Laporan Praktek Kerja Lapangan Painting
Laporan Praktek Kerja Lapangan Painting
Laporan Praktek Kerja Lapangan Painting
Disusun oleh :
Imam Marufi
20154400
i
LEMBAR PENGESAHAN
( Alid Kurniawan )
Pembimbing Lapangan/Trimming,
( Arief )
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT
yang telah memberi taufiq dan hidayah-Nya serta kemampuan kepada saya sehingga
dapat menyelesaikan Praktek Kerja Lapangan di PT. Krama Yudha Ratu Motor dan
menyelesaikan pembuatan laporan ini dengan baik dan lancar. Laporan ini dituliskan
sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk menyelesaikan Mata Kuliah
Praktek Kerja Lapangan (PKL) pada Jurusan Teknik Mesin Universitas
Muhammadiyah Jakarta.
Selama proses pelaksanaan PKL ini, saya mendapatkan bantuan dan dukungan
dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan banyak terima
kasih kepada pihak yang telah membantu saya dalam pelaksanaan dan penyusunan
Laporan Praktek Kerja Lapangan, khususnya kepada :
1. Orang Tua saya, karena selalu memberikan do’a yang terbaik bagi saya.
2. Bapak Sulis Yulianto, S.T., M.T. selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Jakarta.
3. Bapak Riki Effendi S.T., M.T. Koordinator Praktek Kerja Lapangan Teknik
Mesin Universitas Muhammadiyah Jakarta.
4. Bapak Ahmad Yunus Nasution , S.T., M.T. selaku Dosen Pembimbing dalam
penulisan Laporan Praktek Kerja Lapangan ini.
5. Bapak Arief selaku Pembimbing Lapangan di PT. Krama Yudha Ratu Motor.
6. Bapak Alid Kurniawan selaku Assisten Pembimbing Lapangan di PT. Krama
Yudha Ratu Motor.
7. Seluruh Staff dan Karyawan di PT. Krama Yudha Ratu Motor.
8. Serta seluruh pihak yang terkait dalam membantu saya dalam melaksanakan
Praktek Kerja Lapangan serta dalam penulisan Laporan ini, yang tidak dapat
saya sebut satu-persatu.
iii
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan laporan ini masih terdapat banyak
kekurangan dan masih perlu disempurnakan, oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun sangat saya harapkan untuk meningkatkan hasil kerja penulis di
kemudian hari. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan
umumnya bagi para pembaca. Terima kasih.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
v
3.2 Pengertian Proses ................................................................ 20
3.3 Pengertian Produksi ............................................................ 20
3.4 Pengertian Proses Produksi ................................................ 11
3.4.1 Jenis – Jenis Proses Produksi .................................... 22
3.4.3 Sistem Produksi Menurut Tujuan Operasinya ........... 27
vi
4.4.5.6 Proses Phospating ...................................... 36
4.4.5.7 Proses Water Rinse 3 dan 4 ....................... 37
4.4.5.8 Proses Dionized Water (Water Rinse 5) .... 37
4.5.3 Proses Cationic Electro Deposition (CED) ............. 37
4.5.4 Proses ED Sanding ................................................. 37
4.5.5 Proses Under Coat dan Sealing ............................... 38
4.5.6 Proses Top Coat ...................................................... 42
4.5.7 Proses Touch Up ..................................................... 43
4.5.8 Paint Body Storage ................................................. 43
iv
DAFTAR Gambar
Halaman
Gambar 1.1. Layout PT. Krama Yudha Ratu Motor......................................... .6
Gambar 1.2. Car Joint Mitsubishi (CJM)............................................................9
Gambar 1.3. L300 (SL)......................................................................................10
Gambar 1.4. COLT DIESEL (TD)......................................................................11
Gambar 1.5. Truk FUSO (FN).......................................................................... .12
Gambar 1.6. Outlander Sport (PX).....................................................................12
Gambar 4.1 Proses Produksi Secara Umum .......................................................... 28
Gambar 4.2 Proses Produksi Pada Bagian Painting ............................................... 31
Gambar 4.3 Dempul Sealing ................................................................................... 34
Gambar 4.4 Dumping.............................................................................................. 39
Gambar 4.5 Paint Body Storage .............................................................................. 44
v
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 Ukuran Panjang Rantai .......................................................................... 43
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
PT. Krama Yudha Ratu Motor. Dengan harapan dapat memberikan masukan –
masukan yang dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam kegiatan proses
produksi.
Adapun tujuan dari Praktik Kerja Lapangan I ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk memenuhi sebagian syarat penyelesaian program studi Diploma Empat
(D-IV) Sistem Informasi pada Politeknik STMI Jakarta.
2. Agar mahasiswa mampu membandingkan teori – teori yang didapat di bangku
kuliah dengan penerapan di lapangan
3. Sebagai sarana untuk memperoleh pengalaman dan wawasan mengenai dunia
kerja sebagai proses adaptasi terhadap lingkungan kerja.
