquán) adalah seni


bela diri Tiongkok yang menampilkan gerakan anggun dan beberapa
manuver udara akrobatik. Chāquán juga mencakup sejumlah besar
senjata.

Chāquán berada di bawah klasifikasi Chángquán (secara harfiah


berarti "tinju panjang"), sebuah istilah umum untuk seni bela diri
Tiongkok Utara eksternal, yang dikenal dengan gerakan mereka yang
panjang dan panjang.

Gaya ini dikaitkan dengan orang - orang Hui dan terkait dengan orang-
orang Turki dari Asia Tengah. Dalam legenda, seorang pejuang Turki
bernama "Zha Mi-Er" (mungkin Sameer; Cina: 查 密 爾 ) dari Xinjiang
atau Asia Tengah saat ini mewariskan seni bela diri ini kepada penduduk
Cina di provinsi Xandong saat ini pada akhir dinasti Ming. Salah satu
guru Chaquan yang terkenal adalah Wang Zi-Ping yang terkenal, yang
dikenal karena kekuatannya yang luar biasa. Master modern modern
terkenal lainnya termasuk Zhang Wenguang, Ma Jinbiao, dan Liu
Hongchi.

Chāquán adalah salah satu sumber dari wǔsh contemporary


kontemporer Chángquán yang sering terlihat di film dan turnamen.
Chaquan adalah sistem yang memiliki 6 senjata utama (staf, pedang,
pedang, tombak, kwandao, pedang kait). Ini menekankan gerakan jarak

History of Wushu 22
jauh dan sikap yang dikombinasikan dengan kecepatan dan kekuatan.
Gaya ini mencakup banyak bentuk, termasuk 10 baris tantui untuk
pelatihan kekuatan dasar, 10 set chaquan yang lebih panjang, dan bentuk-
bentuk lainnya juga.

 Hua quan 华 拳

Huaquan (Cina sederhana: 华 拳; Cina tradisional: 華 拳) adalah gaya


Kung Fist Panjang ( Changquan ) yang diyakini berasal dari Mantan
Dinasti Song (420-479 M) di sekitar Hua Shan (Gunung Hua) wilayah
Provinsi Shaanxi.

Hua Quan adalah gaya lama dengan daftar besar teknik dan bentuk. Ia
berdiri sebagai sistem lengkap seni bela diri. Secara tradisional ada 48 set
tangan untuk dikuasai dalam sistem - 18 bentuk primer, 18 bentuk
sekunder (sparring set) dan 12 bentuk lanjutan yang disebut sebagai jalan,
serta, Chin Na , set senjata panjang dan pendek dan metode pelatihan
khusus. Saat gaya menyebar ke seluruh wilayah, ia dinamai berdasarkan
tempat asalnya - daerah Hua Shan di sekitar Provinsi Shaanxi. Sebuah
gaya yang sangat maju, ada pepatah lama dalam bentuk puisi yang pada
dasarnya menyatakan "mengetahui 48 set tangan Hua Quan, seseorang
dapat melakukan perjalanan ke mana saja di bawah langit.

 Meihua quan 梅花拳

Meihua quan adalah gaya internal yang diciptakan oleh Han Kwei
Shun Shandong. Muridnya Yue Chan dari Fu Shui Shan gaya ini
didokumentasikan dalam sebuah buku. Its teknik yang cepat, menekankan
menyerap energi orang lain tanpa menggunakan banyak kekuatan.
Panjang rentang memerangi menggunakan lengan dan kaki; jarak dekat
menggunakan siku dan lutut. Hal ini mirip dengan gaya internal lainnya
Taiji, Xingyi dan Bagua dan memiliki lima metode dan-delapan empat

History of Wushu 23
puluh bentuk. Dikatakan bahwa di dinasti Qing, wanita diajarkan Mei
Hua Quan dengan pria lain dan wanita, dan gaya ini tetap populer di
Hunan, Shandong dan propinsi Hebei. Feng Keshan, pendiri Mei Hua
Quan, dengan dalih ajaran Wuyi, merekrut anggota Jiao Ba Gua (Bag Gua
Sekte) dan berpartisipasi dalam anti-Qing pemberontakan. Ia akhirnya
dibunuh oleh pengadilan Qing, sekarat setelah pemotongan.

 Mizong quan 迷踪拳

Mi Quan Zong, atau Lost kepalan Langkah (juga dikenal sebagai Lost
Track Tinju), juga disebut Yan Qing Quan. Selama Dinasti Song Utara,
Lu Junyi provinsi Hebei belajar gaya dari Shaolin Temple. Kemudian, ia
melewati Style pada seorang pria bernama Yan Qing. Akibatnya, gaya
dikenal sebagai Yan Qing Quan. Gaya gungfu berfokus terutama pada
menggunakan energi internal dan tangan dan kaki koordinasi. Ada enam
belas prinsip pertempuran utama. Mi Zhong Quan termasuk satu set
primer dan sekunder, staf, tombak, perdebatan set dan lain yang patut.

10. Xiangxing quan 象形拳

Xiang Xing Quan adalah salah satu tinju Shaolin Kung fu , tidak
seperti tinju piktografik lainnya, tinju, Shaolin Xiang Xing Quan masing-
masing dalam seperti rahasia, menyerang dan membela, menjadi yang paling
berubah-ubah. Pertahanan terbaik adalah pelanggaran. Tinju monyet lucu,
lentur dan datang dan pergi dengan bebas, untuk menyerang pertama untuk
mendapatkan inisiatif dengan momentum, tinju ular untuk mengingatkan dan
menyerang kuncinya, tinju harimau dan sombong, tinju macan kekerasan
secara bersamaan, tinju elang lainnya, tinju, mantis, Gou Ayam Quan dan
sebagainya, jelas, sangat mirip dengan yang asli dan terpanggil di dunia.

