Kelbin MP ASI

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 56

MANAJAMEN KEBIDANAN KOMUNITAS

ASUHAN KEBIDADAN PADA KELUARGA IBU “S”


DI RT. 02 DESA PASAR LAMA KECAMATAN KARANG INTAN
KABUPATEN BANJAR

Disusun oleh:

08.15.11.977

AKADEMI KEBIDANAN BANUA BINA HUSADA


BANJARBARU
2019

1
LAPORAN PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDADAN PADA KELUARGA IBU “S”

RT. 02 DESA PASAR LAMA KECAMATAN KARANG INTAN


KABUPATEN BANJAR

Laporan Individu Praktek Kerja Lapangan (PKL)


Telah Memenuhi Persyaratan Dan Disetujui
Tanggal,

Menyetujui dan Mengesahkan

Kordinator PBL Pembimbing

Annisa Melhanna, Amd, Keb, SKM (..............................................)

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala karunia dan rahmat yang
telah dilimpahkan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan yang
berjudul ".....................".Karya Tulis Ilmiah ini disusun dalam rangka memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan pada Akademi
Kebidanan Banua Bina Husada Banjarbaru.
Laporan ini tidak akan dapat terselesaikan tanpa adanya bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih banyak kepada :
1. H. Sempurna Tarigan, S.Pd, M.Kes selaku Pembina Yayasan Akademi
Kebidanan Banua Bina Husada Banjarbaru.
2. Hary Angga Tarigan, SH selaku Ketua Yayasan Akademi Kebidanan Banua
Bina Husada Banjarbaru.
3. Masita, SKM. M.Kes selaku kordinator pendidikan Akademi Kebidanan
Banua Bina Husada Banjarbaru.
4. Susilawati, S.ST, M.Kes selaku Direktur Akademi Kebidanan Banua Bina
Husada Banjarbaru dan juga selaku pembimbing KTI yang berperan dalam
perbaikan karya tulis ilmiah ini.
5. Nahda, SIP, M.kes selaku penguji I yang telah memberikan masukan,saran,
serta bimbingannya guna memperbaiki Karya Tulis Ilmiah ini.
6. Dr. Mimbarwati Kabir selaku kepala puskesmas Berangasyang telah
memberi izin penelitian untuk melakukan penelitian.
7. Seluruh staf dan dosen Akademi Kebidanan Banua Bina Husada Banjarbaru
yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian.
8. Orang tua, adek- adek, keluarga, dan orang terdekat yang telah memberikan
dukungan baik moril maupun materil dengan tulus ikhlas.
9. Rekan-rekan mahasiswa Akademi Kebidanan Banua Bina Husada
Banjarbaru yang telah membantu dan memberikan saran untuk kelancaran
pembuatan laporan ini.

ii
10. Semua pihak yang telah membantu, yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu. Semoga Allah SWT memberikan imbalan atas segala kebaikan dan
bantuan yang telah diberikan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan karya tulis
ilmiah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan.Untuk itu
penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari
semua pihak.

Banjarbaru, April 2019

Penulis

iii
DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan ......................................................................................................... i


Kata Pengantar ................................................................................................................. ii
Daftar Isi ............................................................................................................................ iv
Daftar Lampiran ............................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan .................................................................................................... 2
BAB II KAJIAN TEORI
A. Batasan Keluarga ................................................................................................... 3
B. Struktur Keluarga ................................................................................................... 3
C. Ciri Keluarga .......................................................................................................... 4
D. Bentuk Keluarga ..................................................................................................... 5
E. Peranan Keluarga ................................................................................................... 6
F. Fungsi Keluarga .................................................................................................... 7
G. Manajemen / Asuhan Kebidanan Pada Keluarga .................................................. 8
H. Konsep Makanan Pendamping ASI ....................................................................... 10
BAB III ASUHAN / MANAJEMEN KEBIDANAN PADA KOMUNITAS
A. Pengkajian .............................................................................................................. 13
B. Analisa Data .......................................................................................................... 18
C. Perumusan Masalah ............................................................................................... 20
D. Prioritas Masalah .................................................................................................... 24
E. Perencanaan ............................................................................................................ 25
F. Pelaksanaan ............................................................................................................ 26
G. Evaluasi .................................................................................................................. 27
BAB IV PEMBAHASAN KASUS .................................................................................. 29
PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................................ 30
B. Saran ...................................................................................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………… ............ 31

iv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Genogram

Lampiran 2 : Denah Rumah

Lampiran 3 : Satuan Acara Penyuluhan Tentang MP ASI

Lampiran 4 : Leaflet

Lampiran 5 : Berita Acara

Lampiran 6 : Surat Persetujuan

Lampiran 7 : Lembar Konsul

Lampiran 8 : Gambar Penyuluhan

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) adalah rangkaian
kegiatan masyarakat dan swadaya dalam rangka menolong diri sendiri dalam
memecahkan masalah untuk memenuhi kebutuhannya di bidang kesehatan
dan di bidang lain yang berkaitan agar mampu mencapai kehidupan sehat
sejahtera.
Penyusunan Asuhan Kebidanan Keluarga ini disesuaikan dengan
jangkauan kemampuan penulis agar dalam pelaksanaannya dapat memberikan
bantuan terutama yang dibahas pada laporan ini adalah tentang Kesehatan Ibu
dan Anak (KIA). KIA ini meliputi kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, ibu
nifas, ibu meneteki, imunisasi dan KB. Dalam hal ini mahasiswa terjun ke
masyarakat membantu masyarakat yang memiliki masalah kesehatan
khususnya dalam keluarga membantu mengatasi masalah tersebut bersama-
sama masyarakat (keluaraga) desa tersebut. Masalah kesehatan yang dapat
muncul dalam masyarakat yang dikatakan rawan bagi seorang ibu adalah
pada saat hamil, bersalin, nifas serta masa bayi dan balita.
Dalam laporan ini penulis akan memberikan asuhan kebidanan pada
keluarga Ny. “S”yang mengalami masalah mengenai kurangnya pengetahuan
ibu tentang pemberian MP-ASI.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu mengembangkan pola pikir ilmiah dalam melaksanakan
asuhan kebidanan keluarga dengan masalah kurangnya pengetahuan ibu
tentang pemberian MP-ASI.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melaksanakan pengkajian untuk menentukan masalah
kesehatan

1
b. Dapat menyusun skala prioritas masalah kesehatan.
c. Mampu menyusun rencana asuhan kebidanan keluarga yang
dilakukan.
d. Mampu melaksanakan rencana asuhan kebidanan keluarga.
e. Mampu mengevaluasi keberhasilan tindakan kebidanan yang telah
dilakukan.
f. Mampu mengikuti perkembangan masalah kesehatan setelah
dilakukan asuhan kebidanan keluarga.

C. Manfaat
1. Bagi Klien
Klien mengetahui masalah yang berkaitan dengan MP-ASI.
2. Bagi Penulis
Memberikan pengalaman dan dapat menerapkan teori kebidanan yang
didapat dalam perkuliahan.
3. Bagi Institusi
Sebagai bahan kepustakaan tentang asuhan kebidanan dan perbandingan
pada penanganan MP-ASI
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Batasan Keluarga
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), batasan keluarga
antara lain:
1. Ibu dan bapak beserta anak-anaknya; seisi rumah
2. Orang seisi rumah yang menjadi tanggungan; batih
3. Sanak saudara; kaum kerabat
4. Satuan kekerabatan yang sangat mendasar dalam masyarakat
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 Tahun
1994 Tentang Penyelenggaraan Keluarga Sejahtera (Pasal 1 Bab 1), batasan
keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami-istri,
atau suami, isteri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya.