4. Diharapkan penulis dapat memberikan saran terhadap penyelesaian masalah
yang ada di perusahaan yang bersangkutan.
Agar dalam penulisan Laporan Kerja Lapangan I ini lebih fokus dan lebih
terarah, maka perlu diadakan batasan – batasan sebagai berikut :
1. Ruang lingkup yang diamati sebatas pada proses produksi pada Sub
Department Produksi Painting.
2. Tempat dilakukannya praktek kerja lapangan adalah di PT. Krama Yudha
Ratu Motor.
2
dengan tema yang dibahas. Metodologi yang digunakan dalam analisis pengamatan
ini adalah :
1. Studi Lapangan
Mengadakan pengamatan lapangan untuk mendapatkan data yang sesuai,
yaitu dengan cara :
a. Pengamatan
Melakukan pengamatan secara langsung untuk mengetahui jalannya sistem
dan proses produksi perusahaan.
b. Wawancara
Meminta keterangan yang lebih jelas kepada pembimbing atau karyawan
perusahaan apabila terdapat hal yang kurang jelas dalam pemberian
keterangan dan bila perlu meminta bahan – bahan atau data yang diperlukan
untuk kelengkapan laporan.
2. Studi pustaka
Membaca buku – buku, literatur atau bahan referensi yang lain, yang
berhubungan dengan masalah yang dibahas guna melengkapi data yang
diperlukan sehingga di dalam praktik dan teori tidak jauh berbeda.
Laporan ini disusun berdasarkan hal – hal yang berhubungan erat dengan hasil
pengamatan sehingga dapat memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai isi
laporan dengan praktik kerja lapangan yang dilaksanakan. Adapun tahapan – tahapan
dalam laporan ini adalah sebagai berikut:
3
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini memuat latar belakang, permasalahan, tujuan
praktik kerja lapangan, batasan masalah, metodologi penelitian,
dan sistematika penulisan laporan.
4
BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
PT. Krama Yudha Ratu Motor adalah sebuah pabrik perakitan kendaraan
Mitsubishi di Indonesia. Kendaraan Mitsubishi menjadi primadona di kalangan
pengguna commercial vehicle (kendaraan niaga) dan pemilik passenger car (mobil
penumpang).
PT. Krama Yudha Ratu Motor didirikan mengacu pada manajemen mutu
International Automotive Task Force (IATF 16949) dengan subjek utama perakitan
kendaraan roda 4 dan atau lebih melakukan pengendalian sistem manajemen mutu
seperti penerimaan barang, penyimpanan, serta distribusi ke line produksi untuk
selanjutnya melakukan perakitan pengelasan di bagian welding, lalu berlanjut ke
pengecatan di bagian painting, dan yang terakhir sampai pada proses perakitan pada
5
bagian trimming. Seluruh proses produksi tersebut di kendalikan dengan inspeksi
ketat, baik dari seluruh pelaku produksi ataupun dari inspector. Seluruh proses
produksi di kendalikan dengan inspeksi ketat, baik dari seluruh pelaku proses
produksi maupun dari bagian inspector, dengan pedoman bahwa proses berikut
adalah pelanggan sehingga ruang lingkup penerapan adalah dari penerimaan part
proses berpakitan sampai dengan delivery ke pelanggan dan di terapkan di seluruh
Departemen, dan ruang lingkup system manajemen lingkungan adalah seluruh area
perusahaan.
Waktu kerja di PT.KRM menggunakan system kerja dua shift(pagi dan
malam) yaitu 8 jam kerja setiap shiftnya,sehingga dalam waktu sepekan durasi kerja
40 jam, dengan syarat minimal setiap bulan nya durasi kerja 154 jam. Apabila terjadi
over time massa(OM) yang dapat dilakukan pada hari Sabtu, sedangkan untuk hari
Minggu libur kerja.
6
2.2 Sejarah singkat PT. KRAMA YUDHA RATU MOTOR
PT. Krama Yudha Ratu Motor (KRM) merupakan sebuah perusahaan perseroan
terbatas yang bergerak dalam bidang perakitan kendaraan bermotor jenis niaga. Sedangkan
PT. KRM ini merupakan bagian dari Krama Yudha Mitsubshi Group (KYMG). Awal berdirinya
PT. KYMG adalah akibat banyaknya kendaraan bermotor dari Eropa yang di import ke
Indonesia. Guna mengurangi import kendaraan tersebut, maka para pengusaha melakukan
pertemuan dan bersepakat untuk mendirikan suatu perusahaan perakitan kendaran
bermotor di Indonesia dengan menggunakan lisensi MITSUBISHI MOTOR CORPORATION
(MMC) yang berada di Jepang.
KYMG terbagi atas PT. Krama Yudha Holding yang berdiri pada tahun 1969 di
Jakarta, yang kemudian menjadi induk dari beberapa perusahaan di bidang produksi
kendaraan bermotor merk Mitsubishi. SedangkansecarakeseluruhanKramaYudha Mitsubishi
Group terdiri :
PT. KRM ini merupakan perusahaan yang berstatus PMDN (Penanaman Modal
Dalam Negeri) yang memiliki falsafah yang selalu dipegang teguh, yaitu “Agar selalu
7
percaya terhadap kemampuan diri sendiri dan kemandirian bangsa, khususnya bagi
pengusaha nasional”. Tetatpi sejak tahun 2012 status berubahm enjadi PMA (Penanaman
Modal Asing).