 Tanglang quan 螳螂拳

History of Wushu 24
Tang Lang Quan ( 螳 螂 拳 ) adalah Kungfu yang meniru gerakan
belalang sembah, gaya Kungfu ini diciptakan oleh Wang Lang. Gerakan
dalam Kungfu gaya belalang sembah fokus pada tangkisan melingkar dan
hantaman ke titik lemah lawan.

Salah satu teknik khas dari Kungfu belalang sembah adalah Tángláng
Gōu (Praying Mantis Hook / 螳螂勾), posisi tangan mengait seperti kaki
belalang. Teknik ini digunakan untuk gerakan menangkis, mengunci
lengan lawan, atau menghantam titik lemah lawan. Kungfu belalang
sembah terkenal akan kecepatan gerak dan serangan beruntun, terutama
pada gerakan tangan, sikut, dan lutut. Teknik melangkah dalam Kungfu
ini juga kompleks, di adaptasi dari Kungfu gaya monyet (Hou Quan).

 Hou quan 猴拳

Monkey Kung Fu , atau Monkey Fist ( 猴 拳 ), adalah seni bela diri


Tiongkok yang memanfaatkan gerakan mirip kera atau monyet sebagai
bagian dari tekniknya.

Ada sejumlah sistem kung fu monyet yang dikembangkan secara


independen. Contohnya termasuk Xingzhemen ( 行 者 門 ) dinamai
protagonis Sun Wukong dari novel dinasti Ming Journey to the West ,
Nanhouquan (南 猴拳) atau Southern Monkey Fist yang berasal dari Kuil
Shaolin Selatan serta Da Sheng Pi yang lebih terkenal. Gua Men 大聖 劈
掛 門 ala Hong Kong.

 Yingzhua quan 鹰爪拳

 Yaxing quan 鸭形拳

 Zui quan 醉拳

History of Wushu 25
Zui Quan atau Kung fu mabuk (Hanzi: 醉拳; Pinyin: zui quan) adalah
nama utama untuk seluruh jenis kung fu yang menirukan gerakan tubuh
orang mabuk. Gaya tersebut berusia sangat tua dan asal mulanya tidak
diketahui. Asal mula dari gerakan tersebut diperkirakan berasal dari sekte-
sekte Buddhis dan Daois terkenal. Gaya Buddhis dikaitkan dengan kuil
Shaolin pada dinasti Song (960-1279 AD). Gaya Daois berdasarkan pada
kisah 8 dewa mabuk.

History of Wushu 26
Perkembangan Wushu Modern

Pada era Ming Guo (sebelum era komunis) Ilmu bela diri disebut juga sebagai
Guoshu, tetapi para pelopor komunisme kembali menggunakan istilah Wushu
(meskipun di beberapa daerah, seperti Taiwan, istilah Guoshu masih tetap
digunakan).

Jika ada era keemasan dari Wushu itu terjadi selama dinasti Qing dan Ming
yang menyaksikan berkembangnya ilmu bela diri China. Era ini mengalami
kesempurnaan bentuk dalam kombinasi dari lagu dan ketrampilan. Selama masa
kebangunan kembali Wushu ini, Tiga aliran Wushu yang terkenal muncul ke
permukaan, yaitu; aliran tiga puluh dua Bentuk Tinju Panjang (Chang Quan Form),
aliran enam Bentuk Sikap Tinju (Stance Boxing Style Form), dan Jurus Monyet (Hou
Quan Form). Dinasti Ming juga menyaksikan perpecahan aliran internal dan
eksternal, saat-saat dimana aliran-aliran terkenal seperti Taiji, Bagua zhang dan Xing
Yi ditemukan dan disempurnakan.

Pada 1909 Asosiasi olahraga Jin Mu di bentuk di Shang Hai dan memasukkan
pelatihan dalam gimnasium sebagai bagian dari kurikulum mereka. Ini berdampak
pada terbentuknya beberapa persatuan olahraga lain yang memasukkan pelatihan
dalam gymnasium sebagai bagian dari kurikulum mereka.

Pada 1927 pemerintahan Nanjing membentuk Jung Yung (Sekolah Wushu


milik pemerintah). Dua puluh empat propinsi mengikuti ide ini dan tidak lama
kemudian terbentuklah hampir tiga ratus sekolah ini.

Pada 1936 kelompok ilmu bela diri China berangkat ke Berlin dalam rangka
melakukan demonstrasi dalam Olimpiade ke sebelas.

Pada 1983, hanya pertarungan kontak fisik dan dorongan tangan Taiji yang
menjadi divisi dalam pertandingan-pertandingan. Saat ini China telah datang ke
negara-negara barat dan mulai untuk membentuk relasi yang kuat dengan masyarakat

History of Wushu 27
di negara barat untuk memberi pengertian yang lebih baik mengenai kebudayaan
China bagi masyarakat barat.

