Atwood DD

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 18

Armansa Dito Pratama

2018-71-144

MODUL III
PESAWAT ATWOOD

 PERCOBAAN 01 GERAK LURUS BERATURAN


I. TUJUAN
1. Menunjukkan gerak lurus beraturan pada pesawat atwood.
2. Menunjukkan kecepatan gerak benda dengan 2 mode Pewaktu Pencacah yang
berbeda.
3. Memahami gerak lurus beraturan berdasarkan besaran-besaran kinematisnya.

II. ALAT DAN PERLENGKAPAN


1. Pesawat atwood bertiang ganda
Tinggi tiang :150 cm

Katrol : diameter 12 cm

2. Tali penggantung berbahan nilon, panjang 185 cm


3. Dua buah beban berbentuk silinder M1 dan M2 yang massanya sama (100 gram)
4. Beban tambahan bercelah berjumlah 5 buah, masing masing bermassa 5 gram
5. Penghenti beban dengan lubang (diameter 3.64)
6. Penghenti beban tanpa lubang
7. Pemegang beban dengan pegas(pelepas beban)
8. Pewaktu pencacah (Timer counter)
9. Gerbang cahaya

III. TEORI DASAR


Pada gerak lurus beraturan perubahan jarak tetap untuk setiap selang waktu tertentu,
yang berarti bahwa benda bergerak dengan kecepatan tetap atau tanpa percepatan.

Secara matematis dapat ditulis :

𝑣=
𝑠
................................................................................................................(1.1)
𝑡

Hal ini sesuai dengan Hukum Newton i yang berbunyi :

Sebuah benda yang diam akan tetap diam dan benda yang bergerak akan terus
bergerak dengan laju dan arah tetap jika tidak ada gaya luar yang bekerja padanya
(∑ 𝑓 = 0)

Secara umum pengalaman kita menunjukkan bahwa benda yang digerakkan tidak akan terus
bergerak, melainkan berhenti setelah beberapa saat. Hal ini disebabkan oleh adanya gaya
gesekan. Agar benda dapat bergerak maka dibutuhkan gaya yang besarnya sama atau
melebuhi gaya gesekan.

Laboratorium Fisika Dasar


STT-PLN
Armansa Dito Pratama
2018-71-144

Gerak lurus beraturan pada pesawat atwood dapat diperoleh dengan cara menambahkan beban
bercelah pada salah satu beban silinder kemudian beban tersebut ditahan menggunakan
penahan beban berlubang, sehingga selanjutnya beban silinder bergerak dengan kecepatan
tetap.

Pengukuran waktu untuk GLB dapat dilakukan dengan 2 mode waktu pencacah yang berbeda
yaitu TIMING I dan TIMING II yang dilakukan pada percobaan ini.

IV. CARA KERJA


 Persiapan Percobaan
1. Ukur temperatur dan tekanan ruangan sebelum dan sesudah praktikum.
2. Gantungkan beban silinder pada ujung – ujung tali kemudian lewatkan tali pad
katrol.
3. Pastikan bahwa tali terletak pada bagian tengah pengarah beban. Jika tali tidak
beradaa di tengah, maka sesuaikan dengan mengatur kerataan pesawat atwood
menggunakan sekrup hingga taki beban berada tepat ditengah masing masing
pengarah beban.
4. Putar sekrup hingga tali beban berada tepat ditengah masing masing pengarah
beban.
5. Pasang pemegang beban pada sisi kiri bawah tiang.
6. Pasang penghenti beban berlubang, gerbang cahaya 1, gerbang cahaya 2, dan
penghenti beban tanpa lubang berurutan dari atas ke bawah pada tiang sebelah
kanan
7. Tahan beban 𝑀1 (sebelah kiri) pada pemegang beban.

