Homo Morfi Sma
Homo Morfi Sma
Homo Morfi Sma
Definisi 1.1
Bila (G, .) dan (G, .) adalah merupakan dua grup, maka fungsi disebut homomorfisme grup,
bila : Bila grup-grup tersebut memiliki operasi berbeda, misalnya (G, .) dan (G, o), maka
fungsi disebut homomorfisma grup, bila :
Contoh-contoh:
2) G adalah himpunan bilangan riil positif dengan operasi x. G’ adalah himpunan bilangan
riil dengan operasi +. Pemetaan : G G’ sebagai berikut: (x) = log x, untuk setiap x G.
Pemetaan: (ab) = log ab = log a + log b = (a) + (b), sehingga adalah homomorfisma.
Catatan :
1. operasi pada G dan G’ tidak harus sama
2. operasi pada G dan G’ sering kali tidak dinyatakan, sehingga (a . b) = (a) * (b) hanya
ditulis (ab) = (a) (b)
Contoh 1 :
Misalkan G = R – {0} adalah grup dari bilangan-bilangan real tak nol terhadap
perkalian, G‘ = {1, -1} juga grup terhadap perkalian. Dibentuk suatu pemetaan f dari G ke G’
yang didefinisikan, G = R – {0} berlaku :
Ambil sebarang x, y G maka x 0, y 0, sehingga : - jika x > 0, y > 0 berarti xy > 0, f(x) = f(y) =
1, f(xy) = 1, maka f(xy) = f(x)f(y) - jika x > 0, y < 0 berarti xy < 0, f(x) = 1, f(y) = f(xy) = -1
maka f(xy) = f(x)f(y) - jika x < 0, y > 0 berarti xy < 0, f(y) = 1, f(x) = f(xy) = -1 maka f(xy) =
f(x)f(y) - jika x < 0, y < 0 berarti xy > 0, f(x) = f(y) = -1, f(xy) = 1 maka f(xy) = f(x)f(y)
Jadi x, y G berlaku (xy) = (x) (y), dengan kata lain suatu homomorfisma,
Contoh 2 :
Pengaitan g dari Z ke Q – {0} yang didefinisikan g(x) = 2x, Z maka g adalah homomorfisma,
sebab :
Dari contoh 2., tampak bahwa operasi dalam grup Z adalah penjumlahan yang tidak
sama dengan operasi pada Q – {0} yaitu perkalian
Contoh 3.
Pengaitan h dari Z ke 2Z didefinisikan : h(a) = 2a untuk setiap a Z, maka h merupakan
homomorfisma, sebab:
Bukti:
Definisi 1.2.:
Misalkan f homomorfisma dari G ke G* maka :
1. himpunan semua peta (bayangan) anggota dari G dalam G’ oleh ditulis (G),
didefinisikan, (G) = { x’ G’ | x’ = (x) untuk suatu x G }
2. Kernel f dinotasikan dan didefinisikan ker = { x G | (x) = e’, e’ G’ }
Teorema 2.:
Misalkan homomorfisma dari G ke G’ maka :
a. (G) subgrup dari G’
b. Ker subgrup normal dari G
Definisi 1.3
a. Fungsi dari G ke G’ didefinisikan ( a,b G)a = b (a) = (b)
b. Fungsi disebut onto/pada/surjektif jika f(G) = G’ atau dengan kata lain : ( a’
G’)( ) sehingga a’ = (a).
c. Fungsi disebut injektif (1 – 1) jika ( a,b G) (a) = (b) a = b.
d. Fungsi disebut bijektif (korespodensi 1 – 1) jika injektif dan surjektif.
Definisi 1.4
a. Suatu homomorfisma dari G ke G yang injektif (1 – 1) disebut monomorfisma.
b. Suatu homomorfisma dari G ke G yang surjektif (pada/onto) disebut epimorfisma.
c. Suatu homomorfisma dari G ke G yang bijektif (injektif dan surjektif) disebut
isomorfisma.
d. Suatu homomorfisma dari G ke G dan G = G’ disebut endomorfisma. (Suatu
homomorfisma dari suatu grup G ke grup G itu sendiri.)
e. Endomorfisma yang bijektif disebut automorfisma.
f. Jika terdapat suatu homomorfisma dari G ke G’ maka dikatakan homomorfik.
g. Jika terdapat isomorfisma dari G ke G’ maka dikatakan G dan G’ isomorfik, dinotasikan
G ~ G’.