B. Struktur Keluarga
1. Berdasarkan garis keturunan
a. Patrilinear. Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari anak,saudara
sedarah, dalam berbagai generasidimana hubungan itu menurut garis
keturunan ayah.
b. Matriliniar.Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari anak, saudara
dalam berbagai generasi dimana hubungan itu menurut garis
keturunan ibu.
2. Berdasarkan jenis perkawinan
a. Monogami adalah keluarga dimana terdapat seorang suami dan istri.
b. Poligami adalah keluarga diman terdapat seorang suami dan lebih dari
orang istri
3. Berdasarkan pemukiman
a. Patrilokal adalah pasangan suami istri,tinggal bersama atau dekat
keluarga sedarah suami.
4

b. Matrilokal adalah pasangan suami istri, tinggal bersama atau dekat


dengan sedarah istri.
c. Neolokal adalah pasangan suami istri, tinggal jauh dari keluarga
suami maupun istri.
4. Berdasarkan kekuasaan
a. Keluarga kabapaan. Dalam keluarga suami memegang peranan paling
penting
b. Keluarga keibuan. Dalam hubungan keluarga istri memegang peranan
paling penting.
c. Kaluarga setara. Peranan suami istri kurang lebih seimbang.
Ciri-Ciri Struktur Keluarga :
1. Terorganisasi. Saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota
keluarga.
2. Ada keterbatasan. Setiap anggota memiliki kebebasan tetapi juga mereka
mempunyai keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya
masing-masing.
3. Ada perbedaan dan kekhususan. Setiap anggota keluarga mempunyai
peranan dan fungsinya masing-masing.

C. Ciri Keluarga
Ciri-ciri keluarga adalah sebagai berikut:
1. Suatu keluarga terdiri dari orang-orang yang mempunyai hubungan darah
atau adopsi.
2. Semua anggota keluarga hidup bersama dalam satu rumah dan mereka
membentu suatu rumah tangga.
3. Memiliki satu kesatuan orang yang berinteraksi dan berkomunikasi dan
memainkan peran sebagai suami istri, bapak dan ibu, anak dan saudara.
4. Mempertahankan suatu kebudayaan bersama yang sebagian besar berasal
dari kebudayaan umum yang luas.
5

D. Bentuk Keluarga
Pada dasarnya ada berbagai macam bentuk keluarga. Menurut
pendapat Goldenberg (20100) ada sembilan macam bentuk keluarga, antara
lain :
1. Keluarga inti (nuclear family)
Keluarga yang terdiri dari suami, istri serta anak-anak kandung.
2. Keluarga besar (extended family)
Keluarga yang disamping terdiri dari suami, istri, dan anak-anak kandung,
juga sanak saudara lainnya, baik menurut garis vertikal (ibu, bapak, kakek,
nenek, mantu, cucu, cicit), maupun menurut garis horizontal (kakak, adik,
ipar) yang berasal dari pihak suami atau pihak isteri.
3. Keluarga campuran (blended family)
Keluarga yang terdiri dari suami, istri, anak-anak kandung serta anak-anak
tiri.
4. Keluarga menurut hukum umum (common law family)
Keluarga yang terdiri dari pria dan wanita yang tidak terikat dalam
perkawinan sah serta anak-anak mereka yang tinggal bersama.
5. Keluarga orang tua tunggal (single parent family)
Keluarga yang terdiri dari pria atau wanita, mungkin karena bercerai,
berpisah, ditinggal mati atau mungkin tidak pernah menikah, serta anak-
anak mereka tinggal bersama.
6. Keluarga hidup bersama (commune family)
Keluarga yang terdiri dari pria, wanita dan anak-anak yang tinggal
bersama, berbagi hak, dan tanggung jawab serta memiliki kekayaan
bersama.
7. Keluarga serial (serial family)
Keluarga yang terdiri dari pria dan wanita yang telah menikah dan
mungkin telah punya anak, tetapi kemudian bercerai dan masing-masing
menikah lagi serta memiliki anak-anak dengan pasangan masing-masing,
tetapi semuanya menganggap sebagai satu keluarga.
6

8. Keluarga gabungan/komposit (composite family)


Keluarga terdiri dari suami dengan beberapa istri dan anak-anaknya
(poliandri) atau istri dengan beberapa suami dan anak-anaknya (poligini)
yang hidup bersama.
9. Keluarga tinggal bersama (cohabitation family)
Keluarga yang terdiri dari pria dan wanita yang hidup bersama tanpa ada
ikatan perkawinan yang sah.

E. Peranan Keluarga
Dalam hal ini peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku
antar pribadi, sifat serta kegiatan yang berhubungan dengan pribadi dalam
posisi dan situasi tertentu.
Peranan pribadi dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola
perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat. Adapun berbagai peranan
yang terdapat dalam sebuah keluarga ialah sebagai berikut:
1. Ayah sebagai suami dari istri dan ayah dari anak-anaknya, berperan
sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman,
sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta
sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat
dari lingkungannya.
2. Ibu sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peran untuk
mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya,
pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta
sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya di samping itu juga ibu
dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
3. Anak-anak melaksanakan peranan psikosial sesuai dengan tingkat
perkembangannya baik fisik, mental, sosial dan spiritual.
7

F. Fungsi Keluarga
Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan keluarga sebagai berikut :
1. Fungsi Biologis
a. Untuk meneruskan keturunan
b. Memelihara dan membesarkan anak
c. Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
d. Memelihara dan merawat anggota keluarga
2. Fungsi Psikologis
a. Memberikan kasih saying dan rasa aman
b. Memberikan perhatian diantara anggota keluarga
c. Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
d. Memberikan identitas keluarga
3. Fungsi sosialisasi
a. Membina sosialisasi pada anak
b. Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak
c. Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga
4. Fungsi ekonomi
a. Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga
b. Pengaturan penggunaan pengahasilan keluarga untuk memnuhi
kebutuhan keluarga
c. Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga dimasa
yang akan datang misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua
dan sebagainya.
5. Fungsi pendidikan
a. Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan
dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang
dimilkinya.
b. Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan dating
dalam memenuhi peranannya sebagai keluarga pasien dewasa.
8

c. Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.

G. Manajemen / Asuhan Kebidanan Pada Keluarga


Dalam memecahkan masalah pasiennya, bidan menggunakan
manajemen yaitu suatu metode yang digunakan oleh bidan dalam
menentukan dan mencari langkah-langkah pemecahan masalah serta
melakukan tndakan untuk menyelamatkan pasiennya dari gangguan
kesehatan.
Langkah-langkah kebidanan komunitas:
1. Identifikasi masalah
Dalam identifikasi masalah bidan melakukan pengumpulan data
berdasarkan sumber data, pengumpulan dilakukan secara langsung di
masyarakat (data subyektif) dan secara tidak langsung (data obyektif).
Data subyektif didapat dari informasi yang langsung diterima dari
masyarakat melalui wawancara. Data obyektif adalah data yang diperoleh
dari hasil obserfasi pemeriksaan dan penelaahan catatan keluarga,
masyarakat dan lingkungannya.
Kegiatan yang dilakukan oleh bidan dalam pengumpulan data ini
adalah pengumplan data tentang keadaan kesehatan desa dan pencatatan
data keluarga sebagai sasaran pemeriksaan.
2. Data Desa
Data desa meliputi:
a. Wilayah desa (Luas, keadaan geografi, jarak desa dan fasilitas
kesehatan pemeriksaan).
b. Penduduk (jumlah, komposisi penduduk, jumlah keluarga, mata
pencaharian, pertumbuhan penduduk, dinamika penduduk).
c. Status kesehatan (angka kematian, jenis dan angka kesaktan ibu,
anak dan balita).
d. Keadaan lingkungan (jumlah sarana air minum, jumlah jamban
keluarga, pembuangan sampah dan kotoran, pembuangan tinja dan
kondisi tinja).
9