 PERCOBAAN TIMING 1
1. Ukur dan catat panjang beban silinder.
2. Hubungkan gerbang cahaya 1 dan 2 dengan panel dibagian belakang Pewaktu
Pencacah.
3. Nyalakan pewaktu Pencacah dan atur fungsi pada TIMING I
4. Atur agar 𝑀2 (beban silinder kanan) berada pada skala 20 cm dengan mengatur
tinggi pemegang beban.
5. Atur jarak objek – objek berikut :
o Penghenti beban berlubang berada pada skala 30cm (10 cm dari 𝑀2 )
o Gerbang cahaya 1 pada skala 100 cm
o Gerbang cahaya 2 pada skala 120 cm
6. Tambahkan 5 beban tambahan (m) bercelah pada 𝑀2
7. Lepaskan 𝑀1 dengan menekan pegas sehingga 𝑀1 akan bergerak keatas
sedangkan 𝑀2 akan bergerak kebawah dan berhenti saat menyentuh penghenti
beban tanpa lubang.
8. Catat nilai waktu yang ditampilkan dilayah Pewaktu Pencacah pada tabel 1.1.
dengan fungsi TIMING I akan diperoleh data 𝐸1 dan 𝐸2 . Tekan CH. OVER untuk
melihat 𝐸1 dan 𝐸2 secara bergantian.
9. Kembalikan posisi 𝑀1 dan 𝑀2 seperti semula, yaitu 𝑀1 pada pemegang beban,
kemudian tekan tombol FUNCTION untuk mengembalikan nilai waktu keangka
0 (reset to zero)
10. Ulangi langkah sebanyak 5-8 sebanyak 5 kali.

Laboratorium Fisika Dasar


STT-PLN
Armansa Dito Pratama
2018-71-144

 PERCOBAAN TIMING II
1. Atur fungsi pewaktu pencacah pada TIMING II dengan cara menekan tombol
FUNCTION sampai lampu indikator merah berada pada TIMING II.
2. Atur agar 𝑀2 berada pada skala 20 cm dengan mengatur tinggi pemegang beban.
3. Atur jarak-jarak objek berikut :
 Penghenti beban berlubang pada skala 30 cm (10 cm dari 𝑀2 )
 Gerbang cahaya 1 pada skala 80 cm
 Gerbang Cahaya 2 pada skala 100 cm
4. Tambahkan 5 beban tambahan (m) bercelah pada 𝑀2
5. Lepaskan 𝑀1 dengan menekan pegas sehingga 𝑀1 akan bergerak keatas,
sedangkan 𝑀2 akan bergerak kebawah dan berhenti saat menyentuh penghenti
beban tanpa lubang.
6. Dengan fungsi TIMING II akan diperoleh satu data waktu. Catat nilai waktu yang
ditampilkan dilayar pewaktu pencacah pada tabel 1.2.
7. Kembali 𝑀1 dan 𝑀2 seperti semula, yaitu 𝑀1 pada pemegang beban, kemudian
tekan tombol FUNCTION untuk mengembalikan nilai waktu ke angka 0 (reset to
zero).
8. Ubah posisi gerbang cahay 2 dengan menambah skala 5 cm.
9. Ulangi langkah 4-8 hingga jarak antar gerbang cahaya 1 dan 2 sebesar 50 cm.
Catat nilai jarak tersebut sebagai s.

Laboratorium Fisika Dasar


STT-PLN
Armansa Dito Pratama
2018-71-144

V. DATA PENGAMATAN
MODUL III PERCOBAAN 1

KELOMPOK : 𝑃𝑎𝑤𝑎𝑙 : 𝑃𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 :

JURUSAN : 𝑇𝑎𝑤𝑎𝑙 : 𝑇𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 :

Tabel 1.1 Percobaan TIMING 1.

s(m) 𝑬𝟏 (s) 𝑬𝟐 (s) 𝒗𝟏 (m/s) 𝒗𝟐 (m/s)

𝒗𝟏 dan 𝒗𝟐 rata-rata (m/s)

Tabel 1.2 Percobaan TIMING II

s (m) t(s) V(m/s)