Pada tahun 1953, diadakan perlombaan nasional Wushu yang pertama. Sejak
itu mulai sering diadakan pertandingan nasional dan internasional Wushu Diciptakan
dalam RRC setelah 1949, dalam sebuah usaha atau percobaan untuk
menasionalisasikan praktek seni beladiri tradisional China

Pada 1958, Pemerintah membentuk Asosiasi Wushu China sebagai wadah


organisasi untuk meregulasi pelatihan ilmu bela diri. Komisi pengembangan fisik dan
olah raga China mengambil alih pimpinan dalam membuat standarisasi untuk
sebagian besar aliran bela diri. Selama periode tersebut, Sebuah sistem Wushu
nasional yang berisikan standarisasi jurus, kurikulum pengajaran, dan penentuan
tingkat pengajar dibentuk. Wushu diperkenalkan pada Sekolah tinggi dan universitas.

Pada 1958 masyarakat China melakukan kecerobohan dalam bersaing


mengembangkan Wushu dan aliran-aliran yang ada menjadi hampir sama
penampilannya. Aliran Selatan, Taiji quan dan Chang Quan menjadi standarisasi
aliran yang lain.

Pada 1979, Komisi pengembangan fisik dan olahraga membentuk suatu


kelompok khusus untuk mengevaluasi sistem pengajaran dan pelatihan Wushu.

Pada 1986, Institut Penelitian Wushu China dibentuk sebagai otoritas pusat
untuk penelitian dan administrasi dari aktivitas Wushu di Republik China.

Kompetisi internasional Wushu pertama kali diselenggarakan pada tahun 1985


di Shi An. Pada tahun yang sama Federasi Wushu telah menemukan dan membuat
cabang di belahan dunia.

Pada tahun 1991 kompetisi Wushu sedunia pertama kali diselenggarakan di


Beijing dan menjadi awal mula dari kejuaraan Wushu sedunia yang mana
diselenggarakan setiap dua tahun sekali. World Wushu Championships pertama kali

History of Wushu 28
diselenggarakan pada tahun 1991 di Beijing dan dimenangkan oleh Clark
Zhang.Kejuaraan dunia kedua diselenggarakan di Malaysia dan ketiga di Amerika.

Pada 1998 perubahan kebijakan dan sikap pemerintah mengenai olahraga


mengarah pada pembubaran divisi olah raga dalam struktur pemerintahan.

Pembubaran ini diartikan sebagai suatu langkah untuk menghindari pengaruh


politik dalam olahraga di China dan mengarahkan olahraga di China ke pendekatan
yang dapat menyesuaikan dengan keadaan pasar. Sebagai dampak dari perubahan
faktor sosial ini, pemerintah China kembali mempromosikan kedua bentuk ilmu
beladiri yaitu Wushu modern dan Wushu tradisional.

Dewasa ini Wushu telah menjadi olahraga internasional melalui International


Wushu Federation (IWUF), yang mana juga setiap dua tahun menyelenggarakan
World Wushu Championships. Sekarang Wushu telah diperkenalkan kepada dunia.

History of Wushu 29
Wushu di Indonesia

Wushu adalah salah satu cabang olahraga beladiri yang masih tergolong baru
di Indonesia. Menurut Sugiono (2006: 2) olahraga Wushu yang berasal dari Tiongkok
ini gerakannya memiliki persamaan dengan seni beladiri Karate yang menekankan
pada pukulan dan tendangan, serta gerakan menangkis. Walaupun gerakan di dalam
wushu lebih mengalir dan tidak monoton. Beberapa gerakan dalam wushu juga
menekankan pada desakan, sapuan, gerak tipu dan bantingan, serta dorongan. Wushu
memasuki dunia perbeladirian Indonesia pada tahun 1960-an di Jakarta (Sugiono,
2006: 2). Mulai tahun 1960-an sampai dengan sekarang beladiri Wushu banyak
mengalami perkembangan. Saat ini banyak sekali ragam-ragam dari beladiri wushu
yang terdapat di Indonesia, salah satunya adalah beladiri Wushu Sanda yang berada di
Borobudur, Magelang. Seluruh beladiri Wushu yang terdapat di Indonesia tergabung
dalam satu wadah organisasi yang bernama PBWI (Pengurus Besar Wushu
Indonesia).

Di Indonesia, Wushu kini juga mendapat perhatian yang istimewa dari


masyarakat, wushu yang dulu hanya dimainkan oleh orang-orang tua, dan itu pun
hanya golongan tertentu kini telah memasyarakat. Tidak ada data resmi yang
mencatat sejak kapan wushu mulai masuk ke Indonesia, tetapi sejak puluhan tahun
silam telah dimainkan oleh banyak orang dari berbagai kota besar maupun kecil di
Indonesia seperti Medan, Jakarta, Surabaya, Semarang dan masih banyak lagi daerah
lain, tetapi wushu yang berstandar internasional baru dikenal dan dipopulerkan di
Indonesia pada akhir Oktober 1992 yang diprakarsai oleh tokoh olahraga IGK Manila
yang kemudian menjadi Ketua Umum PBWI yang pertama. Manila berhasil
membawa wushu Indonesia ke forum Internasional.

Banyak cerita menarik yang mengawali berdirinya wushu berstandar


internasional di Indonesia. Sebagai pendobrak tentu saja Manila harus menghadapi
berbagai tantangan di tengah ketidak mengertian tentang seluk beluk olahraga ini.
Kisah berdirinya wushu Indonesia dimulai ketika kontingen Malaysia, Filipina, dan

History of Wushu 30
Singapura begitu seenaknya menyabet medali emas di arena SEA Games
1991Singapura, Melihat kenyatan itu , Ketua umum KONI Pusat ketika itu, Surono
merasa iri dan melihat bahwa cabang wushu memiliki prospek yang sangat cerah di
Indonesia. Mengapa Indonesia tidak mampu berbuat seperti Negara-negara tesebut?
Sebab di Indonesia ketika itu tidak ada badan resmi anggota KONI yang menangani
atau mengurusi masalah Wushu, Bahkan Indonesia belum mengenal Wushu ketika
itu.

