Vertigo Borang Mantep
Vertigo Borang Mantep
Vertigo Borang Mantep
Pembimbing :
dr. Teguh Wibowo. Sp.S
Oleh :
dr. Reni Sela Agustin
Kabupaten Jepara
2018
BORANG PORTOFOLIO
Obyektif Presentasi :
Deskripsi :
BAB I
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. S
Umur : 46 tahun
Agama : Islam
No RM : 000675206
II. ANAMNESIS
Pusing berputar dirasakan kurang lebih 12 jam sebelum masuk rumah sakit
kurang lebih 12 jam secara tiba-tiba sebelum masuk rumah sakit. Keluhan ini baru
pertama kali dirasakan, sehingga membuat pasien terasa panik. Keluhan pusing
dirasakan kurang lebih 10-15 detik, pasien merasakan keluhan pusing berputar
terasa di sekitar ruangan pasien, disertai keringat dingin, mual dan muntah dengan
frekuensi + 7 kali berisi makanan dan minuman yang dimakan sebelumnya, darah
(-), demam (-), BAB (+) normal , BAK (+) normal. Pasien mengatakan beberapa
hari ini aktifitas terlalu berlebih dan kurang istirahat. Badan terasa lemas sampai
tidak memiliki gangguan pendengaran dan masih bisa mendengar dengan baik.
Selain itu, pasien juga tidak memiliki gangguan penglihatan seperti penglihatan
ganda atau gangguan penglihatan lainnya. Nafsu makan pasien menurun, tidak ada
batuk ataupun pilek. Pasien tidak pernah jatuh dan kepala pasien tidak pernah
Faktor yang memperberat : Pusing dirasakan ketika pasien berpindah posisi tidur
ke kanan dan kiri, Pasien merasa lebih nyaman ketika menutup mata saat pusing.
o Riwayat DM : Disangkal
B. Status Internus
- Kepala/leher : Normosefali, deformitas (-), bengkak (-)
: Pembesaran KGB -/-
: Pembesaran kelenjar tiroid -/-
- Mata : Reflek cahaya +/+
: Konjungtiva anemis -/-
: Sklera ikterik -/-
: Pupil isokor, 3mm/3mm
- Telinga/hidung : Deformitas (-), nyeri (-), sekret (-)
: Septum nasi ditengah
- Mulut/faring : Mukosa tidak pucat, hiperemis (-)
: Tonsil T1/T1
: Uvula ditengah
- Thorax
Paru
Inspeksi : Bentuk dada normal dan simetris
: Gerak napas tertinggal (-)
Palpasi : Tactile fremitus simetris, sama kuat
: Ekspansi normal
Perkusi : Bunyi sonor pada semua lapang paru
Auskultasi : Vesikuler, wheezing -/-, ronki -/-
Jantung
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus kordis tidak teraba, thrill (-)
Perkusi : Pekak, batas jantung normal
Auskultasi : S1/S2 normal, murmur (-), gallop (-)
- Abdomen
Inspeksi : Cembung, bekas luka (-)
Auskultasi : Bising usus normal, bruits (-)
Perkusi : Timpani
Palpasi : Nyeri tekan epigastrik (+)
: Hepatomegali (-), splenomegali (-)
- Punggung : Nyeri punggung bawah (-)
- Ekstremitas : Akral hangat
: Deformitas (-), edema (-)
: CRT <2 detik
C. Status Neurologis
I. Fungsi Luhur
- Kesadaran :
Kualitatif : Compos mentis
Kuantitatif GCS : E4M6V5
- Orientasi : Tempat, waktu dan situasi baik
- Daya ingat
Baru : Baik
Lama : Baik
- Gerakan abnormal : Tidak ditemukan
- Gangguan berbahasa :
Afasia motorik : -
Afasia sensorik : -
Akalkuli :-
3. Saraf Otonom
- Miksi : Normal
- Defekasi : Normal
4. Nervi Cranialis
(-) (-)
h. Strabismus divergen