e. Sosial ekonomi (pendidikan, pendapatan perkapita, organisasi dari


lembaga swadaya masyarakat yang ada, media komunikasi yang
dimiliki masyarakat).
f. Data keluarga
g. Pemeriksaan fisik anggota keluarga yaitu ibu, bayi dan balita.
h. Pemeriksaan lingkungan keluarga (rumah, pekarangan, pembuangan
sampah dan kotoran).
3. Analisa dan Perumusan Masalah
Setelah data dikumpulkan dan dicatat sebagai syarat dengan
ditetapkan masalah kesehatan lingkungan di komuniti.
a. Analisis
Tujuan analisis adalah menggunakan data yang terkumpul
dan mencari kaitan satu dengan lainnya sehingga ditemukan
berbagai masalah, melalui proses analisis ditemukan jawaban
tentang hubungan antara penyakit atau kasus kesehatan dengan
lingkungan keadaan sosial budaya (perilaku). Pelayanan kesehatan
serta faktor keturunan yang berpengaruh terhadap kesehatan.
b. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dapat dikumpulkan berdasarkan hasil
analisi. Dalam rumusan masalah mencakup masalah utama dan
penyebabnya serta masalah potensial.
4. Rencana dan Tindakan
Bila sudah diketahui masalah utama kesehatan lingkungan serta
penyebannya, maka disusun rencana dan tindakan yang dilakukan.
Tindakan dilakukan berdasarkan rencana yang disusun:
a. Rencana
Rencana untuk pemecahan masalah kesehatan lingkungan di
komunitas dapat dibagi menjadi tujuan, rencana pelaksanaan, dan
evaluasi. Untuk pencapaian tujuan tersebut perlu ditetapkan sasaran,
maka disusun rencana pelaksanaan.
Di dalam pelaksanaan mencakup:
10

1) Pemeliharaan kesehatan lingkungan.


2) Penyuluhan tentang kesehatan lingkungan yang diberikan pada
keluarga.
Untuk mengetahui hasil suatu upaya, maka perlu ditentukan
kriteria keberhasilan, kriteria ini ditetapkan di dalam rencana
evaluasi tercakup:
1) Tingkat kesehatan lingkungan.
2) Frekuensi penyuluhan.
3) Partisipasi keluarga dalam bentuk tindakan.
b. Tindakan
Di dalam pelaksanaan kegiatan, bidan harus memonitor
perkembangan dan perubahan yang terjadi terhadap lingkungan
kemungkinan penetapan tujuan juga tidak tepat, bila hal ini terjadi,
maka perlu dilakukan modifikasi dan juga menyebabkan
perubahan dalam melaksanakan tindakan dan evaluasi.
5. Evaluasi
Tujuan evaluasi adalah mengetahui ketepatan dan kesempurnaan
antara hasil yang dicapai dengan tujuan yang ditetapkan. Suatu
pengkajian dinyatakan berhasil bila evaluasi menunjukan data yang
sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Bila tujuan tidak tercapai, maka
perlu dikaji kembali penyebabnya. Bila kegiatan berhasil mencapai
tujuan maka identifikasi dilakukan dalam mengantisipasi kemungkinan
terjadi masalah lain yang timbul akibat keberhasilan tersebut.

H. Konsep Makanan Pendamping ASI


1. Pengertian
Makanan Pendamping ASI (MP-ASI), yaitu makanan yang
diberikan kepada bayi bersama-sama dengan ASI.
MP-ASI diberikan setelah usia 6 bulan karena cadangan vitamin
dan mineral dalam tubuh bayi yang didapat semasa dalam kandungan
11

mulai menurun, sehingga diperlukan makanan tambahan selain ASI


( Ayah Bunda, 2011 ).
2. Tujuan Pemberian MP-ASI
a. MP-ASI diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan fisik,
psikomotor, otak dan kognitif bayi yang semakin meningkat.
b. MP-ASI diberikan untuk mengembangkan kemampuan bayi
menerima berbagai rasa dan tekstur makanan, serta mengembangkan
ketrampilan makanan dan proses adaptasi terhadap makanan yang
mengandung kadar alergi tinggi ( Ayah Bunda, 2011 )
3. Pemberian MP-ASI
MP-ASI dapat diberikan saat usia bayi mencapai 6 bulan. Ukuran
kecukupan produksi ASI bagi bayi dapat dilihat dari kenaikan berat badan
dan kesehatan bayi. Bila diberikan saat usia dibawah 6 bulan, system
pencernaannya belum memiliki enzim untuk mencerna makanan sehingga
memberatkan kerja pencernaan dan ginjal bayi. Selain itu, usus bayi belum
dapat menyaring protein dalam jumlah besar, sehingga dapat
menimbulkan reaksi batuk, diare dan alergi.
Terlalu dini memberikan MP-ASI akan menyebabkan kebutuhan
ASI bayi berkurang. Sebaliknya, bila terlambat akan sulit mengembangkan
ketrampilan makan, seperti menggigit, mengunyah, tidak menyukai
makanan padat, kekurangan gizi penting ( Ayah Bunda, 2011 )
4. Tanda-tanda bayi siap menerima MP-ASI
a. Berusia sedikitnya 6 bulan dan berat badannya sudah mencapai dua
kali lipat dari beratnya saat lahir.
b. Mulai memasukkan sesuatu ke dalam mulut untuk digigit atau
dikunyah.
c. Bayi telah dapat mengendalikan lidahnya dengan baik.
d. Bayi kadang terlihat tidak puas dengan pemberian ASI.
e. Mulai sering rewel karena lapar.
f. Mudah terbangun di malam hari setelah tidur lelap.
g. Mulai tumbuh gigi.
12

h. Bayi mulai dapat mengontrol gerakan kepalanya dengan baik.


i. Mulai melakukan gerakan mengunyah keatas dan kebawah.
j. Kenaikan berat badannya tampak agak lambat dibandingkan
sebelumnya.
k. Terlihat tertarik apa yang dimakan ibu.
l. Bayi terlihat dapat menahan makanan cair didalam mulutnya.
Sumber : Ayah Bunda, 2011
5. Jadwal Pemberian Makanan untuk Bayi
Umur Macam Makanan Pemberian dalam Jam Pemberian
(Bulan) sehari
0-4 ASI 6 atau 7 Diberikan tiap 3 jam
(0-3mg ASI 6, 9, 12, 15, 18, 21
diberikan dan 24
sekehendak)
4-6 ASI 4 atau 5 6,10,14,18,21
Buah 1 12
Bubur Susu 1 8
6-8 ASI 4 atau 5 6,10,14,18,21
Buah 1 16
Bubur Susu 1 8
Nasi Tim Saring 1 12
8-10 ASI 3 atau 4 6,10,14,18,21
Buah 1 16
Bubur Susu 1 8
Nasi Tim 1 12,18
Dihaluskan
10-12 ASI 3 atau 4 6,10,14,18,21
Buah 1 16
Nasi Tim 1 8,12,18
> 12 ASI
Buah 2 atau 3 6,14,21
Nasi Tim/makanan 1 16
kecil
Makanan Kecil
(Biskuit, Bb 3 8,12,18
Kacang Hijau,dll) 2 10
Sumber : Mervyn G. Hardinge, 2012
13

BAB III
ASUHAN / MANAJEMEN KEBIDANAN PADA KOMUNITAS

A. Pengkajian
1. Struktur dan Sifat Keluarga
a. Kepala Keluarga
Nama KK : Tn. “S”
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 39 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Swasta
b. Data Anggota Keluarga
No Nama Umur Sex Agama Hubungan Pendidikan Pekerjaan
1. Sanusi 39 th L Islam KK SD Swasta
2. Tiari 35 th P Islam Istri SD IRT
3. Septa 10 th P Islam Anak SD Pelajar
4. Serlia 3,5 bln P Islam Anak - -

c. Genogram

Tn. S
Ny. K

An. N By. M
14

Keterangan :