CJM atau dikenal dengan merek dagang T120ss mulai diproduksi oleh PT
Krama Yudha Ratu Motor pada tahun 1998. T120ss sebenarnya sebelumnya sudah
diedarkan di pasar Indonesia pada tahun 1983, namun yang memproduksi adalah PT
Krama Yudha Kesuma Motor (KKM). KKM memproduksi T120ss hingga tahun
1996, namun kemudian produksi T120ss dipindahkan ke KRM karena Mitsubishi
Motor Corporation (MMC), selaku penanam modal terbesar, memutuskan untuk
menutup KKM akibat produksinya yang tidak menguntungkan. Dalam
keberjalanannya memproduksi T120ss Mitsubishi Corporation bekerja sama dengan
Suzuki Corporation. Karena kerja sama inilah, T120ss berganti nama menjadi CJM
(Car Joint Mitsubishi) untuk produksi Mitsubishi dan CJS (Car Joint Suzuki) untuk
produksi Suzuki. Bentuk kerja sama kedua perusahaan otomotif ini adalah dalam hal
pengadaan komponen-komponen penyusun mobil. Jadi produksi komponen mobil
T120ss sebagian dilakukan oleh Mitsubishi, dalam hal ini adalah PT Mitsubishi
Krama Yudha Manufacturer (MKM), dan sebagian lagi oleh Suzuki. CJM memiliki 4
varian, yaitu flat bed, standard pick up, mini bus, dan three way.
8
Gambar 2.2 Car Joint Mitsubishi (CJM)
2. SL
SL memiliki nama 9opular L300, yaitu sebuah kendaraan niaga yang bak
belakangnya terbuka. L300 mulai diproduksi oleh PT Krama Yudha Ratu Motor pada
tahun 1981. Sejak pertama kali diluncurkan oleh Mitsubishi Motor Corporation pada
tahun 1975, SL atau L300 tidak pernah mengalami perubahan model.SL terdiri dari 3
varian. MMC mengeluarkan nama “Delica” untuk L300. Pada bulan April tahun
2010, diproduksi tipe SLI, yaitu produk hasil kerja sama antara Mitsubishi dengan
Isuzu. Body yang digunakan sama dengan tipe SL, namun mesinnya menggunakan
mesin Isuzu.
9
Gambar 1.3 L300 (SL)
3. TD ( Truck Diesel )
TD atau yang biasa dikenal COLT DIESEL mulai diproduksi oleh PT Krama
Yudha Ratu Motor sejak tahun 1975. Namun pertama kali dikeluarkan tidak disebut
sebagai TD, namun T-200/210. Seiring berjalannya waktu model T-200/210
mengalami perbaikan dan peningkatan baik dalam bentuk model ataupun mesin yang
digunakan. TD lebih dikenal dengan sebutan “Kepala Kuning”. Di Jepang, model
TD memiliki nama “Canter”, sedangkan di Indonesia diberi nama New Colt Diesel.
TD terdiri dari 8 varian, yaitu TQ, TR, TS, TU, TV, TW, TX, TZ.
10
Gambar 1.4COLT DIESEL (TD)
4. FUSO
Fuso mulai diproduksi oleh PT Krama Yudha Ratu Motor pada tahun 1975.
Namun 2 tahun berikutnya, produksi FUSO oleh KRM terhenti selama 10 tahun.
KRM kembali memproduksi FUSO pada tahun 1987. FUSO dibagi menjadi 2 tipe,
yaitu FM dan FN. FN memiliki bentuk yang lebih besar dari FM, dikenal dengan
nama tronton. FM memiliki 10 roda sedangkan FN memiliki hanya 6 roda. FUSO
memiliki 6 varian.
11
Gambar 1.5 Truk FUSO (FN)
2.3 Lokasi Perusahaan
PT. KRM ini dibangun di atas tanah seluas 143.035 m² dengan luas bangunan pabrik
20.360 m² serta bangunan tmbahan 6.600 m². Total tenaga kerja yang ada sebanyak 1213
orang, yang terbagi atas tenaga kerja yang terlibat langsung dalam proses produksi
berjumlah 993 tenaga kerja. Kemudian tenaga kerja yang tidak terlibat langsung dengan
proses produksi dan tenaga kerja umum berjumlah 220 orang tenaga kerja. Lokasi pabrik
terletak di jalan raya Bekasi Km.21-22 Rawa Terate Cakung, Jakarta.
12
Gambar 1.7 PT Krama Yudha Ratu Motor dilihat dengan hybrid
Sedangkan waktu kerja di PT. KRM menggunakan sistem kerja satu shift(pagi
sampai malam) yaitu 8 jam kerja per-shiftnya. Apabila terjadi Over time Massa(OM) yang
dapat dilakukan pada hari Sabtu, sedangkan untuk hari minggu libur kerja.
