Bab 2 Kti Tennis Elbow
Bab 2 Kti Tennis Elbow
Bab 2 Kti Tennis Elbow
TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi Kasus
Tennis elbow adalah suatu kondisi kerusakan pada tendon otot yang
yang menyebabkan nyeri pada lengan bawah (Helmi, 2012). Dulu, sindroma ini
diperkenalkan dengan nama lawn tennis arm oleh Morris pada 1882. Setahun
kemudian, Mayor menyingkat istilah itu menjadi tennis elbow (Pecina and
Bojanic, 2004).
Tennis elbow dapat terjadi karena otot-otot tersebut digunakan secara terus-
menerus sehingga terjadi kerusakan yang semakin lama semakin melebar dan
Berdasar gambaran klinis, tennis elbow dibagi menjadi 4 tipe, yaitu (1) tipe
1, adanya kerusakan pada suprakondilar atau tepatnya pada otot ekstensor karpi
radialis longus, (2) tipe 2, adanya kerusakan pada otot ekstensor karpi radialis
brevis pada bagian tenoperiosteal, (3) tipe 3, adanya kerusakan pada bagian
tendon dari otot-otot ekstensor, (4) tipe 4, adanya kerusakan pada perut ototnya.
Mungkin juga tennis elbow merupakan kombinasi dari kerusakan tendo otot
kerusakan karena terletak paling lateral, mengalami kontraksi otot paling tinggi
7
8
Sendi siku atau articulatio cubiti dibentuk oleh beberapa tulang, otot,
ligamen, struktur persendian dan diinervasi oleh beberapa saraf. Sendi siku terdiri
1) Tulang Humerus
Ujung distal korpus humeri melebar, pada pinggir luar terdapat epikondilus
2) Tulang Ulna
3) Tulang Radius
Tulang radius terletak disepanjang lateral dari ulna dan mempunyai dua
2002).
9
b. Ligamen
Ligamen pada sendi siku terdiri dari ligamen kolateral ulna, ligamen
kolateral radial dan ligamen annular radii. Ligamen kolateral ulna berbentuk tebal
dan berhubungan dengan otot triceps brakhii, fleksor karpi ulnaris, nervus ulnaris
merupakan origo dari otot fleksor digitorum sublimis. Ligamen kolateral radial
dengan tendo otot supinator (Syaifuddin, 2002). Ligamen annular radii memiliki
fungsi utama untuk menstabilkan sendi proksimal radioulnar (Wolf and Mens,
1990).
c. Otot
otot brakhialis, otot briceps brakhii, otot triceps brakhii, otot brakhioradialis, otot
pronator teres, otot supinator. Dari siku juga berasal sejumlah otot ekstensor dan
fleksor pergelangan tangan dan tangan yang penting. Otot-otot ekstensor berasal
dari sekitar epikondilus lateralis humeri, sedangkan otot-otot fleksor berasal dari
epikondilus medialis humeri (Wolf and Mens, 1990). Pada kebanyakan kasus
tennis elbow, yang biasanya terkena adalah origo dari otot ekstensor karpi radialis
Otot ekstensor karpi radialis brevis, otot ekstensor digitorum komunis, dan
otot ekstensor karpi ulnaris bergabung membentuk suatu tendo yang kuat serta
lateral, dekat dengan origo otot brakhioradialis dan otot ekstensor karpi radialis
minimi dan supinator, yang bergabung bersama dengan otot ekstensor karpi
radialis brevis, ekstensor digitorum komunis dan ekstensor karpi ulnaris, untuk
2
3
7
Gambar 2.1
Komponen ligamen kolateral lateral sendi siku kanan (Neumann, 2003, dikutip
oleh Donatelli and Wooden, 2010).
Gambar 2.2
Otot-otot lengan bawah tampak lateral (Pecina and Bojanic, 2004).
Keterangan gambar :
1. Epikondilus lateralis
2. Otot brakhioradialis
3. Otot ekstensor karpi radialis brevis
4. Otot ekstensor karpi radialis longus
5. Otot ekstensor digitorum komunis
6. Retinaculum ekstensorum
12
Secara mikroskopis sel otot rangka terdiri atas sarkolema atau membran
sel serabut otot yang terdiri atas membran sel yang disebut membran plasma dan
sebuah lapisan luar yang terdiri atas satu lapisan tipis mengandung kolagen.