Tn, S : Laki-laki (Kepala Keluarga)

Ny. K : Perempuan (Ibu)

An.N : Anak (Umur 9 tahun)


N

By.M : Bayi (Umur 7 bulan)

d. Pengambilan keputusan
Dalam keluarga yang menonjolkan dalam memutuskan
permasalahan adalah kepala keluarga yang sebelumnya
dimusyawarahkan dengan istri.
e. Hubungan dalam keluarga
Hubungan antara anggota keluarga baik, walaupun kadang ada
pertengkaran tapi tidak sampai larut lama.
f. Kebutuhan dalam sehari-hari
1) Kebutuhan Nutrisi
Penyediaan makanan dalam keluarga sehari-hari dengan
memasak sendiri. Dengan komposisi : nasi, sayur, tahu, tempe
kadang buah dan porsi Serlia : minum ASI dan diberi pisang
yang dilumatkan sejak usia 3 bulan.
2) Kebutuhan Kebersihan Diri
Seluruh anggota keluarga mandi 2 kali dalam sehari, gosok
gigi 2 kali sehari, mandi di kamar mandi rumahnya. Sumber air
bersih dari sumur.
3) Kebiasaan BAB
Masing-masing anggota keluarga BAB 1-2 kali sehari, mereka
BAB di WC rumahnya.
15

4) Kebiasaan Istirahat
Kebiasaan tidur anggota keluarga, siang ± 1-2 jam kecuali Tn.
Sanusi karena siang hari harus bekerja maka beliau tidak
pernah tidur siang dan pada waktu malam hari mereka tidur ±
8 jam.
5) Kebiasaan Rekreasi
Kebiasaan rekreasi dalam keluarga dilakukan sekitar 3 kali
dalam 1 tahun yaitu pada waktu berkunjung ke rumah orang
tua.
6) Kebiasaan Merokok
Kebiasaan merokok di rumah adalah suami, biasanya 1 pak
habis untuk 2-3 hari.
7) Kebiasaan Berobat
Apabila anggota keluarga ada yang sakit, mereka berobat ke
Puskesmas / Polindes.
2. Faktor Sosial Budaya
a. Penghasilan dan Pengeluaran
1) Dalam keluarga yang bekerja adalah suami, yaitu bekerja sebagai
tukang ojek.
2) Penghasilan suami ± Rp 900.000,- / bulan dengan bekerja mulai
jam 07.00-17.00 WIB.
3) Pengeluaran rata-rata untuk makan ± Rp 10.000,- / hari, untuk
bayar listrik Rp 40.000,- / bulan, biaya sekolah anaknya Rp
17.500,- / bulan.
b. Sistem Nilai
Keluarga adalah suku Jawa yang sangat memegang budaya Jawa.
c. Hubungan dengan masyarakat
Hubungan anggota keluarga dengan tetangga sekitarnya baik, suami
dan istri mengikuti organisasi dalam masyarakat yaitu tahlilan.
16

3. Faktor Lingkungan
a. Perumahan
L = 6 x 20 m2 jenis rumah permanen dan milik sendiri.
Denah Rumah :
6m

Kamar Mandi Gudang

Dapur

20 m Kamar dan Ruang Keluarga

Ruang Tamu

TERAS

Gambar 3.2 Denah Remah

b. Jenis bangunan
Lantai rumah dari kayu, dinding dari kayu, ventilasi jendela terbuka,
penerangan dari listrik, cahaya matahari dapat masuk.
c. Kebersihan rumah
Kondisi rumah cukup bersih, tidak lembab dan tidak berdebu. Tidak
ada pekarangan di depan rumah, hanya tanaman dalam pot di teras
rumah yang terawat dengan baik.
d. Pemakaian air
Sumber air bersih berasal dari sumur milik sendiri.
e. Jamban keluarga dan kamar mandi
Jamban keluarga dan kamar mandi adalah milik sendiri, jamban
adalah latrine dengan jarak > 10 m dari sumur.
17

f. Pembuangan air limbah


Pembuangan air limbah melalui selokan yang mengalir.
g. Pembuangan sampah
Sampah rumah tangga di buang di bak sampah kemudian di buang ke
lubang sampah di belakang rumah dan kemudian dibakar.
4. Psikologis
a. Situasi Emosi
Istri dan anak-anaknya senang bergurau, jarang terjadi pertengkaran
antara suami, istri dan anak.
b. Konsep diri
1) Harga diri
Ibu mengatakan keluarganya tidak ada masalah tentang harga diri.
2) Identitas diri
Anggota keluarga sangat menghargai dan menghormati Ny.
“S”sebagai kepala keluarga dan menjalankan fungsi masing-
masing.
5. Status Kesehatan Keluarga
No. Nama Pemeriksaan Fisik Keterangan
1. Tn. Sanusi BB : 58 kg Tidak pernah sakit berat/dirawat di RS,
TB : 157 cm hanya kadang-kadang terasa pegal-
pegal seusai pulang kerja
2. Ny. Tiari BB : 53 kg Tidak pernah sakit berat, melahirkan
TB : 155 cm tanggal 25 Juni 2007 di Biih dan. Pada
saat hamil rutin periksa ke bidan ± 7
kali mendapat suntik TT 1x, vitamin,
tablet tambah darah,dan tidak ada
keluhan selama hamil
3. Septa BB : 26 kg Tidak pernah sakit berat/di rawat di RS,
TB : 137 cm saat dilakukan pengkajian dalam
keadaan sehat
4. Serlia BB : 4000 g Tidak pernah sakit berat/dirawat di RS,
TB : 60 cm sudah mendapatkan imunisasi BCG,
Polio1,2, DPT HB C 1,2. Berat waktu
lahir 3000 gram
18

B. Analisis Data
Analisa data ini dibuat setelah melakukan pengkajian data keluarga
untuk asuhan keluarga.
No Nama Keluarga Data Dasar
1. Tn.”S” umur 30 DS : Ny.”S” menyatakan suaminya dalam keadaan
tahun sehat-sehat saja dan senang atas kelahiran anak
keduanya.
DO : Ku : baik
Kesadaran : Composmentis
TTV : TD : 130/80 mmHg
N : 88 x/menit
S : 365 oC
RR : 20 x/menit
2. Ny.”S” umur 30 DS : Ny.”S” menyatakan dirinya dalam keadaan
tahun sehat-sehat saja
DO : Ku : baik
Kesadaran : Composmentis
TTV : TD : 130/80 mmHg
N : 84 x/menit
S : 367 oC
RR : 20 x/menit
Mammae : ASI keluar lancar
3. An.”N” umur 7 DS : Ny.”S” menyatakan bahwa anaknya dalam
tahun keadaan sehat-sehat saja.
DO : Ku : baik
Kesadaran : Composmentis
TTV : TD : 110/70 mmHg
N : 88 x/menit
S : 365 oC
RR : 24 x/menit
19

4. By.”L” umur 15 DS : Ny.”S” menyatakan ASI nya tidak dapat


bulan memenuhi kebutuhan bayinya, anak sering
rewel jika tidak diberi MP-ASI
DO : Ku : baik
Kesadaran : Composmentis
TTV : N : 120 x/menit
S : 36 oC
RR : 40 x/menit