Tujuan awal berdirinya Grup Mitsubishi di Indonesia pada tahun 1970 adalah
untuk mengurangi impor kendaraan jenis niga dari Eropa sehingga mengurangi beban
ekonomi 13egara pada saat itu dan untuk memenuhi kebutuhan pasar di dalam negeri
sendiri, dan juga membuka lapangan kerja bagi para pengangguran pada saat ini .
Guna meningkatkan kualitas dan mutu produknya, perusahaan ini memilki visi
dan misi sebagai berikut :
2.4.1 VISI
2.4.2 MISI
Misi dari PT. Krama Yudha Ratu Motor adalah sebagai berikut :
1. Menjadi perusahaan yang terpercaya untuk merakit
kendaraan dengan merk Mitsubishi Fuso
13
3. Patuh dan taat terhadap peraturan dan perundang-
undangan yang berlaku.
3. Mengedepankan pencegahan.
6. Setiap karyawan dan/atau mitra kerja PT Krama Yudha Ratu Motor harus
memahami dan bertanggung jawab terhadap kepedulian mutu, lingkungan,
keselamatan dan kesehatan kerja.
14
BAB III
LANDASAN TEORI
15
2. Sistem adalah kumpulan elemen yang saling berinteraksi dalam suatu
kesatuan untuk menjalankan suatu proses pencapaian suatu tujuan utama.
(Sutarman, 2009)
3. Sistem adalah hubungan satu unit dengan unit-unit lainnya yang saling
berhubungan satu sama lainnya dan tidak dapat dipisahkan serta menuju suatu
kesatuan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Jimmy dan
Gaol, 2008)
16
2. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem alamiah (natural system) dan
system buatan manusia (human made system).
Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam dan tidak
dibuat manusia, misalnya sistem perputaran bumi. Sistem buatan manusia
adalah sistem yang dirancang oleh manusia. Sistem buatan manusia yang
melibatkan interaksi antara manusia dengan mesin disebut dengan human-
machine system atau ada yang menyebut dengan man-machine system.
Sistem informasi akuntansi merupakan contoh man-machine system,
karena menyangkut penggunaan komputer yang berinteraksi dengan
manusia.
3. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertentu (deterministic system) dan
sistem tak tentu (probabilistic system).
Sistem tertentu beroperasi dengan tingkah laku yang sudah dapat
diprediksi dengan pasti, sehingga keluaran dari sistem dapat diramalkan.
Sistem komputer adalah contoh dari system tertentu yang tingkah lakunya
dapat dipastikan berdasarkan program – program yang dijalankan. Sistem
tak tentu adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi
karena mengandung unsur probabilitas.
4. Sistem diklasifikasi sebagai sistem tertutup (closed system) dan sistem
terbuka (open system).
Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan dengan
lingkungan luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa adanya turut
campur tangan dari pihak luarnya. Secara teoritis sistem tertutup ini ada,
tetapi kenyataannya tidak ada sistem yang benar-benar tertutup, yang ada
hanyalah relatively closed system (secara relatip tertutup, tidak benar-
benar tertutup). Sistem terbuka adalah system yang berhubungan dan
terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukan
dan menghasilkan keluaran untuk lingkungan luar atau subsistem yang
lainnya.
17
3.1.3 Karakteristik Sistem
Suatu sistem mempunyai sifat atau karakteristik tertentu, yaitu mempunyai
Komponen sistem (components sistem), batasan sistem (boundary), lingkungan
(environments), penghubung (interface) antar komponen, masukan (input), keluaran
(output), pengolahan (processing), sasaran (objectives) dan tujuan dan umpan balik
(feed back) (Agus Mulyanto, 2009).
18
4. Mempunyai Penghubung (Interface) Antar Komponen
Penghubung merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan
subsistem yang lainnya.Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya
mengalir dari satu subsistem ke subsistem yang lainnya. Keluaran dari satu subsistem
akan menjadi masukan untuk subsistem yang lainnya melalui penghubung.Dengan
penghubung satu subsistem dapat berintegrasi dengansubsistem yang lainnya
membentuk satu kesatuan.
19
Suatu sistem pasti memiliki sasaran (objective) atau tujuan (goal). Apabila
sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada gunanya.
Tujuan inilah yang mengarahkan suatu sistem. Tanpa adanya tujuan, sistem menjadi
tidak terarah dan terkendali.
20
aktivitas bisnis yang dimiliki perusahaan yang bersangkutan. jika perusahaan
manufacture (pabrik) sudah jelas produksi yang dihasilkan dalam bentuk barang,
sedangkan untuk bisnis perhotelan, travel, pendidikan adalah berbentuk jasa. Barang
bersifat tangible asset dan jasa bersifat intangible asset.