Begitu SEA Games usai, sesuai dengan wewenangnya maka Ketua Umum
KONI Pusat Surono meminta agar didirikan wushu yang benar di Indonesia, yakni
wushu yang memenuhi standar Internasional dan IGK Manila ditugaskan untuk itu.
Secara perlahan tetapi pasti duet Manila dan Mediteransjah mengulurkan tangan ke
daerah-daerah, mengajak semua pecinta wushu diIndonesia agar bahu-membahu
membentuk organsasi wushu yang benar dengan mengikuti ketentuan International.
Ibarat pepatah pucuk dicinta ulam pun tiba, ajakan itu mendapat sambutan hangat dari
berbagai daerah Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan terutama Sumatra Utara,
dengan tangan terbuka menerima ajakan itu. Maka terbentuklah apa yang dinamakan
Pengurus Besar Wushu Indonesia (PBWI) dan tanggal 10 November 1992 ditetapkan
sebagai hari lahirnya PBWI tersebut.

Manila bertindak selaku Ketua Umum dan Mediteransjah selaku Sekretaris


Jenderal dan mencatat aneka peristiwa baik yang manis maupun yang pahit, kenangan
manis di antaranya adalah keberhasilan atlet wushu asal Medan, Jainab yang meraih
juara kedua alias peraih medali perak di Kejuaraan Dunia 1995 di Baltimore, Amerika
Serikat. Tentu saja itu merupakan prestasi yang luar biasa, karena ketika itu wushu
berstandar internasional baru berkiprah 3 tahun di bumi Indonesia. Sejak saat itu
perbendaharaan prestasi olahraga di Indonesia forum dunia bertambah menyusul
cabang olahraga lainnya yang berumur jauh lebih tua seperti bulu tangkis, panahan,
bridge dan lain-lain Pantaslah kalau ada orang yang bertanya-tanya ketika itu, apakah
benar Jainab memang hebat.

History of Wushu 31
Keberhasilan Jainab merebut medali perunggu di Asian Games Bangkok 1998
juga membuktikan bahwa potensi atletasal Medan itu memang luar biasa, Mengapa
hanya perunggu? Itu cukup membanggakan. Sebab juara dunia wushu hampir
seluruhnya berasal dari negeri China dan tentu saja mereka juga berusaha membabat
semua medali emas Asian Games. Tak pelak lagi bahwa itu semua karena kesuksesan
atau keberhasilan pembinaan. Orang yang punya peran paling besar di balik semua itu
adalah Supandi Kusuma. Ketua Umum Pengurus Daerah WushuSumatra Utara yang
sehari-hari melatih Jainab dengan tangannya sendiri.

Menjelang SEA Games XXI/2001, Pengda Daerah Wushu Sumatra Utara


diberi kepercayaan menjadi pelaksana pusat latihan (training center) dan tentu saja
Supandi Kusuma yang juga Ketua Pengurus Daerah menjadi kordinator pelatih
sekaligus penanggung jawab latihan. Sejarah mencatat aneka peristiwa perjalanan
panjang wushu berstandar internasional di Indonesia. Wushu di Indonesia tetap tegar,
berdiri tegak seiring dengan tekad semua pihak yang terkait dan tentu saja orang-
orang yang tetap setia menangani olahraga ini.

History of Wushu 32
Jenis-Jenis Wushu di Indonesia

A. Taolu

Dalam Jingsai Taolu (Wushu International, yang dibakukan untuk


olahraga International) adalah gabungan dari berbagai macam bentuk Wushu,
dalam Wushu dibagi dua sub cabang Taolu. Taolu. ini khusus memainkan
jurus-jurus dan keindahan, sebagian besar latihannya serupa dengan senam
lantai. Dalam Taoludibagi lagi beberapa jurus, secara garis besar ada Chang
Quan (jurus Wushu utara, kuda-kuda panjang, serangan jarak jauh, banyak
teknik lompatan, dan juga tendangan) ada juga Nan Quan (jurus selatan, kuda-
kuda pendek dan kokoh, lengan kuat banyak permainan jurus tangan
menyerupai hewan, dan tidak banyak teknik lompatan dan tendangan di
dalamnya).Ada pun Taiji dan jurus-jurus senjata, tapi untuk jenis wushu
tradisional tidak selalu terpatok utara dan selatan, terkadang ada juga jurus
utara tapi tidak mengandung banyak teknik tendangan dan lompatan, dan
begitu juga sebaliknya serupa dengan senam dan mencakup pola dan gerakan
seni bela diri, yang mana bagi para kompetitor dinilai dan diberikan poin
berdasarkan aturan-aturan tertentu.

Bentuknya terdiri dari gerakangerakan dasar (sikap, tendangan,


pukulan, keseimbangan, lompatan, sapuan dan lemparan) berdasarkan
sejumlah kategori gaya seni bela diri tradisional China dan dapat diubah untuk
kompetisi untuk menyoroti kekuatan seseorang. Bentuk pertandingan
memiliki batasan waktu yang berjarak dari satu menit dua puluh detik untuk
beberapa gaya eksternal, dan lebih dari lima menit untuk gaya internal.
Kompetitor-kompetitor Wushu modern meningkat dalam aerial techniques
(tehknik-tehnik lompatan) seperti lima ratus empat puluh dan tujuh ratus dua
puluh derajat lompatan dan tendangan untuk menambah tingkat kesulitan dan
gaya dalam bentuknya.