Scoring
No Nama Klg masalah Kriteria Skor Bobot perhiungan
1. Tn.”S” umur 30 a. Sifat masalah 1/3 1 1/3
tahun (menjadi orang b. Kemungkinan 0 2 0
tua)  situasi krisis. masalah dapat
dicegah
c. Potensial masalah 1/3 1 1/3
untuk dicegah
d. Menonjolnya 0 1 0
masalah
Jumlah - 2/3
2. Ny.”S” umur 30 a. Sifat masalah 1/3 1 1/3
tahun (menjadi orang b. Kemungkinan 0 2 0
tua)  situasi krisis. masalah dapat
dicegah
c. Potensial masalah 1/3 1 1/3
untuk dicegah
d. Menonjolnya 0 1 0
masalah
Jumlah - 2/3
20

3. An.”I” umur 7 tahun


dalam keadaan sehat
Jumlah 2/3
4. By.”L” umur 1,5 a. Sifat masalah 2/3 1 2/3
bulan (penambahan b. Kemungkinan 1/2 2 1
anggota keluarga)  masalah dapat
situasi krisis dicegah
c. Potensial masalah 2/3 1 2/3
untuk dicegah
d. Menonjolnya 2/2 1 1
masalah
Jumlah - 3

C. Perumusan Masalah
No Kriteria Masalah
.
DS : Ibu mengatakan bayinya minum ASI saja Kurangnya
sampai usia 3 bulan dan selanjutnya mendapatkan pengetahuan ibu
tambahan nasi pisang yang di lumatkan. tentang pemberian
DO : MP-ASI

DS : Bapak mengatakan merokok 1 pak habis dalam 2-3Ø Kebiasaan merokok


hari.
DO :

Analisis SWOT
Sebelum melakukan pengembangan program, dalam tahap perencanaan
perlu dilakukan asumsi perencanaan untuk mengetahui faktor penopang maupun
penghambat yang diperkirakan akan muncul saat pelaksanaan program. Salah satu
21

cara untuk membuat asumsi perencanaan adalah dengan analisis SWOT. Dengan
analisis SWOT, dapat diketahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan hambatan dari
pelaksanaan program. Hasil penelitian pada pelaksanaan Asuhan Kebidanan tahun
2019 dapat menjadi gambaran SWOT sebagai dasar untuk mengembangkan
program selanjutnya.
1. Analisis Kekuatan dan Kelemahan Program
Penilaian terhadap kekuatan dan kelemahan program dapat dilihat dari nilai
penampilan yang dinyatakan dengan baik dan buruk serta nilai kepentingan
yang dinyatakan dengan penting dan tidak penting. Penilaian dari hasil
penelitian digambarkan dalam matriks berikut.

Baik dan Penting Buruk tetapi Penting


1. Kuantitas dan kualitas SDM telah 1. Sasaran yang dipilih tidak sesuai
sesuai kebutuhan dengan kriteria seharusnya, yaitu
2. Bidan desa dan kader dilibatkan mendapatkan MP-ASI pada usia 6-
3. Metode pelaksanaan dalam proses 24 bulan.
manajemen telah dilaksanakan 2. Pengawasan terhadap konsumsi MP-
dengan baik ASI oleh sasaran masih terdapat
4. Terjadi peningkatan BB dan TB beberapa kendala, seperti tidak
sasaran terpantaunya jumlah MP-ASI yang
dikonsumsi dan siapa saja yang
mengkonsumsi.
Baik tetapi Tidak Penting Buruk dan Tidak Penting
Target perencanaan tercapai -

Pada kolom baik dan penting merupakan kekuatan dari program yang telah
terlaksana pada tahun 2019 dan menjadi prioritas. Sedangkan kolom baik
tetapi tidak penting merupakan kekuatan perogram yang tidak menjadi
prioritas. Kolom buruk dan penting merupakan kelemahan program padahal
merupakan unsur yang penting dalam program. Untuk keberhasilan
22

organisasi, kelemahan tersebut perlu diperbaiki. Kolom buruk dan tidak


penting berisikan kelemahan program yang tidak menjadi prioritas.
2. Analisis Peluang
Penilaian terhadap peluang program dapat dilihat dari nilai daya tarik
yang dinyatakan dengan tinggi dan rendah serta nilai kemungkinan
keberhasilan yang dinyatakan dengan tinggi dan rendah. Penilaian dari hasil
penelitian digambarkan dalam matriks berikut
Berdaya Tarik dan Kemungkinan Berdaya Tarik Rendah tetapi
Keberhasilan Tinggi Kemungkinan Keberhasilan Tinggi
Bekerja sama dengan PKK Kecamatan 1. Monitoring daya terima MP-ASI
dan Desa/Kelurahan dalam pemberian sasaran dapat dilakukan pada saat
penyuluhan kepada ibu-ibu sasaran pelaksanaan penimbangan
mingguan oleh kader dapat
bersamaan
2. Pedoman pemberian MP-ASI
disusun
3. Pencatatan dan pelaporan pada
saatpengadaan hingga distribusi
dilaksanakan
Berdaya Tarik Tinggi tetapi Berdaya Tarik dan Kemungkinan
Kemungkinan Keberhasilan Rendah Keberhasilan Rendah
1. Mendapat anggaran dari APBD Pengadaan MP-ASI untuk seluruh
Provinsi sasaran menggunakan dana BOK
2. Mendapat anggaran dari APBD
Kabupaten

Pada kolom berdaya tarik dan kemungkinan keberhasilan tinggi merupakan


peluang keberhasilannya paling tinggi. Sedangkan kolom berdaya tarik
rendah tetapi kemungkinan keberhasilan tinggi merupakan peluang yang
keberhasilannya tinggi meskipun berdaya tarik rendah. Kolom berdaya tarik
23

dan kemungkinan keberhasilan rendah memiliki peluang yang paling rendah


di antara alternatif yang ada.
3. Analisis Hambatan
Penilaian terhadap hambatan program dapat dilihat dari nilai
kemungkinan munculnya hambatan yang dinyatakan dengan sering dan
jarang serta nilai seriusnya hambatan yang dinyatakan dengan serius dan
tidak serius. Penilaian dari hasil penelitian digambarkan dalam matriks
berikut.
Munculnya Hambatan Sering dan Munculnya Hambatan Jarang tetapi
Serius Serius
1. Jumlah sasaran hasil pendataan 1. MP-ASI diberikan kepada sasaran
tidak sesuai dengan kenyataan di yang tidak tepat (di atas usia 24
lapangan bulan)
2. Kurangnya sumber daya untuk 2. Tempat penyimpanan MP-ASI saat
pengadaan MP-ASI MP-ASI disimpan mengalami
3. MP-ASI yang diberikan kepada kebocoran dan terkotaminasi
sasaran tidak sesuai dengan hewan pengerat dapat
kebutuhan mempengaruhi kualitas MP-ASI
Munculnya Hambatan Sering tetapi Munculnya Hambatan Jarang dan Tidak
Tidak Serius Serius
- -

Pada kolom munculnya hambatan sering dan serius merupakan hambatan


yang perlu segera dicari alternatif pemecahannya karena sering terjadi dan
bersifat serius. Sedangkan kolom munculnya hambatan jarang tetapi serius
tetap harus diantisipasi pemecahan masalahnya agar tidak berkelanjutan.
24

Fish Bone

D. Prioritas Masalah
Kurangnya pengetahuan ibu tentang pemberian MP-ASI.
No. Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
1. Sifat masalah 3/3 x 1 1 Tidak/kurang sehat
2. Kemungkinan 0/2 x 2 0 Kurangnya pengetahuan
masalah dapat dapat diatasi dengan
diatasi pemberian penyuluhan
3. 3/3 x 1 1 Masalah dapat dirubah
Potensi masalah dengan penyuluhan yang
untuk dirubah tepat
4. Penonjolan masalah 1/3 x 1 1/3 Keluarga tidak
menyadari kurangnya
pengetahuan tersebut
merupakan masalah
yang harus ditangani
Total 2 1/3
25

