Materi Identifikasi Dan Modfikasi Gaya Hidup

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 15

133.

IDENTIFIKASI DAN MODIFIKASI GAYA HIDUP

Arief Alamsyah, dr., MARS, Dipl.DK.

Tingkat Keterampilan : 4A

ABSTRAK
Dokter dikenal bukan pemberi informasi yang baik kepada pasiennya. Hal ini berakibat tingginya
angka ketidakpuasan dari pasien kepada dokter yang merawatnya. Memberikan informasi yang baik
kepada pasien sangat penting karena dapat mendorong pasien untuk dapat bekerjasama dengan
dokter. Salah satu yang harus menjadi perhatian dokter untuk kesehatan pasien adalah gaya hidup.
Banyak penyakit yang tidak hanya membutuhkan manajemen yang sifatnya farmakologis tetapi juga
perubahan gaya hidup. Bahkan sebagian besar penyakit yang banyak terjadi di masyarakat saat ini
seperti diabetes melitus, dislipidemia, penyakit jantung koroner, stroke sangat dipengaruhi oleh gaya
hidup. Dalam konsep Blum, gaya hidup memegang peran penting dalam memengaruhi status
kesehatan pasien, bersinergi dengan pelayanan kesehatan, lingkungan dan ketahanan individu.
Karenanya, seorang dokter dituntut mampu memberikan advis kepada pasiennya untuk dapat
memodifikasi perilakunya demi meningkatkan status kesehatanya
Kata Kunci : Gaya Hidup, Modifikasi, Komunikasi, Konseling

PENDAHULUAN

Indonesia saat ini menghadapi pergeseran pola penyakit dari penyakit menular menjadi penyakit tidak
menular (PTM). Hal ini tidak dapat dipisahkan dari perubahan demografis yaitu pergeseran struktur
umur penduduk Indonesia yang bergerak ke arah penduduk usia tua (aging population). PTM yang
meningkat berperan dalam peningkatan morbiditas dan mortalitas penduduk Indonesia. WHO
memprediksi kondisi Indonesia tahun 2030, kematian yang disebabkan oleh penyakit kardiovaskular
(30%), kanker (13%), diabetes melitus (3%) PTM lainnya 10%, dan cedera (9%). Penyakit
kardiovaskular seperti penyakit jantung koroner, stroke dan penyakit pembuluh darah perifer masih
menduduki peringkat pertama penyebab kematian. Berbeda dengan penyakit menular, pengendalian
PTM sangat tergantung dari pengendalian gaya hidup untuk mendorong masyarakat memiliki gaya
hidup sehat. WHO memperkirakan bahwa 90% penyakit diabetes melitus tipe 2, 80% penyakit
kardioserebrovaskular, dan 33% penyakit kanker sebenarnya dapat dicegah dengan mengkonsumsi
makanan tinggi serat, Olahraga teratur dan tidak merokok. Karena itu, dokter layanan primer harus
menguasai cara modifikasi gaya hidup untuk mencegah dan mengendalikan penyakit tidak menular
(PTM)

PENGERTIAN

Gaya hidup adalah segala upaya untuk menerapkan kebiasaan, baik dalam menciptakan hidup sehat
maupun menghindari kebiasaan buruk yang dapat menggangu kesehatan.
Indikator perilaku hidup sehat menurut Departemen Kesehatan RI adalah :
a. Cek kesehatan berkala
b. Perilaku Tidak Merokok
c. Pola Makan Seimbang
d. Aktivitas Fisik yang Teratur

127
e. Kelola Stress

TUJUAN
- Mengembangkan kegiatan pencegahan faktor resiko PTM
- Mengembangkan kegiatan deteksi dini (skrining)
- Mengembangkan keterampilan KIE dan konseling gaya hidup di layanan primer
- Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengendalian PTM

ALAT DAN BAHAN


- Alat penimbang badan
- Alat pengukur tinggi badan
- Meteran
- Alat pengukur gula darah
- Genogram
- Lembar Check List Konseling Gaya Hidup berdasarkan Transtheoritical Model

