Metode Pelaksanaan Jembatan Beton
Metode Pelaksanaan Jembatan Beton
Metode Pelaksanaan Jembatan Beton
P latform merupakan konstruksi pendukung sementara yang berfungsi sebagai tempat untuk
menginstalasi batching plan, menyimpan material seperti tiang pancang serta sebagai tempat bagi
berbagai aktivitas di tengah laut selama kegiatan konstruksi berlangsung.
tiang Beton
Tiang beton dapat dibagi kedalam dua kategori dasar :
a. Tiang Pracetak (Precast Piles)
Tiang pracetak dapat dibuat dengan
menggunakan beton bertulang biasa, yang
penampangnya bisa jadi bujur sangkar atau segi
delapan (octagonal).
Penulangan diperlukan untuk memungkinkan
tiang mampu melawan momen lentur ketika
pengangkatan, beban vertikal, dan momen lentur
yang diakibatkan oleh beban lateral. Tiang
dicetak dengan panjang yang diinginkan dan
dirawat hingga sebelum diangkut ke tempat
pemancangan.
Tiang pracetak bisa juga terbuat dari kabel prategang baja berkuatan tinggi (beton
prategang).
Penulangan diperlukan untuk memungkinkan tiang mampu melawan momen lentur
ketika pengangkatan, beban vertikal, dan momen lentur yang diakibatkan oleh beban
lateral. Tiang pracetak bisa juga terbuat dari kabel prategang baja berkuatan tinggi
(beton prategang).
Pemasangan steel plat yg diklem yg digunakan sebagai dudukan steel support. Pemasangan balok
penyangga searah longitudinal balok jembatan dan balok penyangga arah transversal jembatan
sebagai penerus beban dari balok penyangga dengan baja IWF.
Pemasangan balok bottom formwork dan multiplek. skirting panel dipersiapkan selain sebagai bagian
dari pile cap juga digunakan sebagai side form work.
Skirting panel merupakan segmental precast concrete. pemasangan rebar dilakukan setelah proses
instalasi botom dan side form work selesai perangkaian rebar dari semi finis menjadi fix di lokasi
pekerjaan pile cap.
Rebar pertama dipasang untuk pengecoran beton pertama setinggi 0.5 meter.
a. Setelah pekerjaan bored pile selesai dikerjakan, semua komponen platform yang menumpu ke
steel casing dibongkar.
b. Caisson baja yang berfungsi sebagai bekisting bawah pile cap kemudian dipasang.
c. Pengecoran lapisan sealing concrete untuk menahan masukkan air laut ke pile cap.
d. Pemasangan tulangan pile cap.
e. Pengecoran beton pile cap yang dilakukan tiga lapis
2. Menara
3. Gelagar
Bentuk gelagar jembatan cable stayed sangat bervariasi namun yang paling
sering digunakan ada dua yaitu stffening truss dan solid web (Podolny and
Scalzi, 1976). Stiffening truss digunakan untuk struktur baja dan solid web
digunakan untuk struktur baja atau beton bertulang maupun beton prategang.
Gelagar yang tersusun dari solid web yang terbuat dari baja atau beton
cenderung terbagi atas dua tipe (Ganbar 8.9) yaitu :
• gelagar pelat (plate girder), dapat terdiri atas dua atau banyak gelagar.
• gelagar box (box girder), dapat terdiri atas satu susunan box yang dapat
berbentuk persegi panjang atau trapesium.
Kelebihan Jembatan Cable Stayed :
• Kabel lurus memberikan kekakuan yang lebih besar dari kabel melengkung.
Disamping itu, analisis non linier tidak perlu dilakukan untuk geometri kabel
lurus.
• Kabel diangker pada lantai jembatan dan menimbulkan gaya aksial tekan yang
menguntungkan secara ekonomis dan teknis.
• Tiap – tiap kabel penggantung lebih pendek dari panjang jembatan secara
keseluruhan dan dapat diganti satu persatu.
Kelemahan Jembatan Cable Stayed
• Diperlukan metode pelaksanaan yang cukup teliti jika jembatan Cable Stayed
dibangun dengan bentang yang lebih panjang, bagian yang terkantilever sangat
rentan terhadap getaran akibat angin selama masa konstruksinya.
• Sama halnya dengan jembatan penggantung, kabel penggantungnya
memerlikan perawatan yang intensif untuk melindungi dari karat.
Metode konstruksi balanced cantilever adalah metode pembangunan jembatan dimana dengan
memanfaatkan efek kantilever seimbangnya maka struktur dapat berdiri sendiri, mendukung berat
sendirinya tanpa bantuan sokongan lain (perancah/falsework ). Metode ini dilakukan dari atas
struktur sehingga tidak diperlukan sokongan di bawahnya yang mungkin dapat mengganggu
aktivitas di bawah jembatan.
Metode balanced cantilever dapat dilakukan secara cor setempat (cast in situ) atau secara segmen
pracetak (precast segmental). Konsep utamanya adalah struktur jembatan dibangun dengan
pertama kali membangun struktur-struktur kantilever seimbang. Kantilever yang pertama dibuat
adalah kantilever ”N”, dan seterusnya dibangun kantilever ”N+1”, kantilever ”N+2”, kantilever ”N+3”
dan kantilever ”N+i”.