Penyuluhan masalah kesehatan sesuai prioritas masalah :


1. Pemberian MP-ASI
2. Kurangnya pengetahuan bapak tentang bahaya merokok
No. Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
1. Sifat masalah 3/3 x 1 1 Tidak/kurang sehat
2. Kemungkinan 0/2 x 2 0 Kurangnya pengetahuan
masalah dapat dapat diatasi dengan
diatasi pemberian penyuluhan
3. Potensi masalah 3/3 x 1 1 Masalah dapat dirubah
untuk dirubah dengan penyuluhan yang
tepat
4. Penonjolan masalah 1/3 x 1 1/3 Keluarga tidak
menyadari kurangnya
pengetahuan tersebut
merupakan masalah
yang harus ditangani
Total 2 1/3

E. Perencanaan
Masalah : Kurangnya pengetahuan ibu tentang pemberian MP-ASI
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan kebidanan, ibu dapat :
1. Mengerti pengertian MP-ASI dan mampu
menjelaskannya.
2. Mengerti kapan MP-ASI diberikan.
3. Mengerti kerugian bila diberikan terlalu dini atau
terlalu lambat.
Kriteria : 1. Adanya respon verbal
2. Umpan balik secara verbal
Standart : 1. Ibu mampu menjelaskan pengertian MP-ASI
2. Ibu mengerti kapan MP-ASI diberikan
26

3. Ibu mampu menjelaskan kerugian bila MP-ASI


diberikan terlalu dini atau terlalu lambat
F. Pelaksanaan
Tanggal Masalah Kesehatan Implementasi
8-3-2019 1. Memperkenalkan diri dengan
Jam 15.00 WIB keluarga
2. Menjelaskan tujuan kunjungan dan
membuat janji untuk melakukan
kunjungan ulang
3. Mengkaji status keluarga dengan
wawancara dan pengamatan
8-3-2019 Kurangnya 1. Memberikan penyuluhan mengenai
Jam 15.00 WIB pengetahuan ibu MP-ASI agar ibu mengerti
tentang pemberian penjelasan mengenai pentingnya
MP-ASI MP-ASI
2. Menjelaskan kapan MP-ASI boleh
diberikan, yaitu apabila usia bayi
sudah 6 bulan atau lebih (Albar,
Husein. 2014)
3. Menjelaskan kerugian bila MP-ASI
diberikan terlalu dini, yaitu
memperberat kerja pencernaan dan
ginjal bayi, selain itu usus bayi
belum dapat menyaring protein
dalam jumlah besar, sehingga dapat
menimbulkan reaksi batuk, diare
dan alergi sedangkan bila terlambat
akan sulit mengembangkan
ketrampilan makan, seperti
menggigit, mengunyah. (Arisman,
27

2013)
4. Mengajarkan ibu cara membuat MP-
ASI misalnya, bubur susu, air jeruk,
air tomat, nasi tim saring, dll.
(Departemen Kesehatan RI, 2006)
5. Menjelaskan keuntungan MP-ASI
yaitu untuk mengembangkan
kemampuan bayi menerima
berbagai rasa dan tekstur makanan.
(Albar, Husein. 2014)
6. Memberikan leaflet pada ibu untuk
menambah pengetahuan pada ibu

G. Evaluasi
Tanggal Masalah Kesehatan Evaluasi
9-3-2019 Kurangnya pengetahuan S : Ibu mampu menjelaskan pengertian,
ibu tentang pemberian keuntungan dan kerugian dari MP-
MP-ASI ASI
O:-
A : Masalah teratasi sebagian
P : -Berikan Leaflet tentang MP-ASI agar
tidak lupa mengenai penyuluhan yang
sudah diberikan.
28

CATATAN PERKEMBANGAN

Tanggal Masalah Kesehatan Tindakan Keperawatan Evaluasi


13-3-2019 Kurangnya 1. Menanyakan ibu S : Ibu mengatakan
pengetahuan ibu sudah membaca sudah membaca
tentang pemberian leaflet yang telah leafleat yang
MP-ASI diberikan diberikan dan
2. Menganjurkan ibu sudah
membaca dan menyimpannya
menyimpan baik- O : Ibu mampu
baik menjelaskan
Pengertian MP-
ASI, kerugian
dan keuntungan
A : Masalah teratasi
P : Anjurkan ibu
sering membaca
leaflet
29

BAB IV
PEMBAHASAN KASUS

Setelah melaksanakan asuhan kebidanan keluarga Ny. “S”dengan


kurangnya pengetahuan ibu tentang pemberian MP-ASI Di Desa Pasar Lama,
Kecamatan Karang Intan Rt 2, sesuai 6 langkah manajemen kebidanan, penulis
menemukan kesenjangan antara praktek kerja dengan teori mengenai pemberian
MP-ASI. Pada teori, pemberian MP-ASI dilakukan apabila usia bayi sudah 6
bulan, tetapi di praktek keja lapangan MP-ASI sudah diberikan sejak usia 3 bulan.
Yang memunculkan masalah kurangnya pengetahuan ibu tentang pemberian MP-
ASI.
Setelah mendapat asuhan kebidanan keluarga, maka keluarga Ny.
“S”mengetahui kapan MP-ASI bisa diberikan dengan benar.
Masalah yang muncul antara keluarga satu dan keluarga yang lain
berbeda-beda. Hal ini karena keluarga terdiri dari beberapa anggota keluarga yang
setiap orang memiliki sifat yang unik secara bio, psikososial dan cultural.

29
30

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah dilakukan pengkajian data sampai evaluasi, maka dapat
disimpulkan :
1. Keluarga Ny “S” termasuk keluarga sejahtera karena rumah yang
ditempati adalah milik sendiri dan penghasilan per bulan sudah mencukupi
kebutuhan keluarga.
2. Masalah yang ditemukan pada keluarga Ny. “S”yaitu kurangnya
pengetahuan ibu tentang pemberian MP-ASI.
3. Setelah dilakukan intervensi dari masalah yang ada, keluarga Ny. “S”dapat
mengerti pengertian, keuntungan dan kerugian MP-ASI.

B. Saran
Pemberian penyuluhan / pendidikan kesehatan secara berkala kepada
masyarakat pada umumnya dan keluarga pada khususnya, baik secara
kelompok maupun pendekatan kekeluargaan sangat dibutuhkan guna
menambah informasi atau mengingat kembali kesehatan yang lebih mengena
pada masyarakat dengan dibantu pihak-pihak lain yang bersangkutan
31

DAFTAR PUSTAKA

Albar, Husein., 2014. Makanan Pendamping ASI. Cermin Dunia Kedokteran.