History of Wushu 33
B. Sansou/Sanda

Sanshou/Sanda ini khusus petarung, tidak ada permainan jurus dan


patokan jurus, hanya mengambil inti bertarung dari Wushu dan mirip sekali
dengan kickboxing.

History of Wushu 34
Ciri Khas Pelatihan Wushu

Olahraga Wushu yang berasal dari China memiliki 6 karakter tradisional, pada
umumnya 6 ciri khas:

 Membaurkan kekerasan dan kelembutan

Seni bela diri Wushu menekankan manfaat keterpaduan unsur


kekerasan dan kelembutan. Semua aliran Wushu menggarisbawahi makna
”kekerasan bersumber dari dalam, kelembutan terkendali di luar”,
”kelembutan tampil di luar, kekerasan simpan di dalam”,”dalam kekerasan
mengandung kelembutan, dalam kelembutan menggalang kekerasan”,
”paduan kekerasan dengan kelembutan hasilkan kemantapan mental” dan
metoda lain sebagainya.

 Memadukan kegiatan lahir batin

Kegiatan batin ialah pikiran dan keinginan di dalam; lahir ialah semua
gerakan yang tampak diluar, seperti tangan, mata, kaki, sosok tubuh dan
sebagainya. Kesempurnaan gerakan lahiriah harus dikombinasikan dengan
alam batin; pola pemikiran dan kemauan hati. Gerakan yang tepat bersumber
pada pemikiran yang jernih dan kemauan yang kuat.

Oleh karena itu, dalam pelatihan Wushu perlu konsentrasi penuh,


bebas dari gangguan pikiran bermacam-macam. Kemudian dilanjutkan
dengan upaya penyerasian kesadaran dengan keinginan, keinginan dengan
himpunan energi dalam dan energi dalam dengan kekuatan tenaga. Hanya
mereka yang mampu mencapai kondisi perpaduan unsur lahir batin yang akan
lebih menghayati keberadaan Wushu sekaligus mencapai level teknik
peragaan yang lebih tinggi.

 Bangkitkan Qi dan kendalikan nafas

History of Wushu 35
Qi adalah peredaran bioenergi dalam tubuh, semacam kekuatan
psikofisiologi berhubungan erat dengan peredaran darah dan pernafasan.
Pelatihan Wushu mengutamakan keaktifan qi dan pengambilan pernafasan. Di
Taiji quan (太极拳 ) misalnya, mengharuskan ”mengendapkan Qi di (lokasi)
pusar”, ”membimbing aliran qi dengan pamusatan pikiran”. Shaolin Quan (少
林拳) juga percaya ”qi disembur dari pusar”, pada waktu bergerak “anggota
badan bergerak dan terkendali oleh qi dan pernafasan”. Sungguhpun semua
aliran Wushu memberikan prioritas utama pada latihan mendayagunakan qi
dan pernafasan.

 Mementingkan tenaga dalam

Peragaan jurus Wushu harus disertai ”tenaga dalam”, yaitu dalam


menggerakkan tubuh dan kaki tangan membentuk aneka posisi-postur,
ototototnya selalu ada tegangan yang memadai, selain gerakannya harus
tampil rapih dan imbang, otot-otot juga harus dalam kondisi ketegangan
cukup dan tidak kendur, keseluruhan gerakannya tampak kuat, kukuh dan
dinamis.

 Kesinambungan yang bulat

Peragaan jurus Wushu sangat menonjolkan kelancaran


mengalirnyagerakan jurus yang tidak terputus. Yang dimaksud lancar dan
tidak terputus tidaklah selalu harus konstan dalam kecepatan seperti Taiji quan
( 太 极 拳 ), tetapi lebih terarah pada saat-saat pergantian gerakan, meskipun
gerakannya terhenti sejenak, masih bisa tampil corak ”bentuk gerak terputus,
motivasi gerakan tetap berlanjut”, ”potensi terhenti, arus qi tetap mengalir”.
Lewat kekuatan mental, ketajaman tatap mata merangkai sela-sela gerakan-
potensi kembali bulat dan tetap bersinambungan.

 Cermat dan akurat dalam teknik bertarung

History of Wushu 36
Tendang, pukul, banting, dan tangkap adalah empat dasar teknik
tarung Wushu. Semua jurus tangan kosong menggunakan empat dasar ini
dalam merangkai serial gerakan ofensif atau defensif (jurus senjata ada teknik
tusuk, belah dan sebagainya). Keempat teknik dasar ini ada aturan main dan
karakter sendiri. Aturan tendang, misalnya rincian tekniknya terdiri atas
jejakan tungkak, jejakan sisi-pusat tepak kaki, tendan-snap (jari-jari kaki),
jepitan kaki, tendanga-sapu, gua (dari atas ke bawah), liao (dari bawah
keatas), bai(swing). Aturan pukul antara lain terdiri atas chong (straight), pi
(belah, )tiao (totok keatas), za (memalu).

Aplikasi pada rincian teknik atau aturan main itu harus sesuai dengan
ketentuan yang berlaku, seperti teknik kaki berbagai jejakan dan chan (skop),
semuanya berbentuk lenting-rentang. Tetapi teknik jejak-dengtui menentukan ujung
jari kaki harus keatas, pusat tepak kaki ke depan, pemusatan tenaga di lokasi tungkak.
Ketentuan dalam teknik jejak-chuaitui ialah ujung jari kaki ke samping, pusat tepak
kaki ke depan, pemusatan tenaga di lokasi pusat kaki, Ketentuan teknik tendang-chan,
ujung jari ke samping, pusat tepak kaki ke bawah, tenaga dipusatkan di sisi luar tapak
kaki. Demikian rincian teknik dan aplikasi tendangan, pukulan, bantingan dan
penangkapan, semuanya sudah ditentukan ketat, tidak boleh dikaburkan.