0.2
0.25
0.3
0.35
0.4
0.45
0.5

Tanggal Pengambilan Data :


Nama Asisten :
Tanda Tangan Asisten :

Laboratorium Fisika Dasar


STT-PLN
Armansa Dito Pratama
2018-71-144

 PERCOBAAN 02 GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN

I. TUJUAN
1. Memahami gerak lurus berubah beraturan
2. Menentukan percepatan gerak benda

II. ALAT DAN PERLENGKAPAN


1. Pesawat atwood bertiang ganda
Tinggi tiang :150 cm

Katrol : diameter 12 cm

2. Tali penggantung berbahan nilon, panjang 185 cm


3. Dua buah beban berbentuk silinder M1 dan M2 yang massanya sama (100 gram)
4. Beban tambahan bercelah berjumlah 5 buah, masing masing bermassa 5 gram
5. Penghenti beban dengan lubang (diameter 3.64)
6. Penghenti beban tanpa lubang
7. Pemegang beban dengan pegas(pelepas beban)
8. Pewaktu pencacah (Timer counter)
9. Gerbang cahaya

III. TEORI DASAR


Setiap benda yang bergerak dengan perubahan kecepatan, baik bertambah atau
berkurang, dapat dikatakan mengalami percepatan. Percepatan dapat didefinisikan
sebagai perubahan kecepatan dalam satu satuan waktu.

Ketika sebuah benda bergerak dengan percepatan tetap, perubahan kecepatan


sebagai fungsi waktu dirumuskan sebagai berikut :

𝑣𝑡 = 𝑣0 + a . t

.......................................................................................................................... (2.1)

Keterangan :

𝑣𝑡 = kecepatan gerak benda

𝑣0 =kecepatan awal benda saat t = 0

a = percepatan tetap

Laboratorium Fisika Dasar


STT-PLN
Armansa Dito Pratama
2018-71-144

perubahan kecepatan sebagai fungsi jarak dengan percepatan tetap dirumuskan


dengan :

𝑣𝑡2 = 𝑣02 + 2 . a . Δs

.......................................................................................................................... (2.2)

Keterangan :

𝑣0 =kecepatan awal benda saat s = 0

𝑣𝑡 = kecepatan gerak benda pada jarak s

Δs = jarak yang ditempuh benda

a = percepatan tetap

sedangkan perubahan jarak sebagai fungsi waktu dengan percepatan tetap


dirumuskan dengan :
1
𝑠𝑡 = 𝑠0 + 𝑣0 . t + 2a𝑡 2

.......................................................................................................................... (2.3)

Keterangan :

𝑠0 = jarak benda saat t = 0

𝑠𝑡 = jarak yang ditempuh benda pada jarak s

𝑣0 =kecepatan awal benda saat t = 0

a = percepatan tetap

Pada pesawat atwood gerak lurus berubah beraturan dapat dihasilkan dengan
menambah massa tambahan pada 𝑀2 , kemudian mengatur jarak antara gerbang
cahaya 1 dan gerbang cahaya 2 sebagai jarak s. Gerbang cahaya 1 harus diletakkan
tepat dibawah 𝑀2 sebelum dilepas dari pemegang beban agar nilai 𝑣0 sama dengan
0.