LANGKAH-LANGKAH

1. Identifikasi faktor resiko dan skrining


Faktor resiko PTM ada yang dapat dimodifikasi dan tidak dapat dimodifikasi. Faktor resiko
yang tidak dapat dimodifikasi seperti riwayat penyakit dalam keluarga, kelahiran prematur, usia
dan jenis kelamin. Faktor resiko yang dapat dimodifikasi antara lain, kurang aktivitas fisik, pola
makan tidak sehat dan tidak seimbang, gaya hidup tidak sehat (merokok, minum alkohol), berat
badan berlebih/obesitas, stress, hiperglikemia, dislipidemia.
Faktor resiko tersbut dapat diindentifikasi dengan atau tanpa alat. Kegiatan skrining tanpa alat
berupa anamnesa mendalam tentang :
 Riwayat PTM di keluarga (dapat dibuat dalam bentuk genogram)
 Pola makan sehari hari (dapat diperkirakan jumlah kalori dan makanan tidak sehat)
 Pola aktivitas fisik
 Keadaan yang menimbulkan stress baik di kantor, rumah tangga, lingkungan lain
Faktor resiko yang dapat dideteksi dengan alat yaitu status antropometri sederhana yaitu Indeks
massa tubuh (IMT) dari berat badan dan tinggi badan serta lingkar perut. Demikian juga dengan
pemeriksaan tanda tanda vital seperti tensi, palpasi nadi, auskultasi jantung paru, test sensasi
pada tungkai dan nadi dorsalis pedis, mengingat hipertensi dan DM adalah faktor resiko dan
penyebab cerebrovascular disease.

2. KIE dan Konseling


Kementrian Kesehatan membuat mnemonic yang dapat digunakan dalam konseling gaya
hidup yaitu “CERDIK” dan “Patuh” yang merupakan singkatan dari :
C – Cek kesehatan secara berkala
E – Enyahkan asap rokok
R – Rajin aktivitas fisik
D – Diet sehat dengan kalori seimbang
I - Istirahat yang cukup
K – Kelola stress
128
dan
Patuh pada Pengobatan

Cek kesehatan secara berkala :


Mendorong pasien dan masyarakat untuk mau memeriksakan diri dalam melakukan deteksi
dini khususnya bagi yang beresiko tinggi PTM baik dengan atau tanpa keluhan

Enyahkan asap rokok :


Konseling berhenti merokok dapat dilakukan dengan langkah 5A yaitu :
A1. Ask (Tanyakan)
Tanyakan kepada pasien apakah ia merokok. Jika “tidak”, berikan puji dan beri dukungan
untuk terus tidak merokok. Jika “Ya”, coba perdalam kebiasaannya merokoknya meliputi
kapan mulai merokok, kretek/filter, jumlah batang per hari, dan perdalam belief
(kepercayaan) pasien tentang rokok.
A2. Advice (Menasehati)
Nasihatkan untuk berhenti merokok dengan memberikan pandangan jernih, kuat dan
personal. Pendekatan Health belief Model dapat dilakukan seperti :
Mempengaruhi Perceived susceptibility dan severity :
Meningkatkan pemahaman pasien tentang penyakit apa saja yang diakibatkan rokok serta
akibat serius dari merokok, contoh : “Pak merokok itu akibatnya kemana-mana, bisa
jantung, stroke, kanker,impoten dan kondisi berbahaya lainnya. Bahkan mohon maaf, tidak
sedikit yang mengancam jiwa. Stop merokok mulai sekarang ya pak”
Mempengaruhi Perceived barrier :
Mengidentifikasi hambatan pasien untuk merokok dan ambivalensi yang terjadi : “Bapak
pasti merasa sulit ya berhenti merokok ? kenapa pak ? (dengarkan alasan pasien dengan
empati)......Setiap kebiasaan itu perlu perjuangan untuk berhenti pak. Buktinya saat puasa
bapak bisa kan?”
Mempengaruhi Perceived benefit :
Memotivasi pasien dengan mengingatkan hal personal -bermakna dan bermanfaat jika
berhenti merokok, contoh :”Pak, anak bapak masih kecil kecil, masih butuh bapak untuk
mendidik mereka, ayo berhenti merokok pak agar bapak bisa mendidik dan terus
menemani mereka dalam kondisi sehat”.
Cues to action :
Berikan leaflet berhenti merokok, tunjukkan gambar akibat merokok, artikel dll
A3. Asses (mengkaji)
Tanyakan kembali “Apakah anda ingin berhenti merokok sekarang ?”
A4. Assist ( berikan dukungan)
Bantu mempersiapkan rencana berhenti merokok seperti :
 Tetapkan tanggal berhenti
 Informasikan rencana berhenti pada keluarga dan teman
 Meminta dukungan mereka
 Buang jauh- jauh rokok
 Singkirkan benda-benda yang menimbulkan keinginan merokok
 Mengatur kunjungan tindak lanjut (idealnya kunjungan follow up kedua dianjurkan
dalam bulan yang sama, kemudian setiap bulan, setelah itu 4 bulan, enam bulan dan
129
satu tahun. Jika tidak memungkinkan lakukan konseling setiap kali pasien datang
berobat)
A5. Arrange (Pengaturan).
 Ucapkan selamat dan sukses karena pasien sudah berhasil berhenti merokok
 Jika pasien kambuh, pertimbangkan tindak lanjut untuk konseling psikologis karena 60-
80% relapse berhubungan dengan masalah stress. Pertimbangkan family conference
untuk meminta dukungan keluarga