History of Wushu 37
Manfaat Wushu

Mempelajari Wushu sebenarnya tidak hanya terbatas pada hal-hal yang


berhubungan dengan gerakan fisik belaka. Melainkan juga melibatkan pikiran, olah
pernapasan, pemahaman anatomi tubuh, aliran darah dan jalur energi tubuh. Juga
mempelajari penggunaan ramuan untuk memperkuat tubuh ataupun untuk
pengobatan.

Disisi lain Wushu juga membentuk kepribadian, melatih kedisiplinan,


ketahanan mental, kecerdikan, kewaspadaan, persaudaraan, jiwa satria dan lain
sebagainya. Maka Wushu juga berfungsi sebagai ‘way of life’. Bahkan lebih jauh lagi
bisa menjurus kearah pengembangan spiritual.

a. Meningkatkan kekuatan fisik

Gerakan-gerakan olahraga Wushu-Taolu meliputi lenting-rentang,


melingkar, balans, meloncat, salto, jatuh-gelinding, dan sebagainya. Olahraga
Wushu-Sanshou adu otot, adu tehnik, adu tangkas, dan adu keberanian,;
sarana tepat menempa jiwa perjuangan. Semua gerakan itu melibatkan otot-
otot hampir di sekujur badan, sehingga memerlukan koordinasi yang sangat
cermat, antara motor centers yang kendalikan gerakan kelompok otot-otot,
demikian pula koordinasi antara motor centers dengan autonomic centers.
Latihan teratur dan rutinolahraga Wushu meningkatkan keterpaduan
kerjasama sistem-sistem syaraf diatas.

Taiji quan sebagai contoh tipikal, karena sangat menekankan gerakan-


gerakan serial yang harus dibimbing dengan pemusatan pikiran sehingga
berhasil guna memperkuat dalam proses penahanan syaraf yang bermanfaat
sebagai pengobatan physical exercise therapy bagi berbagai jenis penyakit
bandel-kronis.

History of Wushu 38
Riset menunjukkan ketekunan mengikuti pelatihan Wushu dapat
meningkatkan fungsi sistem cardiovascular kemampuan metabolisme aerobic
dan anaerobic, mengembangkan pula sistem pernafasan dan vitalcapacity.
Dengan demikian kondisi fisik manusia antara lain kekuatan otot,
ketangkasan, kecepatan beraksi, dan kelenturan tubuh menjadi lebih baik.

b. Fungsi beladiri

Baik Wushu-Taolu maupun Wushu-Sanshou, rincian tehnik mereka


semua terdiri atas gerakan tangkisan dan serangan. Oleh karena itu, pelatihan
Wushu selain meningkatkan fisik atlit juga dapat mempelajari tehnik beladiri,
menguasai siasat menyerang dan berlindung, dalam situasi terancam akan
bereaksi cepat dan lebih berhasil menyelamatkan diri.

c. Membentuk watak manusia seutuhnya

Selama beribu-ribu tahun perkembangan, Wushu senantiasa


menjunjung tinggi kode-etik dan moral profesi, meletakkan pendidikan tata
susila dan disiplin moral diatas diatas skil tehnik. Menolak keras mereka yang
tak sopan lagi tak bermoral mengikuti pelatihan Wushu. Wushu hanya boleh
dikuasai oleh mereka yang berguna dan mandiri, ikut mengusahakan
kesejahteraan masyarakat dan keadilan sosial.

d. Apresiasi dan atraksi

Olahraga Wushu mempunyai nilai apresiasi estetika dan seni atraksi


yang cukup tinggi, baik dipandang dari segi postur, gaya, skil, ekspresi tenaga
batin dan ketangkasan fisik dalam peragaan Wushu-Taolu, maupun perang
adu keberanian dan ketangguhan dalam partai Wushu-Sanshou. Wushu
memang merupakan atraksi yang menarik untuk diikuti sekaligus enak
ditonton; berpengaruh positif memperkaya corak hidup budaya masyarakat,
mendekatkan hubungan dan kerjasama satu sama lain.

History of Wushu 39
Pemain-Pemain Wushu Terkemuka

1) Jet Li (李連杰)

Kemungkinan ia adalah atlet Wushu yang paling terkenal di dunia. Ia


memulai Wushu sebagai kompetisi olahraga dan memperoleh popularitas
ketika ia memenangkan kejuaraan nasional Wushu di China. Ia mendapatkan
gelar juara wushu Cina sebanyak lima kali sebagai anggota tim wushu Beijing
Ia kemudian terpilih untuk mempertunjukkan keahliannya dalam bermain
wushu pada film layar perak yang mendunia, “Shaolin Temple”. Banyak dari
Many of his old teammates have also appeared on-screen with him, especially
in his older movies.

2) Bruce Lee (si kaki tiga)

Bruce Lee adalah seorang pesilat utama pada masa modern. Ia juga
mendirikan Jeet Kune Do (Cara Tangan Menangkis).