Laboratorium Fisika Dasar


STT-PLN
Armansa Dito Pratama
2018-71-144

IV. CARA KERJA


 Persiapan Percobaan
1. Ukur temperatur dan tekanan ruangan sebelum dan sesudah praktikum.
2. Gantungkan beban silinder pada ujung – ujung tali kemudian letakkan
tali pada katrol.
3. Pastikan bahwa tali terletak pada bagian tengah pengarah beban, jika
tali tidak berada ditengah, maka sesuaikan dengan mengatur kerataan
pesawat atwood menggunakan sekrup pengatur ketegaklurusan pada
bagian alas.
4. Putar sekrup hingga tali beban berada tepat ditengah masing masing
pengarah beban.
5. Pasang pemegang beban pada tiang kiri bawah
6. Tahan 𝑀1 pada pemegang beban, sehingga 𝑀2 berada dibagian atas
tiang kana dan atur agar bagian bawah 𝑀2 tepat berada pada skala 20cm
(atau tepat pada garis skala yang ada sehingga memudahkan
perhitungan jarak.
7. Pasang gerbang cahaya 1 tepat dibawah beban silinder 𝑀2
8. Pasang gerbang cahaya 2 dibwah gerbang cahaya 1 dan pasang
pemegang beban tanpa lubang dibagian bawah tiang kanan untuk
menahan beban agar beban silinder 𝑀2 tidak menyentuh lantai.
 Percobaan
1. Atur fungsi pewaktu pencacah pada TIMING II dengan cara menekan
tombol FUNCTION sampai lampu indikator merah berada pada
TIMING II.
2. Atur posisi gerbang cahaya 2 agar berjarak 20cm dari gerbang cahaya
1.
3. Tambahkan 5 buah beban bercelah (m=25gr) pada beban silinder 𝑀2 .
4. Lepaskan 𝑀1 dengan menekan pegas sehingga 𝑀1 akan bergerak ke
atas, sedangkan 𝑀2 akan bergerak kebawah dan berhenti saat
menyentuh penghenti beban tanpa lubang.
5. Catat nilai waktu yang ditampilkan pada layar Pewaktu Pencacah
ditabel 2.1
6. Tahan kembali 𝑀1 menggunakan pemegang beban sehingga 𝑀2 berada
diposisi semula, kemudian tekan tombol FUNCTION pada pewaktu
pencacah untuk mengembalikan nilai waktu ke angka 0.
7. Ubah posisi gerbang cahaya 2 dengan penambahan skala 5 cm dari
posisi terakhir hingga jarak antara gerbang cahaya 1 dan 2 sebesar 65
cm.
8. Ulangi langkah 4-7 dengan penambahan jarak 5cm dari posisi terakhir
hingga jarak antara gerbang cahaya 1 dan 2 sebesar 65cm.

Laboratorium Fisika Dasar


STT-PLN
Armansa Dito Pratama
2018-71-144

V. DATA PENGAMATAN

MODUL III PERCOBAAN 2

KELOMPOK : 𝑃𝑎𝑤𝑎𝑙 : 𝑃𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 :

JURUSAN : 𝑇𝑎𝑤𝑎𝑙 : 𝑇𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 :

𝑆𝑡 (m) T(s) 𝑡 2 (𝑠 2 ) v( m/s)

0.2
0.25
0.3
0.35
0.4
0.45
0.5
0.55
0.6
0.65

Tanggal Pengambilan Data :

Nama Asisten :

Tanda Tangan Asisten :

Data yang diperoleh dari percobaan dengan fungsi TIMING II adalah waktu tempuh
dari gerbang cahaya 1 ke 2 dengan variasi jarak sehingga kita dapat menggunakan
persamaan (2.3) untuk memperoleh percepatan. Karena posisi gerbang cahaya 1 tepat
diposisi awal 𝑀2 (titik acuan 0), maka nilai 𝑠0 dan 𝑣0 sama dengan 0.

Berdasarkan hal ini diperoleh persamaan :


1
𝑠𝑡 = 2a𝑡 2 .................................................................................................(2.4)

Laboratorium Fisika Dasar


STT-PLN
Armansa Dito Pratama
2018-71-144

 PERCOBAAN 03 HUKUM II NEWTON


I. TUJUAN
1. Memverifikasi Hukum II Newton
2. Memahami Hukum II Newton

II. ALAT DAN PERLENGKAPAN


1. Pesawat atwood bertiang ganda
Tinggi tiang : 150 cm
Katrol : diameter 12 cm
2. Tali penggantung berbahan nilon, panjang 185cm
3. Dua buah beban berbnetuk silinder M₁ dan M₂ yang massanya sama
(100gram)
4. Beban tambahan bercelah berjumlah 5 buah, masing-masing bermassa 5
gram
5. Penghenti beban dengan lubang (diameter 3.64cm)
6. Penghenti beban tanpa lubang
7. Pemegang beban dengan peas (pelepas beban)
8. Pewaktu pencacah (Timer Counter)
9. Gerbang Cahaya