Rajin Aktivitas Fisik


Sampaikan kepada pasien bahwa Aktivitas fisik adalah pergerakan tubuh yang menyebabkan
pengeluaran tenaga (pembakaran kalori), yang meliputi aktivitas fisik sehari-hari dan olahraga.
Aktivitas fisik ringan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan menggerakkan tubuh.
contoh aktivitas fisik berupa berjalan kaki, mengetik, membersihkan kamar, berbelanja.
Aktivitas fisik sedang adalah pergerakan tubuh yang menyebabkan pengeluaran tenaga cukup
besar, bergerak yang menyebabkan nafas sedikit lebih cepat dari biasanya,contoh bersepeda,
menari, tennis, dan menaiki tangga. Aktivitas fisik berat adalah pergerakan tubuh yang
menyebabkan pengeluaran tenaga cukup banyak (pembakaran kalori) sehingga nafas jauh lebih
cepat dari biasanya, contoh sepak bola, berenang, basket, dan angkat beban.
Keuntungan dari melakukan aktivitas fisik secara teratur adalah perbaikan fungsi jantung dan
paru, berkurangnya faktor resiko penyakit jantung koroner dan rasa depresi, serta menurunkan
resiko osteoporosis.
Usahakan lakukan olahraga teratur minimal 3 kali seminggu (atau 150 menit/minggu) dengan
meningkatkan secara moderat dari ringan ke berat

Diet sehat dengan kalori seimbang


Sampaikan kepada pasien untuk hidup dan meningkatkan kualitas hidup, setiap orang
memerlukan zat gizi yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air dalam jumlah
yang cukup. Ragam pangan yang dikonsumsi harus dapat memenuhi tiga fungsi makanan, yang
dikenal dengan istilah Tri Guna Makanan. Fungsi ini terdiri atas zat tenaga yang berasal dari
karbohidrat, zat pembangun yang berasal dari protein, dan zat pengatur yang berasal dari
vitamin dan mineral.
 Perhatikan konsumsi garam dengan cara : membatasi sampai < 5 gram (1 sendok teh) per
hari, kurangi garam saat memasak, dan batasi makanan olahan atau cepat saji
 Konsumsi buah-buahan/sayuran dengan 1 buah jeruk/ apel/pisang/mangga atau 3 sendok
makan sayur
 Hindari makanan berlemak dengan cara membatasi daging berlemak (gajih), lemak susu,
minyak goreng (< 2 sendok makan per hari). Ganti dengan minyak sawit/zaitun, kedelai,
jagung, dan ganti daging berlemak dengan ayam tanpa kulit
 Konsumsi ikan sedikitnya 3 kali perminggu
 Konsumsi air putih

Istirahat cukup
Usahakan memperhatikan kualitas istirahat setiap 7 jam bekerja. Perhatikan kuantitas dan
kualitas tidur minimal 6-8 jam perhari
Tips membuat istirahat berkualitas :
130
 Miliki jadwal tidur yang tetap
 Evaluasi lingkungan disekitar tempat tidur apakah ada yang sering membuat terbangun
 Olahraga teratur
 Batasi kafein (kopi)
 Hindari makan berat saat akan memasuki jam tidur
 Kelola stress

Kelola stress
Berpikir positif, beribadah dan berdzikir, bersyukur, meditasi, dengarkan musik relaksasi,
pemijatan, miliki sikap mental positif, visualisasi

Patuh pada Pengobatan


 Bila pasien diberi resep obat, maka ajarkan : cara minum obat di rumah, jelaskan perbedaan
obat yang diminum jangka panjang dan jangka pendek. Jelaskan efek samping obat dan
warning sign (contoh hipoglikemia pada OAD)
 Jelaskan cara kerja obat dengan cara sederhana, hindari medical jargon
 Pastikan pemahaman pasien dan persilakan untuk bertanya

ANALISIS/INTERPRETASI
1. Interpretasi Obesitas Sentral
Jika lingkar perut pria >102 cm (Asia : > 90 cm) dan pada wanita > 82 cm (Asia > 80 cm)
2. Interepretasi Berat badan berlebih dan obesitas dari Indeks Massa Tubuh versia Asia