(-) (-)
i. Diplopia
N.IV (Trochlearis) :
a. Gerak mata lateral bawah (+) (+)
b. Strabismus konvergen (-) (-)
c. Diplopia (-) (-)
N.V (Trigeminus)
a. Menggigit (+) (+)
b. Membuka mulut (+) (+)
c. Sensibilitas (+) (+)
d. Reflek kornea (+) (+)
e. Reflek bersin t.d.l t.d.l
f. Reflek masseter t.d.l t.d.l
g. Reflek zigomatikus t.d.l t.d.l
N.VI (Abducens) :
a. Pergerakan mata (ke lateral) (+) (+)
b. Strabismus konvergen (-) (-)
c. Diplopia (-) (-)
N. VII (Facialis)
a. Kerutan kulit dahi (+) (+)
b. Mengerutkan dahi (+) (+)
c. Mengangkat alis (+) (+)
d. Menutup mata (+) (+)
e. Lipatan nasolabia (+) (+)
f. Sudut mulut (+) (+)
g. Meringis (+) (+)
h. Tik fasial (-) (-)
i. Lakrimasi (+) (+)
j. Daya kecap 2/3 depan t.d.l t.d.l
N. VIII (Vestibulocochlearis)
a. Mendengarkan suara berbisik Normal Normal
b. Mendengarkan detik arloji t.d.l t.d.l
c. Tes rinne t.d.l t.d.l
d. Tes weber t.d.l t.d.l
e. Tes schwabach t.d.l t.d.l
f. Nistagmus (-) (-)
N IX (Glossopharyngeus)
a. Arkus faring Simetris Simetris
b. Uvula Simetris Simetris
c. Daya kecap 1/3 belakang t.d.l t.d.l
d. Reflek muntah - -
e. Sengau (-) (-)
f. Tersedak (-) (-)
N X (Vagus)
a. Arkus faring Simetris Simetris
b. Daya kecap 1/3 belakang t.d.l t.d.l
c. Bersuara (+) (+)
d. Menelan (+) (+)
N XI (Accesorius)
a. Memalingkan muka (+) (+)
b. Sikap bahu (+) (+)
c. Mengangkat bahu (+) (+)
d. Trofi otot bahu Normal Normal
N XII (Hypoglossus)
ANGGOTA GERAK ATAS Kanan Kiri
a. Inspeksi:
Sikap lidah Normal Normal
b. Drop
Menjulurkan
hand lidah Tidak Normal
ada Tidak ada Normal
c. Claw
Artikulasi
hand Tidak Normal
ada Tidak ada Normal
d. Kontraktur
Tremor lidah Tidak ada(-) Tidak ada (-)
e. Warna
Trofi otot
kulitlidah Normal(-) Normal (-)
f. Sistem
Fasikulasi lidah :
motorik (-) (-)
Gerakan + normal + normal
Kekuatan
Keterangan 5555
Kanan 5555
Kiri
Tonus Normal Normal
Reflek Patologis
Trofi (-) (-)
Babinski
Sensibilitas -
+ normal -
+ normal
Nyeri + normal + normal
Chaddock - -
Reflek fisiologik :
Oppenheim
Bisep -
+ normal -
+ normal
Gordon
Trisep - -
+ normal + normal
Schaeffer
Radius -
+ normal -
+ normal
Reflek Patologi :
Rossolimo - -
Gonda - -
Klonus patella - -
Klonus kaki - -
Rangsang Meningeal
Kaku Kuduk - -
Kernig sign - -
Brudzinski I - -
Brudzinski II - -
Rangsang Radikuler
Tes Lasegue - -
Tes Patrik - -
Tes naffziger - -
Tes valsava - -
Pasien datang ke IGD RSUD Kartini dengan keluhan pusing berputar kurang
lebih 12 jam secara tiba-tiba sebelum masuk rumah sakit. Keluhan ini baru pertama kali
dirasakan, sehingga membuat pasien terasa panik. Keluhan pusing dirasakan kurang
lebih 10-15 detik, pasien merasakan keluhan pusing berputar terasa di sekitar ruangan
pasien, disertai keringat dingin, mual dan muntah dengan frekuensi + 7 kali berisi
makanan dan minuman yang dimakan sebelumnya, darah (-), demam (-), BAB (+)
normal , BAK (+) normal. Pasien mengatakan beberapa hari ini aktifitas terlalu berlebih
dan kurang istirahat. Badan terasa lemas sampai tidak kuat untuk membuka mata.