Kemampuannya dalam nunchaku (Tongkat ganda / double stick) dan


kemampuannya dalam menendang, terkenal di seluruh dunia, membuatnya
diberi julukan “Lee Si Kaki Tiga”, untuk gerak kakinya yang mengagumkan.
Bruce Lee hidup pada masa perang, akan tetapi sejak kecil ia tidak takut akan
pemandangan itu. Menyadari bahwa anaknya yang hiperaktif, ketika berusia
13 tahun sang Ayah mengirimkannya ke pesilat Hongkong yang tangguh,
Master Yip Mun (Ye Wen) untuk belajar tinju Yong Chun (咏春拳) atau yang
juga dikenal dengan tinju Wing Chun. Usia 18 tahun, Bruce Lee mendaftar di
Universitas Washington dan mengambil jurusan filsafat, ia kemudian
membuka perguruan di Seattle, mengajarkan seni bela diri China.
Ketenarannya meluas, banyak orang yang mencarinya untuk menantangnya.
Puluhan ahli karate Jepang, taekwondo Korea, tinju Amerika yang mengetuk
pintunya, keluar dengan terpincang-pincang. Ia menjadi orang penting di New
York City. Ketika kembali ke Hongkong, Ia membintangi film seperti The Big

History of Wushu 40
Boss, Fist of Fury, dan Enter The Dragon, yang menggemparkan seluruh
dunia dalam waktu singkat.Dalam salah satu filmnya, The Big Boss, Bruce
Lee melawan juara kick-boxing Thailand, Chaichai. Chaichai yang dikenal
dengan tendangannya yang cepat dan ganas pun bukan tandingan tendangan
sapuan Bruce Lee. Bruce Lee bukan hanya ahli dalam gerakan fisik, tapi ia
juga memiliki pemahaman mendalam tentang seni bela diri China. Ia pernah
berduel dengan pesilat terkenal Hongkong, keduanya menggunakan Kungfu
tradisional yang ternyata canggung dalam pertarungan sebenarnya. Lee
berhasil menang, tetapi Ia merasa kurang puas. Ia menemukan bahwa jurus
tradisional bagus untuk pertunjukkan akan tetapi terlalu terbatas dan bergaya
untuk pertarungan sebenarnya. Setelah banyak menimbang dan merenung,
Bruce Lee akhirnya mengabaikan jurus rutin. Ia menciptakan Jeet Kune Do
(cara tangan menangkis) yang tanpa gaya. Jeet Kune Do berbeda dalam hal
kecepatan, efisiensi dan penekanan pada hasil, tidak ada aturan keras dan
cepat. Orang harus mengikuti instingnya. Oleh karena itu tidak ada bentuk
atau gerakan tetap dalam Jeet Kune Do, ini dapat diungkapkan dalam berbagai
bentuk atau gerakan.Maka, Jeet Kune Do sesuai untuk bela diri aliran apapun.
Namun sayang, pada usia 33 tahun, sang jenius, Bruce Lee, meninggal secara
mendadak, meninggalkan legenda dan misteri abadi.

3) Wu Jing (吳京)

Aktor China yang telah dikirim ke Beijing Sports Institute di Shi Cha
Hai, Beijing ketika ia masih berusia 6 tahun. Serupa dengan Jet Li, ia
bertanding sebagai peserta dari Beijing Wushu Team pada kejuaraan Wushu
tingkat nasional di China. Ayah dan Kakeknya juga merupakan seniman
dalam bidang seni bela diri.

4) Ray Park

History of Wushu 41
Ray Park mempertontonkan keterampillannya dalam Wushu di dalam
beberapa film-film utama, termasuk memerankan Darth Maul pada tahun
1999 Star Wars Episode I: The Phantom Menace, sebaik memerankan Toad in
the film X-Menpada tahun 2000 dan sebagai stunt-double for Robin Shou and
James Remardalam Mortal Kombat: Annihilation.

5) Voice actor Yuri Lowenthal juga adalah pemain Wushu.

6) Sherina

Artis cilik yang selain balet juga menggeluti Wushu sejak setahun lalu.
Sejak dulu yang oleh karena kegemarannya menyaksikan aksi laga Jet Li
ingin berlatih bela diri. Awalnya, sang Ibu kurang setuju oleh karena beladiri
identik dengan kekerasan. Akan tetapi tekad Sherina membuat Ia mencari
informasi kemana-mana dan itulah yang membuat Ia menemukan Wushu.
Sherina tertarik oleh karena gerakannya Wushu seperti menari, Indah dan
sangat lengkap.

Menurutnya Wushu juga olahraga beladiri tertua. Sherina privat


Wushu seminggu tiga kali di Senayan. Sebenarnya pertama belajar Wushu
sering mengalami cedera, terkena sabetan pedang baik itu di jari tangan, siku,
lengan, dan dengkul hingga berdarah. Hal Itu menurutnya disebabkan karena
tidak konsentrasi. Tapi Sherina merasa tidak mau menyerah salam berlatih
Wushu.

7) Surya Saputra

Mantan Suami artis Dewi Sandra ini memang menyukai berbagai


olahraga bela diri sejak kecil. Di samping itu, pria yang pernah bergabung
dalam grup vokal Cool Colors ini kagum pada fleksibilitas tubuh atlet Wushu.

Menurutnya, Wushu dapat menjaga postur agar tetap tegak hingga usia
lanjut, dengan Wushu, tubuh semakin tua tidak semakin bungkuk, melainkan

History of Wushu 42
semakin tegak. Sebab, Wushu menguatkan kaki, selain melatih tulang
belakang mulai tulang ekor sampai atas. Namun, latihan wushu diakuinya
kadang menyebabkan salah urat atau keseleo, akan tetapi di tempat latihannya
telah ada tukang pijat profesional yang khusus menangani cedera ringan
seperti keseleo atau salah urat.