Tabel 1. Klasifikasi Berat Badan Lebih dan Obesitas Berdasarkan IMT


Klasifikasi IMT
Berat badan kurang (underweight) <18,5
Normal 18,5-22,9
Berat badan lebih (overweight) ≥ 23,0
Beresiko 23,0-24,9
Obese I 25,0-29,9
Obese II > 30,0

3. Interpretasi Tekanan Darah


Tabel 2. Klasifikasi Hipertensi (JNC VII)
Klasifikasi Sistolik Diastolik
Normal <120 <80
Prehipertensi 121-139 81-90
Hipertensi stage 1 140-159 91-99
Hipertensi stage 2 ≥160 ≥100

131
KONSELING GAYA HIDUP (Jika dilakukan secara mendalam)

Dibawah ini adalah salah satu bentuk check list yang dapat digunakan jika dokter ingin SERIUS
melakukan konseling gaya hidup secara mendalam, tentu dengan waktu yang cukup

Check list
Aplikasi Transtheoretical Model Kepada Pasien

Note :

- Untuk melakukan check list ini dibutuhkan waktu yang cukup sehingga dokter harus mengatur
waktu dengan baik agar tidak merugikan pasien lain
- Check list ini tidak dapat dipisahkan dari dasar-dasar komunikasi efektif dan konseling
- Check list tidak dapat dipisahkan dari anamnesa dokter yang dilakukan dengan pendekatan
holistik

Check list Tindakan Catatan

1. Menjalin hubungan (rapport building) dengan


baik

2. Identifikasi perilaku yang akan diubah Kebiasaan yang akan diubah :


“Maaf pak/bu, melihat hasil wawancara dan
pemeriksaan saya, sepertinya penyakit ……………………………………………………
bapak/ibu berhubungan dengan kebiasaan
bapak ibu. Apakah bapak/ ibu punya ……………………………………………………
kebiasaan…….?”

3. Habit Description Habit Description


- “Kapan bapak/ibu memulai kebiasaan
itu ?” ……………………………………………………
- “Seberapa sering bapak/ibu
melakukannya?” ……………………………………………………
- “Seberapa berat ?” (dapat memakai
satuan, misal : pak untuk rokok)

3. Diagnosis Stages of Change Stages of Change : (Beri tanda “√”)


- “Apakah barangkali bapak/ibu berniat
untuk mencoba menghentikan kebiasaan Precontemplation (No,No,No)
itu dalam waktu 6 bulan ke depan ? “
- “Atau bahkan barangkali dalam waktu Contemplation (Yes, No, No)
1 bulan ke depan sudah memiliki
rencana melakukan hal-hal kecil untuk Preparation (Yes,Yes, No)
menghentikan kebiasaan itu ?”
- “Atau apakah selama ini bapak/ibu Action (Yes,Yes,Yes)
sudah berusaha berbagai upaya untuk
menghentikan kebiasaan itu ?”

132
Stage Precontemplation
1. Analyzing resistance to change (the defenses
of precontemplator) Denial
- Baik pak/bu, apakah bapak/ibu bersedia
mendiskusikan masalah kebiasaan ini Rationalization
lebih lanjut ?
- Barangkali bapak/ibu bisa Projection
menceritakan kenapa bapak/ibu Internalization
melakukan kebiasaan itu ?
(Gunakan dasar-dasar konseling untuk
menggali faktor penghambat pasien
berubah !)

2. Habit Pattern : Mencari Habit Triggers and Emotional triggers :


consequences
“Baik pak/bu,terima kasih bapak/ibu bersedia ………………………………………………………
terbuka dengan saya. Boleh saya tahu lebih Situational triggers :
jauh, coba bapak/ibu ingat-ingat saat kebiasaan
itu muncul : ………………………………………………………
- “Emosi apa yang bapak/ibu rasakan, yang
mendorong bapak/ibu melakukan Consequence
kebiasaan itu? Barangkali bapak/ ibu
dapat menceritakan ?” ………………………………………………………..
- “Situasi apa yang sering mendorong
bapak/ibu melakukan kebiasaan itu ?”
- “Apa yang bapak/ibu rasakan setelah
kembali melakukan kebiasaan itu ?”
- “Apakah semakin melakukan kebiasaan
itu, bapak /ibu semakin malas untuk
berubah ?”
(Dengarkan dengan empati jika pada fase ini
pasien bicara masalah pribadi, dokter
disarankan menjalankan dasar-dasar konseling.
Kalibrasi emosi pasien, setelah pasien lega,
baru lanjutkan ke tahap consciousness raising)

3. Consciousness Raising Consciousness Assesment :


“Mohon Maaf sebelumnya, apakah
bapak/ibu : Sudah
- Pernah mencari informasi yang
berhubungan dengan masalah bapak ibu ? Belum
mungkin membaca buku atau artikel ?”
- “Atau pernah membaca buku orang-orang
yang sukses merubah perilakunya menjadi
lebih sehat ?”