Setiap serabut terbentuk oleh (1) sejumlah mio-fibril, yang mengandung filamen
aktin dan miosin, (2) sarkoplasma yang mengandung cairan intrasel berisi
kalsium, magnesium, fosfat, protein dan enzim, (3) retikulum sarkoplasma yang
mempunyai fungsi sebagai tempat penyimpanan kalsium dan (4) tubulus T yang
keadaan yang relatif dari filamen-filamen aktin dan miosin. Pada waktu kontraksi,
filamen aktin meluncur diantara miosin ke dalam zona H (zona H adalah bagian
terang diantara dua pita gelap). Dengan demikian serabut otot menjadi memendek
yang tetap panjangnya adalah pita A (pita gelap), sedangkan pita I (pita terang)
yang berubah bentuk ke konfigurasi energi tinggi. Miosin yang berenergi tinggi
ini kemudian mengikatkan diri dengan kedudukan khusus pada aktin sehingga
Ujung miosin lalu beristirahat dengan energi rendah dan pada saat inilah terjadi
relaksasi. Relaksasi ini mengubah sudut perlekatan ujung miosin menjadi miosin
ekor. Ikatan antara miosin energi rendah dan aktin terpecah ketika molekul baru
13
ATP bergabung dengan ujung miosin. Kemudian siklus tadi berulang lagi (Helmi,
2012).
1
2
3
10 9 4 5 4
8
7
6
Gambar 2.3
sendi utama untuk gerakan fleksi dan ekstensi. Sedangkan art.humeroradial yang
berbentuk ball and socket, juga ikut bergerak saat fleksi dan ekstensi, tapi
berbentuk uniaxial pivot joint, membantu dalam gerakan pronasi dan supinasi
(Kisner,1996).
Derajat lingkup gerak sendi fleksi normal pada sendi siku berkisar antara
1400-1460. Dan derajat lingkup gerak sendi ekstensi normal biasanya 100-150 pada
orang dewasa yang diukur dengan siku ekstensi penuh dan lengan bawah supinasi
4. Etiologi
Tennis elbow umumnya dikenali setelah adanya trauma kecil dan sering
tidak terdeteksi pada otot-otot ekstensor dari lengan bawah (Buchbinder et al,
2007). Etiologi tennis elbow antara lain : (1) usia, (2) gerakan yang kuat dan
berulang-ulang, (3) cara bekerja yang buruk, (4) posisi anatomi tendon ekstensor
carpi radialis brevis yang langsung berhimpitan dengan aspek lateral capitulum,
(5) kekuatan otot saat menggenggam yang tidak optimal, (6) peralatan yang tidak
5. Patofisiologi
Selain akibat cedera yang berulang, tennis elbow juga dapat terjadi karena
nyeri pada serabut tendon yang dekat dengan epikondilus lateral (Helmi, 2012).
tangan, sehingga bila otot-otot ekstensor tangan melakukan aktivitas yang kuat
mengalami perobekan pada daerah origo atau myofacial yang ada didekat origo
tersebut. Tennis elbow sering timbul saat melakukan ekstensi pergelangan tangan
yang kuat dengan tangan dalam keadaan pronasi, misalnya saat pemain tennis
melakukan back hand dengan siku menghadap net atau pada ibu rumah tangga
yang sedang memeras cucian dengan kedua tangan dalam keadaan pronasi. Sering
tahanan, misalnya saat mengencangkan sekrup dengan gerakan searah jarum jam
(Hudaya, 2002).
Tanda dan gejala klinis pada tennis elbow antara lain : (1) timbul rasa nyeri
secara spontan pada epikondilus lateralis humeri yang sangat hebat yang dapat
menyebar kebagian lateral lengan atas dan lengan bawah, (2) terdapat nyeri tekan
epikondilus lateralis humeri, (4) adanya nyeri gerak isometrik pada epikondilus
16
lateralis humeri, (5) rasa nyeri bertambah saat pasien mengekstensikan siku
dengan pergelangan tangan dalam keadaan pronasi dorsifleksi, (6) nyeri juga
dalam keadaan pronasi, (7) pemeriksaan darah tidak ditemukan kelainan, dan (8)
7. Diagnosis Banding
Penyakit ini ditandai oleh adanya nyeri dan kelemahan pada sisi lateral siku
setelah pasien melakukan aktivitas berupa ekstensi, pronasi lengan bawah dan
pergelangan tangan dalam keadaan palmar fleksi. Gejalanya sangat mirip dengan
tennis elbow, hanya saja nyeri pada sindrom radial tunnel adalah nyeri tumpul
pada posterolateral dari lengan bawah sekitar 4 jari kearah distal epikondilus
lateralis, dimana kadang menyebar kesisi dorsal pergelangan tangan (Pecina and
Bojanic, 2004).