Wushu sempat membuat jarum timbangannya turun beberapa


kilogram. Vakum latihan 3 bulan karena berbagai kesibukan membuat berat
badannya bertambah lagi. Kini ia mulai lagi berlatih secara rutin, dua kali
seminggu, agar bobot tubuhnya kembali ideal.

Ketertarikan Surya pada Wushu berawal ketika ia melihat anak kecil


berbadan besar sedang mengangkat kakinya tinggi-tinggi sampai menyentuh
kepala, tubuh anak itu tampak sangat lentur. Kemampuan anak itu karena ia
berlatih wushu. Karena tertarik, Surya langsung mengobrol dengan
pelatihnya. Dari situ, ia diajak melihat ke tempat latihan. Di sana ia semakin
kagum melihat para orangtua usia 60 sampai 70 tahun sedang latihan Taiji.
Mereka kelihatan segar dan bertubuh tegak.ceritanya. Sejak itulah ia
bergabung dengan Klub Wushu Inti Bayangan. Menurut Surya, banyak
manfaat yang bisa dipetik dari latihan Wushu, Contohnya, berat badannya
turun drastis setelah berlatih dua pekan. Dari 99 kilogram jadi 94 kilogram.
Manfaat lain, Ia kini bisa lebih bersabar dan yang paling melegakan, penyakit
susah tidur yang sudah diidapnya selama lima tahun berangsur hilang.
Biasanya ia baru bisa tidur pukul 04.00 dini hari, Setelah latihan WusShu, ia
bisa tidur sebelum tengah malam.

8) Chris John

Menjelang umur 17 tahun, mulai dibina oleh pelatih tinju terkenal


Indonesia yang bermukim di Semarang, Sutan Rambing. Di tangan Sutan,
bakat tinjunya semakin terasah. Di samping tinju, Chris John juga berlatih
olahraga beladiri asal China, lewat pelatih Sutan juga. Menjalani kehidupan

History of Wushu 43
amatir, pamor Chris John dalam ring tinju kurang begitu cemerlang.
Sebaliknya, di cabang Wushu, namanya sempat terangkat ke kancah Asia
Tenggara. Dia mendapat medali emas pada SEA Games 1977 di Jakarta dan
perunggu di SEA Games Malaysia 2001. Dari wushu pula dia akhirnya
mengenal seorang gadis manis bernama Ana Maria Megawati, temannya
sesama atlet pada pemusatan latihan daerah Jawa Tengah menjelang Pekan
Olahraga Nasional 2000. Setelah berpacaran selama lima tahun, Chris John
yakin Megawati adalah jodohnya.

9) Widi Mulia

Personel AB Three, yang juga penggemar olahraga Wushu.

History of Wushu 44
Daftar Pustaka

Gugun Arief Gunawan. (2007). Beladiri. Yogyakarta: PT Pustaka Insan Madani.

Ni Putu Ruspata Bhyantari dan I Made Muliarta. (2016). Kapasitas Aerobik


Mahasiswa Pemain Wushu Lebih Baik Daripada Mahasiswa Bukan Pemain Wushu
Di Universitas Udayana. Jurnal Medika. Vol 5. No. 5: 1.

Sepnu Khoirul Iskandar. (2015). Perbedaan Tingkat Kebugaran Jasmani Peserta


Ekstrakurikuler Sepakbola Dan Wushu Di SMP Negeri 1 Jogonalan. Yogyakarta:
Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta.

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Wushu diakses 19 April 2019

http://journal.student.uny.ac.id diakses 19 April 2019

https://en.m.wikipedia.org/wiki/Tai_chi diakses 19 April 2019

https://en.m.wikipedia.org/wiki/Lee-style diakses 19 April 2019

http://phoenixdragonkungfu.com/our-system/tai-ji-quan/jian-hua-tai-ji-quan diakses
19 April 2019

https://www.topchinatravel.com/china-guide/wing-chun-chuan diakses 19 April 2019

https://baike.baidu.com diakses 19 April 2019

https://en.m.wikipedia.org/wiki/Five_Ancestors diakses 19 April 2019

http://www.wujiaquan.com diakses 19 April 2019

https://en.m.wikipedia.org/wiki/Tongbeiquan diakses 19 April 2019

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Xingyiquan diakses 19 April 2019

https://en.m.wikipedia.org/wiki/Cheng_Style_Baguazhang diakses 20 April 2019

History of Wushu 45
https://en.m.wikipedia.org/wiki/Changquan diakses 20 April 2019

https://en.m.wikipedia.org/wiki/Ch diakses 20 April 2019

https://en.m.wikipedia.org/wiki/Huaquan diakses 20 April 2019

http://kungfu300style.blogspot.com/2010/11/mei-hua-jie diakses 20 April 2019

https://pieterwong.wordpress.com/2009/09/16/sejarah-liuhe-xinyi-quan diakses 20
April 2019

http://kungfu300style.blogspot.com/2010/12/mi-zong-quan diakses 20 April 2019

http://shaolinacademy.net/LM_Shaolin diakses 20 April 2019

http://olahraga-baru.blogspot.com/2016/07/tang-lang-quan-praying-mantis-kungfu
diakses 20 April 2019

https://en.m.wikipedia.org/wiki/Monkey_Kung_Fu diakses 20 April 2019

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Zui_Quan diakses 20 April 2019

History of Wushu 46

Anda mungkin juga menyukai