Nafsu makan pasien menurun, gangguan penglihatan tidak ada, pasien mengeluhkan
telinga terasa berdengung, gangguan pendengaran tidak ada, penglihatan ganda tidak
- GCS : E4M6V5
- Disdiadokokinesis : Normal
VI. DIAGNOSIS
Keluhan pusing berputar yang muncul secara tiba-tiba, dipengaruhi oleh posisi,
terdapat mual muntah yang cukup hebat, terdapat tinitus, pasien masih dapat jalan dan
beraktivitas. Lingkungan terasa berputar. Gejala sentral (-), Romberg (-), nistagmus
(-/-)
1. Penyakit meniere
Pusing berputar (+), tinitus (+). Namun tidak ditemukan gangguan pendengaran.
diagnosis penyakit meniere belum dapat disingkirkan karena belum dilakukan tes
2. Vestibular neuritis
Pusing berputar (+), mual muntah (+), demam (-), leukositosis (-). Tidak ada
infeksi. Pada pasien batuk (-), pilek (-). Telinga berdengung (+). Keluhan pusing
a. Non medikamentosa
Edukasi pasien untuk bangun dari tempat tidur secara perlahan-lahan.
Memberitahu pasien tentang latihan Brandt-Daroff untuk latihan di rumah agar
pasien terbiasa dengan beberapa posisi sehingga tidak muncul keluhan pusing
b. Medikamentosa
O2 3 liter/menit
Infus RL 20 tpm (maintenance)
Inj. Ondansentron 4mg/8 jam (i.v)
Inj. Ranitidine 50mg/8 jam (i.v)
Betahistin 3x8mg
Dimenhidrinate 3x1tab
Forneuro 2x1tab
X. FOLLOW UP
- Disdiadokokinesis : Normal
- Disdiadokokinesis : Normal
tetapi kepala terasa pusing (+), mual (-), muntah (+) 1 kali
- Disdiadokokinesis : Normal
tegak.
a. Subjektif : Pusing berputar (-), kepala terasa pusing (+), mual (-),
- Disdiadokokinesis : Normal
tegak.
a. Subjektif : Pusing berputar (-), kepala terasa pusing (-), mual (-), muntah
(-)
- Disdiadokokinesis : Normal
XI. PROGNOSIS
Ad vitam : Ad bonam
Ad functionam : Ad bonam
Ad sanationam : Ad bonam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I. PENDAHULUAN
Vertigo berasal dari bahasa latin vertere yang artinya memutar, merujuk pada
sensasi berputar, rasa oleng, tak stabil (giddiness, unsteadiness) atau rasa pusing
oleh gangguan pada sistim keseimbangan. Berbagai macam definisi vertigo dikemukakan
oleh banyak penulis, tetapi yang paling tua dan sampai sekarang nampaknya banyak
dipakai adalah yang dikemukakan oleh Gowers pada tahun 1893 yaitu setiap gerakan
atau rasa (berputar) tubuh penderita atau obyek-obyek di sekitar penderita yang
Vertigo posisi paroksismal jinak (VPPJ) atau disebut juga Benign Paroxysmal
Positional Vertigo (BPPV) adalah gangguan keseimbangan perifer yang sering dijumpai.