Arisman., 2013. Gizi Dalam Daur Kehidupan : Buku Ajar Ilmu Gizi. Sub bab:
Gizi Bayi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Departemen Kesehatan RI., 2006. Pedoman Umum Pemberian Makanan
Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) Lokal. Jakarta : Departemen
Kesehatan RI
Gibney, Michael J, et al., 2008. Gizi Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC
Handajani, Dewi. 2016. Makanan Pendamping ASI. 12-25 Juli 2016. Jakarta :
Ayah Bunda.
Hardinge. 2012. Kiat Keluarga Sehat. Bandung : ISBN.
PLAN OF ACTION
PENYULUHAN PADA KELUARGA Ny. S DI RT. 02 DESA PASAR LAMA KECAMATAN KARANG INTAN

Hari, Tanggal Masalah Tempat Kegiatan Hasil Yang Ingin Sasaran Oleh
Dicapai
Senin, 09 April Kurangnya Rumah Ny. S Melakukan Tercapainya data Ny. S Mahasiswa
2019 pengetahuan Ny. pendataan di yang akurat
Jam 16.00 WITA S tentang MP ASI rumah secara door tentang
to door pengetahuan
dalam pemberian
MP ASI
Melakukan Tercapainya Ny. S Mahasiswa
penyuluhan atau pengetahuan Ny.
bimbingan di S tentang MP ASI
rumah secara
door to door
dengan media
leafleat tentang :
1. Pengertian MP
ASI
2. Tujuan
pemberian MP
ASI
3. Manfaat
pemberian MP
ASI
4. Mampu
memahami
Syarat
Pemberian MP
ASI
4

5. Mampu
memahami
Kandungan
Gizi MP ASI
yang baik
sesuai umur
bayi
6. Mampu
memahami
Kandung
menu
pendamping
ASI
L
A
M
P
I
R
A
N
GENOGRAM

Tn. S
Ny. K

An. N By. M

Tn. S
: Laki-laki (Kepala Keluarga)

Ny. K
: Perempuan (Ibu)

An. N
: Anak (Umur 9 tahun)

By. M
: Bayi (Umur 7 bulan)
DENAH RUMAH

6m

Kamar Mandi Gudang

Dapur

Kamar dan Ruang Keluarga


20 m

Ruang Tamu

TERAS
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PENGETAHUAN MENGENAI MP ASI

Nama Kegiatan : Penyuluhan Kesehatan (Penkes)


Judul Penyuluhan : Pentingnya Pemberian MP ASI Pada Balita
Sasaran : Ibu yang mempunyai anak balita
Waktu : 30 Menit
Tempat :
Hari / Tanggal :

I. TIU ( Tujuan Instruktusional Umum )


Untuk dapat lebih menegetahui dan memahami tentang pentingnya MP ASI
pada balita

II. TIK ( Tujuan Instruktusional Khusus )


Setelah mendapatkan penyuluhan mengenai pentingnya MP ASI pada balita
ibu diharapkan dapat :
1. Mampu memahami pengertian MP ASI
2. Mampu memahami tujuan MP ASI
3. Mampu memahami manfaat pemberian MP ASI
4. Mampu memahami Syarat Pemberian MP ASI
5. Mampu memahami Kandungan Gizi MP ASI yang baik sesuai umur
bayi
6. Mampu memahami Kandung menu pendamping ASI

III. Pokok Bahasan


7. Pengertian MP ASI
8. Tujuan pemberian MP ASI
9. Manfaat pemberian MP ASI
10. Mampu memahami Syarat Pemberian MP ASI
11. Mampu memahami Kandungan Gizi MP ASI yang baik sesuai umur
bayi
12. Mampu memahami Kandung menu pendamping ASI

IV. Metode
Ceramah dan Tanya jawab
V. Media
Leaflet
VI. Pengorganisasian
Penyaji :
Observer :
Moderator :
Fasilitator :

VII. Kegiatan Penyuluhan


No Kegiatan Waktu Penyaji Sasaran
1 Pembukaann 3  Salam Membalas salam
 Perkenalan menit  Memperkenalkan diri dan mendengarkan
 Penjelasan  Beri penjelasan
topic tentang topik
 Tujuan penyuluhan
penyuluhan  Menyepakati kontrak
2 Penyajian bahan 10 Memberi penyuluhan Mendengarkan dan
tentang menit tentang pengetahuan memperhatikan
Pengertian MP sederhana mengenai
ASI , Tujuan pentingnya MP ASI pada
pemberian MP balita
ASI, Manfaat
pemberian MP
ASI,Mampu
4

memahami
kandungan Gizi
MP ASI sesuai
umur bayi ,
Mampu
memahami menu
kandungan MP
ASI.
3 Evaluasi, Tanya 10  Memberi kesempatan  mengutarkan
jawab, menit untuk bertanya pertanyaan
kesimpulan dan  Evaluasi  mendengarkan
penutup  mengambil
kesimpulan
 salam penutup

VIII.Sumber
1. http://matakuliah semester III MPASi/Variasi-MPASI-Makanan-
Pendamping-ASI-makanan-bayi-padat-untuk-Bayi-Anda.com//
2. Suliha, U. dkk.2011. Pendidikan Kesehatan dalam
Keperawatan.Jakarat:Penerbit Buku Kedokteran (EGC)
3. Wudjaja H.A.W.2010. Ilmu Komunikasi Pengantar Studi. Jakarta:Pt.
Rineka Cipta

IX.Evaluasi
Evaluasi dilakukan dengan melihat proses selama penyuluhan dan
evaluasi hasil berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan.
Banjarbaru, 14 April 2019

Mengetahui

Pembimbing, Mahasiswa Akademi Kebidanan


Banua Bina Husada Banjarbaru

(.........................................) (Kelompok)
MATERI PENYULUHAN

A. Pengertian Makanan Pendamping ASI


Makanan pendamping adalah makanan yang diberikan kepada bayi
setelah cukup bulan untuk melengkapi kebutuhan zat gizi yang diperlukan
bagi bayi karena produksi ASI mulai berkurang dimana bayi secara perlahan-
lahan dibiasakan dengan makanan orang dewasa (Depkes, 20133).
Menurut Depkes RI 2013, bahwa makanan tambahan adalah makanan
yang diberikan kepada bayi umur 4 bulan keatas untuk memenuhi kebutuhan
gizinya. Sedangkan menurut Diah dan Rina (2010), makanan tambahan
adalah makanan yang diberikan kepada bayi setelah berusia 4-6 bulan sampai
dengan usia 24 bulan.
Pemberian makanan padat harus diberikan secara bertahap dimulai pada
bayi berusia 6 bulan. Karena pada usia ini, kebutuhan bayi akan zat gizi
menjadi semakin bertambah dengan pertumbuhan dan perkembangan bayi,
sedangkan produksi ASI mulai menurun. Oleh karena itu, bayi sangat
memerlukan makanan tambahan sebagai pendamping ASI atau minuman
pengganti ASI (PASI). Disamping itu juga bayi telah memiliki reflek
mengunyah, sehingga harus mulai diperkenalkan dan diberi makanan lumat.
Untuk menyesuaikan kemampuan bayi terhadap makanan tersebut maka
pemberian makanan pendamping harus dilakukan secara bertahap baik
bentuk, jumlah dan macamnya.

B. Pengertian Tujuan Makanan Pendamping ASI


Dengan memperhatikan tujuan pemberian makanan tambahan terhadap
anak, orang tua dapat memahami dari tujuan tersebut, diantaranya adalah:
1. Sebagai komplemen terhadap ASI agar anak memperoleh cukup energi,
protein dan zat-zat gizi lain (vitamin dan mineral), untuk tumbuh dan
berkembang secara normal (Deddy, 2012:73)
2. Sebagai pelengkap makanan tambahan untuk melatih dan membiasakan
anak terhadap makanan yang akan dimakannya dikemudian hari,
3. disamping sebagai tambahan atas kebutuhan yang meningkat sesuai
dengan pertumbuhan dan perkembangan anak. Jadi makanan tambahan
diharapkan dapat menambah energi, protein, vitamin, mineral serta
menambah serat makanan (Riady, 2012:53)

C. Pengertian Manfaat Makanan Pendamping ASI


1. Melengkapi zat gizi ASI yang sudah berkurang
2. Mengembangkan kemampuan bayi untuk menerima bermacam-macam
makanan dengan berbagai macam rasa dan bentuk
3. Mengembangkan kemampuan bayi untuk mengunyah dan menelan
4. Mencoba adaptasi terhadap makanan yang mengandung kadar energi
tinggi