Produksi diartikan sebagai kegiatan yang dapat menimbulkan tambahan
manfaat atau faedah baru (Agus Ahyari, 2011). Berikut pengertian produksi menurut
beberapa ahli:
1. Produksi adalah kegiatan yang mentransformasikan masukan (input) menjadi
keluaran (output), tercakup semua aktivitas atau kegiatan yang menghasilkan
barang dan jasa, serta kegiatan-kegiatan lain yang mendukung atau menunjang
usaha untuk menghasilkan prosuk tersebut yang berupa barang-barang atau
jasa (Assauri, 2008).
2. Produksi merupakan fungsi pokok dalam setiap organisasi, yang mencakup
aktivitas yang bertanggung jawab untuk menciptakan nilai tambah produk
yang merupakan output dari setiap organisasi industri itu (Gaspersz, 2004).
3. Kegiatan prosuksi merupakan suatu kegiatan yang berhubungan dengan
penciptaan atau pembuatan barang, jasa, atau kombinasinya, memlaui proses
transformasi dari masukan sumber daya produksi menadi keluaran yang
diinginkan (herjanto, 2003).
4. Produksi adalah proses penciptaan barang baru (Heizer and Render, 2012)
21
sebagai suatu input bagi sistem prduksi yang tingkat penggunaanya tidak
tergantung pada jumlah output yang akan diproduksi. Input variable
didefinisikan sebagai suatu input bagi sistem prduksi yang tingkat
penggunaanya bergantung pada jumlah output yang akan diproduksi.
2. Proses dalam sistem produksi
Proses dalam sistem produksi didefisikan sebagai integrasi sekuensial dari
tenaga kerja, material informasi, metode kerja, dan mesin atau peralatan,
dalam suatu lingkungan guna menghasilkan nilai tambah bagi produk agar
dapat dijual dengan harga kompetitif di pasar.
3. Elemen output dalam sistem produksi
Output dari proses dalam sistem produksi dapat berbentuk barang dan atau
jasa, yang disebut produk.
22
karakteristik yaitu output direncanakan dalam jumlah besar, variasi atau jenis
produk yang dihasilkan rendah dan produk bersifat standar. Proses produksi yang
terus-menerus akan terjadi jika perusahaan yang berproduksi membutuhkan
waktu yang lama untuk mempersiapkan peralatan atau mesin dan jenis mesin
tersebut hanya memiliki variasi yang sedikit saja karena biasanya sudah
ditentukan pola dan jenisnya yang khusus untuk menghasilkan produk secara
besar-besaran dari bahan mentah sampai menjadi barang jadi dengan pola urutan
yang pasti juga dan kegiatan tersebut akan berjalan terus dalam jangka waktu
yang lama.
Tipe produksi terus-menerus ini biasanya terjadi pada industri-industri yang
hanya mempunyai satu shift operasi maupun kegiatan tersebut tidak terhenti
dalam jangka waktu yang lama serta barang yang dihasilkan mempunyai bentuk
yang hampir sama. Ciri-ciri produksi terus-menerus adalah :
a. Biasanya produk yang dihasilkan dalam jumlah yang besar (produksi massal)
dengan variasi yang sangat kecil dan sudah distandarisasi.
b. Proses seperti ini biasanya menggunakan sistem atau cara penyusunan
peralatan berdasarkan urutan pengerjaan dari produk yang dihasilkan, yang
disebut product layout atau departementation by product.
c. Mesin-mesin yang dipakai dalam proses produksi seperti ini adalah mesin-
mesin yang bersifat khusus untuk menghasilkan produk tersebut, yang dikenal
dengan nama special purpose machine.
d. Oleh karena mesin-mesinnya bersifat khusus dan biasanya agak otomatis,
maka pengaruh individual operator terhadap produk yang dihasilkan kecil
sekali sehingga operator tidak perlu mempunyai keahlian yang tinggi untuk
pengerjaan produk tersebut.
e. Apabila terjadi salah satu mesin terhenti atau rusak, maka seluruh proses
produksi akan terhenti.
23
f. Oleh karena mesin-mesinnya bersifat khusus dan variasi dari produknya kecil
maka struktur pekerjaannya sedikit dan jumlah tenaga kerjanya tidak perlu
banyak.
g. Persediaan bahan mentah lebih sedikit dari intermitten proccess.
h. Oleh karena mesin-mesin yang dipakai bersifat khusus maka proses seperti ini
membutuhkan maintenance specialist yang mempunyai pengetahuan dan
pengalaman yang banyak.
i. Biasanya bahan-bahan dipindahkan dengan peralatan handling yang fixed
(fixed path equipment) yang menggunakan tenaga mesin seperti ban berjalan
(conveyor).