Jika “Sudah”
“Bagus pak/bu, banyak pasien berubah saat
mereka membaca informasi baru”.

Jika “Belum”, Eksplorasi alasan kenapa tidak


mencari informasi dan beri motivasi
“Barangkali apakah memang bapak/ibu tidak
suka membaca? Atau tidak punya waktu ?
Saya menyarankan di sela-sela waktu, ada
bagusnya bapak/ibu mencari informasi,
133
mungkin lewat majalah atau internet. Semakin
banyak wacana yang kita peroleh, insya Allah
kita akan semakin bijak dalam memutuskan
sesuatu”
(Disarankan dokter memberi informasi yang
dapat meyakinkan pasien !)

Stage Contemplation
1. Emotional Arousal
- Menggunakan cara-cara yang kreatif tetapi
powerful dalam membangkitkan
emotional power
- Menggunakan persuasive sentences :
Quotes (data-data), Metafora kompleks
berupa cerita inspiratif tentang orang-
orang yang berhasil berubah ! dll)
- Ajarkan visualization technique

2. Self Re-Evaluation
- Maaf pak/ibu, boleh saya bertanya,apa
yang paling penting dalam hidup bapak/ibu ?
(Arahkan kepada meaningful outcome, misal :
masa tua yang bahagia, keluarga yang bahagia,
naik haji dll)

Stage Preparation
1. Commitment Techniques Plan of Action :
“Baik, sepertinya bapak/ibu sudah menyadari
pentingnya untuk merubah kebiasaan. Saya ……………………………………………………….
yakin bapak/ibu pasti bisa. Bukan begitu
pak/bu?” ……………………………………………………….
“Ok, kapan pak/ibu mau berubah ? (cek emosi
pasien!, lihat raut muka, jika raut muka kurang ………………………………………………………...
yakin, Tanya sekali lagi.. )
………………………………………………………..
“Baik pak/bu, mari kita sama-sama rancang,
kita mulai dari langkah kecil dulu? Apa yang ………………………………………………………..
bapak/ibu sarankan untuk segera dilakukan?”
“Baik pak/bu, di dalam ilmu psikologi ada …………………………………………………………
sebuah cara yang ampuh agar kita bisa segera
berubah, pertama, umumkan pada banyak
orang, misal : beritahu teman-teman kalau
saya tidak akan naik lift tapi naik tangga.
Kedua, premack principle, yaitu melekatkan
kebiasaan baru pada kebiasaan lama yang
bapak /ibu senangi dan rutin dilakukan. Misal,
sebelum gosok gigi, sit up dulu 30 kali“.
Bagaimana, kira-kira bapak/ibu memilih yang
mana ?

134
Stage Action
(Gali cara-cara yang sudah dilakukan pasien Identifikasi Automatic Negative Thought (ANT) :
selama ini untuk berubah)
1. Counterthinking ………………………………………………………..
“Pak/ibu, dalam menjalani perubahan perilaku
ini, bapak/ibu harus sadar bahwa yang sering ………………………………………………………..
membuat kita gagal sesungguhnya adalah cara Feeling :
kita berpikir. Cara pikir yang kurang tepat
sering membuat kita mudah menyerah, masa ……………………………………………………….
bodoh, tertekan, cemas dsb. Karenanya
bapak/ibu perlu memahami hubungan kita dan ……………………………………………………….
pikiran. Pikiran adalah asal mula semua
masalah perasaan-perasaan itu” Sensation :
(Berikan penjelasan dan ajarkan teknik
mindfulness, defusion dan Rational Emotive ……………………………………………………….
Therapy (RET) atau ABC technique !)
Note : Disini terbuka cara-cara baru yang Teknik yang diajarkan :
bukan mainstream di bidang psikologi tetapi
banyak dilakukan di dunia seperti …………………………………………………………..
Neurolingustic programming, hypnotherapy,
Emotional Freedom Technique (EFT) dsb. ………………………………………………………….
Disarankan dokter mempelajari dari ahlinya
yang telah tersertifikasi ………………………………………………………….
2. Environment Control
“Selain pikiran, ada baiknya lingkungan kita
atur untuk mendukung perubahan”. Bapak/ibu Perubahan Lingkungan :
punya saran ?
3. Countering ……………………………………………………………...
“Maaf bapak ibu punya kegiatan rutin selain
bekerja ?” (Eksplorasi) ………………………………………………………………
“Begini pak/bu, menurut penelitian ternyata
Semakin banyak kita menganggur, kita akan
semakin banyak pikiran negatif yang akan
muncul”
“Saya sarankan bapak/ibu memiliki kegiatan
rutin yang bermakna, misal : olahraga,
kegiatan sosial, dengan begitu energy kita
terfokus pada hal-hal yang bermakna.
4. Reward
“Pak/ibu kalau bapak/ibu merasa berhasil,
jangan lupa bisikkan dalam hati, kata syukur
atau kata-kata motivasi”

