Pbak

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 4

2.8.

TABU MAKANAN DITINJAU DARI ASPEK GIZI

Pantangan atau larangan yang berdasarkan kepercayaan umumnya mengandung nasihat


yang baik maupun nasihat kurang baik, yang lambat laun menjadi adat atau kebiasaan, terutama
pada masyarakat yang pola pikirnya masih sederhana. Suatu perbuatan yang melanggar
kebiasaan-kebiasaan nenek moyang, dipandang sebagai suatu kesalahan dan dapat menimbulkan
bencana bagi si pelanggar tersebut.

Berdasrkan klasifikasinya salah satu jenis tabu makanan adalah tabu makanan pada ibu
hamil dan ibu menyusui. Berbagai pantangan makanan bagi ibu hamil dan ibu menyusui yang
berdasarkan faktor sosial budaya dan lingkungan di dalam masyarakat dapat didasari oleh faktor
kepercayaan dan pengetahuan, yang seringkali membawa dampak positif maupun dampak
negatif terhadap kesehatan ibu dan anak. Salah satu contohnya adalah pola makan, fakta
dasarnya merupakan salah satu selera manusia dimana peran kebudayaan cukup besar. Hal ini
terlihat bahwa setiap daerah mempunyai pola makan tertentu, termasuk pola makan ibu hamil
dan anak yang disertai dengan kepercayaan akan pantangan, tabu dan anjuran terhadap beberapa
makanan tertentu (Anonim, 2009).

Dampak positif dan dampak negatif dari tabu makanan bagi ibu hamil dan ibu menyusui adalah
sebagai berikut :
 Dampak positif pantangan mengonsumsi makanan tertentu pada ibu hamil adalah seperti
makan buah nanas dan durian karena jika dimakan maka akan menyebabkan rasa panas pada
perut ibu. Rasa panas itu timbul karena efek gas yang dihasilkan oleh buah-buahan tersebut
dan itu tidak baik bagi kesehatan ibu dan janin (Anonim, 2009).

 Dampak negatif pantangan mengonsumsi makanan tertentu pada ibu hamil adalah seperti
pantangan makan ikan laut yang merupakan sumber asam folat dan protein tinggi, sumber zat
besi seperti pada daging dan buah-buahan yang kaya akan vitamin dan makanan lain yang
mengandung zat-zat lain yang berguna bagi tubuh. Dengan pantangan mengonsumsi jenis
makanan tersebut justru akan berdampak negatif bagi kesehatan ibu dan janin. Konseling dan
penyuluhan sangat diperlukan untuk merubah persepsi yang salah tersebut (Anonim, 2009).
Untuk kesehatan ibu selama kehamilan maupun pertumbuhan dan aktivitas diferensiasi
janin, maka ibu dalam keadaan hamil harus cukup mendapatkan nutrisi bagi dirinya sendiri
maupun bagi janin yang dikandungnya dan kuantitasnya harus ditambah dengan zat-zat gizi serta
energi agar ibu dan janin selalu dalam keadaan sehat. Makanan yang dikonsumsi ibu hamil
berguna juga dalam memudahkan kelahirannya dan untuk produksi ASI bagi bayi yang akan
dilahirkan. Demi suksesnya kehamilan keadaan gizi ibu pada waktu hamil harus dalam keadaan
baik, dan selama hamil harus mendapat tambahan protein, mineral, vitamin, dan energi yang
cukup. (Anonim, 2009).

Di berbagai suku juga dipercaya bahwa pada saat seorang wanita dinyatakan positif
hamil, maka ia tidak diperbolehkan mengonsumsi makanan tertentu (tabu) untuk menjaga
perkembangan dan kelahiran yang sehat. Banyak yang percaya bahwa pada awal kehamilan,
makanan yang asam atau memiliki bagian yang tajam (ikan lele, ikan pari yang berduri, dan
nanas) harus dihindari karena makanan tersebut mengakibatkan komplikasi pada kehamilan
seperti pendarahan. Makanan yang menjadi pantangan (tabu) juga ditekankan untuk menghindari
terjadinya tanda lahir dan juga cacat pada bayi (Effendi, 1993)

Berikut ini adalah beberapa contoh tabu makanan ataupun mitos di Indonesia bagi ibu hamil

1. Mengonsumsi daun kelor menyebabkan proses kelahiran sakit


Tabu makanan atau mitos ini berasal dari daerah Polewali Mandar, Sulawesi Barat. Bagi ibu
hamil dilarang mengonsumsi daun kelor, mereka mempercayai apabila ibu hamil
mengonsumsi daun kelor dapat menyebabkan sakit pada proses kelahiran (Azharflz,2011).