III. TEORI DASAR


Hukum II Newton menyatakan bahwa bila sebuah benda yang mempunyai
massa m diberi gaya luar sebesar F maka akan terjadi pecepatan gravitasi
sebesar a sesuai dengan hubungan :
∑F = m.a .................................................................................................. (3.1)
Pesawat atwood dapat digunakan untuk memverifikasi Hukum II Newton.
Gaya luar diperoleh dari tambahan massa(beban bercelah) pada M₂ sebesar m₂
dan beban tambahan m₁ pada M₁ dengan syarat massa m₂ lebih besar daripada
m₁, kemudian waktu tempuh beban silinder M₂ saat melewati gerbang cahaya
akan diukur dengan fungsi TIMING I. Pada percobaan ini massa dan momen
inersia katrol diabaikan karena massa katrol dianggap jauh lenih kecil
dibandingkan dengan massa beban silinder.

Laboratorium Fisika Dasar


STT-PLN
Armansa Dito Pratama
2018-71-144

Dengan mengabaikan massa tali dan momen inersiakatrol, maka resultan gaya
pada beban silinder M₁ :
∑F = T ─ (M₁ + m₁)g = (M₁ + m₁)a .......................................................
(3.2)
Sedangkan pada beban silinder M₂ :
∑F = (M₂ + m)g ─T = (M₂ + m)a ........................................................... (3.3)
T adalah tegangan tali dan g adalah percepatan gravitasi. Jika persamaan (3.2)
dan (3.3) dijumlahkan untuk mengeliminasi tegangan tali T , maka akan
Diperoleh :
(M₂ + m₂) ─ (M₁ + m₁)g = (M₁ + m₁ +M₂ + m₂)a
Atau
a = (M₂+m₂)-(M₁+m₁)g ...............................................................................................................(3.4)
(M₁+m₁+M₂+m₂)

Untuk memverifikasi Hukum II Newton akan dilakukan 2 tahap percobaan.


Yang pertama adalah mengubah selisih massa M₁ dan M₂ dengan massa total
tetap. Perubahan selisih massa bertujuan untuk menunjukan hubungana antara
percepatan dengan fungsi gaya. Sedangkan yang kedua adalah mengubah
massa total M₁ dan M₂ dengan selisih massa tetap. Perubahan massa total
bertujuan untuk menunjukan hubungan antara percepatan dengan fungsi
massa. Beban bercelah digunakan untuk memvariasikan massa M₁ dan M₂.

Laboratorium Fisika Dasar


STT-PLN
Armansa Dito Pratama
2018-71-144

IV. PROSEDUR PERCOBAAN


› Persiapan percobaan
1. Ukur temperature dan tekanan ruangan sebelum dan sesudah praktikum.
2. Timbangan massa M₁ dan M₂ kemudian catat pada table 3.1
3. Gantung beban silinder pada ujung-ujung tali kemudian lewatkan tali pada
katrol.
4. Padtikan bahwa tali terletak pada bagian tengah pengarah beban, jika tali
tidak berada ditrngah, maka sesuaikan dengan mengatur kerataan pesawat
atwood menggunakan skrup pengatur ketegaklurusan pada bagian alas.
5. Putar skrup hingga tali beban berada tepat ditengah masing-masing
pengarah beban
6. Pasang pemegang beban pada sisi kiri bawah tiang.
7. Pada tiang kanan, atur posisi gerbang cahaya 1 pada skala 40cm, gerbang
cahaya 2 pada skala 80cm, dan penghenti beban tanpa lubang dibagian
bawah tiang (sejajar dengan pemegang beban ). Catat jarak antara gerbang
cahaya 1 dan 2 sebagai nilai h
8. Tahan beban M₁ (sebelah kiri) pada pemegang beban.