Stage Maintanance
Pada Fase ini tidak ada hal baru, untuk
mencegah relapse, pasien harus disadarkan
untuk mengecek selalu pikiran dan
perasaannya. Disarankan menekankan
mindfulness skill untuk menyadari pikiran dan
perasaan yang muncul

135
DAFTAR PUSTAKA

1. Donatelle. R. 2008. Acces to Health. Pearson Bejamin Cummings. San Fransisco


Kementrian Kesehatan RI. 2013. Pedoman Teknis Penyelenggaraan Pengendalian Penyakit
Tidak Menular di Puskesmas.
2. Prochasca J, Norcros, Diclemente. 2007. Changing for Good : A Revolutionary Six-Stage
Program for Overcoming Bad Habits and Moving Your Life Positively Forward. Collins, US

136
LAMPIRAN 21
LOGO FKTP IDENTIFIKASI DAN MODIFIKASI GAYA HIDUP
No. Dokumen : 134.PKK/2.6.1/SPO/KP/7/2019
No. Revisi :0
SOP Tanggal Terbit : 13 Juli 2019
Halaman : 1-5

Nama FKTP Ttd Ka FKTP


Nama Ka FKTP

1. Pengertian :
Gaya hidup adalah segala upaya untuk menerapkan kebiasaan, baik dalam membentuk hidup
sehat maupun menghindari kebiasaan buruk yang dapat menggangu kesehatan
Indikator perilaku hidup sehat menurut Departemen Kesehatan RI adalah :
a. Cek kesehatan berkala
b. Perilaku tidak merokok
c. Pola makan seimbang
d. Aktivitas fisik yang teratur
e. Kelola stress
Tingkat Keterampilan: 4A

2. Tujuan :
Dokter mampu melakukan identifikasi dan modifikasi gaya hidup pasien.sesuai dengan standar
pelayanan kesehatan di Indonesia.
 Mengembangkan kegiatan pencegahan faktor risiko PTM
 Mengembangkan kegiatan deteksi dini (skrining)
 Mengembangkan keterampilan KIE dan konseling gaya hidup di layanan primer
 Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengendalian PTM

3. Kebijakan :
SK Klinik Pratama nomor 1/KM/SK/KP/7/2019 tentang Manajemen Mutu

4. Referensi :
1) Panduan Keterampilan Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer. PB-
IDI, 2016
2) Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.02.02/MENKES/514/2015 Tentang Panduan
Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama. Lampiran-
II.

5. Prosedur/Langkah-langkah :
Alat dan Bahan
 Alat penimbang badan
 Alat pengukur tinggi badan
 Meteran
 Alat pengukur gula darah
 Genogram
 Lernbar konseling
137
5.1. Identifikasi faktor risiko dan skrining
 Faktor risiko PTM ada yang dapat dimodifikasi dan tidak dapat dimodifikasi. Faktor risiko
yang tidak dapat dimodifikasi seperti riwayat penyakit dalam keluarga, kelahiran prematur,
usia dan jenis kelamin.
 Faktor risiko yang dapat dimodifikasi antara lain, kurang aktivitas fisik, pola makan tidak
sehat dan tidak seimbang, gaya hidup tidak sehat (merokok minum alkohol), berat badan
berlebih /obesitas, stress, hiperglikemia, dyslipidemia
 Faktor resiko tersebut dapat diindentifikasi dengan atau tanpa alat. Kegiatan skrining tanpa
alat berupa anamnesa mendalam tentang :
 Riwayat PTM di keluarga (dapat dibuat dalam bentuk genogram)
 Pola makan sehari-hari (dapat diperkirakan jumlah kalori dan makanan tidak sehat)
 Pola aktivitas fisik
 Keadaan yang menimbulkan stress baik di kantor, rumah tangga lingkungan lain
 Faktor risiko yang dapat dideteksi dengan alat yaitu status antropometri sederhana yaitu
Indeks Massa Tubuh (IMT) dari berat badan dan tinggi badan serta lingkar perut.
Demikian juga dengan pemeriksaan tanda-tanda vital seperti tensi, palpasi nadi,
auskultasi jantung paru, test sensasi pada tungkai dan nadi dorsalis pedis, mengingat
hipertensi dan DM adalah faktor risiko dan penyebab cerebrovascular disease.