2. Proses Produksi Terputus – Putus
Produk diproses dalam kumpulan produk bukan atas dasar aliran terus-menerus
dalam proses produk ini. Perusahaan yang menggunakan tipe ini biasanya
terdapat sekumpulan atau lebih komponen yang akan diproses atau menunggu
untuk diproses, sehingga lebih banyak memerlukan persediaan barang dalam
proses. Pola produksi yang terputus-putus ini terjadi karena sering terhentinya
mesin atau alat produksi untuk menyesuaikan dengan keinginan produk akhir
yang akan diciptakan. Tentu saja tidak seluruh proses produksi akan mempunyai
proses produksi yang berbeda sama sekali, kadang untuk tiga atau dua bagian
proses produksi sebelum menghasilkan barang akhir mempunyai pola urutan
yang sama juga. Jadi yang membedakan adalah saat proses produksi dari bahan
mentah sampai menjadi produk akhir (hasil proses produksi) selalu mempunyai
pola urutan yang berbeda-beda sesuai dengan hasil produk akhir yang diinginkan
konsumen.
24
a. Biasanya produk yang dihasilkan dalam jumlah yang sangat kecil dengan
variasi yang sangat besar (berbeda) dan didasarkan pada pesanan.
b. Proses seperti ini biasanya menggunakan sistem atau cara penyusunan
peralatan berdasarkan atas fungsi dalam proses produksi atau peralatan yang
sama dikelompokkan pada tempat yang sama yang disebut dengan procces
layout atau departmentation by equipment.
c. Mesin-mesin yang dipakai pada proses produksi seperti ini adalah mesin-
mesin yang bersifat umum yang dapat digunakan untuk menghasilkan
bermacam-macam produkuk dengan variasi yang hampir sama, dimana mesin
ini dikenal dengan nama general purpose machine.
d. Oleh karena mesin-mesinnya bersifat umum dan biasanya kurang otomatis,
maka pengaruh individual operator terhadap produk yang dihasilkan sangat
besar, sehingga operatornya perlu mempunyai keahlian atau skill yang tinggi
dalam pengerjaan produk tersebut.
e. Proses produksi tidak mudah terhenti walaupun terjadi kerusakan atau
terhentinya salah satu mesin atau peralatan.
f. Oleh karena mesin-mesinnya bersifat umum dan variasi dari produknya besar,
maka terhadap pekerjaan (job) yang bermacam-macam menimbulkan
pengawasan (control) yang lebih sukar.
g. Persediaan bahan mentah biasanya tinggi, karena tidak dapat ditentukan
pesanan apa yang akan dipesan oleh pembeli dan juga persediaan bahan dalam
proses lebih tinggi daripada continous process karena prosesnya terputus-
putus atau terhenti.
h. Biasanya bahan-bahan mentah dengan peralatan handling yang dapat fleksibel
(varied path equipment) yang menggunakan tenaga manusia seperti kereta
dorong atau forklift.
i. Dalam proses seperti ini sering dilakukan pemindahan bahan yang bolak-balik
sehingga perlu adanya ruangan gerak (aisle) yang besar dan ruangan tempat
bahan-bahan dalam proses (work in process) yang besar.
25
3. Proses Produksi Campuran
Proses produksi ini merupakan penggabungan dari proses produksi terus-
menerus dan terputus-putus. Penggabungan ini digunakan berdasarkan kenyataan
bahwa setiap perusahaan berusaha untuk memanfaatkan kapasitas secara penuh.
26
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
4.1 Produk
PT. Krama Yudha Ratu Motor yang selanjutnya disingkat PT. KRM
merupakan perusahaan industri otomotif perakitan kendaraan dengan merk dagang
Mitsubishi. Jenis kendaraan yang dihasilkan oleh PT. KRM yaitu jenis commercial
dan passenger. Tipe jenis kendaraan commercial yaitu Fuso (FM/FN), Colt Diesel
(TD), Colt L-300 (SL), Colt T120 SS (CJM), sedangkan tipe jenis kendaraan
passenger yaitu Outlander Sports (ZC).
27
4.3 Proses Produksi Secara Umum
Alur proses produksi perakitan kendaraan pada PT. KRM terdiri dari beberapa
bagian, dimana setiap bagian memiliki keterhubungan antar satu dengan yang
lainnya. Gambaran proses produksi pada PT. KRM secara umum dapat dilihat pada
gambar IV.1.
Quality
Welding Painting Trimming Delivery
Control
4.3.1 Welding
Proses produksi pada PT. KRM dimulai pada proses welding. Pada proses ini
dilakukan tahap pengelasan terhadap cabin dan rear body. Pada bagian welding
terdapat 6 section, yaitu:
1. Welding Fuso
2. Welding TD
3. Welding Cabin /Rear body SL
4. Welding CJM
5. Welding ZC
6. Welding Metal Finish
Pada bagian ini merupakan tahapan akhir dari welding sebelum masuk ke
bagian painting.
28
4.3.2 Painting
Tahapan selanjutnya setelah proses welding adalah proses painting. Pada
proses painting dilakukan tahapan pengecatan terhadap cabin dan rear body.
4.3.3 Trimming
Setelah proses painting selesai dilakukan, maka selanjutnya dilakukan proses
perakitan sampai jadi unit dari masing – masing jenis mobil di bagian trimming. Pada
bagian trimming terbagi beberapa bagian, yaitu:
1. Trimming 1
Pada bagian trimming 1 dilakukan perakitan jenis TD, cabin SL dan rear body
SL.