› M₁ dan M₂ : Selisih Massa Berubah, Massa Total Tetap


1. Hubungkan gerbang cahaya 1 dan 2 dengan panel bagian belakang
pewaktu pencacah
2. Nyalakan Pewaktu Pencacah dan atur fungsi pada TIMING 1
3. Tambahkan 5 beban tambahan bercelah pada M₂ (masing-masing beban
bermassa 5 gram). Catat massa tambahan sebagia m₂ pada table 3.1
4. Ukur panjang M₂ setelah ditambah beban catat nilai pada kolom s ditabel
3.1
5. Lepaskan M₁ dengan menekan pegas sehingga M₁ akan bergerak keatas,
sedangkan M₂ akan bergerak ke bawah dan berhenti saat menyentuh
penghenti beban tanpa lubang.
6. Dengan fungsi TIMING I akan diperoleh 2 data waktu :E₁ dan E₂. Tekan
CH OVER untuk melihat nilai E₁ dan E₂ secara bergantian. Catat nilai
waktu yang ditampilkan dilayar pewaktu pencacah pada kolom t₁ dan t₂
ditabel 3.1

Laboratorium Fisika Dasar


STT-PLN
Armansa Dito Pratama
2018-71-144

7. Kembalikan posisi M₁ dan M₂ seperti semula, yaitu M₁ pada pemegang


beban, kemudian tekan tombol FUNCTION umtuk mengembalikan nilai
waktu keangka 0 (reset to zero)
8. Pindahkan 1 beban tambahan dari M₁ ke M₂ sehingga massa total menjadi
15 gram selisih massa tetap 5 gram
9. Ulangi langkah 4 ─ 7
10. Pindahkan 1 beban tambahan dari M₂ ke M₁sehingga massa total menjadi
25gram, kemudia lakukan kembali langkah 4 ─ 7

› M₁ dan M₂ : Selisih Massa Tetap, Massa Total Berubah


1. Hubungkan gerbang cahaya 1 dan 2 dengan panel bagian belakang
pewaktu pencacah
2. Nyalakan Pewaktu Pencacah dan atur fungsi pada TIMING 1
3. Tambahkan 1 beban tambahan bercelah pada M₂ . Catat massa tambahan
sebagian M2 pada tabel 3.1
4. Ukur panjang M₂ setelah ditambah beban catat nilai pada kolom s ditabel
3.2
5. Lepaskan M₁ dengan menekan pegas sehingga M₁ akan bergerak keatas,
sedangkan M₂ akan bergerak ke bawah dan berhenti saat menyentuh
penghenti beban tanpa lubang.
6. Dengan fungsi TIMING I akan diperoleh 2 data waktu :E₁ dan E₂. Tekan
CH OVER untuk melihat nilai E₁ dan E₂ secara bergantian. Catat nilai
waktu yang ditampilkan dilayar pewaktu pencacah pada kolom t₁ dan t₂
ditabel 3.2
7. Kembalikan posisi M₁ dan M₂ seperti semula, yaitu M₁ pada pemegang
beban, kemudian tekan tombol FUNCTION umtuk mengembalikan nilai
waktu keangka 0 (reset to zero)
8. Pindahkan 1 beban tambahan dari M₁ ke M₂ sehingga massa total menjadi
15 gram selisih massa tetap 5 gram
9. Ulangi langkah 4 ─ 7
10. Pindahkan 1 beban tambahan dari M₂ ke M₁sehingga massa total menjadi
25gram, kemudian lakukan kembali langkah 4 ─ 7

Laboratorium Fisika Dasar


STT-PLN
Armansa Dito Pratama
2018-71-144

V. DATA PENGAMATAN
MODUL III PERCOBAAN 3
KELOMPOK : P awal : P akhir :
JURUSAN : T awal : T akhir :

Table 3.1. M1 dan M2 :selisih massa berubah, massa total tetap.