5.2. KIE dan Konseling


Kementerian Kesehatan membuat mnemonic yang dapat digunakan dalam konseling gaya
hidup yaitu “CERDIK” dan “PATUH” yang merupakan singkatan dari :
C - Cek kesehatan secara berkala
E - Enyahkan asap rokok
R - Rajin aktivitas fisik
D - Diet sehat dengan kalori seimbang
I - Istirahat yang cukup
K - Kelola stress
dan
PATUH pada Pengobatan

Cek kesehatan secara berkala


Mendorong pasien dan masyarakat untuk mau memeriksakan diri dalam melakukan deteksi dini
khususnya bagi yang berisiko tinggi PTM baik dengan atau tanpa keluhan

Enyahkan asap rokok


Konseling berhenti merokok dapat dilakukan dengan langkah 5A yaitu :
1) Ask (tanyakan)
Tanyakan kepada pasien apakah ia merokok. Jika “tidak” berikan puji dan beri dukungan
untuk terus tidak merokok. Jika “ya”, coba perdalam kebiasaannya merokoknya meliputi
kapan mulai merokok, kretek/filter, jumlah batang perhari dan perdalam belief
(kepercayaan) pasien tentang rokok
2) Advice (menasehati)
Nasihatkan untuk berhenti merokok dengan memberikan pandangan jernih kuat dan
personal. Pendekatan Health Belief Model dapat dilakukan seperti:
138
a) Mempengaruhi Perceived susceptibility dan severity:
 Meningkatkan pemahaman pasien tentang penyakit apa saja yang diakibatkan
rokok serta akibat serius dari merokok , contoh :
 "Pak merokok itu akibatnya bisa bermocam-macam, bisa serangan jantung,
stroke, kanker, impoten don kondisi berbahaya lainnya. Bahkan yang paling
buruk adalah mengancam jiwa. Saya harap Bapak dapat stop merokok mulai
sekarang ya pak”
b) Mempengaruhi Perceived barrier:
 Mengidentifikasi hambatan pasien untuk merokok dan ambivalensi yang terjadi :
 “bapak sepertinya kesulitan ya untuk berhenti merokok? Kenapa pak? (dengarkan
alasan pasien dengan empati)…..Setiap perubahan kebiasaan itu perlu
perjuangan, termasuk kebiasaan untuk berhenti pak. Buktinya saat puasa bapak
bisa kan?”
c) Mempengaruhi Perceived benefit:
 Memotivasi dengan mengingatkan hal personal – bermakna dan bermanfaat jika
berhenti merokok contoh :
 “Pak, anak bapak masih kecil-kecil, masih membutuhkan bapak untuk mendidik
mereka, ayo berhenti merokok pak agar bapak bisa terus menemani dan mendidik
mereka dalam kondisi sehat”
 Alat edukasi untuk mendukung tindakan:
 Berikan leaflet herhenti merokok, tunjukkan gambar akibat merokok, artikel dll
3) Asses (mengkaji)
Tanyakan kembali “Apakah anda ingin berhenti merokok sekarang?”
4) Assist (berikan dukungan)
Bantu mempersiapkan rencana berhenti merokok seperti:
 Tetapkan tanggal berhenti
 Informasikan rencana berhenti pada keluarga dan teman
 Meminta dukungan mereka
 Buang jauh- jauh rokok
 Singkirkan benda – benda yang menimbulkan keinginan merokok
 Mengatur kunjungan tindak lanjut (idealnya kunjungan folloe up kedua dianjurkan
dalam bulan yang sama, kemudian setiap bulan, setelah itu 4 bulan, enam bulan dan
satu tahun. Jika tidak memungkinkan lakukan konseling setiap kali pasien dating
berobat)
5) Arrange (pengaturan).
 Ucapkan selamat dan sukses karena pasien sudah berhasil berhenti merokok
 Jika pasien kambuh , pertimbangkan tindak lanjut untuk konseling psikologis karena
60-80% relapse berhubungan dengan masalah stress. Pertimbangkan family
conference untuk meminta dukungan keluarga.