2. Trimming 2
Pada bagian trimming 2 dilakukan perakitan jenis TD/Fuso.
3. Trimming 3
Pada bagian trimming 3 dilakukan perakitan jenis CJM.
4. Trimming 4
Pada bagian ini dilakukan perakitan jenis ZC.
4.4 Material
Dalam melakukan proses produksi tentunya tidak terlepas dari material. Pada
bagian painting material dikelompokan menjadi beberapa bagian:
29
4.4.1 Direct Material
Direct material merupakan material pokok atau material umum yang
digunakan dalam proses produksi pada bagian painting. Contoh dari material ini
adalah cat dan bahan kimia
30
Wiping Pretreatment CED Sanding Sealing
Top Coat
PBS Touch Up
Selanjutnya cabin dan rear body ditransfer ke area drop cabin pada skid (alat
untuk membawa cabin pada proses pretratment) yang sebelumnya di setting terlebih
dahulu agar penempatan di skid posisinya sesuai standar. Pada proses setting ini
semua cabin atau rear body kecuali cabin Maru-T dipasang door stopper, stopper
rear gate dan pemasangan small part seperti: Bracket battery type Maru-T,lid fuel
tank dan step fender type FM/N. Macam-macam Door stopper dan Stopper Rear Gate
Rear body:
a) Door stopper cabin CJM
b) Door stopper cabin TD
31
c) Door stopper cabin SLD
d) Door stopper cabin FM/N
e) Stopper rear gate rear body SLD
f) Stopper rear gate rear body CJM
Selanjutnya cabin masuk ke area pemindahan cabin dari sleding ke skid (drop
cabin) yang mana posisinya sesuai dengan urutan dari area setting cabin. Posisi cabin
dan rear body pada Skid:
a) Depan belakang cabin type TD STD (dua cabin)
b) Depan cabin type SL belakang cabin type TD atau sebaliknya (dua cabin)
c) Depan cabin type SL/TD belakang rear body SL
d) Type TD Wide satu Skid
e) Type CJM satu skid
f) Type FM/N satu skid
Pada proses ini cabin atau rear body diangkat dengan hanger transfer dari
sleding ke skid. Khusus type TD terlebih dahulu dipasang jig bumper di dalam cabin
untuk menempatkan bumper sekaligus berfungsi sebagai door stopper. Sebelum
didrop ke skid, terlebih dahulu skid dipasang attachment (penyangga cabin) sesuai
cabin yang akan didrop. Macam – macam Attachment Skid:
a) Rear attachment cabin type Maru-T L/h, R/h
b) Front attachment cabin type Maru-T L/h, R/h
c) Rear attachment cabin type FM/N L/h, R/h
d) Front attachment cabin type FM/N L/h, R/h
e) Rear attachment cabin type SLD L/h, R/h
f) Front attachment cabin type SLD L/h, R/h
g) Rear attachment rear body type SLD L/h, R/h
h) Front attachment rear body type SLD L/h, R/h
i) Rear attachment cabin type SLD Mini Bus
32
j) Attachment bumper type FM/N L/h, R/h
k) Attachment spare part (door) all type
No Ukuran Keterangan
1 76 cm untuk mengikat bagian depan cabin type FM/N dan bagian
belakang rear body SLD dan CJM
2 100 cm untuk mengikat bagian depan cabin CJM dan SLD
3 103 cm mengikat bagian depan cabin Maru-T dan bagian belakang cabin
SLD
4 111 cm untuk bagian belakang cabin type SLD dan bagian depan cabin
type TD
5 121 cm untuk bagian belakang cabin cabin type Maru-T dan type FM/N
6 123 cm untuk mengikat cabin type SLD/Maru-T dengan rear body SLD
dan untuk bagian belakang cabin type TD
33
4.5.2 Proses Pretreatment
Merupakan proses awal pada bagian painting. Pada proses ini dilakukan
pencucian dan pembersihan pada cabin dan rear body dari berbagai kotoran dan
pelapisan phospate untuk mencegah terjadinya karat dan memperkuat ikatan kimia
yang akan melapisimya pada proses selanjutnya. Pada proses pretreatment dibagi
menjadi 10 proses.
34
System pencucian : Spray
Jumlah nozel spray : 210 pcs
Panjang both/area : 7,8 meter
Kapasitas tangki : 11.000 liter
35
Jumlah nozel spray : 210 pcs
Panjang both/area : 7,8 meter
Kapasitas tangki : 5.000 liter
36
Cycle time : 90-180″
System pencucian : Dipping 2 stage dan outer spray
Jumlah nozel spray : 40 pcs
Panjang both/area : 12,3 meter
Kapasitas tangki : 140.000 liter
37
Kapasitas tangki : 58.000 liter
1. Sealing Kental
Sealing mt20 viskositas (kekentalan) 30
Sealing mt600 viskositas (kekentalan) 15
2. Sealing Encer
Sealing mt20 viskositas (kekentalan) 90
Sealing mt600 viskositas (kekentalan) 130
38
2. Under Seal 1
Pemasangan dempul seal 5512 dengan tujuan agar dapat menutupi lubang gate
pada cabin.