Gejala yang dikeluhkan adalah vertigo yang datang tiba-tiba pada perubahan posisi
kepala. Vertigo pada BPPV termasuk vertigo perifer karena kelainannya terdapat pada
telinga dalam, yaitu pada sistem vestibularis. BPPV pertama kali dikemukakan oleh
Barany pada tahun 1921. Karakteristik nistagmus dan vertigo berhubungan dengan posisi
vestibular yang umum dikenal; dalam suatu kelompok pasien, onset umur rata-ratanya
bahwa insidennya sebanyak 107 kasus per 100.000 populasi per tahun. Sebuah penelitian
di Jepang pada pasien dengan BPPV saja jika mereka memiliki nistagmus pada tes Dix-
Hallpike ditemukan insidensnya sebanyak 107 kasus per 100000 per tahun. Pada
neuritis pada 10% pasien dan trauma kepala pada 20% pasien. Sama halnya, Baloh et al.
melaporkan bahwa 15% kasus-kasus BPPV diikuti oleh neurolabirintitis dan 18% oleh
trauma kepala. Namun, pada kebanyakan pasien BPPV, tidak temukan adanya hubungan
tersebut.4
oleh tulang yang paling keras yang dimiliki oleh tubuh. Labirin secara umum adalah
telinga dalam, tetapi secara khusus dapat diartikan sebagai alat keseimbangan. Labirin
terdiri atas labirin tulang dan labirin membran. Labirin membran terletak dalam labirin
tulang dan bentuknya hampir menurut bentuk labirin tulang. Antara labirin membran dan
labirin tulang terdapat perilimfa, sedang endolimfa terdapat di dalam labirin membran.
Berat jenis cairan endolimfa lebih tinggi daripada cairan perilimfa. Ujung saraf
vestibuler berada dalam labirin membran yang terapung dalam perilimfa, yang berada
dalam labirin tulang. Setiap labirin terdiri dari 3 kanalis semi-sirkularis (kss), yaitu kss
horizontal (lateral), kss anterior (superior) dan kss posterior (inferior). Selain 3 kanalis
tergantung pada input sensorik dari reseptor vestibuler di labirin, organ visual dan
proprioseptif. Gabungan informasi ketiga reseptor sensorik tersebut akan diolah di SSP,
Labirin terdiri dari labirin statis yaitu utrikulus dan sakulus yang merupakan
pelebaran labirin membran yang terdapat dalam vestibulum labirin tulang. Pada tiap
keseimbangan. Labirin kinetik terdiri dari tiga kanalis semisirkularis dimana pada tiap
dalamnya terdapat krista ampularis yang terdiri dari sel-sel reseptor keseimbangan dan
Gerakan atau perubahan kepala dan tubuh akan menimbulkan perpindahan cairan
endolimfa di labirin dan selanjutnya silia sel rambut akan menekuk. Tekukan silia
menyebabkan permeabilitas membran sel berubah, sehingga ion kalsium akan masuk ke
dalam sel yang menyebabkan terjadinya proses depolari-sasi dan akan merangsang
melalui saraf aferen ke pusat keseimbangan di otak. Sewaktu berkas silia terdorong ke
akibat rangsangan otolit dan gerakan endolimfa di dalam kanalis semisirkularis menjadi
energi biolistrik, sehingga dapat memberi informasi mengenai perubahan posisi tubuh
akibat per-cepatan linier atau percepatan sudut. Dengan demikian dapat memberi
kelainannya dapat menimbulkan gejala pada sistem tubuh bersangkutan. Gejala yang
timbul dapat berupa vertigo, rasa mual dan muntah. Pada jantung berupa bradikardi atau
IV. ETIOLOGI
otolit dalan kanalis semisirkularis pada telinga dalam. Hal ini terutama akan
mempengaruhi kanalis posterior dan menyebabkan gejala klasik tapi ini juga dapat
kalsium karbonat yang berasal dari utrikulus telinga dalam . Pergerakan dari otolit
dan nistagmus.8
juga diikuti trauma kepala, infeksi kronik telinga, operasi dan neuritis vestibular
tuli sensoris pada fluktuasi frekuensi yang rendah, dan sensasi penuh pada telinga.