Rajin aktivitas fisik


o Sampaikan kepada pasien bahwa aktivitas fisik adalah pergerakan tubuh yang
menyebabkan pengeluaran tenaga (pembakaran kalori), yang meliputi aktivitas fisik
sehari-hari dan olah raga

139
o Aktivitas fisik ringan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengar, menggerakkan
tubuh. Contoh aktivitas fisik berupa berjalan kaki, mengetik membersihkan kamar
berbelanja.
o Aktivitas fisik sedang adalah pergerakan tubuh yang menyebabkan pengeluaran tenaga
cukup besar, bergerak yang menyebabkan nafas sedikit lebih cepat dari biasanya, contoh :
bersepeda, menari, tenis dan menaiki tangga
o Aktivitas fisik berat adalah pergerakan tubuh yang menyebabkan pengeluaran tenaga
cukup banyak (pembakaran kalori) sehingga nafas jauh lebih cepat dari biasanya, contoh
sepak bola, berenang, dan basket angkat beban.
o Keuntungan dari melakukan aktivitas fisik secara teratur adalah perbaikan fungsi jantung
dan paru , berkurangnya faktor risiko penyakit jantung coroner dan rasa depresi, serta
menurunkan risiko osteoporosis.
o Usahakan untuk berolahraga teratur minimal 3 kali seminggu dengan meningkatkan secara
bertahap dari ringan ke berat.

Diet sehat dengan kalori seimbang


Pasien perlu disampaikan untuk hidup dan meningkatkan kualitas hidup, setiap orang
memerlukan zat gizi yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air dalam jumlah
yang cukup. Ragam pangan yang dikonsumsi harus dapat memenuhi tiga fungsi makanan, yang
dikenal dengan istilah Tri Guna Makanan. Fungsi ini terdiri atas zat tenaga yang berasal dari
karbohidrat, zat pembangun yang berasal dari protein dan zat pengatur yang berasal dari vitamin
dan mineral.
Hal yang perlu diperhatikan pada saat mengkonsumsi makanan yaitu :
 Perhatikan konsumsi garam dengan membatasi sampai <5 gram (1 sendok teh) per hari,
kurangi garam saat memasak, dan batasi makanan olahan atau cepat saji
 Konsumsi buah-buahan /sayuran dengan 1 buah jeruk/ apel/ pisang/ mangga atau 3 sendok
makan sayur
 Hindari makanan berlemak dengan cara membatasi daging berlemak (gajih), lemak susu,
minyak goring (<2 sendok makan per hari). Ganti dengan minyak sawit/zaitun, kedelai,
jagung, dang anti daging berlemak dengan ayam tanpa kulit
 Konsumsi ikan setidaknya 3 kali per minggu
 Konsumsi air putih setidaknya 1,5-2 liter per hari.

Istirahat yang cukup


Usahakan memperhatikan kualitas istirahat setiap 7 jam bekerja. Perhatikan kuantitas dan
kualitas tidur minimal 6-8 jam per hari.
Tips membuat istirahat berkualitas :
 Miliki jadwal tidur yang tepat
 Evaluasi lingkungan disekitar tempat tidur apakah ada yang sering membuat terbangun
 Olahraga teratur
 Batasi kafein (kopi)
 Hindari makan berat saat akan memasuki jam tidur
 Kelola stress

140
Kelola stress
Berfikir positif, beribadah dan berdoa, bersyukur, meditasi, dengarkan musik relaksasi,
pemijatan, miliki sikap mental positif, visualisasi

PATUH pada pengobatan


 Bila pasien diberi resep obat maka ajarkan : cara minum obat dirumah, jelaskan perbedaan
obat yang diminum jangka panjang dan jangka pendek. Jelaskan efek samping obat dan
warning sign (contoh hipoglikemia pada OAD)
 Jelaskan cara kerja obat dengan cara sederhana, hindari medical jargon
 Pastikan pemahaman pasien dan persilakan untuk bertanya.

5.3. Analisis Tindakan/Interpretasi


 Interpretasi obesitas sentral
Jika lingkar perut pria >102 cm (Asia: >90 cm) dan pada wanita > 82 cm (Asia > 80 cm)
 Interepretasi berat badan berlebih dan obesitas dari Indeks Massa Tubuh versi Asia
 Interpretasi Tekanan Darah

Tabel 1. Klasifikasi Hipertensi (JNC VII, 2003)


Klasifikasi Sistolik Diastolik
Normal <120 <80
Prehipertensi 121- 139 81-90
Hipertensi stage 1 140-159 91-99
Hipertensi stage 2 ≥ 160 ≥100

6. Diagram Alir :

Identifikasi faktor risiko dan skrening



KIE dan Konseling

Analisis Tindakan/ Interpretasi

7. Unit Terkait :
̶ Dokter
̶ Tenaga kesehatan

141

Anda mungkin juga menyukai