D. Syarat-Syarat Makanan Pendamping ASI


Menurut Diah dan Rina 2010, makanan tambahan untuk anak sebaiknya
memenuhi syarat sebagai berikut:
1. Kandungannya yang tinggi
2. Proteinnya tinggi
3. Memiliki nilai suplementasi yang baik, vitamin dan mineral
4. Dapat diterima oleh-alat pencernaan anak dengan baik
5. Harganya relatif murah
6. Sebaiknya dapat diproduksi dari bahan-bahan yang tersedia secara lokal
7. Bersifat padat gizi

E. Cara Pemberian Makanan Pendamping ASI


1. Berikan secara hati-hati sedikit demi sedikit dalam bentuk encer kemudian
lebih kental secara berangsur-angsur
2. Makanan diperkenalkan secara satu persatu sampai bayi benar-benar dapat
menerimanya
3. Makanan yang dapat menimbulkan alergi diberikan paling terakhir dan
harus dicoba sedikit demi sedikit misalnya telur. Cara pemberiannya yaitu
4. kuning telurnya terlebih dahulu setelah tidak ada reaksi alergi maka pada
hari berikutnya dapat diberikutnya boleh diberikan putih telurnya.
5. Pada pemberian makanan jangan dipaksa sebaiknya diberikan pada saat
bayi lapar

F. Jadwal Pemberian Makanan Untuk Bayi


Pemberian
Umur (bulan) Macam Makanan Jam Pemberian
dalam Sehari
0-6
Diberikan
(0-3 minggu
ASI 12 atau lebih maksimal setiap
ASI diberikan
2 jam
sekehendak)
ASI 4 atau 5 6,10,14,18,21
Buah 1 16
6-8
Bubur Susu 1 8
Nasi tim disaring 1 12
ASI 3 atau 4 6,10,14,18,21
Buah 1 16
8-10
Bubur Susu 1 8
Nasi Tim Dilembutkan 1 12,18
ASI 3 atau 4 6,10,14,18,21
10-12 Buah 1 16
Nasi tim 1 8,12,18
ASI
Buah 2 atau 3 6,14,21
>12 Nasi tim 1 16
Makanan kecil (biscuit, 3 8,12,18
bubur kacang hijau) 2 10

G. Contoh Menu Dan Cara Pembuatan Makanan Pendamping ASI


1. Formula Susu Pisang
a. Bahan
1) Tempe 35 gram (1 kotak korek api)
2) Tepung terigu 30 gram (4 sdm peres)
3) Susu Skim 7 ½ gram (1 sdm peres)
4) Gula halus 15 gram (1 ½ sdm peres)
5) Minyak 2 ½ gram (1 sdt)
6) Pisang ambon 15 gram (2 sdm
7) Garam 1 gram ¼ sdt
8) Air 500cc
b. Cara membuat
1) Tempe dipotong-potong kemudian direbus 15 menit lalu
dihaluskan
2) Pisang dikukus dan diambil dagingnya
3) Semua bahan dicampur, tambahkan air 500 ml, kemudian
dimasak sambil terus diaduk selama 10 menit.
c. Nutrisi uitama: Sumber protein
2. Formula Tempe Wortel
a. Bahan
 Tepung Beras 40 gram 2 buah kentang 
2) Tempe 56 gram 2,5 kotak korek api
3) Gula pasir 16 gram 2 sdm
½
4) Susu Fc 17 gram 2 ½ sdm makan
5) Minyak 8 gram 1 sdm
6) Wortel 10 gram ½ jari
7) Garam ¼ sdt
8) Air 300 cc
b. Cara membuat
1) Tempe dipotong-potong kecil lalu direbus ± 15 lalu dihaluskan
2) Wortel di parut
3) Semua bahan di campur tambahkan air 300 cc aduk rata
4) Masak diatas api sedang hingga matang.
3. Formula Kacang Hijau Kuning Telur
a. Bahan
1) Tepung Beras 35 gram 5 sdm
2) Kacang Hijau 40 gram 4 sdm peres
3) Kuning telur 30 gram 2 butir
4) Gula 15 gram 1,5 sdm peres
5) Minyak 5 gram 0,5 sdm
6) Garam ¼ sdt
7) Air secukupnya
b. Cara membuat
1) Kacang hijau direbus dengan 800 cc air hingga lunak lalu
dihancurkan (disaring).
2) Campur semua bahan tambahkan air 50 cc aduk rata dan masak
diatas api sedang hingga matang.

BERAT BADAN NORMAL SESUAI UMUR


STATUS GIZI PADA ANAK
Perencanaan dan Pelaksanaan (Planning Of Action)

No Masalah Kegiatan Sasaran Materi Media


Kurangnya pengetahuan tentang Penyuluhan Ibu 1. Untuk mengetahui pengertian Leafleat
MP ASI MP ASI
2. Untuk mengetahui tujuan
pemberian MP ASI
3. Untuk mengetahui manfaat
pemberian MP ASI
4. Untuk mengetahui syarat
pemberian MP ASI
5. Untuk mengetahui kandungan
gizi MP ASI yang baik sesuai
umur bayi
6. Untuk mengetahui kandungan
menu pendamping ASI
mengunyah dan terbiasa dengan
PENGERTIAN MP-ASI makanan baru
- Memperkenalkan beraneka macam
Makanan pendamping ASI adalah
bahan makanan
makanan yang diberikan pada bayi mulai
SYARAT – SYARAT MP-ASI
usia 4 - 6 bulan untuk memenuhi
Syarat-Syarat Makanan Pendamping ASI
kebutuhan energi dan nutrisi lain yang
1. Harus mengandung semua zat gizi yang
tidak dapat dicukupi ASI. Syarat-Syarat Makanan Pendamping ASI
diperlukan
sy oleh bayi
TUJUAN PEMBERIAN MP-ASI 2. Harus diberikan kepada bayi yang telah

Makanan pendamping ASI diberikan berusia 4-6 bulan

untuk: 3. Mudah disiapkan dengan waktu

OLEH :
pengolahan yang singkat
- Memenuhi kebutuhan bayi terhadap
4. Makanan pendamping ASI hendaknya
zat-zat gizi untuk keperluan
mengandung protein
pertumbuhan dan perkembangan bayi
5. Susunan hidangan sesuai dengan pola
yang tidak dapat dicukupi ASI
AKADEMI KEBIDANAN BANUA BINA HUSADA menu seimbang, bahan makanan yang
- Menanamkan kebiasaan makan yang
BANJARBARU tersedia dan kebiasaan makan
2019 baik dan bergizi dan mengajarkan anak
4

6. Bentuk dan porsi disesuaikan dengan 2. Buah-buahan (Sari jeruk, sari tomat, diberikan terakhir. Sedangkan telur
selera serta daya terima bayi dan pada usia 6 bulan sudah dapat diberikan pada usia 6 bulan
7. Makanan harus bersih dan bebas dari diberikan papaya atau pisang) 4. Sebaiknya jangan memaksa bayi,
kuman 3. Biskuit berikan saat bayi lapar
4. Kue lembek
DAMPAK PEMBERIAN MP-ASI
5. Bubur susu TERLALU DINI
6. Nasi tim 1. Gangguan menyusui
CARA PEMBERIAN MP-ASI 2. Beban ginjal yang berlebih
3. Alergi terhadap makanan
1. Berikan secara hati-hati, sedikit demi 4. Gangguan pengaturan selera makan
sedikit dari bentuk encer ke bentuk 5. Bahan makanan yang merugikan dapat
yang lebih kental berbahaya bagi bayi.
2. Makanan baru diperkenalkan satu-
JENIS-JENIS MAKANAN
PENDAMPING ASI persatu
1. Makanan utama yaitu ASI dan 3. Makanan yang mudah menimbulkan
pengganti ASI atau susu formula alergi yaitu sumber protein hewani
5

Anda mungkin juga menyukai