b. Bursitis olekranon
Pada bursitis olekranon kadang siku tampak membesar sebagai akibat dari
tekanan, gesekan, dan riwayat rematik. Pada pemeriksaan fisik, dapat ditemukan
adanya efusi sendi siku dan eritema pada kulit daerah siku, pada tennis elbow
tidak ditemukan tanda eritema. Pada bursitis olekranon, nyeri dapat timbul ketika
17
c. Corpus liberum
corpus liberum biasanya nyeri kejut dan menusuk, kadang sendi seperti terkunci
dan dapat hilang sesudah digerakkan beberapa kali. Sedangkan pada tennis elbow
nyeri bersifat tumpul dan menyebar. Saat dilakukan pemeriksaan gerak terdapat
rasa sakit saat ekstensi pergelangan tangan dengan adanya tahanan (Wolf and
Mens, 1990).
pemeriksaan fungsi gerak siku dan tidak terdapat suatu kelainan, maka
gangguan pada level C6 dapat mengakibatkan rasa sakit di siku bagian lateral
8. Prognosis
berhasil pulih dengan tindakan fisioterapi dengan jangka waktu sekitar 6 minggu.
Meskipun begitu, tennis elbow memiliki potensi menjadi masalah kronik terutama
jika tidak tertangani dengan baik. Untuk menurunkan resiko kronik, maka pasien
B. Problematika Fisioterapi
1. Impairment
a. Primary problem berupa adanya nyeri pada sendi siku dan terkadang
kimiawi endogen yang selanjutnya akan mentranduksi stimuli ini menjadi impuls
nyeri melalui mekanisme yang belum diketahui dengan pasti. Ada 3 tipe kimiawi
Kebanyakan pasien mengeluhkan nyeri bila jaringan atau organ yang rusak
mendapat stimulus, misalnya: sendi yang sakit semakin hebat bila digerakkan.
Keterbatasan gerak pada lengan timbul karena adanya rasa nyeri, sehingga
pasien tidak ingin bergerak dan beraktivitas. Keadaan ini dapat menyebabkan
kekuatan otot-otot ekstensor lengan. Ini disebabkan karena otot ekstensor lengan
jarang digerakkan. Penurunan kekuatan otot terjadi karena adanya disuse otot atau
penurunan gerakan. Kontraksi ATP terurai menjadi ADP dan melepaskan energi
yang digunakan untuk mengikatkan aktin dan miosin. Padahal untuk terjadi suatu
gerakan memerlukan sumber energi utama berupa ATP, sedangkan bila ATP dan
ADP dalam keadaan habis maka otot tidak mampu berkontraksi. Untuk dapat
berkontraksi kembali maka ATP harus dibentuk lagi agar otot mendapat sumber
2. Functional limitation
segelas kopi, menuangkan teh, berjabat tangan, memutar pegangan pintu yang
3. Participation restriction
melakukan aktivitas fungsional dengan masyarakat. Pada kasus tennis elbow tidak
C. Teknologi Intervensi
1. Ultrasound
dengan frekuensi lebih dari 20000 Hz. Bunyi ini tidak dapat didengar oleh
manusia tetapi dapat berguna dalam bidang kesehatan antara lain untuk terapi
a. Mesin ultrasound
Mesin ultrasound terdiri dari dua sirkuit, yaitu primer dan sekunder. Sirkuit
berfrekuensi tinggi. Sirkuit primer ini akan dihubungkan dengan bahan piezo-
electric yang terdapat di dalam treatment head, yang disebut sirkuit sekunder.
Frekuensi dari sirkuit sekunder harus sama dengan sirkuit primer. Frekuensi dari
Dalam tranduser terdapat pula apa yang disebut area radiasi efektif (ERA atau
Effecting Radiation Area). ERA adalah merupakan suatu data yang penting untuk
menentukan dosis terapi oleh karena itu ERA harus selalu diukur dan dilaporkan
adanya dua fenomena yaitu adanya refleksi dan divergensi pada area divergen.