SIFAT-SIFAT HOMOMORFISMA
A. Endomorfisma
Contoh 1 :
(x) = 2x.Z sebagai berikut: : ZAmbil grup bilangan bulat (Z,+). Buat pemetaan
Maka
(x + y) = 2(x + y)
=2x+2y
Z. (y) untuk setiap x,y (x) + =
Contoh 2 :
Apakah pemetaan berikut ini adalah endomorfisma dari grup yang diberikan?
Penyelesaian :
-x : xa. (G,+),
Ambil
( x + y) T = - ( x + y )
=-x+(-y)
=xT+yT
endomorfisma Jadi,
Ambil
( x ) = x¬2
( x y ) = (x¬ y)2
= (x y) (x y)
=x.x.y.y
= x¬2 . y2
( y ) ( x ) . =
endomorfisma Jadi,
B. Automorfisma
Automorfisma adalah isomorfisma dari grup G ke dirinya sendiri.
Contoh 1 :
Apakah pemetaan berikut ini adalah automorfisma dari grup yang diberikan?
-x : xa. (G,+),
x2 : xb. (G,.),
Penyelesaian :
-x : x(G,+),
1. Ambil
( x ) = - x
( x + y ) = - ( x + y )
=-x+(-y)
y x + =
endomorfisma Jadi,
( x ) = y
( x ) = - x
= - ( -y )
=y
1. Ambil
( xy ) = x2
( xy ) = ( xy )2
= (xy )( xy )
=x.x.y.y
= x2 . y2
( y ) ( x ) + =
endomorfismaJadi,
( y ) ( x ) = 2. Ambil dan misalkan
( y ) ( x ) =
x2 = y2
x2 - y2 = 0
(x - y )( x + y ) = 0
x = y (memenuhi) atau x = -y (tidak memenuhi karena x , y bilangan bulat positif) sehingga x
=y
(1-1)Syarat Injektif,
ontoSyarat Surjektif,
x2 adalah automorfisma : xJadi,
C. Monomorfisma
Monomorfisma adalah suatu homomorfisma dari G ke G’ yang injektif (1-1).
Contoh 1 :
Misalkan G = R – {0} adalah grup dari bilangan-bilangan real tak nol terhadap perkalian, G‘
= {1, -1} juga grup terhadap perkalian. Telah ditunjukkan suatu homomorfisma f dari G ke
G’ yang didefinisikan,
G = R – {0} berlaku :
Selanjutnya, karena bayangan f atau f(G) = {1, -1} = G’ maka f suatu fungsi surjektif
(pada/onto)maka homomorfisma f adalah epimorfisma.
Mudah untuk ditunjukkan bahwa f tidak 1-1, karena terdapat dan adalah bilangan real positif
berbeda, tetapi
Jadi f tidak monomorfisma.
Contoh 2 :
D. Pengertian Epimorfisma
Suatu homomorfisma dari G ke G yang surjektif (pada/onto) disebut epimorfisme.
Teorema 2.1.1.
Misalkan (G, o) dan (G, *) adalah grup. Jika pemetaan merupakan homomorfisme yang
surjektif, maka N = adalah subgrup normal dari G.
Pembuktian :
G dan G’ dua buah grup dan suatu pemetaan yang epimorfisme. Jika N subgrup normal dari
G maka subgrup dari G’.
Misalkan x’ G’ dan y’ (N)
y’ (N) berarti y N sehingga (y) = y’
epimorfisme berarti surjektif maka x G, (x) = x’
D. Pengertian Isomorfisme
Homomorfisme : G G’ disebut isomorfisme jika sekaligus epimorfisme dan monomorfisme
yaitu suatu homomorfisme satu-satu dari onto G’.
Contoh 1:
Jika ada 2 buah grup yang memiliki struktur yang sama, misalnya multiplikatif dan grup
matriks :
Dengan operasi perkalian matriks. Keduanya memiliki daftar Cayley yang identik. Perhatikan
daftar Cayley berikut.
Kedua grup memiliki daftar Cayley yang identik, sehingga dikatakan kedua grup isomorf.