Ménière’s disease terjadi pada sekitar 15% pada kasus vertigo otologik.8
Vestibular Neuritis
Hal ini berhubungan dengan infeksi virus pada nervus vestibularis. Labirintis
terjadi dengan komplek gejala yang sama disertai dengan tinnitus atau penurunan
Migraine
Selby and Lance (1960) menemukan vertigo menjadi gejala yang sering
sebagai bagian dari aura (selain kabur, penglihatan ganda dan disarthria) untuk
basilar migraine dimana juga didapatkan keluhan sakit kepala sebelah. Verigo
pada migraine lebih lama dibandingkan aura lainnya, dan seringkali membaik
Vertebrobasilar insufficiency
dari suatu vertigo dengan onset akut dan spontan pada kebanyakan pasien terjadi
beberapa detik sampai beberapa menit. Lebih sering pada usia tua dan pada paien
Tumor Intrakranial
kebanyakan adalah tumbuh secara lambat sehingga ada waktu untuk kompensasi
sentral. Gejala yang lebih sering adalah penurunan pendengaran atau gejala
neurologis . Tumor pada fossa posterior yang melibatkan ventrikel keempat atau
Chiari malformation sering tidak terdeteksi di CT scan dan butuh MRI untuk
diagnosis. Multipel sklerosis pada batang otak akan ditandai dengan vertigo akut
dan nistagmus walaupun biasanya didaptkan riwayat gejala neurologia yang lain
V. GEJALA KLINIS
VERTIGO SENTRAL
Penyebab vertigo jenis sentral biasanya ada gangguan di batang otak atau di
serebelum. Untuk menentukan gangguan di batang otak, apakah terdapat gejala lain yang
khas bagi gangguan di batang otak, misalnya diplopia, parestesia, perubahan sensibilitas
VERTIGO PERIFER
perubahan posisi kepala. Berlangsung beberapa detik dan kemudian mereda. Paling
sering penyebabnya idiopatik (tidak diketahui), namun dapat juga diakibatkan oleh
mempunyai trias gejala yaitu ketajaman pendengaran menurun (tuli), vertigo dan
tinitus.9
c. Serangan vertigo yang berlangsung beberapa hari sampai beberapa minggu
Neuronitis vestibular merupakan kelainan yang sering datang ke unit darurat.Pada
penyakit ini, mulainya vertigo dan nausea serta muntah yang menyertainya ialah
mendadak, dan gejala ini dapat berlangsung beberapa hari sampai beberapa minggu.
Pemeriksaan Neurologik10
sensorineural, nistagmus.
Nistagmus vertical 80% sensitive untuk lesi nucleus vestibular atau vermis
- Gait test
1. Romberg’s sign
instabilitas yang parah dan seringkali tidak dapat berjalan. Walaupun Romberg’s
sign konsisten dengan masalah vestibular atau propioseptif, hal ini tidak dapat di
mata terbuka kemudian tertutup. Biarkan pada posisi demikian selama 20-30
vestibuler hanya pada mata tertutup badan penderita akan bergoyang menjauhi
garis tengah kemudian kembali lagi, pada mata terbuka badan penderita tetap
tegak. Sedangkan pada kelainan serebeler badan penderita akan bergoyang baik
3. Unterberger's stepping test (Pasien disuruh untuk berjalan spot dengan mata
tertutup – jika pasien berputar ke salah satu sisi maka pasien memilki lesi labirin
Berdiri dengan kedua lengan lurus horisontal ke depan dan jalan di tempat
dengan mengangkat lutut setinggi mungkin selama satu menit. Pada kelainan
gerakan seperti orang melempar cakram; kepala dan badan berputar ke arah lesi,
kedua lengan bergerak ke arah lesi dengan lengan pada sisi lesi turun dan yang
lainnya naik. Keadaan ini disertai nistagmus dengan fase lambat ke arah lesi.11
Dengan jari telunjuk ekstensi dan lengan lurus ke depan, penderita disuruh
tangan pemeriksa. Hal ini dilakukan berulang-ulang dengan mata terbuka dan