21
media-media yang kuat daya refleksinya seperti metal, udara, dan jaringan tulang
Jika energi ultrasound masuk kedalam jaringan tubuh maka efek pertama
maka intensitasnya akan semakin berkurang dan penetrasi yang dapat dicapai juga
terapeutik masih bisa diharapkan dinyatakan dengan istilah penetration depth (P).
Pada penetration depth intensitas ultrasound yang diberikan masih tersisa 10%
3) Bentuk gelombang
gelombang yang dihantarkan secara terus - menerus (b) Pulsed yaitu gelombang
yang terputus, dengan bentuk pulsa dan lamanya ditentukan oleh karakteristik
4) Media penghantar
agar energi ultrasound dapat masuk kedalam tubuh. Media penghantar yang baik
harus memenuhi kriteria yaitu bersih dan steril pada keadaan tertentu, tidak terlalu
22
cair (kecuali metode sub aqual), tidak cepat terserap kulit, tidak menyebabkan
1) Efek panas/thermal
dipakai, intensitas dan lama pengobatan. Jaringan yang paling besar mengabsorbsi
panas adalah jaringan dengan komposisi kolagen tinggi. Efek thermal akan
2) Efek non-thermal
Efek yang pertama kali didapat oleh tubuh adalah efek mekanik/non-
didalam jaringan dengan frekuensi yang sama dengan frekuensi dari ultrasound.
Efek mekanik ini juga disebut dengan micro massage. Selain micro massage
c. Teknik aplikasi
1) Kontak langsung
gangguan pada jaringan tulang sendi dan otot, (2) keadaaan postraumatik seperti
contusio, distorsi, luxation, dan fraktur, (3) rheumatoid arthritis stadium tidak
aktif, (4) kelainan atau penyakit pada sirkulasi darah, (5) penyakit-penyakit pada
organ dalam, (6) penyakit/kelainan pada kulit, (7) jaringan parut karena trauma
atau operasi, (8) Dupuytren Contracture, dan (9) luka terbuka (Sujatno, dkk,
2002).
pada daerah mata, jantung, uterus pada wanita hamil, epiphyseal plate, dan testis,
(2) hilangnya sensibilitas, (3) post laminectomy, (4) DM, (5) septis-inflamations,
(6) tumor, (7) post traumatik, (8) tromboplebitis dan varises, dan (9)
e. Dosis
1) Frekuensi
jaringan superfisial dengan kedalaman 1-2 cm dan frekuensi 1 Mhz untuk jaringan
2) Intensitas
Intensitas dapat dibagi menjadi 3 yaitu 1,2-3 W/cm2 (kuat), 0,3-1,2 W/cm2
3) Duty cycle
Duty cycle tergantung kondisi pasien. Duty cycle 100% atau arus
continuous digunakan untuk mendapat efek thermal dari US. Duty cycle 20 %
yang biasa digunakan sebagai arus pulsed US dipakai untuk mendapat efek non-
4) Lama terapi
Lama terapi tergantung pada luas ERA dan area yang akan diterapi,
misalnya dalam terapi menggunakan ERA dengan luas 5 cm2 dan luas area terapi
25 cm2 maka lama waktu terapi adalah 5 menit (diperoleh dari luas area terapi
dibagi luas ERA). Seringkali yang dipakai sebagai acuan untuk tennis elbow tipe
1 dan 2 adalah 5 menit, tipe 3 selama 8 menit dan tipe 4 selama 12 menit (Nonius,
2009).
25
2. Terapi Latihan
(Bandy and Sanders, 2008). Dalam kasus tennis elbow terapi latihan yang
atau pemendekan, selain itu stretching juga bertujuan untuk menambah LGS dan
siku.
tahanan dari luar terhadap kerja otot yang membentuk suatu gerakan. Tahanan
dari luar tersebut bisa berasal dari tahanan normal maupun mekanik (Kisner,
1996). Apabila otot itu berkontraksi dengan melawan suatu tahanan, maka
ketegangan dalam otot itu akan naik. Karena ketegangan otot bertambah (bila
pasir, per dan karet. Efek penggunaan latihan strengthening adalah (1) menambah
kekuatan dan daya tahan otot (2) memperbaiki ketidakseimbangan otot (3)