Fakta :
Ketika melahirkan memang normal jika merasa sakit. Rasa sakit itu disebabkan oleh
kontraksi rahim dan peregangan mulut rahim, peregangan dasar panggul, dan pelepasan
plasenta. Jadi tidak ada kaitan antara mengonsumsi daun kelor dengan nyeri saat melahirkan.
Mitos tersebut justru merugikan ibu hamil. Sebab daun kelor merupakan salah satu sayuran
yang kaya akan kandungan gizi. Kandungan vitamin A daun kelor setara dengan 4 kali
kandungan vitamin A pada wortel, 7 kali kandungan vitamin C pada buah jeruk, 4 kali
kandungan mineral kalsium pada susu, dan 9 kali kandungan protein pada yoghurt.
2. Mengonsumsi ikan laut, ikan asin, udang dan kepiting menyebabkan ASI menjadi asin
Pada masyarakat Betawi, berlaku pantangan dalam mengonsumsi ikan laut, ikan asin, udang
dan kepiting. Mereka mempercayai apabila mengonsumsinya dapat menyebabkan ASI
menjadi asin (Anonim,2009)

Fakta :
Ikan laut, ikan asin, udang dan kepiting adalah makanan yang kaya akan protein yang
memiliki manfaat dalam meningkatkan kecerdasan otak si anak.

3. Jeruk akan meningkatkan lendir pada bayi dan resiko kuning pada bayi baru lahir.
Jangan makan jeruk terlalu sering akan meningkatkan lendir pada paru bayi dan resiko
kuning saat bayi lahir (Kirana, 2010).

Fakta:
Jeruk adalah sumber vitamin C dan serat yang baik, selain itu buah jeruk sangat bermanfaat
sebagai sumber antioksidan serta dapat mengurangi risiko alergi yang timbul selama masa
kehamilan. Jeruk juga mengandung asam folat yang bermanfaat bagi ibu hamil, terutama
dalam pembentukan dan perkembangan sistem saraf janin selama masa kehamila, sehingga
jeruk juga bermanfaat dalam perkembangan otak bayi.

4. Minum air es akan menyebabkan bayi besar


Menurut masyarakat Suku Tengger Ngadas, sering minum es saat hamil menyebabkan bayi
besar sehingga mempersulit proses kelahiran (Anonim,2009).

Fakta :
Bayi besar mungkin bisa disebabkan karena ibu hamil mempunyai riwayat penyakit kencing
manis (diabetes mellitus) atau terlalu banyak makan. Jadi, penyebabnya bukan karena air
esnya, melainkan air es yang diberi sirup atau gula. Rasa manis inilah yang menyebabkan
bayi menjadi kelebihan berat badannya. Jika hanya mengonsumsi air es (tanpa gula), air es
akan dikeluarkan oleh tubuh sebagai keringat atau air seni saja.

5. Masyarakat Kalimantan Barat juga mempunyai pandangan dan budaya tentang makanan
secara spesifik. Ada pantangan makanan tertentu yang tidak bisa diberikan kepada ibu hamil
dan menyusui karena berbagai keyakinan. Padahal jika ditinjau dari segi kebutuhan gizi,
makanan tersebut diperlukan untuk menunjang pertumbuhan janin dan balita. Selain itu ada
jenis makanan yang diajurkan untuk dikonsumsi secara terus menerus dalam jumlah banyak.
Namun dari segi kandungan gizi tidaklah mencukupi (George, 2007).

Kesimpulannya adalah faktor budaya sangat berperan penting dalam status gizi
seseorang. Budaya memberi peranan dan nilai yang berbeda terhadap pangan dan makanan.
Misalnya tabu makanan yang masih dijumpai di beberapa daerah. Tabu makanan yang
merupakan bagian dari budaya menganggap makanan tertentu berbahaya karena alasan yang
tidak logis. Hal ini mengindikasikan masih rendahnya pemahaman gizi masyarakat dan oleh
sebab itu perlu berbagai upaya untuk memperbaikinya. Suatu kepercayaan tradisional mengenai
berbagai pantangan makanan bagi ibu hamil, seringkali membawa dampak positif maupun
negatif terhadap kesehatan ibu dan anak.

Keterbatasan pengetahuan orang tua mengenai makanan yang harus diperoleh anak.
Dengan adanya tabu, maka jumlah makanan yang dikonsumsi menjadi terbatas, walaupun tidak
bersifat fatal, namun hanya bersifat merugikan saja. Karena alasan tabu tidak rasional dan tidak
bisa dijelaskan secara ilmiah. Beberapa jenis makanan dilarang dimakan oleh anak-anak, ibu
hami, ibu menyusui ataupun remaja. Tabu yang jelas merugikan gizi dan kesehatan sebaiknya
dicoba untuk dihapuskan. Sedangkan tabu yang menguntungkan keadaan gizi dan kesehatan
sebaiknya diperkuat dan dilestarikan.

Anda mungkin juga menyukai