arah lesi.11
1. Fungsi Vestibuler
- Dix-Hallpike manoeuvre
kemudian kepalanya dimiringkan 45º ke kanan lalu ke kiri. Perhatikan saat timbul dan
hilangnya vertigo dan nistagmus, dengan uji ini dapat dibedakan apakah lesinya
periode laten 2-10 detik, hilang dalam waktu kurang dari 1 menit, akan berkurang
Sentral : tidak ada periode laten, nistagmus dan vertigo ber-langsung lebih
- Test hiperventilasi
Pasien diinstruksikan untuk bernapas kuat dan dalam 30 kali.Lalu diperiksa nistagmus
Tes Kalori
Tes ini membutuhkan peralatan yang sederhana. Kepala penderita diangkat ke
belakang (menengadah) sebanyak 60º. (Tujuannya ialah agar bejana lateral di labirin
berada dalam posisi vertikal, dengan demikian dapat dipengaruhi secara maksimal
oleh aliran konveksi akibat endolimf). Tabung suntik berukuran 20 mL dengan ujung
jarum yang dilindungi oleh karet ukuran no 15 diisi dengan air bersuhu 30ºC (kira-
kira 7º di bawah suhu badan) air disemprotkan ke liang telinga dengan kecepatan 1
mL/detik, dengan demikian gendang telinga tersiram air selama kira-kira 20 detik.12
Bola mata penderita segera diamati terhadap adanya nistagmus. Arah gerak
nistagmus ialah ke sisi yang berlawanan dengan sisi telinga yang dialiri (karena air
yang disuntikkan lebih dingin dari suhu badan) Arah gerak dicatat, demikian juga
Elektronistagmogram
merekam gerakan mata pada nistagmus, dengan demikian nistagmus tersebut dapat
Posturografi
Dalam mempertahankan keseimbangan terdapat 3 unsur yang mempunyai
peranan penting : sistem visual, vestibular, dan somatosensorik. Tes ini dilakukan
dengan 6 tahap12 :
a. Pada tahap ini tempat berdiri penderita terfiksasi dan pandangan pun dalam
keadaan biasa (normal)
b. Pandangan dihalangi (mata ditutup) dan tempat berdiri terfiksasi (serupa dengan
tes romberg)
c. Pandangan melihat pemandangan yang bergoyang, dan ia berdiri pada tempat
yang terfiksasi. Dengan bergeraknya yang dipandang, maka input visus tidak
dapat digunakan sebagai patokan untuk orientasi ruangan.
d. Pandangan yang dilihat biasa, namun tumpuan untuk berdiri digoyang. Dengan
bergoyangnya tempat berpijak, maka input somatosensorik dari badan bagian
bawah dapat diganggu.
e. Mata ditutup dan tempat berpijak digayang.
f. Pandangan melihat pemandangan yang bergoyang dan tumpuan berpijak
digoyang.
Dengan menggoyang maka informasi sensorik menjadi rancu (kacau;tidak
input (informasi).
2. Fungsi Pendengaran
a. Tes garpu tala : Rinne, Weber, Swabach. Untuk membedakan tuli konduktif
Decay.s
VII. Terapi
Medikasi
siklisin. Antihistamin yang mempunyai anti vertigo juga memiliki aktivitas anti-
kholinergik di susunan saraf pusat. Mungkin sifat anti-kholinergik ini ada kaitannya
dijumpai ialah sedasi (mengantuk). Pada penderita vertigo yang berat efek samping
seperti anti kholinergik dan antihistamin. Sampai dimana sifat yang lain ini berperan
- Cinnarizine (Stugerone)
terhadap akselerasi angular dan linier. Dosis biasanya ialah 15 – 30 mg, 3 kali
sehari atau 1 x 75 mg sehari. Efek samping ialah rasa mengantuk (sedasi), rasa
cape, diare atau konstipasi, mulut rasa kering dan “rash” di kulit.
Fenotiazine
Kelompok obat ini banyak mempunyai sifat anti emetik (anti muntah). Namun
Obat Simpatomometik
Obat simpatomimetik dapat juga menekan vertigo. Salah satunya obat
- Efedrin
Lama aktivitas ialah 4 – 6 jam. Dosis dapat diberikan 10 -25 mg, 4 kali sehari.