m1 (kg) 0 0,005 0,01
m2 (kg) 0,025 0,020 0,015
[(M2+m2)-(M1+m1)] (kg)
M1+m1+M2+m2 (kg)
s (m)
t1 (s)
t2 (s)
v1 (m/s)
v2 (m/s)
A (m/s2)

Tabel 3.2. M1 dan M2: selisih massa tetap, massa total berubah
m1 (kg) 0 0,005 0,01
m2 (kg) 0,005 0,010 0,015
[(M2+m2)-(M1+m1)] (kg)
M1+m1+M2+m2 (kg)
s (m)
t1 (s)
t2 (s)
v1 (m/s)
v2 (m/s)
A (m/s2)

Laboratorium Fisika Dasar


STT-PLN
Armansa Dito Pratama
2018-71-144

 PERCOBAAN 4 MOMEN INERSIA KATROL


I. TUJUAN
1. Menentukan momen inersia katrol

II. ALAT DAN PERLENGKAPAN


1. Pesawat atwood bertiang ganda
Tinggi tiang :150cm
Katrol : diameter 12cm
2. Tali penggantung berbahan nilon, panjang 185cm
3. Dua buah beban berbnetuk silinder M₁ dan M₂ yang massanya sama
(100gram)
4. Beban tambahan bercelah berjumlah 5 buah, masing-masing bermassa 5
gram
5. Penghenti beban dengan lubang (berdiameter 3.64cm)
6. Penghenti beban tanpa lubang
7. Pemegang beban dengan pegas (pelepas beban)
8. Pewaktu pencacah (time counter)
9. Gerbang Cahaya

III. TEORI
Pesawat atwood ideal memiliki katrol yang tidak bermassa dan berputar tanpa
gesekan. Namun pada kenyatannya peswat atwood yang digunakan biasanya
memiliki katrol dengan massa mҝ yang dapat menahan percepatan dan
mengurangi gaya Tarik Benda. Bedasarkan hal ini maka massa dan momen
inersia katrol harus diperhitungkan dalam percobaan. Terdapat momen gaya yang
bekerja antara katrol dan tali yang menyebabkan katrol berotas dengan percepatan
sudut tertentu. HUbungan antara momen gaya τ, momen inersia I,dan percepatan
sudut α dinyatakan dalam persamaan berikut :

∑τ = I.α ………………………..(1)

Laboratorium Fisika Dasar


STT-PLN
Armansa Dito Pratama
2018-71-144

Persamaan ini identic dengan Hukum II Newton yang telah dibahas pada
percobaan sebelumnya.

Gaya yang bekerja pada M₁ :


∑F = TI ─ MI.g = M₁.a + M₁. g atau T1.a+M1.g .................................. (2)
Sedangkan pada bahan silinder M2 :
∑F =(M2+m).g ─T I = (M2+m).a atau T2 = (M2+m).g ─ (M2+m).a ......... (3)
Resultan momen gaya system adalah selisih gaya tegangan tali T2 dan T1 dikali
jari-jari katrol :
(T2 ─ T1).R = I.a .................................. (4)
[M2+m).g ─ (M2+m).a ─ M1.a ─M1.g]. R = I.a .................................. (5)
Percepatan sudut α dapat didefinisikan dengan :
𝑎
α=𝑅

maka :
𝐼.𝑎
(M2 + m ─ M1).g – (M2 + m + M1].a = 𝑅^2 .................................. (6)

Sehingga percepatan a menjadi :


(𝑀2+𝑚−𝑀1).𝑔
a= 1 .................................. (7)
(𝑀2+𝑚+𝑀1+ 2 )
𝑅

Perhitungan waktu untuk menentukan percepatan dapat ditentukan dengan 2


fungsi pewaktu pencacah, yaitu TIMING I dan TIMING II.
Posisi gerbang cahaya 1 tepat di posisi awal M2 (titik acuan 0), maka nilai s=0
dan v=0 sama dengan 0. Berdasarkan hal ini digunakan persamaan GLBB
1
St=2 𝑎. 𝑡 2 ………………………..(8)