Secara umum urutan pekerjaan erection precast balanced cantilever untuk satu kantilever setelah
segmen pracetak ditransportasi dari casting yard ke lapangan adalah:
2. Satu buah field segment (segmen di depan/belakang pier segment) diterima setelah pier segment
Field Segment Pier Segment Field Segment setelah Pier Segment
3. Segmen yang pertama kali dipasang adalah pier segment, karena bearing belum dapat diaktifkan
maka harus diadakan tumpuan sementara untuk mendukung segmen tersebut. Kemudian dilakukan
penyesuaian koordinat untuk alinyemen horisontal dan elevasi untuk alinyemen vertikal untuk kedua
segment.
Erection pier segment
4. Field segment pertama dipasang di arah depan/belakang pier segment , dilakukan lagi
penyesuaian koordinat untuk alinemen horisontal dan elevasi untuk alinemen vertical untuk kedua
segmen. Kemudian dilakukan grouting pot bearing .
5. Kemudian dipasang field segment-field segment yang lain sampai selesai satu kantilever.
Metode konstruksi balanced cantilever sangat umum, telah banyak digunakan di dalam maupun luar
Negeri. Salah satu contoh yang menerapkan Metode konstruksi balanced cantilever ini adalah pada
pembangunan Jalan Layang Pasupati – Bandung, dengan panjang jalan berkisar 2,5 kilometer dan
difungsikan pada tahun 2005.
Jalan Layang Pasupati
metode pelaksanaan konstruksi pada jembatan beton bisa sangat bervariasi ditentukan
oleh banyak variabel, seperti kondisi medan, pertimbangan waktu pelaksanaan, dan
juga pertimbangan tipe material dan struktur jembatan yang digunakan, apakah
material baja atau material beton. Pada pelaksanaan konstruksi jembatan harus
dilakukan sebuah pengawasan dan pengujian yang tepat untuk memastikan bahwa
seluruh pekerjaan dapat diselesaikan Bagian-bagian struktur utama dari konstruksi
jembatan adalah struktur pondasi, struktur abutment, struktur pilar, struktur lantai
jembatan, struktur kabel, dan struktur oprit. Seperti pada gambar bagian struktur
utama jembatan dibawah ini:
struktur utama
jembatan
Ada beberapa jenis metode erection lantai pada jembatan, yang berfungsi untuk
menahan beban yang bekerja di atas jembatan nantinya. Ada beberapa metode seperti
sistem Perancah, sistem service crane, sistem launching truss, sistem pengguna counter
weight dan link-set, sistem launching gantry, dan sistem traveller atau heavy gantry.
Metode perancah
Dengan metode ini produktivitas erection akan tinggi, dan tidak terpengaruh kepada
tipe tanah yang ada di lantai jembatan, hal ini menuntut pengunaan alat berat seperti
crane yang notabene memiliki biaya sewa yang relatif mahal.
Metode Servis Crane
Metode Launching Truss
Metode ini tidak terpengaruh pada kondisi dibawah lantai jembatan, sama
seperti metode sebelumnya penggunaan alat berat masih sangat dominan, dan
produktifitas relatif lebih rendah dibandingkan sistem service crane, dimana perlu
waktu extra untuk errection truss dan sistem angkat dan menempatkan grider.
Metode Launching Truss
Metode pengunaan counter weight dan link set
Untuk konstruksi jembatan rangka baja, maka sistem pengunaan alat angkat baik
service crane yang mungkin diletakkan diatas ponton atau konvensional gantry adalah
cara paling umum digunakan untuk mengangkat dan memasang batang per batang baja
pada posisinya. Sistem counter weight akan diperlukan yang biasanya diambil dari
konstruksi rangka baja yang belum dipasang ditambah dengan extra beban, agar
erection dengan sistem cantilever dapat dilakukan. Pengunaan link set juga dapat
dilakukan untuk menghubungkan satu span rangka yang sudah jadi sebagai konstruksi
counter weight bagi konstruksi rangka di spam selanjutnya.
Metode pengunaan counter weight dan link set
Metode launching gantry
Untuk konstruksi jembatan dimana lantai jembatannya berupa struktur beton precast
segmental-box, maka pengunaan alat launching gantry umumnya dapat digunakan,
dimana sistem ini memepunyai kecepatan erection tinggi yang didukung sistem feeding
segmental dari sisi belakang alat tidak dari bawah karena pertimbangan lalu lintas
contohnya.
Metode launching gantry
Metode traveller atau Heavy Gantry
Sistem traveller umumnya digunakan untuk tipe jembatan balance cox cantivlever,
khususnya untuk lantai jembatan dengan beton cor ditempat. Bila pada tipe jembatan
ini menggunakan beton precast box segmental, maka sistem alat angkat gantry harus
digunakan. Sistem kedua alat angkat ini juga digunakan untuk konstruksi jembatan
kabel, khususnya untuk tipe cable stay, maka erection deck juga memanfaatkan struktur
kabel sebagai tumpuan baru sebelum anntinya sistem traveler, bila beton adalah cast in
place, atau heavy gantry, bila beton adalah precast akana maju ke segmen berikutnya.
Metode traveller atau Heavy Gantry