Khasiat obat ini dapat sinergistik bila dikombinasi dengan obat anti vertigo
lainnya. Efek samping ialah insomnia, jantung berdebar (palpitasi) dan menjadi
gelisah – gugup.
diderita yang sering menyertai gejala vertigo. Efek samping seperti mulut kering
kali sehari.
Terapi fisik
Susunan saraf pusat mempunyai kemampuan untuk mengkompensasi
kemampuan adaptasinya kurang atau tidak baik. Hal ini mungkin disebabkan oleh
adanya gangguan lain di susunan saraf pusat atau didapatkan deficit di sistem visual
latihan ialah13 :
biasanya digunakan jika penanganan di praktek dokter gagal. Latihan ini 95% lebih
berhasil dari pada penatalaksanaan di tempat praktek. Latihan ini dilakukan dalam 3
set perhari selama 2 minggu. Pada tiap-tiap set, sekali melakukan manuver dibuat
dalam 5 kali. Satu pengulangan yaitu manuver dilakukan pada masing-masing sisi
pada satu sisi, dengan sudut kepala maju sekitar setengah. Tetap pada posisi baring
miring selama 30 detik, atau sampai pusing di sisi kepala, kemudian kembali ke
posisi duduk. Tetap pada keadaan ini selama 30 detik, dan kemudian dilanjutkan ke
posisi berlawanan dan ikuti rute yang sama. Latihan ini harus dilakukan selama 2
minggu, tiga kali sehari atau selama tiga minggu, dua kali sehari. Sekitar 30%
Manuver Epley
Prosedur ini lebih efektif dari prosedur di ruangan, karena diulang setiap
malam selama seminggu. Metode ini (untuk sisi kiri), seseorang menetap pada posisi
supine selama 30 detik dan pada posisi duduk tegak selama 1 menit. Dengan
demikian siklus ini membutuhkan waktu 2 ½ menit. Pada dasarnya 3 siklus hanya
mengutamakan untuk beranjak tidur, sangat baik dilakukan pada malam hari
daripada pagi atau siang hari, karena jika seseorang merasa pusing setelah latihan
ini, dapat teratasi sendiri dengan tidur. Ada beberapa masalah yang timbul dengan
Jika diagnosis BPPV belum dikonfirmasi, seseorang dapat melakukan latihan ini
untuk mengobati keadaan lain (seperti tumor otak atau stroke) dengan latihan posisi.
Ini tidak berhasil dapat menunda penanganan yang tepat. Masalah kedua adalah
kanal lain dapat terjadi selama maneuver Epley, yang lebih baik ditangani oleh
dokter daripada dirumah. Akhirnya sering terjadi selama maneuver Epley, gejala
neurologis dipicu ole kompresi pada arteri vertebralis. Berdasarkan pendapat kami,
Editor. Telinga, Hidung Tenggorok Kepala & Leher. Edisi Keenam. Jakarta : Balai
3. Li JC & Epley J. Benign Paroxysmal Positional Vertigo. [online] 2009 [cited 2009
4. Furman JM, Cass SP. Benign Paroxysmal Positional Vertigo. NEJM [online] 2009
http://content.nejm.org/cgi/reprint/341/21/1590.pdf
Iskandar N, Editor : Telinga, Hidung Tenggorok Kepala & Leher. Edisi Keenam.
Editor : Buku Ajar Penyakit THT Boies. Edisi Keenam. Jakarta : EGC. 1997. h 39-45
Needed for establish of Vetigo. The Practitioner September 2010 - 254 (1732): 19-23.
10. Mark, A. 2008. Symposium on Clinical Emergencies: Vertigo Clinical Assesment and
11. Balasubramanian. BPPV (Benign Paroxysmal Positional Vertigo). [online] 2009 [cited
http://medicastore.com/penyakit/3327/Benign_Paroxymal_Positional
13. Johnson J & Lalwani AK. Vestibular Disorders. In : Lalwani AK, editor. Current
Diagnosis & treatment in Otolaryngology- Head & Neck Surgery. New York : Mc