3. Under Seal 2
Pemasangan sealing diarea under seal dengan jenis sealing mt600 dengan
menggunakan tub.
4. Under Coat
Diaplikasikan pada area wheel house (ban) agar tidak terjadinya karat dengan
menggunakan under coat body coating dengan viskositas 100, ketebalan spray
400 – 500 mikron.
5. Pemasangan Dumping
Tujuan dipasang dumping untuk menutup plur deck dan sebagai peredam.
39
Gambar IV.4 Dumping
(Sumber: PT. Krama Yudha Ratu Motor, 2017)
6. Area Transfer
Mentransfer cabin dari station 1 ke station 2
7. Station Gun Roof
Pada tahapan ini digunakan sealing mt20 untuk bagian atas (roof) tipe TD dan
CJM.
40
Gambar IV.4 Gun
(Sumber: PT. Krama Yudha Ratu Motor, 2017)
41
4.5.6 Proses Top Coat
Pelapisan akhir (Top Coat) terdiri dan tiga bagian utama (Persiapan
Kendaraan, Persiapan Cat, dan Persiapan Tenaga Kerja).
1. Persiapan Kendaraan
a. Perhatikan dengan benar, kendaraan yang akan di cat bebas dari minyak,
kotoran pasir, lelehan cat primer (CED), debu sanding, dan cacat lainnya.
b. Masukkan kendaraan kedalam spray booth, dan tiup/blow dengan
menggunakan gun angin (nozel) ke seluruh permukaan bagian dalam dan
luar bersamaan dengan dilap menggunakan kain lembut dan bersih
(terutama yang bisa manangkap kotoran).
c. Tiupkan angin dengan tekanan yang lebih tinggi dan tekanan pengecatan,
terutama pada celah-celah diantara panel, Bila peniupan tidak menyeluruh
debu dan kotoran akan tetap berada pada permukaau kendaraan dan
kemungkinan akan tertiup pada saat penyemprotan cat, sehingga
mengakibatkan terjadinya butiran atau cacat lainnya.
2. Persiapan Cat
Sebelum melakukan pengecatan, sangat penting sekali disiapkan terlebih
dahulu Cat sesuai dengan Standar. Dalam hal mi yang dilakukan adalah
pengenceran cat ke Viskositas Spay yang telah ditetapkan berdasarkan masing
– masing warna.
42
perbandingan Viskosity Vs Suhu Cat)
3. Ukur menggunakan NK-2 Cup dan Stop Watch, lakukan penambahan
Thiner (Solvent) sampai ketemu standar viskosity spray (Biasanya
panambahan Cat + Thiner berdasarkan rasio Volume)
4. Aduk sampai larut di drum pencampuran, kemudian transfer ke drum
sirkulasi, dan hidupkan sirkulasi ± 1 jam sebelum pengecatan dimulai.
43
Gambar IV.5 Paint Body Storage
(Sumber: PT. Krama Yudha Ratu Motor, 2017)
44
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari keseluruhan Bab yang dapat diambil adalah sebagai berikut :
1. PT. Krama Yudha Ratu Motor merupakan perusahaan industri otomotif yang
merakit kendaraan motor dengan jenis commercial dan passenger.
2. Tipe jenis kendaraan commercial yaitu Fuso (FM/FN), Colt Diesel (TD), Colt
L-300 (SL), Colt T120 SS (CJM), sedangkan tipe jenis kendaraan passenger
yaitu Outlander Sports (ZC).
3. Proses produksi pada PT. KRM dimulai dari bagian welding, painting,
trimming, quality control, dan selanjutnya dikirim ke PT. Krama Yudha Tiga
Berlian untuk dijual kepada customer di seluruh Indonesia.
4. Proses produksi pada bagian painting dimulai dari proses pretreatment, proses
CED, proses sanding, proses sealing, proses top coat, dan proses touch up.
5. Material pada bagian painting dikelompokan menjadi direct material, indirect
material, common material, maintenance material.
5.2 Saran
Saran dan masukkan yang membangun untuk Sub Department Produksi
Painting pada PT. Krama Yudha Ratu Motor adalah sebagai berikut:
1. Lebih rapih dalam menyimpan dokumen agar pada saat dibutuhkan mudah
dicari.
2. Selalu gunakan Alat Pelindung Diri (APD) untuk meminimalisir kecelakaan
kerja.
3. Perlunya dibangun suatu sistem agar memudahkan dalam pekerjaan. Seperti
sistem informasi jumlah material di gudang, ataupun penyimpanan dokumen
agar pada saat dibutuhkan mudah dicari.
4. Gunakan masker ditempat yang berhubungan dengan cat dan bahan kimia.
45
DAFTAR PUSTAKA
Farid, Riyadi, Sachriani, Riza Wirawan, Tuti Iriani, dkk. Buku Panduan Praktek kerja
lapangan . (Jakarta : Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta, 2018).
46