Laboratorium Fisika Dasar


STT-PLN
Armansa Dito Pratama
2018-71-144

Dengan membuat grafik St terhadap t2 dapat ditentukan nilai percepatan a dari


regresi linier grafik tersebut.
Y=mx+b…………………………(9)
1
St merupakan dari y, t2 merupakann representasi dari x, dan a merupakan
2

representasi dari m (kemiringan garis). Maka percepatan a:


A = 2m …………………………..(10)

IV. PROSEDUR PERCOBAAN


1. Ukur dan catat jari-jari katrol R.
2. Timbang massa beban silinder M1 dan M2.
3. Gantungkan beban silinder pada ujung-ujung tali kemudian lewatkan tali
pada katrol.
4. Pastikan bahwa tali terletak pada bagian tengah pengarah beban. Jika tali
tidak berada ditengah. Maka sesuaikan dengan mengatur kerataan peswat
atwood menggunakan sekrup pengatur ketegaklurusan pada bagian alas.
5. Putar sekrup hinggal tali beban benda tepat ditengah masing-masing
pengarah beban.
6. Pasang pemegang beban pada tiang kiri bagian bawah
7. Tahan M1 pada pemegang beban sehingga M2 berada dibagian atas tiang
kanan dana tur agar bagian bawah M2 tepat berada pada skala 20cm (atau
tepat pada garis skala yang ada sehingga memudahkan perhitungan jarak).
8. Pasang gerbang cahaya 1 tepat dibawah beban silinder M2
9. Pasang gerbang cahaya 2 di bawah gerbang cahaya 1 dan pasang pemegang
beban tanpa lubang dibagian bawah tiang kanan untuk menahan agar beban
silinder M2 tidak menyentuh lantai.
10. Atur fungsi pewaktu cacah pada TIMING II dengan cara menakan tombol
FUNCTION sampai lampu indicator merah berada pada TIMING II
11. Atur posisi gerbang cahaya 2 agar berjarak 20 cm dari gerbang cahaya 1.
12. Tambahkan 5 buah beban bercelah (m=25gram)pada beban silinder M2.
13. Lepaskan M1 dengan menekan pegas sehingga M1 akan bergerak ke atas,
sedangkan M2 akan bergerak ke bawah dan berhenti saat menyentuh
penghenti beban tanpa lubang.
14. Catat nilai waktu yang ditampilkan pada layar pewaktu pencacah di table 1

Laboratorium Fisika Dasar


STT-PLN
Armansa Dito Pratama
2018-71-144

15. Tahan kembali beban M1 mengguanakan pemegang beban sehingga M2


berada di posisi semula, kemudian tekan tombol FUNCTION pada pewaktu
pencacah untuk mengembalikan nilai waktu ke angka 0.
16. Ubah posisi gerbang cahaya 2 dengan penambahan skala 5 cm sehingga jarak
antara gerbang cahaya 1 dan 2 menjadi 25.
17. Ulangi langkah 13-16 dengan penambahan jarak 5 cm dari posisi terakhir
hingga jarak antara gerbang cahaya 1 dan 2 sebesar 40 cm (terdapat 5 data)

Laboratorium Fisika Dasar


STT-PLN
Armansa Dito Pratama
2018-71-144

V. DATA PENGAMATAN
MODUL III PERCOBAAN 4

KELOMPOK : P awal: P akhir:


JURUSAN : T awal: T akhir:
Lengkapilah data dibawah ini!
M1 = kg
M2 = kg
M = kg

Tabel 1.
St(m) t(s) t2 (s )2
0.20
0,25
0,30
0,35
0,40

Tanggal Pengambilan Data :


Nama Asisten :
Tanda Tangan Asisten :

Laboratorium Fisika Dasar


STT-PLN

Anda mungkin juga menyukai